20211114

Kebaktian Umum, Minggu 14 November 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 12:12

12:12 Karena itu bersukacitalah,  hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya,  celakalah kamu, hai bumi dan laut!  karena Iblis telah turun kepadamu,  dalam geramnya yang dahsyat,  karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."

 

Sesudah peperangan di sorga terjadi 2 hal:

1.      Sorga bersukacita.

2.      Bumi dan laut menghadapi kegeraman dari iblis yang dahsyat karena dia tahu waktunya sudah singkat.

 

Kita pelajari poin yang pertama. Sorga bersukacita karena ada kemenangan. Ini juga akan kita alami jika kita menang atas setan maka kita juga akan mengalami sukacita sorga. Sukacita sorga dirasakan oleh orang-orang yang ada di dalam sorga. Secara wujud nyata kita belum ada di dalam sorga, kita masih ada di bumi ini. Tetapi kalau kita mengacu pada doa Bapa kami, sekalipun kita masih tinggal di bumi ini, suasana sorga sudah kita alami dan rasakan, maka sukacita sorga juga akan kita rasakan. Kita akan belajar suasana sorga dari doa Bapa kami.

 

Matius 6:9-10

6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

 

Masih ada di bumi tetapi sudah merasakan suasana sorga.

 

Matius 6:11-13

6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

 

Jadi, kalau suasana sorga ini kita rasakan maka sukacita sorga tentu kita alami dan rasakan. Ada 3 macam suasana sorga dari doa Bapa kami ini:

1.      Ayat 11 Ada makanan secukupnya.

2.      Ayat 12 Ada damai sejahtera = suasana tanpa dosa, ampuni kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

3.      Ayat 13 Jauh dari pencobaan = suasana penyembahan.

 

Kita pelajari dulu poin pertama ada makanan secukupnya. Ini menunjuk pada pemeliharaan Tuhan. Jadi dari di bumi ini kita sudah merasakan suasana sorga yaitu pemeliharaan Tuhan. Dulu Adam dan Hawa dipelihara Tuhan dengan makan buah-buahan secara jasmani. Sekarang kita juga dipelihara oleh Tuhan dengan makanan buah-buahan secara rohani. Ini kita harus nikmati dan makan supaya rohani dan jasmani kita terpelihara.

 

Ada 3 macam buah di taman Eden, inilah makanan rohani yang secukupnya bagi kita.

1.      Kejadian 2:16

2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

 

Yang pertama buah pohon yang boleh dimakan dengan bebas. Penekanannya kata bebas ini. Sekarang kita dalam bentuk yang rohani. Bebas itu ada kaitannya dengan Roh Kudus.

II Korintus 3:17

3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

 

Tadi Adam dan Hawa makan buah secara jasmani. Sekarang kita makan makanan yang rohani yaitu Firman, Firman itu harus kita makan dengan kebebasan dari Roh Kudus. Jadi buah yang boleh kita makan dengan bebas ini menunjukan Firman penggembalaan yang kita makan dalam ibadah raya seperti siang ini. Sebab dalam ibadah raya itu kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam karunia-karunia dan urapanNya. Kalau ada Roh Kudus, kita bisa menikmati Firman tanpa dibatasi apapun, itu maksudnya bebas. Bebas ini bukan bebas berpakaian sesuka hati atau yang lain sebagainya.

 

Seringkali yang membatasi kita mendengarkan Firman adalah pikiran daging dan logika kita. “Masa Firman seperti itu, tidak logis!” akhirnya kita tidak bisa menikmati Firman karena kita kelolah dengan pikiran dan logika kita sehingga terjadi penolakan. Kalau masuk akal kita terima, kalau tidak masuk akal tidak diterima. Sementara Firman pengajaran itu sering bertolak belakang dengan pikiran. Contohnya dalam Alkitab, orang buta disuruh membasuh diri di kolam Siloam. Sudah buta, digosok lumpur di matanya lalu disuruh jalan ke kolam Siloam. Tidak logis. Kalau secara logika mungkin diusap-usap matanya supaya bisa melihat. Atau paling tidak suruh salah satu murid tuntun dan bawa ke kolam Siloam. Ini disuruh pergi basuh diri di kolam Siloam, tidak logis tetapi kalau dipraktekan menghasilkan mujizat. Kepada orang  yang mati tangan kanannya Tuhan katakan “berdiri di tengah, ulurkan tanganmu”. Kalau sesuai logika dipegang tangannya, dipijat, diurut-urut sampai sembuh, ini malah disuruh ulurkan tangan. Tetapi karena dia percaya Firman maka dia ulurkan dan sembuh.

Banyak contoh-contoh dalam Alkitab Firman itu seperti tidak ada logika. Yesus katakan “tebarkan jalamu di sebelah kanan” sementara sepanjang malam Petrus dan kawan-kawannya mencari ikan sepanjang malam tidak mendapat apa-apa, ini siang-siang disuruh menebar jalan di sebelah kanan. Awalnya Petrus bilang “sepanjang malam kami mencari ikan tetapi karena Engkau yang menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga”. Dan dia menarik jalan, mendapatkan banyak ikan.

 

Jadi jangan dibatasi oleh logika, juga dengan perasaan daging, nikmati firman dengan kebebasan Roh Kudus. Dia tersinggung “saya-saya terus yang ditembak gembala itu, mungkin karena gembala itu tidak suka sama saya!”. Atau berperasangka daging “isteri saya lapor ini sama gembala” padahal tidak ada. Sama juga dulu waktu pertama kali ke Malang, saya berprasangka negatif sama papa “bukan main papa ini lapor-lapor kelakuan saya sama Pdt. Widjaja”. Karena setiap sampaikan Firman saya terus yang kena. Ternyata tidak ada yang melapor. Begitu saya bersaksi baru om Wi sama tante tahu kelakuan saya. Kalau seandainya sudah ditahu, mungkin tidak diterima tinggal di pastori.

 

Jangan kita dibatasi situasi kondisi, waktu dan lain sebagainya. Begitu juga kami yang memberitakan, jangan dibatasi oleh apapun. Kalau dibatasi perasaan “ah jangan sampaikan yang keras, nanti jemaat tersinggung, dia keluar, tidak ibadah-ibadah lagi”. Tetapi kalau ada Roh Kudus, tidak terbatas oleh apapun, Firman bisa kita nikmati. Firman itu pelita dan Roh Kudus itu nyalanya. Kalau kita bisa menikmati Firman dengan kebebasan Roh Kudus maka Firman menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita.

Mazmur 119:105

119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

 

Ini hasil yang kita dapatkan. Makan Firman dengan bebas jangan dibatasi oleh apapun dengan kebebasan Roh Kudus, maka Firman menjadi pelita bagi kaki supaya kita tidak tersandung jatuh oleh dosa dan oleh apapun juga. Mungkin tidak tersandung dengan dosa tetapi tersandung dengan manusia, oleh rekan kaum muda, oleh sesama pelayanan di gereja, oleh suami, oleh isteri dan lain sebagainya. Perjalanan rohani kita di akhir zaman ini dalam suasana tengah malam, kalau ada sandungan lalu kita terjatuh, tidak akan mencapai finish. Sudah tengah malam, lalu tersandung lagi.

Yohanes 11:10

11:10 Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."

 

Kita sekarang ada dalam suasana kegelapan, dalam bidang jasmani semua gelap, krisis di berbagai bidang. Dalam bidang rohani juga gelap, kegelapan dosa begitu pekat hari-hari terakhir ini. Kalau tidak ada Firman, tidak ada Roh Kudus, kita jalan sedikit sudah tersandung jatuh. Akhirnya kapok, bentol-bentol, benjol-benjol, tidak sampai di kota terang Yerusalem Baru. Oleh sebab itu butuh Firman. Ayo makan Firman dengan bebas dalam ibadah raya sehingga kita tidak tersandung.

 

Kemudian menjadi terang bagi jalan kita. Firman dalam urapan Roh Kudus memberi arah ke masa depan yang terang, masa depan yang jelas. Kita tahu kalau bersama dengan Tuhan masa depan kita terang, jelas! Mungkin di mata manusia kelihatan susah, tidak punya masa depan, orang tuanya tidak punya apa-apa, dia juga tidak punya keahlian apa-apa, tetapi kalau kita bersama dengan Tuhan, Firman menjadi terang bagi kaki dan jalan kita maka ada masa depan yang berhasil, yang terang, sampai kita bisa mencapai kota Yerusalem Baru, kota terang.

 

Inilah pentingnya makan Firman dalam ibadah raya demi perjalanan rohani kita. Demi perjalanan kita hidup kita lancar, tidak ada sandungan, tidak kehilangan arah tetapi bisa mencapai Yerusalem Baru. Jangan entengkan ibadah raya, makan Firman dengan kebebasan Roh Kudus.

 

2.      Kejadian 2:17

2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

 

Buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Kalau dulu tidak boleh dimakan, sekarang disuruh makan dalam bentuk yang rohani. Ini Firman penggembalaan yang kita makan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Dulu dilarang, sekarang diberi kesempatan makan, ayo kita makan.

 

Inilah pentingnya ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, jangan dilalaikan. Dalam ibadah pendalaman Alkitab apa tujuannya kita makan Firman?

Lukas 24:29-30

24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.

24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.

 

Pemecahan roti di sini menunjukan pembukaan rahasia Firman dan juga menunjukan Tubuh dan Darah Yesus.

 

Lukas 24:31-32

24:31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"

 

Tujuan kita makan Firman penggembalaan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci.

a)      Mata kita terbuka untuk mengenal Yesus dengan jelas dan lebih dalam lagi. Makanya perlu pendalaman Alkitab untuk mengenal Yesus lebih dalam lagi, sampai puncak pengenalan kita mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga, kepala gereja. Banyak orang Kristen hanya mengenal Yesus tetapi pengenalan yang dangkal, mengenal Yesus sebagai Juruselamat, Penebus, Pemberi berkat, Bapa dan sebagai.

 

Kalau kita pelajari, hubungan dengan Tuhan itu ada tingkatannya. Hubungan paling puncak mengenal Yesus sebagai Mempelai. Kalau hubungan bapa dan anak, kalau masih dalam rumah Bapanya dia butuh Bapa. Begitu sudah mandiri dia tinggalkan Bapa. Hubungan murid dan guru, masih ada murid yang bisa berkhianat. Kita harus mencapai hubungan Mempelai, Yesus Mempelai Pria dan kita Mempelai WanitaNya, hubungan kepala dan tubuh. Ini pengenalan kita, mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga, kepala gereja.

 

Kita periksa apakah kita sudah mengenal Yesus sebagai Kepala Gereja atau baru sebatas sebagai penebus, Juruselamat, Pemberi berkat, Penjawab Doa, Tabib dan lain sebagainya. Bukti kita mengenal Yesus sebagai Kepala adalah membutuhkan Yesus setiap saat dan selama-lamanya sehingga tidak mau terpisah dengan Yesus sedetikpun. Jam-jam ibadah tidak mau kita lalaikan karena kita tidak mau terpisah dengan Yesus sedetikpun. Setiap hari kita mau melekat kepada Yesus, selalu ada hubungan yang intim dan harmonis dengan Yesus. Waktu-waktu doa dan baca Firman tidak dilalaikan, karena kita butuh Yesus setiap saat, setiap waktu. Bukan cuma kita nyanyi “Ya Tuhan setiap jam kumemerlukanmu” katanya tiap jam membutuhkan Tuhan, tetapi jam ibadah tidak tahu dia ada di mana. Menyanyi lagi “lebih baik 1 hari di pelataranmu” tetapi dibalik lebih baik 1000 tahun di luar dari pada di pelataran Tuhan, rasanya tersiksa kalau ibadah “cepat-cepat jo Firman, terlalu lama, talalu panjang!”.

 

Buktikan bahwa kita ini mengenal Yesus dengan jelas, Dia kepala kita, kita butuh Dia setiap saat. Biar Dia mengambil alih hidup kita, mengatur setiap langkah hidup kita.

 

b)      Mata terbuka untuk bisa membedakan Yesus yang benar dengan Yesus yang lain. Artinya bisa membedakan mana ajaran benar dan mana ajaran palsu. Jadi penting kita makan Firman, kemudian makan perjamuan suci sehingga Firman mendarah daging menjadi pengalaman. Kalau sudah mendarah daging kita tahu membedakan ini ajaran benar, ini ajaran palsu, ini suara Yesus, ini suara asing. Penting ini ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci. Makanya kita dijamu oleh Tuhan dengan makanan Firman yang melimpah dan ditambah lagi dengan perjamuan suci supaya kita tahu ini yang benar dan itu yang salah.

 

Pdt.Pong Dongalemba mengatakan kalau Firman mendarah daging dan urapan Roh Kudus semakin meluap, dengan pori-pori saja kita bisa membedakan ini orang mengajarkan yang lain, ini hamba Tuhan yang mengajarkan ajaran yang benar. Tahu membedakan mana hamba Tuhan yang benar tahbisannya, mana hamba Tuhan yang tidak benar tahbisannya. Tidak usah kita mau selidiki bagaimana. Kita bisa tahu, bisa rasa. Tahu mana penyembahan benar dan mana penyembahan palsu. Sampai kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Dan kita tidak mau melakukan yang jahat, pasti mau melakukan yang baik di mata Tuhan.

 

Kenapa saya tekankan di mata Tuhan? Sebab baik di mata manusia belum tentu baik di mata Tuhan. Contohnya mencuri tetapi untuk diberikan kepada orang miskin, itu baik di mata manusia tetapi tidak baik di mata Tuhan. Begitu juga baik di mata Tuhan, kadangkala dianggap jahat di mata manusia “Tuhan tidak adil, Tuhan kejam” padahal ada sesuatu yang Tuhan mau kerjakan. “saya tidak lulus di sekolah sana!” sebenarnya Tuhan sayang dia, kalau dia diizinkan sekolah di sana, kuliah di satu tempat, dia tidak tergembala dan rohaninya binasa. Makanya dia hanya diizinkan sekolah di kampung saja. Belum tentu orang sekolah di kota dengan orang sekolah di kampung lalu nasibnya lebih baik yang di kota, belum tentu! Kaum muda jangan berpandangan “ah saya mau sekolah di kota, kalau sekolah di kampung tidak ada hasil!” belum tentu! Kalau hubungan kita dengan Tuhan baik, mau sekolah di kota, mau sekolah di desa pasti Tuhan pelihara. Biar dia sekolah di kota kalau hubungannya dengan Tuhan tidak baik, hancur!

 

Jadi baik di mata manusia belum tentu baik di mata Tuhan. Baik di mata Tuhan kadang dianggap jahat di mata manusia. Coba kalau dilihat Ayub apa kekurangannya, dia suci, saleh, beribadah kepada Tuhan, lalu diizinkan harus mengalami ujian habis-habisan. Isterinya yang awalnya bersama-sama dengan Ayub, beribadah juga, begitu melihat apa yang Tuhan lakukan dia berkata “hei Ayub, masih bertekunkah engkau pada Allahmu? Kutukilah Tuhan dan matilah!”. Kadang kita manusia mengukur kebaikan Tuhan dengan daging kita, kalau enak bagi daging kita anggap itu baik. Kalau tidak nyaman, tidak enak bagi daging dianggap Tuhan jahat, belum tentu! Buktinya setelah Ayub mengalami ujian habis-habisan baru nampak kebaikan Tuhan, Ayub mau disucikan dari dosa kebenaran diri sendiri. Baru dia sadar di pasal 42. Dia juga baru sadar bahwa selama ini dia mengenal Tuhan hanya dari kata orang. Setelah mengalami ujian habis-habisan baru dia bisa mengenal Tuhan secara pribadi dan Tuhan pulihkan keadaannya 2 kali lipat.

 

Sama waktu papa meninggal, kalau kita ikuti daging kita anggap Tuhan tidak baik. Kenapa itu pendeta sana masih hidup, usianya lebih tua dari papa tetapi kenapa masih sehat, masih segar, kami masih butuh, Tuhan tidak baik! Ada yang baik yang Tuhan mau kerjakan. Jangan kita lihat dengan kaca mata manusia, biar kita berserah kepada Tuhan, apa yang Tuhan kehendaki itu yang terbaik bagi kita.

 

c)      Mata terbuka untuk melihat diri sendiri yang banyak kekurangannya. Makanya sebelum makan perjamuan suci ujilah dirimu, kenal dulu diri yang ada kekurangan dan kelemahan, bukan untuk kita pertahankan tetapi kita mohon kepada Tuhan supaya Tuhan sucikan, Tuhan ubahkan lewat Firman dan perjamuan suci. Kadangkala kita hanya ngomong kekurangan orang, kekurangan diri kita sendiri kita tidak tahu.

I Korintus 11:28-31

11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.

11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.

11:31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.

 

Uji diri supaya begitu kita makan perjamuan suci kita tidak dihukum. Dikatakan di sini banyak yang lemah dan sakit. Begitu makan perjamuan suci karena tidak mengenal dan menguji diri yang ada kekurangannya maka rohaninya tambah lemah, makan perjamuan suci rohaninya tambah sakit, makan perjamuan suci rohaninya malah mati. Bahkan dikatakan tidak sedikit yang meninggal. Makanya dengar Firman dan kenali diri, ini kekurangan dan kelemahanku, mohon Tuhan ampuni. Begitu makan perjamuan suci dosanya dibuang maka Firman kekal dan mendarah daging. Ayo kenal diri, kenal Tuhan, tahu membedakan mana yang benar dan mana yang palsu serta kenal diri yang banyak kekurangannya.

 

d)      Yesus lenyap. Artinya hidup Yesus semakin nyata di dalam hidup kita mengusir segala tabiat daging kita sehingga kita bisa bertabiat seperti Yesus. Ini yang disebut Firman mendarah daging. Kalau Firman sudah mendarah daging, ada rem untuk tidak berbuat dosa.

Mazmur 119:11,15

119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.

119:15 Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.

 

Mengamat-amati jalan itu sama dengan mengenal Yesus. Firman mendarah daging maka ada rem untuk kita tidak berbuat dosa. Remnya pakem, begitu injak sedikit langsung berhenti. Coba kalau tidak ada rem, ada dosa di depan ditabrak, di tikungan ada dosa di hantam, begitu kalau tidak ada rem. Jadi kalau bapak ibu kekasih dalam Tuhan selalu melalaikan ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci, itu sama dengan mobil dan motor yang remnya blong. Tidak punya rem sehingga dosa ditabrak, isteri orang ditabrak, anak sendiri sikat, adik kakak tabrak, itu karena tidak ada rem. Mangganya orang, vanilinya orang tabrak, tidak ada rem.

 

Contohnya Yusuf, dia menghadapi isteri Potifar dia tidak mau berbuat dosa, punya rem. Mari kita belajar untuk bertekun dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci.

 

Dari 4 hal ini kita menghasilkan iman yang teguh.

I Petrus 5:8

5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

 

Dia jalan keliling cari siapa yang dia dapat telan. Tetapi kita menang kalau iman kita teguh.

I Petrus 5:9

5:9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

 

Tekuni ibadah raya supaya ada pelita yang terang bagi jalan hidup kita. Tekuni ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci, makan Firman supaya iman kita semakin teguh dan iblis dikalahkan.

 

3.      Kejadian 2:9; 3:3

2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

 

Buah pohon kehidupan di tengah-tengah taman. Inilah gunanya pola Tabernakel jadi kita tidak mereka-reka, tidak ngarang. Mari kita lihat apa maksudnya buah pohon di tengah-tengah taman dari bagan Tabernakel. Kalau buah pohon yang bisa dimakan buahnya dengan bebas itu Firman penggembalaan yang kita makan dalam ibadah raya, ditunjukan oleh alat pelita emas. Buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat adalah Firman penggembalaan yang bisa kita makan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, ditunjukan oleh alat meja roti sajian. Bila alat dalam ruangan suci kita lihat secara horisontal, mezbah dupa emas berada tepat di tengah-tengah. Jadi buah pohon kehidupan yang berada di tengah-tengah taman adalah Firman penggembalaan yang kita makan dalam ibadah doa penyembahan.

 

Ini 3 macam buah yang disuruh kita makan. Dulu Adam dan Hawa hanya disuruh makan buah yang boleh dimakan dengan bebas. Buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat serta buah pohon kehidupan tidak boleh dimakan. Sekarang kita boleh makan semuanya. Ayo makan Firman penggembalaan dalam doa penyembahan. Kalau bisa makan Firman dalam 3 macam ibadah pokok, itu adalah suasana sorga.

 

Tadi disebut pohon itu ada di tengah-tengah, berarti menjadi sentral atau pusat. Artinya doa penyembahan itu adalah pusat hubungan kita dengan Tuhan supaya rohani kita hidup. Penyembahan itu leher yang menghubungkan tubuh dengan kepala, ini penentu! Kalau tidak ada leher habislah kita. Tidak ada pasokan oksigen, tidak ada pasokan makanan ke tubuh. Begitu doa penyembahan kita kurangi, hubungan dengan Tuhan terganggu, rohaninya bermasalah, rohaninya lemah, rohaninya sakit, kalau dibiarkan terus pasti mati. Ini pusat hubungan dengan Tuhan, jangan dikendorkan. Pesan saya kepada kaum muda tetap menyembah, banyak menyembah. Ada gangguan dari setan atau setan memperalat sesama, tingkatkan penyembahan. Itu pusat hubungan kita dengan Tuhan.

 

Kalau perlu tambah doa puasa. Jangan takut dengan kesehatan tubuh. Puasa malah sehat, doa penyembahan kita butuhkan. Secara kesehatan jasmani saya ada masalah maag. Tetapi selama ini berpuasa tetap enak, sehat, buka puasa bukannya perih. Kalau buka puasa langsung sikat rica yah memang sakit. Itu bukan puasanya yang salah tetapi mulutnya yang salah.

 

Pohon kehidupan itu juga ada kaitannya dengan membasuh jubah.

Wahyu 22:14

22:14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

 

Jubah itu mau dibasuh dengan darah Anak Domba.

Wahyu 7:14

7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

 

Buah pohon kehidupan di tengah-tengah taman adalah Firman penggembalaan yang kita makan dalam ibadah doa penyembahan, penyembahan itu pusat kehidupan kita. Lalu pohon kehidupan dikaitkan dengan membasuh jubah dengan darah Anak Domba. Kalau digabungkan doa penyembahan merupakan proses perobekan daging sehingga keluar darah. Ini sama dengan sikap mengambil bagian dalam penderitaan Yesus. Kalau ikut dagingkan maunya enak terus. Mata ini bukannya dipakai menyembah tetapi dipakai untuk menonton, dipakai lihat ini itu, lihat dosa! Sekarang robek dengan doa penyembahan, matanya ditutup, mulutnya dibuka menyembah. Jangan mata ditutup, mulut ditutup, nanti menyembah malam, paginya baru bangun. “Uh saya menyembah satu malam” padahal tatidor. Bukan air mata yang keluar tapi kotoran mata.

 

Menyembah itu sikap mengambil bagian dalam penderitaan Yesus. Makanya Paulus mengatakan “aku memenuhi apa yang masih kurang dalam penderitaan Yesus”. Menyembah itu memang sakit bagi daging. Apalagi kalau sudah capek habis bekerja. Tidak usah jemaat yang capek kerja di dunia, saya juga capek dalam pelayanan, pulang maunya langsung tidur, tetapi harus menyembah. Maunya bangun siang, tetapi jam 4 sudah harus bangun untuk duduk di kaki Tuhan. Jadi robek ini daging, jangan mau dituruti keinginan daging.

 

Darah itu fungsinya menyerap sari makanan dan menyebarkan ke seluruh tubuh. Kalau kita bisa merobek daging maka kita bisa menyerap Firman. Penting doa penyembahan supaya kita menyerap Firman dan menyerap tabiat Yesus masuk dalam diri kita. Tabiat daging kita mulai tergusur. Daging kita robek lewat doa penyembahan supaya kita serap sari-sari makanan, serap Firman, serap tabiat Yesus.

Filipi 2:7-11

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

 

Kalau dari ayat 5 ada 7 pikiran perasaan Yesus. Kita ambil saja dari ayat 7 11, ada 3 tabiat Yesus di sini:

a)      Mengosongkan atau menghampakan diri, ada tetapi merasa tidak ada. Artinya:

1)      Tidak mengandalkan dan membanggakan apa yang kita miliki, hanya mengandalkan Tuhan. Hidup kita bukan bergantung dari apa yang kita miliki di dunia ini. Punya kebun luas, hidup kita bukan bergantung pada itu, jangan diandalkan.

 

2)      Tidak kecewa dalam menghadapi segala sesuatu, tidak kecewa kalau tidak memiliki sesuatu, tetap hanya berharap pada Tuhan. Begitu melihat orang lain punya lalu kita tidak punya malah kecewa “di depan rumahnya ada jagung dijemur, saya di depan rumah cuma rumput tumbuh subur” akhirnya kecewa. Pergi bertamu waktu natal, di rumahnya banyak toples kue natal, di rumahku tidak ada. Yang punya ijazah jangan bangga dengan itu. Yang tidak punya jangan pesimis jangan kecewa. Sama-sama mengandalkan Tuhan, sama-sama berharap Tuhan, itu tabiat Yesus. Maka tidak akan ada iri, tidak akan ada dengki.

 

b)      Rendah hati dan lemah lembut. Rendah hati itu adalah kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Yesus tidak punya dosa, tetapi di kayu salib Yesus mengakui dosa kita. Kita ini banyak dosa tetapi tidak mau mengaku, malah salahkan orang, sombong! Kalau berpikir ah sudah lupakan saja, maka akarnya tidak pernah tercabut, akan terulang dan akan lebih hebat. Ayo belajar rendah hati, akui kepada Tuhan, akui kepada sesama, itu pengakuan tuntas. Mengaku kepada Tuhan itu vertikal, mengaku kepada sesama itu horisontal, dosa dipaku di kayu salib, dicabut akar-akarnya, habis semua. Kadang kita hanya mengaku kepada Tuhan, kepada sesama tidak mau, malu! Nanti apa kata dunia. Ngapain pusing dengan dunia. Yang kita pusing akan apa kata Tuhan. Kalau tidak mengaku dosa, tidak damai, nanti malu, tidak punya keberanian percaya menyambut kedatangan Yesus. Adam dan Hawa begitu jatuh dalam dosa mereka malu, mereka sembunyi, terpisah dari Tuhan, maka kutukan yang ada. Tetapi kalau dosa diselesaikan, kita berani mengaku dosa, maka ada keberanian percaya menyambut kedatangan Yesus.

I Yohanes 2:28

2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

 

Yang dimaksud tidak usah malu berarti tidak ada lagi dosa karena dosa sudah diselesaikan, akui dosa kepada Tuhan dan sesama. Umpama dosa itu 1 sampai 100, diakui semuanya sampai tidak ada dosa, ada keberanian percaya untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.

 

Lemah lembut itu kemampuan untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Di kayu salib Yesus mengampuni “Bapa ampunilah mereka, mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Kadangkala orang berdebat, Diakan Yesus, Allah yang menjadi manusia makanya Dia mampu lakukan. Ada contoh manusia yang mampu lakukan. Siapa? Stefanus. Waktu dilempar batu apakah dia katakan “balas Tuhan!” tidak! Kena kepala, kena badannya namun dia katakan “Bapa ampuni mereka” ini contoh kehidupan yang lemah lembut.

Kisah Para Rasul 7:59-60

7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

 

Ada juga contoh di Alkitab yaitu Zakharia, dia berteriak “Tuhan ingatlah apa yang mereka perbuat” itu lain lagi. Memang untuk mengampuni itu berat, apalagi kalau kita terlanjur disakiti, sakitinya berat sekali. Kata Petrus, berapa kali harus mengampuni dalam sehari? Tuhan bilang 70x7x. Kalau 70x7=490 jadi suami hitung-hitung dosa isteri, eh sudah 491 maka bangkitlah murka Allah, dia balas! Tuhan katakan 70x7x kalinya dibelakang tidak diketahui lagi, tidak terhingga. Di situ diumpamakan orang berhutang.

Matius 18:21-27

18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.

18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.

18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.

18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.

18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

 

Ada hamba berhutang 10.000 talenta. 1 talenta itu itu 6.000 dinar, 1 dinar itu upah 1 hari. Kalender Yahudi dalam 1 tahun itu 360 hari. Kalau 6.000x10.000=60 juta. Kalau dibagi 360 hari jadi 166.666 tahun. Ada orang sampai umur 166.000, tidak ada! Itu menunjukan bahwa kita tidak mampu menghapus dosa kita, tetapi Yesus sudah ampuni di kayu salib. Kalau Yesus bisa mengampuni masakan kita tidak bisa. Kita ampuni tetapi diingat-ingat terus, jangan begitu.

 

c)      Taat sampai mati di kayu salib. Ini tabiat paling puncak yang harus kita miliki. Bagi kita taat dengar-dengaran pada Firman apapun resikonya sampai daging tidak bersuara lagi. Makanya waktu Yesus datang terdengar suara bagaikan desau air bah dengan seruan haleluya. Itu menunjukan bahwa orang yang menyambut kedatangan Yesus suara daging sudah tidak terdengar lagi, sudah habis. Coba kita kalau ada di air terjun sulewana, kalau hanya berbisik tidak kedengaran, harus teriak keras karena suara gemuruh air itu terlalu kencang. Ini suara desau air bah, suara-suara daging sudah tidak ada lagi. Itu ketaatan pada Firman sampai suara daging tidak ada lagi.

 

Ini suatu proses, tidak semudah membalik telapak tangan, bukan simsalabim langsung jadi. Sama-sama kita belajar untuk taat. Saya sebagai manusia juga masih ada suara daging. Harus terus belajar taat sampai daging tidak bersuara lagi.

 

Kalau sekarang bisa menyerap tabiat Yesus, maka saat Yesus datang kedua kali kita menjadi sama dengan Yesus, sama dengan sempurna menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Di atas gunung sewaktu menyembah pakaian Yesus putih berkilau-kilau, itu kemuliaan Yesus sebagai Raja, Mempelai Pria Sorga. Di dalam Wahyu pasal 19 kita juga memiliki pakaian putih berkilau-kilauan, sudah satu tabiat sama dengan Yesus.

 

Ayo kita bergumul menyerap Firman, tekuni 3 macam ibadah. Jadi kesimpulannya suasana
Sorga kita rasakan di dalam penggembalaan yaitu lewat makan Firman penggembalaan di dalam 3 macam ibadah pokok. Secara jasmani kita juga pasti akan menikmati makanan yang secukupnya, ini sama dengan pemeliharaan Tuhan. Pemeliharaan Tuhan itu standarnya cukup. Jadi kalau kita bisa makan minum, berpakaian, beribadah, itu sudah pemeliharaan Tuhan secukupnya. Tidak usah terlalu berpikir mau ini, mau itu, mau peluk dunia, itu bukan Alkitabiah. Malah Alkitab bilang tegurlah orang yang ingin kaya. Bukan berarti tidak boleh kaya, kaya silahkan. Kalau kaya terus mau KKR, bisa cepat terkumpul dananya. Ini yang harus kita jaga, jangan ada keinginan akan uang.

I Timotius 6:9

6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

 

Ingin kaya di sini adalah ingin dapat perkara dunia tetapi menghilangkan keinginan akan Firman, ini bahaya. Makanya jatuh dalam pencobaan, dalam jerat, dalam berbagai-bagai nafsu yang mencelakakan.

 

Mari kita serap tabiat Yesus maka pasti ada pemeliharaan. Secara jasmani Tuhan pelihara, masa sekarang, masa depan, sampai di zaman antikristus Tuhan pasti pelihara secara bekecukupan, makanan secukupnya. Seperti bangsa Israel dari hari pertama sampai hari kelima dapat 1 gomer manna, hari keenam dapat 2 gomer, tetapi semua dibilang cukup.

 

Jadi pemeliharaan Tuhan itu ditentukan dengan makan Firman penggembalaan. Kalau kita makan ada pemeliharaan. Kalau tidak maka tidak ada pemeliharaan. Kalau sudah makan Firman maka dapat semua. Kaum muda jangan takut dengan masa depan, makan Firman dulu, nanti masa tua Tuhan yang atur, Tuhan yang siapkan semuanya.

Mazmur 23:1-3

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

 

Berbaring di rumput hijau itu bisa makan, dapat semuanya. Maka ketenangan ada, damai sejahtera ada, sampai dikatakan takkan kekurangan aku, itu pemeliharaan secukupnya, saat kita butuh Tuhan sediakan. Secara rohani kita juga dipelihara sampai tidak ada dosa lagi, tidak ada kekurangan, tidak ada cacat cela. Pdt. Widjaja menekankan kepada kami tidak ada kata maaf soal makan Firman! Kalau kita tidak bisa makan Firman, domba tidak bisa makan Firman, pasti dimakan oleh serigala. Dosa-dosa, ajaran palsu, masuk semuanya. Jadi jangan sombong, tidak mau makan Firman sebentar lagi disikat serigala. Kalau disikat serigala dagingnya koyak, hawa nafsunya muncul semuanya, berbau amis, bukan berbau harum.

 

Kalau gembala tidak mau memberi makan domba-domba, gembala akan makan domba, gembala jadi lebih buas dari binatang buas. Ambil bulunya, korbannya, perpuluhannya, diambil semua tetapi tidak pernah dikasih makan. Domba kurus kering, dicukur bulunya, diperas terus susunya, tetapi tidak pernah dikasih makan, jahat sekali! Itu suatu kejahatan besar di mata Tuhan. Jangan kita entengkan soal kesempatan makan Firman.

 

Ayo tekuni kandang penggembalaan. Saya mempelajari teladan yang diberikan papa bagaimana beliau tekun memberi makan. Dan selalu terngiang-ngiang selalu papa katakan “kalau saya sebagai gembala mengatakan mengasihi sidang jemaat, ada Tuhan yang lebih mengasihi sidang jemaat”. Bukti Tuhan mengasihi kita ada makanan Firman diberikan kepada kita, hargai pembukaan Firman dari Tuhan! Jangan bersikap sombong “ah saya tidak peduli, tidak mau dengar, tidak mau gubris”. Silahkan kalau tidak mau gubris! Tetapi nanti akan menerima sendiri akibatnya. Sebagai gembala terus saya gumuli supaya sidang jemaat bisa makan Firman Tuhan. Kalau ada yang tidak makan, saya pukul diri, kenapa tidak bisa makan itu karena masih ada dosaku, masih kurang sungguh-sungguh dalam mempersiapkan Firman.

 

Kalau domba bisa makan Firman penggembalaan, tidak perlu tinggalkan penggembalaan untuk mencari nafkah atau mencari nafkah dengan cara yang tidak halal. Makanan Firman sudah ada Tuhan sediakan, jangan tinggalkan penggembalaan untuk cari nafkah tetapi tidak makan Firman, kalau tinggalkan rugi. Tuhan katakan dalam I Timotius pasal 4 ibadah itu berguna dalam segala hal. Kalau kita tinggalkan ibadah, dapat sesuatu tetapi tidak berguna, itu sia-sia. Makanya jangan! Yang penting makan dulu Firman penggembalaan. Kalau sudah bisa nikmati nanti Tuhan atur semuanya. Rumus sorga dari kecil jadi besar, bukan langsung besar. Sabar tunggu waktunya Tuhan.

 

Juga bagi kami gembala, kalau gembala sudah bisa memberi makan domba, tidak perlu mencari nafkah di dunia. Isteri dan anak-anaknya itu urusannya Tuhan. Jemaat satu, isteri satu, anak 5, mau bagaimana? Kasih makan saja domba satu ekor itu, Tuhan pasti siapkan,  tidak usah cari nafkah di luar, nanti Tuhan kasih makan. Saya pegang Firman Tuhan dalam Ulangan pasal 18 dan Bilangan pasal 18, Tuhan sudah janji rahang diberikan berarti bisa mengunyah, terus dikasih paha depan berarti diutamakan, diberikan  perut besar.

 

Sekali lagi tidak ada kata maaf soal makan Firman. Kalau domba tidak mau makan Firman dia dimakan serigala. Kalau gembala tidak memberi makan jemaat, dia memakan domba-domba.

 

Dalam kandang penggembalaan ada suasana sorga, ada pemeliharaan yang Tuhan sudah siapkan bagi kita, jasmani, rohani, sampai kita tidak kekurangan lagi, berarti sempurna seperti Yesus.

Mazmur 23:1

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

 

Ini kita yakini, pegang Firman Tuhan. Selama kita tergembala Tuhan tidak pernah menelantarkan domba-dombanya. Belas kasih Tuhan tertuju pada domba-domba dalam penggembalaan. Perhatian Tuhan terutama tertuju kepada gembala-gembala utamanya. Ada rasa takut akan Tuhan, ada kemuliaan Tuhan di situ maka ada berita yang sama mereka sebarkan.

 

 

Tuhan Memberkati.

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar