20200909

Kebaktian PA Imamat, Rabu 9 September 2020 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 Imamat 24:5-9

24:5 "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;

24:6 engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

24:8 Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.

24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."

 

Pada ayat 5 dikatakan yang dibakar dan diukur adalah tepung yang halus bukan rotinya. Berseberangan dengan Yehezkiel pasal 4, di sana yang ditimbang adalah rotinya. Apa maksud Tuhan sehingga bukan rotinya yang ditimbang tetapi tepung yang halus? Itu adalah tugas imam, tugas hamba Tuhan, secara khusus gembala sidang. Yang diukur adalah tepung, berarti kehalusannya yang diukur.

 

1.      Yang harus kami takar, apakah ibadah anak-anak Tuhan mencapai sifat yang halus. Apakah dalam ibadah kita makin terasa pekerjaan penghalusan dari Firman pengajaran. Ini yang harus dipantau dan ditakar oleh gembala, apakah sidang jemaat benar-benar sudah paham tentang ibadah? Pemahamannya sudah harus makin halus. Jika pemahamannya masih kasar, berarti dia belum seperti tepung yang halus. Sudah sekian lama kita beribadah, apakah ibadah yang kita gelar itu ada tanda-tanda kelembutan dan kehalusan? Kalau belum maka jangan dulu bicara roti. Ini yang harus diukur, saya harus memantau sidang jemaat yang beribadah. Apakah ibadahnya sudah ditandai kelembutan dan kehalusan. Jika belum maka perlu ditumbuk lagi.

 

2.      Karena ibadah hubungannya dengan nikah, maka dikoreksi apakah nikah kami ada tanda kelembutan dan tanda halus. Kalau nikah kita umat Tuhan masih ditandai dengan kekasaran maka perlu lagi ditumbuk, sebab belum bisa bersekutu dengan roti. Nikah ini yang harus ditakar dan diukur, apakah sudah mengarah pada penghalusan dan kelembutan. Yang nampak masih ada tanda-tanda kekasaran. Suami masih kasar dan isteri masih jago kasar. Saya tambah jago karena dia lemah tetapi berani menantang laki-laki. Ini semua harus diukur. Di atas meja hati kita jangan sampai kita tampilkan roti yang tidak dari tepung yang halus. Kalau dalam Yehezkiel pasal 4 yang ditimbang itu rotinya dan airnya ditakar, tetapi dalam Imamat tepungnya yang ditimbang

 

3.      Yang ketiga yang ditimbang adalah pekerjaan kita, apakah sudah ada tanda-tanda kelembutan, yang artinya mengarah pada roti yang besar dan keras itu. Kalau dalam usaha pencaharian kita tetapi masih dalam tanda hati yang kasar belum ada tanda kelembutan, maka masih perlu ditumbuk dan diayak. Sebab kadang kala kita bekerja dalam profesi apapun, di sini masih tampak kekasaran. Kalau sifat tepung yang halus itu merasuk hati dan pikiran kita, maka ketika kita membuka usaha, kita harus minta kelembutan dari Tuhan, kita harus mohon kelembutan dari Tuhan. Dan kalau itu ada maka anda akan memperoleh roti yang besar itu.

 

4.      Yang harus ditakar atau diukur adalah hasil dari pekerjaan kita. Apakah umat Tuhan ada kelembutan didalam menerima berkat Tuhan hasil pekerjaan kita, atau masih ada kekasaran sehingga kita tahan! Tetapi kalau ada kelembutan dalam hasil pekerjaannya maka begitu mudah dia lepas. Ini untuk hulu hasil, ini untuk korban khusus dan ini perpuluhan, tidak ditahan. Kalau sidang jemaat masih ada roh kekasaran maka ini semua dia tahan. Itu kasar, tidak lembut dan tidak halus di hadapan Tuhan. Ini masih sering nampak ketika kita memetik hasil pekerjaan kita. Di sini kelihatan dia kasar atau lembut. Kalau masih kasar maka perlu ditumbuk, perlu diayak.

 

Lewat pelajaran kitab Imamat ini saya melihat kelembutan tangan Tuhan menjamah kehidupan kita. Apakah kita hadir dalam ibadah ada dalam tanda kelembutan, tanda kerendahan hati? Sebab yang kita makan bukan perkara yang enteng dan asal-asal, tidak! Apakah nikah rumah tangga kita ada tanda kelembutan? Jika ada maka pertahankan dan tingkatkan. Jika belum maka jangan saudara keberatan kalau ditumbuk dan diayak lagi.

 

Kemudian tentang pekerjaan saudara untuk mencari nafkah di dunia yang fana ini. Tuhan menganugerahkan bumi kepada manusia dan selama masih ada bumi akan ada musim menabur dan menuai. Berarti satu waktu bumi tidak akan ada lagi.

Kejadian 8:22

8:22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."

 

Olehnya selagi kita bisa menabur dan menuai, ayo tunjukan kelembutan saudara di hadapan Tuhan dan mohon kepada Tuhan agar diberikan kelembutan. Tuhan ini hasil yang saya peroleh, berikan saya kelembutan untuk tidak saya pertahankan dan saya kembalikan perpuluhan kepada Tuhan.

 

Imamat pasal 24 ayat 5 sampai 9 ini mendahului pengajaran yang tidak benar pada ayat 10 sampai 15. Jadi sebelum kita diperhadapkan dengan pengajaran asing, lebih dahulu Tuhan berikan pengajaran sehat. Sebab kalau tidak maka bisa kita akan berhadapan dan bisa terekrut pada ayat 10 dan seterusnya. Berkelahi itu kasar, memaki itu kasar, menghujat itu kasar. Kalau ayat 5 sampai 9 tidak kita apresiasi, maka akan terjebak dengan ayat 10 sampai 15. Ayat 16 dan sterusnya itu hukuman. Kita beribadah bukan untuk kita dihukum tetapi supaya kita tidak dihukum. Olehnya Tuhan mulai dengan ayo kita galakan kehalusan. Memang itu tidak instan, tidak langsung tetapi dengan ketekunan kita di dalam ibadah membuat kita makin diperhalus baik dalam nikah kita, pekerjaan kita dan hasil pekerjaan kita.

 

Jika dalam ibadah aras-arasan, dalam nikah kasar sekali sampai panci melayang, dalam pekerjaan belum ada tanda-tanda kehalusan maka nanti lihat ketika dia memetik hasil pekerjaannya, pasti kasar. Kekasaran di kunci di sana.

 

Kita akan berhadapan dengan ayat 10, itu pelajaran asing dan palsu yang menampilkan kekasaran. Kalau kita ada di dalam kekasaran, berarti kita akan dilontar Tuhan dengan batu dari langit, 1 biji batu 50kg. Jadi Tuhan balas dengan kasar. Apa yang ditabur itu yang dituai. Kalau menabur daging kita menuai daging. Kalau menabur rohani kita menuai yang rohani, sehingga kita tidak menerima lontaran batu.

 

Imamat 24:5 ini yang ditonjolkan adalah angka 12. Angka 12 itu akan bermuara pada Wahyu pasal 21. Dalam Wahyu pasal 21, Yerusalem Baru diwarnai angka 12. Wahyu 21:9-10 menunjuk Mempelai Wanita isteri Anak Domba Allah. Angka 12 adalah angka persekutuan. Kita akan masuk dalam persekutuan ini jika menerima Firman pengajaran yang sehat. Firman pengajaran yang sehat ini yang membuat kita makin merapat, makin diperhalus, sehingga akhirnya kita tampil dalam Wahyu 21:9-10.

Wahyu 21:9-10

21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

 

Persekutuan yang terus menerus lewat firman pengajaran akan menghasilkan anak Tuhan dengan label Yerusalem Baru. Biarlah persekutuanmu intens dan tidak merendahkan nilai ibadah sebab saudara akan diarahkan oleh Tuhan kepada persekutuan yang luar biasa dalam Wahyu pasal 12.

 

Imamat 24:10-15 yang harus kita jaga, jangan kita terseret di situ. Bayangkan, sudah digandeng Imamat 24:5-9 tetapi langsung diperhadapkan ayat 10 sampai 15.

I Timotius 6:2

6:2a Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara yang percaya dan yang kekasih.

6:2b Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini.

 

Ada ajaran lain berarti ada roti lain, ada tepung lain, tetapi tepung kasar. Ini yang Tuhan hambat kita supaya jangan seperti itu.

 

I Timotius 6:3

6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat -- yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus -- dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,

 

Perkataan atau ajaran ini dalam bahasa Ibraninya adalah Palmoni, artinya pembilang segala rahasia Allah dan pembilang keajaiban Allah. Jadi kalau tidak menurut perkataan sehat, berarti tidak dikemas dalam pembukaan rahasia Allah menuju pada nikah yang sempurna, jangan kita terima, itu tidak sehat. Berarti ada ibadah yang tidak sesuai. Ini keprihatinan Tuhan yang dituangkan lewat tangan rasul Paulus, untuk mengingatkan kita harus waspada. Makanya ini harus ditimbang dan ini tidak bisa dipahami tanpa pembukaan rahasia Firman.

 

Ibadah dalam gereja Tuhan ada yang mengutamakan puji-pujian kemudian minus Firman pengajaran. Nampaknya memang bagus, menyanyi dengan derai air mata. Tetapi pujian tidak menyucikan kita, Firman pengajaran yang menyucikan kita. Kalau hanya menekankan puji-pujian, nanti akan terjebak dalam Amos 8:3,10 Tuhan rubah pujian dengan ratap.

Amos 8:3,10

8:3 Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu," demikianlah firman Tuhan ALLAH. "Ada banyak bangkai: ke mana-mana orang melemparkannya dengan diam-diam."

8:10 Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi ratapan. Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang dan menjadikan gundul setiap kepala. Aku akan membuatnya sebagai perkabungan karena kematian anak tunggal, sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih."

 

Bukan berarti puji-pujian itu tidak penting. Tetapi kalau Firman pengajaran ditinggalkan, padahal Firman pengajaran itu membuat kita dalam ibadah, nikah, pekerjaan dan hasil ibadah menjadi halus dan lembut, itu sudah lain.

 

Ada juga persekutuan yang menekankan karunia-karunia Roh Kudus, itu tidaklah salah. Tetapi kita lihat contoh dalam Alkitab. Apa yang kurang dalam jemaat Korintus.

I Korintus 1:7

1:7 Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.

 

Mereka kaya dalam karunia-karunia Roh Kudus tetapi jemaat ini adalah jemaat paling terkebelakang. Rasul Paulus memahami bahwa ada andil rasul Paulus sampai dia berkata “maafkan ketidakadilanku, aku yang membuat kamu terkebelakang”. Mengapa seperti itu? Sebab jemaat ini yang paling berani melawan hamba Tuhan (Paulus). Mereka berkata “ah Paulus hanya berani jarak jauh, jarak dekat dia penakut!”. Dan mereka ini tukang kritik, ditambah lagi mereka kikir. Padahal mereka tidak ada kekurangan dalam satu karunia Rohpun. Jadi kalau kita hanya menemukan karunia-karunia roh, begitu duduk bersimpuh langsung berbahasa roh lalu bernubuat, itu memang kelihatan hebat. Tetapi kalau orang mengerti pengajaran perlu diwaspadai. Makanya Imamat 24:5-9 tentang pengajaran ini harus mantap. Jangan sampai hanya mengutamakan karunia-karunia Roh!

 

Persekutuan itu harus diikat oleh Firman pengajaran yang sehat. Gubernur di Siprus bukan kagum karena melihat mujizat tetapi karena kagum akan pengajaran.

Kisah Para Rasul 13:12

13:12 Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.

 

Ajaran Tuhan yang membuat dia takjub, bukan mujizat itu. Walaupun mujizat itu disertai penampilan Firman pengajaran, tetapi ajaran Tuhan yang membuat dia takjub. Ini adalah orang cerdas, orang yang pandai yang ada di Siprus. Dia takjub akan ajaran Tuhan. Kalau si A diikat oleh Firman pengajaran yang sehat, si B juga ditarik, maka terjadi persekutuan yang luar biasa. Tetapi kalau ditarik hanya karena mujizat ini dan itu, itu tidak menjamin membuat kita merekat terus. Tetapi dengan ajaran membuat kita merekat, itu alat perekat dalam persekutuan.

 

Itu sebabnya dalam Kisah Para Rasul 2:42 yang ditekuni adalah Firman pengajaran. Tidak dianjurkan tekunilah karunia-karunia Roh Kudus atau tekunilah puji-pujian. Tetapi Firman pengajaran yang ditaruh pada poin yang pertama. Sebab Firman pengajaran ini yang akan memantau persekutuan apakah salah atau benar, Firman pengajaran juga memantau doa penyembahan apakah salah atau benar. Itu sebabnya sangat diutamakan Firman pengajaran.

 

Kemudian di dalam Imamat 24:5 ada terselubung angka 24. 1 ketul roti dibuat dari 2 gomer tepung. Berarti kalau 12 ketul roti dibuat dari 24 gomer tepung. Angka 24 adalah angka kematangan rohani. Dalam gereja Tuhan, inilah orang yang akan menyaksikan kemuliaan yang sudah Tuhan simpan sebelum dunia diciptakan. Kematangan rohani ini tentu mulai dari kami hamba Tuhan. Orang yang memiliki kematangan rohani, sudah pasti dia akan menikmati kemuliaan yang sudah Tuhan simpan sebelum dunia diciptakan.

 

Dalam kitab Wahyu ada tua-tua yang disebut jumlahnya 24 tua-tua, orang yang matang rohani, mereka berbahagia. Tetapi ingat, gereja Tuhan tidak hanya sampai pada langkah itu. Kita akan duduk setakhta dengan Yesus, sedangkan 24 tua-tua itu punya takhta sendiri. Apakah saudara tidak cemburu. Saya tidak mau tidak memiliki kematangan rohani ini. Kalau sudah memiliki ini maka tinggal satu langkah saya meraih duduk bersama Yesus.

Wahyu 4:4,10

4:4 Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

 

Orang yang punya kematangan rohani tidak sungkan-sungkan untuk melipatkan lutut tersungkur di hadapan yang duduk di atas takhta ini. Bagaimana kita mau dewasa rohani, melipatkan lutut di hadapan Tuhan begitu sulitnya, merendahkan diri di hadapan Tuhan begitu beratnya.

 

Orang yang matang rohani ini yang akan menerima kemuliaan yang sudah Tuhan simpan sebelum dunia diciptakan oleh Tuhan.

I Korintus 2:6

2:6 Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.

 

Kematangan ini dibutuh. Bagaimana kalau rohaniku tidak matang, rohaniku mentah, bagaimana Tuhan mau percayakan rahasia Firman!

 

I Korintus 2:7

2:7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.

 

Jadi kemuliaan yang sudah Tuhan simpan sebelum dunia diciptakan, yang kita nikmati ini adalah sudah bagian dari padanya yaitu rahasia Tuhan dibukakan! Jadi dengan adanya pembukaan rahasia Firman dalam sidang jemaat, berarti kita pelan dan pasti mau diselubungi dengan kemuliaan Tuhan! Olehnya ayo gereja Tuhan belajar lebih meningkat mulai dari saya gembala, sebab gembala ini tugasnya:

1.      Mengawasi jemaat. Maksudnya agar sidang jemaat jangan sampai salah langkah, berarti matang rohaninya.

2.      Memelihara supaya jangan disusupi ajaran palsu atau asing. Kalau gembala tidak matang maka sembarang saja pengajaran masuk. Itu karena tidak ada pembukaan rahasia Firman, maka tidak ada kemuliaan. Kasian umat Tuhan dan hamba Tuhan yang seperti itu, mereka mudah disusupi. Padahal gembala bertugas memelihara agar tidak mudah disusupi ajaran asing.

 

Dunia ini punya nafsu besar untuk menajiskan gereja. Makanya jangan kita merenggangkan paha kepada siapapun yang lewat, artinya jangan membuka diri kepada siapapun untuk menabur ajaran yang tidak benar dan tidak sehat. Itu siasat iblis untuk menajiskan gereja Tuhan.

Yehezkiel 16:25

16:25 Pada setiap persimpangan jalan engkau membangun bukit pengorbanan dan menjual kecantikanmu menjadi kekejian dengan merenggangkan kedua pahamu bagi setiap orang yang lewat, sehingga persundalanmu bertambah-tambah.

 

Ini secara rohani membuka diri untuk semua ajaran masuk! Coba dengar dengan telinga rohani, kalau perempuan duduk di tepi jalan dan dia buka pahanya, itu merangsang dan tidak bagus! Jangan kita rangsang dunia untuk menajiskan kita!

Ini yang kita jaga.

Yehezkiel 16:26

16:26 Engkau bersundal dengan orang Mesir, tetanggamu, si aurat besar itu, sehingga persundalanmu bertambah-tambah, yang menimbulkan sakit hati-Ku.

 

3.      Memperhatikan dengan seksama, artinya kenalilah domba-domba. Makanya ketika bertemu saudara dan saya ajak bercerita, saya sementara mempelajari sifat-sifat saudara. Ada jemaat yang harus kami pahami, kalau saya tahu dia lemah lembut jangan saya kasar. Ada juga yang kasar, saya harus bersikap lembut kepadanya untuk mengajar. Amsal Sulaiman mengatakan biarlah engkau memiliki hikmat untuk mencuri hatinya orang.

 

Amsal 27:23

27:23 Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu.

 

4.      Menyelidik dari dekat dengan sikap hati-hati. Misalnya ada perselisihan, saya harus menyelidik dari dekat dengan seksama. Kenapa harus dengan seksama? Supaya saya tidak jatuh pada keberpihakan. Tidak boleh gembala berpihak pada salah satu, dia harus membawa damai dalam jemaat itu apalagi dalam nikah. Jangan sampai saya yang menghadirkan perselisihan di antara mereka.

 

Dalam Imamat 24:5 itu kita melihat angka 12 dan angka 24. Semuanya itu menunjukan 2 menjadi satu. 12 menuju pada Yerusalem baru, Wahyu 21:9-10 yaitu 2 menjadi 1. Satu ketul dibuat dari 2 gomer tepung itu adalah penyerahan mempelai.

 

Imamat 24:6

24:6 engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

 

Kita akan makan roti di tempat kudus. Artinya jangan kita menerima Firman dengan hati dongkol, mengomel, meraju, marah. Itu harus kita hindari.

Imamat 24:9

24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."

 

Kita tidak dianjurkan untuk pergi makan di Bait Allah. Tidak! Maksudnya jangan sampai kita mendengar Firman Tuhan dengan hati dongkol, menggerutu, kening mengkerut, ini berarti makan roti tetapi bukan di tempat yang kudus. Itu membawa mati.

 

Format roti di atas meja itu ada 2 susun, setiap satu susun ada 6 ketul. Saya pribadi, saya tidak serta merta mendengar anjuran orang kemudian saya ikuti. Kalau tidak Alkitabiah, kalau tidak ada dasar Firman, sekalipun yang bicara itu pendeta besar, saya dengar tetapi saya tidak akan lakukan. Tetapi seringkali kita begitu cepat tanggap yang tidak Alkitabiah dari pada yang Alkitabiah. Coba lihat kalau pendeta besar mengatakan ini dan itu yang tidak Alkitabiah, cepat sekali kalian ikuti! Walaupun yang saya sampaikan ini beresiko, saya tidak akan sungkan dan segan. Kalau orang tidak suka, marah, menggerutu, mengkerut keningnya, berarti dia makan dengan tanda najis, tidak kudus. Biarlah kita menjadi umat Tuhan dengan formasi yang tidak acak tetapi tersusun rapi.

 

Jika saudara ada di meja itu dan menyaksikan Harun mengambil roti, kira-kira dia ambil dari bawah atau dari tengah? Pasti dari atas. Dan itu mereka makan di tempat yang kudus pada hari sabat. Berarti dimakan dalam urapan Roh Kudus.

 

Jangan sampai kita terlalu gampang menerima anjuran yang tidak Alkitabiah yang tidak ditopang ayat Firman. Padahal kita banyak kali mengatakan “harus ditopang ayat Firman Allah!” padahal kita lebih banyak melakukan yang tidak ada dasar ayat Firman. Kalau saudara tersinggung berarti tidak kudus hatimu sebab mendengar Firman dengan hati gundah gulana.

 

Imamat 24:7

24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

 

Jadi penampilan roti ini disaksikan dan dinikmati oleh yang dilayani dan dia ada di dalam roh doa penyembahan. Jadi ketika kita mendengarkan suara Firman pengajaran untuk mengusir kedongkolan dan ketidaksenangan hati kita, maka kita sambut Firman itu dengan doa penyerahan kita. Itu kalau Firman Tuhan yang sehat. Tetapi kalau penyampaian dari mimbar tanpa ada dasar Firman, menyebabkan muncul hati dongkol dan itu tidak salah karena anjuran itu tidak ada dasar Firman. Tetapi kalau ada dasar ayat Firman, berarti roti itu besar dan keras, berarti tidak boleh dengan hati dongkol, tetapi harus kita terima dengan doa penyembahan.

 

Ketika dalam suasana mendengarkan Firman, angkatlah hatimu dan mohon kelembutan sehingga Firman Tuhan itu masuk. Karena kita sudah dibentuk agar menerima Firman harus dengan hati lembut. Yang punya Firman saat ini ada di antara kita.

 

Jika kita memperhatikan betul penyampaian Firman dalam doa penyembahan, maka nanti kita bisa mengerti Firman Tuhan.

II Timotius 2:7

2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

 

Tujuan ada kemenyan dan doa, berarti kita memperhatikan apa yang kita dengar, sehingga dari atas Tuhan berikan pengertian dari apa yang kita dengar. Kita manusia ini terbatas. Sepandai-pandainya manusia tidak akan mengerti rahasia Firman Tuhan jika bukan dari Tuhan memberikan pengertian kepada kita. Kalau yang profesor doktor itu saja yang mengerti rahasia Allah maka Tuhan tidak adil. Tetapi faktor untuk kita mengerti adalah kita perhatikan apa yang disampaikan dan diberitakan. Maka dari pihak Tuhan akan memberikan kita pengertian. Bapak Pdt. Pong Dongalemba mengatakan seandainya yang profesor doktor itu saja yang dipakai Tuhan maka saya tidak ada di belakang mimbar ini, mereka saja yang mengajar. Namun kenyataan doktor masuk pendidikan Lempinel dan diajar oleh bapak Pdt. Pong Dongalemba.

Lukas 8:18

8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."

 

Imamat 24:8

24:8 Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.

 

Jadi ketika roti itu diangkat dari meja, kemudian diganti dengan yang baru, harus imam itu mengerti bahwa dia ada di hadapan Tuhan. Dalam Imamat pasal 24 ini, kata di hadapan Tuhan ada 2 kali disebutkan. Imam yang mengambil roti yang sudah lama, yang sudah seminggu bertengger di situ lalu meletakan yang baru di situ, itu tepat pada hari sabat dan ditekankan mengatur di hadapan Tuhan. Saya harus memahami dan menyadari bahwa ketika menyajikan Firman, apakah itu yang baru atau yang lama, saya kerjakan itu dihadapan Tuhan. Rasul Yohanes dapat dikatakan berujar “aku tidak memberitakan Firman yang baru tetapi yang lama”. Kemudian dibalik lagi “sekarang aku menyampaikan yang baru”.

I Yohanes 2:7

2:7 Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.

 

Kalau dikaitkan dengan roti di atas meja roti sajian, ini roti yang lama. Jadi perhatikan, jangan yang lama itu kita buang, namun itu harus tetap ada dalam diri kita. Kadang kala kita hanya mengharapkan yang baru dan yang lama kita buang. Padahal yang lama sudah harus ada bersama dengan kita sebab sudah kita makan.

 

I Yohanes 2:8

2:8 Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.

 

Jika perintah lama dan perintah baru ini ada, ternyata fungsinya mengusir kegelapan dan terang akan bercahaya. Itu sebabnya roti itu dimakan pada hari sabat, berarti pada hari perhentian. Perhentian itu berbicara Roh Kudus.

Yesaya 28:11-12; 63:14

28:11 Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini

28:12 Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

 63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.

 

Roh Kudus adalah satu pribadi yang perasaanNya peka. Roh Tuhan adalah perhentian, perhentian itu sabat dan sabat itu bicara Roh Tuhan. Kita harus waspada dengan ini, sebab kalau Roh Kudus tersinggung maka kita akan menjadi musuh dari Roh Kudus dan Roh Kudus memusuhi dengan aktif.

Yesaya 63:10

63:10 Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.(dengan aktif)

 

Kalau Roh Kudus disakiti dan didukakan hatiNya, akhirnya Dia padam dan orang itu menghujat, maka Roh Kudus itu akan menjadi musuh yang aktif bagi orang itu. Ini jangan sampai terjadi dalam diri kita.

 

Kita menangani roti ini dan sidang jemaat telah menikmati roti itu. Kita telah menjadi imam-imam rajani, berarti diberi kesempatan untuk makan, menikmati ini semua. Jangan sampai kita menikmati tanpa Roh Kudus bekerja di dalam diri kita. Akhirnya Roh Kudus malah berbalik menjadi musuh yang aktif.

 

Selalu ada yang lama dan ada yang baru. Yang lama itu sudah kita konsumsi dan bertengger yang baru. Hari sabat kita konsumsi lagi yang lama. Berarti Tuhan tidak membiarkan kita kelaparan karena selalu ada Roh Kudus memberikan suplai makanan, ada yang lama dan ada yang baru. Inilah yang kita dambakan.

 

Yohanes 13:34

13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

 

Jadi yang baru yang bertengger di meja itu ada label saling mengasihi. Yang lama sudah kita makan, yang waktu dia baru juga ada label saling mengasihi. Jadi Firman Tuhan yang kita konsumsi ini tujuannya untuk mengisi kasih Allah pada diri kita. Hari ini kita konsumsi kasih, besok kita konsumsi kasih, lusa konsumsi kasih lagi, sampai kasih itu matang yaitu kasih mempelai. Ini yang Tuhan dambakan dalam hidup kita. Sehingga betul-betul asli menjadi tepung yang lembut dan halus. Suami mengasihi isteri dan isteri mengasihi suami, betapa nikmatnya hidup ini, rasanya hanya anda berdua yang punya dunia dan yang lain cuma kontrak.

 

Teladan kasih adalah Yesus mengasihi kita, demikian juga kita saling mengasihi. Kita belajar Firman Tuhan ini dan kita proyeksikan dalam diri kita. Tuhan tolong kami, masih terlalu jauh, padahal kedatangan Tuhan makin mendekat. Ibarat kita mau kembali kepada Tuhan dan ada jarak yang harus kita tempuh. Saat kita kembali kepada Tuhan maka Tuhan juga datang kepada kita, sehingga jarak yang harus kita tempuh itu dikorting oleh Tuhan. Sekarang ini Tuhan sudah dekat mau datang, biarlah kita berpikir lagi soal ini. Tuhan ampuni kami, kami belum mengasihi satu dengan yang lain. Makanya di sini ada penyerahan mempelai, dua gomer untuk satu tepung, itu menunjuk penyerahan Mempelai. Jadi meja roti sajian ini menubuatkan hari yang keenam. Kita ada pada hari keenam minggu ketebusan.

Imamat 24:9

24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."

 

Jadi imam-imam yang mengkonsumsi roti yang ada label saling mengasihi. Apakah label saling mengasihi ini ada pada diri kita? Makanya makanlah Firman ini dengan hati yang penuh kasih, itu label kudus. Bukan dongkol, bukan marah, bukan mengkerut wajah.

 

Bayangkan, mang maha kudus diberikan kepada kita. Makanan yang kita makan itu labelnya maha kudus. Siapa Yang Mahakudus sebenarnya?

Yesaya 41:14

41:14 Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.

 

Kita makan makanan Yang Mahakudus, tetapi bagaimana kita bisa makan kalau kita tidak ditebus dulu. Karena kita ditebus dan diangkat menjadi imam-imam maka kita bisa makan makanan yang maha kudus. Terima kasih Tuhan, saya cuma cacing dan ulat tetapi Tuhan menebus saya. Siapa kita ini. Kadang kala kita terlalu angkuh di hadapan Tuhan padahal kita cuma cacing dan cuma ulat. Daud, orang nomor satu di Israel, mengatakan dirinya cacing, hanya ulat.

 

Kita mau diberikan bagian maha kudus. Berarti ketika kita makan Firman, kita langsung bersekutu dengan Yang Mahakudus, itulah Tuhan Yesus, Dialah yang punya Firman Tuhan.

Imamat 24:9

24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."

 

Apa yang mau kita banggakan. Kalau saja Tuhan tidak menebus kita dan kita tidak ditolong oleh Tuhan, maka kita tidak ada hak untuk makan yang maha kudus. Roti itu maka kudus dan itu adalah pribadi Tuhan sendiri.

 

Yesaya 41:14

41:14 Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.

 

Roti itu maha kudus. Mari kita lihat karya Yang Mahakudus ini untuk memberikan kesempatan kita makan roti yang maha kudus. Sehingga tidak ada peluang untuk kita angkuh di mata Tuhan. Tidak ada peluang untuk kita sombong di hadapan Tuhan kalau kita tahu kita cuma cacing, cuma ulat. Ini Tubuh dan Darah Yesus, inilah Yang Mahakudus. Sekarang ini disampaikan berita Yang Mahakudus, itulah Firman pengajaran. Di manapun saudara berada dengarkan baik-baik, apa yang saudara terima dan saudara makan itu adalah Yang Mahakudus, tidak lebih dan tidak kurang, itulah Allah Yang Mahakudus.

 

Dia adalah Allah Yang Mahakudus, tetapi rela menjadi manusia untuk mengerjakan penebusan atas segala dosa dan kesalahan kita. Tuhan Yesus terima kasih, segala masalah dalam diri kita sudah Tuhan tanggung. Termasuk penyakit kita sudah Tuhan Yesus tanggung, Dialah Allah Yang Mahakudus.

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 085241270477

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar