20220205

Kebaktian Doa, Sabtu 5 Februari 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 10:1-5

10:1 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;

10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

 

Pasal ini terkena pada pintu tirai, pintu terakhir untuk masuk ke ruangan maha suci. Ruangan maha suci menunjukan Yerusalem Baru. Pintu tirai menunjukan perobekan daging. Untuk melewati pintu tirai kita terlebih dahulu harus masuk ke ruangan suci, ruangan suci menunjuk penggembalaan. Yohanes pasal 10 ini tentang penggembalaan. Jadi hanya orang yang bertekun dalam penggembalaan yang akan dimampukan oleh Tuhan untuk merobek daging. Daging ini jangan dituruti maunya, harus dimasukkan dalam kandang, dalam kandang penggembalaan daging itu dibendung untuk nanti bisa dirobek apa yang menjadi keinginannya, ambisinya dan hawa nafsunya.

 

Pada pintu tirai ada tenunan berbentuk kerub, kerub itu adalah makhluk sorga.

Keluaran 26:31

26:31 Haruslah kaubuat tabir dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun.

 

Jadi, kalau kita mau merobek daging kita maka kehidupan kita layak masuk kerajaan sorga, menjadi makhluk sorga itulah Mempelai Wanita Tuhan.

 

Tenunan kerub ini juga ada pada tudung Tabernakel.

Keluaran 26:1

26:1 "Kemah Suci itu haruslah kaubuat dari sepuluh tenda dari lenan halus yang dipintal benangnya dan dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi; dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun, haruslah kaubuat semuanya itu.

 

Ketika masuk ruangan suci dan melihat ke atas ada tudung Tabernakel, di sana juga ada tenunan kerub. Begitu memandang ke depan juga melihat pintu tirai dengan tenunan kerubnya. Artinya bagi kita, kehidupan yang tergembala memiliki pandangan yang rohani, pandangan yang jauh ke depan menuju ke ruangan maha suci, Yerusalem Baru.

 

Bagaimana praktek pandangan rohani?

1.      Memandang ke atas melihat tudung Tabernakel, menunjuk iman dan perbuatan iman. Kalau kita tidak ada iman, tidak akan mungkin tergembala. Karena kita punya iman bahwa kita akan menjadi sama dengan Yesus, makhluk sorgawi, penghuni sorga, maka kita mau tergembala. Dan ditambah dengan perbuatan-perbuatan iman.

2.      Memandang ke depan melihat pintu tirai.

 

Kita akan membahas poin yang kedua. Memandang ke depan melihat pintu tirai artinya kehidupan yang tergembala dia akan didorong untuk masuk pengalaman salib dan tahan menghadapinya. Kalau kita renungkan dulu kita belum tergembala, enak hidup kita, tantangannya kurang. Begitu kita mau tergembala ada-ada saja tantangannya dan halangannya, itu pengalaman salib.

Ibrani 12:1

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

 

Ketekunan dalam ibadah penggembalaan itu adalah perlombaan yang rohani.

Ibrani 12:2-3

12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya

 

Jadi, orang yang tergembala memiliki iman yang disertai salib yang membawa kepada kesempurnaan. Jadi kalau kita diperhadapkan dengan salib itu sudah betul, kita mau dibawa kepada kesempurnaan. Tahun ini tahun kemuliaan, untuk mencapai kemuliaan, jangan heran kalau diperhadapkan dengan salib yang luar biasa sebab iman kita mau diteguhkan Tuhan, iman yang disertai salib.

 

Di sini kita melihat teladan dari Yesus Imam Besar, Dia tekun memikul salib dan dia menang, akhirnya dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Di sana juga tempat kita, kalau kita menang kita akan duduk di sebelah kanan Takhta Allah Bapa. Jadi memandang ke depan, melihat pintu tirai sama dengan memandang Yesus Imam Besar dan memandang takhta Allah Bapa. Kita lihat dan meneladani Yesus Imam Besar dan melihat takhta Allah Bapa. Ini yang menjadi iman kita, kita mau menjadi sama dengan Yesus dan duduk setakhta dengan Dia, sehingga sekalipun kita diperhadapkan dengan pengalaman salib dan pengalaman sengsara karena Yesus kita tidak mundur. Kita bertahan, kita kuat, karena kita yakin kita segera akan memandang Yesus muka dengan muka dan kita duduk setakhta dengan Allah Bapa.

 

Bicara Imam Besar itu ada kaitannya dengan ibadah pelayanan. Jadi iman yang disertai salib, diwujudkan dengan praktek beribadah melayani Tuhan bersuasana takhta Allah. Perhatikan ibadah pelayanan kita, apakah sudah bersuasana takhta Allah atau bukan. Kalau sudah bersuasana takhta Allah berarti di bumi sudah seperti di sorga. Nanti akan menjadi wujud nyata kita duduk bersama dengan Yesus di takhta Allah.

 

Tanda-tanda ibadah pelayanan bersuasana takhta Allah:

1.      Wahyu 4:5-6

4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

 

Di depan takhta ada 7 obor, 7 obor itu adalah 7 Roh Allah. Artinya kita dikuasai oleh Roh Kudus sehingga kita beribadah melayani Tuhan seperti kilat, seperti bunyi guruh dan seperti lautan kaca bagaikan kristal. Kalau berbahasa roh itu baru salah satu tanda kita dipenuhkan Roh Kudus. Mari kita periksa, betulkah kita sudah dikuasai oleh Roh Kudus? Itu akan terlihat dalam pelayanan kita. Bukan sekedar berbahasa asing lalu katakan itu ada Roh Kudus, belum tentu! Jangan-jangan merpatinya sudah tidak ada tinggal tahi merpatinya.

 

a)      Seperti kilat artinya cepat dalam perkara yang rohani, tidak menunda-nunda waktu. Coba yang bekerja di perusahaan atau di kantor, kira-kira kalau berlambat-lambat mau mendapatkan kenaikan gaji, mau tetap lanjut kerjanya? Paling dapat SP1, SP2, lama-lama pemecatan! Kita melayani Raja segala raja yang lebih dari pemerintah di dunia dan perusahaan di dunia ini. Mari kita bekerja melayani Tuhan dengan cepat, tidak berlambat-lambat, tidak menunda-nunda waktu, itu ada Roh Kudus.

 

Kedatangan Yesus kedua kali seperti kilat, kalau kita berlambat-lambat akan ketinggalan ketika Yesus datang.

Matius 24:27

24:27 Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.

 

Memang banyak halangan yang mau menghambat kita beribadah melayani Tuhan. Ayo kita berupaya supaya kita betul-betul memanfaatkan waktu dengan sungguh-sungguh hari-hari terakhir ini. Jangan berlambat-lambat dan menunda-nunda waktu dalam perkara yang rohani, harus cepat dan segera. Dalam bahasa gerikanya takista.

b)      Seperti bunyi guruh artinya tidak bisa dihalangi oleh apapun dan oleh siapapun. Ada yang bisa menghalangi bunyi guruh? Tidak ada! Tetap setia, tetap berkobar-kobar beribadah melayani Tuhan. Bagaimana kalau sakit? Memang kalau mengikuti daging kita tidak bisa, tetapi kalau ada Roh Kudus dalam kehidupan kita, walaupun sakit bisa tetap beribadah melayani Tuhan. Mungkin tidak bisa datang ke gereja tetapi bisa mengikuti ibadah secara online.

 

c)      Seperti lautan kaca seperti kristal. Kristal dan kaca itu tembus pandang, artinya jujur. Kita beribadah melayani dalam tanda kejujuran, mulai jujur mengaku dosa, yang salah akui. Yang banyak terjadi bukan dosanya yang dibuang tetapi pelayanan yang ditinggalkan dengan alasan malu dan tidak layak. Memang orang berdosa tidak layak untuk melayani, makanya dosanya dibuang, pelayanannya tetap.

 

Satu kali saya didatangi oleh seorang pelayan Tuhan, dia jujur akui apa yang dia perbuat dan berkata “saya mau berhenti melayani, biar orang lain saja yang melayani, jangan saya”. Saya bilang jangan, kalau bapak berhenti melayani, tidak mau melayani dengan alasan tidak layak dan sebagainya, berarti menganggur. Kalau menganggur nanti dipakai oleh setan dan berbuat dosa lebih parah dari yang bapak sudah akui. Sampai sekarang masih tetap beribadah melayani Tuhan. Dia bersaksi tahun lalu “saya bersyukur dinasihati bapak gembala, sudah mau lepaskan pelayanan, tetapi akhirnya tetap bertahan melayani sampai sekarang.

 

Mari kita melayani Tuhan, yang penting ada kejujuran, kalau jujur terbuka semuanya, pasti Tuhan menolong sehingga kita tetap melayani Tuhan.

 

2.      Wahyu 4:8

4:8 Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

 

Di sekeliling takhta itu ada 4 makhluk yang siang malam berseru kudus, kudus, kudus. Jadi, tanda kedua beribadah melayani Tuhan adalah berupaya hidup suci setiap saat siang dan malam. Saya katakan berupaya karena memang kita diperhadapkan dengan berbagai macam tantangan dan godaan, itu sebabnya kita berupaya hidup suci. Tentu upaya kita bukan dengan daging sebab daging tidak mampu. Makanya tanda pertama tadi dikuasai Roh Kudus. Kita berupaya hidup suci dengan kekuatan Roh Kudus. Ada kekurangan kita tetapi kita tidak mau bertahan pada kekurangan itu, berupaya lepaskan kekurangan.

 

Apa yang bisa menyucikan kehidupan kita? Hanya Firman pengajaran yang benar, itu yang bisa menyucikan hidup kita. Ini yang tidak boleh diotak-atik, tidak boleh dirubah sana sini. Yesus tetap sama dulu sekarang sampai selama-lamanya. Kalau pengajarannya sudah salah, apa lagi yang bisa menyucikan kehidupan kita.

Ibrani 13:7

13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.

 

Iman itu timbul dari mendengarkan Firman.

Ibrani 13:8

13:8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.

 

Pengajaran tidak boleh diotak atik sebab itu yang menyucikan kita. Kalau melayani tanpa pengajaran berarti tidak ada yang menyucikan, pelayanan pasti tanpa kesucian sehingga akibatnya hidup orang itu dan nikahnya akan bersuasana takhta iblis, bukan takhta Allah. Kalau tanpa pengajaran tidak akan jelas. Sebab itu ayo pegang teguh Firman pengajaran supaya  kita disucikan terus menerus sampai sempurna seperti Yesus.

 

Yang menyucikan adalah perkataan Yesus, itulah Firman pengajaran.

Yohanes 15:3

15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

 

Mazmur 119:9-11

119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

119:10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.

119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.

 

3.      Wahyu 4:9-11

4:9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,

4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

4:11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

 

Tanda ketiga ada ucapan syukur dan penyembahan kepada Tuhan. Sehebat apapun kita melayani kalau tidak ada ucapan syukur dan penyembahan kepada Tuhan, pelayanan kita tidak ada gunanya. Seperti 24 tua-tua mereka tersungkur menyembah Anak Domba Allah, itulah Yesus, sambil melemparkan mahkotanya. Jadi penyembahan adalah pengakuan bahwa sebenarnya kita tidak layak untuk melayani Tuhan, seperti tua-tua yang sudah duduk di takhta langsung tersungkur dan melemparkan mahkotanya. Jadi apakah setiap kita menyembah kita stop saja melayani, kan kita tidak layak? Bukan begitu. Pengakuan bahwa kita tidak layak melayani Tuhan dan kita mengaku hanya karena Korban Kristus yang membuat kita layak beribadah melayani sehingga akan mendorong kehidupan kita untuk lebih sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan. Jadi kalau orang tidak suka menyembah, malas menyembah, sebenarnya dia sok melayani, hanya merasa dipakai, sebenarnya dia tidak dipakai oleh Tuhan.

 

Dalam kesaksian Pdt. Totaijs, beliau didatangi oleh anak-anak muda yang bertanya “tolong tanyakan kepada bapak Pdt. Van Gessel apa yang membuat beliau berhasil di dalam pelayanan?”. Dan ketika Pdt. Totaijs menanyakan kepada Pdt. Van Gessel dijawab “setiap hari tersungkur di bawah kaki Tuhan mengaku tidak layak untuk beribadah melayani Tuhan”. Dalam persiapan mendengar itu tidak terasa menetes air mata. Kadang kita melayani merasa layak, merasa mampu. Tidak tersungkur, tetap duduk di takhta, pakai mahkota, pertahankan harga diri, tidak bisa ditegur, tidak bisa diingatkan, tidak bisa dinasihati, tetapi petantang-petenteng melayani, merasa hebat! Tidak ada penyembahan, melayani hanya menggunakan kekuatan daging, kemampuannya sendiri, tidak laku di dalam kerajaan sorga kalau seperti itu!

 

Memang kalau saya renungkan dalam pelayanan kita ini tidak ada yang ahli, tetapi hanya karena kemurahan Tuhan. Main musik, paduan suara dan lain sebagainya tidak ada yang ahli. Kita menyanyi dengan suara kita, tetapi kita mau melayani Tuhan. Sudah pas-pasan kemampuannya, tidak mau menyembah lagi. Kalau kita mengaku tidak pantas, tidak punya keahlian ayo menyembah. Yang merasa hebat, punya keahlian, bisa main musik, ayo lebih tersungkur menyembah Tuhan. Jangan malah tidak ada penyembahan, sampai tidur dalam penyembahan!

 

Memang untuk beribadah melayani Tuhan harus tekun memikul salib, rela menderita daging bersama dengan Yesus. Tadi waktu saya main-main dengan 2 puteri saya menerawang, isteri saya bertanya “apa yang ayah pikirkan?”. Saya jawab seperti inilah yang dirasakan oleh Paulus menjadi tawanan roh, tidak bisa bergerak bebas daging ini. Jadi maksud ayah apa? Isteri saya pikir saya mengeluh. Bukan begitu, saya merasakan melayani Tuhan betul-betul menjadi tawanan roh, tidak bisa lagi berbuat ini dan itu, mau rekreasi tidak ada waktu, betul-betul hanya mau melayani Tuhan.

 

Mari kita bawa hidup kita sungguh-sungguh melayani Tuhan. Kita tidak layak untuk melayani Tuhan, saya jadi gembala juga tidak layak, pemimpin pujian tidak layak, semua kita tidak ada yang layak. Hanya karena Korban Kristus melayakkan kita untuk beribadah, lalu kita tidak ada ucapan syukur dan penyembahan, waduh pelayanan kita tidak ada artinya. Biar di mata manusia kita bernilai tetapi kalau Tuhan tidak pakai, kita tidak ada nilainya, tidak berarti apa-apa. Karena Tuhan berkemurahan dia pakai kita, ayo tersungkur menyembah Tuhan. Selalu mengucap syukur menyembah Tuhan, maka akan semakin dipakai oleh Tuhan.

 

Memang pikul salib itu sakit bagi daging! Tetapi ada hasil yang kita nikmati, Tuhan tidak pernah menipu. Apa itu? Ini hasilnya:

Wahyu 4:11

Wahyu 4:11  "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

 

Hasilnya kita mengalami kuasa penciptaan Tuhan. Secara jasmani Tuhan mampu menciptakan dari tidak ada menjadi ada. Dari mustahil menjadi tidak mustahil. Mungkin sore ini kita diperhadapkan dengan suatu kemustahilan, mari melayani Tuhan bersuasana takhta Tuhan, tersungkur menyembah Tuhan, maka ada kuasa penciptaan dari Tuhan, Dia mampu menciptakan dari tidak ada menjadi ada.

 

Secara rohani Tuhan menciptakan kita menjadi ciptaan baru yaitu kehidupan yang segambar dengan Allah Tritunggal. Semoga kita bisa mengalaminya. Saya terbatas dalam berkata-kata, biar menjadi pengalaman hidup kita. Kalau sudah segambar dengan Tuhan maka ada kemenangan.

Kejadian 1:26-28

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

 

Burung-burung di udara menunjukan naga di udara yaitu setan dengan roh jahat dan roh najisnya. Ikan-ikan di laut menunjuk antikristus binatang yang keluar dari dalam laut. Segala binatang yang merayap di bumi menunjuk nabi palsu. Semakin kita diubahkan kita semakin menang atas trio setan. Banyak halangan dan tantangan kita hadapi. Banyak kali disaat kita diperhadapkan dengan salib kita kalah di dalam perkataan, salah ngomong. Kenapa begini, kenapa begitu, sudah salah lagi ngomong. Mari kita tersungkur saja menyembah Tuhan. Kita semakin diubahkan semakin menang, sampai nanti puncak keubahan hidup itulah puncak kemenangan, kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan dan setan dibinasakan. Kita di sorga dan setan dibinasakan di neraka.

Mari sore ini kita datang tersungkur menyembah Tuhan dan mengaku kita tidak layak, hanya karena korban Kristus kita dilayakkan beribadah dan melayani Tuhan.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

 


Tuhan Memberkati.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar