20221218

Kebaktian PA, Minggu 18 Desember 2022 Pdt. Handri Otniel Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 13:1-2

13:1 Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

13:2 Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

 

Antikristus digambarkan dengan 4 kombinasi binatang buas yaitu naga, macan tutul, beruang dan singa. Betapa jahat, najis dan sadisnya antikristus itu. Sudah diterangkan tentang naga, sekarang kita akan lebih dalam membahas tentang macan tutul, beruang dan singa. Kita pelajari bukan supaya jadi serupa dari itu tetapi supaya terhindar dan masuk penyingkiran gereja.

 

MACAN TUTUL

Yeremia 13:23

13:23 Dapatkah orang Etiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belangnya? Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat jahat?

 

Macan tutul tidak bisa mengubah belangnya dan binatang yang cepat larinya. Jadi roh antikristus begitu cepat mau menguasai gereja Tuhan, mau menghadang laju pertumbuhan rohani gereja Tuhan sehingga tidak mengalami keubahan hidup, tetap manusia darah daging. Kalau kita tetap manusia darah daging, tidak bisa masuk kerajaan sorga. Kita sudah bekerja, punya penghasilan tetapi semua sia-sia. Apa yang kita capai dan raih di dunia ini kalau tidak masuk sorga semua sia-sia.

I Korintus 15:50

15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

 

Sekarang ini kita sementara berpacu dengan waktu, karena Alkitab mengatakan kedatangan Yesus sudah di ambang pintu. Kita diperhadapkan dengan antikristus yang bergerak cepat mau menguasai kehidupan kita. Itu sebabnya dalam hal yang rohani tidak boleh lagi kita berlambat-lambat, sudah harus bergerak cepat, bahkan harus lebih cepat lagi. Karena yang kita hadapi ini adalah roh antikristus yang bergerak dengan cepat mau menguasai kita, ditambah lagi kedatangan Yesus sudah diambang pintu. Jadi 2 hal ini harus kita perhatikan, antikristus bergerak cepat dan kedatangan Yesus yang sudah di ambang pintu.

 

Apa yang harus kita lakukan menghadapi antikristus yang bergerak cepat dan menghadapi kedatangan Yesus yang sudah di ambang pintu?

Markus 13:28-32

13:28 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.

13:29 Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.

13:30 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi.

13:31 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.

13:32 Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja."

 

Yang kita lakukan adalah harus segera melembut seperti ranting pohon ara. Apa yang harus melembut? Yang pertama dan terutama harus melembut adalah hati kita. Jangan berlambat-lambat lagi, harus segera.

 

Pengertian hati melembut:

1.      Yakobus 1:21

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 

Melembut itu kemampuan menerima Firman sekeras dan setajam apapun untuk keselamatan jiwa kita. Jadi bukan waktunya lagi kita mau berdebat, mengkritik, melawan, protes sana sini, tetapi harus menerima Firman sekeras dan setajam apapun untuk keselamatan jiwa kita. Kalau mau ikuti daging, sebenarnya kami hamba Tuhan tidak mau sampaikan Firman yang keras dan tajam sebab itu seperti cari gara-gara dengan jemaat. Tetapi harus disampaikan demi keselamatan sidang jemaat.

I Timotius 4:16

4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

 

Kalau sekarang mendengar Firman semakin keras dan semakin tajam, itu menandakan kedatangan Tuhan sudah di ambang pintu. Dipacu pertumbuhan rohani kita supaya cepat, jangan berlambat-lambat. Kalau masih baperan dengan Firman, kapan mau menyambut Yesus? Yesus datang saat orang itu meraju, pasti tertinggal.

 

2.      Kemampuan mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Bukan waktunya menyimpan di hati kesalahan orang lain sehingga pahit hati dan tersandung pada orang lain. Segera mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Orangnya jangan dilupakan, dosanya yang dilupakan.

 

Siang ini kita akan melihat 3 contoh kehidupan yang memiliki hati yang lembut.

1.      Bilangan 12:1-3

12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.

12:2 Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.

12:3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.

 

Untuk memperoleh hati yang lembut, Musa harus digodok di dalam penggembalaan. Waktu masih di Mesir dia punya segalanya karena dia pangeran. Tentu punya kekayaan dan punya kepandaian karena 40 tahun dididik dengan kepandaian Mesir. Secara jasmani Musa hebat, tetapi dengan semua yang dia dapatkan itu membuat Musa menjadi orang yang keras hati. Buktinya apa? Dia membunuh orang lain! Ketika mencoba melayani 2 orang, yang satu Israel, yang satu Mesir, orang Mesir memukul orang Israel. Musa tampil membunuh orang Mesir dan menguburkannya di dalam pasir.

Keluaran 2:11-12

2:11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.

2:12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.

 

Membunuh berarti membenci, berbeda dengan pengertian lemah lembut tadi. Ada kebencian di dalam diri Musa. Syukur kepada Tuhan, dia digodok di dalam penggembalaan sehingga menjadi lemah lembut sampai bisa menanggalkan kedua kasutnya, artinya bisa menjadi seperti bayi yang baru lahir. Itulah penyucian di dalam penggembalaan. Kita bersyukur, yang lebih dahulu mau digodok di dalam penggembalaan adalah hati kita, bukan otak. Hati yang keras untuk bisa menjadi hati lembut seperti bayi yang baru lahir.

 

Keluaran 3:1-5

3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.

3:3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"

3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."

3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

 

Menanggalkan kasut itu menunjukan bayi yang baru lahir. Sekian tahun kita digembalakan, coba periksa hati, apakah sudah melembut atau masih keras bahkan bertambah keras!

 

Praktek hati yang lemah lembut seperti Musa:

a)      Bilangan 12:11

12:11 Lalu kata Harun kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami.

 

Ayat 1 sampai 3 dia dikata-katai, akhirnya Tuhan menulahi Miryam. Ayat 11 Musa belajar menjadi kehidupan yang lembut hati yaitu bisa mengampuni dan mendoakan orang yang menyakiti hatinya. Saudara kandungnya sendiri ini yang mengata-ngatai! Bukan mau membela diri dan sebagainya, yang terbanyak berani melawan gembala itu saudara kandung, saudara daging. Kalau jemaat masih rem-rem mulut-mulutnya untuk mengata-ngatai. Kalau saudara kandung yah tajam sekali. Tetapi sebagai gembala jangan mengutuk tetapi harus mengampuni dan mendoakan yang baik seperti Musa. Jadi ketika orang yang mengata-ngatai kita ada kena tulah, jangan malah kita katakan rasakan, siapa suruh berani lawan saya. Justru harus kita doakan “Tuhan ampuni dia, Tuhan pulihkan. Itu suatu perobekan daging, memang sakit bagi daging tetapi harus dilakukan.

 

b)      Bilangan 12:1-4

12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.

12:2 Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.

12:3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.

12:4 Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga.

 

Di sini kita tidak melihat Musa membela diri tetapi dia berdiam diri. Ini praktek kedua, ada kemampuan untuk berdiam diri, tidak membela diri. Saya juga berdoa kepada Tuhan, kadang mulut ini masih mau membela diri, mau begini, mau begitu. Tetapi Tuhan ajar untuk diam. Sekalipun tuduhan kepada kita tidak benar, diam! Kalau tuduhan itu benar yah minta ampun. Berdiam diri itu periksa diri sesuai Firman. Kalau tuduhan orang itu benar kita minta ampun, bila tidak kita diam saja. Saat kita berdiam diri, tidak membela diri maka Tuhan tampil sebagai Pembela kita. Tetapi kalau kita bertindak sendiri maka Tuhan tidak akan membela kita. Apa tanda Tuhan membela kita?

1)      Pemakaian Tuhan kepada kita semakin meningkat. Kalau dia seorang hamba Tuhan maka Tuhan bukakan rahasia Firman lebih dari orang yang suka tuduh dia macam-macam.

 

2)      Bilangan 12:10

12:10 Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!

 

Penghukuman Tuhan terhadap orang yang mengata-ngatai kita. Biar saja Tuhan yang balas. Syukur Miryam dan Harun sadar waktu dihajar Tuhan.

 

Jadi jangan coba-coba usik orang yang dipakai Tuhan, hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang benar tahbisannya, yang sungguh-sungguh melayani Tuhan. Sebab di dalam dirinya ada pribadi Tuhan yang membela dan kita berhadapan dengan Tuhan. Kalau sempat kita dihajar oleh Tuhan segera mintta ampun kepada Tuhan seperti Harun dan Miryam. Tidak tunggu lama, begitu Miryam kena kusta langsung Harun minta ampun. Kadangkala sudah dihajar bolak balik tidak minta ampun malah tambah dia hujat orang yang tadi dia kata-katai. Orang seperti ini tidak akan pernah berubah.

 

Kita belajar seperti Musa, belajar juga seperti Harun dan Miryam, begitu salah langsung minta ampun sehingga semua ditolong oleh Tuhan.

 

Ini Musa contoh pertama, kita belajar untuk berdiam diri, belajar untuk mengampuni dan belajar mendoakan orang yang menyakiti kita. Maka kita akan melihat pemakaian Tuhan kepada kita semakin nyata dan seiring pemakaian Tuhan maka berkat juga akan semakin melimpah.

 

2.      Yusuf, sekalipun dijual oleh saudara-saudaranya dia tidak membalas.

Kejadian 37:2

37:2  Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun — jadi masih muda — biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

 

Praktek hati melembut oleh Yusuf:

a)      Tekun tergembala sehingga kita mengalami penyucian terus menerus. Apa penyucian yang dialami oleh Yusuf? Tidak mau kompromi dengan daging dan dosa apapun resikonya! Saudara-saudaranya menunjukan daging, saudaranya berbuat jahat itu dosa. Dengan Yusuf melapor kepada bapaknya apa yang dilakukan saudara-saudara, berarti Yusuf menempatkan diri sebagai musuh saudara-saudaranya. Dia dimusuhi dan dibenci, itu resiko yang dia alami, tetapi Tuhan ada bersama dengan Yusuf. Jangan kita kompromi dengan daging, jangan kompromi dengan dosa.

 

Jadi hati yang lembut itu tidak memihak yang salah. Kadang karena kita dapat keuntungan di situ maka kita memihak yang salah. Jadi bisa disimpulkan hati yang lembut itu tegas soal yang rohani. Kadangkala orang yang tegas malah dibilangi keras hati “kamu ini, ikuti saja apa maunya, kita melayani saja baik-baik, tidak usah ramai-ramai”. Karena amanah dari pendiri organisasi dan ini dari Tuhan, makanya kami tegas. Benar katakan benar, kalau salah katakan salah, itu hati yang lembut.

 

b)      Tahan menghadapi ujian. Ada 3 ujian yang dialami oleh Yusuf:

1)      Kejadian 37:22-24

37:22 Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia" — maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.

37:23 Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu.

37:24 Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair.

 

Dimasukan dalam sumur kosong tidak berair. Sumur kosong menunjuk dunia ini yang kosong dari kebenaran, tidak ada kebenaran di dunia ini! Jadi ujian pertama yang kita hadapi adalah ujian kebenaran. Untuk mempertahankan kebenaran kita diizinkan Tuhan harus sengsara dan menderita di dunia ini. Itu ujjian kepada kita. Kalau hati kita lembut maka kita bertahan soal kebenaran. Memang resikonya kita dibenci, itu resiko yang kita hadapi. Yesus saja untuk mempertahankan kebenaran Dia ditinggal sendiri di kayu salib. Yang dipersoalkan kepada Yesus itu soal kebenaran. Kata Yesus “Aku lahir ke dunia ini untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran”. Gara-gara itu Yesus harus disalibkan. Murid-muridNya lari dan meninggalkannya jauh-jauh. Jadi jangan takut kalau kita dikucilkan, tidak disenangi oleh keluarga. Demi kebenaran kita harus mempertahankan itu. Ini yang menjamin suatu saat kita akan menerima kebahagiaan sorga. Justru kalau kita pertahankan kebenaran kita mengalami ketenangan dan damai sejahtera. Akibat kebenaran adalah ketenangan dan damai sejahtera.

 

Kaum muda pacaran yang benar, masuk permulaan nikah yang benar, demi kebenaran! Saya nasihati sepasang kaum muda, tidak usah malu! Kalau kamu mau jalan sendiri di luar Firman aibmu tersembunyi tetapi kamu tidak mendapatkan berkat. Tetapi kalau sekarang sudah salah mau minta ampun dan mau kembali pada yang benar, ikuti nasihat gembala, maka berkat dari Tuhan akan kamu dapat.

 

Orang benar pasti diberkati oleh Tuhan dan menerima kebahagiaan sorga, ketenangan dan damai sejahtera.  

 

2)      Menghadapi isteri Potifar, ini ujian kesucian!

Kejadian 39:6,10-12

39:6 Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

39:10 Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.

39:11 Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorang pun tidak ada di rumah.

39:12 Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.

 

Sekarang kita menghadapi isteri potifar dalam wujud perempuan Babel yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Begitu luar bias bekerja dosa ini. Di sinilah ujian kesucian kita, mau ikut arus yang cemar dan najis atau tetap di jalurnya Tuhan yang benar dan suci sekalipun beresiko. Yusuf tidak mau mengikuti bujukan isteri Potifar sehingga akhirnya difitnah dan dipenjara.

 

Dosa sekarang begitu luar biasa, ditunjang oleh kecanggihan teknologi. Sekarang dosa kenajisan lewat tontonan begitu luar biasa muncul di sana sini, hati-hati! Dosa kenajisan ini bersikap membujuk, lama-lama bersikap memaksa. Jaga sungguh-sungguh kesucian pribadi dan kesucian nikah kita. Bagaimana cara menjaga kesucian nikah ini supaya tidak terbujuk dengan dosa ini.

Yohanes 15:3

15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

 

Mazmur 119:9-11

119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

119:10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.

119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.

 

Cara menjaganya lewat Firman pengajaran yang benar. Banyak dengar Firman hari-hari terakhir ini dan dengar-dengaran, taat pada Firman pengajaran yang benar. Ini yang menjaga kesucian kita dan nikah kita. Kalau menjaga kesucian maka saat Yesus datang maka kita bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Istilah perawan itu sudah suci, ditambah lagi kata suci, berarti double kesuciannya. Betul-betul kesucian ini harus kita upayakan sungguh-sungguh.

 

3)      Menghadapi penjara

Kejadian 39:20

39:20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.

 

Yusuf tidak salah tetapi dipenjarakan, kita tidak salah tetapi dihukum, ini sama dengan sengsara daging tanpa dosa, percikan darah. Ini ujian kemuliaan. Yusuf harus dipenjara baru dia dipermuliakan sebagai penguasa di Mesir. Kalau dia tidak dipenjara, dia tidak bisa bertemu dengan juru roti dan juru minum raja sehingga perihal tentang dirinya tidak bisa sampai kepada raja. Begitu dia diizinkan masuk ke dalam penjara, perihal hidupnya sampai kepada raja dan dia dilepaskan. Dan setelah mengartikan mimpi raja, dia diangkat menjadi penguasa di Mesir. Jadi jangan putus asa kalau kita tidak salah lalu dipersalahkan, kita tidak salah namun dibenci orang. Itulah ujian kemuliaan.

 

Kalau tahan uji ada hasilnya

Kisah Para Rasul 7:9-10

7:9 Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,

7:10 dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.

 

Hasilnya memperolah kasih karunia dan hikmat dari Tuhan, lebih dari berapa banyak uang di dunia ini. Untuk apa kasih karunia dan hikmat dari Tuhan?

Kisah Para Rasul 7:11

7:11 Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan.

 

Untuk apa kasih karunia Tuhan?

1)      Untuk mengatasi kelaparan yang hebat yang akan melanda dunia ini. Sejak tahun 90 saya membaca majalah tempo, di belahan dunia lain terjadi kelaparan. Itu baru terjadi di satu teritorial, nanti akan melanda seluruh dunia. Bangsa-bangsa di dunia lagi ketar-ketir menghadapi krisis di dunia ini. Kelaparan akan terjadi di dunia ini, kelaparan secara jasmani, kesukaran di dunia ini yang akan memuncak pada aniaya antikristus.

Wahyu 3:10

3:10 Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

Ini hari pencobaan, antikristus akan menguasai seluruh dunia, arahnya ke sana. Hikmat dan kasih karunia Tuhan memelihara hidup kita di tengah-tengah kesukaran dunia ini. Kita menghadapi ujian demi ujian untuk memperoleh hikmat dan kasih karunia Tuhan supaya kita terpelihara. Kalau sedikit-sedikit meraju sama Tuhan, kecewa, putus asa, maka begitu nanti menghadapi kesukaran, cepat sekali dia menyembah antikristus

 

2)      Kejadian 45:10-15

45:10 Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu.

45:11 Di sanalah aku memelihara engkau — sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi — supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau.

45:12 Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu.

45:13 Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari."

45:14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf.

45:15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.

 

Untuk kita bisa mengasihi sesama sampai mengasihi orang yang memusuhi kita. Namanya kasih karunia, tidak semua orang bisa melakukan. Biarlah kita menjadi Yusuf-Yusuf di akhir zaman ini. Ada orang yang membenci dan memusuhi kita, bahkan mungkin itu saudara daging kita sendiri. Mari kita belajar mengampuni bahkan mengasihi tanpa syarat seperti Yusuf. Yusuf tidak minta syarat apa-apa kepada saudara-saudaranya. Saya juga berdoa supaya Tuhan mampukan saya dan diberikan hati yang lembut untuk mengasihi tanpa syarat. Sekalipun sudah kita kasihi tetapi masih jahat juga, tetaplah belajar mengasihi tanpa syarat seperti Yusuf.

 

Ketika kita punya hikmat dan kasih karunia sehingga bisa mengasihi sesama kita sampai mengasihi orang yang menyakiti kita maka kita akan dibawa masuk dalam kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna. Kesatuan Yusuf dan saudara-saudaranya terjadi di Mesir. Jadi kesatuan kita terjadi di dunia ini. Kita sudah menyatu lalu Yesus datang dan kita menyatu dengan Dia masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Kalau di dunia ini tercerai berai bagaimana bisa menyatu dengan Yesus sebagai Kepala. Saya ingat pesan satu hamba Tuhan senior, jangan sampai persekutuan kita persekutuan tahi kambing! Dalam perut menyatu tetapi begitu keluar tercerai berai. Kita berdoa supaya saat penyatuan Tubuh Kristus terjadi kita ada di dalamnya. Kalau kita pertahankan terus gengsi dan harga diri, tidak mau mengaku dan tidak mau mengampuni maka kita tidak pernah menyatu! Kita sudah mau mengakhiri tahun 2022, mari tutup buku. Bagaimana caranya? Kasihilah sesama sampai mengasihi orang yang membenci kita. Mungkin sepanjang tahun ada yang menyakiti kita terus-terusan, biarlah kita lepaskan pengampunan dan kita mengasihi tanpa syarat sehingga terjadi penyatuan Tubuh Kristus.

 

3.      Stefanus

Kisah Para Rasul 7:59-60

7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

 

Stefanus ini pelayan Tuhan di dalam gereja mula-mula, gereja hujan awal. Dia kehidupan yang tergembala. Dalam Kisah Para Rasul pasal 6 dikatakan “mari kita cari dan pilih dari antara orang-orang yang bersama dengan kita untuk menjadi pelayan pembantu para rasul. Jadi Stefanus ini pelayan Tuhan yang setia dan tekun dalam 3 macam ketekunan. Sekarang ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

Kisah Para Rasul 2:41-42

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

 

Kalau Stefanus tidak ada dalam ketekunan ini, pada pasal 6 tidak mungkin dia dipilih untuk membantu rasul-rasul.





Zaman Musa ada alat yang dibuat namanya pelita emas, sekarang ini sudah tidak ada. Di gereja hujan awal dalam wujud ketekunan di dalam persekutuan. Sekarang pada gereja hujan akhir menunjukan ketekunan di dalam ibadah raya termasuk ibadah-ibadah persekutuan.

Zaman Musa ada alat yang dibuat namanya meja roti sajian, sekarang sudah hancur. Di zaman gereja hujan awal muncul dalam ketekunan dalam pengajaran dan pemecahan roti. Sekarang ini ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Zaman Musa ada alat yang dibuat namanya mezbah dupa emas. Di zaman gereja hujan awal ketekunan dalam doa. Dan sekarang menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.

 

Kalau hatinya tidak lembut lalu mau dipaksa tekun dalam 3 macam ibadah tidak akan bisa. Hanya orang yang lembut hati yang bisa bertekun dalam 3 macam ibadah pokok. Dan bisa terlihat orang ini sudah bertekun dalam 3 macam ibadah pokok. Tidak usah mengumbar ke sana kemari “saya tekun dalam 3 macam ibadah pokok”. Kita raba diri kita sendiri apakah sudah tekun dalam 3 macam ibadah pokok atau belum, sudah punya hati lembut atau belum.

 

Praktek hati lembut seperti Stefanus.

a)      Kemampuan mengampuni. Dari awal sampai sudah mau menjelang akhir pemberitaan masih juga tentang pengampunan. Saat dia dirajam dengan batu, kalimat terakhir yang dia serukan sebelum meninggal “jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka” tentu diucapkan dengan sisa-sisa tenaganya. Bita belajar seperti Stefanus, bisa mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Bukan waktu dilempar batu “Tuhan sakit sekali kepalaku, balas juga sama dia lempar batu besar!”. Hati yang lembut hanya kita dapatkan di dalam penggembalaan, di luar penggembalaan tidak akan pernah mendapatkan hati yang lembut.

 

b)      Kemampuan untuk menyembah dan menyerahkan segenap hidup kepada Tuhan sekalipun di tengah sengsara dan penderitaan. Kadangkala sudah sengsara tidak mau juga menyembah, ini sudah terlalu keras! Lain kali ada yang tidak bisa menyembah karena sudah diberkati, sudah terbuai dengan kenikmati hidup di dunia. Belajar ketika kita menghadapi sengsara, penderitaan karena Yesus, mulut kita menyembah berseru “haleluya” bukan malah berkata “kenapa saya begini Tuhan!”. Ada yang pernah berkata sama saya, dulu saya di luar pengajaran hidup saya enak, sekarang dalam pengajaran hidup saya sengsara begini! Saya bilang itu ujian, kamu tekuni penggembalaan, tekuni pengajaran!

 

Coba kalau Stefanus bilang “awas kamu ee” malah batu besar kena mukanya.

Kisah Para Rasul 7:59-60

7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

 

Dari pada kita nanti bertekuk lutut di hadapan antikristus untuk dibantai, lebih baik sekarang kita berlutut di hadapan Tuhan, dalam penderitaan kita hanya menyembah haleluya. Sakit, ada kemerosotan, tinggal menyembah. Tidak usah salah-salahkan orang lain “gara-gara kau!” apalagi kalau sampai berucap “gara-gara pengajaran!” jangan seperti itu.

 

Hasilnya:

Kisah Para Rasul 7:55-56

7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.

7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."

 

Langit terbuka dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah Bapa, artinya:

a)      Tuhan berkenan, bahkan menghormati pelayanan kita. Kita sengsara dan menderita namun Tuhan menghormati pelayanan kita. Tuhan melihat ini hambaKu, dia masih mau menyembah Aku sekalipun dia menderita sengsara tetapi masih mau melayaniKu secara pribadi, mau menyembah. Kita semakin dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Kegerakan ini akan kian besar sampai terjadi penyatuan dengan Israel asli. Ayo semua libatkan diri dalam kegerakan, sekalipun secara daging kita sengsara. Waktu kita betul-betul habis tersita untuk pelayanan, tetapi Tuhan hormati dan Tuhan berkenan atas pelayanan kita.

Matius 21:4-5

21:4 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:

21:5 "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."

 

Yesus pemimpin kegerakan, Dia adalah pribadi yang lemah lembut. Jadi kalau hati kita lembut, kita Tuhan pakai. Yang Tuhan cari di hari-hari terakhir ini bukan orang pandai, kaya, ada kedudukan. Yang Tuhan cari orang yang lembut hatinya. Mau dia kaya atau tidak kaya, pandai atau tidak pandai, punya kedudukan atau tidak punya kedudukan, punya ijazah atau tidak punya ijazah, yang penting lembut hatinya itu yang Tuhan pakai. Istilah Tuhan berdiri artinya sudah waktunya Tuhan mau pakai kita.

 

Saya dinasihati oleh seorang hamba Tuhan “kamu sekarang ada di belang goreng”. Lewat Firman ini saya dikuatkan, kalau Tuhan sudah berdiri berarti sudah waktunya Tuhan pakai, sudah waktunya juga Tuhan memakai sidang jemaat. Kita percaya dan yakin penyataan Tuhan kepada bapak gembala tinggal kita teruskan. Karena bapak gembala sudah tidak bisa melihat kenyataan itu, kita yang bisa melihat kenyataan itu bahwa kita akan menjadi soko guru gereja Tuhan di Tentena. Masalahnya tinggal melembut. Tinggal melembut, masalahnya tinggal hati. Waktu menderita kita baper, kecewa, putus asa, orang seperti itu tidak bisa dipakai Tuhan! Tetapi kalau ketika menderita kita bisa mengampuni dan mendoakan orang yang menyaakiti kita, maka pemakaian Tuhan semakin dahsyat. Biar Tuhan yang orbitkan, jangan kita angkat-angkat diri sendiri. Menggelar ibadah natal seperti ini bukan saya bermaksud untuk mengangkat-angkat diri supaya saya didengar oleh hamba Tuhan yang lain, tidak ada maksud seperti itu. Murni supaya Firman pengajaran disebarluaskan. Dan tujuan utamanya untuk memperkenalkan pengajaran ini bagi orang-orang luar.

 

Kalau Tuhan sudah gerakan hati untuk terlibat di dalam pelayanan, segera melembut dan ambil bagian dalam pelayanan, jangan buang-buang waktu. Kalau terus mengeraskan hati saat Tuhan gerekan, kegerakan Firman tidak mau diikuti, nanti Tuhan beralih kepada yang lain. Yudas diganti Matius, Esau jubahnya diambil oleh Yakub, Tuhan tidak pernah kekurangan orang. Tinggal siapa yang mau melembutkan hati itu yang dipakai, kalau tidak mau yah Tuhan ganti orang lain. Jangan sampai kedudukan kita diganti orang lain. Kalau sudah diganti orang lain tidak bisa kembali. Esau tidak bisa kembali lagi, Yudas tidak bisa kembali lagi melayani.

 

Mari belajar melembut dan kita ikuti gerakan Firman. Kita nikmati Firman dan bagikan kepada yang lain. Pelayan Tuhan itu seperti angin. Suatu saat angin ini distop. Artinya baru mau melayani tetapi sudah tidak ada waktu lagi untuk bergerak melayani Tuhan. Sekarang ada kegerakan Firman, ikuti semuanya itu, terlibat semuanya, baik dana, doa, fisik, tenaga dan seterusnya. Terutama doa kita libatkan diri di sana.

 

b)      Yesus berdiri artinya sudah waktunya bagi Yesus Imam Besar untuk melayani kita. Bagaimana cara Yesus melayani?

Ibrani 4:14-16

4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.

4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

 

Yesus Imam Besar melayani kita artinya Yesus Imam Besar tidak membiarkan kita untuk bergumul sendiri. Di kayu salib Yesus Imam Besar telah menyedot semua penderitaan kita. Betapa bahagianya kita. Kalau manusia biasa tidak akan mampu menghadapi masalah seperti Stefanus, pasti akan mencaci maki, berteriak dan sebagainya. Tetapi Stefanus benar-benar merasakan penderitaannya itu disedot oleh Yesus sehingga dia bisa menerima lemparan batu demi batu yang kena pada dirinya dan mulutnya bisa menyembah Tuhan bahkan melepaskan pengampunan. Tuhan sedot semua segala kelemahan kita, letih lesu kita, beban berat kita dan Dia berikan damai sejahtera dan kelegaan kepada kita. Melayani walaupun berat rasanya tetapi ada damai dan ketenangan. Piji Tuhan dalam setiap hari, padahal baru dapat Whatshap dicaci maki, puji Tuhan kemana aku pergi, hidupku jadi snang, segala susah hilang karena puji Tuhan. Saya berbahagia, dalam penderitaan dan pergumulan melayani Tuhan, Yesus melayani pribadiku. Dia berikan damai sejahtera dan kelegaan. Dari kayu salib Dia sedot semua kelemahan dan beban berat kita. Terima kasih Tuhan, saya mau melayaniMu sampai garis akhir.

 

Yesus bukan cuma menanggung beban berat kita tetapi Dia selesaikan semuanya pada waktunya. Memang sekarang saya belum melihat, tetapi saya percaya Tuhan akan menyelesaikan tepat pada waktunya. Sekarang masih terasa beban itu tetapi Tuhan mulai angkat satu persatu. Bebanku terlepas saat aku menyembah Engkau. Bukan hanya itu saja, kalau langit terbuka maka Tuhan curahkan berkat kepada kita.

 

c)      Kita bisa menyambut kedatangan Yesus di awan-awan yang permai, kita tampil sebagai Mempelai WanitaNya memandang Dia muka dengan muka, dengan satu seruan haleluya, kita bersama Yesus selama-lamanya.

Markus 13:26-27

13:26 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

13:27 Dan pada waktu itu pun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit.

 

Kerinduan hati saya bersama isteri dan anak-anak, bersama keluarga daging saya, saudara-saudara saya, bersama orang tua saya, bersama seluruh sidang jemaat, kita sama-sama menyambut Yesus di awan-awan, jangan ada satupun yang tertinggal binasa. Di depan ada Perjamuan Suci, Yesus Imam Besar yang menanggung kelemahan kita, dibuktikan dengan mati di kayu salib, kita akan segera menerima Tubuh dan darah Yesus.

 

Tuhan memberkati


GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com


JADWAL IBADAH

Rabu            Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu            Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar