20250511

Kebaktian Umum, Minggu 11 Mei 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 14:12-13

14:12 Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

14:13 Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."

 

Ayat 6 sampai 11 bicara tentang penghakiman atas 3 kelompok:

1.      Ayat 6-7 penghakiman bagi orang yang menolak Injil kekal yaitu Firman penginjilan dan  Firman pengajaran.

2.      Ayat 8 penghakiman atas Babel gereja palsu, gereja daging.

3.      Ayat 9-11 penghakiman bagi orang yang menyembah antikristus dan menerima tanda dari antikristus.

 

Supaya kita tidak mengalami penghakiman dan penghukuman, maka kita harus memiliki ketekunan iman. Iman yang benar adalah iman yang timbul dari mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus, bukan karena melihat.

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Sikap kita saat mendengar Firman menentukan apakah kita mempunyai iman atau tidak. Ada sikap yang negatif terhadap Firman, kita pelajari dari perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Kanaan.

Bilangan 21:4-6

21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.

21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak." 

21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

 

Sikap negatif adalah muak terhadap manna. Manna adalah roti malaikat. Bicara roti menunjuk Firman, malaikat adalah gembala. Jadi roti malaikat adalah Firman penggembalaan.

Mazmur 78:23-25

78:23 Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,

78:24 menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;

78:25 setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.

 

Banyak kali orang Kristen bersikap seperti bangsa Israel di padang gurun, muak terhadap manna, muak terhadap Firman. Muak itu kasar sekali, mulai tidak sungguh-sungguh dengar Firman, malas dengar Firman, ngantuk, sampai benar-benar tidak suka Firman pengajaran apalagi kalau Firman itu menunjuk dosa dan kesalahannya. Orang seperti ini adalah orang paling sombong dan paling keras hati. Bayangkan, roti dari sorga diturunkan, tidak usah dibeli dan memang tidak dijual di toko, dicurahkan pada mereka lalu mereka muak, ini orang paling sombong, paling keras hati. Jangan sampai kita bersikap seperti itu.

 

Firman penggembalaan adalah Firman pengajaran yang benar yang Tuhan percayakan kepada seorang gembala, untuk diberitakan dengan setia, dengan teratur. Kalau minggu ini kitab Wahyu, minggu depan juga kitab Wahyu sampai habis kitab Wahyu, itu beraturan, berkesinambungan. Bukan ambil sana, ambil sini. Firman penggembalaan itu berurutan. Enak kalau Firman comot sana comot sini, gampang sekali. Makanya Firman penggembalaan itu kepercayaan Tuhan. Disampaikan secara terus menerus dan diulang-ulang untuk menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat. Khotbah itu bukan sekedar khotbah, tetapi untuk menjadi makanan. Apakah menjadi makanan atau tidak. Kitab Wahyu gampang kalau mau dikhotbahkan karena sudah ada pelajarannya, saya tinggal jiplak saja. Tetapi apakan menjadi kebutuhan jemaat? Menjadi makanan artinya sesuai kebutuhan sidang jemaat? Tidak sembarang mau khotbah. Itulah Firman penggembalaan, hanya gembala yang Tuhan berikan karunia seperti itu. Gembala bisa memberitakan Firman penggembalaan supaya jemaat bisa makan Firman.

 

Dalam jemaat itu hanya seorang gembala, tidak ada gembala 2, gembala 3. Sistem sorga hanya 1, hanya seorang.

Bilangan 27:15-17

27:15 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN:

27:16 "Biarlah TUHAN, Allah dari roh segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang

27:17 yang mengepalai mereka waktu keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala."

 

Umat Israel saat itu jumlahnya kurang lebih 2 juta jiwa tetapi hanya 1 gembala. Jadi kalau alasannya kalau cuma satu orang gembala tidak bisa karena ini banyak jemaat, itu tidak bisa diterima sebab sistem sorga hanya satu gembala saja. Waktu gereja mula-mula terbentuk, Petrus dan murid-murid membaptis 3000 orang. Gembalanya hanya satu yaitu Petrus, rasul-rasul lain membantu dalam pelayanan. Musa dulu dibantu oleh tua-tua. Begitulah dalam penggembalaan, ada seorang gembala kemudian dibantu oleh tua-tua.

 

Bangsa Israel muak terhadap Firman penggembalaan. Akibatnya Tuhan kirim ular tedung untuk memagut mereka. Ular menunjuk setan. Dipagut ular berarti racun setan masuk di dalam kehidupan yang sudah muak terhadap Firman. Apa itu?

1.      Dosa-dosa. Kalau sudah muak terhadap Firman dosa masuk sebab sudah tidak ada perisai lagi. Firman itu perisai iman dan juga pedang. Kalau perisai ini tidak ada lagi maka dosa masuk menghancurkan kerohaniannya.

 

2.      Ajaran palsu. Karena dia sudah bosan dengan pengajaran yang sehat dan benar makanya ajaran palsu yang masuk.

 

II Timotius 4:3-4

4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

 

Ajaran palsu digambarkan dengan dongeng:

a)      Dongeng tidak tertulis di dalam Alkitab.

b)      Dongeng itu hasil pemikiran manusia, akal atau logika manusia. Jadi bukan lagi pembukaan rahasia Firman dari Tuhan, tetapi ditafsirkan logika manusia.

c)      Dongeng itu menyenangkan daging, kalau didongengi terus gereja Tuhan tertidur, ngantuk rohaninya. Banyak yang kelihatan aktif melayani tetapi sebenarnya rohaninya tertidur karena yang disampaikan dalam gereja adalah dongeng. Yang suka dongeng itu anak-anak, makanya yang suka ajaran palsu ini rohaninya tidak bisa bertumbuh, tetap kanak-kanak, tidak bisa menjadi Mempelai Wanit aTuhan yang sempurna.

 

3.      Gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Ular memagut pakai mulut. Hati-hati mulut ini, jangan sampai menjadi alatnya setan untuk memasukan racun dalam hidup kita. Yang menyampaikan gosip rohaninya lemah, yang menerima gosip rohaninya juga lemah.

 

Kalau sudah tidak mau dengar Firman, tidak masuk Firman penggembalaan gosip yang masuk! Apalagi menggosipkan orang yang benar, baik hamba Tuhan maupun pelayan Tuhan yang sungguh-sungguh melayani. Itu racun, jangan mau dengar! Alihkan saja pada pembicaraan yang lain. Kalau mau ngotot cerita itu jauhkan diri dari dia dari pada kita kena racun. Tidak usah disambung-sambung orang punya cerita!

 

Tanda dipagut ular tedung:

1.      Kering rohani. Bukti rohani kering:

a)      Tidak ada kepuasan sorga sehingga mencari kepuasan di dunia. Tidak puas juga, kepuasan dunia dibawa masuk dalam gereja. Masih tidak puas juga, mencari kepuasan lewat berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Dosa makan minum, merokok, minuman keras, narkoba, judi. Dosa kawin mengawinkan, tidak puas dengan pasangannya cari yang lain. Tidak puas dengan lawan jenis, cari sesama jenis. Tidak puas dengan manusia, cari hewan, cari benda mati. Ini ketidakpuasan, sudah kering!

 

Terutama jangan terjadi dalam pribadiku, mau khotbah apa kalau saya sudah kering. Kalau berkhotbah hanya untuk bergosip, ngeri! Saya kering jemaat juga kering. Kalau hanya mengajarkan yang palsu, kering! Kalau dituduhkan palsu tidak apa-apa, yang penting jangan saya mengajarkan yang palsu. Terserah kalau orang mau tuduhkan mengajar yang palsu, nanti bisa dilihat dari buahnya. Jemaat juga bisa menilai ini palsu atau asli. Tidak mungkin saya mau koar-koar ini asli loh. Dan lihatlah hidup saya, lihat nikah saya, lihat tahbisan saya bagaimana.

 

b)      Perkataannya kering, mulutnya mengomel, bersungut-sungut, berbantah-bantahan, bertengkar, menghakimi orang, gosip, fitnah. Fitnah itu sudah merugikan orang, membunuh karakter. Sampai menghujat, yang benar dibilang salah, yang salah dibilang benar. Kalau mulut lebih senang bicara yang sia-sia, mulai bersungut-sungut itu gejala kering rohani.

 

2.      Mati rohani, kalau kering rohani tidak segera ditolong bisa mati rohani. Bukti mati rohani:

a)      Ada kebenaran diri sendiri, tidak merasa bersalah, tidak pernah sadar akan dosanya bahkan cenderung mempersalahkan orang lain. Apalagi kalau sudah salahkan Tuhan, salahkan Firman. Sampai nanti mempersalahkan setan, seperti Adam dan Hawa. Kenapa kau selingkuh? Sebenarnya saya tidak mau tetapi setan bisik di telingaku, saya lihat itu perempuan makanya saya suka. Setan disalahkan.

 

Apalagi kalau sudah diberkati, berhasil, sudah tidak merasa bersalah. Buktinya saya diberkati, buktinya jemaat banyak, buktinya berhasil, seperti itulah kalau sudah mati rohani. Contohnya jemaat Laodekia.

Wahyu 3:15-17

3:15 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!

3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

 

Padahal rohaninya hancur-hancuran tetapi merasa aku kaya, aku tidak kekurangan apa-apa, aku diberkati. Dari pada kau sudah melayani bertahun-tahun tidak pernah maju-maju, lihat saya maju. Itu karena pelayanan diukur dengan uang, semua diukur dengan uang, sehingga ketika banyak uangnya dia merasa tidak salah lagi, tidak ada dosanya, orang lain yang kekurangan uang itu yang berdosa.

 

Dulu waktu belum ada buah nikah saya dibilangi tidak diberkati. Padahal yang ngomong itu sendiri bertahun-tahun tidak punya anak!

 

b)      Sudah biasa, sudah sengaja berbuat dosa, bahkan menikmati berbuat dosa. Orang seperti ini sulit dinasihati. Banyak kali saya lihat kalau ditegur namun sudah menikmati sudah susah, tinggal menunggu hajaran. Ada 2 kemungkinan yang terjadi, ketika dihajar dia bertobat, tetapi ada yang dihajar malah tambah menghujat Tuhan.

Ibrani 10:25-27

10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

 

Contoh dosa yang sudah menjadi kebiasaan adalah biasa tidak beribadah. Sampai sengaja tidak beribadah, ada waktu, ada kesempatan tetapi sudah tidak mau beribadah. Kalau mau cari alasan untuk tidak beribadah, iblis sudah menyodorkan sekeranjang alasan. Kalau sudah sengaja tidak ada lagi pengampunan, tidak berlaku lagi Korban Kristus atasnya. Berarti kehidupan ini tinggal menunggu masuk kematian kedua itulah neraka, kebinasaan selamanya. Tentu kita ikut Yesus bukan untuk binasa tetapi untuk bisa mencapai kemuliaan kekal, menjadi Mempelai Wanita Tuhan, gereja yang sempurna. Saya juga menggembalakan sidang jemaat bukan untuk membawa jemaat binasa, kerinduan hatiku supaya bersama kita bertemu Yesus di awan-awan.

 

Mungkin racun dosa sudah masuk, racun gosip sudah masuk atau racun ajaran palsu dan sudah menuju kematian rohani, tetapi Tuhan masih membuka kesempatan untuk menolong.

Bilangan 21:6-9

21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."

21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

 

Jadi, sudah kena pagut masih diberi kesempatan untuk hidup karena ditolong oleh Tuhan. Cara Tuhan menolong:

1.      Lewat doa Musa. Sekarang menunjuk doa penyahutan dari seorang gembala. Makanya saya sebagai gembala tidak boleh lalai menaikan doa penyahutan kepada Tuhan.

 

2.      Lewat ular tembaga yang ditinggikan. Jadi ketika sudah dipagut ular lalu memandang ular tembaga yang ditinggikan, mereka tidak mati. Apa ini ular tembaga?

Yohanes 3:14-16

3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,

3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Cara Tuhan menolong lewat ular tembaga yang ditinggikan, ini menunjuk Korban Kristus. Masih ada Korban Kristus sebagai sarana untuk menyelesaikan dosa. Yesus yang mati di kayu salib adalah Gembala baik yang memberikan nyawaNya bagi kita domba-dombaNya.

Yohanes 10:11

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

 

Di bumi ada gembala yang menaikan doa penyahutan. Di sorga ada Yesus Gembala baik yang sudah memberikan nyawa bagi kita. Dia sediakan tubuh dan darahNya sebagai sarana bagi kita untuk hidup. Sekarang tergantung pada kita, mau tertolong atau tidak tergantung pribadi kita. Kalau tidak mau memandang ular tembaga, yah mati. Tetapi kalau memandang ular tembaga kita hidup. Jadi dari kita supaya tertolong pandanglah Yesus yang disalibkan, pandang korban Kristus. Bagaimana praktek memandang Korban Kristus?

a)      Selesaikan dosa, akui kepada Tuhan dan akui kepada sesama. Waktu ular mulai memagut, bangsa Israel datang mengaku dosa.

Bilangan 21:7

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

 

Datang mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama, akui! Dan kalau perlu datang kepada gembala minta didoakan. Tidak masalah, tidak usah malu, apa yang sudah saya doakan di sini, tidak akan saya cerita ke mana-mana.

 

b)      Tergembala sungguh-sungguh, tergembala dengan benar dan baik sampai kita menikmati penggembalaan. Kalau tidak mau menikmati yah mati, rohani yang mati. Mulai dari bergemar, mantap tergembala, sampai menikmati.

 

Tanda tergembala:

Yohanes 10:1-5

10:1 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;

10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

 

1)      Masuk kandang penggembalaan. Domba yang tergembala ada dalam kandang. Kandang penggembalaan kita secara jasmani adalah organisasi yang legal di mata pemerintah. Organisasi kita adalah GPT Kristus. Secara rohani kandang kita adalah ruangan suci, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:

Ø  Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah dalam pengajaran yang benar dan kurbanNya. Kita diberi makan. Tidak usah beredar-edar mencari makan, sudah ada makanan di dalam kandang.

Ø  Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan karunia-karuniaNya. Kita diberi minum.

Ø  Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya. Kita bernafas dengan kasih Allah.

 

Masuk dalam kandang penggembalaan, tekun dalam 3 macam ibadah, rohani pasti bertumbuh.

 

2)      Dengar-dengaran pada suara gembala. Baik gembala secara jasmani, dengar-dengaran pada nasihatnya, jangan dilawan. Kaum muda dengar-dengaranlah pada gembala. Mungkin ijazahmu lebih tinggi dari pada saya, tetapi dengar-dengaranlah. Kemudian dengar-dengaran pada Firman penggembalaan, Firman penggembalaan bilang A lakukan A, jangan lakukan C. Tugas saya sebagai gembala bergumul mempersiapkan Firman penggembalaan dan mempraktekannya lalu disampaikan kepada jemaat. Kalau ada suara asing, lari! Jangan mau dengar. Kadangkala untuk membenarkan diri, sudah disampaikan nasihat gembala tetapi masih mencari nasihat di tempat lain. Supaya bisa melakukan yang dia ingini, dia akan cari pendeta yang bisa menasihati ‘itu boleh kamu buat’. Gembala yang lebih tahu bagaimana kondisi sidang jemaat. Saya yang menangani jemaat di sini, gembala yang mengenal domba, jadi jangan cari nasihat pada gembala yang lain! Hargai gembala yang Tuhan percaya, sekalipun usianya masih muda, dia gembala yang dipercaya oleh Tuhan. Tidak mungkin saya gembala mau menuntun masuk dalam lubang, tentu saya bergumul supaya nasihat itu berangkat dari Firman bukan dari logika saya.

 

Firman penggembalaan = tongkat gembala.

Yehezkiel 20:37-38

20:37 Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

20:38 Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.

 

Firman penggembalaan yang memasukan domba-domba ke dalam kandang, yang menuntun sidang jemaat supaya tergembala. Jangan dipancing dengan duit! Kadangkala supaya jemaat mau beribadah, digoda dengan uang. Apalagi kalau dilihat jemaat itu seperti ayam jago, mulai dipancing dengan perkara jasmani.

 

Tugas gembala beritakan saja Firman penggembalaan, kalau dia rasa sudah nikmat, berguna bagi kerohaniannya pasti tergembala dengan sungguh-sungguh. Dan kehidupan yang tergembala di hitung oleh Tuhan. Hanya yang masuk kandang yang dihitung, kalau beredar-edar tidak dihitung. Arti dihitung oleh Tuhan:

1)      Tidak tecerai berai = menjadi satu. Mulai dari nikah rumah tangga kita, bawa tergembala, biar nikah itu dihitung, nikah itu menjadi satu, tidak tercerai berai. Betapa bahagia kalau suami tergembala, isteri tergembala, anak tergembala, jadi satu. Kalau suami tergembala, isteri beredar-edar, susah. Yang keluarganya belum tergembala semua bukan untuk putus asa, berdoa, tunjukan bahwa saya sudah tergembala dengan benar dan baik, biar Tuhan yang bekerja. Sesuai kerinduan kita, kita merindu, Tuhan yang bekerja. Tidak usah dipaksa-paksa anaknya, biar dia sendiri yang menikmati lalu mau tergembala.

 

2)      Ada yang bertanggung jawab untuk keselamatan kita. Di bumi ada gembala di bumi bertanggung jawab, dia beri makan dan berdoa syafaat untuk keselamatan kita. Di sorga ada Yesus Gembala Agung yang selalu menaikan doa syafaat bagi kita. Gembala di bumi berdoa bagaikan ditopang, diangkat ‘ini dombaMu Tuhan yang Engkau percayakan untuk saya jaga’. Dari Sorga Yesus memegang kita sehingga tidak bisa jatuh. Kenapa bisa ada domba yang jatuh, yang terhilang? Karena dia goyang-goyang, ke sana kemari, tidak mau masuk kandang, akhirnya jatuh, terhilang. Dan seringkali begitu jatuh dan terhilang yang disalahkan malah gembala, padahal ulahnya sendiri.

 

Kami hamba Tuhan hanya keset, ada yang injak tahi anjing dilap di situ. Gembala menikmati dihina, dicaci maki, digosipkan, padahal orang lain yang habis injak tahi ayam, seperti itulah, nikmati!

 

3)      Ada perhatian Tuhan atas kita, tidak usah kita takut.

 

4)      Dipisahkan dari gereja palsu. Ruangan suci itu ada tudung yang memisahkan dengan luar. Seperti gandum dipisahkan dari lalang. Nanti pemisahan paling tegas ketika Yesus datang, satu tertinggal, satu terangkat. Tahun ini tahun pemisahan, jangan sampai kita dipisahkan untuk dibinasakan. Biarlah kita terpisah dari daging, dari dosa, dari dunia dengan segala pengaruhnya, menjadi domba yang tergembala dengan benar dan baik. Jangan terpisah untuk dihukum.

 

5)      Dimiliki sepenuhnya oleh Tuhan. Ada hak kepemilikan oleh Tuhan, tidak bisa diganggu gugat. Yang memiliki domba adalah Yesus, bukan gembala. Saya harus tekankan ini supaya jangan tengkar rebutan domba.

Yohanes 10:2-3

10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

 

Selain dituntun masuk kandang, kita juga dituntun keluar. Artinya dituntun masuk persekutuan yang benar antara kandang penggembalaan.

Yohanes 10:4

10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

 

Mau bersekutu ikuti gembala, jangan jalan-jalan sendiri. Di mana gembala bersekutu di situ kita ikut. Sebab kalau jalan sendiri nanti bisa ketemu serigala, nanti bisa ketemu singa, kita yang rugi. Jangan berpikir kalau kita keluar dari penggembalaan nanti gembala yang rugi, tidak! Gembala itu hanya menjaga, mau 1 2 atau 100 jiwa upahnya tetap sama. Dulu waktu pengerja tidak ada domba bisa hidup. Sesudah Tuhan percayakan menjaga domba-dombanya Tuhan 1 orang hidup, menjaga 100 orang hidup. Berarti bukan hidup dari domba tetapi hidup dari Yesus Gembala Agung.

 

Syarat bersekutu:

1)      Yohanes 10:16

10:16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

 

Syaratnya satu suara gembala = satu Firman pengajaran yang benar. Kalau sama-sama pengajaran yang benar pasti bisa bersekutu. Kalau sama-sama roti sajian ditumpuk. Yang bukan roti sajian tidak bisa ditumpuk kalau tidak satu pengajaran. Yang ditumpuk itu sama-sama roti sajian.

 

Sudah satu pengajaran tetapi kenapa ada kubu-kubu, di sana kubu A, di sini kubu B, ada lagi kubu-kubu yang lain, lalu saling serang. Ini karena masih ada yang kurang.

 

2)      I Yohanes 1:7

1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

 

Syarat kedua harus terang, jangan ada yang disembunyi. Terang di sini adalah saling mengaku dan saling mengampuni serta saling melayani, pasti bisa bersekutu, tidak akan tengkar-tengkar. Sudah satu pengajaran, kita berdoa supaya sama-sama terang.

 

Kalau Tuhan izinkan menjadi tuan rumah, jadilah tuan rumah yang terang, jangan gelap. Menghadapi peserta yang banyak tingkahnya jadilah terang, kalau dia masih banyak menuntut maklumilah dia belum terang. Kegelapan kita kalahkan dengan terang. Saya peserta ikut persekutuan, saya juga melayani di situ. Ditempatkan di mana dengar-dengaran di situ. Diatur untuk makan di mana, dengar-dengaran makan di situ.

 

Lihat tubuh kita, semua melayani, tidak ada yang santai. Sel-sel terkecilpun bekerja, itulah persekutuan. Persekutuan mulai dari dalam rumah tangga, saling mengaku, saling mengampuni, saling melayani, rohani hidup. Kita menjadi satu kawanan dengan satu gembala, satu tubuh Kristus dengan Yesus sebagai kepala. Kalau Yesus menjadi kepala maka Dia bertanggung jawab atas hidup kita.

 

Tanggung jawab Yesus sebagai kepala atas hidup kita:

Ø  Efesus 5:23

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

 

Yesus menyelamatkan kita = menyelesaikan segala persoalan yang kita hadapi. Tidak usah ragu, selamat berarti selesai semua. Tuhan Yesus tahu apa yang kita butuhkan, apa yang kita rindukan, Dia bekerja untuk kita, menyelamatkan kita. Baik menyelamatkan dari mara bahaya, bencana alam, kecelakaan sampai menyelamatkan kita dari aniaya antikristus dan dari penghukuman atas dunia ini. Dunia hancur tetapi kita selamat. Dunia resesi tetapi kita resepsi. Apalagi kita hamba Tuhan pelayan Tuhan, betul-betul dipelihara oleh Tuhan.

Yesaya 65:13-14

65:13 Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan minum, tetapi kamu akan menderita kehausan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersukacita, tetapi kamu akan mendapat malu;

65:14 sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersorak-sorai karena gembira hatinya, tetapi kamu akan mengerang karena sedih hati, dan kamu akan menangis karena patah semangat.

 

Tuhan menyelamatkan kita, Tuhan menolong dan menyelesaikan semuanya pada waktunya.

 

Ø  Efesus 5:29

5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

 

Yesus mengasuh dan merawati = memelihara kita, memberikan kehangatan kasih kepada kita sehingga kasih kita tidak pernah dingin, betul-betul dipelihara, dilindungi oleh Tuhan.

 

Ø  Efesus 5:25-27

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

 

Menyucikan kita sampai sempurna, kita layak masuk pesta nikah anak Domba Allah menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, masuk kerajaan 1000 tahun damai, masuk kerajaan sorga yang kekal Yerusalem Baru kandang penggembalaan yang terakhir.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar