20180321

Kebaktian PA Imamat, Rabu 21 Maret 2018 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 21:20
21:20 orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya atau yang bular matanya, orang yang berkedal atau berkurap atau yang rusak buah pelirnya.

Berbongkol ini beda tipis dengan bungkuk. Bungkuk ini pandanganya memang sudah ke bawah. Berbongkol bisa tegak tetapi seperti ada ransel di belakangnya, ada pikulan di belakangnya.

Berbongkol atau hampir mirip dengan bungkuk. Kalau bungkuk kita langsung tahu itu menunjuk kekuatiran. Tetapi sore ini kita lihat dulu apa yang menjadi penyebab kekuatiran ini. Tentu ada penyebabnya sehingga orang kuatir. Kalau penyebabnya ini tidak ditangani maka apapun yang dia lakukan di dalam ibadah pelayanan, dia akan terkejut kelak pelayanannya ditolak. Sebab dari semua daftar di sini yaitu 12 hal ini, mereka tidak boleh melayani. Kalau untuk kita secara rohani pelayanannya di tolak atau tidak diterima oleh Tuhan.

Coba kalau kita melayani sudah berjerih payah, buang waktu, buang tenaga, buang harta tetapi akhirnya ditolak, bagaimana kira-kira perasaan saudara? Nanti akan sama seperti dalam Lukas pasal 12. Mereka berkata “kami sudah diajar di jalan, bahkan makan perjamuan, dan semua-semuanya, kenapa ditolak?”. Mari kita kembali evaluasi diri kita, jangan sampai nanti pelayanan kita kelak ditolak, tidak diterima. Sementara sekarang ini Tuhan masih mengulurkan tangan untuk menjemput saudara.

Saya perhatikan dalam Firman Tuhan, ini bukannya tidak melayani, mereka ini melayani. Dan juga diajar oleh Tuhan untuk melayani tetapi pelayanannya setengah-setengah hati. Kita bicara dulu sedikit tentang kuatir.

Ulangan 28:66
28:66 Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut dan kuatir akan hidupmu.

Mengapa kuatir?
1.      Karena tidak mau serius melayani Tuhan. Padahal dia sudah kenyang tetapi tidak mau menghambakan diri kepada Tuhan.
Ulangan 28:47-48
28:47 "Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Allahmu, dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya,
28:48 maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh yang akan disuruh TUHAN melawan engkau. Ia akan membebankan kuk besi ke atas tengkukmu, sampai engkau dipunahkan-Nya.

Ini yang membuahkan kekuatiran. Mengapa kehidupannya siang malam ditandai dengan kekuatiran. Katakanlah dia melayani, jika bicara tentang pelayanan, tentang status imam, tetapi hidupnya terkatung-katung siang dan malam dan penuh dengan kekuatiran. Ini jangan sampai terjadi dalam diri saudara dan saya utamanya kami hamba Tuhan. Betapa menyedihkan hidup ini. Kami merasa kenyang, merasa punya ini dan itu bahkan segalanya tetapi berlaga di hadapan Tuhan.

Dia merasa ada pelayanan, hanya merasa tetapi akhirnya mendapat penolakan. Ini antara lain kenapa hidup itu ditandai dengan kekuatiran. Makanya periksa, jangan sampai kita melayani dan melayani padahal ada kekuatiran. Periksa, pelayanan itu pasti afker. Harus dievaluasi kembali pelayanan, kenapa kuatir padahal hidup dalam pelayanan. Ini berarti pelayanan itu perlu direvisi, ibarat catatan diedit kembali. Jangan sampai kita terus menerus kuatir dan tiba saatnya, tiba kesudahannya ternyata kita ditolak.

2.      Karena tidak mendengar suara Tuhan
Ulangan 28:62
28:62 Dari pada kamu hanya sedikit orang yang tertinggal, padahal kamu dahulu seperti bintang-bintang di langit banyaknya -- karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.

Karena tidak sudi mendengar suara Tuhan, akhirnya dulu seperti bintang, dulu banyak, namun merosot rohaninya. Maka berakhir dengan kekuatiran. Tetapi kalau dia seorang imam, yaitu kami hamba Tuhan 100% dan kita semua memang adalah imam yang berkerajaan, masakan Raja kita mau menelantarkan kita. Masalahnya kita kurang respon menanggapi suara Firman, tidak serius menanggapi Firman pengajaran.

Sekarang saya berada di sini, tetapi saya akan kaget kalau satu waktu Tuhan menolak diriku. Makanya rasul Paulus melatih dirinya supaya tidak ditolak. Kalau kita ini melatih diri di mana? Di dalam ibadah pelayanan.
I Timotius 4:7
4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

Dalam latihan ini kita diajarkan jurus pertama, jurus kedua, jurus ketiga sampai jurus terakhir. Kalau kita tidak membiasakan diri masuk dalam pelatihan maka lihat saja warna hidupnya, selalu ada kekuatiran. Karena dia mendengar tetapi tidak tenggelam dalam praktek, dia kuatir terus. Berarti kuatir itu sudah menjadi beban hidupnya. Kalau disebut berbongkol, itu lebih parah.
3.      Karena mendengar Firman tetapi tidak mau taat dengar-dengaran
Matius 13:22
13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Dia dengar Firman tetapi hidupnya kuatir. Karena apa? Karena kaca matanya hanya tertuju kepada apa yang ada di dunia ini, dia hanya melihat ke sana. Akhirnya dia ditandai kekuatiran-kekuatiran. “apa yang saya mau makan besok, apa yang saya mau ini dan itu besok”. Kenapa? Karena kita tidak serius dengan Tuhan. Kita tidak tulus dan ikhlas dengan Tuhan dalam ibadah pelayanan.
Ibrani 10:22
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Ini penyebabnya sehingga kita dihinggapi roh kekuatiran. Kita sudah tahu bahwa kuatir ini adalah sifat kafir.

Ini yang perlu kita sikapi mulai dari saya sebagai hamba Tuhan. Mengapa harus kuatir?. Memang tantangan hidup akan kita hadapi. Kalau cobaan itu dari iblis untuk menghancurkan kita, kalau ujian itu dari Tuhan untuk membuat kita naik tingkat dalam latihan.

Sekarang kita masuk pada berbongkol. Ini termasuk pertumbuhan tidak normal, tidak wajar, akhirnya hidup itu menyandang beban yang berat, yang akan mengganggu gerakan-gerakan hidupnya. Berbongkol, ada seperti ransel di belakangnya atau di depan.

Berbongkol ini berarti suatu pertumbuhan yang tidak normal yang menimbulkan pikulan dan beban yang berat, hal ini jangan terjadi pada kita. Berbongkol ini dikaitkan dengan penolakan tidak boleh melayani, tidak boleh menyediakan santapan bagi Tuhan. Sebab pelayanan itu bagaikan kita menyajikan santapan bagi Tuhan. Berarti kalau berbongkol, pelayanannya ditolak oleh Tuhan. Kelihatan bertumbuh tetapi ke belakang, bukan ke atas.

Kalau kita melayani tidak mau kelak ditolak, maka coba menoleh bagian belakangmu. Seringkali bagian belakang kita menjadikan beban yang berat yang semestinya kalau saya sebagai hamba Tuhan, saudara sebagai umat Tuhan, kita sama-sama melayani maka saya percaya Tuhan menjamin apapun yang ada pada urusan belakang kita (kebutuhan hidup). Kalau kita tidak pernah melayani dan merasa berat bagian belakang yang mengganjal hidup saudara, ini yang berbahaya.

Raja Daud tidak berbongkol secara jasmani tetapi dia berkata bebannya berat sekali sehingga dia terbungkuk-bungkuk. Makanya dia berteriak kepada Tuhan, minta tolong kepada Tuhan supaya dia mengalami keringanan beban yang dia pikul.
Perhatikan kembali hidup pelayanan kita, jangan sampai urusan belakang yang mengganggu pelayanan kita. Kalau kita menempatkan diri sebagai imam, serahkan pada Tuhan, bagian belakang kita adalah urusannya Tuhan.

Mazmur 38:5,7
38:5 sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku.
38:7 aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita.

Kesalahan ini bukan berarti yang nanti dilakukan namun perbuatan yang sudah dilakukan. Itu menjadi berat dan menjadi terlalu berat, sehingga raja Daud berteriak kepada Tuhan.
Mazmur 38:20-23
38:20 Orang-orang yang memusuhi aku besar jumlahnya, banyaklah orang-orang yang membenci aku tanpa sebab;
38:21 mereka membalas yang jahat kepadaku ganti yang baik, mereka memusuhi aku, karena aku mengejar yang baik.
38:22 Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku, janganlah jauh dari padaku!
38:23 Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!

Ketika dia merasa kesalahannya itu menjadi beban dan semakin berat sehingga dia terbungkuk-bungkuk akhirnya dia sadar. Ditambah lagi kiri kanan muka belakang orang membenci dia tanpa alasan. Siapa yang akan menolong untuk mengangkat beban yang berat ini.

Kalau dalam pelayanan seperti ini, orang itu kelihatan melayani tetapi Tuhan katakan “Aku tidak sudi menerima, makanan yang engkau sodor kepadaKu, Aku tidak selera”. Berarti pelayanannya ditolak oleh Tuhan. Ini yang menjadi keprihatinan kita. Berarti kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan ini akan menjadi bongkol kalau tidak diselesaikan, tidak dibereskan.

Raja Daud akhirnya membereskan, bahkan ketika dia jatuh dengan isteri Uria, setelah ditegur oleh Tuhan melalui nabi Natan, dia menjerit “Tuhan jangan ambil rohMu yang ada padaku, bersihkan aku dengan hisop, tahirkan aku dengan hisop”.

Kita perhatikan untuk kita akhir zaman ini. Karena dalam Wahyu 5:10 kita diangkat menjadi imam-imam karena korban Kristus. Tetapi tidak semua pelayanan imam disambut dan diterima oleh Tuhan. Akan ada penolakan. Kenapa terjadi penolakan? Antara lain karena berbongkol. Pertumbuhan rohaninya tidak normal.

Kalau bongkol pada sapi masih bisa dimakan. Kalau pada unta disebut punuk.

Ini mengajar saya dan saudara, bayangkan kalau ada bongkol di belakang kita. Tidur pasti tidak nyaman, berjalan ada beban berat, melayani bebannya juga berat, beribadah beban berat. Tetapi dia tetap kelihatan melayani. Kalau tidak diselesaikan dulu urasan belakang maka bisa terjadi penolakan. Makanya jemaat Tuhan dan kami hamba Tuhan dalam KKR kami tidak boleh hanya nonton. Yang lain datang di depan mengadakan penyelesaian dan pemberesan, tetapi yang lain hanya nonton. Begitulah pengalaman-pengalaman kami dalam mengikuti KKR.

Untuk kita di sini, bagaimana pelayanan kita sebagai umat Tuhan. Jangan sampai saudara memikul bongkol. Kesalahan-kesalahan masa lalu harus diselesaikan supaya pelayananmu kelak diterima oleh Tuhan, tidak akan terjadi penolakan. Sebab satu saat akan terjadi penolakan.
Matius 7:22-23
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Coba lihat mereka ini melayani, bahkan ada wibawa Ilahi. Sekarang Tuhan masih diam, Tuhan biarkan saja. Inilah masa yang disebut masa pembiaran Tuhan. Tetapi bagi saudara dan saya bukannya tidak berlaku masa pembiaran. Karena apa? Karena kita selalu diingatkan oleh Tuhan. Tetapi pembiaran itu bisa terjadi dari diri saudara. Sementara Tuhan tidak pernah biarkan kita sebab Tuhan selalu mengingatkan kita lewat Firman pengajaran.

Dihitung-hitung ternyata mereka sama saja dengan pembuat kejahatan. Jadi melayani-melayani tanpa menyelesaikan masalah-masalah di masa lalu itu tidak diterima Tuhan. Berbongkol itu pada umumnya di belakang dan itu berat.

Olehnya kita gereja Tuhan yang hidup pada akhir zaman ini, sebelum kesudahannya itu tiba, maka ada kesempatan untuk kita evaluasi, benahi, perbaiki kembali. Jangan tunggu kesudahannya tiba baru mau membenahi, berarti sudah telat. Olehnya sekarang ini adalah kesempatan.

Tidak usaha bicara tentang kekuatiran, kita sudah terlalu banyak bicara tentang kekuatiran. Yang dibicarakan ini adalah larangan bagi orang melayani, menyodorkan santapan bagi Tuhan. Dalam hal ini yang dibicarakan adalah predikat imam, berarti status imam. Yang aneh kalau daging yang tumbuh di belakang itu, justru adalah umat Tuhan atau hamba Tuhan mengatakan “Firman itu beban”. Ini bukan Firman yang nanti didengar tetapi Firman yang sudah didengar. Kalau yang belum didengar, mana kita tahu isinya. Ini dalam kapasitas imam, malah imam inilah yang mengatakan “FirmanMu itu beban” karena dia rasakan beratnya.

Coba saudara bayangkan kalau hamba Tuhan sendiri berkata “firman itu beban” dan itu bukan Firman yang belum didengar, itu Firman yang sudah didengar. Kalau dalam kapasitas hamba Tuhan mengatakan “Firman itu beban” itu celaka, bagaimana dengan jemaat yang dia layani.

Beban ini yang harus kita buang, kata beban ini yang tidak boleh ada dalam kamus rohani kita. Jangan kita katakan “Firman itu beban”. Saya ulangi lagi, yang dikatakan “Firman itu beban” adalah yang sudah kita dengar. Ketika mendengar Firman dia berkata “beratnya” apalagi ketika maju lagi, makin mendengar Firman beban itu tambah berat. Ini berarti bertumbuh rohani tetapi bertumbuh ke belakang dagingnya, tidak normal, ini namanya berbongkol.

Dalam Keluaran pasal 19, orang Israel itu juga disebut Imam. Dalam Imamat 25:42,55 mereka diangkat oleh Tuhan menjadi hamba-hambanya Tuhan. Tetapi apa yang tejadi? Coba saudara baca bagaimana orang Israel itu berkata.
Yeremia 23:33-34,36,38,40
23:33 Apabila bangsa ini -- baik nabi ataupun imam -- bertanya kepadamu: Apakah Sabda yang dibebankan oleh TUHAN?, maka jawablah mereka: Kamulah beban itu! Sebab itu kamu akan Kubuang dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
23:34 Adapun nabi atau imam atau rakyat yang masih berbicara tentang Sabda yang dibebankan oleh TUHAN, kepada orang itu dan kepada keluarganya akan Kulakukan pembalasan.
23:36 Tetapi Sabda yang dibebankan oleh TUHAN janganlah kamu sebut-sebutkan lagi, sebab yang menjadi beban bagi setiap orang ialah perkataannya sendiri, oleh karena kamu telah memutarbalikkan perkataan-perkataan Allah yang hidup, TUHAN semesta alam, Allah kita.
23:38 Tetapi jika kamu masih berbicara tentang Sabda yang dibebankan oleh TUHAN, maka beginilah firman TUHAN: Oleh karena kamu masih memakai ungkapan Sabda yang dibebankan oleh TUHAN itu, sekalipun Aku mengutus orang kepadamu mengatakan: Janganlah kamu berbicara tentang Sabda yang dibebankan oleh TUHAN,
23:40 Aku akan menimpakan kepadamu aib yang kekal dan noda yang kekal yang tidak akan terlupakan."

Ini berarti 100% ditolak oleh Tuhan karena tidak ada lagi penyucian. Dan ini adalah aib/ noda yang tidak terlupakan. Makanya semakin saya menekuni dan membaca ini saya berkata “Tuhan tolong saya, jangan sampai saya berucap ‘berat ini Firman’ Tuhan ampuni keteledoran dalam berkata” dan itu harus kita tarik. Kalau tidak maka ayat 40 itu berbahaya sekali, aib itu akan menjadi aib yang kekal, noda yang kekal yang tidak akan terlupakan. Berarti tertolak untuk selama-lamanya. Itu beban yang berbongkol di belakang, dipikul seperti ransel ke mana-mana.

Kalau saudara meraba bongkol itu, tidak ada tulang, hanya daging saja yang tumbuh di situ. Saya tahu karena teman saya seperti itu.

Untuk kita secara rohani, perhatikan baik-baik. Karena segala yang kita lakukan itu ditimbang oleh Tuhan. Jangan sampai kemudian tiba saatnya kita kaget melihat timbangannya Tuhan, kita diperhadapkan dengan timbangan yang mengatakan “tidak lolos engkau, ditolak untuk selama-lamanya”. Kenapa? Karena seperti yang dicerita raja Daud tadi, kesalahannya menjadi beban yang makin berat sehingga membuat dia terbungkuk-bungkuk. Ditambah lagi keadaan di sekitarnya tidak menguntungkan, banyak yang memusuhi dia, banyak yang tidak senang dengan dia. Saudara bayangkan bagaimana kehidupan saudara kalau seperti itu.

Tetapi puji Tuhan dia tahu solusinya, dia datang kepada Tuhan. Semua dia hitung dan dia akui di hadapan Tuhan.
Mazmur 32:5,2
32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. S e l a
32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!

Jangan saudara salah pengertian. Kenapa Yesus dipaku, tidak tegak lurus saja? Karena kalau menyelesaikan hanya pada Tuhan dagingmu tidak dirobek. Kalau menyelesaikan kepada sesama, pertama kita harus datang kepada gembala dan gembala yang akan mendoakan. Karena pengakuan itu adalah korban persembahan saudara yang didoakan oleh gembala dan kita datang kepada sesama mengaku salah. Di situlah tanda salibnya bagi daging kita.

Itu sebabnya setelah gembala menerima pengakuan, itu bukan berarti mengaku kepada gembala, tetapi gembala ini yang mendoakan, memberi penyahutan kepada Tuhan. Kemudian dia harus gembok mulutnya, tidak boleh bocor lagi walaupun kepada isteri juga kepada anak-anaknya. Apalagi kalau itu hal yang najis, kemudian malah dicerita sana sini. Itu berarti tidak menjaga rahasia iman.

Tanda salib itulah pengakuan kita kepada Tuhan dan kepada sesama yaitu kepada hamba Tuhan. Apalagi kalau salah kepada sesama, harus kita akui. Maksudnya mengaku supaya makanan yang kita sajikan kepada Tuhan cocok sesuai selera Tuhan.
Hosea 14:2-3
14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.

Pengakuan itu adalah persembahkan kepada Tuhan dan yang harus mendoakan adalah hamba Tuhan. Tetapi jangan sembarang hamba Tuhan, kalau saudara mengaku pada pelayan Tuhan yang mulutnya bocor maka setelah saudara mengaku kelak akan menjadi berita top di dalam berita.

Kalau saya sebagai hamba Tuhan menerima pengakuan sidang jemaat lalu saya bocorkan pada isteri saya maka saya menanggung hukuman dari Tuhan. Makanya syarat dari seorang gembala adalah harus bisa menyimpan rahasia iman, karena ini menyangkut penyelesaian bongkol. Mungkin gembala tidak bocor tetapi karena sudah dia cerita pada isterinya maka isterinya ini pasti yang bocorkan kepada ibu-ibu yang lain, sehingga menjadi buah bibir di mana-mana. Ini juga yang menjadi bongkol kami para gembala. Yang sudah mengaku tadi telah dilepaskan dari bongkolnya namun pindah pada gembala.

Apa yang kita lakukan itu, pelayanan kita kepada Tuhan itu bagaikan mempersembahkan makanan kepada Tuhan. Karena persoalan makanan bagi Tuhan itu melakukan adalah kehendak Tuhan. Itu sudah dicatat dalam Lukas 17:7-10. Hamba Tuhan ini adalah hamba Tuhan yang tidak berbongkol, sangat indah.
Lukas 17:7-8
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

Makanan ini berarti melakukan kehendak Tuhan. Siapa kita manusia ini yang tidak butuh makan. Berarti soal makan ini adalah melakukan kehendak Tuhan terus menerus. Di sini masalahnya. Majikan itu makannya paling kurang tiga kali, belum lagi snacknya. Tetapi yang dibicarakan di sini ketika pulang sore. Berarti makanan yang disediakan ini pada sore hari. Kita ini pada petang hari keenam dalam minggu ketebusan dan mau masuk pada malam hari, mau masuk gelap 3,5 tahun aniaya. Itu sebabnya Tuhan tuntut kita memberi makan Tuhan. Persoalan makan itu adalah melakukan kehendak Tuhan terus menerus tepat pada waktunya. Lebih-lebih sekarang sore hari/ menjelang malam.

Kalau sakit tidak ada selera makan. Tuhankan tidak pernah sakit. Kita yang seringkali sakit rohani. Sehingga tidak ada selera untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Berikat pinggang berarti selalu siap sedia, tidak nanti baru siap.
Lukas 17:7-8
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

Secara logika ini adalah majikan kejam. Sudah capek pulang dari ladang malah disuruh siapkan makan. Kalau kita bisa saja mengeluh dalam hati “silahkan makan! Supaya pecah perutmu, orang sudah capek disuruh lagi atur makan” namun hamba ini tidak seperti itu karena dia tidak berbongkol, dia tidak merasa itu beban. Kalau dia berbongkol maka dia akan berkata “dasar majikan tidak tahu diri!”. Jika saudara masih berbongkol, segera selesaikan!.
Lukas 17:9-10
17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Ini benar-benar hamba Tuhan yang tidak berbongkol, apa yang dia persembahkan diterima oleh Tuhan.

Setelah cerita ini maka disambung dengan kisah 10 orang kusta. Dikatakan Firman Tuhan, yang kembali datang bersyukur cuma 1, yang 9 lagi dimana? Mereka itu berbongkol. Hanya 1 itu yang tidak berbongkol. Kemudian dikaitkan dengan datangnya kerajaan Allah.

Ini yang kita jaga di akhir zaman ini supaya apa yang kita kerjakan tidak seperti kita menanggung beban yang berat. Kenapa beban berat? Karena daging kita yang bersuara. Makin banyak suara daging makin besar bongkolnya. Lama-lama bongkolnya lebih tinggi dari kepala.

Ini yang kita jaga hari-hari terakhir ini, mulai dari diriku sebagai hamba Tuhan. Sayapun banyak berseru kepada Tuhan “Tuhan tolong!”. Sehingga walaupun ada dua kekasih diberi Tuhan penglihatan, itu jadi peringatan buat kita. Kita tenang saja, asal kita dengar-dengaran pada Firman maka pasti beres.

Coba lihat contoh di dalam Alkitab yang merasa Firman Tuhan itu sudah menjadi beban, padahal dia seorang imam dan dia mengadu kepada raja.
Amos 7:10
7:10 Lalu Amazia, imam di Betel, menyuruh orang menghadap Yerobeam, raja Israel, dengan pesan: "Amos telah mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum Israel; negeri ini tidak dapat lagi menahan segala perkataannya.

Ini perkataan tidak benar. Berarti untuk mengatasi karena menganggap perkataan ini sudah menjadi berat, bukan hanya dia tetapi seluruh anak negeri, maka dia menghasut raja untuk bertindak. Itulah Amazia, dia merasa Firman itu sudah menjadi beban. Tetapi apa kata Firman, apa kata hamba Tuhan yang menjadi utusan Sorga itu?.
I Yohanes 5:3
5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

Jadi Tuhan tidak menanggungkan kita bongkol, masakan Tuhan memberikan bongkol. Yang menjadikan perintah itu menjadi berat karena daging, karena bongkol yang dibelakang itu. Makin salah kita dalam mengapresiasi Firman maka bongkol itu makin membesar. Itulah pertumbuhan yang tidak wajar. Ini jangan terjadi pada diriku dan pada diri kekasih Tuhan (jemaat).

Kita rindu dalam pelayanan kita, semua pelayanan yang kita lakukan diterima oleh Tuhan. Bahkan itukan kerinduan hati kita “Tuhan kiranya Tuhan berkenan menerima doa puasa dan doa semalam suntukku serta kerja baktiku”. Kalau kita merasa yang kita kerjakan itu berat maka itu bongkol yang ada di belakang= pasti ibadah pelayanan ditolak oleh Tuhan.

Kita gereja Tuhan yang hidup di akhir zaman ini, jangan sampai ketika tiba kesudahannya kita malah kaget mendengar Tuhan berkata “Aku tidak kenal engkau!”. Ini bahasa yang sangat memilukan.
Lukas 12:35-38
12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
12:38 Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.

Kebalikannya kalau Tuhan datang. Kita di dalam pelayanan, selalu ada bukti berikat pinggang. Maka jika Tuhan datang, Dia yang berikat pinggang dan melayani kita.

Lukas 12:39-40;13:25-27
12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
12:40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."
13:25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang.
13:26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.
13:27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!

Mereka dienyah karena ini pelayanan yang berbongkol, yang dia kedepankan persoalan makan dan minum. Sebab ini yang terjadi di hari-hari terakhir ini yang sangat menonjol.

Ini aneh sekali, mereka tidak mengatakan “mengajar di rumah ibadah kami” tetapi “mengajar di jalan-jalan kota kami”. Berarti ini rohani yang tidak stabil, rohani yang berjalan-jalan, rohani yang mengembara, rohani yang tidak jelas.

Inilah orang melayani dengan cara berbongkol. Apakah pernah saudara melihat pelayan berteriak di jalan-jalan mengajar “pasal 1 ayat 2 bunyinya begini” kemudian pindah lagi pada sudut jalan lain “pasal 2 ayat 1 bunyinya begitu”. Kalau ada saudara temui orang seperti ini, segera bawa ke RSJ, sebab pelayan itu sudah tidak waras.

Biarlah kita hidup di akhir zaman ini benar-benar ditandai dengan ketekunan, tekun menanti Tuhan. Kita tidak tahu apakah permulaan malam, larut malam atau subuh-subuh Tuhan akan datang. Kalau melihat rotasi bumi ini, kalau di sini Tuhan datang subuh-subuh menjelang pagi, berarti di Amerika sore menjelang malam, jadi kalau arti jasmani sama saja sebenarnya. Sebab dikatakan oleh Yesaya bahwa Tuhan duduk di atas bulatan bumi, berarti bumi ini bulat.
Yesaya 40:22
40:22 Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!

Makanya jauhkan itu bongkol. Untuk mengatasi ini secara jasmani maka itu harus dioperasi, harus dipotong. Bongkol rohani ini harus dioperasi lewat pedang tajam bermata dua.

Satu hal yang harus kita lakukan adalah kita harus hidup dalam praktek. Sebab kalau ada bongkol, bagaimana kita mau berlomba lari. Hidup ini bagaikan perlombaan tetapi bagaimana kalau ada bongkol di belakang.
I Korintus 9:24
9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

Ibrani 12:1
12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Beban dan dosa di sini dipisah. Beban di sini bukan dosa, tetapi dosa itu adalah beban. Beban di sini adalah seperti yang tadi orang mengatakan Firman itu beban. Itu tidak langsung dikatakan dosa namun disebut beban. Beban ditambah dengan dosa membuat kita hancur sama sekali.

Kita harus berlomba dengan tekun. Tekun dalam bahasa gerikanya adalah hupomone, artinya:
1.      Tekun dalam hal menunggu
2.      Dengan penuh pengharapan, jangan putus pengharapan
3.      Kesabaran terus menerus untuk memberi makan. Untuk kita sekarang mengikat pinggang memberi makan majikan maka satu waktu majikan mengikat pinggang memberi makan kita.
4.      Kesetiaan.

Ini orang yang rohaninya lepas dari beban, tidak ada bongkol. Dalam ibadah pelayanannya ditandai roh menunggu, roh penuh pengharapan, roh kesabaran terus menerus dan roh kesetiaan. Inilah anak Tuhan yang tidak ada bongkol di belakangnya.

Bagaimana untuk melepaskan semua ini?
Yesaya 10:27
10:27a Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap."

Dalam kitab nabi Yesaya kata “pada waktu itu” ada 50 kali disebut. Angka 50 berarti angka Pentakosta. Zaman kita sekarang ini adalah zaman Roh Kudus. Berarti ini segera akan digenapkan.

Ada yang mengatakan kata “jangan takut” dalam Alkitab ada 365 kali, padahal itu salah. Yang benar ada 360 hari. Karena kalender Yahudi itu dalam 1 tahun ada 360 hari. Berarti setiap hari Tuhan mengatakan kepada kita “jangan takut”.

Yesaya 10:27 (Terjemahan Lama)
10:27 Maka akan jadi pada hari itu juga tanggungannya akan lepas dari pada bahumu dan kuknyapun dari pada tengkukmu, maka kuk itu akan rusak kelak oleh minyak.

Kita ada pada zaman Roh Kudus, jadi Roh Kudus adalah minyak yang bisa menolong kita untuk hancurkan kuk itu. Itu sebabnya dalam menyembah jangan sepi, apalagi hanya menonton tetangga. Berseru kepada Tuhan kita butuh Roh Kudus karena hanya minyak urapan Roh Kudus itu yang bisa menghancurkan kuk yang menekan kita. Katakan pada Tuhan “aku haus” karena Tuhan akan mencurahkan air kepada tanah yang haus, bukan kepada tanah (manusia) yang tidak haus (tidak butuh).
Yesaya 44:3
44:3 Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.

Bagaimana beban itu akan tercabut dari belakang saudara kalau Roh Kudus atau minyak itu tidak ada. Minyak urapan Roh Kudus itu yang membuat kita menang menghadapi bongkol Supaya pelayanan kita diterima oleh Tuhan. Jangan sampai kita ditolak oleh Tuhan. Kasihan saudara datang dari jauh-jauh, sudah buang biaya. Sampai di sini saudara berkorban lagi, mengembalikan perpuluhan dan hulu hasil, kemudian ketika bertemu Tuhan malah dikatakan “Aku tidak kenal engkau!”. Bukan itu bahasa yang kita dambakan. Tetapi biarlah Tuhan berkata “Mari hambaKu, masuklah dalam kesukaan BapaKu” bahasa itulah yang kita dambakan.

Yang bisa menolong kita untuk membuat kita kuat adalah Roh Kudus. Maka Roh Kudus itu bukan untuk popularitas tetapi untuk mengoperasi bongkol itu dan kita lepas oleh pedang roh. Karena Efesus pasal 6 mengatakan pedang roh itulah yang akan membabat daging kita.
Efesus 6:17
6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

Semoga kita semua yang hadir sore ini haus. Karena hanya pada tanah yang haus Tuhan akan berikan. Kalau tidak haus yah sudah, tetapi bisakah kita atasi sendiri? Kita tidak akan bisa atasi. Jangan sampai terkejut ketika berdiri di hadapan pintu sorga mendengar suara “enyahlah, Aku tidak kenal engkau, dari mana engkau datang”. Tetapi betapa indahnya kita mendengar suara dari dalam “masuklah ke dalam kesukaan Bapa”.

Olehnya kita mau melayani dengan harapan diterima. Bukan melayani lalu berkata “diterima atau tidak diterima terserah Tuhan”. Banyak orang berkata begitu bahkan ada berkata “sorga atau neraka terserah Tuhan”. Tidak bisa bicara seperti itu, itu salah besar! Sebabnya kita mau datang kepada Tuhan.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar