20240124

Kebaktian PA Imamat, Rabu 24 Januari 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Dalam Imamat pasal 26 ada 5 kutukan bagi orang yang tidak mau taat pada Firman Tuhan.

1.      Imamat 26:16,25 Penyakit

2.      Imamat 26:17,25,33,36-39 Pedang atau perang

3.      Imamat 26:19-20,26,29 Kelaparan

4.      Imamat 26:22 Binatang liar atau buas

5.      Imamat 26:30-32 Ibadahnya dihancurkan.

 

Kita masih mempelajari poin pertama.

Imamat 26:16,25

26:16 maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu.

26:25 dan Aku akan mendatangkan ke atasmu suatu pedang, yang akan melakukan pembalasan oleh karena perjanjian itu; bila kamu berkumpul kelak di kota-kotamu, maka Aku akan melepas penyakit sampar ke tengah-tengahmu dan kamu akan diserahkan ke dalam tangan musuh.

 

Ulangan 28:35

28:35 TUHAN akan menghajar engkau dengan barah jahat, yang dari padanya engkau tidak dapat sembuh, pada lutut dan pahamu, bahkan dari telapak kakimu sampai kepada batu kepalamu.

 

Ada 3 macam penyakit di sini:

1.      Batu kering

2.      Demam. Kalau ada demam berarti ada yang tidak beres, baik pelayanannya terutama dalam nikahnya.

3.      Bisul atau barah yang jahat, ini yang akan kita bahas

 

Barah adalah hukuman Tuhan terhadap daging yang berdosa. Ada 3 tempat yang kena barah.

1.      Telapak kaki. Karena tidak mau melangkah ke Bait Allah dan juga tidak menghargai pelayanan hamba Tuhan.

2.      Kena lutut, lutut menunjuk penyembahan. Kena barah karena malas menyembah atau menyembah tetapi tidak mencapai ukuran Tuhan yaitu sampai daging tidak bersuara.

3.      Paha.

4.      Batu kepala.

 

Kita belajar tentang paha, ini ada kaitannya dengan nikah.

Bilangan 5:20-22

5:20 tetapi jika engkau, padahal engkau di bawah kuasa suamimu, berbuat serong dan mencemarkan dirimu, oleh karena orang lain dari suamimu sendiri bersetubuh dengan engkau --

5:21 dalam hal ini haruslah imam menyumpah perempuan itu dengan sumpah kutuk, dan haruslah imam berkata kepada perempuan itu — maka TUHAN kiranya membuat engkau menjadi sumpah kutuk di tengah-tengah bangsamu dengan mengempiskan pahamu dan mengembungkan perutmu,

5:22 sebab air yang mendatangkan kutuk ini akan masuk ke dalam tubuhmu untuk mengembungkan perutmu dan mengempiskan pahamu. Dan haruslah perempuan itu berkata: Amin, amin.

 

Paha ada kaitannya dengan nikah. Jadi bisul di paha menunjuk hukuman Tuhan terhadap orang-orang yang mengisi nikahnya dengan hawa nafsu daging. Praktek nikah hawa nafsu daging:

1.      Nikah yang terhilang. Apa itu nikah yang terhilang?

a)      Menikah di luar Tuhan, kalau diperkecil lagi menikah di luar Firman pengajaran yang benar. Ingat Kejadian pasal 6, anak-anak Allah melihat anak-anak perempuan manusia cantik-cantik, lalu diambillah siapa saja yang disukai hatinya, ini nikah hawa nafsu daging. Ini sama dengan mau menyatukan terang dengan gelap, tidak akan mungkin bisa menyatu! Sementara tujuan menikah itu untuk menjadi satu daging.

Markus 10:8

10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.

 

Laki-laki dan perempuan secara fisik sudah berbeda, belum lagi kalau beda suku, beda karakter dan sebagainya. Lalu ajarannya, keyakinannya berbeda, apa yang bisa menyatukan! Sekarang ini nikah kawin campur malah viral, dirasa hebat kalau nikah beda keyakinan, padahal itu nikah hawa nafsu daging. Jika diteruskan hanya air mata sengsara di dalam nikah itu.

 

Kaum muda jangan sampai nikah terhilang. Orang tua juga jangan dorong anaknya masuk nikah yang terhilang, justru harus diarahkan supaya 1 iman, 1 pengajaran.

 

b)      Nikah yang tidak tergembala. Tidak mau tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Dalam Tabernakel ditunjukan dengan 3 macam alat dalam ruangan suci:

1)      Pelita emas menunjuk Ibadah raya

2)      Meja roti sajian menunjuk Ibadah pendalaman Alkitab

3)      Mezbah dupa emas menunjuk Ibadah doa penyembahan

 

Pengkhotbah 4:12

4:12 Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.

 

Dua orang itu menunjuk suami isteri. Tali 3 lembar itu menunjuk ketekunan dalam 3 macam ibadah. Dalam ibadah raya di ikat dengan tali Roh Kudus, dalam ibadah pendalaman Alkitab diikat dengan tali Firman, dalam ibadah doa penyembahan diikat dengan tali kasih Allah. Dagingnya dibendung, dagingnya diikat sehingga tidak menjadi liar. Coba kalau liar, mudah sekali terhilang. Sebagai contoh kita punya hewan peliharaan yang liar, gampang hilang. Tetapi kalau dalam kandang, aman. Ayo bawa nikah kita masuk dalam kandang penggembalaan.

 

2.      Nikah yang tidak disucikan.

Efesus 5:22-27

5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

 

Ini teladan nikah yang suci. Kebalikannya nikah yang tidak disucikan. Masing-masing anggota rumah tangga bertanggung jawab untuk masuk ke dalam proses penyucian, baik suami, isteri dan juga anak. Penyuciannya adalah penyucian secara double.

a)      Masuk baptisan air yang benar, sesuai Firman, seperti yang Yesus teladankan.

b)      Mandi air hujan Firman pengajaran yang benar.

 

Penyucian double ini terutama menyucikan kita dari kusta rohani.

Imamat 14:8-9

14:8 Orang yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur seluruh rambutnya dan membasuh tubuhnya dengan air, maka ia menjadi tahir. Sesudah itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar kemahnya sendiri tujuh hari lamanya.

14:9 Maka pada hari yang ketujuh ia harus mencukur seluruh rambutnya: rambut kepala, janggut, alis, bahkan segala bulunya harus dicukur, pakaiannya dicuci, dan tubuhnya dibasuh dengan air; maka ia menjadi tahir.

 

Apa itu kusta rohani? Dosa kebenaran diri sendiri. Ini yang seringkali membuat nikah itu menjadi nikah hawa nafsu daging, bertengkar, ribut. Sudah salah tetapi menutup salah dan dosanya dengan menyalahkan orang lain. Suami salah tetapi menyalahkan isteri, isteri salah tetapi menyalahkan suami, orang tua yang salah tetapi menyalahkan anak, anak yang salah tetapi menyalahkan orang tua, itu semua kusta! Kebenaran diri sendiri membuat terpisah. Ayub mengatakan “isteriku sendiri jijik melihat aku” budak-budaknya sendiri juga berdiri jauh-jauh. Kalau ada kebenaran diri sendiri pasti terpisah. Setelah diuji habis-habisan baru Ayub sadar bahwa dalam dirinya ada kebenaran diri sendiri, ada kusta. Kebenaran diri sendiri itu membuat kita terpisah dari sesama.

 

Kejadian 2:25

2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

 

Nikah yang suci itu telanjang tetapi tidak malu. Artinya tidak ada dosa yang disembunyikan, jujur terbuka satu dengan yang lain. Waktu kami mau masuk nikah, dalam penataran nikah semua ditanya oleh gembala. Sampai pertanyaan terakhir “masih suci?”. Ditanya sejauh ini bagaimana hubungannya, pernah menjalin hubungan dengan siapa saja, sampai sejauh mana, ditanyakan supaya terbuka semuanya, tidak ada yang ditutup-tutupi.

 

Kalau dosa itu disembunyikan, suatu saat Tuhan akan buka dan Tuhan permalukan. Coba bisul pada paha, paha masak dibuka, pasti ditutup-tutupi. Tetapi kalau sudah besar, sudah kesakitan, ketahuan juga ada bisul di paha. Ini yang jangan sampai terjadi, jangan dipermalukan oleh Tuhan. Jangan sampai nikah kita tawar, nikah asam kecut bahkan pahit karena ada dosa disembunyikan. Biarlah terang-terangan semua, mau disucikan oleh Tuhan.

 

3.      Nikah yang mati karena terjadi perceraian. Suami itu kepala dan isteri adalah tubuh, kalau kepala dan tubuh tercerai, suami isteri terpisah maka itu nikah yang mati karena terjadi perceraian. Sudah bercerai kemudian menikah lagi dengan orang lain. Itu nikah yang mati, busuk dan berulat.

 

Apa penyebab perceraian?

Markus 10:3-5

10:3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?"

10:4 Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai."

10:5 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.

 

Jadi penyebab perceraian karena ketegaran hati atau kekerasan hati. Karena sudah keras hati maka dalam nikah timbul kekerasan. Mulai dari kekerasan dengan kata-kata, sampai kekerasan dengan perbuatan. Kadangkala yang merasa benar sendiri itu suami-suami. Suami itu paling tidak suka dipersalahkan sekalipun memang dia yang salah. Akhirnya timbul kekerasan, kekerasan dengan kata-kata, kekerasan dengan perbuatan.

 

Maleakhi 2:16

2:16  Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!

 

Kalau sudah bercerai itu nikah tanpa kasih dan ada akibatnya:

a)      Ada kerusakan dan ada korban. Seperti kertas kalau sudah dilem memang bisa dipisah tetapi pasti robek, pasti rusak. Jadi tidak ada cerai untuk kebaikan, pasti rusak, ada korban. Korban perceraian nikah sampai sekarang tidak terhitung banyaknya.

b)      Tidak masuk pilihan Tuhan. Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Kalau dikaitkan dengan nikah, banyak yang dipanggil masuk dalam nikah yang jasmani tetapi sedikit yang dipilih masuk nikah yang rohani, pesta nikah Anak Domba Allah, antara Yesus Mempelai Pria Sorga dengan gereja yang sempurna. Kalau sudah bercerai tidak akan masuk pilihan.

 

Sebab itu kita harus perjuangkan nikah kita untuk masuk pilihan Tuhan, untuk masuk nikah yang rohani. Praktek memperjuangkan nikah untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah kita pelajari dari 5 gadis yang bijaksana.

1.      Matius 25:4,10

25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

 

Harus memiliki pelita yang menyala, karena keadaan dunia akhir zaman ini gelap seperti tengah malam, dosa-dosa begitu pekat. Manusia kurang lebih 7 milliar, kalau manusia itu gelap, 7 milliar manusia itu gelap semua betapa pekatnya kegelapan itu. Yang kita butuhkan menghadapi dosa yang pekat itu adalah pelita yang menyala. Apa itu?

Amsal 6:23

6:23 Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,

 

Jadi pelita yang menyala adalah Firman pengajanan. Nikah kita harus dibina, disucikan oleh Firman pengajaran yang benar. Tanpa pelita yang menyala, nikah itu gelap. Apa yang terjadi kalau gelap? Suami isteri berbenturan terus, orang tua anak, kakak beradik bisa berbenturan terus. Kalau tidak ada pengajaran bisa benturan terus. Kalau dibiarkan bisa hancur, tidak tahan berbenturan terus bisa keluar, pisah, anak tidak tahan benturan dia keluar,  orang tua benci sama anak, yah sudah dikeluarkan dari KK. Itu kalau tidak ada pengajaran. Tetapi kalau ada pengajaran bisa dihindari benturannya. Bukan berarti tidak ada, ada benturan tetapi tidak berlarut-larut, segera teratasi. Nikah kalau gelap tidak ada indahnya. Biar rumahnya besar, mobilnya banyak, tetapi coba kalau gelap, tidak ada indahnya. Rumahnya kecil, sederhana, tapi kalau terang, indah. Ayo bawa nikah kita untuk disucikan dengan Firman pengajaran yang benar. Supaya penyucian itu berjalan, bagaimana sikap kita terhadap Firman pengajaran? Sikap kita harus taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar.  

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Suami taat, isteri taat, orang tua taat, anak taat maka terang semuanya, diredam benturannya. Dari ketaatan ini timbul kesucian dan dari kesucian timbul kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, bukan tengkar. Nikah menjadi tempat mempraktekan kasih, bukan tempat pelampiasan hawa nafsu daging. Waktu orang Israel di Mesir, ada tulah hujan es. Perintah Tuhan untuk orang Mesir yang ada di padang untuk masuk ke rumah. Rumah itu tempatnya kasih, di luar itu ada hujan es yang bercampur api, itulah kasih yang menjadi dingin dan kedurhakaan yang meningkat. Kami hamba Tuhan yang menyampaikan harus praktekan, taat lebih dulu. Maka ada kasih persaudaraan yang tulus ikhlas.

Kolose 3:14

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Bukan uang, kekayaan, kedudukan, tetapi kasih itu yang menjadi modal utama untuk menyatukan. Kasih dari kesucian, dari ketaatan pada Firman Tuhan. Satu saja dalam keluarga mau disucikan, punya terang, ada harapan nikah itu bisa disatukan, ada harapan kegelapan dalam nikah disingkirkan. Gelap tidak pernah menang menghadapi terang. Nuh seorang diri mendapat kasih karunia, keluarganya selamat. Nuh itu orang suci, contoh orang yang tidak baik adalah Rahab perempuan sundal, dia mau mengikat tali Kirmizi di jendela rumahnya, itu menunjuk korban Kristus. Dia mau menghargai Korban Kristus, mau memperdamaikan dosanya, mau disucikan, maka sekalipun penduduk Yerikho ditumpas habis, tetapi Rahab sekeluarga selamat.

 

Satu saja mau disucikan oleh pengajaran yang benar, mau menjadi terang, ada harapan mengusir kegelapan di dalam nikah. Dan ada harapan membawa nikah itu menjadi satu. Yusuf sudah terbuang dari keluarga, dia disingkirkan oleh kakak-kakaknya. Tetapi karena pada dia ada gandum, itu yang membawa penyatuan keluarganya.

 

Perhatikan ini, jangan ragu. Bawa hidup kita disucikan oleh Firman pengajaran, punya pelita yang menyala.

 

2.      Pelita yang menyala harus diletakan di atas kaki dian.

Markus 4:21

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.

 

Artinya kita harus menempatkan diri kita pada posisi yang benar di dalam nikah sesuai Firman pengajaran yang benar. Ini yang membuat nikah masuk pilihan, kalau tidak nikah itu ada bisul.

I Korintus 11:3

11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

 

Ini struktur atau susunan nikah yang benar sesuai Firman Allah.

a)      Suami adalah kepala di dalam rumah tangga. Suami itu laki-laki, bukan perempuan, tetapi bukan berarti dia sewenang-wenang di dalam rumah tangga.

 

Efesus 5:23,26-27,29

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

 

1)      Praktek suami yang menjadi kepala adalah mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar. Teladannya adalah Yesus, bukan yang lain. Mengasihi isteri itu bukan sebatas yang jasmani, memang kita harus menunjukan mengasihi isteri secara jasmani misalkan menolong, membantu, merawat, tetapi bukan sebatas itu.  Lebih diperdalam lagi, di sini dikaitkan Yesus mengasihi jemaat yang adalah tubuhNya. Saya sebagai suami juga belajar bagaimana mengasihi isteri seperti Yesus kepala mengasihi jemaat yang adalah tubuhNya.

Ø  Yesus menyelamatkan tubuh.

Efesus 5:23

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

 

Dalam Tabernakel ini kena pada daerah halaman, wilayah kebenaran. Jadi suami sebagai kepala, tunjukan teladan kebenaran. Suami yang lebih dulu imannya teguh (pintu gerbang). Suami lebih dulu tunjukan dia bertobat (mezbah korban bakaran). Suami tunjukan keteladanan dia sudah lahir baru lewat baptisan air (bejana pembasuhan) dan baptisan Roh Kudus (pintu kemah) sehingga hidup dalam kebenaran. Tunjukan teladan kebenaran, itu suami yang mengasihi isteri. Biarpun mungkin secara jasmani isterinya dia tolong, dia bantu tetapi kalau tidak ada teladan kebenaran, itu cuma mengasihi sebatas yang jasmani, yang rohani tidak ada! Apalagi kami gembala lalu tidak benar, ajar jemaat tidak benar, ajar isteri tidak benar, jangan sampai terjadi.

 

Ø  Efesus 5:26-27

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

 

Dalam Tabernakel kesucian ini di dalam ruangan suci, daerah penggembalaan. Suami tunjukan keteladanan dalam hal kesucian, dalam hal tergembala dengan benar dan baik. Kaum muda yang mau menikah ayo hidup dalam kesucian, tergembala.

 

Tunjukan keteladanan dalam hal kekudusan, dalam hal tergembala dengan benar dan baik, itu kepala yang baik. Kalau kepala bermasalah, tubuhnya juga bermasalah. Kalau kepala sudah tidak bisa makan, kasihan tubuhnya lemas. Akhirnya fungsi organ lain menurun dan bisa mati.

 

Ø  Efesus 5:29

5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

 

Mengasuh dan merawati isteri sampai tidak bercela. Ini ruangan maha suci. Ini daerah kesempurnaan. Orang yang dibaharui sampai sempurna yang masuk di sana.

 

Jadi suami harus tunjukan teladan keubahan hidup, suami yang lebih dulu hidup benar, suami yang lebih dulu hidup suci dan tergembala, suami yang lebih dahulu mengalami keubahan hidup, itu suami sebagai kepala. Kita koreksi diri masing-masing. Tunjukan pada isteri dan anak-anak saya ini kepala, tunjukan teladan kebenaran, kesucian, tergembala, keubahan hidup, bukan cuma main perintah.

 

2)      Menjadi aliran kehidupan bagi isteri dan anaknya baik secara jasmani dan terutama secara rohani. Tubuh ini mendapat oksigen, makanan dan minuman dari kepala. Kalau sudah tidak berfungsi dengan baik, tubuh sakit. Mungkin secara jasmani dia bisa menafkahi dengan baik, tetapi secara rohani tidak bisa, sakit nikahnya.

 

3)      Dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai Firman pengajaran yang benar. Begitu salah mengambil keputusan yang tidak sesuai Firman, dampaknya sangat buruk. Contoh dalam Alkitab adalah Adam dan Abraham. Adam sudah tahu tidak boleh makan buah yang dilarang oleh Tuhan, isterinya bawa buah itu malah dia makan. Dia ambil keputusan yang tidak tepat, dia makan akibatnya nikahnya terkutuk dan terusir dari taman Eden. Contoh kedua Abraham, Tuhan sudah bilang Aku akan berikan engkau keturunan. Tetapi isterinya bicara ini budakku, hampiri dia supaya ada keturunan. Abraham dengar perkataan isterinya, 13 tahun dia terpisah dari Tuhan. Nanti Tuhan datang baru ada perjanjian sunat. Lahirlah Ismael, masalah yang sampai sekarang tidak pernah selesai.

 

Inilah akibatnya kalau kami sebagai suami salah mengambil keputusan tidak sesuai Firman. Lebih diperkecil lagi kami sebagai gembala salah mengambil keputusan maka dampaknya buruk bagi isteri dan anak-anak, dampaknya buruk bagi sidang jemaat.

 

Dalam mengambil keputusan, sebagai suami harus tegas sesuai Firman. Pesan guru saya kepada saya “kamu jangan plin plan!” Saya berusaha terus untuk tidak plin plan. Sebab keputusan yang saya ambil sebagai gembala, sebagai suami, kalau tidak tepat sesuai Firman dampaknya sangat buruk. Isteri dan anak boleh mengusulkan, tetapi hormati keputusan suami.

 

b)      Praktek isteri sebagai tubuh.

Efesus 5:22,24

5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,

5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

 

1)      Isteri tunduk kepada suami dalam segala hal seperti kepada Tuhan. Bukan berarti suami dijadikan Tuhan. Tuhan tidak pernah mengajak umatNya berbuat dosa. Jadi tunduk seperti kepada Tuhan artinya kalau suami mengajak berbuat dosa jangan diikuti tetapi didoakan. Minta hikmat dari Tuhan untuk tidak melakukan yang diperintahkan oleh suami yang adalah dosa.  

2)      Isteri diambil dari tulang rusuk. Tulang rusuk itu untuk melindungi organ-organ tubuh yang vital. Jadi isteri sebagai tubuh dapat melindungi kelemahan suami dan anak lewat doa penyembahan.

 

c)      Efesus 6:2-3

6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:

6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

 

Anak sebagai anggota tubuh meringankan beban orang tua lewat menghormati dan mentaati orang tua. Bukan nanti ada kerja bisa kasih ini kasih itu. Kalau tidak hormat, tidak taat, itu tidak meringankan beban orang tua. Apalagi kami anak-anak hamba Tuhan. Waktu saya awal-awal di Malang, Firman Tuhan datang keras sekali karena saya masih belum bertobat. Ada dosa yang saya buat kepada orang tua, lalu gembala di sana sampaikan Firman Tuhan “anak hamba Tuhan kalau menopang pekerjaan Tuhan, menopang pelayanan orang tuanya, berkatnya double. Tetapi kalau anak hamba Tuhan menjadi sandungan dalam pelayanan orang tuanya kutuknya double, seperti Hofni dan Pinehas!”. Saya ketakutan dengar Firman itu. Selesai ibadah saya telpon papa. Awalnya ketakutan mau mengaku. Begitu saya menelpon dan cerita semua yang saya buat, jawaban papa “Firman sudah sampai sama ngana anakku, mari torang berdoa”. Senang sekali rasanya dan didoakan.

 

Setan mengincar gembala, dia tidak dapat dia serang isteri gembala, tidak dapat dia serang anak-anak gembala. Pukulan telak kalau anak-anak sudah berulah. Kalau dia tidak dapat anak gembala, setan hantam tua-tua, tidak dapat dia serang isteri tua-tua, tidak dapat juga dia serang anak-anaknya.

 

Anak-anak di sini ringangkanlah pekerjaan orang tua, hormati taati. Itu yang menentukan kebahagiaan hidup. Bukan nanti punya duit, punya ijazah, punya kekayaan, punya kedudukan baru bahagia, bukan! Yang menentukan kebahagiaan itu hormat dan taat pada orang tua.

Efesus 6:3

6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

 

Kalau sudah menyakiti orang tua, minta ampun! Apalagi kalau sampai berkata kenapa saya dilahirkan di keluarga seperti ini. Cabut, minta ampun, selesaikan semua kepada Tuhan dan kepada orang tua.

 

Supaya pelita bisa menyala, setelah ditaruh di atas kaki dian, sumbunya itu harus rela dibakar. Apa gunanya sudah ditaruh di kaki dian tetapi sumbunya tidak dibakar, cuma jadi pajangan di situ. Artinya untuk berada pada kedudukan yang benar di dalam nikah, harus rela berkorban segalanya. Suami sebagai kepala, isteri sebagai tubuh, anak sebagai anggota tubuh harus rela korban. Korban apa saja sampai korban nyawa kalau diperlukan, seperti Yesus berkorban nyawa.

 

Kalau suami sudah benar lalu isteri berulah, nanti Tuhan Yesus yang tegur. “Suami saya kasar, kalau saya tunduk nanti dia tambah kerasi saya” harus rela berkorban. Tempatkan suami sebagai kepala maka ada Yesus sebagai kepala yang akan menegur dia nanti. Sebagai anak mungkin orang tuanya tidak takut Tuhan, tetap taat dan hormati, rela berkorban. Teladannya Yesus sampai rela berkorban nyawa.

Efesus 5:25

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

 

Kadang suami mau mengaku sama isteri, harus korban harga diri. Kalau tidak mau berkorban, tidak mau dibakar sumbunya, nanti saling mempersalahkan, saling menuntut, nikahnya tetap gelap. Ayo masing-masing rela terbakar, sama-sama terang, sama-sama menerima berkat.

Mazmur 133:1-3

133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.

133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

 

Sebaliknya kalau tengkar terus, Alkitab mengatakan memulai pertengkaran = membuka jalan air bah. Kalau tengkar terus, tsunami datang makanya hancur semua.

 

Selain berkat, Yesus menjadi kepala yang bertanggung jawab atas nikah kita. Kalau Dia kepala Dia akan mengasuh, merawati nikah kita. Dia menjadi pembela, pelindung, pemelihara bagi nikah kita. Tidak ada yang bisa ganggu, tidak ada orang ketiga, tidak bisa! Tidak ada lagi kegelapan, semua kegelapan sudah sirna.

 

3.      Gadis bijaksana selain membawa pelita juga membawa minyak persediaan. Jadi yang ketiga memiliki minyak persediaan. Artinya selalu hidup dalam urapan sampai Roh Kudus meluap-luap di dalam kita. Daging ini tidak mampu, daging kita ini lemah, perlu urapan Roh Kudus. Suatu saat pelita itu akan padam kalau tidak ada minyak. Mungkin di awal nikah bisa taat, sebagai suami atau isteri bisa lakukan kewajibannya, tetapi kalau tidak ada Roh Kudus suatu saat kering, bosan, jenuh. Buktinya perkataannya kering.

 

Bagaimana supaya urapan Roh Kudus meluap-luap?

a)      Imamat 21:12

21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

 

Sama-sama harus bertekun dalam penggembalaan. Yang masih sendiri ayo bergumul supaya suami atau isteri juga bisa bertekun dalam penggembalaan. Yang sudah sama-sama dalam penggembalaan, ayo bersama-sama bertekun dalam penggembalaan. Mari saling menasihati untuk tekun dalam penggembalaan, itu nasihat yang terbaik.

Ibrani 10:25

10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

 

Memang berat bagi daging untuk masuk dalam kandang penggembalaan. Daging seperti diperas tetapi harus! Suami capek pulang kerja, isteri ingatkan ayo datang ibadah. Jangan dibiarkan “saya capek, mau istirahat dulu, kamu yang ibadah”. Anak-anak juga dinasihati supaya tekun dalam penggembalaan, jangan kendor.

 

b)      Bertekun dalam doa penyembahan, ditambah doa puasa dan doa semalaman. Itu supaya daging semakin diperas, minyak urapan Roh Kudus semakin melimpah. Tema tahun ini tahun penyembahan, semakin tingkatkan doa penyembahan dan puasa serta doa semalaman.

Roma 8:9

8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

 

Roh Kudus ini sebagai bukti bahwa kita adalah milik Kristus. Begitu kita sudah mulai malas menyembah, ingat kalau tidak menyembah tidak ada minyak urapan, berarti bukan milik Kristus. Kalahkan daging, mau menyembah, tambah doa puasa dan doa semalaman.

 

c)      Rela menerima percikan darah, sengsara daging tanpa dosa. Kita tidak salah, tetapi disalahkan, dibenci dan dikucilkan, tidak apa-apa, itu supaya kita menerima minyak urapan yang semakin melimpah.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Jangan mundur, jangan menghindar dari percikan darah, harus kita terima! Kita dinista karena nama Kristus, dibenci, dikucilkan, tidak apa-apa. Terserah orang mau ngomong apa, biarkan saja. Kita diizinkan mengalami seperti itu terima saja, nikmati saja percikan darah, minyak urapan Roh Kudus semakin melimpah. Orang yang menghimpit, menganiaya dan mengucilkan dia semakin kering, kita semakin melimpah urapannya, semakin dipakai oleh Tuhan.

 

Biarlah kita mau masuk dalam proses percikan darah, proses pemerasan daging. Seringkali yang paling sulit itu perasaan daging. Kalau sudah tersinggung, disentuh perasaannya bisa bereaksi marah dan lain-lain.

 

Nikmati proses pemerasan daging itu sampai bahagia. Bagi akal tidak bisa diterima, masa orang menderita bisa bahagia. Tetapi kalau kita sudah melewati proses demi proses tadi, mau disucikan, tergembala, tekun menyembah, ketika diizinkan masuk percikan darah kita bisa berbahagia. Saya terbatas untuk menerangkan dengan kata-kata, biar jadi pengalaman. Terserah saya mau dibikin apa, yang penting jangan sampai saya kering. Biar Tuhan pertambahkan minyak urapan itu kepada kita. Kalau ada bahasa-bahasa yang tidak baik, tidak usah bereaksi daging, seperti Saul pura-pura tuli.

 

Ini bicara tentang nikah. Kalau bereaksi daging, kita kering, nikah kita yang hancur, rugi kita. Orang itu seenaknya ngomong di mana-mana, biarkan saja dia, nanti dia yang kering, jangan kita yang kering. Demi nikah kita, demi keluarga kita, jangan bereaksi daging. Kalau saya sebagai gembala, jangan bereaksi daging demi isteri, anak, keluarga daging saya, demi sidang jemaat.

 

Kalau ada minyak persediaan maka ada hasil yang bisa kita nikmati:

a)      Sumbu tidak akan hancur sekalipun terbakar. Artinya sekalipun kita diizinkan menderita oleh Tuhan, tidak akan hancur tetapi semakin menyala terang, kita semakin dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, menjadi kesaksian bagi orang lain. Nikah kita menjadi terang kesaksian bagi orang lain. Dalam kitab Zakharia dikatakan kita ditaruh di api. Memang harus kita hadapi nyala api ujian itu, tetapi kita tidak hancur, malah semakin terang menjadi terang kesaksian bagi orang lain.

 

b)      Pengkhotbah 9:8

9:8 Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu.

 

Minyak ada kaitannya dengan ada pakaian. Kalau ada minyak maka pakaiannya putih. Artinya nikah kita tidak telanjang, nikah tidak memalukan Tuhan, tetapi nikah kita memuliakan Tuhan dan dipermuliakan Tuhan. Nanti kita tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan dengan pakaian putih berkilau-kilauan. Ayo jangan mundur mengikut Tuhan, perjuangkan nikah ini untuk bisa mencapai nikah yang rohani.

 

Jubah kita pakaian putih harus dicuci dalam darah supaya putih berkilau-kilauan.

Wahyu 19:6-9

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

 

Semakin besar percikan darahnya, semakin hebat peroses pemerasan dagingnya, pakaiannya semakin putih kalau tidak bereaksi daging.

Wahyu 7:14

7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

 

Jadi jangan menghindar dari percikan darah “saya tidak mampu, tantangan dalam nikah semakin berat, saya mau menyepi dulu, mau tinggalkan dulu nikah” jangan! Itu sudah betul supaya pakaian putih, memang sudah seperti itu prosesnya. Ada pakaian putih berkilauan untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

c)      II Raja-raja 4:7

4:7 Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu."

 

Kalau ada minyak maka hutang beres. Artinya masalah-masalah dalam nikah dibereskan, diselesaikan oleh Tuhan sampai yang mustahil sekalipun. Sudah tidak punya suami, kekayaannya hanya sedikit minyak, utangnya banyak, anaknya mau diambil jadi budak, benar-benar masalah yang mustahil, hidupnya pahit. Tetapi dengan minyak persediaan, masalah apapun selesai. Dengan Firman pengajaran, pelita menyala, dengan minyak urapan Roh Kudus masalah apapun selesai sampai yang mustahil diselesaikan oleh Tuhan. Masalah nikah dan buah nikah diselesaikan oleh Tuhan. Terutama hutang dosa-dosa diselesaikan semuanya.

 

Ayo kita berjuang untuk nikah kita. Jangan sampai nikah kita nikah yang terhilang, nikah yang mati. Tetapi biarlah kita bawa nikah kita mau disucikan oleh Firman pengajaran, mau digembalakan oleh Firman pengajaran yang benar, sehingga kita bisa menempatkan diri kita pada tempat yang benar dalam nikah, melakukan kewajibannya sekalipun harus berkorban apapun. Dan kita mau rela menerima sengsara daging, percikan darah karena Yesus, karena ibadah, karena Firman pengajaran. Ada minyak yang melimpah, sumbu tidak hancur, semakin terang nyalanya, ada pakaian putih, pakaian pesta, kita siap masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah, hutang-hutang dibereskan, masalah apapun dibereskan.

 

Di depan kita ada perjamuan suci, jaminan bahwa semua akan dibereskan. Sebelum Yesus menyerahkan nyawaNya, seruan terakhir “sudah selesai”.

Yohanes 19:30

19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

 

Biar malam ini juga masalah apapun dalam nikah kita, kita klaim janji Firman Tuhan “sudah selesai”. Semua selesai pada waktunya. Kalau belum ditolong oleh Tuhan jangan putus asa, jangan tinggalkan Tuhan, terus bertekun dalam penyucian, terus bertahan dalam kedudukan yang benar dalam nikah, nikmati proses pemerasan daging, percikan darah. Nanti kita melihat bagaimana Tuhan bekerja menyelesaikan semuanya bagi kita sekalian.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar