Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Session 2 memang yang paling berat bagi daging. Tetapi kita gunakan waktu untuk kita bisa menyembah Tuhan. Banyak pergumulan persoalan kita hadapi, kita mau serahkan semua kepada Tuhan. Kita sangat-sangat tidak mampu, tidak berdaya. Di saat kita lemah di situlah kuasa Tuhan nyata.
Kita belajar tentang bingkai emas yang ada pada meja roti sajian.
Keluaran 25:24-25
25:24 Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni dan membuat bingkai emas sekelilingnya.
25:25 Haruslah engkau membuat sekelilingnya jalur pinggir yang setapak tangan lebarnya dan kaubuatlah bingkai emas sekeliling jalur pinggirnya itu.
Ada 2 bingkai emas dengan jarak setapak tangan. Arti 2 bingkai emas ini adalah kesucian dan kemuliaan. Jadi kalau kita tekun bersekutu dengan Firman pengajaran yang benar, maka kita akan mengalami penyucian untuk nanti mencapai kemuliaan.
2 bingkai emas ini juga disebut mahkota. Mahkota kesucian dan kemuliaan adalah mahkota gereja Tuhan untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Bertekun dalam Firman pengajaran yang benar, nanti kita akan mendapatkan mahkota mempelai.
Kidung Agung 3:11
3:11 puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomo dengan mahkota yang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.
Ada 3 tingkatan mahkota mempelai hasil persekutuan dengan Firman pengajaran yang benar.
1. Mahkota kebenaran
II Timotius 4:6-8
4:6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Syarat mendapatkan mahkota kemuliaan adalah memelihara iman sampai garis akhir hidup kita. Artinya berpegang pada pengajaran sampai garis akhir, tetap percaya Yesus sampai garis akhir dan tetap hidup benar apapun resikonya. Memelihara iman sampai garis akhir ini suatu pertandingan rohani, jangan sampai kita kalah.
II Timotius 1:13
1:13 Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Pegang pengajaran yang sehat yang kita terima selama ini, jangan sampai kita tergoyahkan. Apapun yang kita hadapi tetap pegang Firman pengajaran. Ujian boleh datang dan itu pasti ada, tetapi kita tidak mau kalah, tetap berpegang pada pengajaran yang benar, tetap percaya Yesus, tetap hidup benar sampai garis akhir hidup kita.
2. Mahkota kehidupan
Wahyu 2:10
2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Syarat mendapatkan mahkota kehidupan adalah:
a) Setia sampai mati. Setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir hidup kita. Dalam doa semalaman ini kita belajar setia, kalau sesi 1 ibarat orang gas mobil 60km/jam sesi 2 jangan turun, nanti sesi 3 juga begitu, setia sampai selesai. Memang untuk hidup beribadah setia sampai akhir, kita akan menderita aniaya.
II Timotius 3:12
3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,
Memang sengsara bagi daging, yang menempuh jarak jauh sengsara, mungkin ada yang diolok-olok, sampai sengsara secara fisik, tetapi kita tetap setia sampai garis akhir, sampai mendapat mahkota kehidupan.
b) Tahan uji
Yakobus 1:12
1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Ujian datang tetapi kita tidak kalah, tidak gugur, bertahan dalam ujian. Tahan uji = bijaksana = taat dengar-dengaran. Orang membangun rumah di atas batu, ujian datang, hujan, angin, banjir tetapi rumahnya tetap kokoh sebab dibangun di atas batu. Demikianlah orang yang mendengar Firman dan melakukan, orang yang bijaksana.
Matius 7:24-25
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Jadi syarat mendapat mahkota kehidupan adalah setia dan bijaksana atau setia dan taat. Ujiannya memang semakin hebat. Di sini ada 3 macam ujian yang menerpa kehidupan yang setia dan bijaksana tetapi tidak membuat dia gugur.
a) Ujian dalam nikah, roh jahat, roh najis dan roh durhaka yang mau menghancurkan nikah. Nikah mulus-mulus jalan lancar, tiba-tiba ada yang mengganggu, ada orang ketiga. Banyak hamba Tuhan nikahnya hancur dan rusak, kalah menghadapi hujan, setan di udara dengan roh najis, roh najis dan roh durhaka. Hati-hati permulaan nikah, masa pacaran, masa tunangan, hujan ini mau merusak. tetap bertahan dalam kesucian, bertahan dalam kebenaran, nikah yang suci sampai garis akhir maka mahkota kehidupan kita dapatkan.
b) Ujian ekonomi. Banjir itu menunjuk antikristus dengan ikatan uang. Waktu ekonomi maju setia berkobar-kobar melayani Tuhan. Mulai ekonomi goncang, di ambang kehancuran, mulai tidak setia dan tidak berkobar-kobar lagi, mulai loyo dalam pelayanan. Juga sebaliknya, waktu masih merintis usaha setia berkobar, ada doa semalaman datang, doa puasa datang, setiap ibadah diumumkan dia datang. Begitu mulai diberkati mulai jauh dari Tuhan. Jangan lupa bagaimana waktu kita merintis sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan, setelah diberkati tetap setia sampai garis akhir.
c) Ujian ibadah. Angin menunjuk nabi palsu dengan pengajaran palsunya. Kita diperhadapkan dengan ibadah palsu yang enak bagi daging, kita hadapi itu. Biar kita tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan yang benar.
Mulai dari kami hamba Tuhan. Kalau kami hamba Tuhan setia dan bijaksana, maka Tuhan akan percayakan tugas memberi makan sidang jemaat yang adalah orang-orangnya Tuhan.
Matius 24:45-47
24:45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
24:46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
24:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
Istilah tepat pada waktunya artinya pembukaan rahasia Firman menjawab persoalan kita tepat pada waktunya. Tuhan percayakan pembukaan rahasia Firman yang menjadi jawaban bagi kebutuhan sidang jemaat. Khotbah bukan sekedar khotbah. Kalau sekarang mau khotbah gampang, banyak khotbah di internet yang bisa diambil, tetapi apakah menjawab kebutuhan sidang jemaat? Jadi harus setia bijaksana maka Tuhan percayakan pembukaan rahasia Firman yang menjawab kebutuhan jemaat tepat pada waktunya. Jemaat datang mendengar Firman menjawab pergumulannya, koq pendeta tahu keadaan saya. Bukan pendetanya yang tahu, Tuhan yang tahu.
Disebut orangnya Tuhan. Buktikan bahwa kita orangnya Tuhan. Orangnya Tuhan adalah orang yang mau makan Firman, mendengar dan melakukan Firman.
Kisah Para Rasul 13:48
13:48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.
Gembala yang setia dan bijaksana akan diangkat Tuhan untuk menjadi pengawas miliknya. Artinya kalau hamba Tuhan setia dan bijaksana akan Tuhan percaya untuk membentuk gereja Tuhan menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Istilahnya mengawal sidang jemaat menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kalau ada jemaat yang Tuhan izinkan meninggal dunia, dia yakin ini orangnya Tuhan, nanti saat Yesus datang dia akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan. Ada keyakinan, tidak ragu. Jemaat juga yakin, saya ditangani oleh hamba Tuhan yang tepat, saya mau dibawa untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.
Sidang jemaat yang rindu Firman akan Tuhan tempatkan ke alamat yang tempat, dibawa pengawasan hamba Tuhan yang setia dan bijaksana yang akan mengawal dia untuk berhasil menjadi Mempelai Wanita Tuhan dan kita mendapat mahkota kehidupan.
II Korintus 1:14
1:14 seperti yang telah kamu pahamkan sebagiannya dari kami, yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu.
3. Mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
I Petrus 5:4
5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Syarat untuk mendapat mahkota ini adalah jangan layu, jangan loyo dalam penggembalaan. Usia boleh semakin bertambah, kekuatan fisik boleh berkurang, tetapi tidak boleh layu dalam penggembalaan. Mulai dari saya gembala jangan layu, jangan loyo. Layu di sini artinya mulai bosa beribadah, mulai tidak sungguh-sungguh, itu sudah layu! Periksa, dulu di awal tergembala, di awal melayani bagaimana? Bagaikan bunga yang mekar, semangat. Sekarang bagaimana? Tuhan melihat langkah terakhir kita. Jangan dulu semangat, bagaimana langkah terakhir kita. Dulu, sekarang, sampai Yesus datang tidak akan layu dalam pelayanan.
Praktek tidak layu dalam penggembalaan:
a) I Petrus 5:2
5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
Tidak terpaksa dalam beribadah melayani Tuhan. Terutama yang tinggal di Pastori, mau tidak mau beribadah, jangan terpaksa! Kami berupaya supaya anak-anak kami mengenal Yesus secara pribadi, jangan dipaksa-paksa. Biar ada dorongan di hati mereka untuk beribadah, jangan dipaksa. Kalau terpaksa itu sudah layu, loyo.
b) Tidak mencari keuntungan jasmani dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Kalau mencari sesuatu yang jasmani, begitu tidak dapat di situlah dia layu, dia loyo. Kalau kaum muda cari jodoh. Kalau cari yang jasmani lalu tidak dapat, bisa kecewa, sampai keluar dari penggembalaan.
c) Beribadah melayani dengan sukarela dan pengabdian diri, bahkan rela berkorban, rela menderita karena Kristus, karena Firman Tuhan. Saat mulai mau layu, mau loyo, ayo kuatkan hati, saya mau beribadah dengan pengabdian diri, rela berkorban apa saja.
d) I Petrus 5:3
5:3 Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
Menjadi teladan, artinya ada kesaksian keubahan hidup. Orang lihat kenapa dia beribadah jauh-jauh? Oh dia pergi jauh-jauh beribadah pulang sudah beda dengan yang dulu. Itu ada kesaksian keubahan hidup. Jangan orang lihat pergi beribadah jauh-jauh malah tambah parah kelakuannya. Biar kita jadi terang kesaksian keubahan hidup di mana saja kita berada.
Tergembala itu roh mempelai, jadi kalau kita tidak layu kita sudah memiliki roh mempelai untuk menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga.
Kidung Agung 2:16
2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Roh Mempelai itu mau tergembala, kita rindu untuk tergembala, tidak layu dalam penggembalaan. Bagaimana kehidupan yang tergembala?
Kidung Agung 2:2
2:2 — Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Keadaannya seperti bunga bakung di antara duri-duri. Jadi jangan heran kalau kita ditusuk dari berbagai sisi. Kita selalu dipantau, dilihat gerak-gerik kita. Ada gerak sedikit sudah jadi bahan cerita. Itu yang kita hadapi.
Jadi bunga bakung adalah manisku = mempelai wanita Tuhan.
Duri-duri adalah gadis-gadis = gereja daging!
Kita menghadapi gereja daging di sekeliling kita yang selalu menusuk, menusuk mata dan telinga kita. Menusuk mata karena kita melihat kelakuannya, orang Kristen koq begitu, pendeta koq begitu, pelayan Tuhan koq begitu, karena kelakuan dagingnya. Menusuk telinga kita, karena bahasa omongannya tidak enak. Menusuk hati, menusuk pikiran. Inilah gereja daging! Seperti Lot, orang benar, batinnya tersiksa saat berada di Sodom dan Gomora. Tetapi tetap bunga bakung itu putih, tidak tercemar dengan duri-duri, tetap indah, tetap elok dilihat. Semoga kitalah yang demikian. Mungkin dalam keluarga hanya kita sendiri yang tergembala, yang lain belum, bahkan masih hidup dalam kedagingan menusuk kita, tetap bertahan! Saya bunga bakung, saya tidak mau terganggu. Mungkin di kompleks tempat tinggal kita, hanya kita yang tergembala dengan benar dan baik, sekeliling kita orang Kristen, tetapi orang Kristen kedagingan, itu duri-duri yang menusuk.
Kita hadapi duri-duri yang menusuk, tetapi tidak usah takut dan risau menghadapi duri-duri, kita adalah kepunyaan Tuhan dan Tuhan adalah kepunyaan kita. Tetap tergembala jangan layu dalam penggembalaan, mahkota kemuliaan yang tidak akan layu akan kita miliki. Yesus yang empunya kehidupan kita pasti membela kehidupan kita.
Yang paling berat kalau duri itu sesama yang terdekat dalam kehidupan kita. Bisa suami atau isteri atau anak atau orang tua atau adik atau kakak jadi duri, itu paling sakit rasanya. Tetapi dihibur lagi dengan ayat terakhir:
Kidung Agung 2:16
2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Malam ini mungkin pikiran kita atau batin kita, pandangan kita atau telinga kita tertusuk-tusuk karena omongan yang tidak baik, yakinlah saya kepunyaan Yesus, Yesus kepunyaanku. Dia pasti membela saya, pasti menolong, pasti melindungi. Sekalipun kita di tengah duri, tetapi kemuliaannya tidak pudar, bunga bakung yang tetap elok dan cantik di mata Tuhan.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar