20211110

Kebaktian PA Imamat, Rabu 10 November 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 25:13-17

25:13 Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya.

25:14 Apabila kamu menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kamu merugikan satu sama lain.

25:15 Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel, dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen.

25:16 Makin besar jumlah tahun itu, makin besarlah pembeliannya, dan makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu.

25:17 Janganlah kamu merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takut akan Allahmu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.

 

Di sini diatur tentang harga penjualan tanah. Tanah itu dijual seharga berapa kali panen sampai tahun Yobel. Jika sudah mampu menebus sebelum tahun Yobel, boleh ditebus kembali sesuai harganya atau kalau ada orang menebuskannya, maka boleh ditebus juga sesuai harganya. Tetapi kalau tidak mampu maka pada tahun Yobel tanah itu harus dikembalikan kepada pemiliknya tanpa syarat. Ini peraturan yang ditetapkan oleh Tuhan.

 

Secara rohani ini menunjukan bahwa kita manusia daging ini sering terjual oleh dosa dan kita tidak mampu menebus diri kita sendiri.

Roma 7:14

7:14 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.

 

Yesaya 50:1

50:1 Beginilah firman TUHAN: "Di manakah gerangan surat cerai ibumu tanda Aku telah mengusir dia? Atau kepada siapakah di antara penagih hutang-Ku Aku pernah menjual engkau? Sesungguhnya, oleh karena kesalahanmu sendiri kamu terjual dan oleh karena pelanggaranmu sendiri ibumu diusir.

 

Kita tidak mampu menebus hidup kita dan tidak ada satupun kekuatan di dunia ini yang bisa menebus hidup kita. Hanya kekuatan darah Yesus yang bisa menebus kita. Bahkan darah Yesus menebus kita dengan cuma-cuma.

Roma 3:23-24

3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

 

Jika kita boleh ada saat sore ini, kita bisa beribadah dan melayani, itu semua karena penebusan oleh darah Yesus. Tadinya kita terjual oleh karena dosa, hamba-hamba dosa, tetapi oleh karya penebusan Yesus Kristus sekarang kita diangkat menjadi hamba-hamba kebenaran.

 

Dalam Imamat tadi disebutkan tentang harga jual yang makin besar dan ada juga yang makin kecil. Ini menunjukkan lamanya manusia terjual oleh dosa. Kita sudah mempelajari contoh-contohnya.

1.      Orang yang lumpuh lebih dari 40 tahun di depan pintu gerbang indah.

2.      Perempuan bungkuk 18 tahun di Bait Allah.

3.      Perempuan pendarahan 12 tahun.

 

Sore ini kita pelajari contoh yang ketiga.

Markus 5:25-34

5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

5:28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

5:30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?"

5:31 Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"

5:32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.

5:33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.

5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

 

Dalam Markus pasal 5 ini ada 3 pribadi yang ditolong yaitu Yairus, perempuan pendarahan dan anak Yairus, itu semua berbicara tentang ketekunan iman. Kita lihat contoh perempuan yang pendarahan ini. Ini adalah kehidupan yang terjual oleh dosa. Bicara perempuan itu menunjukan gereja Tuhan. Keadaan gereja Tuhan di akhir zaman ini banyak yang seperti perempuan ini yang pendarahan selama 12 tahun. Tetapi banyak yang tidak sadar.

 

 

Pengertian rohani pendarahan 12 tahun:

1.      Hidup dalam kebusukan atau kenajisan.

2.      Mengalami kesusahan, penderitaan, tidak berdaya. Bayangkan betapa lemahnya kehidupan itu pendarahan selama 12 tahun. Dia sudah berobat pada berbagai tabib tetapi tidak sembuh-sembuh, betul-betul tidak berdaya.

3.      Mengalami sesuatu yang makin memburuk. Sudah berobat, menghabiskan berapa banyak hartanya, tetapi tidak membaik, malah makin memburuk bahkan mustahil. Sesuatu yang makin memburuk ini contoh-contohnya bisa sekolah, ekonomi, terutama nikah, juga bisa kesehatan makin memburuk, tidak kunjung membaik dan lain sebagainya.

4.      Angka 12 itu angka persekutuan, pendarahan berarti ada pembuluh darah yang pecah. Jadi pengertian pendarahan 12 tahun adalah perpecahan atau perpecahan di dalam nikah, di dalam penggembalaan bahkan antara penggembalaan. Mengapa bisa terjadi? Karena ada 3 poin di atas tadi. Bisa terjadi karena ada kenajisan atau kebusukan yang disembunyikan. Begitu terbongkar maka terjadi perpecahan. Kalau sudah perpecahan maka penderitaan dan kesusahan terjadi. Dan kalau tidak diselesaikan maka keadaannya makin memburuk, semakin hancur.

 

Inilah keadaan banyak orang Kristen di akhir zaman ini yang tidak disadari, betul-betul sudah semakin memburuk. Yobel yang kita nantikan adalah kelepasan penuh, terangkat dari dunia ini ke awan-awan untuk menyambut kedatangan Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dan kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah sebagai Mempelai WanitaNya Tuhan. Itulah nikah yang rohani, nikah yang sempurna. Berarti persekutuan nikah kita yang jasmani harus kita jaga, harus kita perhatikan sungguh-sungguh, jangan ada pendarahan, jangan ada perpecahan.

 

Biar ini kita dengar dan bila terjadi dalam kehidupan kita, mari kita terima koreksi Firman supaya yang salah diperbaiki dan tidak kita teruskan. Praktek perpecahan dalam persekutuan nikah:

a)      Kawin campur. Itu bukan menyatu, itu perpecahan. Kawin campur itu yaitu menikah dengan orang yang tidak satu pengajaran yang benar bahkan tidak satu iman tetapi dipaksakan karena keinginan daging dan keinginan mata.

Kejadian 6:1-2

6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,

6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

 

Anak Allah itu keturunan Adam melalui jalur Set, anak-anak manusia itu keturunan Adam dari jalur Kain. Dilihat itu keinginan mata, yang disukai itu keinginan daging. Ini terjadi karena keinginan mata dan keinginan daging. Kaum muda jangan menikah karena keinginan mata dan keinginan daging.

Nehemia dan Ezra bertanggung jawab dalam proses pembangunan kembali Bait Allah yang sudah dihancurkan oleh Babel. Ini menubuatkan pembangunan Tubuh Kristus. Tetapi salah satu penghalangnya adalah perkawinan campur. Sampai Nehemia tarik rambutnya orang yang melakukan itu dan dia pukuli lagi, karena menghambat pembangunan Bait Allah. Bahkan imam kepala punya menantu yang bukan orang Israel, ini perkawinan campur!

Nehemia 13:23-25,27-29

13:23 Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri perempuan-perempuan Asdod, perempuan-perempuan Amon atau perempuan-perempuan Moab.

13:24 Sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa bangsa lain itu dan tidak tahu berbicara bahasa Yahudi.

13:25 Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan beberapa orang di antara mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka bersumpah demi Allah, demikian: "Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempuanmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak perempuan mereka sebagai isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri!

13:27 Apakah orang harus mendengar bahwa juga kamu berbuat segala kejahatan yang besar itu, yakni berubah setia terhadap Allah kita karena memperisteri perempuan-perempuan asing?"

13:28 Seorang dari anak-anak Yoyada bin Elyasib, imam besar itu, adalah menantu Sanbalat, orang Horoni itu. Oleh sebab itu kuusir dia dari padaku.

13:29 Ya Allahku, ingatlah bagaimana mereka mencemarkan jabatan imam serta perjanjian mengenai para imam dan orang-orang Lewi.

 

Ini suatu kejahatan yang besar, jangan pikir tidak apa-apa! Ini mencemarkan jabatan iman. Kita semua ini adalah kerajaan imam, jangan sampai kita mencemarkan dengan perkawinan campur ini. Akibat kawin campur ini anak-anak yang dilahirkan tidak bisa berbicara bahasa Yahudi. Artinya bagi kita sekarang tidak tahu berbicara bahasa yang rohani, hanya yang duniawi. Bagaimana bisa masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus kalau yang dominan yang duniawi, bukan yang rohani. Tujuan menikah itu adalah menjadi satu daging. Kalau sudah berbeda ajarannya, bagaimana bisa satu daging. Secara fisik laki-laki dan perempuan itu sudah berbeda, apa lagi kalau berbeda sukunya. Seperti saya dan isteri, saya pamona dia jawa, beda suku. Kalau yang jasmani sudah beda, kemudian yang rohani beda lagi, bagaimana bisa menyatu.

 

Memaksakan kawin campur itu adalah perbuatan kekerasan yaitu merusak rencana Allah dalam nikah. Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita. Kalau memang sayang dan cinta, bawa dulu dengar Firman sampai dia mantap tergembala, kemudian lanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Jangan dipaksakan, itu hanya merusak rencana Allah, itu perbuatan kekerasan.

 

Ada 2 model pasangan hidup dalam surat Galatia pasal 4. Mari kita periksa model pasangan hidup kita ini yang baik atau yang tidak sesuai Firman.

Galatia 4:21-26

4:21 Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat?

4:22 Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?

4:23 Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji.

4:24 Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar --

4:25 Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab -- dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya.

4:26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.

 

2 model pasangan hidup.

a)      Hagar = hamba dosa

b)      Sara = orang merdeka

 

Bagi kaum muda yang belum menikah, jangan cari pasangan dari antara orang-orang yang masih diperhamba oleh dosa. Kadangkala sangking sudah dibutakan oleh cinta, biar dia orang pemabuk, perokok, orang yang tidak tahu ibadah, sudah kadung cinta akhirnya walaupun tidak direstui dia back street alias main belakang. Berarti kitapun harus dimerdekakan dari dosa.

 

Bagi orang tua arahkan dan nasihatilah anak-anak untuk mencari pasangan hidup dari orang-orang yang merdeka dari dosa, bukan orang-orang yang menjadi hamba dosa. Kalau memang sayang bawa dulu dengar Firman, dia mengalami kemerdekaan dari dosa baru lanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Jangan pakai istilah koleksi dulu baru diseleksi, memangnya barang mau disortir, jangan seperti itu, tidak boleh!

 

Kejadian 16:7-8

16:7 Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur.

16:8 Katanya: "Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku."

 

Saya rasa bapak ibu sudah banyak paham, sudah banyak kali diterangkan oleh papa, saya hanya mengulangi. Hagar waktu ditanya oleh malaikat Tuhan dari mana dan mau ke mana, jawabnya lain, dia menjawab dengan menceritakan kekurangan Sara. Kalau pasangan hidup yang baik kalau ditanya dari mana mau ke mana jawabannya dari lumpur dosa, mau ke bukit Golgota, terus ke Yerusalem Baru. Artinya pasangan yang baik dari Tuhan adalah kehidupan yang selalu merindu untuk masuk Yerusalem Baru sehingga selalu mau menyelesaikan dosa-dosanya, bukan menambah dosanya.

 

Ayo kamu muda jangan hanya lihat cantiknya, gantengnya, kekayaannya, kedudukannya. Tanya dulu dia dari mana mau ke mana. Dari lumpur dosa mau ke Golgota, terus ke Yerusalem Baru. Jadi lihat rohaninya dulu, jangan langsung lihat yang jasmani. Tuhan tolong kita, yang rohani nomor satu dikedepankan supaya jangan salah pilih. Kalau sudah terjadi kawin campur, sengsara kita nanti.

 

Pasangan model seperti Hagar membawa kita ke Syur dekat dengan Mesir. Apa yang ada dekat Syur? Ingat dalam Keluaran pasal 15, bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka berjalan di padang gurun Sur, kemudian mereka menjumpai suatu tempat yang namanya Mara. Di situ ada air yang pahit.

Keluaran 15:22-23

15:22 Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air.

15:23 Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.

 

Jadi pasangan hidup model Hagar hanya membawa kita melekat kepada dunia dan hanya menimbulkan kepahitan-kepahitan dalam hidup. Dia pahit, orang tuanya juga mengalami kepahitan. Menghadapi menantu yang tidak bertobat itu pahit. Orang beribadah secara online karena pandemi, menantunya malah bikin onar atau ribut. Jadi bukan enak, ganteng dia, cantik dia, kayak bintang film, kayak artis, tetapi membawa kepahitan hidup! Ini bukan enak, bukannya bagus!

 

b)      Kawin cerai

Markus 10:1-2

10:1 Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situ pun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula.

10:2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?"

 

Pada ayat 1 Yesus tampil mengajar, ini menunjukan penampilan Firman pengajaran yang benar. Pada ayat 2 setan memperalat orang Farisi untuk menentang Firman pengajaran yang benar. Jadi Firman pengajaran yang benar tidak mengizinkan perceraian apalagi kawin cerai, cerai hidup lalu menikah lagi dengan yang lain.

Markus 10:9

10:9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

 

Alasan apapun tidak boleh diceraikan oleh manusia. Kalau di gereja diperbolehkan berarti sudah disusupi dengan ajaran yang lain, tidak ada ajaran benar di situ! Memang masalah nikah ini adalah sesuatu yang sangat panas dan hangat, sesuatu yang berat. Hanya orang yang dikarunia yang bisa mengerti dan memahaminya.

 

Markus 10:11-12

10:11 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.

10:12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."

 

Jadi jangan diteruskan, ini memecah belah tubuh Kristus. Bercerai lalu menikah lagi dengan orang lain itu suatu perzinahan! Berarti anak-anak yang dihasilkan adalah anak hasil perzinahan! Apakah harus dilanjutkan? Perlu Firman pengajaran untuk diperbaiki. Nanti sebentar ada solusinya bagaimana memperbaiki kalau sudah terlanjur terjadi. Jadi dalam pengajaran ada jalan keluar, dalam pembukaan Firman ada pembukaan jalan. Tinggal kita mau terima atau tidak. Kalau diperbaiki terima koreksi Firman, kalau tidak silahkan teruskan tetapi nanti berhadapan dengan Tuhan.

 

Apa penyebab perceraian?

Markus 10:5

10:5 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.

 

Penyebabnya adalah ketegaran hati atau kekerasan hati. Wujudnya adalah kebenaran diri sendiri. Apa itu kebenaran diri sendiri?

a)      Menyalahkan orang lain untuk membenarkan diri yang salah. Dia yang salah tetapi salahkan orang lain. Sehingga akhirnya masing-masing merasa benar, saling mempersalahkan, maka memicu perceraian. Saya benar, isteri juga bilang saya benar, masing-masing merasa benar akhirnya pisah. Mungkin belum bercerai secara surat tetapi bercerai diam-diam. Masih satu rumah, masih satu tempat tidur tetapi sudah tidak sehati, tidak menyimpan kepahitan hati, yah ini kebenaran diri sendiri. Ini jangan diteruskan! Kalau kita salah mengakulah salah. Tetapi kebenaran diri sendiri ini sudah salah tetapi mempersalahkan orang lain, ini yang memicu perceraian, putus hubungan dengan sesama. Bagaimana mau menyatu dengan Tuhan kalau putus hubungan dengan sesama.

 

b)      Menyalahkan Tuhan atau Firman untuk membenarkan diri yang salah. Nantinya malah persalahkan pendeta “kenapa pendeta tidak tegur saya waktu itu, saya sudah terlanjur berbuat begini. Coba pendeta datang di rumah mendoakan saya, saya tidak akan cerai”. Dia yang mau cerai, pendeta yang salah. Akhirnya putus hubungan dengan Tuhan, vertikal, putus hubungan dengan sesama itu horisontal. Vertikal dan horisontal membentuk salib. Sehingga kalau ada kebenaran diri sendiri, maka kuasa salib tidak dia alami, tidak mengalami penebusan atau kelepasan dari dosa dan malah menambah dosa.  

 

Semoga kita bisa mengerti dan memahaminya. Kita perbaiki sekarang apa yang salah, jangan diteruskan. Selagi Yesus belum datang, sekalipun waktu yang sisa masih ada kesempatan! Penjahat yang ada di sebelahnya Yesus, di detik-detik terakhir menjelang meninggal masih diberi kesempatan memperbaiki diri. Makanya untuk mempebaiki diri jangan pakai pandangan daging, pandang Firman. Kalau pakai pandangan daging tidak akan jadi, tidak akan bisa memperbaiki.

 

Dalam Perjanjian Lama, tidak mengalami kuasa salib itu sama dengan melepaskan tongkat. Kalau ada kebenaran diri sendiri itu sama dengan melepaskan tongkat. Apa akibatnya kalau tongkat dilepaskan?

a)      Keluaran 4:2-3

4:2 TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."

4:3 Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.

 

Kalau salib dilepas karena ada kebenaran diri sendiri maka nikah menjadi sarang ular. Tidak akan pernah ditemukan kejujuran di dalamnya. Mana ada ular jalan lurus, bengkok-bengkok terus. Bahkan nikah itu menjadi sarang, berati tempat perkembang biakan dosa. Jadi jangan isi dengan kebenaran diri sendiri, isi dengan kebenaran Tuhan.

 

Jadi tidak ada istilah cerai untuk mencari pasangan yang lebih baik. Kalau sudah cerai itu kebenaran diri sendiri, berarti yang ada ular. Tidak ada bilang baik!

 

b)      Keluaran 15:23-25

15:23 Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.

15:24 Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"

15:25 Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,

 

Kalau ada sepotong kayu atau tongkat, air yang pahit menjadi manis. Berarti sebaliknya, kalau tidak ada salib maka nikah itu menjadi pahit getir. Kebenaran diri sendiri itu bukannya membuat nikah menjadi aman tetapi membuat nikah menjadi pahit getir. Mulai dari tawar, hati isteri kepada suami tawar, hati suami kepada isteri tawar, kalau diteruskan menjadi pahit, pahit getir. Nikah menjadi neraka mini, bukan tempatnya kasih. Saya mengalami, ketika bertengkar saya bilang “saya benar, kamu cari gembala yang lain, saya bukan gembalamu” dia juga merasa benar. Benar dengan benar akhirnya baku cakar. Dia di kamar, saya di luar kamar, untung masih satu rumah juga. Tidak ada dibilang baik, pahit! Begitu saya datang mengaku “saya salah” dia juga mengaku “saya salah” jadi manis. Begitu menghadapi pahit datang pada salib, pada sepotong kayu kasar, pada salib Kristus. Ampuni saya, saya salah, berpelukan “kamu masih sayang saya?” Iya. Yah sudah selesai. Untung tidak lama, tidak sampai satu jam selesai. Kebenaran diri sendiri jangan dipertahanan.

 

Nikah itu persekutuan Tubuh Kristus yang terkecil. Kalau sudah tercerai bagaimana bisa masuk persekutuan Tubuh Kristus yang lebih besar. Yang kecil saja sudah tercerai, tidak bisa bisa masuk persekutuan yang lebih besar. Apalagi mau menyatu dengan bangsa Israel dalam satu Tubuh Kristus dengan Yesus sebagai kepala, tidak bisa! Jadi dijaga sungguh-sungguh jangan ada perpecahan, jangan ada pendarahan.

 

Perceraian itu hanya menimbulkan korban. Suami kepala, isteri tubuh, kalau dipisah mati. Suami korban, isteri korban, kalau punya anak, anak juga jadi korban. Lalu menikah lagi, itu menimbulkan korban lebih banyak. Punya anak dari nikah yang baru, itu menambah korban lebih banyak lagi. Mau diteruskan yang seperti itu? Harus diperbaiki lewat kekuatan Firman pengajaran yang benar. Tanggung jawab kami sebagai hamba Tuhan  menunjukan bahwa hal itu salah tidak boleh, bukannya malah menyetujui.

 

c)      Kawin mengawinkan, itu sudah seks bebas. Sekarang jadi trend, baru kenalan di facebook, cuma teman sudah lakukan macam-macam.

 

Semua ini adalah perbuatan kekerasan, merusak rencana Allah dalam nikah. Dan Tuhan katakan “Aku benci kekerasan”.

Maleakhi 2:16

2:16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!

 

Kalau begitu bagaimana solusi jalan keluarnya yang sudah terlanjur terjadi bertahun-tahun? Dengan kekuatan di dunia ini tidak bisa, dengan kekuatan sendiri tidak bisa, malah makin bertambah buruk, tidak ada faedahnya.

Markus 5:26

5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

 

Jalan keluarnya hanya satu, bukan ke dewan adat, bukan ke pemerintah, hanya satu jalan keluarnya yaitu merendahkan diri dan menjamah jumbai jubah Tuhan Yesus. Jumbai itu ujung jubah Yesus.

Lukas 8:44

8:44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.

 

Seketika itu juga berhenti pendarahannya, saat itu juga selesai masalahnya, pendarahannya teratasi. Jadi jalan keluarnya hanya satu yaitu menjamah jumbai jubah Yesus. Apa pengertian jumbai jubah Yesus?

Wahyu 19:11-13,6-7

19:11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

19:12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.

19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Kita lihat di sini Yesus = Firman Allah. Kemudian pada jubahnya tertulis Raja segala raja. Di ayat 6 dan 7 Raja segala raja itulah Mempelai Pria Sorga. Jadi jubah Yesus adalah Firman yang memberitakan tentang Yesus yang akan datang kembali sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dalam kemuliaan untuk menyucikan dan menyempurnakan gereja Tuhan menjadi Mempelai WanitaNya. Ini yang disebut dengan Firman pengajaran benar atau Kabar Mempelai. Hanya di dalam Kabar Mempelai ada solusi untuk mengatasi perpecahan-perpecahan dalam nikah. Kalau Firman pengajaran Kabar Mempelai sudah diotak-atik maka tidak akan ada solusi lagi.

 

Tadi perempuan itu menjamah jumbai jubah Yesus, dalam posisi orang berdesak-desakan, perempuan ini pendarahan tentu sudah lemah, harus membungkuk menjamah ujung jubah Yesus. Kalau menjamah ujung jubah berarti merunduk, merendahkan diri. Jadi menjamah jubah Yesus adalah sikap merendahkan diri untuk menerima koreksi-koreksi Firman, apapun resiko yang dihadapi. Resikonya terinjak-injak, bisa sampai mati. Setelah terkoreksi praktekkan maka pasti terjadi pertolongan, perpecahan dipulihkan, perceraian disatukan.

 

Kerendahan hati ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi perpecahan dalam nikah. Kalau menerima Firman dengan kerendahan hati maka masalah selesai. Tetapi kalau mendengar
Firman dengan sikap sombong, marah, tidak terima maka tidak akan tertolong. Malah balik berkata “pendeta tidak punya kasih itu, masa masih muda tidak boleh menikah lagi”. Kalau sudah ada kerendahan hati
, maka kita akan menerima jalan keluar untuk mengatasi perpecahan nikah. Sekarang kita pelajari jalan keluar dari Firman pengajaran yang benar untuk menghadapi perpecahan dalam nikah.

 

Jalan keluar mengatasi kawin campur:

1.      Bertahan dan bergumul supaya pasangan bisa menerima Firman pengajaran yang benar. Jangan diceraikan, memang harus membayar harga. Dulu gampang-gampangan tinggalkan Yesus untuk pasangan yang beda keyakinan, gampang-gampangan meninggalkan pengajaran untuk pasangan yang beda pengajaran. Sekarang harus bertahan, bergumul, tunjukan kita ada keubahan hidup hasil pekerjaan Firman untuk pasangan bisa menerima Firman pengajaran yang benar dan rela membayar harga.

 

2.      Kalau pasangan yang beda keyakinan itu mau menceraikan silahkan. Kita bebas, tidak terikat lagi.

I Korintus 7:15

7:15 Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.

 

Kebebasan di sini bukan bebas menikah lagi dengan yang satu pengajaran, bukan! Yang dimaksud adalah bebas memusatkan perhatian, bebas melayani Tuhan tanpa gangguan.

I Korintus 7:32-35

7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.

7:33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,

7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

7:35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.

 

Orang yang menikah satu pengajaran saja untuk melayani Tuhan perhatiannya masih terbagi-bagi, mau menyenangkan isteri, mau menyenangkan suami dan mau menyenangkan Tuhan. Apalagi kalau tidak satu pengajaran, sangat sulit mau melayani Tuhan sebab terganggu dengan pasangan yang beda pengajaran atau beda keyakinan. Jadi kalau diceraikan untuk memperbaiki kesalahan kawin campur ini adalah ayo hidup sendiri dan melayani Tuhan tanpa gangguan dengan perhatian penuh. Kalau tidak diceraikan bergumullah dan doakan. Dengan isteri yang diam, tidak berkomentar apa-apa, suami tanpa perkataan bisa dimenangkan.

I Petrus 3:1

3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

 

Dulu mertua saya bukan orang Kristen. Orang di luar Kristen saja tahu jangan beda keyakinan. Kenapa orang di dalam Tuhan malah berkata tidak apa-apa. Tuhan tolong kita. Akhirnya seiring waktu mama mertua mendengar kesaksian dari orang yang dalam pengajaran dan ikut pengajaran. Papa mertua juga akhirnya ikut pengajaran. Lama baru mau dibaptis, nanti isteri saya jadi hamba Tuhan baru menyerahkan diri untuk dibaptis, sekarang sama-sama melayani. Bahkan om Widjaja bilang kamu pendeta, nanti papamu jadi tua-tua sidang, saya hanya tersenyum.

 

Semua bisa, solusinya ada dalam Kabar Mempelai. Tinggal kita mau merendah atau tidak. Kalau mau merendah ada solusinya ada jalan keluar.

 

Bagaimana solusi dari Tuhan menghadapi kawin cerai?

1.      Bertahan untuk hidup sendiri.

Roma 7:2-3

7:2 Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.

7:3 Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.

 

Bertahan untuk hidup sendiri. Kecuali kalau pasangannya mati, baru bebas untuk menikah dengan orang lain. Tetapi jangan doakan supaya cepat mati pasangannya “Tuhan saya masih muda, kasih mati dia supaya saya bebas menikah!” jangan. Kalau mau menikah lagi bagaimana? Boleh, Tuhan kasih solusi.

I Korintus 7:10-11

7:10 Kepada orang-orang yang telah kawin aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.

7:11 Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.

 

Kalau mau nikah lagi boleh, yah rujuk dengan pasangan suami atau isteri yang sudah dicerai. Tetapi pasangan sudah menikah, yah hidup sendiri. Itu resikonya. Dan berdoa! Saya pernah melayani orang seperti itu yang sudah meninggalkan isterinya dan menikah dengan orang lain, yang dia nikahi itu keluarga dari isterinya, tetapi isterinya bertahan. Suami datang kembali. Adik dari isterinya tidak terima “kenapa mau terima lagi dia, dia itu jahat! Sangking emosinya kenapa kakaknya mau terima lagi laki-laki seperti itu, sampai dia lempar keluar dari jendela. Tetapi sekarang manis, sungguh-sungguh melayani Tuhan.

 

2.      Kalau sudah terlanjur menikah lagi dan punya anak, bagaimana? Tetap Firman Tuhan katakan harus hidup sendiri. Bagaimana nasib anak-anak? Mau diterlantarkan? Sama-sama bertanggung jawab mendidik dan membesarkan anak tetapi bukan lagi suami isteri. Boleh sebagai kakak adik, tetapi untuk hubungan suami isteri tidak boleh lagi. Jadi harus tahan bertarak. Itu resikonya kalau mau memperbaiki.

 

Itulah yang dikatakan dalam Matius pasal 19 ada orang yang tidak bisa menikah karena disebabkan orang lain. Seperti inilah, karena kawin cerai sehingga tidak boleh menikah lagi karena disebabkan oleh orang lain.

Matius 19:12

19:12 Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."

 

Memang untuk melakukan Firman dibutuhkan kerendahan hati dan Tuhan pasti memampukan. Kalau kita memang mau melakukan Firman “Tuhan saya mau memperbaiki nikah saya, saya tidak mau seperti ini, saya rindu masuk nikah yang rohani, saya sudah salah bagaimana keadaan saya ini?”. Ayo lakukan Firman, Tuhan pasti mampukan, sekalipun masih muda Tuhan pasti mampukan dan Tuhan tolong pada waktunya. Bertahan, memang sakit, resikonya memang begitu. Apalagi kalau sudah ada anak,  tinggal bagaimana hikmat mengajar dan mendidik anak, tetapi bukan lagi hidup sebagai suami isteri, silahkan sebagai kakak beradik.

 

3.      Bagaimana kalau kawin cerai itu dilakukan sebelum mengerti Firman, bahkan tidak mengenal Yesus, atau tidak pernah diajar dalam gereja sehingga dilakukan?

I Korintus 7:17,20,24

7:17 Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.

7:20 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah.

7:24 Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.

 

Tinggallah pada keadaanmu pada waktu engkau dipanggil. Artinya tinggallah bersama pasangannya yang karena belum mengenal Firman dan sekarang baru mengerti. Dan berdamai dengan Tuhan dan jangan diulangi lagi! Dulu karena kita tidak mengerti, tidak paham, tidak diajar, malah diperbolehkan, sekarang tinggallah pada keadaan saat kamu dipanggil.

 

Jadi terjawab semuanya yah, tinggal kita praktekkan dan melakukan Firman Tuhan. Memang untuk mempraktekan sakit bagi daging, berat sekali bagi daging. Apalagi masih dalam keadaan muda. Tetapi Tuhan akan menolong dan mampukan, serta Tuhan akan memberikan hasil yang terbaik bagi kita. Hasilnya jika kita mau praktek Firman:

1.      Bilangan 15:38

15:38 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan.

 

Warna biru menunjuk kuasa kebangkitan. Jadi hasil pertama dalam Firman pengajaran ada kuasa kebangkitan Yesus untuk memulihkan apa yang sudah pecah sampai menghapus kemustahilan. Mustahil saya hidup sendiri, kasihan nasib anak-anak saya om. Kita lakukan saja Firman, dalam Firman ada kuasa kebangkitan. Kadangkala kita belum lakukan sudah kita pikir nanti bagaimana. Lakukan dulu, nanti kuasa kebangkitan Yesus yang bekerja menyatukan apa yang sudah pecah. Ada cara Tuhan untuk menyatukan sampai menghapus kemustahilan.

 

Saya mau lakukan Firman, demi nikah mencapai kesempurnaan, saya mau memperbaiki apa yang salah, nanti Tuhan yang menolong pada waktunya. Saya yakin kalau kita lakukan sungguh-sungguh tidak akan mungkin Tuhan biarkan kita.

 

2.      Keluaran 28:33

28:33 Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,

 

Pada ujung jubah imam besar ada buah delima dan ada juga digantung di situ giring-giring emas. Buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi itu menunjukan salib Kristus yang menyatukan. Buah delima itu berpetak-petak tetapi satu. Merah itu menunjuk kematian Yesus, biru itu kebangkitan dan ungu kemuliaan. Hasil dari salib Kristus itu yang mampu menyatukan. Giring-giring emas itu menunjuk Roh Kudus.

 

Jadi hasil kedua, lewat Firman pengajaran yang benar ada kuasa salib dan Roh Kudus yang mampu memperindah hidup kita. Di jubah ada lonceng dan ada buah delima, indah. Lonceng emas yang berbunyi itu secara rohani menunjukan doa penyembahan dalam urapan Roh Kudus kita berbahasa roh. Mungkin untuk sesaat dihina dan diejek “gerejamu sesat! Kamu disuruh tinggalkan isterimu” dihina tetapi kalau kita lakukan nanti Tuhan perindah. Jawablah saya lakukan ini karena saya mau lakukan Firman. Sesaat kita memang akan dihina-hina tetapi nanti Tuhan tunjukan Tuhan memperindah kehidupan kita, Tuhan tidak pernah menipu. Jangan takut, rendahkan diri, lakukan Firman. Jangan pikir resikonya, lakukan saja, ingat hasilnya nanti Yerusalem Baru, itu saja yang kita ingat.

 

3.      Yesaya 6:1

6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

 

Ujung jubah Tuhan memenuhi Bait Suci, Bait Suci berbicara Tubuh Kristus. Jadi gereja Tuhan satu jubah dengan Tuhan. Jadi hasil ketiga lewat Firman pengajaran yang benar, tangan kuasa dan kasih setia Tuhan mampu melindungi dan memelihara hidup kita, mulai dari sekarang ini Tuhan lindungi, Tuhan pelihara, sampai di zaman antikristus Tuhan mampu memelihara dan melindungi. Dari pada kita pertahankan yang salah, kita lepas dari naungan perlindungan Tuhan dan kita masuk aniaya antikristus. Lebih baik kita selesaikan yang salah, perbaiki yang salah, sehingga mendapat naungan dan perlindungan sekarang sampai di zaman antikristus.

 

Juga ujung jubah Tuhan memenuhi Bait Suci menunjukan kita sudah satu dengan Yesus. Jadi dengan kita mau melakukan Firman, maka tangan kasih setia Tuhan mampu menyatukan kita di dalam satu tubuh Kristus yang sempurna untuk selanjutnya menyatu dengan  Yesus Mempelai Pria Sorga. Tidak ada lagi perpecahan karena sudah terjadi penyatuan.

 

Di depan kita jaminannya yaitu Perjamuan Suci. Yesus rela jubahnya dilepas, pakaiannya dilepas, Dia ditelanjangi di kayu salib untuk kita mendapat kuasa jubah itu, mendapat kuasa Firman pengajaran menolong kehidupan kita. Jadi ketika kita merasa “sengsara saya Tuhan, saya tidak mampu” coba renungkan mana lebih sengsara kita dengan Yesus. Kalau kita sengsara karena harus melakukan Firman dan akhirnya harus hidup sendiri, dibandingkan Yesus ditinggal sendiri di kayu salib dan harus mati di kayu salib, tetapi Dia lakukan semua.

 

Biar kita kuat semua, apa yang salah diperbaiki semua, bukan untuk diteruskan. Inilah tanggung jawab saya sebagai gembala, sebagai hamba Tuhan saya tidak mau meneruskan apa yang salah. Biarlah kuasa Firman pengajaran itu yang memperbaiki dan menyatukan. Saya tidak berutang darah lagi. Kalau mau diterima puji Tuhan maka terjadi penyatuan dan pemulihan. Kalau tidak diterima saya tidak berhutang darah lagi. Saya sudah meneruskan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupan kita lewat FirmanNya.

 

Memang berat resikonya, apalagi kalau sudah dikarunia anak. Tetapi Tuhan mampu menolong, ada lonceng emas, ada buah delima yang memperindah. Ada perlindungan dan pemeliharaan Tuha. Semua kita dapatkan dengan melakukan Firman. Ada kuasa kebangkitan Yesus menyatukan dan memulihkan apa yang sudah pecah. Semua sudah Tuhan tanggung di kayu salib untuk menolong kehidupan kita. Di kayu salib Yesus rela ditelanjangi, pakaianNya diambil, jubahNya diambil, semua untuk kita. Kita yang sudah terpecah-pecah ini mau Dia pulihkan.

Yohanes 19:23-24,30

19:23 Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

19:24 Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

 

Ini jaminannya, di kayu salib Yesus berseru “sudah selesai”. Dia ditelanjangi supaya kuasa jubahnya itu, kuasa Firman Pengajaran bisa menolong kita. Dan Dia sudah jamin “sudah selesai” semua diselesaikan dari kayu salib. Sekali lagi tinggal dari kita, maukah menjamah ujung jubah Yesus, merendahkan diri. Kalau mau berarti tertolong. Semoga kita mau melakukan Firman, ada jaminannya sudah selesai. Di depan kita ada perjamuan suci dan kita mau menerimanya, biar kuasa Firman, salib Kristus, Korban Kristus dan Roh Kudus menolong kehidupan kita sekalian.

 

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar