20131005

Kebaktian Doa, Sabtu 5 Oktober 2013 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Amos 3:4-8
3:4 Mengaumkah seekor singa di hutan, apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya, jika belum menangkap apa-apa?
3:5 Jatuhkah seekor burung ke dalam perangkap di tanah, apabila tidak ada jerat terhadapnya? Membingkaskah perangkap dari tanah, jika tidak ditangkapnya sesuatu?
3:6 Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya?
3:7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.
3:8 Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?"

Mengaumkah seekor singa di hutan, apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya, jika belum menangkap apa-apa? Artinya tidak mungkin akan ada reaksi positif ketika belum mendapatkan sesuatu/mendapatkan berkat.

Jadi Tuhan mengajar kita untuk berdiam diri untuk mendapatkan mangsa atau berkat. Tidak akan mendapatkan berkat kalau sulit untuk berdiam diri, dalam arti menahan hawa nafsu daging. Ini adalah ketetapan Sorga. Bagi orang dunia lain, besar kemungkinan mereka bisa memperoleh tetapi itu bukan sistem Sorga. Kalau sistem Sorga kita diajar berdiam diri menanti berkat-berkat Tuhan. Artinya tidak ada reaksi daging/hawa nafsu daging kita untuk meraih berkat. Sebab Alkitab mengatakan ada yang meraup telur ayam hutan yang bukan haknya. Berarti dia bukan diam tetapi ada upaya-upaya daging untuk meraup hal-hal yang bukan haknya. Ini yang tidak boleh ditiru oleh kita umat Tuhan.
Yeremia 17:11
17:11 Seperti ayam hutan yang mengerami yang tidak ditelurkannya, demikianlah orang yang menggaruk kekayaan secara tidak halal, pada pertengahan usianya ia akan kehilangan semuanya, dan pada kesudahan usianya ia terkenal sebagai seorang bebal.

Allah mengajar supaya kita berdiam diri. Mengapa? Sebab dengan kita berdiam diri justru Tuhan akan memberikan kita hikmat. Itulah berkat yang lebih besar dari segala berkat di dunia ini.

Seorang raja sudah terbelit dengan masalah yang paling menyebalkan hati Tuhan. Tetapi ketika dia sadar karena didatangi oleh nabi Allah yang menegur prilakukanya maka ia mengakui semua itu. Setelah mengaku dia mengambil sikap berdiam diri untuk mendapatkan hikmat dan Allah memberikan hikmat. Ini yang harus kita teladani apalagi kalau melihat masa lalu kita, banyak hal yang kita lakukan yang tidak menyenangkan hati Tuhan. Bila kita menyadari bahwa hal itu akan merugikan kehidupan kita, akan menyebabkan kita tidak mendapat mangsa, tidak mendapat tangkapan, tidak akan mendapatkan berkat Tuhan, maka kita harus mengambil sikap berdiam diri sehingga berkat yang paling besar yang justru akan kita terima adalah hikmat.

Mazmur 51:7-8
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
51:8 Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.

Kita melihat di sini, Tuhan memberi teladan berdiam. Teladan ini diberi Tuhan kepada raja Daud agar ketika sadar dengan kesalahan bukannya ribut tetapi mengambil sikap diam (daging tidak bereaksi) dan
Tuhan memberikan hikmat sehingga dia menyelesaikan masalahnya dengan Tuhan.
Mazmur 51:9
51:9 Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!

Kalau dihubungkan dengan Amos pasal 3 maka hisop ada hubungannya dengan ayat 7.
Amos 3:7
3:7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. à (hisop)

Hisop yang dipakai oleh Tuhan menunjukkan pelayanan hamba Allah. Jadi tidak ada pelayanan atau curahan berkat yang langsung tanpa pelayanan hamba Tuhan. Itu sebabnya raja Daud menghargai hisop. Hisop adalah lumut karang yang lemah tetapi dipakai. Hisop paling kuat menyerap darah. Ini menunjukkan hamba Tuhan yang menyerap darah Kristus untuk dilaburkan pada jenang dan ambang pintu hati kita sehingga kita bisa menjadi lebih putih dari salju.
Ini adalah berkat besar yang dikemas dalam bentuk hikmat. Kalau memiliki hikmat maka bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Ketika hatinya meletup untuk melakukan yang jahat maka hikmat menyatakan itu jahat sehingga dia tidak melakukan. Ketika hatinya begitu bergairah untuk melakukan yang benar maka dia akan cepat untuk melakukannya karena ada hikmat di dalam dirinya. Itulah yang dialami oleh anak dari raja Daud yaitu Salomo.

Untuk sampai ke sana kita harus mengambil sikap diam. Upayakan reaksi-reaksi daging kita tekan, jangan biarkan reaksi daging meletup-letup. Salah satu bentuknya adalah amarah yang meledak-ledak (Pumohi). Bagaimana bisa mendapat jarahan kalau memiliki amarah yang meletup-letup. Ketika kita datang beribadah mendengarkan Firman Tuhan tentu tujuan utamnya supaya kita diajar dan dibina oleh Firman Tuhan yang dipaparkan oleh hamba Tuhan sebagai hisop.

Ada 15 kelebihan hisop:
1.      Bisa tumbuh/hidup di mana saja = beriman
2.      Daunnya selalu hijau = selalu ada kegiatan/pelayanan I Tesalonika 1:3
3.      Batangnya muda ditekuk = bisa menyesuaikan diri (adaptasi) I Korintus 9:19-23
4.      Bisa dijadikan pengikat (tali) = ada wibawa Matius 16:19; 18:18
5.      Buahnya kecil-kecil = merasa diri hina/kecil tidak menuntut untuk dihargai Mazmur 119:141
6.      Tingginya ± 60 cm = kehidupan yang selalu merendahkan diri 1 Petrus 5:5-6
7.      Dipakai untuk melabur/menyampaikan darah pada orang lain = sampaikan berita perdamaian dan kesucian II Korintus 5:18-20
8.      Bunganya berwarna biru = ada kuasa kebangkitan Roma 8:11
9.      Disenangi oleh kumbang = dibutuhkan/dicari oleh jiwa-jiwa Maleakhi 2:7, Markus 1:37
10.  Daunnya untuk obat sakit perut = kegiatannya untuk menyadarkan/menyembuhkan orang yang sakit perut Filipi 3:18-19
11.  Bunganya harum = II Korintus 2:14-15
12.  Bisa diikat menjadi satu = suka bersekutu (fellowship) dalam tujuan yang sama Keluaran 12:22
13.  Rela dicelup di dalam darah = sedia/tidak menolak masuk dalam pengalaman sengsara Filipi 1:29, II Timotius 3:12, Roma 8:17-18
14.  Rela sendiri (sebatang) dicelup dalam cuka, tidak mementingkan diri sendiri Yohanes 19:29-30, I Yohanes 3:16
15.  Kulitnya muda dikupas = tidak gampang tersinggung tetapi kulit/ (perasaannya) sama seperti Yesus Filipi 2:5, I Petrus 3:8

Orang yang  berdiam diri akan dikaruniakan hikmat. Sekalipun tidak ada pendidikan formal tetapi kalau orang berdiam diri di kaki Tuhan dia adalah orang pandai di hadapan Tuhan.
Amsal 11:12
11:12 Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri.

Orang yang berdiam diri adalah orang yang mengerti tentang waktu.
Pengkhotbah 3:7
3:7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;

Orang yang berhikmat tahu kapan harus berdiam dan kapan harus berbicara. Orang yang berdiam paham bahwa hari-hari terakhir ini adalah waktu yang jahat. Karena tidak mau terjebak dengan waktu yang jahat maka orang berhikmat akan berdiam.
Efesus 5:16
5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Orang yang meletup-letup dagingnya sekalipun mengatakan tahu hal ini namun sebenarnya dia tidak tahu sebab sebentar lagi dia akan terjerat.

Amos 5:12-13
5:12 Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang.
5:13 Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat.

Hari-hari terakhir ini kita lihat di mana-mana banyak terjadi suap menyuap, orang benar terjepit, orang miskin dikesampingkan. Itulah ciri waktu-waktu yang jahat.

Setelah berbicara tentang berdiam diri Tuhan berbicara tentang tiupan Sangkakala. Di dalam kitab Wahyu ada 7 sangkakala. Berarti kita diperhadapkan dengan akhir dunia ini, jadi sudah seharusnya kita gemetar.


Yesaya 58:1
58:1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!

Itu berari Firman Allah membawa kita supaya kita disorot secara transparan, apa kesalahan kita. Lalu kita mengambil singkap gemetar karena kita terancam, kalau kita mempertahankan dosa kesalahan maka hukuman dijatuhkan.

Jangan setelah melakukan kesalahan kita merasa seperti tidak ada apa-apa. Kita harus ada roh kegentaran karena kita berada pada situasi dimana bunyi sangkakala itu diperdengarkan terus menerus hari-hari terakhir ini.

Mazmur 3:6; 119:120
3:6 Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya?
119:120 Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu.

Tuhan memberikan kita Firman dalam ibadah tujuannya supaya kita terhindar dari penghukuman Tuhan. Untuk menghindar dari sana kita harus membawa diri dalam pembentukkan Tubuh Kristus, Mempelai Wanita Sorga.

Amos 3:7
3:7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.
Di sini Tuhan memperlihatkan agar umat Tuhan menghargai hamba-hamba Allah sebab tanpa hamba Tuhan mereka tidak bisa mendengar Firman Tuhan. Tanpa hamba Allah mereka tidak tahu kemana akan melangkah. Itu sebabnya mereka perlu menghargai sebagaimana Tuhan menghargai umatNya.

Dalam Wahyu pasal 2 dan 3 Tuhan menyampaikan Firman kepada 7 gembala sekalipun sebagian besar gembala itu sudah tidak karu-karuan tetapi Tuhan tidak melangkahi gembala dan berbicara langsung kepada sidang jemaat. Tuhan berbicara dulu kepada gembala supaya gembala terkoreksi lalu dia sampaikan kepada jemaat. Itulah bukti Tuhan menghargai pengangkatan seorang gembala.

Mazmur 25:14
25:14 TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.

Hamba Tuhan harus memiliki roh takut akan Tuhan supaya pembukaan rahasia Firman disampaikan kepada hamba Tuhan untuk diteruskan kepada jemaat. Tidak pernah Tuhan melompati jemaat.
Wahyu 1:11
1:11 katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."

Pada ayat di atas terlihat seperti langsung dikirim kepada jemaat tetapi pada prakteknya melalui gembala.
Wahyu 2:1a,8a,12a,18a; 3:1a,7a,14a
2:1a "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus:
2:8a "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna:
2:12a "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus:
2:18a "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira:
3:1a "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis:
3:7a "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia:
3:14a "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia:

Tujuan akhirnya adalah jemaat tetapi lebih dahulu gembala harus dikoreksi sebab Tuhan mempertanyakan kepada gembala apa yang dia ajarkan sehingga keadaan jemaat bisa seperti itu. Jemaat diajar oleh Tuhan untuk menghargai gembala, kesalahan gembala adalah urusannya dengan Tuhan.

Amos 3:8
3:8 Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?"
Singa di sini menunjuk pribadi Tuhan Yesus. Singa mengaum tujuannya:
1.      Supaya umat Tuhan takut.
2.      Kalau umat takut, Tuhan punya arahan supaya umat Tuhan bersuara dalam arti bersaksi, jangan diam. Dalam ayat di atas dikatakan bernubuat. Bernubuat di sini artinya:
Ø  Sampaikan Firman Tuhan yang dibukakan rahasianya.
Mengundang, Firman Tuhan jangan kita makan sendiri.
Wahyu 10:11
10:11 Maka ia berkata kepadaku: "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar