20190407

Kebaktian Umum, Minggu 7 April 2019 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 8:3-5
8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

Ayat yang kita baca ini memiliki dua suasana, suasana yang membahagiakan dan dipihak lain mengerikan. Suasana yang membahagiakan adalah yang memiliki roh doa. Doa sama dengan kita membelai-belai wajah Tuhan. Jika seseorang melipatkan lutut dan dia berdoa alias menyembah, maka kehidupan itu sedang membelai-belai wajah Tuhan. Maka dari pihak Tuhan juga akan melakukan hal yang sama kepada umat yang tadinya membelai-belai wajah Tuhan. Bahkan lebih lagi Tuhan melakukan, Dia akan memangku kita, Dia akan berikan kita asupan yang berlimpah-limpah. Sambil kita ada dipangkuanNya, Dia akan membelai kita. Lebih dari itu ada tindak lanjut yang akan dibuat oleh Tuhan kepada umat Tuhan yang tahu apa itu berdoa. Karena doa penyembahan sama dengan membelai-belai wajah Tuhan.

Dalam terjemahan aslinya berdoa adalah pene halal Yahwe yang artinya membelai-belai wajah Tuhan. Tuhan akan lakukan lebih dari itu jika kita tahu menyembah Tuhan. Ini adalah berkat bagi orang yang tahu berdoa. Tetapi orang yang tidak tahu berdoa dan tidak tahu bersandar pada Tuhan maka halilintar, guntur dan gempa bumi menjadi bagiannya. Jangan saudara ada pada posisi yang mengerikan itu. Jika saudara mau menghindar dari posisi yang mengerikan itu mari kita pandai-pandai membelai-belai wajah Tuhan.

Masakan Mempelai Wanita membelai wajah Mempelai Laki-laki dengan kasar sambil mengomel, pasti diusap-usap dengan lembut.
Yesaya 66:10
66:10 Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya!

Mari kita memiliki roh mempelai, kita tertarik dengan ini. Tadinya kita berkabung, berduka dan bersusah hati, sekarang kita diajak bergirang. Banyak kali kita seperti berkabung, apalagi ketika kita merasa diperas. Tetapi perhatikan di sini bagaimana sikap Mempelai Laki-laki Sorga.

Yesaya 66:11
66:11 supaya kamu mengisap dan menjadi kenyang dari susu yang menyegarkan kamu, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas.

Bernas di sini sama dengan bulir gandum yang berisi dan lembu yang tambun. Bukan lembu kurus dan gandumnya kempes. Kita tidak dilayani Tuhan dengan buah dada yang kempes, tetapi dengan yang subur, ada asinya.

Yesaya 66:12
66:12 Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan.

Makanya dalam Kidung Agung, Mempelai Laki-laki memuji Mempelai Wanita, Mempelai Wanita memuji Mempelai Laki-laki, saling memberi pujian. Tuhan tidak egois, Dia tidak hanya menuntut dipuji dan dihormat. Tetapi kembali Tuhan akan memuji kita. Tidak pantas Tuhan memuji dan menghormati kita tetapi Tuhan akan lakukan. Ini yang kita harus cari yaitu mencari hormat dari Tuhan, bukan mencari hormat dari manusia.

Yesaya 66:13-14
66:13 Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu; kamu akan dihibur di Yerusalem.
66:14 Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hamba-Nya, dan amarah-Nya kepada musuh-musuh-Nya.

TanganNya memelihara anak-anakNya tetapi amarah Tuhan bagi musuh-musuhNya. Ini Tuhan lakukan sekarang, Tuhan tidak mengulur-ulur waktu karena waktu sudah sangat singkat, tinggal beberapa saat Tuhan sudah mau datang. Saya pakai waktunya Tuhan sebab Tuhan katakan 1 hari sama dengan 1000 tahun. Saya tidak mau kehilangan kesempatan, sebagai hamba Tuhan, sebagai gembala saya juga ingin jemaat menikmati pene halal Yahwe. Kemudian kita menikmati dipangku dan dibelai-belai oleh Tuhan.

Yesaya 66:15
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.

Itu sebabnya api dicurahkan ke bumi, itu ada dalam Wahyu 8:5.
Yesaya 66:16
66:16 Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya.

Jangan kita ada di sana. Sebagai gembala saya berdoa kepada Tuhan jangan kita berjalan ke sana. Kalau kita mau ke sini ajaklah tubuh, jiwa dan rohmu jangan bersandar kepada dirimu tetapi bersandarlah kepada Tuhan. Karena tidak ada kemampuan kalau kita bersandar kepada diri kita. Mari kita bersandar kepada Tuhan. Caranya adalah menyembah Tuhan. Ini yang Tuhan akan lakukan kepada kita. Tuhan tidak mendustai saudara. Sebabnya perhatikan Firman Tuhan. Jangan kita seperti Hosea 7:14. Berseru kepada Tuhan tetapi salah.
Hosea 7:14
7:14 Seruan mereka kepada-Ku tidak keluar dari hatinya, tetapi mereka meratap di pembaringan mereka. Mereka menoreh-noreh diri karena gandum dan anggur, dan mereka berontak terhadap Aku.

Kalau mereka berseru kepada Tuhan tetapi tidak dengan tulus hati, hanya karena gandum dan anggur, akhirnya setelah jawaban tidak ada mereka berontak kepada Tuhan. Jangan sampai terjadi pada diri kita.

Kita baca dulu bagaimana Daniel mempraktekan doa. Sampai satu hari tiga kali dia menyembah Tuhan.
Daniel 6:11
6:11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

Suasana tidak menguntungkan, dia tahu kalau melakukan ini pasti sebentar masuk gua singa. Tetapi sekalipun dia melihat singa dibuat lapar di gua dan di situ tempat dia akan dilempar karna menyembah Tuhan, tetapi apa yang terjadi. Apakah Tuhan berdiam diri? Sekalipun Daniel harus berlawanan dengan 120 orang ditambah 2 yang sejajar dengan Dia. Sebab dibawa raja ada 3 orang yang sejajar dengan raja, salah satunya termasuk Daniel. Lalu ditambah 120 orang. Jadi 122 orang ini yang berniat jahat kepada Daniel. Tetapi karena Daniel suka bersandar kepada Tuhan, suka berdoa menyembah kepada Tuhan sampai 3 kali sehari, maka dia diselamatkan. Kenapa dipakai kata 3 kali? 3 kali ini menunjuk tubuh, jiwa dan rohnya benar-benar dia serahkan kepada Tuhan. Entah sekali, dua kali atau tiga kali tetapi tubuh, jiwa dan rohnya dia serahkan kepada Tuhan.

Apakah Tuhan berdiam diri? Tidak. Sementara musuh menggagas perkara jahat terhadap Daniel, Tuhan sudah lakban mulut singa, Tuhan sudah gembok mulut singa, Tuhan sudah sumbat mulut singa. Ketika Daniel diturunkan singa hanya cium, tidak ada yang berbuat jahat. Kenapa? Ada roh sembayang, dia bersandar kepada Tuhan. Tubuh, jiwa dan rohnya tidak ada lagi bau daging. Dia menyembah Tuhan, dia membelai-belai wajah Tuhan. Sangking enaknya Daniel membelai wajah Tuhan maka Tuhan balas membelai-belai wajah Daniel.
Ketika Daniel di turunkan, berapa ekor singa di sana hanya goyang-goyang ekor. Besok paginya raja datang “Daniel adalah Allahmu menolong engkau” dia menjawab “iya baginda”. Langsung diperintahkan mengangkat Daniel. Lalu yang 120 ditambah yang 2 lagi dilempar ke gua singa. Belum sampai di dasar sudah habis kepala mereka dikunyak oleh singa.

Kita lihat pemeliharaan Tuhan jika kita bisa memberi diri kita menyembah kepada Tuhan. Tetapi ada langkah-langkah yang harus kita tempuh supaya  kita benar-benar tidak berbau daging lagi. Kehidupan yang bisa menyembah Tuhan sampai tidak berbau daging ada tahapan-tahapannya. Itu sebabnya Tuhan Yesus mengajar umatNya supaya bisa berdoa menyembah.

Tuhan kekasih kita tahu bahwa kita adalah manusia lemah, kita adalah produk Adam dan Hawa yang sudah ditandai dengan dosa. Kejadian dibuka dengan manusia jatuh dalam dosa dan ditutup dengan keranda. Itulah kita manusia. Tetapi ada kitab Keluaran. Kitab Keluaran menceritakan menolong manusia yang diperhamba oleh dosa untuk keluar dari perhambaan. Jadi Tuhan tidak membiarkan kita terus diperhamba oleh dosa. Tuhan bermaksud supaya kita diangkat keluar dari dosa, berarti terjadi pengangkatan.

Sesudah kita diangkat menjadi anak-anak Tuhan, Tuhan berikan kitab yang ketiga yaitu kitab Imamat. Kitab Imamat ini mengatur tata cara ibadah dan pelayanan. Setelah kita diangkat menjadi anak, Tuhan berikan aturan bagaimana kita beribadah dan melayani Tuhan. Ada pengangkatan-pengangkatan Tuhan. Tidak berhenti disitu, kemudian disusul kitab Bilangan. Setelah kita terlibat dalam pelayanan, lihat ada kitab Bilangan, kehidupan yang beribadah dan melayani Tuhan pasti dihitung oleh Tuhan.

Kemudian diakhiri dengan kitab Ulangan. Kitab Ulangan mengingatkan kita dari mana kita datang dan ke mana kita pergi. Sesudah kita diangkat oleh Tuhan lewat kitab Keluaran, kemudian rohani kita diangkat lewat ibadah pelayanan termasuk doa-doa ini, kemudian kita dihitung, lalu ada kitab Ulangan yang mengingatkan. Hei ingat dari mana kamu, kamu dari peleburan api lalu Tuhan lepaskan. Lalu mau ke mana? Tuhan bawa ke Kanaan Samawi.

Mari kita lihat didikan dan ajaran Tuhan bagaimana untuk berdoa. Bagaimana yang pantas untuk berdoa dan dijawab oleh Tuhan.
Matius 6:9
6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

Ada sebutan Bapa. Jika menyebut Allah itu Bapa, berarti kita memahami “saya sudah dilahirkan dalam keluarga Allah”. Alias harus saudara periksa sudahkah kita dilahirkan dalam keluarga Allah atau belum. Jangan coba sebut Allah itu Bapa kalau belum lahir baru. Coba kalau ada anak-anak di sini, tiba-tiba masuk pintu gerbang dan memanggil saya “papa, saya minta ini”. Tentu saya berpikir anak siapa ini.
Saya mau bersandar kepada Bapa tetapi bagaimana bisa kalau saya belum dilahirkan dalam keluarga Bapa. Kalau saya sudah dilahirkan dalam keluarga Allah, saya tidak ragu bagaimana pemeliharaan Bapa. Contoh satu anak pergi kepada bapanya yang ada di bawah gudang yang gelap. Anak itu tidak lihat bapanya tapi dia tahu ada papanya di sana. “papa saya tidak lihat papa” tetapi papanya berkata “lompat saja”. Kemudian dia lompat dan papanya tangkap. Itu bagaikan percaya yakin sungguh bahwa bapa ada.

Dengan iman kita percaya ada Bapa karena kita sudah dilahirkan oleh keluarga Bapa Sorgawi. Apakah kita sudah lahir dalam keluarga Allah dan memberikan kesempatan Tuhan yang selalu beracara, bukan diri kita. Kalau sudah menjadi anak Tuhan, berarti sudah dilahirkan kembali berarti selalu bersandar kepada Tuhan. Begitulah kalau kita sudah berdoa. Makanya jangan saudara anggap enteng soal baptisan. Kalau saudara belum dibaptis dengan benar, biarpun kita panggil Tuhan itu Bapa, Dia tidak akan menyendengkan telingaNya, Dia diam saja, karena iblis juga Bapa.

Sebabnya kalau kita berdoa itu, salah satu arti berdoa atau permohonan agar terjadi persekutuan kita dengan Tuhan, dengan Bapa. Coba kalau sekarang kita sudah dilahirkan baru tetapi kita jauh dengan Bapa, tidak pernah berdoa, berarti tidak ada persekutuan dengan Tuhan Bapa Sorgawi. Makanya jangan jauh. Itu sebabnya Tuhan ajarkan di dalam doa itu “datanglah kerajaanMu”.

Matius 6:10
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Kenapa dikatakan “jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga”? supaya kita selalu mengingat dia karena kerajaan sorga itu ada di bumi seperti di sorga, itulah Tabernakel. Ini sarana supaya kita tidak jauh dari Tuhan.

Sesudah kata Bapa, ada kata kami. Kalau persekutuan kita dengan Tuhan dengan di Sorga itu vertikal. Kemudian ada kata kami berarti ada persekutuan mulai dari dua orang, tiga orang, empat orang yang sama-sama menyebut Allah itu Bapanya. Kalau dari antara orang-orang itu tidak pernah ngomong, maka tidak ada garis horisontal, berarti hanya tegak lurus ke atas. Itu bukan tanda salib, itu pentungan! Makanya setelah kata Bapa ada kata kami. Supaya saudara melihat bukan cuma saudara tetapi ada orang lain berarti ada horisontal. Kalau kita hanya tegak lurus itu berarti pentungan, itu gada/ pukulan. Makanya kita kadang kala hanya melihat Bapa tetapi tidak melihat siapa di kiri, siapa di kanan, siapa di depan, siapa di belakang. Sehingga kita hanya pegang pentung. Kita pukul yang di kanan, kita pukul yang di kiri, kita pukul yang di belakang, kita pukul yang di depan sebab hanya pentung yang ada pada kita. Jadi bagaimana kita menyembah lalu membelai-belai wajah Tuhan lalu kita jengkel dan benci pada orang lain. Itu berarti pentung yang ada di tangan orang itu, bukan salib.

Pada ayat 12 dikatakan “ampunilah kesalahan-kesalahan” berarti dia duluan, baru berkata “seperti aku mengampuni dia”. Ini yang kita harus perhatikan. Kita harus menyadari ada orang lain yang seperti kita yang patut kita perhatikan. Bagaimana jemaat Tuhan, maukah kita dibelai-belai tangannya Tuhan. Dia seperti Bapa yang baringkan kita dipangkuan lalu dibelai-belai. Demikianlah gereja Tuhan, Tuhan akan memperlakukan kita. Tetapi jangan undang api, jangan undang halilintar, jangan undang badai dan gempa bumi. Gempa bumi diambil dari kata Seismo yang artinya tanah goyang, huru hara, kerusuhan, kehebohon, ini semua disebut seismo. Biarlah orang lain membenci saudara, jangan saudara balas membencinya. Mari kita bawa salib, jangan pentungan. Dalam nikah bawa salib.

Kata terakhir adalah yang di bumi. Aneh betul Tuhan kita di sorga, saudara yang ada di sini tahun 2002 Tuhan promosikan anda di London. Dalam doa penyembahan ± 2000 orang, seorang hamba Tuhan melihat kita di sini, sampai hamba Tuhan itu datang di sini. Itu sesuatu yang harus saudara syukuri. Ini sudah tahun 2019 sudah 17 tahun lalu. Jangan lupa apa yang terjadi 17 tahun lalu jangan hilang begitu saja, padahal kita sudah dipromosikan Tuhan. Yang baru sekarang menggabung jangan saudara keluar. Seharusnya kita bersyukur dan makin merendah kepada Tuhan, itu bukti perhatian Tuhan kepada kita.

Jangan bawa pentung, bawalah salib mulai dari dalam rumah tangga kita. Sejahat-jahatnya isteri, sejahat-jahatnya suami, jangan bawa pentung untuk menghantam dirinya, tetapi bawalah salib/ kemurahan Allah.

Bapa di Sorga dan kita di bumi. Katakan seperti Yesaya “saya najis” maka sorga akan bergerak.
Matius 6:10
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Jadinya ada Tabernakel di bumi supaya kehendak Allah di bumi sama dengan kehendak Allah di sorga. Makanya jangan coba tepis pengajaran Tabernakel. Begitu kita buang maka kita tidak akan sama dengan sorga karena ini pola ibadah sorga. Tetapi begitu saya rangkul maka saya pasti sama dengan sorga. Tabernakel itu sorga mini yang ada di dunia.

Olehnya kita koreksi, apakah kita ada pertalian dengan Bapa di Sorga, apakah sudah lahir baru. Kalau sudah lahir baru lihat kiri kananmu. Ada sesamamu, ada saudaramu, ada kekasihmu di kiri kananmu. Bawalah salib, jangan pentung. Kemudian kerajaan sorga kita jabarkan. Supaya hubungan kerajaan sorga sama dengan kita yang ada di bumi itu lewat tiga macam ibadah penggembalaan. Saya berbahagia saya ada di dalam penggembalaan.

Tujuannya apa kita ada di ruangan suci, ada dalam tiga macam ibadah? Salah satu tujuuannya pengenalan kita harus lebih meningkat dan mendalam lewat pembukan rahasia Firman. Itu hasilnya di meja roti, di pelita emas dan di mezbah dupa emas, di sana kita dipacu untuk mengenal Tuhan lebih mendalam. Bagaimana untuk kita mengenal Tuhan lebih mendalam?
Efesus 1:15-17
1:15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
1:16 aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku,
1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Rasul Paulus mendoakan spesial supaya umat mengenal Tuhan dengan benar lewat pembukaan rahasia Firman. Masuk ruangan suci supaya kita lebih mengenal siapa itu Yesus. Kalau cuma di halaman, pengenalan kita kepada pribadi Yesus dangkal. Tetapi kalau meningkat ke ruangan suci maka pengenalan kita akan lebih mendalam sampai pengenalan kita Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Setelah pengenalan kita tentang pribadi Yesus makin mendalam, maka kita tidak akan diabaikan oleh Tuhan. Sebab sesudah Matius 6:10 ada ayat 11.
Matius 6:11
6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

Jadi secukupnya, artinya bukan secukupnya dalam arti pas-pasan. Artinya Tuhan memberikan asupan-asupan kepada kita, utamanya makanan rohani, Tuhan berikan bahkan sampai berkelimpahan.
Yohanes 10:8-10
10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Siapa yang memberikan makan yang secukupnya? Bapa. Makanya rasul Paulus berkata “aku datang kepada kamu, bukan mencari apa-apa dari kamu. Sebab yang menanggung semua adalah bapa kepada anak, bukan anak kepada bapa”.
II Korintus 12:14
12:14 Sesungguhnya sekarang sudah untuk ketiga kalinya aku siap untuk mengunjungi kamu, dan aku tidak akan merupakan suatu beban bagi kamu. Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri. Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya.

Jadi Paulus memperlihatkan pelayanan bukan mencari isi dompet jemaat, bukan mencari ketimun jemaat, bukan mencari manggis jemaat tetapi diri jemaat. Sebab bukan manggis, bukan kambing, bukan ketimun yang dibawa ke sorga tetapi jemaat. Siapa yang berkepentingan? Gembala.
Bapa bertanggung jawab untuk makanan bagi anak-anaknya. Ketika kita memanggil Bapa maka Bapa tahu itu anaknya dan akan memberikan makanan kepada kita yang secukupnya. Kata secukupnya di sini terkandung nilai Tuhan mengajar kita menghargai pemberian Bapa. Kita syukuri pemberi Bapa kepada kita yang diberkati oleh Tuhan. Sebabnya mari kita perhatikan.

Kalau makanan jasmani apalagi rohani Tuhan berikan kepada kita, ingat kenapa dalam doa Yesus diselipkan perkataan “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”.
Matius 6:12-13
6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

Kenapa Tuhan sisipkan ini “jangan membawa kami dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat”. Ini yang akan menimpa dunia ini, bukan pencobaan yang lazim.
I Korintus 10:13
10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Tetapi yang disisipkan dalam doa ini adalah pencobaan yang akan datang yang akan melanda seluruh dunia di zaman antikristus.
Wahyu 3:10
3:10 Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

Kenapa Tuhan sisipkan kalimat: “jangan membawa kami dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat”. Sebab Yesus tahu di dalam doa ketika kita melakukan pene halal yahwe salah satu supaya kita terhindar dari pencobaan dunia. Tetapi dalam gereja doa Bapa kami ini hanya dilafalkan, bukan itu tujuannya. Anak-anak bisa hafal, bukan persoalan hafalan. Yesus datang di dunia bukan mau tes “coba lafalkan doa Bapa kami” tidak akan. Prakteknya yang penting, bukan lafalnya. Jangan kita dibodohi, tetapi bagaimana kita menjabarkan. Apakah benar-benar kita ada dalam kategori ini.

Kalau kita bicara doa penyembahan itu berarti kita ada dalam ibadah puncak yaitu mezbah dupa. Yang ada dalam Wahyu pasal 8 ini adalah mezbah dupa yang ditangani langsung oleh Imam Besar. Dalam Keluaran 30:7-9 ketika imam besar masuk dalam ruangan suci, membersihkan pelita emas, dupa itu dibakar. Ketika dia mengisi minyak, dibakar dupa di mezbah dupa. Berarti orang-orang yang menjalankan doa penyembahan, lihat ada pelita menyala atau tidak. Orang yang dipangku dan dibalas Tuhan dibelai-belai adalah kehidupan yang hidup dalam terang, bukan hidup dalam gelap. Ini yang ditangani oleh imam. Pagi dia bersihkan pelita emas. Seiring pelita emas dibersihkan, pedupaan dibakar. Kemudian sore datang lagi lalu menyalakan lampu dan pedupaan dibakar. Jadi doa dan hidup terang tidak terpisahkan.

Makanya anak-anak muda remaja, sekalipun kita jungkir seperti nyamuk anopeles pantat ke atas tetapi tidak hidup dalam terang, doamu akan terkendala.
Imamat 16:1
16:1 Sesudah kedua anak Harun mati, yang terjadi pada waktu mereka mendekat ke hadapan TUHAN, berfirmanlah TUHAN kepada Musa.

Keluaran 30:7-9
30:7 Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
30:8 Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.
30:9 Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.

Ayat ini jelas bahwa mezbah dupa emas ada di ruangan suci dan setahun sekali manunggal di ruangan maha suci.

Coba galakkan di rumah doa penyembahan. Kita harus berdoa. Doa ada dua pengertian:
1.      Suatu permohonan agar terjadi persekutuan kita dengan Tuhan.
2.      Kita sadar bahwa kita tidak dapat menolong diri kita sendiri selain kita bersandar kepada Tuhan. Dalam segala masalah hanya Tuhan yang bisa menolong kita.

Dupa dibakar, pelita dinyalakan. Berarti orang yang berdoa adalah orang yang belajar hidup di dalam terang.

Tuhan Memberkati.











GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 

























Gereja Pantekosta Tabernakel
“Kristus Penebus” Tentena
Kebaktian Umum, Minggu 7 April 2019
Pdt. Bernard Legontu


 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 8:3-5
8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

Ayat yang kita baca ini memiliki dua suasana, suasana yang membahagiakan dan dipihak lain mengerikan. Suasana yang membahagiakan adalah yang memiliki roh doa. Doa sama dengan kita membelai-belai wajah Tuhan. Jika seseorang melipatkan lutut dan dia berdoa alias menyembah, maka kehidupan itu sedang membelai-belai wajah Tuhan. Maka dari pihak Tuhan juga akan melakukan hal yang sama kepada umat yang tadinya membelai-belai wajah Tuhan. Bahkan lebih lagi Tuhan melakukan, Dia akan memangku kita, Dia akan berikan kita asupan yang berlimpah-limpah. Sambil kita ada dipangkuanNya, Dia akan membelai kita. Lebih dari itu ada tindak lanjut yang akan dibuat oleh Tuhan kepada umat Tuhan yang tahu apa itu berdoa. Karena doa penyembahan sama dengan membelai-belai wajah Tuhan.

Dalam terjemahan aslinya berdoa adalah pene halal Yahwe yang artinya membelai-belai wajah Tuhan. Tuhan akan lakukan lebih dari itu jika kita tahu menyembah Tuhan. Ini adalah berkat bagi orang yang tahu berdoa. Tetapi orang yang tidak tahu berdoa dan tidak tahu bersandar pada Tuhan maka halilintar, guntur dan gempa bumi menjadi bagiannya. Jangan saudara ada pada posisi yang mengerikan itu. Jika saudara mau menghindar dari posisi yang mengerikan itu mari kita pandai-pandai membelai-belai wajah Tuhan.

Masakan Mempelai Wanita membelai wajah Mempelai Laki-laki dengan kasar sambil mengomel, pasti diusap-usap dengan lembut.
Yesaya 66:10
66:10 Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya!

Mari kita memiliki roh mempelai, kita tertarik dengan ini. Tadinya kita berkabung, berduka dan bersusah hati, sekarang kita diajak bergirang. Banyak kali kita seperti berkabung, apalagi ketika kita merasa diperas. Tetapi perhatikan di sini bagaimana sikap Mempelai Laki-laki Sorga.

Yesaya 66:11
66:11 supaya kamu mengisap dan menjadi kenyang dari susu yang menyegarkan kamu, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas.

Bernas di sini sama dengan bulir gandum yang berisi dan lembu yang tambun. Bukan lembu kurus dan gandumnya kempes. Kita tidak dilayani Tuhan dengan buah dada yang kempes, tetapi dengan yang subur, ada asinya.

Yesaya 66:12
66:12 Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan.

Makanya dalam Kidung Agung, Mempelai Laki-laki memuji Mempelai Wanita, Mempelai Wanita memuji Mempelai Laki-laki, saling memberi pujian. Tuhan tidak egois, Dia tidak hanya menuntut dipuji dan dihormat. Tetapi kembali Tuhan akan memuji kita. Tidak pantas Tuhan memuji dan menghormati kita tetapi Tuhan akan lakukan. Ini yang kita harus cari yaitu mencari hormat dari Tuhan, bukan mencari hormat dari manusia.

Yesaya 66:13-14
66:13 Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu; kamu akan dihibur di Yerusalem.
66:14 Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hamba-Nya, dan amarah-Nya kepada musuh-musuh-Nya.

TanganNya memelihara anak-anakNya tetapi amarah Tuhan bagi musuh-musuhNya. Ini Tuhan lakukan sekarang, Tuhan tidak mengulur-ulur waktu karena waktu sudah sangat singkat, tinggal beberapa saat Tuhan sudah mau datang. Saya pakai waktunya Tuhan sebab Tuhan katakan 1 hari sama dengan 1000 tahun. Saya tidak mau kehilangan kesempatan, sebagai hamba Tuhan, sebagai gembala saya juga ingin jemaat menikmati pene halal Yahwe. Kemudian kita menikmati dipangku dan dibelai-belai oleh Tuhan.

Yesaya 66:15
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.

Itu sebabnya api dicurahkan ke bumi, itu ada dalam Wahyu 8:5.
Yesaya 66:16
66:16 Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya.

Jangan kita ada di sana. Sebagai gembala saya berdoa kepada Tuhan jangan kita berjalan ke sana. Kalau kita mau ke sini ajaklah tubuh, jiwa dan rohmu jangan bersandar kepada dirimu tetapi bersandarlah kepada Tuhan. Karena tidak ada kemampuan kalau kita bersandar kepada diri kita. Mari kita bersandar kepada Tuhan. Caranya adalah menyembah Tuhan. Ini yang Tuhan akan lakukan kepada kita. Tuhan tidak mendustai saudara. Sebabnya perhatikan Firman Tuhan. Jangan kita seperti Hosea 7:14. Berseru kepada Tuhan tetapi salah.
Hosea 7:14
7:14 Seruan mereka kepada-Ku tidak keluar dari hatinya, tetapi mereka meratap di pembaringan mereka. Mereka menoreh-noreh diri karena gandum dan anggur, dan mereka berontak terhadap Aku.

Kalau mereka berseru kepada Tuhan tetapi tidak dengan tulus hati, hanya karena gandum dan anggur, akhirnya setelah jawaban tidak ada mereka berontak kepada Tuhan. Jangan sampai terjadi pada diri kita.

Kita baca dulu bagaimana Daniel mempraktekan doa. Sampai satu hari tiga kali dia menyembah Tuhan.
Daniel 6:11
6:11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

Suasana tidak menguntungkan, dia tahu kalau melakukan ini pasti sebentar masuk gua singa. Tetapi sekalipun dia melihat singa dibuat lapar di gua dan di situ tempat dia akan dilempar karna menyembah Tuhan, tetapi apa yang terjadi. Apakah Tuhan berdiam diri? Sekalipun Daniel harus berlawanan dengan 120 orang ditambah 2 yang sejajar dengan Dia. Sebab dibawa raja ada 3 orang yang sejajar dengan raja, salah satunya termasuk Daniel. Lalu ditambah 120 orang. Jadi 122 orang ini yang berniat jahat kepada Daniel. Tetapi karena Daniel suka bersandar kepada Tuhan, suka berdoa menyembah kepada Tuhan sampai 3 kali sehari, maka dia diselamatkan. Kenapa dipakai kata 3 kali? 3 kali ini menunjuk tubuh, jiwa dan rohnya benar-benar dia serahkan kepada Tuhan. Entah sekali, dua kali atau tiga kali tetapi tubuh, jiwa dan rohnya dia serahkan kepada Tuhan.

Apakah Tuhan berdiam diri? Tidak. Sementara musuh menggagas perkara jahat terhadap Daniel, Tuhan sudah lakban mulut singa, Tuhan sudah gembok mulut singa, Tuhan sudah sumbat mulut singa. Ketika Daniel diturunkan singa hanya cium, tidak ada yang berbuat jahat. Kenapa? Ada roh sembayang, dia bersandar kepada Tuhan. Tubuh, jiwa dan rohnya tidak ada lagi bau daging. Dia menyembah Tuhan, dia membelai-belai wajah Tuhan. Sangking enaknya Daniel membelai wajah Tuhan maka Tuhan balas membelai-belai wajah Daniel.
Ketika Daniel di turunkan, berapa ekor singa di sana hanya goyang-goyang ekor. Besok paginya raja datang “Daniel adalah Allahmu menolong engkau” dia menjawab “iya baginda”. Langsung diperintahkan mengangkat Daniel. Lalu yang 120 ditambah yang 2 lagi dilempar ke gua singa. Belum sampai di dasar sudah habis kepala mereka dikunyak oleh singa.

Kita lihat pemeliharaan Tuhan jika kita bisa memberi diri kita menyembah kepada Tuhan. Tetapi ada langkah-langkah yang harus kita tempuh supaya  kita benar-benar tidak berbau daging lagi. Kehidupan yang bisa menyembah Tuhan sampai tidak berbau daging ada tahapan-tahapannya. Itu sebabnya Tuhan Yesus mengajar umatNya supaya bisa berdoa menyembah.

Tuhan kekasih kita tahu bahwa kita adalah manusia lemah, kita adalah produk Adam dan Hawa yang sudah ditandai dengan dosa. Kejadian dibuka dengan manusia jatuh dalam dosa dan ditutup dengan keranda. Itulah kita manusia. Tetapi ada kitab Keluaran. Kitab Keluaran menceritakan menolong manusia yang diperhamba oleh dosa untuk keluar dari perhambaan. Jadi Tuhan tidak membiarkan kita terus diperhamba oleh dosa. Tuhan bermaksud supaya kita diangkat keluar dari dosa, berarti terjadi pengangkatan.

Sesudah kita diangkat menjadi anak-anak Tuhan, Tuhan berikan kitab yang ketiga yaitu kitab Imamat. Kitab Imamat ini mengatur tata cara ibadah dan pelayanan. Setelah kita diangkat menjadi anak, Tuhan berikan aturan bagaimana kita beribadah dan melayani Tuhan. Ada pengangkatan-pengangkatan Tuhan. Tidak berhenti disitu, kemudian disusul kitab Bilangan. Setelah kita terlibat dalam pelayanan, lihat ada kitab Bilangan, kehidupan yang beribadah dan melayani Tuhan pasti dihitung oleh Tuhan.

Kemudian diakhiri dengan kitab Ulangan. Kitab Ulangan mengingatkan kita dari mana kita datang dan ke mana kita pergi. Sesudah kita diangkat oleh Tuhan lewat kitab Keluaran, kemudian rohani kita diangkat lewat ibadah pelayanan termasuk doa-doa ini, kemudian kita dihitung, lalu ada kitab Ulangan yang mengingatkan. Hei ingat dari mana kamu, kamu dari peleburan api lalu Tuhan lepaskan. Lalu mau ke mana? Tuhan bawa ke Kanaan Samawi.

Mari kita lihat didikan dan ajaran Tuhan bagaimana untuk berdoa. Bagaimana yang pantas untuk berdoa dan dijawab oleh Tuhan.
Matius 6:9
6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

Ada sebutan Bapa. Jika menyebut Allah itu Bapa, berarti kita memahami “saya sudah dilahirkan dalam keluarga Allah”. Alias harus saudara periksa sudahkah kita dilahirkan dalam keluarga Allah atau belum. Jangan coba sebut Allah itu Bapa kalau belum lahir baru. Coba kalau ada anak-anak di sini, tiba-tiba masuk pintu gerbang dan memanggil saya “papa, saya minta ini”. Tentu saya berpikir anak siapa ini.
Saya mau bersandar kepada Bapa tetapi bagaimana bisa kalau saya belum dilahirkan dalam keluarga Bapa. Kalau saya sudah dilahirkan dalam keluarga Allah, saya tidak ragu bagaimana pemeliharaan Bapa. Contoh satu anak pergi kepada bapanya yang ada di bawah gudang yang gelap. Anak itu tidak lihat bapanya tapi dia tahu ada papanya di sana. “papa saya tidak lihat papa” tetapi papanya berkata “lompat saja”. Kemudian dia lompat dan papanya tangkap. Itu bagaikan percaya yakin sungguh bahwa bapa ada.

Dengan iman kita percaya ada Bapa karena kita sudah dilahirkan oleh keluarga Bapa Sorgawi. Apakah kita sudah lahir dalam keluarga Allah dan memberikan kesempatan Tuhan yang selalu beracara, bukan diri kita. Kalau sudah menjadi anak Tuhan, berarti sudah dilahirkan kembali berarti selalu bersandar kepada Tuhan. Begitulah kalau kita sudah berdoa. Makanya jangan saudara anggap enteng soal baptisan. Kalau saudara belum dibaptis dengan benar, biarpun kita panggil Tuhan itu Bapa, Dia tidak akan menyendengkan telingaNya, Dia diam saja, karena iblis juga Bapa.

Sebabnya kalau kita berdoa itu, salah satu arti berdoa atau permohonan agar terjadi persekutuan kita dengan Tuhan, dengan Bapa. Coba kalau sekarang kita sudah dilahirkan baru tetapi kita jauh dengan Bapa, tidak pernah berdoa, berarti tidak ada persekutuan dengan Tuhan Bapa Sorgawi. Makanya jangan jauh. Itu sebabnya Tuhan ajarkan di dalam doa itu “datanglah kerajaanMu”.

Matius 6:10
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Kenapa dikatakan “jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga”? supaya kita selalu mengingat dia karena kerajaan sorga itu ada di bumi seperti di sorga, itulah Tabernakel. Ini sarana supaya kita tidak jauh dari Tuhan.

Sesudah kata Bapa, ada kata kami. Kalau persekutuan kita dengan Tuhan dengan di Sorga itu vertikal. Kemudian ada kata kami berarti ada persekutuan mulai dari dua orang, tiga orang, empat orang yang sama-sama menyebut Allah itu Bapanya. Kalau dari antara orang-orang itu tidak pernah ngomong, maka tidak ada garis horisontal, berarti hanya tegak lurus ke atas. Itu bukan tanda salib, itu pentungan! Makanya setelah kata Bapa ada kata kami. Supaya saudara melihat bukan cuma saudara tetapi ada orang lain berarti ada horisontal. Kalau kita hanya tegak lurus itu berarti pentungan, itu gada/ pukulan. Makanya kita kadang kala hanya melihat Bapa tetapi tidak melihat siapa di kiri, siapa di kanan, siapa di depan, siapa di belakang. Sehingga kita hanya pegang pentung. Kita pukul yang di kanan, kita pukul yang di kiri, kita pukul yang di belakang, kita pukul yang di depan sebab hanya pentung yang ada pada kita. Jadi bagaimana kita menyembah lalu membelai-belai wajah Tuhan lalu kita jengkel dan benci pada orang lain. Itu berarti pentung yang ada di tangan orang itu, bukan salib.

Pada ayat 12 dikatakan “ampunilah kesalahan-kesalahan” berarti dia duluan, baru berkata “seperti aku mengampuni dia”. Ini yang kita harus perhatikan. Kita harus menyadari ada orang lain yang seperti kita yang patut kita perhatikan. Bagaimana jemaat Tuhan, maukah kita dibelai-belai tangannya Tuhan. Dia seperti Bapa yang baringkan kita dipangkuan lalu dibelai-belai. Demikianlah gereja Tuhan, Tuhan akan memperlakukan kita. Tetapi jangan undang api, jangan undang halilintar, jangan undang badai dan gempa bumi. Gempa bumi diambil dari kata Seismo yang artinya tanah goyang, huru hara, kerusuhan, kehebohon, ini semua disebut seismo. Biarlah orang lain membenci saudara, jangan saudara balas membencinya. Mari kita bawa salib, jangan pentungan. Dalam nikah bawa salib.

Kata terakhir adalah yang di bumi. Aneh betul Tuhan kita di sorga, saudara yang ada di sini tahun 2002 Tuhan promosikan anda di London. Dalam doa penyembahan ± 2000 orang, seorang hamba Tuhan melihat kita di sini, sampai hamba Tuhan itu datang di sini. Itu sesuatu yang harus saudara syukuri. Ini sudah tahun 2019 sudah 17 tahun lalu. Jangan lupa apa yang terjadi 17 tahun lalu jangan hilang begitu saja, padahal kita sudah dipromosikan Tuhan. Yang baru sekarang menggabung jangan saudara keluar. Seharusnya kita bersyukur dan makin merendah kepada Tuhan, itu bukti perhatian Tuhan kepada kita.

Jangan bawa pentung, bawalah salib mulai dari dalam rumah tangga kita. Sejahat-jahatnya isteri, sejahat-jahatnya suami, jangan bawa pentung untuk menghantam dirinya, tetapi bawalah salib/ kemurahan Allah.

Bapa di Sorga dan kita di bumi. Katakan seperti Yesaya “saya najis” maka sorga akan bergerak.
Matius 6:10
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Jadinya ada Tabernakel di bumi supaya kehendak Allah di bumi sama dengan kehendak Allah di sorga. Makanya jangan coba tepis pengajaran Tabernakel. Begitu kita buang maka kita tidak akan sama dengan sorga karena ini pola ibadah sorga. Tetapi begitu saya rangkul maka saya pasti sama dengan sorga. Tabernakel itu sorga mini yang ada di dunia.

Olehnya kita koreksi, apakah kita ada pertalian dengan Bapa di Sorga, apakah sudah lahir baru. Kalau sudah lahir baru lihat kiri kananmu. Ada sesamamu, ada saudaramu, ada kekasihmu di kiri kananmu. Bawalah salib, jangan pentung. Kemudian kerajaan sorga kita jabarkan. Supaya hubungan kerajaan sorga sama dengan kita yang ada di bumi itu lewat tiga macam ibadah penggembalaan. Saya berbahagia saya ada di dalam penggembalaan.

Tujuannya apa kita ada di ruangan suci, ada dalam tiga macam ibadah? Salah satu tujuuannya pengenalan kita harus lebih meningkat dan mendalam lewat pembukan rahasia Firman. Itu hasilnya di meja roti, di pelita emas dan di mezbah dupa emas, di sana kita dipacu untuk mengenal Tuhan lebih mendalam. Bagaimana untuk kita mengenal Tuhan lebih mendalam?
Efesus 1:15-17
1:15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
1:16 aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku,
1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Rasul Paulus mendoakan spesial supaya umat mengenal Tuhan dengan benar lewat pembukaan rahasia Firman. Masuk ruangan suci supaya kita lebih mengenal siapa itu Yesus. Kalau cuma di halaman, pengenalan kita kepada pribadi Yesus dangkal. Tetapi kalau meningkat ke ruangan suci maka pengenalan kita akan lebih mendalam sampai pengenalan kita Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Setelah pengenalan kita tentang pribadi Yesus makin mendalam, maka kita tidak akan diabaikan oleh Tuhan. Sebab sesudah Matius 6:10 ada ayat 11.
Matius 6:11
6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

Jadi secukupnya, artinya bukan secukupnya dalam arti pas-pasan. Artinya Tuhan memberikan asupan-asupan kepada kita, utamanya makanan rohani, Tuhan berikan bahkan sampai berkelimpahan.
Yohanes 10:8-10
10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Siapa yang memberikan makan yang secukupnya? Bapa. Makanya rasul Paulus berkata “aku datang kepada kamu, bukan mencari apa-apa dari kamu. Sebab yang menanggung semua adalah bapa kepada anak, bukan anak kepada bapa”.
II Korintus 12:14
12:14 Sesungguhnya sekarang sudah untuk ketiga kalinya aku siap untuk mengunjungi kamu, dan aku tidak akan merupakan suatu beban bagi kamu. Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri. Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya.

Jadi Paulus memperlihatkan pelayanan bukan mencari isi dompet jemaat, bukan mencari ketimun jemaat, bukan mencari manggis jemaat tetapi diri jemaat. Sebab bukan manggis, bukan kambing, bukan ketimun yang dibawa ke sorga tetapi jemaat. Siapa yang berkepentingan? Gembala.
Bapa bertanggung jawab untuk makanan bagi anak-anaknya. Ketika kita memanggil Bapa maka Bapa tahu itu anaknya dan akan memberikan makanan kepada kita yang secukupnya. Kata secukupnya di sini terkandung nilai Tuhan mengajar kita menghargai pemberian Bapa. Kita syukuri pemberi Bapa kepada kita yang diberkati oleh Tuhan. Sebabnya mari kita perhatikan.

Kalau makanan jasmani apalagi rohani Tuhan berikan kepada kita, ingat kenapa dalam doa Yesus diselipkan perkataan “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”.
Matius 6:12-13
6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

Kenapa Tuhan sisipkan ini “jangan membawa kami dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat”. Ini yang akan menimpa dunia ini, bukan pencobaan yang lazim.
I Korintus 10:13
10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Tetapi yang disisipkan dalam doa ini adalah pencobaan yang akan datang yang akan melanda seluruh dunia di zaman antikristus.
Wahyu 3:10
3:10 Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

Kenapa Tuhan sisipkan kalimat: “jangan membawa kami dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat”. Sebab Yesus tahu di dalam doa ketika kita melakukan pene halal yahwe salah satu supaya kita terhindar dari pencobaan dunia. Tetapi dalam gereja doa Bapa kami ini hanya dilafalkan, bukan itu tujuannya. Anak-anak bisa hafal, bukan persoalan hafalan. Yesus datang di dunia bukan mau tes “coba lafalkan doa Bapa kami” tidak akan. Prakteknya yang penting, bukan lafalnya. Jangan kita dibodohi, tetapi bagaimana kita menjabarkan. Apakah benar-benar kita ada dalam kategori ini.

Kalau kita bicara doa penyembahan itu berarti kita ada dalam ibadah puncak yaitu mezbah dupa. Yang ada dalam Wahyu pasal 8 ini adalah mezbah dupa yang ditangani langsung oleh Imam Besar. Dalam Keluaran 30:7-9 ketika imam besar masuk dalam ruangan suci, membersihkan pelita emas, dupa itu dibakar. Ketika dia mengisi minyak, dibakar dupa di mezbah dupa. Berarti orang-orang yang menjalankan doa penyembahan, lihat ada pelita menyala atau tidak. Orang yang dipangku dan dibalas Tuhan dibelai-belai adalah kehidupan yang hidup dalam terang, bukan hidup dalam gelap. Ini yang ditangani oleh imam. Pagi dia bersihkan pelita emas. Seiring pelita emas dibersihkan, pedupaan dibakar. Kemudian sore datang lagi lalu menyalakan lampu dan pedupaan dibakar. Jadi doa dan hidup terang tidak terpisahkan.

Makanya anak-anak muda remaja, sekalipun kita jungkir seperti nyamuk anopeles pantat ke atas tetapi tidak hidup dalam terang, doamu akan terkendala.
Imamat 16:1
16:1 Sesudah kedua anak Harun mati, yang terjadi pada waktu mereka mendekat ke hadapan TUHAN, berfirmanlah TUHAN kepada Musa.

Keluaran 30:7-9
30:7 Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
30:8 Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.
30:9 Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.

Ayat ini jelas bahwa mezbah dupa emas ada di ruangan suci dan setahun sekali manunggal di ruangan maha suci.

Coba galakkan di rumah doa penyembahan. Kita harus berdoa. Doa ada dua pengertian:
1.      Suatu permohonan agar terjadi persekutuan kita dengan Tuhan.
2.      Kita sadar bahwa kita tidak dapat menolong diri kita sendiri selain kita bersandar kepada Tuhan. Dalam segala masalah hanya Tuhan yang bisa menolong kita.

Dupa dibakar, pelita dinyalakan. Berarti orang yang berdoa adalah orang yang belajar hidup di dalam terang.

Tuhan Memberkati.






JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar