20250402

Kebaktian PA Imamat, Rabu 2 April 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

 

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Imamat 27:14-15

27:14 Apabila seorang menguduskan rumahnya sebagai persembahan kudus bagi TUHAN, maka imam harus menetapkan nilainya menurut baik atau buruknya, dan seperti nilai yang ditetapkan imam demikianlah harus dipegang teguh.

27:15 Tetapi jikalau orang yang menguduskan itu mau menebus rumahnya, maka ia harus menambah harganya dengan seperlima dari uang nilainya dan rumah itu menjadi kepunyaannya pula.

 

Yang kita baca ini adalah nazar mengenai rumah. Rumah yang sudah dipersembahkan kepada Tuhan boleh ditebus lagi oleh pemiliknya, tetapi harus ditambah 1/5. Apa artinya untuk kita? Bicara rumah erat kaitannya dengan nikah. Nikah itu kudus bagi Tuhan, oleh sebab itu nikah harus ditangani oleh imam = harus digembalakan.

 

Angka 1/5 menunjuk angka denda. Yesus telah mati dengan 4 luka, 2 di tangan dan 2 di kaki. Tetapi Yesus masih mau menerima luka kelima di lambungnya, itu untuk kita bangsa kafir. Denda adalah sanksi atau hukuman yang diberikan kepada seseorang karena melanggar kesepakatan, peraturan, hukum atau perjanjian.

 

Nikah itu adalah perjanjian kita dengan Tuhan dan dengan sesama, yaitu perjanjian untuk setia dan kudus! Jadi nikah jangan dipermainkan.

Maleakhi 2:14

2:14 Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.

 

I Tesalonika 4:3-6

4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

4:4 supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,

4:5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,

4:6 dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.

 

Waktu peneguhan nikah janji ini diucapkan yaitu untuk setia dan menjaga kekudusan. Namun dalam perjalanan nikah, khususnya nikah orang Kristen bahkan hamba Tuhan, kesetiaan dan kekudusan ini sering dilanggar. Bahkan sudah dilanggar waktu masa permulaan nikah. Masa pacaran, masa tunangan, ada selingkuhannya, ada orang ketiga dan sebagainya. Juga melanggar kekudusan, sudah terjadi kejatuhan. Seharusnya kita menanggung denda karena melanggar perjanjian! Tetapi Yesus sudah rela menanggung denda tersebut. Kita yang harusnya dihukum tetapi Yesus yang harus dihukum untuk kita sekalian. Yesus rela menerima 5 luka di kayu salib, 1/5 untuk kita bangsa kafir.

 

Pemilik rumah harus membayar 1/5. Artinya kalau kita menyerahkan nikah kita kepada Tuhan, membawa nikah kita untuk digembalakan maka Tuhan menjadi pemilik nikah kita, sehingga Dia selalu siap sedia untuk menanggung denda pelanggaran kita! Sama dengan Korban Kristus selalu tersedia untuk mengampuni segala pelanggaran kita.

 

Tetapi kalau tidak tergembala, tidak ada yang bertanggung jawab. Waktu Yesus melihat orang banyak datang, Dia berbelas kasihan karena melihat orang banyak itu seperti domba yang tidak tergembala, lelah, terlantar. Itulah orang yang tidak tergembala, tidak ada yang bertanggung jawab. Nikah yang tidak tergembala, tidak ada yang bertanggung jawab atas keselamatannya. Begitu berbuat pelanggaran, ditulis semua surat hutangnya, nanti dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Takhta putih sudah digelar, Yesus duduk di situ menghakimi, dibuka semua apa yang sudah dilakukan, tidak ada kesempatan lagi untuk diampuni, hanya untuk dihukum! Syukur kalau kita tergembala, Yesus menjadi pemilik nikah kita, Dia selalu siap sedia untuk menanggung segala denda pelanggaran kita. korbanNya selalu tersedia untuk mengampuni segala pelanggaran kita. Kita renungkan nikah kita dari awal sampai saat ini, berapa banyak pelanggaran di dalamnya. Juga nikah saya, ada pergesekan-pergesekan didalamnya, ada pelanggaran-pelanggaran yang seharusnya kita dihukum, tetapi Yesus siap sedia untuk mengampuni.

 

Pelanggaran-pelanggaran dalam nikah juga dalam hidup kita sehari-hari terjadi karena hati yang tidak suci. Ingat keadaan manusia di zaman Nuh. Mereka menjalankan hidup yang rusak, termasuk merusak nikah. Karena apa? Karena hati manusia cenderung jahat. Sampai sekarang ini hati manusia juga cenderung jahat.

Kejadian 6:11-12,1-2,5-6

6:11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.

6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,

6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

 

Apa yang terjadi di zaman Nuh dan zaman Lot, itu juga yang terjadi di akhir zaman ini. Keadaan manusia di akhir zaman menjalankan hidup yang rusak karena hatinya jahat, nikahnya rusak. Di mana-mana nikah yang rusak itu malah sudah dianggap sesuatu yang biasa.

 

Hati yang jahat sama seperti duri menghasilkan perbuatan dan perkataan seperti duri yang hanya memilukan hati Tuhan, memalukan Tuhan! Syukur kepada Tuhan, Korban Kristus tersedia bagi kita, Dia siap mengampuni. Bukti Yesus siap mengampuni, di kayu salib Yesus rela bermahkotakan duri yang menusuk kepalanya. Di kepala itu ada otak, ada pikiran. Hati dan pikiran kita seperti duri yang seringkali menusuk-nusuk hati Tuhan lewat perkataan dan perbuatan kita, sudah Yesus tanggung di kayu salib, Dia ampuni. Tinggal kita mau menyelesaikan dosa atau terus melakukan dosa itu. Biarlah kita mau menyelesaikan dosa, datang pada salib Kristus, datang pada Korban Kristus, datang pada mezbah korban bakaran, biar dosa-dosa kita diampuni oleh Tuhan. Jangan memilukan dan memalukan Tuhan, biarlah kita hanya memuliakan Tuhan. Biar nikah kita memuliakan Tuhan.

 

Kaum muda pada masa permulaan nikah yaitu masa tunangan dan masa pacaran, muliakan Tuhan, jangan memilukan Tuhan. Kalau menusuk hati Tuhan, menusuk hati sesama, nanti juga menusuk diri sendiri.

 

Praktek memilukan hati Tuhan yang sangat menonjol di zaman Nuh dan juga di akhir zaman ini adalah nikah yang salah, nikah yang hanya untuk memuaskan hawa nafsu daging.

Kejadian 6:3-4

6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."

6:4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.

 

Ini hasil pernikahan anak-anak Allah dengan anak-anak manusia. Anak-anak Allah itulah keturunan Adam dari jalur Set.

Lukas 3:38

3:38 anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.

 

Anak-anak manusia yang dimaksud adalah keturunan Adam dari jalur Kain. Kain itu berasal dari si jahat. Terjadilah perkawinan campur, menghasilkan raksasa menunjuk nikah hawa nafsu daging yang besar. Kita periksa nikah kita masing-masing lewat Firman Tuhan, lewat Kabar Mempelai yang kita dengar, kalau salah biarlah diserahkan kepada Tuhan untuk dibenahi, diperbaiki. Bagi Tuhan lebih baik mengampuni dari pada menghukum.

Ingat perempuan Samaria, datang kepada Yesus, nikahnya sudah hancur-hancuran, 5 kali kawin cerai, yang keenam hanya kumpul-kumpul tanpa ikatan yang sah. Tetapi Yesus mau mengampuni, Yesus katakan panggil suamimu. Dia jawab aku tidak punya suami. Benar katamu dan terjadilah pembenahan nikah. Dia pergi, dia bersaksi dan banyak orang dimenangkan. Jangan dihakimi nikah-nikah yang sudah hancur, malah dipakai Tuhan kalau mau menyelesaikan dosa. Perempuan Samaria ini dipakai Tuhan, kesaksiannya membawa banyak orang kota Sikhar datang kepada Yesus. Mereka berkata kami percaya Yesus bukan hanya karena perkataanmu tetapi kami sendiri mendengarnya, dia menjadi kesaksian.

 

Dalam Yohanes pasal 8 ada perempuan kedapatan berbuat zinah, orang banyak sudah berkeliling mau melempari batu, tetapi bagi Yesus lebih baik mengampuni dari pada menghukum. Dia siap mengampuni, siapa di antara kamu tidak berdosa ambil batu dan lempar perempuan ini. Pergilah orang banyak itu mulai dari yang paling tua sampai yang paling muda. Yesus bertanya pada perempuan itu, adakah yang menghukum engkau? Tidak ada Tuhan. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi! Dia diampuni. Tinggal dari kita mau diampuni, mau mendapat pengampunan atau tidak. Kalau mempertahankan yang salah, siaplah untuk dihukum! Sekarang Yesus siap menanggung dendanya. Kalau sekarang tidak mau menyelesaikannya, nanti dendanya tanggung sendiri.

 

Praktek nikah yang salah.

1.      Permulaan nikah sudah ditandai kejatuhan! Itu kesalahan, sudah memilukan hati Tuhan, itu duri yang menusuk hati Tuhan, hati orang tua, hati gembala. Makanya doa saya selalu untuk mendoakan kaum muda, berikan perjodohan yang terbaik, jangan menyakiti hati Tuhan, jangan menyakiti hati gembala, jangan menyakiti hati orang tua dan jangan menyakiti hati sesama. Sesama sudah disakiti, sudah jatuh dengan dia, ganti dengan yang lain. Jangan! Itu nikah yang salah. Sekarang sudah dijadikan suatu trend, kalau pacaran tidak lakukan seperti itu dianggap kuno, melakukan seperti itu sudah dianggap biasa! Bahkan terjadi berulang-ulang tanpa merasa bersalah! Inilah ikatan puncaknya dosa! Kalau ketahuan malah saling mempersalahkan.

 

2.      Kawin campur. Tidak satu keyakinan dipaksakan, sekarang ini malah viral kalau tidak satu keyakinan. Ada yang tidak satu keyakinan, tidak satu baptisan, dipaksakan menikah, itu bukan menyatukan malah memisahkan. Dan Ini dilakukan dengan tidak merasa bersalah. Kalau sudah kawin campur, lanjut yang ketiga.

 

3.      Kawin cerai. Ini juga sudah dilakukan tanpa perasaan bersalah, sudah dianggap biasa. Ini semua dari hati, dalam Kejadian pasal 6 tadi dilihat anak-anak Allah mengambil isteri siapa saja yang disukainya. Keinginan itu dari hati, kawin campur terjadi karena hati yang jahat. Kawin cerai terjadi karena hati yang keras!

Matius 19:8

19:8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.

 

Sejak Tuhan menciptakan nikah, Tuhan tidak menghendaki perceraian. Kekerasan hati diwujudkan dengan kebenaran diri sendiri. Bahkan kalau mau jujur, saya hamba Tuhan berapa kali terjadi pertengkaran dalam rumah tangga karena kebenaran diri sendiri. Pernah saya merasa benar, isteri saya juga merasa benar, dia di kamar, saya di luar. Tetapi setelah itu Tuhan ingatkan kamu mau membawa jemaat menjadi Mempelai Wanita Tuhan, bagaimana kalau nikahmu seperti itu. Sama-sama sadar, sama-sama mengaku. Tidak tunggu berlarut-larut sampai besok, selesai saat itu juga.

 

4.      Kawin mengawinkan. Sudah bebas dengan siapa saja tanpa ikatan. Hidup bersama tanpa ikatan yang sah!

 

Seperti dulu Adam dan Hawa tidak ada rasa bersalah ketika mereka jatuh dalam dosa, malah saling mempersalahkan, kebenaran diri sendiri yang ditampilkan. Adam apa yang kau perbuat? Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku. Dia salahkan isterinya, dia salahkan Tuhan. Hawa apa yang kau perbuat? Ular yang memperdaya aku. Bukannya mereka minta ampun. Seandainya saat itu Adam dan Hawa minta ampun, kita tidak akan hidup dalam suasana duri di dunia ini, enak, bahagia! Tetapi karena mereka saling mempersalahkan, kita hidup dalam suasana duri. Begitu juga nikah kita sekarang ini, kalau bukannya saling mengaku, saling mengampuni, malah saling mempersalahkan, apa yang terjadi? Suasana duri, suasana kutukan.

 

Apa yang terjadi? Nikah Adam dan Hawa di usir ke dunia yang penuh dengan duri dan onak. Nanti manusia yang mempertahkan kekerasan hati, yang nikahnya tidak mau dibenahi, juga akan diusir Tuhan dari dunia ke neraka. Dunia yang kita tinggali ini akan dibersihkan untuk gereja Tuhan berkerajaan 1000 tahun damai. Sekalipun pelayanannya dilihat hebat, hamba Tuhan hebat, hebat khotbah, main musik hebat, tetapi kalau pertahankan nikah yang salah, tidak mau diselesaikan, Tuhan katakan Aku tidak pernah mengenal kamu! Berarti sama sekali tidak pernah dikenal Tuhan.

Matius 7:21-23

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Mereka tidak melakukan kehendak Tuhan, kehendak Tuhan adalah pengudusan, nikah mereka tidak kudus!

 

Perkataan perbuatan seperti duri, terutama nikah yang salah, bukan hanya memilukan Tuhan tetapi juga memilukan sesama, yaitu:

1.      Hanya memilukan atau memedihkan hati orang tua! Saya pernah nasihati seorang kaum muda, masa kamu tega orang tuamu didik kamu sampai sekarang ini bisa kerja cari uang, karena perempuan kamu lawan orang tuamu! Perhatikan orang tuamu. Dia tinggal tertunduk-tunduk menangis. Perhatikan gembala yang sudah mendidik, opa yang sudah mendidik, om yang mendidik dari sekolah minggu sampai kaum muda, masa tega gara-gara perempuan kamu sakiti hati mereka. Semoga dia bisa dijamah Tuhan, entah bagaimana caranya Tuhan. Sebagai gembala saya terus kejar dalam doa, jangan sampai terhilang.

 

Contohnya Esau.

Kejadian 26:34-35

26:34 Ketika Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya.

26:35 Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka.

 

Ini kawin campur, padahal Abraham tidak mau seperti itu. Waktu Abraham menyuruh Eliezer mencari isteri untuk Ishak, sudah diwanti-wanti jangan mengambil isteri dari antara orang Kanaan. Seharusnya dia tahu, kakeknya tidak mau seperti itu, papanya bukan menikah dengan orang Kanaan. Dia malah melakukan perkawinan campur! Ayo kaum muda, kita bukan lahir dari pohon pisang, tidak keluar dari batu, ada orang tua yang melahirkan dan membesarkan, setelah dewasa cari pasangan, jangan pedihkan hati orang tua! Kadangkala kalau soal sekolah masih dengar-dengaran, soal pekerjaan masih bisa dengar-dengaran. Tetapi kalau soal jodoh malah berkata ‘kenapa mau campur, kan saya yang jalani’. Orang tua tinggal menangis, pedih hatinya. Jangan kita seperti itu.

 

Usia Esau 40, sebenarnya angka 40 itu angka perobekan daging, mematikan daging. Hujan turun 40 hari 40 malam untuk memunahkan semua manusia di zaman Nuh, kecuali Nuh bersama keluarganya dan hewan-hewan yang ada di dalam Bahtera. Musa berpuasa 40 hari 40 malam mematikan daging, Yesus berpuasa 40 hari 40 malam mematikan daging. Seharusnya daging ini dimatikan, bukan dituruti maunya! Menikah hanya menuruti keinginan daging, itu hanya memedihkan hati orang tua!

 

Kalau seperti itu suatu saat akan menusuk dagingnya sendiri. Esau menuruti dagingnya, masuk nikah yang salah, kawin campur, dia memedihkan hati orang tuanya. Ingat kaum muda, perhatikan baik-baik, jangan seperti itu. Tanya nomor 1 kepada Tuhan. Kalau seperti Adam tidur, artinya penyerahan kepada Tuhan. Kalau Adam matanya melek terus, tidak tidur, bukan dapat Hawa tetapi dapat gajah, dapat jerapah, dapat serigala. Kalau tidur Tuhan berikan pasangan yang sepadan dengan dia.

 

2.      Membuat gembala berkeluh kesah.

Ibrani 13:17

13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.

 

Ingat perlajaran Tabernakel, ruangan suci dan ruangan maha suci ditudungi dengan 4 lapis tudung. Yang kelihatan itu tudung Tabernakel. Siapa yang kelihatan dalam penggembalaan menaungi sidang jemaat? Gembala! Kemudian ada tudung bulu kambing menunjuk Allah Roh Kudus, tudung kulit kambing menunjuk Anak Allah, tudung mina gajah menunjuk Allah Bapa. Kalau gembala sudah berkeluh kesah maka tidak ada tudung Tabernakel, berarti 3 tudung di atasnya tidak ada, rugi kita tidak ada perlindungan.

 

Kalau gembala sudah berkeluh kesah maka tidak ada tudung yang menaungi. Yang rugi siapa? Orang yang membuat gembala itu berkeluh kesah! Hanya merugikan dirinya sendiri. Tuhan tolong kita jangan seperti itu.

 

Kalau sudah tidak ada perlindungan, tidak ada tudung maka semua yang jahat, semua yang najis masuk, semua yang tidak baik masuk, rugilah kita, rugi besar. Sementara kerinduan hati kita mendapatkan keuntungan besar, 2 sayap burung nazar yang besar, yang terjadi malah sebaliknya, kerugian besar!

 

3.      Hanya menyusahkan pemerintah!

Roma 13:1-4

13:1 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.

13:2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.

13:3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.

13:4 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.

 

Menikah ada undang-undangnya, jangan main tabrak saja. Taati ketetapan-ketetapannya selama tidak berseberangan dengan Firman.

 

Kalau sudah menusuk hati Tuhan, orang tua, gembala, pemerintah, pada akhirnya nanti menusuk dirinya sendiri. Artinya hidupnya selalu dalam suasana kutukan! Ratap tangis, penderitaan, kegagalan, air mata, semua yang tidak baik.

 

Kita yang sudah menerima air hujan Firman pengajaran, kaum muda, orang tua, yang sudah menikah, yang belum menikah, jangan menghasilkan duri! Duri itu hanya berakhir dibakar di neraka.

Ibrani 6:7-8

6:7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;

6:8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.

 

Jangan indah kabar dari rupa, bangga dengan gereja pengajaran, sudah menerima pengajaran, kami orang pengajaran, bertahun-tahun menghisap air hujan pengajaran. Tiap ibadah disirami air hujan Firman pengajaran, apa yang sudah kita hasilkan? Seharusnya yang kita hasilkan buah anggur yang manis bagi Tuhan. Anggur itu dibutuhkan dalam nikah. Dalam perkawinan di Kana yang dicari di situ anggur, bukan babi rage, bukan beko! Seharusnya itu yang kita hasilkan sehingga Tuhan disenangkan, gembala tidak berkeluh kesah, orang tua senang. Diingatkan kepada kita khususnya kaum muda, bertahun-tahun kita menerima Firman pengajaran, hasilkanlah air anggur yang manis bagi Tuhan.

 

Kenapa sudah bertahun-tahun menerima pengajaran tetapi duri yang dihasilkan? Bukan pengajarannya yang salah tetapi sikapnya terhadap Firman pengajaran yang salah! Terima Firman untuk kita praktekan bukan untuk kita lawan.

 

Supaya kita tidak berakhir dalam pembakaran api neraka maka kita harus berupaya:

1.      Memuliakan Tuhan dalam segala hal.

2.      Bahagiakan orang tua, taati, hormati.

3.      Senangkan hati gembala, jangan dibikin susah! Bukan berarti jangan curhat, bikin berat gembala. Silahkan curhat tetapi perilaku kita jangan menyusahkan gembala. Junjung dalam doa, hormati 2 kali lipat, hargai pelayanannya.

4.      Taati pemerintah.

Kalau 4 hal ini bisa kita lakukan, bukan duri tetapi air anggur yang bisa kita hasilkan.

 

Penyebab semua itu adalah hati yang jahat. Jadi upaya kita untuk tidak memilukan Tuhan, tidak memedihkan hati orang tua, untuk tidak membuat gembala berkeluh kesah, untuk tidak menyusahkan pemerintah hati harus dibaharui dimulai dari masuk baptisan air yang benar.

I Petrus 3:20-21

3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 

3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,

 

Periksa baptisan air, syaratnya, pelaksanaannya, siapa yang membaptis. Syaratnya harus benar, bertobat, mati terhadap dosa. Pelaksanaannya dikubur bersama Yesus, bangkit bersama Yesus. ada meterai nama Allah Tritunggal yang jelas, dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus yaitu Tuhan Yesus Kristus. Pelaksananya juga hamba Tuhan yang jelas tahbisannya, jangan sembarang. Sebab itu penentu kita memiliki meterai nama Tuhan, hati kita dibaharui atau tidak, bukan asal. Sekarang malah ada ajaran bukan hamba Tuhan boleh membaptis. Sudah dianggap baptisan itu sakramen tok tidak ada nilainya! Sekarang ini kelahiran baru sudah dipandang enteng, baptisan air dipandang enteng, yang penting sudah dibaptis.

 

Baptisan air itu kelahiran baru, menghasilkan kehidupan seperti bayi yang baru lahir. Buktikan saya sudah lahir baru, sudah dibaptis, sekarang bagaimana keadaan kita? Harus seperti bayi yang baru lahir. Yaitu:

I Petrus 2:1-2

2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

 

1.      Bayi yang baru lahir tidak ada lagi dosa. Bayi tidak tahu berbuat dosa! Tidak ada! Seperti bayi yang baru lahir berarti membuang dosa = hidup benar. Buktikan kita sudah lahir baru, hati baik, hidup dalam kebenaran. Tergantung hati, kalau hati kita baik tidak sulit untuk berbuat baik.

 

2.      Hatinya selalu rindu air susu yang murni dan rohani, rindu Firman penggembalaan, maka tidak akan sulit untuk tergembala. Orang benar mendapati tempat penggembalaan. Pasti tergembala sebab hatinya selalu rindu Firman, kapan lagi pergi ibadah, saya mau dengar Firman.

 

Ibadah online jangan digampangkan, itu karena keadaan. Kalau kita rindu menikmati Firman penggembalan ayo berupaya tatap muka langsung. Kalau memang tidak bisa karena keadaan, baru secara virtual. Bukan justru digampangkan. Kalau seperti itu saya sebagai gembala bisa juga digampangkan, bisa saya pimpin khotbah dari kamar saya saja secara online.

 

Kalau memang bisa datang beribadah ayo datang, saya rindu untuk makan Firman. Bayi kalau rindu air susu, mau digoda apapun dia tetap menangis. Begitu juga kita, tidak bisa dihalangi oleh apapun, selalu rindu untuk beribadah melayani, mendengar Firman penggembalaan.

 

Hidup benar dan tergembala itu sama seperti masuk ke dalam bahtera Nuh. Kalau masuk Bahtera selamat dari hukuman air bah. Orang benar mendapat naungan. Ketika Nuh sekeluarga dan hewan-hewan sudah masuk, tangan Tuhan yang menutup pintu bahtera.

Kejadian 7:16

7:16 Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.

 

Jika kita masuk dalam penggembalaan, sudah hidup benar, tergembala, tangan Tuhan menaungi kita, tidak ada yang bisa mengganggu gugat. Bahkan kehidupan kita sudah Tuhan jamin, sudah Tuhan pelihara. Kami gembala bukan hidup dari jemaat, tetapi dari naungan tangan Tuhan. Sejak jadi pengerja tidak ada jemaat bisa hidup. Melayani di Tonusu hidup, ditambah melayani di Diora hidup, sekarang melayani di Tentena juga hidup. Berarti bukan karena jemaat tetapi karena tangan Tuhan.

 

Orang hidup benar dan tergembala bisa dilihat lewat hidupnya sehari-hari yaitu memuliakan Tuhan dalam segala hal.

Wahyu 14:6

14:6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,

 

Kami gembala disebut malaikat sidang jemaat, harus memberitakan Injil yang kekal, Firman Tuhan, pengajaran yang sehat bagi sidang jemaat. Isi Injil itu apa?

Wahyu 14:7

14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

 

Orang yang tergembala pasti memuliakan Tuhan dalam segala hal.

Praktek memuliakan Tuhan:

1.      Amsal 3:9-10

3:9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,

3:10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.

 

Muliakan Tuhan dengan harta. Berkat yang ada pada kita di dalamnya ada milik Tuhan yang harus kita kembalikan. Milik Tuhan yaitu perpuluhan, persembahan khusus, hulu hasil ayo kita kembalikan. Kalau bapak ibu berpikir mengembalikan perpuluhan itu untuk memperkaya gembala, yah sudah tidak usah kembalikan. Tetapi nanti lihat ada Tuhan gulungan kitab yang berisi sumpah serapah untuk para pencuri. Perpuluhan bukan untuk memperkaya gembala. Perpuluhan itu untuk Tuhan tetapi dipercayakan kepada kami untuk menerima perpuluhan. Asal syaratnya tahu memberi makan, kasih makan dombanya Tuhan baru Tuhan percayakan untuk menerima perpuluhan dari jemaat.

Matius 24:45-47

24:45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?

24:46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

24:47  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

 

Pengawas segala milik Tuhan termasuk perpuluhan. Tanggung jawab saya sebagai hamba Tuhan kasih makan, baru Tuhan percaya menjadi pengawas miliknya Tuhan.

 

Muliakan Tuhan dengan harta, kembalikan apa yang menjadi milik Tuhan, berkorban dengan tulus hati, dengan sukacita.

 

2.      Memuliakan Tuhan dengan tubuh.

I Korintus 6:20

6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu (dan rohmu juga, yang keduanya adalah milik Tuhan)!

 

Muliakan Tuhan dengan tubuh, jiwa dan roh kita yaitu menjadi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang melayani dalam kesetiaan dan kesucian serta ketaatan sampai garis akhir.

 

I Korintus 7:23

7:23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.

 

Jangan jadi hamba manusia, artinya jangan menghamba kepada daging tetapi kita mau menghamba kepada Tuhan. Layani, puaskan Tuhan, setia benar, setia suci, setia taat, kita menyenangkan Tuhan. Maka hasilnya:

a)      Lukas 17:7-8

17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

 

Tuhan kita puaskan maka hasilnya Tuhan juga memuaskan kita, makan minum kita, kebutuhan hidup kita, pemeliharaan hidup kita urusannya Tuhan, Tuhan sanggup memelihara hidup kita. Sekalipun kadang kala kita berpikir sudah melayani dengan bersusah-susah dengan percuma, menghabiskan kekuatan dengan sia-sia, padahal Tuhan sudah janji engkau boleh makan dan minum.

Yesaya 49:3-4

49:3 Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

49:4 Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."

 

Ada kepuasan dari Tuhan, tidak perlu lagi mencari kepuasan di dunia, apalagi mencari kepuasan lewat berbuat dosa! Sebab kita sudah puas dengan Yesus.

 

b)      Yohanes 12:26

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

 

Hasil kedua dihormati Tuhan, tidak usah cari hormat dari manusia, jangan gila hormat! Kapan Tuhan menghormati kita? Ketika kita tahan sengsara dalam melayani Tuhan. Stefanus di hadapan sidang mahkamah Agama, menghadapi orang-orang yang sangat marah di situ, waktu mereka mendengar Firman yang disampaikan Stefanus hati mereka tertusuk-tusuk, mereka marah, sangat marah! Tetapi Stefanus bisa melihat Anak Allah berdiri tanda menghormati. Ketika kita diperhadapkan sengsara dalam pelayanan kita tahan, tidak mundur, Yesus menghormati kita, Allah Bapa menghormati kita. Jangan jadi Kristen lemah yang gampang mundur menghadapi tantangan. Sebagai hamba Tuhan harus tahan sengsara dalam pelayanan!

Kisah Para Rasul 7:54-55

7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.

7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.

 

Maju terus jangan mundur, layani Tuhan, muliakan Dia, taat, setia, suci. Biar kita bisa dihormati oleh Tuhan.

 

c)      Di mana Yesus berada, di situ kita berada. Kita dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus untuk menyatu kelak dengan Yesus sebagai Kepala. Tubuh dan Kepala tidak bisa terpisah. Di mana Yesus sebagai berada, di situ kita tubuhNya berada, kita dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Mari kita ikuti kegerakan Tubuh Kristus.

 

3.      Takut akan Tuhan. Salah satu pengertian takut Tuhan:

Amsal 8:13

8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

 

Takut Tuhan adalah membenci dosa sampai dusta. Tidak mau berbuat dosa biar digoda, dipaksa, diancam! Ada orang, tidak ada orang yang lihat tetap tidak mau berbuat dosa. Kita hidup benar dan suci sampai sempurna. Tidak mau berbuat dosa sampai tidak dapat berbuat dosa, sampai kita bisa sempurna seperti Yesus Mempelai Pria Sorga. Tidak ada lagi dosa, terutama dosa dalam perkataan. Kesempurnaan diukur dari tidak salah dalam perkataan. Kadangkala kita datang beribadah tetapi mulut bukan dipakai untuk bersaksi, bukan untuk saling menguatkan, saling mendoakan tetapi saling cerita kekurangan orang. Datang beribadah hanya cari kekurangan panita, kekurangan penyelenggara. Orang seperti itu tidak mendapat apa-apa, rugi! Manusia terbatas, kalau kita dapati kekurangan ayo didoakan supaya tidak ada lagi kekurangan seperti itu.

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

 

Supaya tidak salah dalam perkataan, mulut ini dipakai untuk banyak menyembah Tuhan! Muliakan Tuhan dengan ucapan bibir kita. Menyembah berseru haleluya, hanya itu yang bisa kita lakukan. Tuhan sudah janji, mulut baik maka hari-harinya baik. Mau melihat hari-hari baik, masa depan yang baik, perkataan harus baik. Perkataan kita hanya menyembah, hanya bersaksi, hanya memuliakan Tuhan, maka hari-hari yang baik juga akan kita nikmati.

I Petrus 3:10

3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

 

Biarlah mulut ini hanya untuk memuliakan Tuhan, maka kita akan melihat hari-hari yang baik. Kaum muda, masa depan baik, pelayanan semakin baik. Kalau kami hamba Tuhan pelayanan merosot periksa mulutnya, bukan salahkan orang! Kalau sudah diperbaiki pasti semua baik, sampai sungguh amat baik, sempurna.

 

Di depan ada perjamuan suci, kita akan menerima tubuh dan darah Kristus. Yesus rela didenda karena pelanggaran-pelanggaran kita. Kita datang kepada Tuhan, kita akui semua kesalahan kita. Ini pelanggaranku di dalam nikah, ini pelanggaranku di dalam pelayanan, ampuni Tuhan! Biar Tubuh dan darah Kristus membasuh dosa kita, melepaskan dari segala belenggu dosa. Dan semua menjadi baik sampai sungguh amat baik, kita menjadi sama mulia dengan Yesus.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar