20210815

Kebaktian Umum, Minggu 15 Agustus 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 12:7-9

12:7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu  dibantu oleh malaikat-malaikatnya,

12:8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.

12:9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

 

Di sini ada peperangan di sorga antara setan bersama malaikat-malaikatnya melawan Mikhael dengan malaikat-malaikatnya. Peperangan ini dimenangkan Mikhael dengan malaikat-malaikatnya. Kemudian setan dan malaikat-malaikatnya dilemparkan ke bumi, tidak ada tempatnya lagi di sorga. Selama ini dia masih naik turun ke sorga, dia naik ke sorga untuk mendakwa. Kali ini dia dikalahkan, dilempar ke bumi dan tidak ada tempatnya lagi di sorga. Ini membuktikan bahwa kerajaan sorga adalah kerajaan yang tidak tergoncangkan. Biarpun setan berupaya goncang tetapi tidak bisa. Ini yang kita harus pahami supaya dalam pengikutan kita kepada Tuhan jangan sampai tergoncang. Nanti akan dibahas tentang peperangan berita melawan berita. Malaikat itu gembala, ada malaikat setan berarti ada gembala yang berpihak kepada setan memberitakan ajaran yang palsu. Ada malaikatnya Tuhan, gembala-gembala yang benar memberitakan ajaran yang benar. Akan terjadi dan sedang terjadi sekarang ini peperangan berita melawan berita. Dalam satu peperangan tentu ada yang kalah dan pihak yang kalah ada 3 dampaknya yaitu tertawan, mati dan membelot. Biarlah kita menjadi kehidupan yang tidak tergoncangkan.

 

Bagaimana cara kita berperang menghadapi setan supaya kita tidak tergoncangkan? Kita lihat di sini ada Mikhael, dia adalah malaikat perang atau malaikat pendamping dan penolong.

Daniel 12:1; 10:13

12:1 "Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.

10:13 Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia.

 

Mikhael adalah malaikat perang atau malaikat pendamping  atau malaikat penolong. Ini menunjukan kuasa Roh Kudus.

Yohanes 14:16

14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,

 

Jadi dalam berperang menghadapi setan, kita harus berperang dengan kekuatan Roh Kudus supaya kita tidak tergoncangkan. Memang akhir zaman ini akan terjadi kegoncangan yang hebat dan dahsyat. Dalam kitab Daniel dikatakan akan terjadi kegoncangan yang belum pernah terjadi, ini yang akan terjadi di akhir zaman ini. Kalau tidak ada kekuatan Roh Kudus, kita tidak akan mampu bertahan. Tidak tergoncangkan itu dimulai dari tidak kecewa dan tidak putus asa. Kalau sudah kecewa berarti sudah mulai goncang, putus asa berarti sudah goncang.

 

Roh Kudus membuat kita tidak pernah kecewa.

Roma 5:5

5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

 

Kalau ditanya di sini “siapa yang tidak pernah kecewa?”. Tentu tidak ada yang berani angkat tangan. Ada seorang jemaat cerita sama saya “saya waktu di gereja lama, tersinggung saya!” Saya tanya “kenapa?”. Dia cerita ada seorang pendeta khotbah lalu bertanya ‘siapa di sini yang tidak pernah kecewa?’ lalu bapak ini angkat tangan. Langsung pendetanya bilang “orang yang tidak pernah kecewa itu orang miring” tersinggung dia. Tetapi betul juga itu, orang yang miring mana pernah kecewa.

 

Bagaimana proses untuk kita bisa menerima Roh Kudus?

Kisah Para Rasul 19:1-6

19:1 Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.

19:2 Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."

19:3 Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."

19:4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."

19:5 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

19:6 Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.

 

Proses menerima Roh Kudus:

1.      Percaya atau iman kepada Yesus lewat mendengar Firman. Jadi bukan karena melihat. Kalau karena melihat, tidak akan bisa menerima Roh Kudus. Tetapi kalau lewat mendengar pasti bisa menerima Roh Kudus.

 

2.      Bertobat. Berhenti berbuat dosa, kembali kepada Tuhan. Kalau jauh bagaimana Tuhan mau kasih Roh Kudus. Ayo berhenti berbuat dosa, kembali kepada Tuhan, baru nanti proses selanjutnya kita akan menerima Roh Kudus. Dengan hati kita percaya, dengan mulut kita mengaku. Mengaku apa? Mengaku dosa.

Roma 10:10

10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

 

Hati percaya itu iman kepada Yesus lewat mendengar Firman, mulut mengaku dosa, berarti bertobat.

 

3.      Masuk baptisan air yang benar. Seperti Yesus dibaptis, begitu juga kita dibaptis. Untuk apa Yesus datang ke dunia? Untuk menyelamatkan manusia berdosa, itu yang pada umumnya orang Kristen tahu. Benar demikian. Tetapi jangan lupa ada satu lagi alasan untuk apa Yesus datang ke dunia. Untuk memberikan teladan yang benar. Soal baptisan, soal melayani, Yesus berikan teladan. Yesus satu-satunya manusia tidak berdosa, lalu kenapa Dia harus dibaptis, sementara baptisan itu penguburan hidup lama yang berdosa. Yesus tidak berdosa tetapi dibaptis untuk memberikan teladan mana baptisan air yang benar. Jadi ikuti bagaimana Yesus dibaptis, Dia keluar dari air berarti sebelumnya Dia masuk ke dalam air. Sedalam mana airnya? Sedalam kuburan, yah ikuti itu. Tidak usah pakai logika “kalau airnya sedikit bagaimana, kalau begini dan begitu bagaimana?”. Kita ikuti saja bagaimana Yesus dibaptis.

 

4.      Matius 3:16-17

3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,

3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

 

Ini proses keempat yaitu menerima Roh Kudus. Baptisan air yang benar menentukan untuk kita bisa menerima Roh Kudus. Kalau baptisannya salah maka langit tidak terbuka, Roh Kudus tidak turun. Kalau benar seperti Yesus dibaptis maka langit terbuka dan Roh Kudus turun, kita menerima baptisan Roh Kudus, kita hidup seperti malaikat di sorga. Menerima jenis kehidupan sorga yaitu hidup di dalam kebenaran. Orang dunia saja tahu kejahatan tidak akan pernah menang melawan kebenaran. Begitu juga di dalam Tuhan, setan pasti kalah kalau kita di dalam kebenaran. Roh Kudus, Roh Kebenaran dicurahkan kepada kita supaya kita bisa hidup di dalam kebenaran, itu jenis kehidupan sorga.

 

Kalau baptisan airnya tidak benar, berarti dia tidak menerima Roh Kudus, pintu langit juga akan terbuka tetapi mencurahkan yang lain yaitu api penghukuman.

II Petrus 3:10

3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.

 

Pilih mana? Biar kita pilih api Roh Kudus. Buktikan kita menerima Roh Kudus yaitu tidak kecewa menghadapi sengsara dan penderitaan karena Firman pengajaran yang benar, karena ibadah pelayanan, tetapi kita tetap bertekun. Bertekun di mana? Di ruangan suci, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Jadi gampang kalau mau tahu orang itu betul-betul ada Roh Kudus atau hanya dibuat-buat, yaitu dilihat lewat ketekunannya.

Roma 5:3-5

5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,

5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

 

Kita tidak kecewa dan tidak putus asa di dalam kegoncangan, tetapi tetap bertekun dalam 3 macam ibadah pokok, dalam ibadah yang sesuai pola ibadah kerajaan Sorga. Tabernakel itu miniatur kerajaan Sorga, itu pola ibadah yang benar. Ada dalam Alkitab berarti milik semua gereja, tinggal mau terima atau tidak! Kalau bapak ibu baca dalam kitab Wahyu, Tabernakel ada di sorga. Dalam Wahyu pasal 13 Tabernakel itu yang dihujat oleh antikristus. Jadi jangan belum mengerti sudah langsung menghujat “apa itu Tabernakel!” itu roh antikristus.

 

Ayo kita beribadah sesuai pola kerajaan Sorga. Inilah kehidupan yang tidak tergoncangkan, menghadapi peperangan rohani kita tidak tergoncangkan. Kerajaan Sorga itu kerajaan yang tidak tergoncangkan.

Ibrani 12:26-28

12:26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."

12:27 Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.

12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

 

Mari kita beribadah menurut pola kerajaan sorga, pola Tabernakel, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

Ø  Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-karuniaNya. Di situ kita diberi minum.

Ø  Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci. Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam pengajaran yang benar dan di dalam KurbanNya, kita diberi makan.

Ø  Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihnya, kita bernafas.

 

Minum, makan, bernafas ini kebutuhan utama domba, pasti tumbuh rohaninya, pasti berkembang biak. Kalau tidak mau bertekun dalam 3 macam ibadah, tidak mau diikat dengan tali 3 lembar, nanti Tuhan ambil talinya, dianyam dan dicambuk supaya bisa beribadah, kembali tergembala. Kalau tidak mau maka dia diumbar, dibiarkan, jadilah dia keledai jalang, itulah bangsa kafir yang tidak tergembala.

 

Ada 2 macam kegoncangan:

1.      Kegoncangan di bumi, ini kegoncangan secara jasmani di segala bidang. Sekarang yang paling goncang bidang kesehatan. Di Jawa sudah mulai menurun, kita di Sulawesi Tengah kenapa makin meningkat. Kegoncangan di segala bidang, bidang kesehatan goncang, bidang pendidikan goncang, bidang ekonomi tentu goncang, bidang keamanan dan politik semuanya goncang! Kalau saya menonton berita, bangsa-bangsa sudah siap perang. Tinggal tunggu pemicunya bisa meledak. Memang Alkitab sudah menubuatkan peperangan yang besar melibatkan 200juta tentara. Ini yang diperhadapkan kepada kita kegoncangan diberbagai bidang.

 

2.      Kegoncangan di langit, ini kegoncangan rohani. Apa ini?

a)      Kegoncangan soal ibadah karena ajaran-ajaran palsu, berita palsu dari malaikat-malaikat setan. Waktu Yesus bangkit terjadi perang berita melawan berita. Berita yang dibawa oleh murid-murid dengan berita yang dibawa serdadu yang sudah dibayar sehingga banyak yang tidak percaya kebangkitan Yesus. Sekarang lebih hebat, terjadi kegoncangan-kegoncangan yang diakibatkan oleh ajaran-ajaran palsu.

 

b)      Kegoncangan nikah. Banyak nikah dan buah nikah yang hancur. Itu korban peperangan yang paling banyak yang tidak terdata, yaitu korban peperangan dalam nikah.

 

c)      Dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Dosa ini bagaikan bom atom. Lihat bom atom di hirosima nagasaki, bagaikan cendawan, bagaikan jamur asapnya membesar. Begitu juga dosa sekarang membumbung tinggi. Semakin dahsyat dosa dilakukan manusia, tidak ada malu-malunya, tidak ada takut-takutnya lagi. Sampai puncaknya dosa, dosa makan minum, dosa kawin mengawinkan, penyimpangan seks dan sebagainya. Betapa ngerinya sekarang ini sampai pendeta menikah dengan pendeta sesama jenis, dibawa lagi di gereja untuk dinikahkan.

 

Ini goncang semua, tidak ada bidang yang tidak ada kegoncangan, baik di bumi dan di langit. Di bumi ada peperangan, di sorga setan juga menimbulkan peperangan. Tetapi kalau ada Roh Kudus, kita menerima kasih Allah, kita menjadi gereja yang tidak tergoncangkan.

 

Praktek gereja yang tidak tergoncangkan:

1.      Ibrani 12:28

12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

 

Beribadah melayani Tuhan dengan dengan cara yang berkenan kepada Tuhan. Cara yang berkenan kepada Tuhan yang seperti apa? Bukan soal liturginya yang dibahas di sini. Banyak gereja rombak-rombak liturgi tata cara ibadah. Hari ini tepuk tangan, besok loncat-loncat, nanti tertawa dalam roh, nyanyi dalam roh dan seterusnya. Itu hanya aksi-aksi dalam ibadah. Ibadah yang berkenan kepada Tuhan yaitu ibadah pelayanan sesuai pola kerajaan sorga atau pola Tabernakel. Itu yang harus kita lakukan dan terapkan dalam ibadah kita, harus sesuai pola jangan di luar pola. Bagaimana lagi ini ibadah sesuai pola? Kalau ini kita tahu, tidak akan ngawur. Kalau gereja A sama polanya yaitu pola Tabernakel, gereja B pola Tabernakel, jadi sama ibadahnya, sama penyembahannya untuk mengarah pada kesatuan Tubuh Kristus. Kalau polanya lain-lain, tidak sesuai pola kerajaan Sorga, tidak akan sama ibadahnya, tidak akan mengarah pada kesatuan Tubuh Kristus.

Roma 14:17-18

14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

14:18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

 

a)      Bukan soal makan minum. Artinya bukan untuk mencari atau meminta perkara jasmani, tetapi untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Sangat keliru kalau kita beribadah untuk mencari sesuatu, itu sudah tidak sesuai pola kerajaan Sorga. Apalagi kalau jiwa-jiwa ditarik dengan berkat-berkat jasmani. Itu sudah tidak sesuai pola kerajaan Sorga.

 

Makanya papa selalu menekankan korban sajian jangan dipersembahkan dengan madu. Artinya jangan sampaikan Firman, diiming-imingi dipancing jiwa dengan madu, dengan sesuatu yang jasmani. Itu bukan sesuai kerajaan Sorga, bukan! Jiwa-jiwa bisa banyak datang kalau di depan itu kita buka dapur umum, gereja ini dijadikan tempat penyaluran sembako. Siapa yang mau datang dapat beras, dapat minyak, dapat sembako. Orang tentu mau, apalagi covid ini, pasti banyak yang datang. Tetapi itu korban sajian dibakar pakai madu, Tuhan tidak mau. Jadi bukan mencari namun mempersembahkan korban kepada Tuhan.

 

Pembangunan Tabernakel ditandai dengan pengorbanan. Pungutlah persembahan khusus dari orang-orang yang terdorong hatinya. Semua kita korbankan dan persembahkan sampai seluruh hidup kita kepada Tuhan. Kalau beribadah lalu korban perasaan itu sudah betul. Korban waktu, korban tenaga, itu sudah betul. Capek, lama, makan waktu, sudah betul itu korban, ibadah yang benar seperti itu. Kadang sudah datang ibadah dalam keadaan ada masalah kemudian kena Firman lagi, itu korban perasaan, sudah betul itu sesuai pola.

 

b)      Dilakukan dengan kebenaran, dengan sukacita oleh Roh Kudus dan damai sejahtera. Ini menunjukan ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Kembali lagi soal ruangan suci tadi.

Ø  Kebenaran itu menunjuk meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci. Kebenaran itu Firman yang menyucikan. Ini harus diterapkan. Bahasa yang seringkali muncul dari kalangan pendeta “jangan bible study nanti jemaat pintar. Kalau dia sudah tahu Firman nanti dia melawan”. Itu salah, semakin tahu Firman pasti semakin tunduk.

Ø  Sukacita oleh Roh Kudus, dalam Tabernakel itu pelita emas. Itu ketekunan dalam ibadah raya, termasuk KKR. Tekuni ibadah raya termasuk ibadah khusus kaum muda.

Ø  Damai sejahtera, ini mezbah dupa emas. Itu menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya, sumber damai sejahtera.

I Tesalonika 5:23

5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Damai sejahtera itu posisinya di tengah-tengah. Mezbah dupa emas posisinya di tengah-tengah. Jadi ini bukan keliru, bukan salah posisi, karena doa penyembahan yang benar didorong oleh kebenaran (meja roti sajian) dan Roh Kudus (pelita emas).

Yohanes 4:23-24

4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

 

Jadi, ibadah kita akan memuncak pada doa penyembahan. Mezbah dupa itu dekat dengan pintu tirai, perobekan daging. Penyembahan ini untuk merobek daging supaya bisa tembus ruangan Maha Suci, kesempurnaan. Tekuni 3 macam ibadah, itu yang membuat kita tidak tergoncang. Kenapa sering goncang? Karena salah satu ibadah ini dilalaikan, jangan-jangan 2 macam ibadah dilalaikan atau jangan-jangan ketiganya dilalaikan! Makanya goncang, jatuh dalam dosa.

 

Pengalaman saya karena saya bolong-bolong ibadah, mulai tergoncang, jatuh dalam dosa. Syukur kepada Tuhan saya bertindak, ada kekuatan dari Tuhan. Saya mengajukan permohonan kepada manager untuk bisa beribadah 3 macam ibadah, tetapi tetap tidak bisa juga, akhirnya yah sudah saya ajukan surat pengunduran diri. Bos saya sedih, karena saya Kristen dia juga Kristen, jadi dia sedih tidak ada lagi sesama Kristen. Dan Tuhan tidak menipu, begitu mengundurkan diri, Tuhan ganti pekerjaan yang tidak mengganggu ibadah pelayanan. Sekalipun bos saya bukan Kristen, tetapi setiap jam-jam hari ibadah malah dia yang mengingatkan “Han, sudah jam 4 loh, kan kamu mau ibadah!”.

 

Ayo tekuni 3 macam ibadah pokok maka kita akan merasakan damai sejahtera itu. Damai sejahtera itu tidak merasakan lagi apa yang dirasakan oleh daging, hanya merasakan kehangatan kasih Allah. Walaupun goncang semua, kita tidak merasakan apa-apa lagi, hanya merasakan kehangatan kasih Allah.

 

Ini yang mau kita kejar dan upayakan, praktek gereja yang tidak tergoncangkan. Beribadahlah melayani Tuhan sesuai dengan cara yang berkenan kepada Tuhan. Dalam 3 macam ibadah, tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal maka setan tritunggal sumbernya kegoncangan tidak bisa menjamah kita. Kenapa 3 macam ibadah? Karena kita terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Allah itu Allah Tritunggal, Allah Bapa, Anak Allah dan Allah Roh Kudus tetapi satu. Untuk bisa melekat kepada Allah Tritunggal, sarananya 3 macam ibadah sehingga trio setan tidak bisa menjamah kita. Setan, antikris, nabi palsu tidak bisa menjamah sehingga kita tidak tergoncang, tidak bisa jatuh.

 

Begitu kita terpisah bisa terjadi kegoncangan. Contoh nubuatan dalam Alkitab ketika Yesus naik ke gunung untuk menyembah, Dia mengajak 3 murid. apa yang terjadi di kaki gunung? Kegoncangan, ada anak sakit ayan dirasuk setan. Jadi begitu terpisah dari Tuhan sedikit saja, bisa tergoncang. Jangan kita main-main soal 3 macam ibadah ini dan menganggap hanya suatu aturan organisasi, bukan! Itu Firman Tuhan, itu pola kerajaan Sorga. Dilalaikan saja salah satu, terpisah sebentar saja, langsung goncang. Sebab itu mari kita tekuni 3 macam ibadah pokok. Dalam 3 macam ibadah itu semua kebutuhan kita sudah Tuhan jamin. Ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok itu kebutuhan utama, maka kita menerima segala yang dijanjikan Tuhan.

Ibrani 10:36-37

10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.

 

Dalam penggembalaan sudah terkandung segala kebutuhan kita. Kedatangan Tuhan sudah sangat dekat. Orang yang tergembala itu orang yang siap menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.

 

Kaum muda dari pada cuma pergunakan waktu main tiktok lebih baik beribadah melayani Tuhan. Dari pada lakukan hal yang aneh-aneh, yang tidak-tidak, ikut balapan liar, lebih baik tergembala dalam 3 macam ibadah. Di situlah terkandung segala kebutuhan kita, ada jaminan keselamatan dari Tuhan.

 

2.      Beribadah dengan hormat dan takut kepada Tuhan. Bukan takut pada gembala. Banyak kali takut sama pendeta, sama gembala, jadi kalau tidak ada gembala tidak beribadah. Di rumah saya tidak pantau lagi, ayo beribadah dengan hormat dan takut akan Tuhan. Ini sama dengan beribadah dalam urapan Roh Kudus.

Yesaya 11:1-3

11:1 Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

11:2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;

11:3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.

 

Ayo kita beribadah dengan rasa hormat dan takut akan Tuhan. Di dunia saja ketika ada rapat dipimpin oleh pimpinan, orang yang hadir takut dan segan. Apalagi dengan Tuhan, harus dengan rasa hormat dan takut akan Tuhan sehingga kita beribadah bukan dengan kekuatan daging. Saya sebagai gembala bukan dengan kekuatan daging, jemaat beribadah dan melayani bukan dengan kekuatan daging. Dengan kekuatan daging bisa beribadah dan melayani, main musik dengan kekuatan daging juga bisa, banyak pemain musik di luar sana yang jago, gereja tinggal sewa saja, tetapi dampaknya negatif. Dampaknya apa dengan kekuatan daging, tanpa urapan, tanpa rasa hormat dan takut akan Tuhan?

a)      Menjadi pembunuh seperti Musa. Akhirnya timbul kebencian, kepahitan, iri, dengki. Begitu Musa sudah dewasa, dia coba-coba mau melayani, mau menolong sesamanya bangsa Israel. Dia lihat ada bangsa Israel berkelahi dengan orang Mesir. Begitu dia lihat berkelahi, bukannya dilerai tetapi malah dia bunuh orang Mesir.

 

b)      Menjadi penyangkal seperti Petrus. Petrus dagingnya yang menonjol. Buktinya waktu Yesus katakan “semua kamu akan tergoncang imannya” langsung daging Petrus menonjol “biar semua tergoncang, aku tidak!”. Itu bukan karena ada urapan tetapi karena dia mau menyombongkan diri, bangga. Apalagi sempat Yesus katakan “Petrus engkau adalah batu karang, di atas batu karang ini gereja akan dibangun. Petrus bangga “oh saya batu karang!”. Begitu Yesus katakan semua akan tergoncang imannya, Petrus langsung berkata “Tidak! Biar mereka tergoncang saya tidak!”. Eh Petrus, sebelum ayam berkokok 2 kali, engkau telah menyangkal Aku 3 kali.

 

Waktu Yesus sudah dibawa ke rumah Imam Besar, di situ Petrus menyangkal. Salah satu penyangkalan Petrus adalah dia tidak mengakui bahwa dia adalah muridnya Tuhan. Murid itu adalah orang yang dipanggil, dipilih Tuhan. Berarti dia menyangkal panggilan pilihannya! Itu kalau daging menonjol, kalau tidak ada kekuatan Roh Kudus.

Markus 14:69-70

14:69 Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi, berkatalah ia pula kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini adalah salah seorang dari mereka."

14:70 Tetapi Petrus menyangkalnya pula. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus: "Engkau ini pasti salah seorang dari mereka, apalagi engkau seorang Galilea!"

 

Kalau melayani dengan kekuatan daging, suatu saat pasti menyangkal panggilan pilihan seperti Petrus, sudah tidak melayani lagi. Bisa khotbah, 1 tahun mungkin bisa tahan, lama-lama mulai jenuh, habis bahan. Mulai ditinggal, kalau ada pengerja, pengerja yang disuruh khotbah dulu, sampai akhirnya tidak melayani lagi.

 

c)      Menjadi pencuri seperti Yudas. Di detik terakhir, kesempatan terakhir untuk ditolong oleh Tuhan, dia tepis, dia tidak mau. Itu bukti dagingnya begitu kuat. Itu kalau tanpa Roh Kudus, melayani tetapi menjadi pencuri, milik Tuhan dirampas. Dia berpikir “kasih sedikit saja, yang lainkan juga kasih perpuluhan, nanti kaya itu pendeta!”. Itu Yudas.

 

d)      Tidak tertib, tidak teratur.

I Korintus 14:39-40

14:39 Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh.

14:40 Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.

 

Tanpa urapan Roh Kudus pasti tidak tertib, tidak teratur, urakan seperti menyanyi di konser. Tidak usah ikut-ikutan seperti mereka.

 

Kalau kita beribadah dalam urapan Roh Kudus maka kita akan mengalami manfaat Roh Kudus itu di dalam diri kita.

a)      Membuat kita tertib dan teratur di dalam ibadah pelayanan. Berarti mau diatur oleh Yesus sebagai kepala, mau diatur oleh Firman. Bukan mau diatur oleh maunya kita sendiri. Ibadah online di rumah, tertib, sopan, teratur. Jangan karena di rumah jadi sambil angkat kaki, jangan dengar Firman sambil ngemil, jangan! Coba kalau semua tidak mau diatur, kaki kiri, kaki kanan rebutan melangkah, yah jatuh. Coba karena mau diatur dan dikomando, kiri kanan, kiri kanan, pasti maju.

 

b)      Pasti melayani dengan setia berkobar-kobar, menyala-nyala. Mau tatap muka langsung menyala-nyala, secara online menyala-nyala juga. Biar ini ada dalam diri kita. Apalagi kaum muda, orang tua saja semangat menyala-nyala, masakan yang muda berasap-asap. Kebanyakan malah kaum muda yang berasap-asap. Berasap-asap apa? Rokok!

Roma 12:11

12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

 

Ayo berkobar menyala-nyala, sebab Yerusalem Baru itu seperti permata Yaspis. Yaspis itu artinya kerinduan menyala-nyala. Mau masuk Yerusalem Baru ayo menyala-nyala dalam ibadah pelayanan. Biar tidak usah lagi dipaksa-paksa orang tua, langsung tahu ini waktu ibadah. Ayo kaum muda, keledai muda yang mau ditunggangi Yesus. Keledai tua bukan berarti ditepis, tetapi mendampingi keledai muda dan sama-sama masuk ke Yerusalem Baru. Semangat, jangan cuma tahu bilang “semangka, semangat kakak!”.

 

Kalau tidak menyala-nyala dalam ibadah, maka akan menyala-nyala dalam 2 hal yang negatif.

1)      Menyala-nyala dalam kenajisan. Orang tua perhatikan, kalau anak-anak sudah tidak mau semangat beribadah melayani, apalagi kalau sudah ba kurung dalam kamar, bisa menyala-nyala dalam kenajisan!

Roma 1:27

1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

 

Akhirnya menyala-nyala dalam kenajisan, mau coba-coba yang najis! Jangan sampai terjadi. Nomor satu saya, kalau tidak menyala-nyala melayani Tuhan, nanti sebentar lagi menyala-nyala dalam kenajisan.

 

2)      Menyala-nyala dalam kebencian. Seperti Saulus berkobar-kobar menyala-nyala mau membunuh pengikut jalan Tuhan. Orang tua ajak beribadah malah marah dan mengamuk. Ini tidak melulu anak muda, semuanya, kalau tidak menyala-nyala dalam soal rohani pasti menyala-nyala dalam kenajisan, pasti menyala-nyala dalam kebencian. Sudah benci dengar Firman, benci orang yang mau disucikan, arahnya ke sana.

Kisah Para Rasul 9:1

9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,

 

c)      Kita disucikan dan diubahkan.

Roma 15:16

15:16 yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.

 

Roh Kudus menyucikan dan mengubahkan kita bangsa kafir, api membakar daging kita yang busuk dengan dosa ini.

Titus 3:5

3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

 

Roh Kudus menyucikan, Roh Kudus membaharui. Kita bangsa kafir disejajarkan dengan binatang yang tidak baik. Waktu Simson mengalahkan orang Filistin dia berkata “dengan rahang keledai bangsa keledai ini kuhajar” jadi bangsa kafir itu disamakan dengan keledai. Parahnya lagi bangsa kafir disamakan dengan anjing. Waktu perempuan Kanaan minta tolong kepada Yesus menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan, Yesus katakan “tidak patut mengambil roti untuk anak-anak dan dilempar kepada anjing” anjing itulah kita bangsa kafir. Anjing pasangannya babi, itulah kita bangsa kafir. Tetapi kalau ada api Roh Kudus, kita dibakar, disucikan, diubahkan, berbau harum kepada Tuhan. Sesuatu yang dibakar itu menghasilkan asap. Kita menjadi persembahan yang berbau harum bagi Tuhan,  sehingga pelayanan yang kita lakukan sekecil apapun berbau harum di hadapan Tuhan bagaikan korban persembahan yang dibakar. Bersihkan gereja kalau dilakukan dalam urapan itu berbau harum bagi Tuhan, jangan dikecilkan. Pelayanan apa saja, sekecil apapun itu di mata manusia tetapi kalau kita kerjakan dalam urapan Roh Kudus, kita kerjakan dalam kesucian, dalam tanda keubahan hidup, itu berbau harum bagi Tuhan. Teladannya adalah Yesus, Dia adalah korban persembahan yang harum bagi Allah.

Efesus 5:1-2

5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

 

Di mana letak keharuman Yesus? Dia mau taat sampai mati di kayu salib. Begitu juga kita, kalau ada Roh Kudus membakar, menyucikan, mengubahkan kehidupan kita, kita akan tampil sebagai hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan, sekalipun menanggung resikonya, sampai daging tidak bersuara lagi. Ini asap yang berbau harum. Asap itu seperti angin, ditiup ke mana di situ dia pergi. Itulah manusia rohani bagaikan asap, ke mana saja dia ditiupkan di situ dia pergi. Coba bakar sesuatu, ke mana diarahkan kipasnya ke sana asapnya pergi.

 

Bisa taat pada Firman itu suatu mujizat secara rohani, tidak semua orang bisa! Jadi kalau orang berkata dalam pengajaran tidak ada mujizat, itu keliru. Contoh saja bapak ibu mau taat tergembala, itu mujizat. Itu tidak gampang, apalagi usia bapak ibu banyak yang terpaut jauh sekali di atas saya, lalu bapak ibu mau taat tergembala digembalakan oleh kehidupan saya yang masih muda ini, itu mujizat! Tidak semua orang mau “siapa ngana, anak kemarin sore mo ator pa kita!”. Apalagi yang punya ijazah tinggi S1, S2, S3, lalu mau digembalakan oleh saya yang hanya tamatan SMA, itu mujizat! Apalagi kalau gembalanya tidak ada sekolah, lalu mau taat tergembala disitu, itu mujizat, tidak semua bisa lakukan itu. Dulu saya di Tonusu menggembalakan mantan gembala juga, mujizat orang lanjut usia mau digembalakan. Sampai kesaksian beliau terakhir “saya yakin saya sudah tere masok sorga”.

 

Kalau ada mujizat rohani, mujizat jasmani pasti terjadi. Ketaatan itu menghasilkan mujizat jasmani. Contoh dan hasilnya:

 

1)      Janda di Sarfat

I Raja-raja 17:10-16

17:10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."

17:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."

17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."

17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.

17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."

17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

 

Sarfat itu daerah Sidon, Sidon ini wilayah bangsa kafir, janda ini gambaran bangsa kafir tetapi dia mau taat. Janda ini seorang yang putus hubungan dengan suami. Ini bukan janda kaya, ini janda miskin. Dia mau taat ditandai dengan pengorbanan hak. Punya segenggam tepung dan sedikit minyak yang akan dikelola menjadi makanan. Makan itu hak untuk hidup. Jadi janda ini belajar untuk taat. Ayo kita bangsa kafir belajar taat sekalipun harus mengorbankan hak-hak kita. Ketaatan dari janda di Sarfat ini sekaligus untuk membakar tabiat egoisnya. Awalnya dia berkata aku akan mengelola, aku akan makan, semuanya aku aku, keakuan, ini tabiat egois.

 

Ayo belajar taat kita mengorbankan segala hak kita dan mau membakar tabiat egois kita, maka mujizat jasmani terjadi, ada pemeliharaan Tuhan secara ajaib. Sekarang di tengah-tengah pandemi ini kita dipelihara oleh Tuhan dengan segenggam tepung dan sedikit minyak. Segenggam tepung itu Firman yang dipraktekan, minyak itu Roh Kudus. Kalau kita mau mempraktekan Firman pengajaran, itu sudah lebih dari cukup untuk memelihara kehidupan kita sekarang, masa depan, sampai di zaman antikristus. Hujan tidak turun 3,5 tahun, itu menubuatkan zaman aniaya antikristus. Tetapi dengan tepung Firman dan minyak Roh Kudus kita dipelihara asal mau taat.

 

Pemeliharaan hidup kita bukan bergantung pada ijazah, bukan bergantung pada kekayaan, bukan bergantung pada kedudukan. Semua itu tidak bisa menjamin pemeliharaan kita, apalagi di zaman antikristus. Tetapi dengan ketaatan, mujizat Tuhan nyata, pemeliharaan Tuhan nyata secara ajaib sampai di zaman antikristus.

 

Kamu muda jangan berkecil hati kalau tidak bisa lanjut kuliah ke tempat yang diinginkan. Jangankan mau lanjut kuliah, mau sampai SMA saja tidak bisa atau hanya mentok sampai SMA. Jangan putus asa, jangan kecil hati, yang penting mau taat ada jaminan keberhasilan, jaminan pemeliharaan Tuhan.

 

2)      Pegawai istana

Dia mau taat maka anaknya sembuh, bahkan seluruh keluarganya percaya. Ini yang menjadi pergumulan kita supaya seluruh keluarga bisa percaya dan menerima pengajaran.

Yohanes 4:46,49-53

4:46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.

4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."

4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.

4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.

4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."

4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.

 

Pegawai istana ini mau taat pada perkataan Yesus. Coba kalau dia tidak taat bisa saja berpikir “masa hanya seperti itu, emplas datang tumpangkan tangan, doakan atau lakukan apa!” ini hanya disuruh pergilah anakmu hidup. Namun dia belajar taat pada perkataan Yesus. Hasilnya anaknya sembuh dan seluruh keluarganya menjadi percaya pada Yesus. Ini pelajaran bagi kita, satu saja dalam rumah tangga mau taat pada Firman pengajaran yang benar, ada harapan seluruh keluarga selamat. Bapak seorang diri mau taat, ada harapan seluruh keluarga selamat. Jadi jangan putus asa kalau baru sendiri, suami belum ikut, isteri belum ikut atau anak belum ikut, satu saja bisa taat seperti yang dilakukan pegawai istana ini, ada harapan seluruh keluarga selamat.

 

Yesus tidak melihat penyakit, Yesus tidak melihat kekurangan, Yesus tidak melihat persoalan yang kita hadapi. Yang Yesus mau lihat adalah ketaatan kita. Di sini kita belajar taat maka terjadi kesembuhan.

 

Ini mujizat Tuhan, mujizat yang terakhir kita diubahkan sempurna seperti Yesus, Layak masuk di Yerusalem Baru sebagai Mempelai Wanita Tuhan.

 

Mari kita berperang melawan setan dengan kekuatan Roh Kudus yang memberikan kepada kita kemampuan untuk setia berkobar-kobar, menyala-nyala melayani Tuhan, untuk kita mengalami penyucian dan pembaharuan sampai menjadi kehidupan yang taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan apapun resikonya. Maka mujizat jasmani terjadi, mujizat terakhir terjadi, masuk kota Yerusalem Baru.

 

Satu saja mau taat, ada harapan seluruh keluarga selamat. Tuhan Yesus tidak melihat penyakit yang kita derita, Tuhan Yesus tidak melihat masalah yang kita alami, Tuhan Yesus tidak melihat kekurangan-kekurangan kita. Yang Tuhan Yesus mau lihat ketaatan kita. Itu sudah lebih dari cukup menggerakan hati Tuhan untuk mengadakan mujizat-mujizat dalam hidup kita.

 

 

Tuhan Memberkati.

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar