20211109

Kebaktian Pemakaman, Selasa 9 November 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Waktu untuk menggembalakan almarhum dipercayakan Tuhan lebih 10 bulan. Sempat ada keluhan-keluhan dari beliau saat datang pada saya, ini itu masalah yang dihadapi, Tuhan sudah tolong semuanya. Bisa melayani beliau adalah suatu kepercayaan dari Tuhan, satu jiwa harganya mahal, seharga korban Kristus.

Kejadian 23:1-9

23:1 Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya; itulah umur Sara.

23:2 Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya.

23:3 Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan isterinya yang mati itu, lalu berkata kepada bani Het:

23:4 "Aku ini orang asing dan pendatang di antara kamu; berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu."

23:5 Bani Het menjawab Abraham:

23:6 "Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorang pun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu."

23:7 Kemudian bangunlah Abraham lalu sujud kepada bani Het, penduduk negeri itu,

23:8 serta berkata kepada mereka: "Jika kamu setuju, bahwa aku mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu, maka dengarkanlah aku dan tolonglah mintakan dengan sangat kepada Efron bin Zohar,

23:9 supaya ia memberikan kepadaku gua Makhpela miliknya itu, yang terletak di ujung ladangnya; baiklah itu diberikannya kepadaku dengan harga penuh untuk menjadi kuburan milikku di tengah-tengah kamu."

 

Sara mati di Kiryat-Arba yaitu Hebron, kemudian Abraham meratapi dan menangisinya. Yesuspun ketika di depan kubur Lazarus juga menangis, Lazarus orang yang dikasihi Yesus dan mengasihi Yesus. Ini menunjukkan kepada kita betapa dahsyatnya sengat maut itu membawa ratapan, tangisan dan dukacita. Sejak manusia jatuh dalam dosa semua manusia telah berbuat dosa dan sengat maut itulah dosa. Betapa mengerikan kalau hidup kita dikuasai oleh maut.

 

Kematian Sara dikaitkan dengan Hebron, arti Hebron adalah persekutuan. Jadi dari peristiwa kematian Sara ini kita bisa menarik pelajaran yaitu saat kita ditinggal mati oleh orang terkasih kita wajar jika kita bersedih, wajar kalau berduka. Tetapi Tuhan mengajarkan supaya kita tidak larut dalam dukacita sampai putus asa, kecewa apalagi mempersalahkan orang lain sampai mempersalahkan Tuhan dan supaya kita bisa mengalami penghiburan yang sejati maka kita harus meningkatkan persekutuan kita dengan Tuhan.

 

Lalu bagaimana prakteknya kita meningkatkan persekutuan dengan Tuhan? Kita lihat tadi Abraham membeli tanah kuburan, padahal kita tahu tanah Kanaan itu adalah negeri Perjanjian yang Tuhan berikan kepada Abraham dan Hebron ada di tanah Kanaan. Tetapi Abraham mengaku bahwa dia adalah orang asing dan pendatang di tanah Kanaan.

Ibrani 11:9-10, 13-16

11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.

11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.

11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

 

Jadi, kalau digabungkan praktek meningkatkan persekutuan dengan Tuhan adalah ada kerinduan besar untuk masuk di kota Yerusalem Baru sehingga tidak melekat pada dunia ini. Kita merasa kita orang asing di dunia ini. Dunia ini hanya tempat persinggahan, tanah air kita adalah tanah air sorgawi, tempat kita ada dalam kerajaan sorga. Bagaimana kita meningkatkan persekutuan dengan Tuhan kalau kita masih melekat pada dunia ini? Tidak bisa! Bagi dunia ini untuk menyenangkan Tuhan tidak mungkin, sebab dunia sudah dikuasai si jahat.

I Yohanes 5:19

5:19 Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.

 

Tadi dikatakan Abraham menguburkan isterinya di dalam gua yang namanya Makhpela. Makhpela itu artinya kembar. Artinya kita harus paham, secara jasmani kita adalah warga Indonesia, tetapi kita punya kewargaan lain yaitu kewargaan sorga. Itulah yang dimaksud dengan kembar.

Filipi 3:20-21

3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

 

Jelas kewargaan kita adalah warga kerajaan sorga. Jadi kita harus melekat kepada Tuhan, bukan kepada dunia. Dunia ini akan lenyap, kalau tetap melekat pada dunia maka kita sedang lenyap dengan dunia. Kalau melekat kepada Tuhan, Kerajaan Sorga itu kekal maka kita juga akan mencapai kehidupan yang kekal.

 

Bagi kekasih-kekasih kita yang sudah mendahului, kita lihat hidup mereka. Mereka melekat kepada Tuhan, jika nanti Yesus datang, pada bunyi sangkakala yang terakhir mereka akan dibangkitkan untuk masuk dalam kemuliaan kekal. Kita yang hidup kalau melekat terus kepada Tuhan, saat Yesus datang, pada bunyi sangkakala yang terakhir, kita akan diubahkan sekejap mata dalam tubuh kemuliaan dan kita masuk dalam kemuliaan kekal yang sudah Tuhan sediakan. Kemuliaan itu sudah Tuhan siapkan bahkan sebelum dunia ini diciptakan.

 

Apa bukti kita melekat kepada Tuhan, meningkatkan persekutuan dengan Tuhan?

1.      Tidak bersahabat dengan dunia

Yakobus 4:4

4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

 

Dunia dengan segala pengaruhnya, baik itu kesenangan, kesibukan, kesusahan dan lain sebagainya, membuat orang Kristen tidak setia dalam pelayanan kepada Tuhan. Kalau tidak setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan berarti bersahabat dengan dunia, memposisikan diri menjadi musuh Tuhan. Tidak mungkin ada persekutuan dengan Tuhan kalau kita musuh Tuhan.

 

Mari bukti kita merasa asing di dunia ini, lahir tidak membawa apa-apa, kalau meninggal juga tidak membawa apa-apa, kita hanya pendatang di dunia ini. Punya ijazah, kekayaan, kedudukan dan lain sebagainya, itu tidak akan kita bawa ke sorga. Tidak ada sorga khusus untuk pejabat, untuk orang kaya, sorga khusus untuk orang yang tidak mampu. Jadi tidak ada yang bisa kita bawa ke sorga. Segala kebanggaan di dunia ini hanya usaha menjaring angin. Tetapi bukan berarti kita diajar malas, jangan kerja, tidak usah sekolah, tidak usah kejar cita-cita. Silahkan sekolah, silahkan kerja, silahkan berusaha di dunia ini tetapi utamakan kesetiaan dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Itu bukti kita terlepas dari ikatan dunia. Silahkan sibuk kerja di dunia, tetapi jangan lupa, Tuhan nomor satu. Jadi posisikan Tuhan, ibadah pelayanan dan perkara-perkara rohani selalu sebagai yang pertama urutan di atas.

 

2.      Tidak mengasihi dunia

I Yohanes 2:15-17

2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

 

Kalau mengasihi dunia maka kasih kepada Tuhan tidak ada, bagaimana mau bersekutu dengan Tuhan kalau kasih kepada Tuhan tidak ada. Lalu apa praktek kita mengasihi Tuhan? Melakukan kehendak Tuhan, taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan.

I Yohanes 5:2-3

5:2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.

5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

 

Ini bukti kita tidak mengasihi dunia, kita menjadi kehidupan yang taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan sampai daging tidak bersuara lagi. Kadang kita taat masih ikut suara daging. Kalau Firmannya cocok bagi daging kita taat. Kalau Firman tidak cocok bagi daging jangan dululah, tidak akan taat. Mau cocok tidak cocok bagi daging taat. Mau sengsara bagi daging taati dan lakukan Firman Tuhan, lakukan perintah Tuhan. Ini bukti kita meningkatkan persekutuan dengan Tuhan.

 

Jadi kalau poin satu dan dua digabung, bukti kita melekat pada Tuhan adalah taat dan setia. Kadangkala karena kesibukan dunia, apalagi dengan pandemi ini sehingga tidak bisa ibadah di gereja dan hanya secara online atau dipandu dari gereja melalui toa, di situ kelihatan mana orang yang setia, mana orang yang taat. Di rumah sudah tidak dilihat oleh pendeta, sudah tidak sungguh-sungguh, sambil online buat secangkir kopi, siapkan kukisnya, sambil goreng-goreng, sambil cuci-cuci. Nanti tunggu petugas datang kumpul persembahan, “yang penting korbanku masuk, yang penting untuk pembangunan masuk, jadi pendeta senang”. Kami pendeta bukan cari itu! Kami sebagai gembala menggembalakan jiwa untuk membawa jiwa itu bertemu dengan Yesus, membina kerohaniannya untuk setia dan taat pada Firman Tuhan. Sehingga saat Yesus datang gembala dan sidang jemaat saling bermegah.

II Korintus 1:14

1:14 seperti yang telah kamu pahamkan sebagiannya dari kami, yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu.

 

Gembala berbahagia melihat jemaat yang dia layani ada bersama-sama dengan Yesus. Jemaat juga berbahagia, saya ada bersama-sama dengan Yesus karena gembalaku di bumi sungguh-sungguh melayani saya. Itu tujuan kita sebagai orang Kristen beribadah melayani Tuhan, bukan sekedar yang jasmani. Ayo kita menjadi kehidupan yang setia dan taat.

Bagi kekasih almarhum sudah tidak bisa lagi mendengarkan Firman. Firman ini bagi keluarga dan bagi kita semua yang ada, Firman Tuhan ini mendorong kita setia dan taat. Kita warga kerajaan sorga. Sekalipun secara KTP kita warga Indonesia tetapi sesungguhnya kita warga kerajaan sorga. Mau masuk sorga, akui undang-undang sorga, itulah Firman Tuhan. Untuk melakukan Firman itu mustahil bagi daging.

Roma 8:7

8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

 

Tidak usah Firman, peraturan di negara kita saja, bagi daging ini sulit untuk taat, apalagi mau melakukan Firman. Jadi bagaimana daging ini mau melakukan Firman? Mohon Roh Kudus, itulah peranan Roh Kudus.

Roma 8:15

8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

 

Tingkatkan persekutuan dengan Tuhan maka Roh Kudus pasti mengurapi dan dicurahkan atas kehidupan kita. Imam harus berada di ruangan suci untuk menerima urapan Roh Kudus.

Imamat 21:12

21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

 

Kita tidak punya lagi kemah suci yang dibangun oleh Musa. Tetapi ruangan suci itu menunjuk penggembalaan. Kalau kita ada di dalam penggembalaan, urapan pasti Tuhan berikan kepada kita sehingga bisa taat dan setia kepada Tuhan.

 

Dunia ini sedang lenyap, bukan akan lenyap. Begitu kita taat dan tidak setia maka kita sedang lenyap dengan dunia. Biar kita bilang oh Yerusalem Baru, hatiku rindu ke sana, tetapi kita lenyap bersama dunia karena tidak setia, tidak taat.

 

3.      Merasa asing di dunia adalah tidak serupa dengan dunia.

Roma 12:2

12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

 

Jangan serupa dengan dunia tetapi harus mengalami keubahan hidup, itu orang yang melekat kepada Tuhan. Manusia daging cocok hidup di bumi ini, tetapi manusia daging tidak cocok di Sorga.

 

Lalu bagaimana untuk bisa ke sorga? Harus mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Ini suatu hal yang mutlak, tidak bisa ditawar-tawar. Seringkali kita nyanyikan “ku mau sepertimu Yesus” malah ada yang bilang “masa bisa sempurna seperti Yesus, kesempurnaan itu hanya milik Allah”. Betul Allah itu sempurna, kita manusia tidak ada yang sempurna, tetapi kita mau dibawa ke sana. Apa yang bisa mengubahkan kita, apa yang bisa mengubahkan manusia daging yang banyak maunya dan banyak dosanya ini? Ini yang bisa mengubahkan.

I Korintus 15:50-52

15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

15:52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

 

Jadi yang bisa mengubahkan adalah suara nafiri, suara sangkakala yang ditiup oleh malaikat. Suara sangkakala menunjuk firman yang keras, bukan keras suaranya tetapi keras menyucikan. Yang meniupkan adalah malaikat. Siapa malaikat? Dalam Wahyu pasal 2 dan 3 malaikat itu gembala sidang. Jadi saya gembala harus berani meniup sangkakala, Firman yang keras untuk menyucikan, demi kita diubahkan untuk dibawa masuk pada kemuliaan.

 

Firman itu bukan hanya mengelus-elus daging seperti kata Yeremia pasal 7 kamu berkata ini Bait Tuhan, ini Bait Tuhan, kita selamat, kita selamat tetapi membiarkan dosa. Ini Bait Tuhan, kita mau selamat, maka dosa harus disucikan, dosa harus dilepaskan, tabiat daging harus disingkirkan semua. Ini baru bisa masuk dalam kerajaan sorga. Ketika sangkakala terakhir di bunyikan, kita diubahkan dalam sekejap mata dalam tubuh kemuliaan. Sudah diperagakan di gunung. Yesus dalam kemuliaan, beserta Yesus ada Musa dan Elia dalam tubuh kemuliaan. Musa adalah gambaran orang yang meninggal dalam Tuhan, selama hidupnya mengalami keubahan. Elia mewakili kehidupan yang hidup sampai Yesus datang, juga mengalami keubahan.

 

Ini yang bisa mengubahkan yaitu suara sangkakala yang makin lama makin nyaring. Menjelang kedatangan Yesus, suara Firman ini harus semakin nyaring dibunyikan. Dalam gereja harus semakin keras dan tajam penyucian. Demi siapa? Demi sidang jemaat. Kalau mau ikut suara daging kami hamba Tuhan, kalau sampaikan Firman yang keras itu seperti cari gara-gara sama jemaat. Kalau jemaat marah, jemaat tidak suka, jemaat berontak, bagaimana? Itulah pikiran daging. Tetapi karena sayangnya kami kepada sidang jemaat, jiwa-jiwa ini Tuhan beli dengan harga yang mahal dan kami gembala diangkat oleh Korban Kristus sebagai gembala maka harus menangani jiwa itu dengan baik. Tunjukan apa yang salah. Eh ini ada yang mengalir di hidungmu, di telingamu, dibersihkan semua. Supaya begitu Yesus datang kita tampil tanpa cacat cela dan kerut. Siapa yang berbahagia kalau Yesus datang lalu kita bersama Yesus? Kita semua! Jemaat dan gembala berbahagia. Ini yang harus kita pahamkan, gembala sampaikan Firman yang keras karena dia sayang saya, bukan karena dia marah saya. Dia sayang supaya saya berubah. Bukan malah marah waktu kena teguran Firman. Tidak akan terjadi pemulihan kalau Firman kita bantah.

Amsal 29:1

29:1 Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.

 

II Korintus 1:14

1:14 seperti yang telah kamu pahamkan sebagiannya dari kami, yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu.

 

Apa hari Tuhan Yesus? Itulah pesta kawin Anak Domba. Tentu Yesus mempelai Pria ada pengantin wanitaNya. Siapa pengantin wanitanya? Kita gereja Tuhan yang mau disucikan dan diubahkan. Semoga kita orangnya, sehingga saat Yesus datang kita saling bermegah. Gembala-gembala di sini bermegah jemaat yang dia layani bertemu dengan Yesus. Jemaat juga bermegah “saya bertemu Yesus karena gembalaku menangani dengan sungguh-sungguh”.

 

Tanda keubahan hidup, tanda manusia rohani bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah, mana benar, mana salah. Kalau manusia daging dosa tetap dia lakukan. Kalau ditegur malah menjawab “kalau suka bekeng!”. Kalau manusia rohani tahu bedakan ini dosa, jangan! Ini yang benar dan ini yang harus dilakukan. Mari biar kita semua tampil menjadi manusia rohani.

 

Kita lihat saudara kekasih kita dipanggil Tuhan, ini menunjukan kita tidak punya kuasa apa-apa atas diri kita. Kalau Tuhan bilang, hari ini sudah mau dipanggil, tidak bisa kita katakan “jangan dulu Tuhan, saya belum siap”. Kan tidak ada Tuhan bicara malam-malam “eh besok ngana Tuhan somo panggil” baru dia jawab “tunggu Tuhan saya mau ator dulu semua”. Tidak, tidak ada yang tahu, seperti pencuri datang tiba-tiba. Karena kita tidak tahu kapan waktunya Tuhan, mari selama hidup ini kita upayakan untuk disucikan, untuk mengalami keubahan hidup menjadi manusia rohani yang tahu membedakan mana yang benar mana yang salah, mana yang benar mana dosa. Sehingga kapanpun waktunya kita sudah siap. Ketika dipanggil Tuhan secara pribadi seperti kekasih kita ini, atau ketika Tuhan Yesus datang kedua kali, kita sudah siap menyambut kedatanganNya. Teruslah melekat kepada Tuhan, terus tingkatkan persekutuan kepada Tuhan, maka waktu Yesus datang kita bukan cuma melekat tetapi kita menyatu. Dia kepala dan kita tubuh, tidak boleh terpisah satu detikpun.

 

Jadi persekutuan dengan Tuhan itu sangat penting sebab dari situlah kita mendapat penghiburan. Lekatkan diri kepada Tuhan, tingkatkan persekutuan dengan Tuhan, maka disitulah kita mendapatkan penghiburan yang sejati.

Mazmur 62:2-3

62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.

62:3 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

 

Bagi keluarga almarhum mbah Mudi, tinggal sesaat lagi bisa memandang wajah kekasih tercinta, tinggal sesaat lagi akan ditutup peti dan segera dimakamkan. Tetapi yang harus diingat persekutuan dengan Tuhan tidak boleh lepas, tidak boleh kendor. Sedetikpun jangan kiranya berlalu dalam persekutuan dengan Tuhan. Bagi isteri, anak-anak, cucu semua, suami/ mbah sudah mau dimakamkan, biar kita tingkatkan persekutuan dengan Tuhan. Dekat dengan Tuhan itu penghiburan yang sejati. Tuhan kiranya memberkati kita sekalian, saya terbatas berkata-kata, biar Roh Kudus memberikan penjelasan lebih lanjut dalam kehidupan kita untuk kita bisa melakukan Firman Tuhan.

 

Tuhan Memberkati.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar