20250405

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 5 April 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 13:1-11

13:1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.

13:2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.

13:3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.

13:4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,

13:5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

13:6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"

13:7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."

13:8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."

13:9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"

13:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."

13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."

 

Yesus membasuh kaki murid-muridNya menunjuk penyucian perjalanan hidup yang kotor atau kaki yang kotor yaitu dosa Yudas Iskariot. Di sini Yesus tampil sebagai Imam Besar dan juga sebagai hamba memberikan teladan bagi gerejaNya. Ada 2 teladan dari Yesus di sini:

1.      Teladan merendahkan diri

2.      Teladan membasuh kaki

 

Kita pelajari poin yang pertama.

Filipi 2:5-8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Ini teladan dari Yesus, dalam melayani Tuhan kita harus memiliki sikap merendahkan diri dan rela direndahkan. Tidak apa orang merendahkan kita, sebab kita melayani Tuhan yang nyata, Tuhan yang hidup, yang memberikan keteladanan kepada kita. Dia sendiri pernah dihina, Yesus pernah dikatakan gila, kerasukan setan. Kalau saya dikatakan seperti itu, Yesus sudah melalui semuanya. Kalau kita dikata-katai orang macam-macam, terserah!

 

Yesus menanggalkan jubahNya. Dalam Filipi menanggalkan jubahNya = Yesus menanggalkan kesetaraannya dengan Tuhan dan mengambil rupa seorang hamba. Kalau Yesus, Tuhan yang mulia rela menjadi sama dengan hamba untuk melayani kita manusia yang hina dan berdosa, maka kita yang jelas-jelas manusia yang hina, seharusnya bisa merendahkan diri dalam melayani Tuhan dan juga melayani sesama. Tanggalkan semua harga diri dan gengsi untuk bisa melayani Tuhan = kita belajar melayani Tuhan dengan mengecilkan diri. Tuhan Yesus pernah menegur murid-muridNya, barang siapa mau menjadi yang terbesar, hendaklah dia mengecilkan diri. Kalau memang sudah tidak ada yang bisa kita banggakan dan andalkan secara jasmani, kesempatan paling besar untuk mengecilkan diri melayani Tuhan.

 

Praktek mengecilkan diri:

1.      I Petrus 2:1-2

2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

 

Praktek pertama adalah bertobat buang dosa (ayat 1) dan lahir baru lewat baptisan air serta baptisan Roh Kudus (ayat 2). Dosa-dosa dibuang, sampai keinginan akan dosa kita buang, kita singkirkan! Sehingga kita bisa menjadi bayi yang baru lahir yang selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani. Itulah Firman penggembalaan. Gembala itu digambarkan seperti ibu yang mengasuh dan merawati anak-anak rohaninya.

I Tesalonika 2:7

2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

 

Ini yang selalu kita rindukan, air Firman pengajaran yang benar, Firman penggembalaan. Kalau keinginan dosa masih ada dalam diri kita, pasti tidak ada kerinduan akan Firman, ibadah itu hanya sebagai kebiasaan. Tetapi kalau keinginan dosa dibuang maka dalam hati akan timbul keinginan akan Firman penggembalaan.

 

Disebut murni dan rohani. Murni artinya tertulis dalam Alkitab, dikatakan oleh Yesus sendiri atau dibukakan rahasianya oleh Tuhan dan dipraktekan oleh pemberita. Sekalipun saya khotbahkan pengajaran, kalau saya tidak praktek, tidak murni! Apalagi kalau memang tujuannya untuk tembak-tembak orang atau ada tujuan yang lain. Paulus katakan aku tidak sama dengan banyak orang yang mencari keuntungan dari Firman, tetapi memberitakan dengan maksud murni. Kalau Firman itu murni, kita bisa merasakan di dalam Firman itu ada kuasa penyucian dan kuasa kemenangan. Kita datang beribadah mendengar Firman, pulang kita alami penyucian.

 

Sekalipun saya bilang ini pengajaran, ada pembukaan Firman, tetapi bisa saja saya jiplak dari yang diterima di sekolah Alkitab, tanpa bergumul mencari pembukaan Firman. Memang pembukaan Firman, ayat menerangkan ayat, tetapi tidak praktek, kemurniannya dipertanyakan. Saya khotbah kesucian, saya sendiri melakukan kenajisan! Saya khotbah berkorban, saya sendiri kikir! Saya khotbah kesetiaan, saya sendiri tidak setia! Sekalipun yang saya sampaikan pengajaran tetapi kalau tidak dipraktekan, tanda tanya kemurniannya. Murni itu intinya dipraktekan.

II Korintus 2:17

2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

 

Makanya Firman itu lebih tajam dari pedang bermata 2. Tajam pertama untuk saya yang memberitakan, baru tajam kedua diayunkan kepada sidang jemaat. Jadi sama-sama disucikan, sama-sama menang. Kalau Firman itu murni kita rasakan kuasa penyuciannya, kita rasakan kuasa kemenangannya. Ingat waktu Yesus dicobai di padang gurun, Yesus berkata ‘ada tertulis’ dan Yesus menang. Dengan Firman yang tertulis Yesus memang.

 

Kalau Firman dikatakan oleh Yesus, kita mengalami penyucian.

Yohanes 15:3

15:3  Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

 

Disebut murni dan rohani. Rohani artinya Firman itu dalam urapan Roh Kudus. Saya memberitakan harus dalam urapan Roh Kudus, jemaat mendengar dalam urapan Roh Kudus. Kalau dalam urapan Roh Kudus kita bisa mengerti, bisa diyakini menjadi iman dalam hati dan bisa dipraktekan.

 

Urapan Roh Kudus mulai menguasai pikiran. Kalau tanpa urapan Roh Kudus, jemaat menerima Firman tanpa urapan, maka Firman itu hanya menjadi pengetahuan sehingga timbul perdebatan-perdebatan. Yang berdebat terus itu tanpa urapan! Juga kalau tanpa urapan Firman hanya menjadi kebanggaan. ‘Luar biasa gembalaku, saya belum pernah dengar khotbah seperti itu’ tetapi hanya jadi kebanggaan, karena tanpa urapan! Pendetanya besar kepala juga kalau dipuji-puji.

 

Ayo kita mengecilkan diri, bertobat dan lahir baru. Dosa dibuang, keinginan dosa dibuang, dalam hati hanya ingin Firman penggembalaan yang murni dan rohani!

 

2.      Matius 11:25,28-30

11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

 

Firman itu dinyatakan kepada orang kecil. Untuk menjadi kecil prakteknya ayat 28 sampai 30 yaitu belajar rendah hati dan lemah lembut kepada Yesus di kayu salib. Manusia darah daging itu selalu letih lesu, selalu berbeban berat karena dosa. Daging ini tempat melekatnya virus-virus dosa. Manusia darah daging ditandai letih lesu, beban berat, kecewa, sekarang kita diundang datang kepada Yesus, Dia akan memberikan kelegaan kepada kita untuk belajar rendah hati dan lemah lembut. Pelajaran lemah lembut dan rendah hati ini belum ada yang tamat. Terus kita belajar sampai sama seperti Yesus. Di satu waktu kita berhasil, tetapi di lain waktu gagal lagi! Bisa lemah lembut dan rendah hati tetapi di satu waktu bisa gagal. Contohnya Musa, orang yang paling lemah lembut dari semua manusia di dunia. Tetapi ketika dia dalam keadaan berduka, Miryam barusan meninggal lalu orang Israel berulah, Musa ambil tongkat dan memukul bukit batu. Tuhan bilang perintahkan gunung batu supaya mengeluarkan air, Musa malah pukul bukit batu.

 

Rendah hati adalah:

a)      Kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama dengan sejujur-jujurnya. Kadang berhasil, kadang gagal, apalagi kalau sudah terulang. Waktu pertama kali terjadi bisa rendah hati mengaku, tetapi waktu sudah terulang 2 3 kali sudah malu mau mengaku. Apalagi kalau gembala kepada jemaat. Sudah melakukan dosa kesalahan kemudian mengaku kepada jemaat. Lalu terulang dan mau mengaku lagi, dia sudah berpikir nanti saya diapakan!

 

Kita bisa meraba orang itu sudah menyelesaikan dosa atau mempertahankan dosanya. Kalau dia masih mempertahankan dosa, dia akan cenderung menuduh orang lain. Kalau kerjanya hari-hari tunjuk kesalahan orang, dia itu begitu, yang sana itu begitu, berarti dalam dirinya ada dosa yang tidak dia selesaikan. Alkitab mengajar kita untuk menghakimi diri sendiri, selesaikan dosa kita. Kalau kita selalu menghakimi diri sendiri, tidak ada kesempatan untuk menunjuk dosa kesalahan orang lain.

 

Di dalam kitab Wahyu siapa yang suka mendakwa? Iblis! Jadi kalau dosa tidak kita selesaikan malah cenderung salahkan orang, mohon maaf, bukan menjadi sama dengan Yesus tetapi sedang menjadi sama dengan iblis.

Wahyu 12:10

12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

 

Apalagi memang kalau kerjaannya siang malam mendakwa orang, itu sama dengan iblis! Ketemu sesama langsung cerita orang lain, nanti kalau sudah malam di dalam kamarnya dia wa sana sini cerita si anu begini, itu sama dengan iblis, kurang kerjaan. Lebih baik kita selesaikan dosa, belajar mengecilkan diri, belajar menjadi seperti bayi. Bayi tidak ada cerita-cerita orang.

 

b)      Kemampuan untuk mengakui bahwa kita tidak layak, tidak mampu untuk melayani Tuhan. Contohnya pemungut cukai, dia hanya tunduk dan berdoa ‘ampuni aku orang berdosa’. Tetapi orang Farisi menengadah ke atas ‘aku berpuasa, aku mengembalikan perpuluhan, aku tidak sama dengan orang ini!’. Kalau kita dipakai Tuhan, diberkati Tuhan, tetap rendah hati, siapa saya Tuhan, saya tidak layak, saya tidak mampu.

 

c)      Kemampuan untuk mengakui kelebihan orang lain. Kita akui saya tidak layak, saya tidak mampu, pelayanan ini tidak bisa saya kerjakan sendiri. Terima kelebihan orang lain. Bukan kalau ada orang yang lebih dari kita malah kita fitnah, kita jegal, kita berbuat macam-macam, jangan!

Filipi 2:3

2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

 

Menganggap yang lain lebih utama berarti kita mengakui kelebihan orang lain. Sekalipun dia lebih muda dari kita kalau Tuhan pakai lebih dari kita, dia lebih diberkati dari kita, akui! Jangan malah kita cari tahu kekurangannya, malah berprasangka buruk.

 

Banyak kali kita seperti itu, tidak bisa mengakui kelebihan orang lain, terutama kami hamba Tuhan. Justru yang lebih banyak melakukan itu adalah hamba Tuhan, tidak bisa mengakui kelebihan orang lain!

 

Pengertian lemah lembut.

a)      Kemampuan untuk menerima Firman sekeras apapun.

Yakobus 1:21-22

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

 

Menerima Firman sekeras apapun sampai bisa kita praktekan. Seringkali diakui, luar biasa keras Firman Tuhan, ini yang saya butuhkan, tetapi tidak dilakukan! Itu menipu diri sendiri. Siapa bapa penipu dan pendusta? Iblis! Tanpa disadari dia memposisikan diri menjadi anak iblis!

 

b)      Kemampuan mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Contohnya Musa, ingat waktu dia dikata-katai Miryam dan Harun, Musa diam saja. Begitu Miryam kena kusta, Musa berdoa supaya Miryam sembuh. Stefanus dilempari batu, dalam keadaan dilempari batu dia berlutut ‘Bapa jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka’. Kita dilempari dengan kata-kata, doakan orang itu ‘Tuhan ampuni dia’.

 

c)      Kemampuan untuk menerima kekurangan orang lain. Semua kita ada kekurangannya. Kalau saya sebagai hamba Tuhan tidak bisa menerima kekurangan orang lain, kosong gereja! Semua ada kekurangannya, yang kurang itu diperbaiki dan itu tugas saya sebagai gembala. Saya kawan sekerja Allah, sidang jemaat bangunan Allah. Mungkin ada yang sudah reruntuhan, yang reruntuhan itu dibangun kembali, perbaiki.

 

Saya praktekan dulu dengan isteri, saya ada kekurangan dia ada kekurangan, saling menerima. Itulah papan-papan jenang, ada kelebihannya ada kekurangannya, ada pasaknya ada lubangnya. Pasaknya kelebihannya, lubangnya itu kekurangannya supaya bisa diisi oleh papan yang satu, saling melengkapi. Ini persekutuan Tubuh Kristus, bukan yang kurang malah dikata-katai, digosipkan, menjadi bahan pergunjingan, jangan! Kita pergi ke satu persekutuan, kita temukan kekurangannya di situ, doakan supaya ke depan tidak ada lagi kekurangan dalam hal itu. Kita menggelar ibadah persekutuan, kita juga ada kekurangannya, yang datang doakan. Bukan pulang dari persekutuan malah dicerita kekurangannya, cuma sedikit makanannya, kamarnya banyak nyamuk, tidak usah cerita yang seperti itu!

 

Nanti suatu ketika akan terjadi kegerakan yang besar tanpa panitia lagi, urus masing-masing, akan kembali seperti gereja mula-mula. Kembali seperti zaman Yohanes Pembaptis, dia khotbah di padang gurun, tidak ada sound sistem, tidak ada akomodasi, tidak ada konsumsi, dia teriak saja, banyak orang datang. Kalau kita masih cari-cari kekurangan, kita belum lemah lembut. Makanya pulang persekutuan tidak pernah lega, tetap letih lesu beban berat terus!

 

Kalau bisa rendah hati, bisa lemah lembut, Tuhan bilang pikullah kuk yang Ku pasang kepadamu, kita bisa memikul kuk dari Tuhan. Memikul kuk artinya ada tanggung jawab untuk melayani Tuhan. Kalau sudah rendah hati dan lemah lembut, tidak usah dipaksa, pasti tanggung jawab untuk bisa melayani Tuhan dalam bidang apa saja. Baik zangkoor, pemain musik, pelayan pundi, pendoa, bisa tanggung jawab untuk melayani Tuhan. Dan hasilnya kita menjadi tenang, damai sejahtera.

Matius 11:29-30

11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

 

Semakin tanggung jawab melayani Tuhan, semakin tenang dan damai sejahtera, semakin enak dan ringan. Pelayanan seberat apapun kita rasa enak dan ringan karena tanggung jawab, sudah rendah hati dan lemah lembut. Tetapi sebaliknya pelayanan sekecil apapun kalau tidak tanggung jawab, jadi berat! Sebagai gembala mungkin pelayanan padat, tetapi kalau dia rendah hati dan lemah lembut, enak dan ringan.

 

Pelayanan yang paling berat bagi daging adalah doa penyembahan. Ayo galakan doa penyembahan.

Matius 26:40-41

26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

 

Mengapa doa penyembahan itu pelayanan yang paling berat bagi daging? Karena doa penyembahan itu proses untuk mengecilkan diri, makanya berat bagi daging. Daging yang besar dengan hawa nafsu dan keinginannya mau dikecilkan, mau dirobek. Memang berat bagi daging tetapi ada Roh Kudus. Makanya kita butuh Roh Kudus, minta Roh Kudus menguasai hidup kita.

 

Kalau sudah rendah hati, sudah lemah lembut, dosa dibuang, terima kelemahan orang, terima Firman, tidak akan sulit menyembah. Daging kita dikecilkan dan hidup Yesus semakin nyata dalam kita.

Yohanes 3:28-30

3:28 Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.

3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

3:30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

 

Daging kita makin kecil dan hidup Yesus makin nyata dalam kita. Yang dilihat oleh orang bukan lagi kedagingan kita. Isteri melihat suami sudah menampilkan pribadi Yesus, perkataannya rohani, perbuatannya rohani. Suami lihat isteri tidak lagi kedagingan tetapi menampilkan pribadi Yesus. Dan orang banyak melihat bukan melihat manusia daging kita tetapi Yesus yang nyata di dalam kita.

 

Yesus makin besar, kita makin kecil. Tabiat Allah Tritunggal makin nyata dalam kita, tabiat daging makin tergusur. Waktu Yesus datang sepenuhnya hidup Yesus menguasai kita, kita sudah sempurna seperti Yesus, layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali sebagai Mempelai WanitaNya dan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga kita.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar