20211113

Kebaktian Doa Puasa Sesi 3, Sabtu 13 November 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Keluaran 25:3-7

25:3 Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;

25:4 kain ungu ta, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;

25:5 kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga;

25:6 minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian,

25:7 permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.

 

Ada 16 jenis bahan untuk pembangunan Tabernakel yang dibagi menjadi 5 kelompok:

1.      Logam yang terdiri dari emas, perak dan tembaga. Digunakan sebagai kerangka Tabernakel. Emas itu kasih, perak itu pengharapan dan tembaga itu iman.

2.      Tumbuh-tumbuhan yaitu kain-kain, benang, kayu penanga, minyak zaitun dan rempah-rempah. Ini menunjuk kedagingan kita serahkan kepada Tuhan, jangan kita turuti tetapi kita matikan.

3.      Binatang yaitu bulu kambing, kulit domba jantan diwarnai merah dan kulit lumba-lumba. Digunakan untuk menudungi ruangan suci dan ruangan maha suci. Jadi kalau kita mau mendapat tudung perlindungan dan pembelaan Tuhan, maka kita harus menjadi kehidupan yang mantap tergembala. Binatang-binatang ini adalah binatang yang menyusui, jadi kita harus menjadi kehidupan yang mantap tergembala untuk menikmati air susu yang murni dan rohani.

4.      Batu-batuan terdiri dari permata Krisopras dan permata tatahan.

5.      Kerang-kerangan yang diambil untuk menjadi pewarna.

 

Kita bahas poin keempat yaitu permata Krisopras dan permata tatahan, digunakan untuk membuat tutup dada dan tutup bahu pada baju imam besar.

Keluaran 28:9-12,15-21

28:9 Haruslah kauambil dua permata krisopras dan mengukirkan nama para anak Israel pada permata itu,

28:10 enam dari nama mereka itu pada permata yang pertama dan keenam nama lagi pada permata yang kedua, menurut urutan kelahirannya.

28:11 Seperti buatan seorang pengasah permata, diukirkan seperti meterai, demikianlah harus kauukirkan pada kedua permata itu nama para anak Israel; dililit dengan ikat emas harus kaubuat permata itu.

28:12 Kemudian haruslah kautaruh kedua permata itu pada kedua tutup bahu baju efod sebagai permata peringatan untuk mengingat orang Israel; maka ke hadapan TUHAN haruslah Harun membawa nama mereka di atas kedua tutup bahunya menjadi tanda peringatan.

28:15 Haruslah engkau membuat tutup dada pernyataan keputusan: buatan seorang ahli. Buatannya sama dengan baju efod, demikianlah harus engkau membuatnya, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya haruslah engkau membuatnya.

28:16 Haruslah itu empat persegi, lipat dua, sejengkal panjangnya dan sejengkal lebarnya.

28:17 Haruslah kautatah itu dengan permata tatahan, empat jajar permata: permata yaspis merah, krisolit, malakit, itulah jajar yang pertama;

28:18 jajar yang kedua: permata batu darah, lazurit, yaspis hijau;

28:19 jajar yang ketiga: permata ambar, akik, kecubung,

28:20 jajar yang keempat: permata pirus, krisopras dan nefrit. Dengan berikatkan emas, demikianlah permata-permata itu dalam tatahannya.

28:21 Sesuai dengan nama para anak Israel, permata itu haruslah dua belas banyaknya; dan pada tiap-tiap permata haruslah ada, diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu.

 

Jadi kita lihat di sini ada 2 permata krisopras yang diukirkan 12 nama suku Israel dan ditaruh di atas tutup bahu Imam Besar. Artinya bagi kita sekarang, Yesus Imam Besar bertanggung jawab atas keselamatan bangsa Israel.

Matius 15:24

15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

 

Kemudian ada permata tatahan yang diletakan di atas tutup dada imam besar. Juga berukir nama 12 suku Israel. Jadi hanya suku Israel. Tutup dada itu bentuknya empat persegi, mengingatkan kita akan kota Yerusalem Baru yang bentuknya empat persegi.

Wahyu 21:16

21:16 Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.

 

Tutup dada itu ditaruh di dada, di dada ada jantung hati menunjuk kasih. Jadi kalau disimpulkan, permata tatahan yang diukirkan 12 nama suku Israel, kemudian diletakan di atas tutup dada Imam Besar artinya adalah kasih Tuhan untuk menyempurnakan bangsa Israel menjadi Mempelai Wanita Tuhan layak masuk Yerusalem Baru. Bicara Yerusalem Baru itu identik dengan Mempelai Wanita Tuhan. Jadi permata adalah bangsa Israel yang diselamatkan dan disempurnakan menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Lalu bagaimana dengan kita bangsa kafir, bangsa di luar Israel?

Roma 11:25-26

11:25 Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.

11:26 Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.

Karena sebagian dari bangsa Israel tegar, keras hati dan menolak Yesus, maka terbuka kesempatan bagi kita bangsa Kafir untuk diselamatkan dan disempurnakan menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Seluruh Israel yang dimaksud pada ayat 26 adalah Israel rohani yang terdiri bangsa Israel dan bangsa kafir yang diselamatkan dan disempurnakan menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Sebenarnya keadaan kita bangsa kafir adalah batu yang terbuang, yang keras dan kotor, tetapi Tuhan mau bentuk menjadi batu permata. Ini nubuatannya:

Matius 3:9

3:9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!

 

Batu yang dimaksud adalah kita bangsa kafir. Kita diberi kesempatan untuk dibentuk menjadi batu permata. Jadi mempersembahkan batu permata artinya menyerahkan hidup kepada Tuhan untuk dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Tentu ada prosesnya, bagaimana prosesnya?

1.      Batu keras harus menjadi batu hidup. Kita ini batu keras, orang yang berdosa, harus menjadi batu hidup. Caranya bagaimana?

a)      Bertobat, dalam Tabernakel terkena mezbah korban bakaran, baptisan darah. Bertobat itu mati terhadap dosa, jadi mau dibujuk, dirayu, dipaksa, diancam kita sudah tidak mau berbuat dosa.

Roma 6:2

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

 

b)      Setelah bertobat kita masuk baptisan air yang benar. Hidup lama kita kuburkan bersama Yesus untuk kita bangkit dalam hidup yang baru bersama Yesus, hidup dalam dalam kebenaran.

Roma 6:4

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

 

Hidup baru itu hidup sorga, sorga itu tempatnya kebenaran. Tadinya batu keras yang tidak berbentuk, sekarang mulai ada bentuk kebenaran.

 

c)      Setelah masuk baptisan air yang benar, selanjutnya masuk baptisan Roh Kudus yaitu diurapi Roh Kudus, menghasilkan kehidupan yang taat dengar-dengaran dan suci. Sudah ada bentuk kesucian.

Roma 8:15

8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Taat itu pasti suci. Kalau sudah suci pasti Tuhan perlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, itulah batu hidup. Tadinya batu keras, kotor, tidak ada bentuk, setelah bertobat, masuk baptisan air, mulai ada bentuk kebenaran. Kemudian masuk baptisan Roh Kudus, ada bentuk kesucian, kita taat dan suci. Kalau sudah suci diperlengkapi dengan jabatan pelayanan, dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

Efesus 4:11-12

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

 

Keluaran 29:1

29:1 "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,

 

I Petrus 2:5

2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

 

Ini yang harus kita pahami, pelayan Tuhan itu batu hidup. Jadi melayani Tuhan itu bukan untuk disusahkan. Kadangkala kita berpikir kalau melayani itu dibikin susah, dibikin repot, padahal tidak! Justru kalau kita mau melayani Tuhan, menjadi batu hidup, kita hidup dari kemurahan Tuhan sehingga di mana saja, kapan saja, dalam situasi kondisi apa saja pasti hidup! Bukan cuma hidup, tetapi hidup kita ditata rapi.

Efesus 2:20-21

2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

 

Kadang kita tidak mau, melayani dianggap bikin susah, bikin repot, menghambat kebebasan kita yang mau enak-enak bagi daging. Makanya susah karena tidak mau jadi batu hidup, akhirnya repot sendiri, susah juga hidupnya. Dia anggap melayani Tuhan bikin susah, akhirnya hidupnya susah. Kalau kita melayani Tuhan sungguh-sungguh, batu keras bertobat, masuk baptisan darah, masuk baptisan air yang benar, kemudian masuk baptisan Roh Kudus, kita menjadi batu hidup, pasti hidup oleh kemurahan Tuhan, di mana saja, kapan saja, dalam situasi apa saja dan dijadikan indah dan ditata rapi hidupnya.

 

Ini bodohnya saya, cukup lama saya lari dari panggilan Tuhan kerena saya trauma dengan masa kecil. Bagaimana dulu kami hidup memang makan tetapi kalau mau diukur gizinya tidak ada. Makan dengan biji katedo disongara, orang lain abon ikan, torang makan abon biji katedo disongara dihambur di atas nasi panas-panas. Waktu TK bawa nasi minyak angus campur garam. Di sekolah cuma lihat teman jajan, saya sendiri tidak jajan. Syukurlah Tuhan kasih berprestasi jadi teman belikan juga, tetapi dengan catatan kerjakan PR-nya. Jadi saya trauma tidak menjadi hamba Tuhan, sengsara. Kalau minta mau beli sepatu dijawab tunggu dulu. Teman sudah gonta ganti sepatu tetapi torang pakai sepatu yang bolak balik dijahit dan dilem. Buku yah tipis-tipis, mau suka beli buku tebal-tebal tidak bisa. Jadi waktu dipanggil jadi hamba Tuhan saya lari jauh. Sampai akhirnya Tuhan hajar jatuh dari motor peluk tabung gas, terguling-guling dengan tabung gas. Saya bilang sama papa kalau saya jatuh, ditanya apa yang cedera, saya jawab tangan saja. Langsung papa bilang itu karena ngana tidak mau menyerah jadi hamba Tuhan. Oh Tuhan saya mau melayani, saya tidak mau lari lagi. Saya minta tanda dalam penamatan angkatan 29 supaya Tuhan kasih ketetapan di hati dan Tuhan berikan sehingga saya menyerah lalu masuk angkatan 30.

 

Hidup saya indah, Tuhan tata rapi. Tidak digaji, tidak ada sponsor, Tuhan pelihara. Sebelum jadi gembala saya jadi pengerja yah hidup. Pengerja sekarang enak ada bulanan. Dulu saya pengerja tidak ada bulanan. Tetapi memang uang kolekte dikasih. Kalau mau KKR kalau disuruh ikut yah ikut, kalau tidak yah diam. Mau suka ikut KKR di Manado karena belum pernah ke Manado, papa bilang jaga kandang yah jaga kandang. Ada reuni Lempinel di Parapat Danau Toba, suka mau ke sana tetapi disuruh jaga kandang, padahal mereka yang tidak Lempinel malah pergi. Satu keluarga pergi, tinggal saya sendiri di rumah. Sampai sekarang Tuhan pelihara. Jadi melayani Tuhan tidak disusahkan, justru diperindah hidup kita dan pasti hidup.

 

Sudah menjadi batu hidup itu belum cukup, ada proses yang kedua.

 

2.      Batu hidup dibentuk menjadi batu permata. Caranya bagaiamana? Harus tergembala. Kalau tidak pasti tidak mungkin menjadi batu permata, kembali lagi jadi batu kotor, batu keras yang terbuang. Dalam penggembalaan kita mendapatkan 2 hal:

a)      Penyucian secara terus menerus oleh Firman penggembalaan yang digambarkan seperti sabun tukang penatu dan api pemurni logam.

Maleakhi 3:1-4

3:1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.

3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.

3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

3:4 Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.

 

Ø  Sabun tukang penatu artinya Firman menyucikan noda pada pelayanan kita. Seringkali kita melayani tanpa kita sadari, bahkan kita sebenarnya sadar ada noda dalam pelayanan. Banyak noda dalam pelayanan, salah satunya adalah egois.

Yudas 1:12

1:12 Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.

 

Noda egois ini melayani tetapi mementingkan diri sendiri. Kalau saya mau saya melayani, kalau tidak mau saya tidak melayani, itu egois! Kalau ada untung saya melayani, kalau tidak dapat untung yah tidak melayani.

 

Satu ketika lewat kaum muda di sini meminta saya untuk memimpin ibadah di SLB. Dalam hati mau khotbah apa sama anak-anak yang ada keterbatasan itu. Awalnya saya mau tolak karena mengentengkan pelayanan. Tetapi ingat Tuhan Yesus untuk melayani satu orang gila di Gadara mau menyeberangi danau. Ini di SLB orang banyak dan ada guru-gurunya. Awal-awalnya kasih lucu-lucu, pagi anak-anak yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik, langsung mereka senang. Sudah dapat memenangkan hati mereka, baru poin kedua untuk guru-gurunya dan mahasiswa itu. Jadi ada nilainya, pelayanan itu jangan dientengkan “cuma anak SLB” saya dilatih jangan egois. Tuhan suruh ke mana, siap melayani Tuhan. Berapapun jiwa terjun layani, jangan egois. Kalau mementingkan diri tidak akan jadi.

 

Ø  Api pemurni logam untuk menyucikan karat-karat yang tersembunyi, ini keinginan-keinginan di dalam. Kadang kita melayani tetapi ada keinginan jahat dan keinginan najis, ditambah lagi kepahitan. Itu perlu disucikan supaya  kita melayani dalam keadaan tahir. Istilah tahir ini sebenarnya untuk orang kusta. Mengapa ada noda, mengapa ada keinginan-keinginan? Karena ada kebenaran diri sendiri, merasa benar. Misalnya “tidak apa-apakah saya tolak melayani di SLB, apa gunanya saya melayani di situ! Itu kebenaran diri sendiri. Padahal itu sudah bernoda. Ada keinginan “kan cuma di hati tidak saya lakukan!” itu kebenaran sendiri. Ini menimbulkan noda-noda di dalam pelayanan, menimbulkan karat-karat dosa, ini perlu disucikan.

 

Penyucian oleh Firman penggembalaan ini terjadi secara terus menerus dan diulang-ulang. Orang mencuci baju itu diulang-ulang maju mundur. Kalau mesin cuci diputar-putar, sangking dia putar-putar mulai dia cabut satu kancing, dia buka jahitan dan lainnya. Diulang terus sampai kita tahir dan tidak ada cacat cela lagi. Sama kalau membersihkan karat, masa apinya hanya sekali, pasti lama dibakar, dibolak balik logamnya sampai karat-karatnya hilang.

 

Ini penyucian berulang-ulang. Sesi 1 ada Firman, sesi 2 ada pemberitaan Firman, sesi 3 ada pemberitaan Firman. Nanti ibadah berikut ada pemberitaan Firman. Diulang-ulang supaya kita tampil suci, tidak ada lagi noda, tidak ada lagi keinginan dosa sehingga kita tampil tanpa cacat cela dan noda, suci dalam dan luar.

 

b)      Mendapatkan korbannya Yesus

Yohanes 10:11

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

 

Korban Yesus gembala yang baik ini sama dengan kasih setia Tuhan yang ajaib. Ini lebih dari uang milliaran, lebih dari semuanya. Untuk apa kasih setia Tuhan yang ajaib ini?

1)      Mazmur 17:7-8

17:7 Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.

17:8 Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu

 

Kasih setia Tuhan yang ajaib itu sama dengan naungan sayap Tuhan untuk menaungi dan melindungi kita sekalipun kita hanya sepeti biji mata. Biji mata apa kekuatannya? Lemah tidak berdaya. Jangan putus asa kaum muda, mungkin tidak ada warisan dari orang tua, tidak ada budel dan lain sebagainya, ijazahpun terbatas. Ingat Yusuf dalam penjara, penjaranyapun liang tutupan, semua serba terbatas, tetapi kasih setia Tuhan menjadikan dia berhasil. Jadi bukan nanti dilihat ijazah, dilihat dari warisan “santai, warisan orang tuaku bisa untuk 7 turunan. Biar tidak benar sekolahnya yang penting dapat warisan! Juragan tanah, juragan cengkeh, juragan coklat!”. Zaman antikristus semua diambil, tidak ada artinya. Saat hari kemurkaan harta tidak bisa menyelamatkan. Tetapi kasih setia Tuhan memelihara dan dilindungi. Apa artinya dipelihara tanpa perlindungan. Dapat makan dan sebagainya tetapi tidak dilindungi, sementara makan, tatigo, mati!

Kita hanya biji mata, lemah tak berdaya, tidak punya kekuatan, lalu tidak mau tergembala, tidak mau dibersihkan, nanti yang ada hanya tahi mata!

 

2)      Zefanya 3:17-18a

3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,

3:18a seperti pada hari pertemuan raya."

 

Hari pertemuan raya ini adalah hari pertemuan di udara, pesta nikah Anak Domba Allah. Jadi kegunaan yang kedua kasih setia Tuhan yang ajaib untuk membaharui kita dari manusia daging menjadi manusia yang rohani sampai suatu waktu sama mulia seperti Yesus menjadi mempelai wanita Tuhan. Mempelai wanita Tuhan itu identik dengan Yerusalem Baru. Kota Yerusalem Baru bagaikan batu permata. Ah kita berhasil menjadi batu permata. Dari batu keras menjadi batu hidup, dari batu hidup menjadi batu permata, Mempelai Wanita Tuhan. Di mana prosesnya? Penggembalaan. Jangan jauh dari penggwembalaan. Begitu menjauh dari penggembalaan, yang lain sudah hampir selesai prosesnya, yang menjauh ini tidak lanjut prosesnya dan kembali jadi batu kotor, batu keras ulang.

 

Ayo jangan kita tinggalkan penggembalaan, kita ini sudah mau mengarah pada langkah terakhir mau menjadi batu permata. Sudah masuk penggembalaan, sudah melayani, ada penyucian, sebentar lagi sudah mau menjadi batu permata, koq mau mundur! Maaf kalau saya katakan itu bodoh! Sementara jiwa-jiwa rindu digembalakan, ada jiwa dari jarak jauh minta digembalakan, kita ini sudah dapat kesempatan lalu mau meninggalkan, sangat disayangkan.

 

Wahyu 21:9-11

21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

 

Inilah batu permata, inilah kehidupan yang dibaharui. Kita lihat permulaan keubahan hidup dari kota Yerusalem Baru:

1)      Bagaikan permata Yaspis. Yaspis itu kerinduan yang menyala-nyala. Jadi bagaikan permata Yaspis artinya punya kerinduan menyala-nyala untuk beribadah melayani Tuhan. Kaum muda ayo menyala-nyala melayani Tuhan. Kalau orang tua semangat masa yang muda malah loyo. Semangat melayani Tuhan itu keubahan hidup. Kita periksa ini sudah mau habis tahun, sepanjang tahun ini kerinduan kita melayani Tuhan menyala-nyala, sekarang masih menyala-nyala atau sudah mulai pudar? Sekalipun sudah menjadi sumbu yang pudar nyalanya, tetapi Tuhan tidak mau padamkan. Selagi kita masih ada dalam penggembalaan, mungkin saat ini sudah mulai pudar nyalanya, Tuhan tidak akan padamkan, masih ada Firman, Roh dan kasih Tuhan untuk membakar kembali, mengobarkan kembali nyalanya. Ayo semangat kembali, jangan pudar. Mungkin semangatnya juga sudah terkulai bagaikan buluh yang terkulai, Tuhan tidak akan patahkan. Selama masih ada dalam penggembalaan, masih ada penyucian, masih ada kasih setia Tuhan untuk kembali membuat tegak, tidak patah.

 

2)      Jernih seperti kristal. Jernih itu transparan, Kristal itu juga transparan, berarti double. Ini artinya jujur, terang-terangan, tidak ada yang tersembunyi. Mulai dari dalam nikah, ayo jangan ada yang disembunyikan. Kadang sembunyi-sembunyi soal keuangan, janganlah, kan sudah satu keuangannya. Nikah itukan sudah satu, masa cuma uang tidak satu. Kalau uang saja tidak satu bagaimana bisa jadi satu tubuh! Jujur terang-terangan, ya katakan ya, tidak katakan tidak. Dimulai dari jujur mengaku dosa kita, akui kepada Tuhan apa adanya. Kejujuran soal pengajaran yang semakin pudar sekarang ini.

 

Inilah batu permata, menyala-nyala melayani Tuhan, ada kejujuran, bisa menjadi rumah doa.

Amsal 15:8

15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

 

Apa yang kita gumuli sepanjang hari ini, percayalah, asalkan kita masih dalam penggembalaan, apapun keadaan kita masih ada harapan untuk ditolong oleh Tuhan. Kalau sudah diluar penggembalaan, habislah riwayatnya. Sekalipun sudah pudar sebagai sumbuh, patah terkulai seperti buluh yang terkulai, tidak akan dipadamkan, tidak akan dipatahkan oleh Tuhan.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar