20220226

Kebaktian Doa Puasa Sesi 1, Sabtu 26 Februari 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kita sudah pelajari 16 bahan untuk membangun Tabernakel, sekarang kita pelajari langkah-langkah membangun Tabernakel.

1.      Keluaran 25:8-9 menurut contoh kerajaan Sorga.

2.      Keluaran 39:32 melengkapi Tabernakel.

3.      Keluaran 40:1-2 merakit atau mendirikan Tabernakel.

4.      Keluaran 40:43 penyelesaian dengan tanda tirai pintu gerbang digantung.

 

Kita bahas poin pertama. Pembangunan Tabernakel sama dengan pelayanan pembangunan rumah Allah secara rohani yaitu Tubuh Kristus yang sempurna, harus menurut contoh dari kerajaan sorga, tidak boleh menurut contoh dari manusia. Artinya meneladani Yesus sebagai kepala atas rumah Allah.

Ibrani 3:6

3:6 tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

 

Pelayanan kita harus sesuai dengan apa yang menjadi teladan dari Yesus, jangan asal menurut mau kita.

 

Apa yang kita teladani dari pelayanan Yesus?

Markus 10:45

10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

 

Ini yang Dia teladankan bagi kita, berkorban apapun sampai berkorban nyawa. Dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus semua kita korbankan sampai berkorban nyawa kalau itu diizinkan Tuhan. Kalau kita melayani mencari sesuatu itu bukan pembangunan Tabernakel. Yesus rela berkorban nyawa mati di kayu salib untuk kita manusia berdosa. Tentu kematian Yesus itu tidak sia-sia, ada kegunaan bagi kehidupan kita sekalian.

Efesus 4:8-12

4:8 Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." 

4:9 Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?

4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

 

Dari sini kita melihat kegunaan kematian Yesus:

1.      Membebaskan kita dari tawanan maut atau dosa. Dia korbankan semua sampai korbankan nyawa demi kita manusia berdosa supaya bebas dari tawanan maut, tawanan dosa itu.

 

2.      Memberikan jabatan pelayanan kepada kita, untuk memakai kita di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau Dia tidak mati di kayu salib, Dia tidak memberikan jabatan pelayanan kepada kita, sehingga kita menganggur dan dipakai setan dan binasa. Syukur kepada Tuhan, Yesus korban semuanya untuk memberikan jabatan pelayanan bagi kita. Sekarang jabatan pelayanan kita semua ditingkatkan menjadi pendoa. Jabatan itu adalah tempat kita di dalam Tubuh Kristus. Kalau masih melekat pada tubuh semua aktif, sel-sel sekecilpun dalam tubuh aktif bekerja. Kalau sudah tidak aktif pasti terlepas keluar. Jangan sampai karena pandemi sehingga menganggur, justru kita harus meningkat jadi tim doa.

 

Mari kita doa puasa. Ada doa puasa pribadi, ada doa puasa bersama. Salah satu tujuan doa puasa bersama adalah untuk menghadapi pekerjaan roh najis yang semakin hebat. Waktu terjadi noda di Gibea, bangsa Israel berkumpul semuanya di Mizpa dan mereka berdoa puasa bersama-sama untuk memerangi orang-orang dursila yang ada di Gibea dan Tuhan berikan kemenangan kepada mereka. Jadi doa puasa ini untuk menghadapi kenajisan yang begitu hebat hari-hari terakhir ini. Kenajisan secara jasmani sudah hebat luar biasa. Lebih hebat lagi kenajisan secara rohani yaitu rohani dicampur dengan dunia, ajaran benar dicampur dengan dunia, itu sebenarnya sudah kenajisan. Dalam Yehezkiel pasal 16 digambarkan seperti Yerusalem yang merenggangkan pahanya untuk dicemari laki-laki lain. Ini yang harus kita waspadai dan kita tangkal dengan doa puasa bersama, mari kita gunakan waktu untuk menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh.

 

Hati-hati, melepaskan jabatan pelayanan dengan alasan apapun itu berarti kehilangan tempat di dalam tubuh Kristus. Kalau berpikir sekarang pandemi jadi saya tidak menyanyi di gereja, tidak melayani akhirnya kehilangan tempat! Tidak bisa menyanyi yah berdoa, doa puasa bersama, doa puasa pribadi, doa penyembahan secara pribadi ditingkatkan supaya jangan kehilangan tempat di dalam tubuh Kristus. Kalau sudah kehilangan tempat maka kembali menjadi tawanan maut, kembali menjadi tawanan dosa. Biarlah kita mau menghargai Korban Kristus, kita mau aktif dalam pelayanan Tubuh Kristus menurut contoh kerajaan sorga, berarti kita mau meneladani pengorbanan Yesus di kayu salib.

Praktek meneladani pengorbanan Yesus:

1.      Berusaha bebas dari tawanan maut atau tawanan dosa, sama dengan bertobat sekalipun harus berkorban apapun. Bertobat itu pengorbanan, paling tidak pengorbanan harga diri. Bertobat itu mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama, setelah diampuni jangan berbuat lagi. Serta mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Mau bertobat, mau mengaku dosa itu berkorban, korban harga diri, korban perasaannya, apalagi mau mengaku kepada yang lebih dibawahnya. Contohnya suami kepala mau mengaku kepada isteri, harus berkorban harga diri, gengsi, perasaan. Apalagi gembala mau mengaku kepada jemaat, itu berkorban tetapi harus meneladani pengorbanan Yesus di kayu salib. Apa artinya kita melayani tetapi tidak di dalam tanda pertobatan, melayani dalam tanda dosa. Itu bukan membangun Tabernakel, itu membangun tubuh Babel, bukan membangun Tubuh Kristus. Mari kita gunakan waktu yang ada ini untuk bertobat sekalipun harus berkorban segalanya. Mau mengampuni, apalagi sudah disakiti begitu perih lalu mau mengampuni dan melupakan dosanya, apalagi Firman Tuhan bilang lupakan, koq enak sekali! Itulah korban perasaan, korban harga diri dan seterusnya.

 

Setelah kita mengaku dosa dengan pengorbanan apapun, setelah diampuni jangan ulang lagi. Banyak kali kita kalau menghadapi orang minta ampun kita bisa ampuni dan lupakan, besoknya dia ulang lagi dosa yang sama, mulai rasa berat, mulai emosi. Apalagi kalau berkali-kali, sudah tidak senang, sudah tidak bisa mengampuni, itu belum bisa mengampuni, berarti orang itu belum bebas dari tawanan dosa.

 

Pengakuan dosa yang tulus merupakan hasil garapan Firman. Beda kalau sudah disudutkan baru mengaku, itu tidak tulus. Seperti Akhan dipojokan baru mengaku, karena sudah dibuang undi dan didapati dia lalu Yosua tanya “apa yang kau buat?” dia mengaku tetapi sudah tidak tulus. Pengakuan dosa yang tulus merupakan hasil garapan Firman. Makanya kalau di gereja dengar Firman bukan cari Firman yang enak bagi daging yang lawakan senang-senang. Yang harus kita dengar yang membuat hati terharu, yang mengecam dan menunjuk dosa kita.

Kisah Para Rasul 2:36-38,40

2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

2:40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."

 

Mengecam ini Firman yang keras. Sangat di sayangkan kalau di dalam gereja cuma diisi yang lucu-lucu, lawakan atau cerita pengalaman perjalanan, kapan membuat hati terharu! Hati terharu di sini sadar akan dosa, menyesali dosa baru mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama maka saat itu darah Yesus mengampuni dosa, menghapus dosa sampai tidak berbekas lagi. Setelah kita sudah mengalami pekerjaan pengampunan oleh darah Yesus, maka kita juga harus memberi pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita. Kalau tidak mau mengaku dosa berarti tetap menjadi tawanan dosa, tidak mau mengampuni berarti juga tetap menjadi tawanan dosa.

 

2.      Melayani Tuhan sebagai tawanan roh. Apa artinya?

a)      Kisah Para Rasul 20:22-23

20:22 Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ

20:23 selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.

 

Artinya melayani sesuai kehendak Tuhan dan rencana Tuhan, bukan mengikuti kehendak sendiri dan pikiran sendiri. Ini semua pengorbanan, kita korbankan kehendak dan pikiran kita untuk mengikuti kehendak Tuhan. Memang sering kehendak Tuhan tidak sesuai logika kita, tetapi lakukan. Seperti janda di sarfat, dimintai Elisa untuk membuat roti bundar kecil untuk dia. Itu sebenarnya kehendak dan rencana Tuhan karena Tuhan mau memelihara kehidupan janda ini. Kalau dia ikuti kehendak sendiri dia keluar dari rencana Allah. Awalnya tidak sesuai logikanya sehingga dia berdebat “yang ada padaku tinggal segenggam tepung dan sedikit minyak” apalagi minyak sekarang mahal! Tetapi Elia bilang pulanglah dan buatlah roti bundar kecil, setelah itu buat bagimu dan anakmu, Firman Tuhan katakan engkau akan terpelihara. Dia lakukan sekalipun tidak sesuai logikanya dan Tuhan pelihara, dia ada di dalam rencana Allah. Sampai dikutib dalam kitab Injil banyak janda di Israel, kenapa Tuhan datang kepada janda di Sarfat. Banyak orang kusta di Israel, kenapa Tuhan datang kepada Naaman. Biarlah kita selalu pahami apa yang Tuhan lakukan dalam hidup kita ada rencana Tuhan yang indah dan mulia. Sehingga kita melayani tidak lagi terbentur dengan pikiran dan kehendak kita, apa kehendak Tuhan kita lakukan saja. Kehendak Tuhan begini “saya mau menyerah kepada kehendakMu, terserah Engkau” itu tawanan roh.

 

Memang sakit dan sengsara bagi daging. Coba lihat orang Israel ikuti maunya Tuhan, berjalan 40 tahun di padang gurun, itu sengsara tetapi harus dilakukan.

 

Banyak hamba Tuhan memilih pelayanan yang enak bagi daging, tidak mau yang sakit bagi daging. Bahkan hamba Tuhan yang sudah ada di dalam Kabar Mempelai, masih mencari yang enak bagi daging. Kabar Mempelai dalam Tabernakel terkena pada Tabut Perjanjian. Tabut Perjanjian itu penyatuan mempelai, saat ini Mempelai Wanita dan Mempelai Pria belum menyatu, sekarang ini beritanya. Banyak yang sudah tidak mau pikul tabut, tidak mau yang susah dan sakit bagi daging. Maunya ditaruh di kereta, bukan dipikul.

II Samuel 6:1-2

6:1 Daud mengumpulkan pula semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya.

6:2 Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim.

 

Jadi jangan kita bangga dengan banyak jiwa yah! Jangan kita tertipu dengan kegerakan yang mengatasnamakan Kabar Mempelai sekalipun kelihatan banyak jiwa, tetapi ternyata salah!

II Samuel 6:3-7

6:3 Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu.

6:4 Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu.

6:5 Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap.

6:6 Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir.

6:7 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.

 

Akibat kalau melayani dalam Kabar Mempelai tetapi hanya mencari yang enak bagi daging:

1)      Pasti tergelincir. Artinya nanti salah arah, tersesat, tidak bisa mencapai Yerusalem Baru. Saya nomor satu sebagai gembala, sekalipun yang disampaikan Kabar Mempelai tetapi mencari yang enak bagi daging, pasti tergelincir! Dan jemaat kehilangan arah menuju Yerusalem Baru. Serong sedikit saja pasti tidak akan sampai! Terutama kami gembala, tidak mau pikul tabut, taruh di kereta, sekalipun kereta baru tetap tidak boleh!

 

2)      Memegang Tabut Perjanjian. Akhirnya Kabar Mempelai sudah dicampur logika manusia. Kelihatan baik, kalau tidak dipegang nanti jatuh. Kelihatan logis, kalau tergelincir yah ditahan supaya tidak jatuh. Itu berarti Kabar Mempelai sudah dicampur dengan logika manusia, kehendak sendiri dan sudah tidak sesuai lagi dengan kehendaknya Tuhan.

 

Akibatnya mati rohani. Kelihatan seperti hebat, kegerakan terjadi, tetapi mati rohani, apa artinya! Kumpul banyak jiwa, gelar natal, gelar paskah persekutuan, kumpul jiwa banyak, tetapi sudah pakai kehendak sendiri, Kabar Mempelai sudah campur logika dan ilmiah, akibatnya mati rohani.

 

Sekarang diajarkan sudah keliru, karena membaca surat ibrani lalu berkata mezbah dupa ada di ruangan maha suci, itu keliru! Yang dimaksud di situ adalah dupa yang dibawa Imam Besar setahun sekali masuk ruangan maha suci, itu yang dimaksud, bukan mezbah dupanya dibawa ke ruangan maha suci. Kalau sudah campur logika sudah seperti itu. Kayu lintang sudah dirombak, yang awalnya melintang sudah dijadikan lurus, dasarnya karena melihat di museum. Kita plih mana, ilham Tuhan kepada bapak Pdt. Van Gessel atau museum. Pilih ilham Tuhanlah, kenapa mau percaya yang di museum! Lama-lama nanti 10 tulah juga sudah tidak dipercaya, karena lihat penjelasannya di televisi. Nanti sudah tidak percaya Alkitab, karena percaya logika dan ilmiah. Semakin canggih ilmu pengetahuan, semakin tidak percaya Yesus. Semakin tinggi ilmu teologianya semakin tidak mengenal Yesus, tidak mengenal rencana Allah, karena logikanya yang diandalkan. Sekarang ini Kabar Mempelai sudah dicampur-campur logika, pokoknya harus ada gelar S1 S2, padahal cara dapat ijazahnya sudah tidak betul!

 

b)      Kisan Para Rasul 20:24

20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

 

Melayani sampai garis akhir dengan tidak menghiraukan nyawa. Artinya melayani sampai garis akhir dengan tanda rela berkoban apapun sampai nyawa kita. Jadi melayani Tuhan jangan hitung-hitungan, kalau korban ini rugi, kalau korban waktu rugi. Yang suka hitung-hitungan itu Yudas, akhirnya dia tinggalkan jabatannya, dapat 30 keping perak. Kalau mau hitung-hitungan, cukuplah saya melayani di Tonusu, tidak usah tambah di Diora apalagi di Tentena, terlalu capek secara fisik. Tetapi jangan, kalau itu dari Tuhan, maunya Tuhan, kehendak Tuhan yah layani. Rela korbankan semuanya, sampai korban nyawa sekalipun.

Kisah Para Rasul 1:16-20

1:16 "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.

1:17 Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."

1:18 — Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.

1:19 Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah —.

1:20 "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.

 

Akibat kalau melayani Tuhan hanya hitung-hitungan.

1)      Yang dia peroleh hanya untuk membeli tanah kuburan. Artinya segala yang diperoleh hanya membawa pada kebinasaan. Dapat gelar, dapat kekayaan, dapat kedudukan, tetapi hanya membawa pada kebinasaan, buat apa! Saya rindu kita dapat yang jasmani, saya juga butuh yang jasmani, untuk Tuhan jangan hitung-hitungan, jangan takut dirugikan. Kalau Yesus juga hitung-hitungan, Dia juga tidak mau dipaku. Tetapi Dia tidak hitung-hitungan, rela dipaku, sampai sudah matipun masih rela ditikam lambungnya. Kalau kita berjuang untuk ibadah pelayanan Tuhan pasti bela, asal kita tidak hitung-hitungan.

 

2)      Akibat kedua dia kehilangan jabatan pelayanan, berarti kehilangan tempat di dalam Tubuh Kristus, namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Padahal di Yerusalem Baru itu 12 batu dasar bertuliskan nama 12 rasul, seharusnya nama Yudas tertulis di situ, tetapi karena dia hitung-hitungan dia keluar dan diganti dengan Matias.

 

Mari jangan hitung-hitungan. Kalau semua kita relakan, semua kita korbankan untuk Tuhan tidak hitung-hitungan maka kita dihitung oleh Tuhan, nama kita tertulis di dalam kitab kehidupan. Sampai Tuhan bilang sehelai rambutpun dihitung oleh Tuhan. Mungkin keadaan kita tidak berdaya seperti sehelai rambut tetapi dihitung oleh Tuhan dan nama tertulis di Yerusalem Baru.

 

Bagi pedang di pasar, hari sabtu ini hari ramainya di pasar di bandingkan hari-hari biasa. Tetapi mau datang puasa, berarti tidak hitung-hitungan dengan Tuhan. Jangan takut, kebutuhan yang jasmani itu urusannya Tuhan, serahkan kepada Tuhan. Tuhan tidak akan merugikan kita, Tuhan tidak akan menghancurkan kita, justru kita semakin dipelihara oleh Tuhan.

 

c)      Kisah Para Rasul 20:28,32

20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

20:32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.

 

Melayani di dalam sistem penggembalaan yang dibina oleh Firman pengajaran yang benar, disebut Firman kasih karunia. Jadi hanya orang yang mendapat kasih karunia kalau dia bisa berada di dalam penggembalaan yang dibina oleh Firman pengajaran yang benar. Tidak semua orang mau, tidak semua orang mendapatkannya, hanya yang mendapat kasih karunia. Kalau bapak ibu sampai sekarang ada dalam penggembalaan dan dibina oleh Firman pengajaran yang benar, berarti kita mendapat kasih karunia Tuhan, itu lebih dari segala-galanya. Ayo melayani dalam sistem penggembalaan, di situ kita disucikan sampai disucikan dari ikatan yang terakhir yaitu ikatan akan uang.

Kisah Para Rasul 20:33-35

20:33 Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga.

20:34 Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.

20:35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

 

Kenapa dikatakan ikatan akan uang ini ikatan yang terakhir? Ada 5 siasat Firaun supaya orang Israel tidak keluar dari Mesir untuk beribadah. Siasat yang terakhir boleh pergi beribadah tetapi jangan membawa ternak. Ternak itu harta, jadi ini menunjuk ikatan akan uang.

 

Contoh dalam Perjanjian Baru, orang kaya yang sukar masuk dalam kerajaan Sorga. Dia melakukan hukum-hukum Allah, dia katakan “semua telah kulakukan sejak masa mudaku”. Yesus katakan pergilah, jualah hartamu dan bagi-bagikan kepada orang miskin lalu ikutlah Aku. Dia tidak mampu lakukan dan dia pergi dengan sedih karena banyak hartanya. Jadi ikatan uang itu ikatan terakhir, ini harus disucikan.

 

Di dalam penggembalaan ini harus disucikan sampai lebih bahagia memberi dari pada menerima. Mari kita beri semua untuk Tuhan. Hari ini kita beri waktu, beri tenaga, beri harta, berikan semua. Dan berikan hidup, berikan nyawa. Kita sekarang tidak makan, tidak minum, itu kebutuhan yang hakiki. Sekarang sesi 1, sesi 2, sesi 3 kita menyembah Tuhan, bahagia atau tidak? Atau jangan-jangan karena terpaksa. Anak-anak jangan datang ibadah doa puasa karena dipaksa orang tua yah! Semua bahagia, datang doa puasa bahagia.

 

Kita berikan semuanya sampai memberi seluruh hidup kita kepada Tuhan dengan bahagia, maka Dia sebagai kepala bertanggung jawab atas idup kita. Dia sudah buktikan lewat korbanNya di kayu salib. Di bukit Golgota, bukit tengkorak, Dia rela mati di situ. Dia bertanggung jawab untuk memelihara kita.

Efesus 5:29

5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

 

Ini sama dengan Dia bertanggung jawab untuk memelihara kita, memberkati, memberi makan, melindungi dengan hati-hati, menghangatkan dengan kasihNya. Dia bertanggung jawab atas kehidupan kita. Dan tanggung jawab berikutnya dia menyucikan sampai kita tampil tanpa cacat dan cela, sempurna sebagai Mempelai Wanita Tuhan.

 

Pada sesi yang pertama ini biarlah penyucian terjadi dalam hidup kita sehingga kita lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Semua keinginan kita disucikan dan kita bahagia melayani Tuhan. Korban segala-galanya, korban waktu, tenaga, harta dan seluruh hidup kita berpuasa, kita berbahagia. Maka Dia Kepala bertanggung jawab atas kehidupan kita. Berikan hidup kita seluruhnya kepada Tuhan.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar