20220206

Kebaktian Umum, Minggu 6 Februari 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

                       

Wahyu 12:13-14

12:13  Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.

12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Naga memburu perempuan yang sudah melahirkan. Ini menunjukan gerak cepatnya setan untuk menghancurkan gereja Tuhan sidang mempelai, karena setan tahu waktunya sudah singkat. Dari sini kita juga harus belajar untuk gerak cepat dalam perkara yang rohani karena waktu ini telah singkat. Jika kita berlambat-lambat dalam perkara yang rohani nanti disergap oleh antikristus.

 

Yang mempersingkat waktu adalah Tuhan. Tuhan persingkat waktu karena orang-orang pilihan.

Matius 24:22

24:22 Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.

 

Orang-orang pilihan itulah orang-orang yang mau disucikan oleh Firman pengajaran yang benar, kabar mempelai ini yang menyucikan kita. Jika waktu tidak dipersingkat tidak akan ada yang selamat, tidak akan ada yang luput dari antikristus, makanya Tuhan persingkat waktu. Seperti sekarang ini, tidak terasa sudah mau Maret lagi. Tidak terasa waktu berjalan sudah malam, waktu begitu cepat. Kalau dulu satu hari itu rasanya lama sekali. Itulah Tuhan sudah mempersingkat waktu karena orang-orang pilihan, karena kita yang mau disucikan oleh Firman pengajaran, kalau tidak maka tidak ada yang selamat, tidak ada yang luput.

 

Apa yang harus kita lakukan di waktu yang telah singkat ini?

I Korintus 7:29-33

7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;

7:30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli;

7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.

7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.

7:33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,

 

Ada 2 hal yang harus kita perhatikan di waktu yang singkat ini:

1.      Hidup tanpa kekuatiran

2.      Memusatkan perhatian pada perkara Tuhan.

 

Secara daging sulit kita lakukan, makanya serahkan kepada Tuhan supaya Tuhan ambil alih seluruh hidup kita. Dengan kekuatan Roh Kudusnya bisa kita lakukan. Apalagi dengan keadaan dunia sekarang ini, betul-betul membuat hati ini berdebar-debar. Kemarin tembus 2.900 yang kena covid sehari. Secara daging pasti menimbulkan kekuatiran, takut keluar karena takut katanya penyebarannya lebih cepat.

 

Kita masih mempelajari poin yang pertama, bagaimana praktek hidup tanpa kekuatiran.

I Petrus 5:7

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

 

Ini pasal penggembalaan, jadi praktek kita hidup tanpa kekuatiran adalah tergembala dengan benar dan baik. Tergembala itu merupakan sikap menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan.

Lukas 12:29-32

12:29 Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.

12:30 Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.

12:31 Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.

12:32 Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.

 

Mari kita menjadi sekawanan domba yang tergembala, itu praktek hidup tanpa kekuatiran.

 

Lukas 12:23

12:23 Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.

 

Di sini ditekankan bahwa hidup lebih penting dari makanan dan tubuh lebih penting dari pada makanan. Artinya bawalah hidup kita untuk tergembala sebab itu lebih penting dari perkara-perkara yang jasmani. Mungkin dengan mengabaikan penggembalaan kita dapat sesuatu di dunia ini tetapi tidak menjamin keselamatan kita. Harta kekayaan tidak bisa meluputkan kita dari malapetaka. Kedudukan tidak bisa meluputkan dari antikristus. Makanya dikatakan hidup lebih penting dari pada makanan dan tubuh lebih penting dari pada pakaian. Hidup dan tubuh yang bagaimana? Hidup yang tergembala dan tubuh yang tergembala.

 

Apa yang sekarang kita mau kerjakan dalam penggembalaan? Ada 3 kegiatan di dalam penggembalaan.

1.      Lukas 12:24

12:24 Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu!

 

Burung gagak yang tidak menabur dan menuai bisa makan, kita lebih dari pada burung gagak. Kelebihan kita apa? Berarti kelebihan kita bisa menabur dan menuai. Itu kegiatan pertama yaitu menabur dan menuai secara rohani. Berarti untuk menabur dan menuai ada 2 hal yang harus diperhatikan yaitu benihnya dan juga tanahnya. Gampangnya secara jasmani saja, mau menabur jagung masakan di sawah yang berair.

 

Apa yang harus kita perhatikan? Ini yang harus kita perhatikan:

Imamat 19:19

19:19 Kamu harus berpegang kepada ketetapan-Ku. Janganlah kawinkan dua jenis ternak dan janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih, dan janganlah pakai pakaian yang dibuat dari pada dua jenis bahan.

 

Benihnya harus satu jenis, tidak boleh dua apalagi tiga. Tanahnya apa? Hati kita, sebab kita ini adalah ladangnya Allah. Hanya boleh ditaburi dengan satu jenis benih yaitu Firman pengajaran yang benar. Mari aktif dalam kegiatan penaburan benih yaitu mendengar Firman pengajaran yang benar, jangan diotak-atik.

 

Tuhan yang empunya kebun anggur, Dia sudah buka kebun itu, Dia tanami, dipagari sekeliling, didirikan menara jaga dan digali lubang pemerasan anggur, berarti ada jaminan berhasil. Kalau kita bekerja di ladang Tuhan, di ladang mempelai, sebenarnya ada jaminan yang pasti untuk berhasil, berhasil menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Tetapi kenapa ada yang gagal seperti penggarap kebun yang tidak bisa memberikan hasil kepada pemilik anggur? Kalau ada yang gugur/ada yang gagal bukan pengajarannya yang salah. Jadi pengajaran jangan diotak atik, jangan ditambah kurang. Yang harus diperbaiki adalah hati. Benihnya sudah baik, hatinya tidak baik, tidak akan menghasilkan apa-apa. Pengajarannya sudah benar, tanah hati kita tidak benar, tidak akan menghasilkan apa-apa. Benih harus diperhatikan, tanahnya juga harus diperhatikan yaitu tanah hati yang baik.

 

Di Lempinel diingatkan oleh guru kami. Ada 4 jenis tanah dalam penaburan benih yang berhasil hanya 1, berarti 1/4 hanya 25%. Guru kami mengatakan dari sekian banyak kalian ini kalau 25% berhasil itu sudah Alkitabiah. Kami dulu 32 siswa siswi, memang kalau yang saya hitung-hitung yang masih tekun dalam Firman pengajaran tinggal berapa, yang lain entah ke mana. Bahkan ada saya temui satu teman saya sudah jadi preman. Jadi bukan salah Lempinel atau pengajaran tetapi hatinya yang tidak baik.

 

Kita periksa pengajarannya, harus benar. Pengajaran benar itu dibukakan rahasianya oleh Tuhan yaitu ayat menerangkan ayat dalam Alkitab. Dan tajam mengoreksi, terutama menyucikan nikah dan tahbisan kita. Serta disampaikan dengan maksud murni. Kalau ajaran campur itu berbahaya:

Matius 15:13

15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.

 

Kalau ditaburi dengan macam-macam ajaran campur, apalagi ditabur dengan adat istiadat maka akan dicabut dari dalam ladangnya Tuhan, akan keluar dari Tubuh Kristus. Dia berpikir masih ada dalam pembangunan Tubuh Kristus ternyata sudah di luar pembangunan Tubuh Kristus! Mari perhatikan benih dan perhatikan tanah hati, tanah hati kita harus baik. Apa tanah hati yang baik? Lemah lembut sehingga sekeras apapun Firman bisa diterima. Kalau hati keras sulit menerima Firman. Mungkin dia dengar tetapi tidak bisa dia praktekkan, tidak bertumbuh. Bisa seperti tanah hati di pinggir jalan, bersemak-semak atau berbatu-batu. Jadi perhatikan benihnya, perhatikan tanah hatinya.

Yakobus 1:21

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 

Terima dengan hati yang lemah lembut, buka hati! Kata Paulus hati kami terbuka lebar bagi kamu, supaya timbal balik bukalah hati kamu selebar-lebarnya untuk pemberitaan Firman. Mari kita buka hati, lembutkan hati kita. Yang kotor-kotor, pikiran kotor, pandangan tidak baik, buang semuanya supaya Firman Tuhan itu masuk, bertumbuh dan menghasilkan buah.

 

Kapan dan di mana kesempatan paling besar kita mendapatkan penaburan benih Firman? Di dalam ibadah pendalaman Alkitab. Jadi kegiatan pertama adalah bertekun dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. kalau di dunia maunya tanah luas supaya bisa menanam sebanyak-banyaknya. Begitu juga yang rohani, supaya menghasilkan banyak mari tekuni pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci, kesempatan ditabur benih Firman sebanyak-banyaknya. Nanti juga akan menuai sebanyak-banyaknya.

 

Secara jasmani manusia menabur dan menuai gandum untuk dibuat roti dan dimakan. Secara rohani kita bertekun dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci untuk makan roti dari sorga, lebih dari di dunia ini. Roti dari sorga yaitu Firman pengajaran yang benar dan Perjamuan Suci. Siapa yang mau jadi sales roti dari sorga? Roti dari sorga ini yang akan memelihara kehidupan kita. Pemeliharaan dari Tuhan bukan hanya untuk sesaat tetapi sampai pada hidup yang akan datang. Orang yang menuai itu gandumnya dijadikan tepung untuk membuat roti, roti itu untuk dimakan. Tetapi sebagian benih disimpan untuk ditanam lagi, ini pemeliharaan yang akan datang. Jadi sekarang kita dipelihara, yang akan datang juga dipelihara. Jadi kita tidak perlu kuatir soal makan minum kita secara jasmani, karena kita yakin dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci kita terima roti sorga, kita makan pemeliharaan sekarang dan nanti ditanam untuk pemeliharaan hidup yang akan datang, tidak usah ragu.

 

Seringkali orang Kristen tidak mau masuk ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci dengan alasan terlalu lama. Karena sibuk mencari pemeliharaan hidup secara jasmani. Jadi pemeliharaan dari Tuhan ditolak dan mencari pemeliharaan hidup secara jasmani. Akibatnya kuatir terus, tidak pernah cukup. Orang kuatir tidak bisa menambah sehasta dalam hidupnya.

Lukas 12:25

12:25 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?

 

Hasta itu artinya kepastian keselamatan. Tabernakel dibangun dengan ukuran hasta, Bahtera Nuh dibangun juga dengan ukuran hasta. Jadi kalau kita kuatir keselamatan kita diragukan, tidak pasti. Sekarang ada ajaran yang mengajarkan kita sudah sampai di ruangan maha suci jadi tidak perlu 3 macam ibadah, cukup ibadah minggu saja. Ada lagi yang mengajarkan tidak perlu perjamuan suci, nanti perjamuan suci kalau ibadah khusus saja seperti ibadah Paskah dan ibadah Natal. Mari kita tekuni ibadah pendalaman Alkitab supaya keselamatan kita pasti. Kalau orang bertanya “kamu selamat?” kita bisa jawab pasti selamat! Kalau kuatir tanda tanya, keselamatannya tidak pasti.

 

2.      Lukas 12:27

12:27 Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

 

Kita lebih dari bunga bakung, berarti harus meminttal dan menenun secara rohani untuk menghasilkan pakaian rohani yang indah. Dalam Tabernakel di tunjukan dengan alat pelita emas, itu adalah ketekunan di dalam ibadah raya. Di situ kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus didalam urapan dan karunia-karuniaNya. Roh Kudus ini yang memberikan karunia dan jabatan pelayanan bagi kita, itulah jubah maha indah. Bertekun dalam ibadah raya dan ibadah persekutuan, itu adalah tempat persemaian yang paling subur dari karunia-karunia Roh Kudus. Dengan tekun dalam persekutuan ibadah raya ini, Tuhan tambahkan karunia-karunia Roh Kudus. Dalam KKR awalnya jadi peserta, dengan bertekun maka ditambahkan menjadi pelayan perjamuan suci. Ditekuni lagi Tuhan tambahkan pemain musik, kemudian pemimpin pujian. Sekarang berkhotbah tiap hari. Karunia Tuhan tambahkan berarti kita sementara menenun dan memintal pakaian rohani. Itulah jubah maha indah yang dimiliki oleh Yusuf. Tekuni itu, itu lebih indah dari pakaian di dunia ini. Kalau tidak punya pakaian rohani nanti telanjang dan tidak bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Nanti jubah maha indah ini akan menjadi pakaian putih berkilau-kilau, pakaian Mempelai Wanita Tuhan. Kalau sekarang tidak mau bertekun, kapan bisa punya pakaian.

 

Karunia Roh Kudus itu adalah kemampuan ajaib dari Roh Kudus untuk kita bisa melayani Tuhan sesuai jabatan pelayanan yang Tuhan berikan. Dulu saya tidak bisa baca not apalagi harga not dan ketukan. Tetapi mau bertekun maka Tuhan kasih karunia bisa baca not. Ditambah karunia bisa buat lagu.

 

Jangan takut, jika kita mendapat jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus bukan kita direpotkan. Kadang kita berpikir, melayani Tuhan itu bikin repot, ribet dan lain sebagainya. Justru ketika kita mau aktif di dalam pelayanan hidup kita akan semakin indah. Roh Kudus yang Tuhan berikan kepada kita, inilah yang akan membuat kita semakin setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir.

Roma 12:11

12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

 

Ayo terus setia berkobar-kobar melayani Tuhan. Memang untuk melayani Tuhan kita menjadi tawanan, itulah yang disebut tawanan roh. Berarti tidak bebas lagi dagingnya. Ini yang kadang orang Kristen tidak mau, maunya tetap bebas daging namun tetap melayani, tidak bisa! Kalau sudah melayani daging harus dimatikan, jangan bebas lagi dagingnya.

 

Kisah Para Rasul 20:22-24

20:22 Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ

20:23 selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.

20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

 

Tadi katanya melayani Tuhan jadi indah, ini malah sengsara, dipenjara malah dipancung. Dibalik salib ada keindahan dan kemuliaan kekal. Itulah yang kita kejar, dapat pakaian putih. Pakaian mempelai itu dicelup dalam darah. Jadi memang seperti itu kalau jadi tawanan roh. Sebagai paduan suara harus latihan. Capek dari kerja harus cepat-cepat ke gereja karena mau melayani. Itulah tawanan roh. Kalau ikuti daging, kalau capek ikut ibadah online saja di rumah, sambil tidur-tidur, generasi rebahan. Tetapi kita harus menjadi tawanan roh, melayani Tuhan sampai garis akhir. Jangan takut, Tuhan akan menjadikan semua indah.

 

Dulu juga saya berpikir menjadi hamba Tuhan itu berat. Apalagi waktu saya sudah jadi hamba Tuhan lalu teman saya kunjungi, di sekolah secara akademik saya lebih dari dia, dia datang parkir mobil dan punya jabatan di kantornya. Waktu melihat itu muncul juga perasaan daging, tetapi kembali lagi Tuhan ingatkan melayani Tuhan itu lebih indah. Apalagi menjadi hamba Tuhan itu pekerjaan paling indah. Itu yang saya pegang sampai sekarang dan Tuhan pasti menjadikan semua indah.

I Timotius 3:1

3:1 Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah."

 

Pelayan-pelayan Tuhan dalam penggembalaan itu juga pekerjaan yang paling indah, jadi bukan cuma gembala. Siapa tahu ada kaum muda tergerak untuk menjadi hamba Tuhan sepenuh, itu pekerjaan yang paling indah, lebih indah dari apapun juga di dunia ini. Saya cuma pembersih gereja, itu pekerjaan paling indah kalau dikerjakan dalam sistem penggembalaan, jangan dihina. Jangan berpikir nanti berdiri di belakang mimbar itu yang paling indah, semua pelayanan dalam sistem penggembalaan itu pekerjaan yang paling indah.

 

3.      Lukas 12:28

12:28 Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya!

 

Kita lebih dari rumput sebab itu harus masuk dalam kegiatan berdandan secara rohani. Dalam Tabernakel ditunjukan dengan alat mezbah dupa emas yaitu ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Apa hubungan ibadah doa penyembahan dengan berdandan? Dalam ibadah doa penyembahan kita bersekutu dengan Allah Bapa yang menghiasi kita dengan kasihNya. Kalau tanpa kasih hidup kita tidak ada indahnya sama sekali. Coba nikah tanpa kasih, biar punya mobil sebanyak-banyaknya, rumah mewah, tetapi tidak ada kasih Allah di situ, tidak ada indahnya, pahit rasanya. Punya mobil tapi bertengkar terus, buat apa!

 

Manusia daging itu hanya seperti rumput, tidak usah bangga-bangga, segala kehebatannya entah itu kepandaian, ijazah, kedudukan, kekayaan dan sebagainya, hanya seperti bunga rumput, sebentar lagi layu dan kering.

I Petrus 1:24

1:24 Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur,

 

Yang paling gampang kita lihat sekarang ini. Yang kaya sekalipun kalau kena covid, ketika meninggal dibungkus plastik langsung ditanam, rumah mewahnya hanya dia lewati. Hanya seperti rumput dan bunga rumput, oleh sebab itu apa yang mau kita banggakan. Rumput kering itu hanya untuk dibakar. Manusia daging ini hanya untuk dibinasakan dalam api neraka. Sebab itu tekunilah ibadah doa penyembahan untuk dihiasi Allah Bapa dengan kasihNya.

 

Dihiasi itu sama dengan diubahkan. Lewat doa penyembahan kita merobek daging kita yang lama supaya tumbuh daging yang baru, daging yang mulia, kita diubahkan. Banyak kelemahan kita, kelemahan paling utama dari manusia tidak bisa menyembah. Sekarang kita mau kalahkan daging ini, kita mau menyembah Tuhan supaya daging ini dirobek dan diubahkan dan kita memiliki perhiasan yang rohani.

 

Kita belajar dari satu contoh yang memiliki perhiasan rohani, dia diubahkan oleh Tuhan karena dia aktif di kemah.

I Petrus 3:4-6

3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

 

Ada 3 perhiasan rohani di sini:

a)      Lemah lembut, artinya:

1)      Kemampuan untuk menerima Firman sekeras apapun demi keselamatan jiwa kita.

 

2)      Kemampuan untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain sesakit apapun. Banyak kali kita diperhadapkan mau mengampuni itu berat sekali. Bahkan pernah mau mengebaskan debu kaki terhadap orang itu, kalau saya kebaskan habis sudah. Tetapi saya ingat bagaimana Tuhan di kayu salib mengampuni saya, saya juga orang berdosa, sehingga tidak jadi saya kebaskan. Belajar mengampuni dan melupakan sesakit apapun yang dia perbuat. Kadang waktu disakiti pertama kali masih bisa. Begitu sudah berkali-kali “kali ini tidak bisa, pintu maaf tertutup bagimu!”.

 

Lemah lembut pasangannya rendah hati. Rendah hati itu kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, setelah diampuni jangan diperbuat lagi. Itu perhiasan yang hanya kita dapatkan dalam doa penyembahan. Makanya tips untuk mengampuni orang, kalau sudah sakit, sekali lipat lutut menyembah Tuhan. Hati yang terluka bagaikan kena siram obat yang mujarab dari Tuhan. Sudah mau naik di ubun-ubun sudah mau keluar seperti gunung merapi meletus, segera menyembah. Saya belajar menyembah Tuhan, Tuhan Yesus tolong, haleluya, jadi tenang ulang. Lihat orangnya tadinya “memang ngana, huuuh”. Begitu menyembah malah timbul perasaan kasihan sama orang itu, kalau dia tidak berubah bahaya dia. Mau mengaku dosa juga menyembah dulu, mengaku sama Tuhan baru  mengaku kepada sesama.

 

b)      Tentram atau pendiam. Pendiam ini bukan kalau ditanya malah tidak mau menjawab. Kadang tengkarnya bukan ribut tapi saling diam, itu juga bikin emosi. Apa itu tenteram atau pendiam?

1)      Bisa mengoreksi diri oleh ketajaman Firman, kalau kita temukan dosa segera selesaikan. Ketika ada masalah jangan malah berkata “gara-gara dia!”. Kalau ada sakit, ada celaka, segera koreksi diri, oh Tuhan ampuni saya. Atau ada yang merosot, banyak koreksi diri, itu tenteram.

 

2)      Tidak berkomentar miring terhadap Firman atau ketika menghadapi ujian. Biasanya ketika Firman datang kita komentari yang negatif, sementara Firman itu untung menolong kita. Sebagaimana saya gembala buat apa saya mau kore-kore dosa jemaat, itu namanya cari gara-gara. Tetapi karena kasih sayang Tuhan kepada jemaat, saya dipakai menjadi penyambung lidahnya Tuhan kepada jemaat untuk menunjuk kesalahan. Mari jangan komentar miring tetapi berterima kasih kepada Tuhan. Seperti perempuan Siro Fenesia “tidak patut mengambil roti dan dilemparkan kepada kau anjing!” Apa dia katakan? Benar Tuhan, saya anjing tetapi mau menjilat remah-remah roti. Dari pada ngamuk-ngamuk “Tuhan ini, saya datang minta tolong malah dibilangi anjing!” malah tidak tertolong.

 

3)      Bisa mengontrol lidah dan perkataan sesuai Firman. Bukan asal saja nyerocos, ngomong sembarangan.

 

Tenteram itu pasangannya sabar, sabar menderita, sabar menunggu waktu Tuhan. Kalau tidak sabar yah itu ngomel-ngomel tidak tenteram dan salahkan Tuhan terus.

 

c)      Tunduk taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan apapun resikonya.

 

Yakinlah kalau yang rohani Tuhan hiasi, maka yang jasmani juga Tuhan sanggup hiasi pada waktunya, semua indah pada waktunya. Dari pada kita ngomel-ngomel, nanti malah tidak indah. Lebih baik diam dan tenteram, lemah lembut rendah hati, tunduk, nanti Tuhan akan menghiasi hidup kita. Kaum muda, perhiasan kita bukan yang jasmani tetapi yang rohani.

 

Contoh kehidupan yang dihiasi adalah Sara, Sara adalah kehidupan yang tergembala.

Kejadian 18:9

18:9 Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah."

 

Ditanya di mana Sara, di jawab di dalam kemah, kemah menunjuk kandang penggembalaan. Kalau kita ditanya dimanakah engkau? Oh lagi pancing ikan, padahal ini hari ibadah. Abraham dengan jelas langsung mengatakan di sana di dalam kemah. Kalau di tanya di mana kamu berada, jelas kita jawab di sini di dalam penggembalaan. Di dalam penggembalaan kita dapatkan segala-galanya dari Tuhan.

 

Ketika kita sudah tekun dalam penggembalaan jangan heran kalau Tuhan izinkan menghadapi percikan darah. Itu ujian, apakah kita betul-betul ada dalam penggembalaan atau tidak. Sengsara yang kita hadapi, bandingkan dengan sengsaranya Sara, mana yang lebih sengsara. Ini sengsara Sara, tetapi karena dia memiliki perhiasan rohani dia tidak gugur dalam pengikutannya kepada Tuhan.

Kejadian 20:1-2

20:1 Lalu Abraham berangkat dari situ ke Tanah Negeb dan ia menetap antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing.

20:2 Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: "Dia saudaraku," maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara.

 

Coba bayangkan, dia punya suami tetapi diambil oleh laki-laki lain. Bahkan Abraham suaminya tidak mengakui dia sebagai isterinya, dia akui sebagai saudara. Boleh dikata Abraham yang memberikan Sara kepada laki-laki lain. Dari Ur-Kasdim dia ikuti suaminya cuma untuk diberikan pada laki-laki lain, bahkan sampai 2 kali. Sara diakui sebagai saudara, bukan diakui lagi sebagai isteri. Ayo mungkin ada di sini tidak diakui lagi sebagai isteri karena pengajaran, tidak diakui lagi sebagai suami karena pengajaran, tidak diakui lagi sebagai anak oleh orang tua karena pengajaran, itu percikan darah yang harus kita hadapi sebagai ujian betulkah kita ada dalam kandang penggembalaan. Jangan undur, sebab itu minta perhiasan rohani dari Tuhan supaya kita bertahan sampai Kanaan. Sara bertahan, dia tidak ngamuk-ngamuk. Bisa saja dia katakan sama Abimelekh “bunuh itu Abraham!” tetapi dia tidak lakukan seperti itu.

 

Penderitaan Sara ini penderitaan lahir dan batin. Kadangkala ketika kita diperhadapkan penderitaan lahir dan batin maka hilang perhiasan tunduk, hilang perhiasan tenteram. Yang ada ngomel-ngomel, marah-marah. Kalau sudah hilang itu maka tidak rendah hati lagi, tidak lemah lembut, hilang semua perhiasan. Tuhan sudah mau datang tetapi perhiasan hilang, berarti tidak jadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Jadi percikan darah merupakan ujian untuk mempermantap perhiasan rohani kita. Mari kita belajar dari Sara. Dalam ujian, Sara lemah lembut, dibuktikan dia bisa mengampuni Abraham. Dikembalikan pada Abraham dia nurut saja. Saat mengalami percikan darah, di situ kita diuji, bisakah mengampuni orang yang menyakiti kita lahir dan batin atau kita mau balas dendam, mau marah.

 

Sara juga bisa menerima Firman yang keras, berarti dia lemah lembut. Dia tahu dalam dirinya ada rencana Allah. Sempat memang dia tertawa waktu dijanjikan akan punya anak. Dia tertawa “akan birahikah aku kepada suamiku sementara aku sudah tua dan suamiku sudah layu”. Tetapi seiring waktu kita lihat bagaimana pengikuti Sara kepada Tuhan tidak luntur.

 

Saya masih mau belajar seperti Sara. Waktu kita dalam keadaan diberkati bisa kita lemah lembut, bisa mengampuni. Apalagi orang yang datang minta ampun itu orang yang dibawah kita, yang hidupnya lebih jelek dan tidak lebih baik dari kita. Coba kita diposisikan betul-betul terpuruk dan hancur, kemudian orang yang menyakiti kita itu hidupnya lebih baik dari kita, kemudian dia datang mengaku, bisakah kita mengampuni? Atau malah mengutuk “semoga usahanya habis, semoga tokonya terbakar!”. Jangan kita seperti itu, belajar untuk mengampuni.

 

Sara juga pendiam, tenteram. Saat kita mengalami percikan darah di situ kita diuji, apakah kita bisa berdiam diri atau ada reaksi daging. Sara diam saja, 2 kali diberikan pada laki-laki lain dia diam saja. Makanya nabi Yesaya katakan pandang gunung batu yang dari padanya kamu tergali, itulah Yesus. Tetapi diingatkan juga lihat Abraham dan Sara, pandang mereka.

Yesaya 51:1-2

51:1 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali.

51:2 Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia.

 

Kalau melihat penderitaan Sara dengan saya, lebih menderita Sara dari pada saya. Ayo kita berupaya untuk bisa tenteram dan diam. Saat mengalami percikan darah apakah kita bisa diam atau bereaksi daging.

 

Sara juga tetap tunduk pada Abraham. Saat mengalami percikan darah kita diuji, masih mau tunduk dan taat pada Firman atau tidak taat.

 

Ketika menghadapi percikan darah lalu kita tetap lemah lembut, diam, taat berarti kita tahan uji, yang akan dihormati oleh Bapa di Sorga. Seperti Stefanus, ketika dia dilempari dengan batu dia berkata “aku melihat Yesus berdiri”. Berdiri itu tanda hormat. Kita tahan uji maka Yesus menghormati kita. Tidak usah cari hormat di mana-mana, nanti Tuhan sendiri yang akan menghormati kita.

Kisah Para Rasul 7:54-56

7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.

7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.

7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."

Dalam percikan darah kita tidak bisa berbuat apa-apa tetapi kita belajar tetap lemah lembut, tetap tunduk, tetap taat, tetap pendiam, tenteram, maka Tuhan menghormati kita, Tuhan hargai kita, Tuhan tidak meninggalkan kita. Pengalaman ditinggalkan sendiri itu sudah Yesus alami di kayu salib, Dia mampu menolong kita. Saya berbahagia memiliki pengajaran ini, Tuhan tidak pernah menipu kehidupan kita.

 

Kita lihat hasil yang diterima oleh Sara begitu dia mau tunduk, tetap lemah lembut, tetap pendiam dalam percikan darah, hasilnya pintu rahimnya dibuka oleh Tuhan. Sara ini punya kelemahan yang permanent. Dia disebut mandul, kemudian dia sudah tua, sudah menopaus, mustahil untuk bisa punya anak. Tetapi dengan perhiasan rohani yang dia miliki, Tuhan membuka pintu rahimnya. Arti pintu rahim dibuka:

a)      Aib atau cacat cela kita dihapuskan oleh Tuhan. Bagi perempuan Ibrani tidak punya anak itu aib.

Kejadian 30:23

30:23 Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: "Allah telah menghapuskan aibku."

 

Rahel juga sama seperti Sara, tidak punya anak tetapi Tuhan buka pintu rahimnya. Ini hasil pertama, segala aib cacat cela kita dihapuskan, sehingga kita Yesus datang kita bisa tampil tanpa cacat dan cela bisa menyambut kedatanganNya di awan-awan yang permai sebagai Mempelai WanitaNya yang sempurna. Banyak aib cacat cela kita, kalau mau ditulis dibeber satu-satu dalam satu buku hampir tidak akan cukup, terlalu banyak aib cacat cela kita. Belum lagi karakter kita yang tidak baik. Tetapi selama kita mau tergembala, kita bisa tahan uji, kita mengalami penyucian secara terus menerus sampai tidak punya cacat cela lagi sempurna menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

b)      Kejadian 18:13-14

18:13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?

18:14 Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."

 

Artinya Tuhan mampu menghapus segala kemustahilan. Yakinlah dan percaya. Asalkan kita mau tergembala sungguh-sungguh, 3 kegiatan tadi mau kita tekuni dan kita mau tahan uji, maka Tuhan bekerja menghapus segala kemustahilan. Saya tidak tahu keadaan bapak ibu saudara sekalian, bapak ibu juga tidak tahu keadaan saya. Apa yang mustahil yang bapak ibu hadapi, Tuhan mampu menolong, Tuhan mampu menghapus semua kemustahilan. Banyak pengalaman kami hadapi dengan Tuhan menghadapi perkara yang mustahil, sehingga saya tidak ragu melayani Tuhan dan ikut Tuhan. Kalau Tuhan percayakan 3 sidang dan 3 macam ibadah pada masing-masing sidang bagi daging memang berat, tetapi saya yakin kalau mau bertekun semuanya dan kita tahan uji maka yang mustahil menjadi tidak mustahil. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, orang lain boleh memvonis tidak akan bisa, mati dia, tidak akan hidup dia, tetapi Tuhan yang menentukan semuanya bagi kehidupan yang tergembala dan tahan uji.

 

c)      Pintu pesta nikah Anak Domba terbuka bagi kita. Yang bisa masuk pesta nikah adalah 5 gadis yang bijaksana.

Matius 25:10

25:10  Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

 

Siapa orang bijaksana? Itulah orang yang tahan uji.

Matius 7:24-25

7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

 

Kalau kita menjadi kehidupan yang tahan uji maka kita akan mengalami pembukaan pintu Pesta Nikah Anak Domba, pintu Firdaus kerajaan 1.000 tahun damai, sampai pintu sorga terbuka bagi kita.

 

Aktiflah dalam kegiatan penggembalaan, 3 macam ibadah pokok. Itu bukan peraturan gereja, tetapi itu adalah Firman Tuhan yang patut kita terima sepenuhnya. Tergembala dengan sungguh-sungguh, jangan heran menghadapi percikan darah dan ujian untuk memantapkan perhiasan rohani yang kita miliki. Kita tahan uji, pintu rahim terbuka, semua ditolong, yang mustahil menjadi tidak mustahil dan pintu sorga dibuka bagi kita sekalian.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar