20210804

Kebaktian PA Imamat, Rabu 4 Agustus 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 25:8-13

25:8 Selanjutnya engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun; sehingga masa tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun.

25:9 Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.

25:10 Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.

25:11 Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.

25:12 Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang.

25:13 Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya.

 

Ini tentang tahun Yobel, tahun kelima puluh, itulah tahun pembebasan. Gereja Tuhan harus mengalami pembebasan atau kelepasan dari dosa, daging dan dunia (3D) supaya nanti bisa terangkat ke awan-awan menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga, kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Bagi orang yang tidak mengerti rencana Tuhan ini dianggap seperti dongeng “masa mau terangkat ke awan-awan?”. Tetapi ini adalah nubuatan yang pasti akan terjadi. Ini yang kita rindukan, kita bisa mengalami pembebasan dan kelepasan.

 

Tahun Yobel dikaitkan 2 hal yaitu hari raya pendamaian dan bunyi sangkakala. Jadi kalau mau mengalami pembebasan dan kelepasa, dua hal ini harus kita perhatikan. Kita masih membahas poin yang pertama yaitu hari raya pendamaian atau penyucian secara tuntas.

 

Dulu memang bangsa Israel merayakan hari raya pendamaian, sekarang kita dalam bentuk yang rohani yaitu penyucian secara tuntas. Pada hari raya pendamaian itu bangsa Israel tidak boleh melakukan suatu pekerjaan. Itu berarti aktivitas daging sudah tidak ada lagi, suara daging sudah dimatikan. Yang memegang peran penting dalam hari raya pendamaian adalah Imam Besar. Pada waktu itu Imam Besar harus masuk ke ruangan maha suci dengan membawa darah dan dupa. Dia harus memercikan darah itu 2x7, 7 kali di depan tabut perjanjian dan 7 kali di atas tutup pendamaian, untuk mendamaikan dirinya, keluarganya kemudian seluruh jemaah Israel.

Imamat 16:17

16:17 Seorang pun tidak boleh hadir di dalam Kemah Pertemuan, bila Harun masuk untuk mengadakan pendamaian di tempat kudus, sampai ia keluar, setelah mengadakan pendamaian baginya sendiri, bagi keluarganya dan bagi seluruh jemaah orang Israel.

 

Jadi seluruh lapisan Israel tidak ada yang terlewatkan, semua mengalami pendamaian penyucian, inilah penyucian secara tuntas. Imam Besar kita sekarang adalah Yesus yang sudah mengerjakan pekerjaan pelayanan pendamaian di kayu salib. Kalau dulu imam besar membawa darah lembu atau domba tetapi Imam Besar Yesus membawa darahNya sendiri. Dan Dia juga senantiasa berdoa syafaat di sebelah kanan Allah Bapa bagi kita.

Ibrani 9:12

9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.

 

Dia mengadakan pendamaian bagi kita lewat darahNya sendiri dan berdoa syafaat bagi kita. Sekarang pelayanan pendamaian itu dipercayakan kepada kita. Layani dulu diri sendiri, selesaikan dosa, akui kepada Tuhan dan akui kepada sesama setelah itu terlibat di dalam pelayanan. Itulah yang disebut pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

II Korintus 5:18-21

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

 

Jadi untuk mengalami pembebasan maka kita harus masuk dalam pelayanan pendamaian atau masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Karena yang mau dilepaskan, mau diangkat itu Tubuh Kristus untuk menyatu dengan Yesus sebagai Kepala. Kalau kita tidak masuk ke dalam Tubuh Kristus yah ketinggalan, tidak masuk penyingkiran, tidak terangkat ke awan-awan, hanya binasa dengan dunia ini.

 

Dalam pelayanan pendamaian itu ada syaratnya, tidak digampang-gampangkan, seperti yandipraktekan dalam gereja sekarang terlalu digampangkan. Memang kita melayani Tuhan hanya karena kemurahan Tuhan, tetapi jangan menjadikan pelayanan itu suatu hal yang murahan!

 

Kita lihat syaratnya dari syarat Imam Besar.

1.      Imamat 21:10

21:10 Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.

 

Syaratnya rambutnya tidak boleh terurai dan pakaiannya tidak boleh cabik-cabik. Artinya jangan ada kusta secara rohani. Kusta ini dosa kebenaran diri sendiri, dosa tidak tahu mengucap syukur dan berterima kasih, dosa kenajisan. Ini jangan ada dalam diri kita supaya kita dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.

Imamat 13:45-46

13:45 Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis!

13:46 Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.

 

Kalau kita ada kusta maka kita terasing dari perkemahan bangsa Israel, artinya terasing dari Tubuh Kristus. Orang kusta itu ada bagian-bagian tubuhnya yang copot sampai akhirnya meninggal kalau tidak ditangani. Arti rohaninya tercerai berai dari Tubuh Kristus, tidak bisa dipakai oleh Tuhan.

 

2.      Imamat 21:11

21:11 Janganlah ia dekat kepada semua mayat, bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.

 

Artinya apa jangan bersentuhan dengan semua mayat? Artinya rohani kita tidak boleh mati dan jangan bersekutu dengan roh kematian. Ditekankan tadi bahkan dengan mayat ayah atau ibu, itu menunjukan pribadi gembala. Gembala itu seperti itu dan juga seperti bapak.

I Tesalonika 2:7,11

2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

2:11 Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,

 

Jadi gembala itu seperti seorang ibu bagi jemaat yaitu harus ramah dan sabar dalam mengasuh dan merawati anak-anak rohaninya. Khususnya bagi jiwa baru, jangan langsung dikerasi, harus ramah dan sabar. Juga seperti seorang ayah bagi sidang jemaat, dinasihati dan dikuatkan lewat Firman pengajaran yang benar. Bahkan sekali-kali harus keras bagi jiwa yang sudah lama.

Ibrani 12:8-9

12:8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

12:9 Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?

 

Kalau sudah kepala batu maka sekali-sekali harus dikerasi untuk menolong jiwa jemaat itu. Tetapi bukan mengajak berkelahi. Harus ditegur dengan keras tetapi harus dengan hikmat. Seperti saya menghadapi jemaat di Tonusu yang orang-orang tua, tidak mungkin saya menegur keras seperti menegur anak-anak “ngkai jangan begitu, nenek jangan begitu!” tidak begitu. Sampaikan saja Firman pengajaran. Mungkin nada bicaranya pelan tetapi isinya keras untuk menyucikan.

Ibrani 12:9 (Terjemahan Lama)

12:9 Dan lagi kita sudah ada bapa darah daging yang mengajar kita, serta kita sudah memberi hormat kepadanya; bukankah terlebih patut kita menaklukkan diri kepada Bapa segala roh itu sehingga beroleh hidup?

 

Untuk dipercaya pelayanan pendamaian kita jangan bersentuhan dengan mayat ayah dan ibu. Artinya jangan bersekutu dengan gembala atau hamba Tuhan yang mati rohaninya. Apa yang diharapkan kalau dia sudah mati rohaninya, apakah bisa membawa kita bertemu Yesus? Tidak mungkin! Jangan mau digembalakan oleh gembala yang mati rohaninya. Banyak sekarang gembala yang keadaannya sudah mati rohani tetapi masih kelihatan hebat, sepertinya dipakai Tuhan. Di dalam persekutuan kita lihat, kita lihat hamba Tuhan yang menyampaikan Firman. Kalau hamba Tuhan itu sudah mati rohaninya jangan mau bersekutu, itu berarti bersentuhan dengan mayat namanya.

 

Ada 2 penyebab mati rohani.

a)      Efesus 2:1

2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

 

Yang pertama adalah dosa sampai puncaknya dosa. Kalau kita tahu pendeta itu hidup dalam dosa, biarpun dia baik tetapi kalau hidup dalam dosa tidak mungkin membawa kita bertemu dengan Yesus. Malah kita menjadi najis kalau bersentuhan dengan dia.

 

Juga jangan bergaul dengan orang yang hidup dalam dosa. Mungkin orang katakan terlalu eksklusif, tidak apa-apa. Yang penting kita menjaga diri.

I Korintus 5:11

5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

 

Makan bersama-sama ini berfellowship, bersekutu. Dosa itu sama dengan ragi. Sedikit ragi menghamirkan adonan. Sedikit saja masuk dosa itu bisa membuat rohani sakit sampai akhirnya mati.

 

Sudah tahu pergaulan di situ pergaulan tidak baik. “oh teman saya hanya dia yang baik sama saya” kalau dia ajak kita berbuat dosa, jangan mau bergaul! Itu sebabnya kita harus batasi pergaulan kita dengan kebenaran dan kemurnian.

I Korintus 5:8

5:8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

 

Dulu saya karena senang ketemu teman-teman SMA saya buat grup whatsap, gambung semua teman-teman, saya jadi adminnya. Awalnya bagus, tanya-tanya kabar, cerita-cerita reuni begitu. Lama-lama ada yang sudah kirim gambar porno dan bicara najis jadinya saya keluar dari grup. Begitu saya keluar, teman masukan lagi, mulai isinya tidak bagus saya keluar lagi. Berkali-kali dimasukan akhirnya saya blokir semuanya. Mereka katakan jangan begitu, satu saat pasti kita saling membutuhkan satu dengan yang lain. Betul memang kita makhluk sosial, tetapi kalau sudah mulai tidak baik, bahasanya najis-najis kita harus keluar. Jaga dan batasi pergaulan dalam batas kebenaran dan kemurnian.

 

b)      II Petrus 2:1

2:1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

 

Yang kedua penyebab mati rohani adalah ajaran sesat dan palsu. Ciri-cirinya:

1)      Tidak tertulis dalam Alkitab, malah bertentangan dengan Alkitab. Kalau sudah tidak tertulis dalam Alkitab, tidak usah pasang telinga. Alkitab yang kita pegang Alkitab yang 66 kitab. Ini sesuai dengan Tabernakel, kalau lihat meja roti sajian terdiri dari 2 tumpuk roti, setiap tumpuk 6 ketul. Kalau ditaruh angka di atasnya akan terbaca 66, itu Firman yang murni. Kalau lihat Pelita Emas, itu semua ada 66 bentuk. Itu gereja Tuhan yang dibentuk dengan 66 kitab di dalam Alkitab. Kalau sudah tidak tertulis dalam Alkitab, seperti katanya ada injil ini, injil itu, kitab ini, kitab itu itu sudah lain, sudah tidak benar lagi.

 

2)      Tertulis dalam Alkitab tetapi diterangkan dengan logika, dengan ilmiah, dengan lawak-lawak, dengan mimpi. Bahkan lebih banyak mimpi yang dibicarakan di gereja dari pada Firman Tuhan. Kalau ada bapak mimpi ini atau ibu mimpi itu, diberikan kesempatan yang luas dan porsi Firman dikurangi untuk mendengar Firman. Itu disebut omongan kosong.

I Timotius 6:20-21

6:20 Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan,

6:21 karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!

 

Jadi tertulis dalam Alkitab tetapi diterangkan dengan ilmu pengetahuan di dunia ini. Memang kedengaran bagus, baik, logis tetapi Tuhan bilang itu omongan yang tidak suci.

 

3)      Tujuan pemberitaannya hanya untuk kepentingan perut atau kepentingan jasmani. Makanya isinya muluk-muluk, perkataan yang manis-manis, mana ada mau keras menyucikan karena tujuan pemberitaan Firman untuk kepentingan perut yang khotbah, kepentingan yang jasmani.

Roma 16:17-18

16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

 

Coba bayangkan, orang yang ditipu ini malah orang yang tulus hati. Kalau kita lihat secara jasmani dalam pergaulan dia baik sekali, apa yang salah? Padahal ajarannya sudah salah, tujuan pemberitaan Firman hanya untuk kepentingan perut, kepentingan yang jasmani. Jangan sampai kita tercemar dengan mayat!

 

Cara kerja ajaran palsu itu masuk di dalam persekutuan. Ini yang harus kita perhatikan. Hati-hati dan teliti dalam bersekutu. Juga untuk tergembala harus hati-hati dan teliti. Jangan hanya lihat merk gerejanya, satu merk, satu organisasi. Kalau sudah bertentangan dengan ajaran yang kita terima dari pendahulu, jangan!

 

Saya waktu membaca nasihat dari almarhum Pdt. In Yuwono soal organisasi, soal AD/ART hati saya menangis. Betapa beliau lalu mendirikan organisasi ini betul-betul berdasarkan pengajaran yang benar. Sampai beliau katakan pengurus jangan ambisi jangan ada agitasi (menghasut), ini hikmat Tuhan kepada bapak Pdt. In Yuwono. Silahkan melayani sesuai otonom, masing-masing. Betul-betul otonom itu yang diutamakan. Sekarang sangat miris, itu sebabnya kami tetap berjuang untuk kembali pada AD/ART lama. Inilah kusta, tidak tahu berterima kasih! Setelah besar organisasi ini yang diperjuangkan dan dibentuk oleh pendahulu yang teguh dalam pengajaran, yang dibentuk supaya penyebaran pengajaran bebas tidak terhambat aturan organisasi, sekarang begitu berkembang mau diotak-atik, rombak sana rombak sini. Ini tidak tahu berterima kasih! Apalagi cuma menumpang di tengah jalan, bukan dia yang mendirikan lalu mau rombak-rombak, kusta itu! Sebab itu kita harus hati-hati dan teliti dalam bersekutu dan dalam tergembala.

 

Persekutuan yang benar itu ranting-ranting yang melekat pada satu pokok. Pokoknya satu rantingnya yang banyak, beda-beda lagi bentuknya. Ada yang besar, ada yang kecil, ada yang melengkung, ada yang lurus. Boleh beda-beda organisasi, beda suku juga boleh, tetapi pokoknya  harus satu, tidak boleh beda yaitu Yesus, Firman pengajaran yang benar.

Yohanes 15:1-3

15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

 

Ini persekutuan yang benar, ranting-ranting melekat pada pokok, Bukan pokoknya yang banyak. Orang sekarang bangga dengan pokoknya yang banyak, ajarannya campur. Coba secara jasmani saja, ranting itu dicabut, cangkok di pokok yang lain, belum lama cabut lagi, cangkok di pohon yang lain. Tidak mungkin berbuah, malah jadi kering. Sifat persekutuan yang benar tidak memaksa, tidak mengancam, namun terjadi secara wajar, kalau butuh pasti datang. Bukan malah diancam “harus datang, kalau tidak datang apa alasannya?” Kalau paksa memaksa itu bukan persekutuan namanya. Itu namanya persekongkolan, beda ajaran tetapi karena satu kepentingan yang jasmani jadinya bersekutu. Orang-orang Herodian dan orang-orang Farisi beda ajarannya, tetapi untuk membunuh Yesus mereka bersekongkol. Sekarang biar beda ajarannya yang penting satu organisasi, ini salah!

 

Kita menghadapi kedatangan Tuhan yang sudah diambang pintu, jangan sampa kita dicemari oleh mayat. Kalau sudah dipaksa dan diancam ajarannya pasti tidak sehat, malah palsu. Sikap kita bagaimana menghadapi persekutuan semacam ini? Hindarilah, bukan kita musuhi. Kalau mau silahturahmi silahkan, tetapi kalau persekutuan sama-sama dengar Firman hindari, harus ada ketegasan Roh Kudus.

I Timotius 4:1-2

4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

 

Harus ada ketegasan dalam Roh Kudus untuk menghindari. Supaya apa dihindari? Supaya rohani kita hidup. Ajaran sesat itu membinasakan, itu ragi. Sedikit saja masuk ragi itu berbahaya. Dalam Alkitab Yesus mewanti-wanti murid-murid hati-hati ragi Saduki, ragi Farisi, ragi Korintus, ragi Herodes, ragi orang Galatia. Hindari itu, itu ragi, sedikit saja masuk itu mematikan rohani kita.

 

Namanya mayat kalau mau dikuburkan pasti dipikul. Paling kurang dibutuhkan 4 orang pengusung. Bersentuhan dengan mayat sama dengan menjadi pengusung. Tidak akan bisa dipakai Tuhan kalau kita menjadi pengusung mayat. Ada orang yang mengartikan lurus-lurus “ado saya baru pikul jenasah pendeta itu” bukan itu maksudnya! Artinya menjadi pengusung mayat adalah jangan kita bersekutu dengan roh kematian. Kita peiksa apakah kita ini sudah mengusung mayat, sudah bersekutu dengan roh kematian atau tidak. Kalau tidak bersekutu puji Tuhan, kalau bersekutu segera keluar, jangan kita di situ.

 

Praktek bersekutu dengan roh kematian:

a)      Efesus 2:1-3

2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

 

Efesus 2:2 (Terjemahan Lama)

2:2 yang dahulu kamu lakukan menurut istiadat dunia ini, ialah menurut kuasa penguasa di udara, yaitu roh yang lagi bekerja di dalam hati anak-anak durhaka.

 

Praktek bersekutu dengan roh kematian yang pertama berpegang pada adat istiadat sampai Firman dikesampingkan. Jangan sampa kita bersekutu dengan roh kematian lalu berkata “oh tidak apa-apa” yang tidak apa-apa itu yang justru menjadi apa-apa nantinya! Imam Besar tidak boleh bersentuhan dengan mayat. Makanya waktu Nadab dan Abihu meninggal bukan papanya yang Imam Besar yang ambil tetapi om mereka yang datang tarik. Imam Besar ada tali diikat di kakinya, jadi kalau tidak ada lagi bunyi giring-giring emas di kakinya berarti sudah mati, harus ditarik dan dibawa keluar.

 

Jangan bersentuhan dengan mayat, jangan berpegang pada adat istiadat sampai Firman Tuhan dikesampingkan. Ini yang terjadi sekarang, Firman Tuhan dikesampingkan demi berpegang pada adat istiadat nenek moyang. Tuhan Yesus bilang ibadahmu percuma, sia-sia!

Markus 7:6-9,13

7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

7:9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.

7:13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."

 

Dianggap tidak apa-apa padahal jelas tertulis hitam di atas putih, kecuali kalau dia tersirat sehingga orang tidak mengerti. Kenapa kita masih mau pegang adat istiadat, mau dipertahankan! Kalau umumnya di adat dulu baru di gereja, karena ini pengajaran jadi lain di gereja dulu baru di adat, itu sama saja! Kalau sudah berpegang pada adat istiadat pasti mudah jatuh dalam dosa. Contohnya adat kita di sini, boleh cerai asalkan bayar denda. Pasti mudah jatuh dalam dosa, pasti mudah terkena pada ajaran-ajaran palsu! Ini orang yang pertama mengusung. Jangan mengikuti adat istiadat dunia. Itu tanaman asing yang harus dicabut, makanya Tuhan suruh cabut sampai ke akar-akarnya.

 

b)      Orang kedua yang mengusung mayat adalah mentaati penguasa kerajaan angkasa yaitu iblis dengan roh jahat dan roh najisnya, sehingga diperbudak oleh dosa. Kalau setan suruh bawa ayam hitam kakinya hitam paruhnya merah, pasti dicari itu. Tetapi kalau ke gereja datang bawa diri saja tidak mau. Ini mentaati penguasa kerajaan angkasa sehingga diperbudak oleh dosa. Tidak pandang bulu, mau orang tua, anak-anak, anak muda banyak yang diperbudak oleh dosa, yang mentaati penguasa kerajaan angkasa . Tuhan tolong, jangan sampai kita diperbudak oleh dosa.

 

c)      Hidup dalam kedurhakaan. Mulai durhaka di dalam nikah. Durhaka di dalam nikah itu tidak melakukan kewajiban utama kita di dalam nikah. Apalagi kalau sudah diisi dengan tipu-tipu dan dusta, jangan! Tetap jaga kesucian dan kekudusan.

 

Jadi kedurhakaan dalam nikah itu suami tidak melakukan kewajiban utama, isteri tidak melakukan kewajiban utama. Boleh baca dalam Efesus pasal 5 sampai pasal 6 itu kewajiban utama kita dalam nikah. Suami kewajiban utamanya sebagai kepala yaitu menjadi saluran kehidupan bagi isteri dan anak, baik secara jasmani terutama secara rohani, sehingga pasti dia bisa mengasihi isteri dan tidak berlaku kasar kepada isteri. Kewajiban utama isteri sebagai tubuh adalah tunduk kepada suami dalam segala hal seperti kepada Tuhan. Penekanannya seperti kepada Tuhan, jadi kalau suami ajak berbuat dosa jangan mau. Tuhankan tidak pernah mengajak umatNya berbuat dosa. Isteri itu juga tulang rusuk, itu berarti pendoa syafaat melindungi kelemahan suami dan anak-anak. Bukan malah bergosip dan lainnya. Kalau tidak kita lakukan itu durhaka, kita bersentuhan dengan mayat.

 

Orang tua kewajibannya jangan membuat hati anak tawar. Yaitu jangan mengikuti kehendak anak  yang tidak sesuai Firman atau jangan memaksakan kehendak kita yang tidak sesuai Firman kepada anak. Itu semua membuat hati anak tawar. Ada orang agama lain atau pengajaran lain datang minta langsung orang tua katakan “mama papa so iyo, itu saja!” akhirnya setelah menikah hidupnya setengah mati karena beda ajaran, apalagi beda keyakinan. Susah hidupnya, tawar hatinya. Karena siapa? Karena ulah orang tua. Kewajiban utama anak sebagai anggota tubuh adalah meringankan beban orang tua, hormat dan tunduk kepada orang tua.

 

Juga jangan ada kedurhakaan dalam ibadah pelayanan.

Ibrani 10:25-27

10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

 

Kedurhakaan dalam ibadah itu biasa tidak beribadah sampai sengaja tidak beribadah. Kalau sudah sengaja itu sudah tidak ada pengampunan lagi, darah Yesus sudah tidak berguna lagi baginya. Itu mengusung mayat, bersekutu dengan roh kematian.

 

d)      Hidup di dalam hawa nafsu daging.

 

Ini bukan hal yang baru bagi kita. Papa sudah pernah menerangkan, saya hanya memberikan pengulangan supaya  kita semakin mantap akan Firman Tuhan.

 

Kemudian ada 2 cadangannya pengusung mayat:

a)      Menuruti kehendak daging

b)      Menuruti pikiran yang jahat

 

Doakan supaya saya sebagai gembala yang adalah bapak dan ibu bagi sidang jemaat, jangan sampai saya adalah mayat, orang yang mati rohaninya. Juga kita bergumul dan berdoa dalam pergaulan hidup kita sehari-hari, jangan sampai praktek hidup kita bersekutu dengan roh kematian.

 

Contoh hamba Tuhan dan sidang jemaat yang mati rohani yaitu malaikat sidang jemaat Sardis dan sidang jemaat Sardis. Malaikatnya mayat, jemaatnya bersekutu dengan roh kematian.

Wahyu 3:1

3:1 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!

 

Sardis itu artinya sisa, ampas. Bicara sisa itu menunjukan waktu kita di akhir zaman, kita sudah ada pada waktu yang sisa, Tuhan akan segera datang. Kita jaga jangan sampai malaikat jemaat itulah gembala mati rohani dan jemaat juga mati rohani, bersekutu dengan roh kematian. Ini yang kita jaga, Tuhan tolong jangan sampai kita seperti sidang jemaat Sardis.

 

Kalau sudah mati rohani, gembala mati rohani dan jemaat bersekutu dengan roh kematian akibatnya:

Wahyu 3:3

3:3 Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

 

Akibatnya Yesus datang seperti pencuri dan dia ketinggalan, masuk aniaya antikristus, mengalami penghukuman dari Allah Tritunggal. Mulai dari saya nomor satu, jangan sampai yang berkhotbah di sini ternyata saya mayat. Berapa jemaat yang digembalakan di 3 tempat lalu semua bersentuhan dengan saya, waduh. Doakan supaya sebagai hamba Tuhan bukan mayat tetapi kehidupan yang hidup rohani untuk membawa jemaat juga hidup rohani dan kelak kita bertemu dengan Yesus, masuk dalam hidup yang kekal.

 

Syukur kepada Tuhan masih ada kemurahan Tuhan oleh Korban Kristus rohani kita yang mati masih bisa dihidupkan sehingga kita bisa hidup di dalam Tuhan.

Efesus 2:5-6

2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --

2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,

 

Bayangkan, orang yang sudah mati mau dihidupkan dan diberikan tempat di sorga bersama-sama dengan Yesus, ini kemurahan Tuhan. Masih ada harapan, masih ada kesempatan bagi kita untuk dihidupkan, di depan kita ada perjamuan suci bukan sekedar kita angkat, kita makan dan kita minum, bukan! Ini harus kita betul-betul praktekan, hargai sungguh-sungguh Korban Kristus supaya rohani kita hidup dan kita bisa hidup di dalam Tuhan.

 

Tadi kita sudah melihat praktek orang yang mati rohani, yang mengusung mayat, yang bersentuhan dengan roh kematian. Dulu kita lakukan tetapi oleh Korban Kristus sekarang kita sudah dihidupkan. Buktikan kita tidak mati, kita bukan mayat, kita bukan pengusung mayat tetapi kita hidup di dalam Tuhan.

Praktek kita hidup di dalam Tuhan:

a)      Percaya atau beriman kepada Yesus.

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Filipi 1:27

1:27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,

 

Iman yang benar itu timbul dari mendengar Firman di dalam urapan Roh Kudus. Urapan Roh Kudus ini penentu kita bisa mengerti Firman sampai Firman itu kita simpan dalam hati, kita percaya dan yakini menjadi iman. Kalau kita mendengar Firman memakai kekuatan pikiran otak, tidak akan bisa. Tidak ada yang bisa menyelami pikirannya Tuhan.

 

Beberapa ayat-ayat di Alkitab kalau kita baca seperti bertolak belakang. Contohnya Paulus pernah berkata dia bukan hamba manusia untuk menyenangkan manusia, tetapi pada ayat yang lain dia berkata dia berupaya untuk menyenangkan manusia, kalau dibaca ini seperti plin plan rasul Paulus. Di Injil Matius ada 2 orang buta, di Injil yang lain hanya satu orang buta. Di Injil Matius ada 2 orang gila di Gadara, di Injil yang lain hanya satu. Kalau dalam kitab Tawarikh dan Raja-raja juga beda, laut yang dibuat oleh Salomo itu disebutkan berisi 3000 bat air, di ayat yang lain disebut berisi 2000 bat air. Kalau pakai logika tidak akan bisa kita terima, hanya bisa dengan urapan Roh Kudus sehingga Firman itu menjadi iman di dalam hati. Saya sebagai hamba Tuhan memberitakan dalam urapan sehingga bisa memberikan penekanan dan bisa meyakinan sidang jemaat. Sidang jemaat juga mendengar dalam urapan sehingga bisa yakin dan percaya pada Firman. Jadi orang yang beriman atau percaya kepada Yesus adalah orang yang suka mendengar Firman. Orang Kristen tetapi malas mendengar firman, itu berarti tidak punya iman. Iman timbul dari mendengar Firman Kristus.

 

Kalau hati percaya, hati beriman kepada Tuhan, imannya dari mendengar Firman maka mulut mengaku dosa.

Roma 10:10

10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

 

Orang beriman pasti berani mengaku dosa. Oleh Firman yang dia dengar mendorong dia untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Setelah diampuni jangan diulang lagi, itu iman yang sejati, itu Kristen yang sejati. Sepeti yang Tuhan Yesus katakan kepada Natanael “inilah orang Yahudi sejati”. Kristen sejati mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus, percaya yakin jadi iman dan terdorong untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, setelah mengaku tidak berbuat dosa lagi. Dosa distop, bertobat, tidak lagi berbuat dosa berarti rohaninya hidup. Mengulang dosa berarti imannya berkurang sampai suatu saat gugur dari iman, dia tidak hidup di dalam Tuhan. Dia hidup di luar Tuhan dan pasti binasa.

 

Itu praktek pertama hidup dalam Tuhan yaitu percaya, iman kepada Yesus. Bukan sekedar kita mengatakan “saya punya iman!” tetapi ada praktek nyata mulut mau mengaku dosa, bukan salah-salahkan orang, itu kusta. Kalau dengar Firman langsung mengaku “saya yang seperti itu Tuhan, ampuni saya” baru datang kepada sesama mengaku juga, ini hidup di dalam Tuhan.

 

b)      Yohanes 15:5-7

15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

 

Seperti ranting atau carang melekat pada pokok anggur yang benar. Pokok anggur yang benar itulah Yesus. Yesus sama dengan Firman pengajaran yang benar. Artinya setia dan tekun tergembala di dalam binaan Firman pengajaran yang benar. Tekun itu tidak mudah terhalang, 3 macam ibadah dia tekuni. Sekarang tidak bisa datang beribadah dalam jumlah banyak, tekuni ibadah online. Mungkin tidak bisa ikut ibadah live karena jaringannya tidak bagus dan harus didownload dulu setelah itu baru ikuti ibadah jam berikutnya, ayo tekuni! Orang yang tergembala itu pasti disucikan secara terus menerus oleh Firman pengajaran yang benar. Makanya pengajaran itu perlu diulang-ulang supaya kita mengalami penyucian dan menjadi kehidupan yang bijaksana.

Yohanes 15:2-4

15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

 

Kalau kita tergembala pasti mengalami penyucian secara terus menerus, sampai kita bisa menghasilkan buah. Buah ini yang Tuhan rindukan, mulai dari buah permulaan itulah buah pertobatan. Kalau tidak ada buah maka kapak sudah tersedia untuk menebang pohon itu.

 

Yohanes 15:8

15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

 

Kita harus menghasilkan buah banyak, bukan hanya buah sedikit. Mulai dari buah pertobatan kemudian lanjut buah terang, itulah kebaikan, keadilan, kebenaran.

Efesus 5:9

5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,

 

Sampai nanti menghasilkan buah tetap. Jadi bukan hanya buah banyak tetapi gugur. Tuhan mau buah kita banyak, manis dan tetap.

Yohanes 15:16

15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

 

Buah tetap itulah buah-buah roh, buah mempelai. Kalau kita tidak tergembala bagaikan pohon ara di pinggir jalan, cuma berdaun tidak berbuah, hanya dikutuk. Jangan jadi Kristen liar di jalanan, tidak tergembala, dia dikutuk! Tetapi berbeda dengan pohon ara yang tumbuh di kebun anggur Tuhan. Dia masih belum berbuah namun diberikan kesempatan untuk berbuah. 3 tahun ditunggu tidak berbuah, Tuhan masih berikan kesempatan. Ayo biar kita tergembala, jangan di luar. Di luar begitu tidak berbuah langsung dikutuk oleh Tuhan. Waktu Yesus berjalan Dia lihat ada pohon ara berdaun lebat, pasti sudah ada buah permulaan. Begitu periksa ternyata tidak ada, dia dikutuk “jangan lagi ada orang makan buahmu!” langsung kering ke akar-akar. Itulah orang yang tidak tergembala, dia hanya hidup dalam suasana kutukan, kering semuanya. Tetapi kalau kita tergembala ada harapan. Mungkin sudah bertahun-tahun tidak berbuah tetapi masih diberikan kesempatan untuk dipupuk dan dicangkul.

Lukas 13:6-9

13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.

13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,

13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

 

Pengurus kebun ini menunjuk gembala, pemilik kebun itu menunjuk Tuhan. Jika kita tergembala masih ada doa penyahutan dari seorang gembala untuk kita bisa menghasilkan buah. Mencangkul dan memberi pupuk itu garapan Firman pengajaran yang benar. Tetapi kalau sudah lewat batas waktu dan tidak juga berbuah maka Tuhan yang tebang. Jadi gembala tidak usah pecat, tidak usah suruh keluar, nanti Tuhan yang tebang. Mungkin jemaat suka memberontak dan melawan, sudah digumuli, dinasihati, disampaikan Firman, tidak mau juga mendengar, tidak berubah “ ah keluar, mulai saat ini si A, si B, si C sudah bukan jemaat di sini!” Saya tidak berani seperti itu. Nanti Tuhan yang tebang, dengan sedirinya Tuhan yang keluarkan kalau dia tidak berbuah.

 

3 tahun itu batas waktu dari Tuhan. Mari kita berupaya untuk menghasilkan buah-buah yang berkenan sampai menghasilkan buah-buah yang rohani. Berbuah itu sama dengan berubah. Sudah berapa tahun kita tergembala, ayolah ada keubahan hidup! Jangan dulu jemaat, gembala sudah berapa tahun menggembalakan. Sangat miris gembala bertahun-tahun menggembalakan dia sendiri tidak pernah berubah! Ini mayat, jemaat bersentuhan dengan mayat. Ayo kita berubah dari manusia daging dengan tabiat daging menjadi manusia rohani dengan tabiat Allah Tritunggal. Buah-buah roh itu sama dengan tabiat Allah Tritunggal, ini harus ada pada kita. Minimal sudah ada satu dua. Apalagi kalau tiga empat. Kalau sudah 9 berarti sudah sempurna, sudah tidak ada kita di sini, sudah terangkat.

Galatia 5:22-23

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

Minimal sudah ada buah-buah roh kita hasilkan. Semua buah roh ini penting, tetapi menghadapi keadaan dunia yang goncang, supaya kita tenang dibutuhkan penguasaan diri. Minimal ini ada pada kita, jadilah tenang kuasailah dirimu supaya kamu dapat berdoa, karena kita menghadapi kegoncangan ini. Pandemi ini kegoncangan, ini secara jasmani, belum secara rohani. Ada ibadah palsu, penyembahan palsu. Dan kalau kita lihat orang-orang yang tulus hatinya yang masuk di situ, ini membuat guncang. Sebab itu butuh buah roh penguasaan diri supaya kita bisa berdoa, tenang, damai, tidak ikut goncang

I Petrus 4:7

4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

 

Saya selalu berdoa Tuhan berikan saya kemampuan untuk menguasai diri. Bagaimana kalau gembala tidak bisa menguasai diri. Menghadapi isteri, menghadapi anak-anak, berupaya belajar untuk sabar, tenang, menguasai diri. Menghadapi jemaat, menghadapi sekitar sekeliling kalau tidak bisa menguasai diri bagaimana. Soal batas saja kalau tidak bisa menguasai diri bisa mau ribut. Kadang di lalu lintas kalau tidak ada penguasaan diri gembala bisa berkelahi dengan orang di jalan. Di lampu merah, di pom bensin bisa pukul orang kalau tidak ada penguasaan diri. Sudah antri lama kemudian diserobot orang, bisa emosi! Apalagi kalau ada yang dari muka langsung mundur, tidak mau antri! Belajar menguasai diri.

Berbuah itu sama dengan memuaskan Tuhan. Kalau ada buah-buah roh, ada keubahan hidup kita memuaskan Tuhan dan memuaskan sesama, menjadi kesaksian bagi sesama, pasti dipuaskan Tuhan, kita mengalami kepuasaan sorga.

 

c)      I Yohanes 2:6

2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

 

Wajib! Bukan kalau kamu bisa, kalau tidak bisa yah tidak apa-apa. Kita gumuli, kita berupaya, wajib hidup seperti Yesus hidup. Dimulai dari memiliki pemikiran dan perasaan Yesus. Sekarang ini banyak orang Kristen mau suka hidup seperti Yesus hidup, gondrong, janggut kumis, bukan itu! Tiru puasaNya 40 hari 40 malam, bukan cuma panjangkan rambut! Sampai ada penyanyi lagu rohani rambutnya panjang, berjanggut, berkumis, memang kalau dilihat seperti Yesus, tetapi bagaimana kelakuannya?

Filipi 2:5,8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Sekarang kita merendahkan diri dan taat dengar-dengaran pada Firman sampai daging kita tidak bersuara lagi. Kalau masih bersuara kita pangkas dengan doa puasa dan doa semalaman, matikan daging itu untuk bisa taat pada Firman Tuhan. Taat itu sama dengan hidup dalam kasih Tuhan.

Yohanes 15:9-10

15:9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

15:10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

 

Kita hidup di dalam kasih Tuhan, mengasihi Tuhan lebih dari segalanya, mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai mengasihi orang yang menyakiti kita. Mari kita berupaya mempraktekan ini. Salah datu praktek hidup dalam kasih Tuhan adalah tekun menyembah Tuhan. Penyembahan itu hubungan kita dengan Allah Bapa di dalam kasih. Waktu Yesus naik ke gunung untuk berdoa terdengar suara “inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”. Taat dengan penyembahan itu berkaitan. Banyak orang bilang tekun menyembah, sudah menyembah satu hari sekian jam, jam sekian saya punya jam-jam berdoa penyembahan, tetapi praktek hidupnya tidak taat. Tidak bisa kita pisah, taat dan penyembahan itu satu paket. Kalau dia taat dengar-dengaran pasti tekun menyembah. Kalau dia tekun menyembah pasti taat dengar-dengaran.

 

Sepanjang hidup Yesus di dunia ini ditandai dengan doa penyembahan. Dia mau memulai pelayanan, Dia berdoa puasa 40 hari 40 malam. Mau mengakhiri pelayanan mau mati di kayu salib, Dia berdoa di taman Getsemani. Jadi sepanjang hidup Yesus didunia ini banyak diisi dengan doa penyembahan. Ayo kita tingkatkan doa penyembahan, ini kekuatan kita. Saya juga masih harus berupaya semakin meningkat dalam doa penyembahan. Sebab doa penyembahan itu adalah hubungan kita yang terdekat dengan Tuhan sebagai kepala, itulah hubungan kasih, hubungan Mempelai. Mari kita merajut hubungan dengan sangat erat dengan Yesus lewat doa penyembahan kita.

 

Hasilnya  kalau hubungan kasih kita erat dengan Tuhan Yesus.

1)      Roma 8:35-37

8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."

8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

 

Kasih Tuhan menjadikan kita lebih dari pemenang. Banyak pergumulan kita hadapi, apalagi di tengah pendmi ini betul-betul seperti domba sembelihan, tidak berdaya. Domba yang sudah diikat keempat kakinya, tinggal mau disembelih. Bapak ibu mungkin menghadapi masalah nikah dan buah nikah, sudah tidak berdaya, tidak tahu mau berbuat apa. Kalau sudah tidak bisa berbuat apa-apa yah menyembah. Mungkin dulu masalah ekonomi, toko sudah kurang pembelinya, buka usaha ini, usaha itu. Lama-lama sudah tidak bisa, tinggal menyembah.  Berkebun kekuatan fisik sudah turun, sudah tidak mampu lagi, anak-anak tinggal jauh dari kita, apa yang mau dilakukan? Tinggal menyembah. Menghadapi tekanan dan himpitan dari dalam dan dari luar mau menghambat rohani kita, kita sudah tidak berdaya, tidak mampu, yah tinggal menyembah. Makanya selalu kalau orang tanya dan minta nasihat jawaban saya cuma satu, berdoa, mau nasihati apa lagi? Para psikiater bisa menasihati, banyak orang seperti Mario Teguh bisa memberikan nasihat tetapi itu bersifat sementara.

 

Penyembahan ini yang sangat kita butuhkan. Tingkatkan penyembahan maka kasih Tuhan kita dicurahkan atas kita. Dari kayu salib kasih Tuhan sudah dicurahkan, lewat doa penyembahan kasih Tuhan dicurahkan melimpah dalam hidup kita sekalipun kita seperti domba yang tidak berdaya, kasih Tuhan menjadikan kita lebih dari pemenang. Semua masalah sampai yang mustahil sekalipun diselesaikan oleh Tuhan. Ayo jangan putus asa kalau tidak ada jalan keluar, di depan, belakang, kiri, kanan, muka, belakang tidak ada jalan tinggal ke atas, menyembah Tuhan. Belum ditolong, puasa, tingkatkan penyembahan, maka ada kasih Tuhan menjadikan kita lebih dari pemenang. Minimal kita tenang, kita sudah damai, tinggal tunggu waktu Tuhan semua diselesaikan pada waktunya.

 

2)      Kolose 3:14

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Lewat penyembahan kasih Tuhan dicurahkan untuk menyatukan dan menyempurnakan kita di dalam satu Tubuh Kristus yang sempurna. Persekutuan Tubuh Kristus itu dimulai dari nikah, kemudian membesar dalam penggembalaan, kemudian antara penggembalaan, baru Israel dan kafir menjadi satu. Ini pergumulan kita. Saya selalu berdoa supaya keluarga-keluarga bisa satu dalam Tubuh Kristus, satu pengajaran, satu penggembalaan. Tidak enakan kalau suami isteri beda penggembalaan. Gumuli, kasih Tuhan menjadikan kita lebih dari pemenang, kasih Tuhan menyatukan dan menyempurnakan asalkan kita mau hidup di dalam Tuhan. Percaya iman kepada Yesus, tergembala sungguh-sungguh dan mau belajar rendah hati taat dengar-dengaran, praktekan Firman Tuhan, banyak menyembah Tuhan, Tuhan menjadikan semua satu. Di depan ada perjamuan suci, ini jaminan Yesus mampu menyatukan.

 

Yohanes 17:11,21-23

17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

17:22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:

17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

 

5 kali ditulis kata “satu. 5 menunjukan Korban Kristus. Untuk bisa menyatukan kita dalam satu Tubuh Kristus, Yesus harus mati di kayu salib dengan 5 luka utama. Dengan 4 luka Dia sudah mati untuk bangsa Israel. Luka kelima Dia mau terima di lambung untuk kita bangsa kafir bisa menjadi satu. Kalau Israel dan kafir bisa disatukan oleh Korban Kristus, masakan nikah kita tidak bisa disatukan. Sangat bisa asalkan kita mau belajar hiduplah di dalam Tuhan, jangan bersentuhan dengan mayat, jangan bersekutu dengan roh kematian. Hiduplah di dalam Tuhan sampai kita bisa tekun menyembah Tuhan, Kasih dari kayu salib dicurahkan, itu yang menyatukan kehidupan kita sekalian. Nikah kita, penggembalaan, antara penggembalaan sampai Israel dan kafir dalam satu tubuh Kristus yang sempurna.

 

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar