20211120

Kebaktian Doa, Sabtu 20 November 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 9:18-23

9:18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya

9:19 dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"

9:20 Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,

9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."

9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.

9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."

 

Ada 3 kelompok di sini:

1.      Orang buta yang sudah melihat, ini menunjukan orang yang berani bersaksi tentang kebenaran. Yang disaksikan adalah penyucian dan pembaharuan yang sudah dialami lewat pekerjaan Firman, kemudian menyaksikan tentang nikah yang benar dan menyaksikan tentang tahbisan yang benar.

2.      Orang tua dari orang buta yang sudah melihat, ini menunjukan orang yang tahu kebenaran tetapi takut untuk mengakuinya.

3.      Orang Farisi dan orang Yahudi, ini menunjuk orang yang tidak percaya dan menolak kebenaran.

 

Kita mempelajari kelompok kedua yaitu orang yang sudah tahu kebenaran tetapi takut mengakuinya. Ini menubuatkan keadaan di akhir zaman ini, banyak orang sudah tahu Firman pengajaran bahkan sudah melihat hasil pekerjaannya tetapi takut untuk mengakui apalagi menerimanya. Kenapa? Jawabannya sebab ditakut-takuti bahkan diancam. Inilah orang yang lebih takut kepada sesuatu di dunia ini dari pada takut Tuhan. Mau berkenan kepada manusia tetapi tidak berkenan kepada Tuhan.

Galatia 1:10

1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

 

Banyak yang mau berkenan kepada manusia tetapi tidak berkenan kepada Tuhan. Dulu mantan guru saya bertemu saya dan bilang “saya sudah dibaptis, saya tidak bisa ditipu lagi” berarti selama ini dia ditipu menurut dia. “Kalau lewat depan gerejamu hati mau suka masuk, tetapi apa kata tetangga?”. Berarti lebih takut pada tetangga, mau berkenan kepada manusia tetapi tidak mau berkenan kepada Tuhan. Saya bilang sama ibu itu “ibu mana lebih baik berkenan kepada Tuhan atau berkenan kepada manusia”. Dia jawab “butul yang ngana bilang, doakan ibu yah!”

 

Jangan sampai kita sudah tahu pengajaran, sudah melihat hasil pekerjaannya tetapi takut mengakuinya apalagi menerima. Penakut adalah salah satu dosa yang langsung menenggelamkan ke dalam lautan api dan belerang.

Wahyu 21:8

21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Mengapa takut mengakui kebenaran? Karena belum bisa menanggalkan kepentingan diri sendiri, mau cari aman. Ini yang sekarang nampak dan kami berjuang untuk mempertahankan kemurnian pengajaran namun ada yang cari aman. Tadinya mendukung, tetapi begitu mendapat ancaman sekarang berbalik cari aman. Kalau Yesus saja dikhianati muridNya, apalagi cuma kita manusia ini. Mau cari aman, berarti hati nuraninya tidak baik.

 

Rasa takut inipun bisa hinggap kepada hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang sudah melayani dalam Firman pengajaran dan sudah merasakan pekerjaan Firman itu dalam dirinya. Contohnya murid-murid Yesus, yang paling menonjol Petrus, Yakobus dan Yohanes. Petrus sangking takutnya sampai 3 kali menyangkal Yesus, mengutuk dan bersumpah.

Markus 14:70-72

14:70 Tetapi Petrus menyangkalnya pula. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus: "Engkau ini pasti salah seorang dari mereka, apalagi engkau seorang Galilea!"

14:71 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"

14:72 Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu menangislah ia tersedu-sedu.

 

Ada 3 kali Petrus menyangkal Yesus, artinya:

1.      Petrus menyangkal Yesus dengan segenap tubuh, jiwa dan rohnya sama dengan menyangkal Yesus dengan segenap kehidupannya.

2.      Petrus menyangkal Tuhan yaitu Bapa, Yesus yaitu Anak Allah dan Kristus yaitu Roh Kudus, sama dengan menyangkal Allah Tritunggal. Berarti sudah menjadi sama dengan antikristus. Sebab antikristus menyangkal baik Bapa, Anak dan Roh Kudus.

I Yohanes 2:22

2:22 Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.

 

Kalau sudah menjadi sama dengan antikristus berarti tubuh, jiwa dan rohnya sudah dicap 666. Makanya penakut tadi dosa pertama lalu disusul 7 dosa berikutnya yang menenggelamkan ke lautan api dan belerang. Angka 6 itu angka daging, jadi dicap 666 artinya tubuhnya daging, jiwanya daging dan rohnya daging. Ini merupakan suatu kejatuhan yang terdalam. Makanya dalam Lukas pasal 21 pembunuh utama manusia di akhir zaman adalah takut. Baik membunuh tubuh dan juga membunuh rohani, mati rohani. Sehingga pasti jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, sampai tenggelam dalam lautan api dan belerang.

 

Orang kalau sudah dalam pengajaran lalu jatuh dalam dosa, kemudian dihinggapi rasa takut daging, maka dia akan teruskan berbuat dosa sampai habis binasa, tenggelam dalam lautan api dan belerang. Dia berpikir “kalau mengaku saya malu, orang sudah tidak peduli saya, orang sudah kucilkan saya” yah sudah mau bagaimana, nasi sudah jadi bubur. Kalau dia takut Tuhan maka dia mengaku.

 

Petrus yang sudah menyangkal Yesus, sudah jatuh begitu dalam, masih diberikan kesempatan untuk ditolong. Sebagai manusia kita tidak ada yang luput dari kesalahan. Kalau sudah jatuh dalam dosa masih ada harapan untuk ditolong. Lewat apa?

Markus 14:72

14:72 Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu menangislah ia tersedu-sedu.

 

Petrus dapat kesempatan lewat kokok ayam. Begitu ayam berkokok, Petrus sadar dia sudah salah. Kokok ayam mengingatkan Petrus akan perkataan Yesus sehingga dia bisa menyadari dosanya dan menangis tersedu-sedu. Istilah menangis tersedu-sedu ini adalah mengaku dosa dengan hancur hati. Kau muda mungkin sudah jatuh, jangan takut daging, takut Tuhan. Masih ada Firman kita dengar ayo mengaku, bangkit kembali. Jangan berpikir sudah kadung jatuh biar rebah sekalian, jangan! Masih ada harapan untuk ditolong oleh Tuhan dengan kokok ayam.

 

Ayam berkokok setiap hari di jam yang sama dan bunyinya sama. Kokok ayam itu secara rohani sekarang menunjukan Firman penggembalaan yaitu Firman pengajaran yang benar yang Tuhan percayakan kepada seorang gembala untuk diberitakan dengan setia, berulang-ulang, secara teratur, berkesinambungan. Di sini setiap sabtu Injil Yohanes, minggu depan diulang lagi Injil Yohanes. Kokok ayam itu sederhana, kecuali ayam tertawa itu memang dilatih seperti itu. Tetapi ayam pada umumnya sederhana saja, tidak ada merdu-merdunya. Malah pas berkokok di depan jendela, buka jendela, lempar dengan batu karena mengganggu! Sederhana tetapi sangat berkuasa, bisa mengingatkan Petrus yang hebat dari kejatuhan. Ayo kita sekarang butuh Firman pengajaran yang benar di dalam penggembalaan diberitakan dengan setia.

 

Firman penggembalaan diberitakan dalam 3 macam ibadah, ayo kita tekuni 3 macam ibadah pokok, dalam setiap ibadah dengarkan Firman Tuhan. Jangan berpikir “ah pendeta saya tidak ada gelarnya” tidak apa-apa disampaikan dengan sederhana, Firman itu sederhana. Tidak usah terlalu mau wah tinggi-tinggi, akhirnya bingung juga. Sampaikan saja Firman dengan sederhana tetapi berkuasa untuk menyadarkan dan membangkitkan yang sudah terjatuh.

 

Firman penggembalaan dalam 3 macam ibadah pokok sanggup untuk:

1.      Memberi kekuatan bagi tubuh, jiwa dan roh supaya tidak menyangkal Yesus. Sebab akhir zaman ini akan terjadi banyak penyangkalan-penyangkalan. Kalau Petrus menyangkal, akhirnya dia sadar. Sekarang yang terjadi banyak yang menyangkal tetapi tidak sadar-sadar, malah menjadi penghujat. Saya baca tadi koq aneh, sudah disangkal Firman pengajaran dan melawan. Dulu khotbahkan, sekarang ditarik, dilawan dan dihujat. Akhir zaman ini banyak yang menyesatkan dan disesatkan. Menyangkal jatuh dan tidak bangun-bangun lagi. Jadi kita butuh Firman pengajaran untuk memberikan kekuatan bagi tubuh, jiwa dan roh kita untuk tidak menyangkal Allah Tritunggal.

 

2.      Firman penggembalaan sanggup menghancurkan hati yang keras sehingga menjadi hancur hati seperti Petrus menangis tersedu-sedu. Waktu pertama kali ditanya dia menjawab “aku tidak kenal Dia!”. Yang kedua ditanya lagi kamu salah satu dari mereka, dia menjawab “oh bukan, saya tidak kenal”. Yang ketiga kali dia mengutuk dan berdusta. Betapa kerasnya hati Petrus. Waktu mendengar kokok ayam, hancur kekerasan hati Petrus, langsung bisa hancur hati, bisa menangis tersedu-sedu. Jadi jangan diusir kalau ada jemaat yang sudah jatuh dan menyangkal pengajaran. Kalau dia masih mendengar Firman penggembalaan, sedalam apapun kejatuhannya, Firman pengajaran itu masih mampu bahkan sangat berkuasa untuk memulihkan dan mengangkat kembali. Kadang kita terlalu cepat menghakimi orang “memang payah dia, najis dia, jahat dia”. Selama dia masih datang beribadah, masih mendengar Firman penggembalaan, sedalam apapun kejatuhannya masih ada kuasa pengangkatan dari Firman penggembalaan. Saya ini orang yang sudah hancur-hancuran, jahat, najis, banyak melakukan hal yang tidak beres, apalagi anak pendeta tetapi kelakuan seperti itu. Lewat Firman penggembalaan masih ada harapan untuk diangkat. Tetapi kalau di luar penggembalaan, ketika kita jatuh akan terus tenggelam sampai nanti tenggelam dalam lautan api dan belerang.

 

Yang tergembala secara online, selama masih bisa mendengar Firman, masih ada harapan untuk diangkat oleh Tuhan. Para orang tua yang anaknya tergembala secara online, anaknya dikontrol dan diingatkan terus yah. Kalau sudah keluar dari penggembalaan, tidak aktif beribadah, begitu jatuh dia terus tenggelam sampai nanti terus tenggelam dalam lautan api dan belerang. Tidak apa dibilangi cerewet, terus diingatkan, jangan dibiarkan. Jangan terlena dan berpikir anak saya baik koq, anak saya nurut, anak saya dengar-dengaran, anak saya cinta ibadah. Namanya ibadah online, saya sudah rasakan dulu. Apalagi kalau banyak gangguannya. Jadi ibadah online ini bukan pilihan utama, ini karena keadaan, sudah tidak bisa tatap muka mau bagaimana. Jadi kita yang sudah bisa ibadah tatap muka, ayo sungguh-sungguh. Yang ibadah online karena tidak bisa tatap muka lebih sungguh-sungguh, sebab begitu keluar dari penggembalaan dan jatuh, tidak ada kekuatan untuk mengangkat. Tidak ada kokok ayam, yang ada auman singa dan serigala yang terdengar. Tetapi dalam penggembalaan begitu jatuh bisa sadar, tertolong, diangkat dan dipulihkan oleh Tuhan.

 

Setelah mendengar kokok ayam Petrus menangis tersedu-sedu, dia hancur hati. Pengertian hancur hati:

1.      Menyadari, menyesali dan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Setelah diampuni jangan diperbuat lagi, jangan diulang. Petrus kapok dan tidak mau menyangkal lagi, sampai ia rela disalib terbalik. Sedalam apapun kejatuhannya, senajis dan sejahat apapun kita, kalau mau mengaku dosa maka kasih Tuhan menutupi segala dosa sampai suatu waktu tidak ada lagi di dalam dosa kita. Makanya Petrus setelah mengalami kuasa Firman penggembalaan yang memulihkan hidupnya, kasih Tuhan menutupi dosanya dan itu dia catat dalam suratnya.

I Petrus 4:8

4:8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

 

Jangan malu, kadang rasa takut dan malu ini yang membuat kita semakin jauh. Adam berbuat dosa, dia takut maka bersembunyi, semakin terpisah dari Tuhan. Jadi begitu kita berbuat dosa lalu kita takut dan malu untuk mengaku maka semakin terpisah. Apalagi kalau sudah bikin jalan sendiri, wah sudah terpisah jauh sampai jaraknya adalah jurang yang tidak terduga dalamnya dan tidak bisa terseberangi. Seperti Lazarus yang duduk di pangkuan Abraham, lalu orang kaya di neraka minta air, Abraham menjawa “antara aku dan engkau ada jurang yang tidak terseberangi”. Biar kita datang mengaku dosa maka Tuhan pangkas jaraknya, Dia datang kepada kita, mau mengampuni dan dengan kasihNya Dia menutupi dosa sampai satu waktu tidak ada lagi dosa di dalam kita.

 

Ini pengertian hancur hati yang pertama, sadar dan menyesal. Jangan seperti Yudas, Yudas sadar tetapi tidak mengaku. Karena takutnya dia tidak mengaku, kalau dia mengaku murid-murid yang lain mungkin serang dia “kamu pengkhianat!”. Karena dia takut akhirnya gantung diri. Jangan ambil jalan pendek, pikirnya sudah selesai masalah. Takut saya mengaku, yah sudah ambil jalan pintas. Jangan, apalagi sampai bunuh diri seperti Yudas. Ayo mengaku saja, kasih Tuhan menutup segala dosa.

 

2.      Tersungkur di bawah kaki Tuhan menyembah Tuhan. Kita mengaku dosa datang kepada Tuhan dan tersungkur di bawah kakinya menyembah Tuhan. Sementara orang yang menyangkal Yesus akan disangkali Yesus di hadapan Bapa. Jadi Petrus ini seharusnya binasa.

Matius 10:33

10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

 

Berarti keadaan Petrus ini sebenarnya sudah tidak bisa tertolong karena dia sudah menyangkal dan akan disangkali. Dia sudah sama seperti keadaan Lazarus yang sudah mati 4 hari dan busuk, sudah ada belatung dan ulat bangkainya, sudah tidak mungkin dibangkitkan, tidak bisa, mustahil untuk dibangkitkan. Itulah keadaan Petrus. Jadi dua contoh ini kita lihat keadaan orang yang menyangkal Yesus itu sangat ngeri dan sangat memperihatinkan. Kita ambil dari Lazarus yang sudah mati 4 hari dan busuk.

Yohanes 11:31-32,39

11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.

11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

11:39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."

 

1.      Ini keadaan pertama, mati 4 hari dan sudah busuk. Artinya menghadapi kehancuran, kebusukan dan kemustahilan secara jasmani. Orang kalau sudah jatuh dalam dosa, busuk, malu, menghadapi kehancuran, kebusukan secara jasmani sehingga orang cibir, orang hina. Tetapi jangan sampai kita jauh dari Tuhan, jangan malah berpikir kadung sudah begini yah teruskan saja. Masih bisa ditolong, Lazarus sudah busuk masih bisa ditolong.

 

2.      Menghadapi kehancuran, kebusukan dosa dan mustahil untuk selamat. Tadi sudah divonis dan Yesus sendiri yang vonis bahwa orang yang menyangkal akan disangkali oleh Yesus di hadapan Bapa. Berarti keadaan orang yang menyangkal Yesus sudah menghadapi kehancuran, kebusukan dosa dan mustahil untuk selamat. Tetapi masih ada harapan untuk ditolong selama masih mendengar Firman penggembalaan. Kalau dia di luar penggembalaan memang mustahil untuk diselamatkan. Tetapi kalau dalam penggembalaan, masih ada harapan untuk ditolong. Yohanes pasal 10 Yesus tampil sebagai Gembala dan pasal 11 Yesus tampil sebagai Gembala yang berkuasa, dengan suaraNya mampu membangkitkan Lazarus yang sudah mati. Suara Yesus itu suara Firman penggembalaan, mampu menolong kehidupan kita.

 

Ayo jangan jauh dari Tuhan, jangan jauh dari penggembalaan. Oleh pekerjaan Firman penggembalaan mendorong kita untuk mengaku segala kebusukan kita.

Yohanes 11:34

11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"

Kalimat “Tuhan, marilah dan lihatlah” artinya kita tunjukan kebusukan kita kepada Tuhan. Tuhan mari lihat ini hatiku yang busuk, ini mulutku yang busuk suku bicara yang tidak baik, tanganku ini, mataku, tunjukan jangan malu. Itu sikap yang benar. Saat kita menghadapi kebusukan seperti Lazarus, tunjukan, jangan disembunyi. Marta sempat menyembunyikan “jangan buka batu kuburnya, sudah bau”. Namun Tuhan Yesus suruh buka jangan disembunyi, ditunjukan saja kepada Tuhan. Semoga kita mengerti, Firman penggembalaan mendorong kita untuk mengaku segala kebusukan kita. Dan Tuhan tidak akan mempermalukan, justru Tuhan pulihkan.

 

Kalau belajar dari kitab raja-raja, terjadi kejatuhan kapak di dalam air saat para rombongan imam sedang bekerja menebang pohon. Apa yang ditanya oleh Elisa? Di mana tempat jatuhnya. Tunjukan di situ, maka ditolong. Jangan kita sembunyi. Di mana kejatuhan kita, jatuh dalam hal ini, jatuh dalam hal itu, tunjukan kepada Tuhan jangan kita sembunyi.

II Raja-raja 6:5

6:5 Dan terjadilah, ketika seorang sedang menumbangkan sebatang pohon, jatuhlah mata kapaknya ke dalam air. Lalu berteriak-teriaklah ia: "Wahai tuanku! Itu barang pinjaman!"

 

Dia mengaku dia meminjam. Dalam kitab Ulangan, orang yang tidak taat dan dengar-dengaran itulah yang suka meminjam.

II Raja-raja 6:6

6:6 Tetapi berkatalah abdi Allah: "Ke mana jatuhnya?" Lalu orang itu menunjukkan tempat itu kepadanya. Kemudian Elisa memotong sepotong kayu, lalu dilemparkannya ke sana, maka timbullah mata kapak itu dibuatnya.

 

Sepotong kayu itu menunjuk salib Yesus. Korban Kristus mampu memuihkan kita.  Jangan sampai sudah jatuh malah disembunyi dan teruskan berbuat dosa. Jangan seperti itu! Ayo akui dan tunjukan segala kebusukan kita kepada Tuhan.

 

Selain itu, Firman penggembalaan juga akan mendorong kita untuk tersungkur menyembah Tuhan. Sama dengan menyerah sepenuh kepada Tuhan dengan yakin bahwa Tuhan mampu memulihkan. Perkataan Maria “sekiranya Engkau ada di sini saudaraku tidak akan mati” perkataan Marta juga begitu. Ini berarti ada penyerahan sepenuh kepada Tuhan dengan keyakinan bahwa Tuhan mampu memulihkan. Ayo jangan takut, kita mengaku bukan untuk dipermalukan.

 

Kalau dosa itu ada kaitan dengan sesama, ayo akui kepada sesama, selesaikan, jangan malu, akui sejahat, senajis, sehancur apapun. Anak muda kepada orang tua ayo akui apa yang kalian lakukan di tempat-tempat tersembunyi tidak sepengetahuan orang tua. Diakui dan tersungkur menyembah, menyerah sepenuh kepada Tuhan bahwa Tuhan mampu memulihkan.

 

Maria tersungkur di kaki Yesus, bukan meratap di kubur, sehingga dia mengalami kasih Tuhan.

Yohanes 11:33-35

11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:

11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"

11:35 Maka menangislah Yesus.

 

Ini kasih Tuhan, Yesus turut merasakan keadaan Maria, Yesus juga turut merasakan keadaan dan kehancuran kita. Kalau kita mau mengaku dan tersungkur di bawah kaki Tuhan, menangis menyembah Tuhan maka Tuhan juga menangis, Dia turut merasakan. Bukannya menghina, Dia tidak akan mempermalukan. Jangan takut dan berpikir kalau saya mengakui nanti saya malu. Tidak, Tuhan juga turut merasakan.

 

Yohanes 11:36

11:36 Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"

 

Kita bisa merasakan kasih Tuhan. Tadi Petrus dalam suratnya mengatakan kasih Tuhan menutup segala dosa. Ini juga yang akan kita alami, kasih Tuhan sanggup melakukan mujizat di dalam hidup kita. Secara jasmani apa yang sudah hancur bahkan busuk, kasih Tuhan mampu memulihkan. Yang penting menghadapi kehancuran dan kegagalan kita tunjukan saja di mana letak kehancuran dan kegagalannya, jangan malu. Ini Tuhan, nikahku hancur, letaknya karena saya egois, saya suka menuntut, bukannya melakukan kewajiban. Pelayananku hancur karena saya kedagingan, tidak tanggung jawab. Tunjukan semua kepada Tuhan, tidak usah malu. Tuhan mampu memulihkan apa yang sudah hancur, busuk dan mustahil sekalipun.

 

Secara rohani juga kita dipulihkan, diperbaiki, disucikan, diubahkan dan dipakai Tuhan. Ketiganya semua dipakai Tuhan, baik Maria, Martha dan Lazarus. Itulah hasil kalau kita mau menyembah Tuhan.

Yohanes 12:1-2

12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.

12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

 

Marta melayani sudah tidak menuntut seperti di Pasal 11, di sini dia sudah melayani dengan baik. Lazarus yang mati dan busuk, setelah bangkit bisa turut makan bersama Yesus, sekarang menunjuk turut makan Firman, persekutuan dengan Tuhan Yesus. Semua turut ambil bagian, Marta melayani, Lazarus turut makan dengan Yesus dan Maria meminyaki kaki Yesus.

 

Yohanes 12:3,9

12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

12:9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.

 

Lazarus dipakai menjadi kesaksian. Jadi sekali lagi jangan dulu kita hakimi kalau ada orang yang sudah mati, busuk, secara rohani hancur-hancuran, dia bisa dipakai menarik jiwa-jiwa, masih ada harapan. Jangan nanti kita yang menghakimi malah kita yang terhilang.

Jadi apa yang sudah hancur secara jasmani, sudah busuk, bahkan mustahil dipulihkan Tuhan. Secara rohani kita disucikan, diubahkan, dipakai Tuhan, sampai nanti sempurna seperti Tuhan. Semua itu dikerjakan oleh kasih Tuhan, yang jasmani dipulihkan oleh kasih Tuhan, yang rohani dipulihkan oleh kasih Tuhan. Dalam Firman penggembalaan kita menikmati kasih Tuhan yang mampu memulihkan kita.

Kolose 3:14

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Yang sudah hancur, tercerai, terpisah, Tuhan mampu menyatukan dan menyempurnakan. Dalam penggembalaan juga mungkin sudah membuat kita renggang dengan sesama karena kebusukan-kebusukan kita sendiri, ayo akui, tunjukan kepada Tuhan. Maka kasih Tuhan memperbaiki, mempersatukan, menyempurnakan kehidupan kita.

 

Tuhan Memberkati.

 

 

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar