20220209

Kebaktian PA Imamat, Rabu 9 Februari 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Imamat 25:23-28

25:23 "Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku.

25:24 Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah.

25:25 Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu.

25:26 Apabila seseorang tidak mempunyai penebus, tetapi kemudian ia mampu, sehingga didapatnya yang perlu untuk menebus miliknya itu,

25:27 maka ia harus memasukkan tahun-tahun sesudah penjualannya itu dalam perhitungan, dan kelebihannya haruslah dikembalikannya kepada orang yang membeli dari padanya, supaya ia boleh pulang ke tanah miliknya.

25:28 Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk mengembalikannya kepadanya, maka yang telah dijualnya itu tetap di tangan orang yang membelinya sampai kepada tahun Yobel; dalam tahun Yobel tanah itu akan bebas, dan orang itu boleh pulang ke tanah miliknya."

 

Pada tahun Yobel tanah yang sudah terjual dan tidak bisa ditebus oleh pemiliknya, harus dikembalikan tanpa syarat kepada pemiliknya. Tahun Yobel ditandai peniupan sangkakala, sangkakala sekarang menunjuk Firman pengajaran yang keras menyucikan. Kian lama kian keras untuk menyucikan kehidupan kita. Lewat Firman pengajaran ini apa yang sudah hilang dari manusia dikembalikan pada manusia. Apa yang sudah hilang dari manusia?

1.      Pakaian kemuliaan sama dengan kemuliaan Allah= gambar Allah Tritunggal.

2.      Kehilangan damai sejahtera.

 

Kejadian 3:9-10

3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"

3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

 

Ini adalah efek domino manusia jatuh dalam dosa. Begitu manusia jatuh dalam dosa, kehilangan gambar Allah Tritunggal dan manusia selalu berada di dalam suasana ketakutan. Tadinya di dalam taman Eden damai sejahtera, tenang. Alkitab mencatat di akhir zaman ini pembunuh utama manusia adalah rasa takut.

Lukas 21:25-26

21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.

21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.

 

Ini nubuatan bagi kita sekalian, di akhir zaman ini akan datang dan sedang terjadi kegoncangan yang hebat melanda dunia, sehingga manusia dilanda ketakutan yang hebat sampai mati ketakutan. Goncang di berbagai bidang, bidang ekonomi, kesehatan, keamanan. Manusia bingung, belum selesai diatasi varian satu, muncul varian lain. Belum kelar vaksin sudah muncul varian baru yang kebal vaksin, bingung semua sampai mati ketakutan.

 

Pada puncak kegoncangan dunia, Yesus datang kembali dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Sorga, Raja segala raja.

Lukas 21:27-28

21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

 

Tuhan mau mengembalikan damai sejahtera kepada manusia lewat Firman pengajaran yang benar. Pengajaran Tabernakel yang kita warisi dari para pendahulu, ini jalan keluar kita menghadapi kegoncangan-kegoncangan di akhir zaman untuk mengembalikan damai sejahtera pada kita. Saat goncang kalau meninggalkan pengajaran ini bisa tambah goncang sampai bisa mati karena itu. Kita bersyukur Tuhan berikan pengajaran Kabar Mempelai kepada kita. Pengajaran ini mengarahkan kita untuk memandang Yesus di dalam kemuliaan, sampai nanti kita bisa melihat Yesus muka dengan muka. Setiap kita memandang Yesus dalam kemuliaan, makin terlepas dari kegoncangan dan kita makin damai sejahtera.

 

Sudah Tuhan pertontonkan 2 situasi, di atas gunung kemuliaan Tuhan dipertontonkan dan Petrus berkata alangkah bahagianya kami berada di sini, murid-murid merasa damai. Sedangkan di kaki gunung 9 murid menghadapi anak yang sakit ayan, kegoncangan. Lewat pengajaran kita diarahkan untuk memandang Yesus dalam kemuliaan. Makin kita memandang Dia, makin kita terlepas dari kegoncangan. Sementara dunia sedang menuju pada kegoncangan, dunia hancur lebur. Saat dunia hancur lebur kita masuk pesta nikah Anak Domba dan memandang Dia muka dengan muka di dalam kemuliaan.

 

Langkah-langkah memandang Yesus dalam kemuliaan lewat pengajaran Tabernakel.

1.      Yohanes 1:29

1:29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

 

Kita memandang Yesus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, memandang Yesus sebagai Juruselamat. Dalam Tabernakel ini berarti masuk halaman Tabernakel. Ada langkah-langkah yang harus kita tempuh di situ, di halaman itu ada beberapa alat yang kita temukan.

 

Praktek memandang Yesus Anak Domba Allah, memandang Yesus sebagai Juruselamat. Kita belajar dari pembentukan gereja mula-mula. Tidak mungkin pembentukan gereja hujan akhir dengan gereja mula-mula bisa berbeda, karena dibangun di atas dasar yang sama.

Kisah Para Rasul 2:36-41

2:36  Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

2:39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."

2:40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

 

a)      Tahu dengan pasti siapa Yesus. Sama dengan percaya atau yakin dengan pasti bahwa hanya Yesus satu-satunya Juruselamat, tidak ada yang lain di bawah kolong langit yang bisa menyelamatkan selain Yesus. Jadi, kita orang Kristen jangan ada lagi pegangan lain untuk selamat. Yesus satu-satunya manusia yang tidak berdosa yang mampu menyelamatkan kita manusia berdosa.

 

Dalam Tabernakel ini terkena pintu gerbang, ada 4 tiangnya menunjuk 4 Injil, 3 pintunya menunjuk Allah Tritunggal. Jadi iman yang benar adalah iman dari mendengar Firman Kristus, Firman dalam urapan Roh Kudus. 

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Roh Kudus ini yang membuat hati kita bisa percaya atau iman kepada Yesus. Kalau iman kepada Yesus hanya karena melihat, nanti jadi iman yang rapuh. Saat ada mujizat, Yesus dahsyat luar biasa. Saat diizinkan Tuhan sengsara dan tidak ada jalan keluar, bisa tinggalkan Yesus.

 

b)      Bertobat, mati terhadap dosa, berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan Yesus. Dalam Tabernakel kena pada alat mezbah korban bakaran. Dulu di situ dikorbankan binatang korban, lembu sebagai korban pendamaian atau kambing, domba korban penghapus dosa, burung merpati, burung tekukur. Semua korban sudah digenapkan dalam korban Kristus di kayu salib, sarana bagi kita bertobat, mati terhadap dosa, berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.

 

Mezbah korban bakaran di sebut mezbah tembaga, bicara tembaga menunjuk penghukuman. Jadi melangkah melihat mezbah tembaga artinya kita harus menghukum dosa kita, selesaikan secara tuntas segala dosa kita, itu yang disebut dengan bertobat. Kita bertobat dimulai dari 8 dosa yang langsung menenggelamkan manusia ke dalam lautan api neraka.

Wahyu 21:8

21:8 Tetapi orang-orang 1penakut, orang-orang yang 2tidak percaya, orang-orang 3keji, orang-orang 4pembunuh, orang-orang 5sundal, tukang-tukang 6sihir, 7penyembah-penyembah berhala dan semua 8pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Dimulai dengan penakut dan ditutup dengan pendusta. Penakut ini lebih takut dari sesuatu di dunia ini sehingga tidak takut Tuhan. Contoh takut rejekinya hilang sehingga tidak beribadah. Kalau ibadah ini sementara laris-larisnya dagangan, kalau toko saya tutup nanti langganan hilang. Hati-hati kaum muda, takut tidak menikah sehingga akhirnya tabrak saja, yang penting menikah, biar tidak benar yang penting menikah. Biar tidak benar yang penting dapat ijazah. Sampai pendeta cari ijazah dengan cara tidak benar, herannya dibela. Ditutup dengan dusta, dusta ini penutup segala dosa. Jadi kalau ada dusta berarti ada 7 dosa di atasnya. Ditutup ini dalam arti negatif, kasih juga dikatakan menutup segala dosa tetapi dalam arti positif, artinya mengampuni dosa.

 

c)      Beri diri dibaptis. Dalam Tabernakel ditunjukan alat bejana pembasuhan. Jadi baptisan air itu langkah awal kita memberi hidup kepada Tuhan. Orang tua jangan menyuruh atau memaksa anak masuk dalam baptisan air. Baptisan air itu bukan disuruh bukan dipaksa tetapi suatu kerelaan untuk memberi. Segala pemberian kita secara jasmani untuk Tuhan tidak ada artinya kalau kita tidak memberi diri kita masuk dalam baptisan air yang benar. Jadi bagaimana dengan anak-anak sekolah minggu menyanyi, berarti pemberiannya tidak diterima oleh Tuhan? Itu lain, mereka sementara dididik untuk memberi kepada Tuhan.

 

Kalau bisa memberi diri masuk dalam baptisan air yang benar baru bisa memberikan nyawa, bisa memberikan seluruh hidup kepada Tuhan. Hidup yang bagaimana? Hidup yang lepas dari dosa, hidup dalam kebenaran.

Roma 6:2,4

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

d)      Menerima karunia Roh Kudus. Sama dengan masuk baptisan Roh Kudus. Dalam Tabernakel ditunjukan dengan pintu kemah. Kita diurapi Roh Kudus, dipenuhkan Roh Kudus, sampai nanti Roh Kudus meluap-luap dalam kehidupan kita sekalian. Roh Kudus inilah yang mematikan daging kita sampai daging tidak bersuara lagi.

Roma 8:13

6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

 

Daging ini yang gampang dimasuki virus dosa sehingga melakukan perbuatan dosa. Dimatikan dan kita tidak berbuat dosa lagi, tidak menyerahkan anggota tubuh kita sebagai senjata kelaliman, tetapi kita bisa menyerahkan anggota tubuh kita sebagai senjata kebenaran, semua yang kita kerjakan hanya untuk kebenaran.

Roma 6:13

8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

 

Kita serahkan anggota tubuh kita kepada Tuhan menjadi senjata kebenaran. Kita tidak mau menyerahkan anggota tubuh kita lagi untuk berbuat dosa. Inilah yang dimaksud kehidupan yang takut akan Tuhan. Karena urapan Roh Kudus membuat kita takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan sama dengan membenci dosa, sampai dusta.

Yesaya 11:2-3

11:2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;

11:3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.

 

Yesaya 11:3 (Terjemahan Lama)

11:3 Bahkan, iapun akan bernafas dalam takut akan Tuhan dan tiada ia akan menghukumkan seturut pemandangan matanya, dan lagi tiada ia akan memutuskan hukum seturut pendengaran telinganya.

 

Artinya selama kita masih bernafas kita belajar takut akan Tuhan, benci dosa sampai dusta. Kita ikut Tuhan itu ada hasil, kita belajar untuk menjadi senjata kebenaran ada hasilnya. Pakai helm di kampung mungkin diketawai orang dan diejek “memangnya ada polisi!” tetapi ada hasilnya:

Yesaya 11:1

11:1 Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

 

Kalau ada Roh Kudus, kita menjadi senjata kebenaran maka hasilnya tunggul bisa bertunas. Tunggul itu sisa padi yang sudah disabit, secara biologi tidak akan bisa tumbuh lagi. Tunggul bisa bertunas artinya bagi kita, kita memiliki hidup yang penuh dengan pengharapan. Sekalipun di mata manusia kita diperhadapkan dengan hal yang sudah mustahil, tetapi dengan Roh Kudus ada pengharapan, Roh Kudus berkuasa menghapus kemustahilan. Yang tidak ada pengharapan menjadi penuh pengharapan. Kaum muda mungkin ijazahnya rendah, dipandang sebelah mata oleh calon mertua tetapi kalau dia tunggul yang ada urapan Roh Kudus, kehidupan yang menjadi senjata kebenaran, itu kehidupan yang ada pengharapan. Kalau bertunas suatu saat pasti berbunga dan pasti berbuah. Orang yang punya pengharapan dia berbunga, hidupnya pasti indah. Berbunga dan berbuah. Berbuah itu diberkati, dipelihara, dipakai oleh Tuhan serta selamat sampai hidup yang kekal.

 

Contoh Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya, menjadi budak, difitnah dan masuk dalam penjara tetapi jadi penguasa Mesir. Ada harapan, berbuah. Makanya Yusuf dikatakan pohon buah-buahan. Tidak ada yang bisa menghalangi kita untuk bertunas, berbunga, berbuah kalau ada Roh Kudus, kita menjadi senjata kebenaran, takut akan Tuhan dan benci dosa.

Kejadian 49:22

49:22 Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.

 

Sampai keberhasilan terakhir kita bisa mengatasi tembok, artinya masuk kota Yerusalem Baru kota yang bersambung rapat. Yusuf dihalang-halangi kakak-kakaknya yang bagaikan tembok. Tetapi dia bisa melintasi halangan itu, dia bertunas, berbunga, berbuah. Ayo halangan apa yang kita hadapi bagaikan tembok, tetapi kalau menjadi senjata kebenaran, bernafas dalam takut akan Tuhan, kita bisa mengatasi tembok itu, ada harapan bertunas, berbunga, berbuah.

 

Ini yang pertama memandang Yesus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Baru di langkah awal sudah dijamin keberhasilan kita, baru langkah awal sudah ada jaminan untuk berbuah. Berbuah itu baik, tetapi kalau masih tetap di halaman buahnya bisa gugur. Kenapa? Karena halaman tidak ada tudung, kena angin, kena hujan buahnya bisa gugur. Sebab itu ada langkah yang kedua.

 

2.      Yohanes 1:36-37

1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"

1:37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.

 

 

Yang kedua melihat Yesus sebagai Anak Domba untuk diikuti. Ini kena ruangan suci. Yesus merintis jalan sampai ruangan suci, nanti sampai di ruangan maha suci.

 

Prakteknya memandang Anak Domba Allah untuk diikuti:

a)      Domba ada kaitannya dengan penggembalaan. Jadi prakteknya mengikut Yesus sebagai gembala, artinya kita tergembala dengan benar dan baik, demi buahnya tidak gugur. Sudah berbuah jangan gugur. Tergembala dengan benar dan baik, tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Makanya dalam Kisah Para Rasul pasal 2, setelah orang banyak memberi diri dibaptis, tidak berhenti sampai di situ, ada kelanjutannya.

Kisah Para Rasul 2:41-42

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

 

Ada 3 macam ketekunan di sini. Dulu gereja hujan awal bertekun dalam 3 macam ketekunan, ketekunan dalam pengajaran rasul-rasul dan perjamuan suci, ketekunan dalam persekutuan dan ketekunan dalam doa. Sekarang bagi kita ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

1)      Meja roti sajian, ketekunan dalam pengajaran dan pemecahan roti, sekarang bagi kita ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci.

2)      Pelita emas, ketekunan dalam persekutuan, sekarang bagi kita ketekunan dalam ibadah raya dan ibadah persekutuan.

3)      Mezbah dupa emas, ketekunan dalam doa, sekarang bagi kita ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.

 

Dalam pendalaman Alkitab domba diberi makan, kalau makan terus dan tidak minum bisa sakit perutnya. Dalam ibadah raya domba diberi minum. Dalam ibadah doa penyembahan domba bernafas. Mengapa doa penyembahan disebut sebagai nafas hidup orang Kristen?

Kolose 4:2

4:2 Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.

 

Bertekun berarti secara terus menerus, tidak bisa dihalangi, begitulah orang bernafas secara terus menerus tidak bisa dihalangi. Sesak nafas pakai oksigen, tidak boleh dihalangi, mati kalau tidak pakai oksigen. Jadi kalau kita malas menyembah, berarti malas bernafas, sesak nafas. Mungkin tidak kena omicron, tetapi kena omicron secara rohani. Pagi tidak bernafas bagaimana mau beraktivitas, makanya sepanjang hari tumbang karena oksigen tidak naik di otak. Bangun tidur langsung cari kopi, tidak menyembah. Mari banyak kita gunakan waktu menyembah di kaki Tuhan, harus banyak bernafas.

 

Jadi, kalau tekun dalam 3 macam ibadah pokok bukan untuk disiksa, justru terpelihara, makanan ada, minuman ada dan bernafas, yah terpelihara. Kalau tidak mau ibadah pendalaman Alkitab, yah coba jangan makan 1 minggu, yah mati. Tidak mau tekun dalam ibadah pendalaman Alkitab, jangan heran secara jasmani juga Tuhan kasih kesulitan untuk dapat makan secara jasmani. Tidak mau tekun dalam ibadah raya, jangan heran dia menjadi orang Kristen yang tidak pernah puas. Tidak mau bertekun dalam doa penyembahan jangan heran jadi sulit semua karena sulit bernafas. Dalam 3 macam ibadah penggembalaan kita dapatkan semuanya koq malah tidak mau, yah rugi sekali.

 

Domba yang bertekun dalam 3 macam ibadah pasti bertumbuh. Setelah dewasa minta kawin, artinya orang yang bertekun 3 macam ibadah pasti menjadi terang kesaksian membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan, berarti domba beranak domba. Kalau sudah bertumbuh, bulunya lebat, kalau tidak dicukur sulit bergerak. Orang yang bertekun dalam 3 macam ibadah tidak sulit untuk berkorban. Jadi tidak usah dipaksa, datang sendiri kepada gembala “om cukur om”. Mari kita bisa menyerahkan hidup kepada Tuhan. Ayo tekuni 3 macam ibadah pokok maka kita mendapatkan pemeliharaan Tuhan.

 

Yang celaka dalam gereja tidak diajarkan 3 macam ibadah tetapi dombanya dicukuri terus. Mungkin ada 3 macam ibadah dalam gereja tetapi gembalanya tidak bertekun, ganti-ganti pendeta lain yang khotbah. Atau tidak digelar 3 macam ibadah, domba diperah terus susunya sampai akhirnya mati.

 

Penggembalaan itu soal hati, jadi tidak bisa dipaksa.

I Petrus 5:5

5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

 

Di sini tentang penggembalaan dan penekanannya tentang kerendahan hati. Jadi siapa yang bisa tergembala? Orang yang rendah hati. Orang tua di sini tua secara usia, terutama tua dalam hal rohani. Gembala harus lebih tua rohaninya dari jemaat. Kalau rohaninya kanak-kanak bagaimana bisa memimpin umat. Makanya dalam kitab Yesaya dikatakan umatKu tersesat karena pemimpinnya anak-anak dan perempuan.

 

Dalam penggembalaan domba itu masuk kandang lewat di bawah tongkat gembala, tidak melompat, itu belajar merendahkan hati.

 

Mengapa harus tergembala dalam 3 macam ibadah pokok?

1)      Ibrani 13:17

13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.

 

Sebab di dalam penggembalaan Tuhan percayakan seorang gembala yang bertanggung jawab untuk berjaga-jaga atas keselamatan jiwa kita. Jadi kalau kita tidak tergembala nanti kita terlantar, tidak ada yang berjaga-jaga atas keselamatan jiwanya. Kalau bapak ibu renungkan saya selamat dari maut, saya selamat dari kecelakaan, saya sembuh, saya ditolong Tuhan, itu karena ada gembala yang berjaga-jaga atas sidang jemaat, berdoa bagi sidang jemaat. Bukan karena kehebatan sidang jemaat, tetapi karena ada yang berdoa terus menerus, mengunjuk-unjuk di hadapan Tuhan. Kalau mau berpergian lapor, maka ada yang mengunjuk-unjuk jiwa kita di hadapan Tuhan.

 

Makanya jangan buat keluh kesah gembala. Kalau dibikin keluh kesah tudungnya tidak ada, doanya tidak naik, jemaat hilang tudung perlindungan. Dalam Tabernakel ada 4 tudungnya. Lapisan pertama itu tudung Tabernakel yang bisa dilihat, menunjuk gembala. Kalau gembala berkeluh kesah berarti tudung Tabernakel diambil. Kalau tudung Tabernakel diambil maka 3 tudung di atasnya juga tidak ada, Allah Tritunggal tidak lagi melindungi dan menyertai. Jangan berpikir tidak apa-apa, kalau sampai sekarang masih tidak apa-apa karena ada gembala yang masih berdoa. Biar sudah disakiti hatinya gembala masih berdoa “ampuni dia”. Kalau gembala sudah kebas debu kaki, habis!

 

Suatu ketika dalam penyembahan, Tuhan tunjukkan bahaya keluarga itu. Pas sudah masuk penyembahan baru datang keluarga itu. Saya teriak saat penyembahan “Tuhan ampuni, jangan dihukum Tuhan” syukur sekarang sudah setia.

 

2)      I Petrus 5:8

5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

 

Mengapa harus tergembala? Supaya daging kita jangan liar sehingga tidak dimangsa oleh setan. Dalam penggembalaan daging kita dibendung. Domba yang beredar-edar dimangsa singa, di makan setan. Dimakan berarti bersekutu dengan setan lewat dosa, lewat ajaran-ajaran palsu. Kalau gembala yang beredar-edar dia memasukan singa ke dalam kandang, habis semua domba-domba.

 

Mari biar kita tergembala sungguh-sungguh, jangan diterkam singa. Singa sekarang beredar-edar dengan dosa yang begitu hebat hari-hari terakhir ini dan juga lewat ajaran palsu mau menghancurkan kerohanian kita sekalian.

 

3)      Supaya buahnya tidak gugur tetapi bisa masak dan matang. Artinya keselamatan kita, kebenaran kita menjadi mantap. Dicatat dalam Mazmur, raja Daud hebat dan kaya tetapi dia membutuhkan gembala, dia tidak mau terlepas dari penggembalaan.

Mazmur 23:1-3

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

 

Jadi, penggembalaan tempat memantapkan kebenaran dan keselamatan. Apa buktinya kebenaran dan keselamatan kita sudah mantap? Dikatakan domba-domba berbaring di atas rumput hijau. Artinya bisa menikmati enaknya, sedapnya Firman penggembalaan. Itu berarti keselamatan dan kebenarannya sudah mantap, biar Firman keras dia nikmati, enak, sedap sekali. Tidak mencari yang di luar, sudah ada rumput hijau dalam kandang penggembalaan. Semoga ini menjadi pengalaman hidup kita. Kalau masih sering tersinggung dan mau marah kena koreksi Firman, berarti belum mantap keselamatan dan kebenarannya. Kalau kena Firman dan bisa mengucap syukur “terima kasih Tuhan, Engkau perhatian kepada saya” itu berarti menikmati Firman. Kita datang ibadah menikmati apa? Menikmati musik? Mari menikmati Firman, bukan menikmati datang ibadah lalu tertidur.

Yeremia 15:16

15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

 

Nabi Yohanes Pembaptis menikmati Firman, suara Mempelai Pria senang dia dengar.

Yohanes 3:29

3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

 

Saya percaya semua bersukacita menikmati Firman. Dalam penggembalaan dapat disimpulkan kita mendapatkan segala-galanya. Pertumbuhan rohani Tuhan berikan, pertumbuhan jasmani Tuhan berikan.

 

b)      Mengikuti Yesus sebagai guru.

Yohanes 1:37-38

1:37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.

1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"

 

Mengikuti Guru artinya mengikuti ajaran yang benar. Lalu dikaitkan tempat tinggal Guru, tempat tinggal Yesus yaitu di sorga. Tetapi Tuhan bilang sama Musa bangun Tabernakel supaya Aku diam di tengah-tengahmu. Berarti tempat tinggal Tuhan itu Tabernakel.

Keluaran 25:8

25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.

 

Tabernakel di zaman Musa sudah hancur, sekarang dalam wujud pengajarannya. Kalau disimpulkan mengikut Yesus sebagai Guru sama dengan mengikuti Yesus dalam pengajaran Tabernakel. Kalau diperjelas mengikuti Yesus lewat Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel. Ini Ilham Tuhan kepada bapak Pdt. Van Gessel pada tahun 1935. Sudah 87 tahun pengajaran ini. Kita tetap pegang teguh Kabar Mempelai yang diterima oleh bapak Pdt. Van Gessel dan diteruskan oleh hamba-hamba Tuhan yang setiawan. Yang sudah kita terima dari bapak gembala di tempat ini. Kalau ada yang mau otak-atik pengajaran ini, itu urusan mereka, nanti mereka berhadapan dengan Tuhan. Kita tidak usah otak atik, pegang teguh. Orang mau buang pengajaran ini kita tetap pegang teguh Kabar Mempelai.

 

Markus 9:1

9:1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."

 

Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa. Tabernakel itu adalah miniatur kerajaan Sorga yang Tuhan suruh Musa bangun di bumi. Jadi kalau kita mau menerima Kabar Mempelai berarti kita sudah melihat Kerajaan Allah telah datang dan kita akan mengalami kuasaNya.

Ibrani 8:5

8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

 

Jadi, pelayanan yang dikerjakan di Tabernakel itu bayangan yang di sorga. Tabernakel itu miniatur kerajaan sorga, supaya seperti doa Yesus di bumi seperti di sorga. Kita di bumi tetapi bersuasana Sorga. Kita melayani di bumi tetapi bersuasana takhta sorga dan kita akan mengalami kuasanya.

 

Jangan buang pengajaran ini, kita sudah diberkati selama 87 tahun. Banyak pengajaran-pengajaran tetapi tidak pernah selama ini, melejit awalnya tetapi lama-lama hilang. Tetapi Tabernakel tetap eksis sampai saat ini dan menghasilkan hamba-hamba Tuhan yang tetap berpegang pada pengajaran ini. Jadi jangan takut, tidak akan pernah habis, ada generasi penerus. Saya ingat dalam pentahbisan saya di Diora bapak gembala menekankan generasi penerus jangan merombak jalur yang benar yang sudah diletakkan pendahulu. Kita sudah menerima dari pendahulu kita. Saya memang belum pernah mendengar dari Pdt. Van Gessel dan Pdt. In Yuwono secara langsung, Pdt. Totaijs dan Pdt. Pong saya dengar dari rekamannya, tetapi banyak saya dengar kesaksian-kesaksiannya dari Pdt. Widjaja juga dari orang tua kita di sini. Ayo jangan kita rombak. Kita generasi penerus tetap bertahan pada jalur yang ada yang sudah diletakkan oleh para pendahulu, jangan bongkar jalur itu. Biarpun goncang gancing dalam organisasi, jangan bongkar jalur yang sudah ditetapkan.

 

Kerajaan Allah sudah datang dengan kuasa, yaitu kuasa menyucikan dan mengubahkan. Kita renungkan, kalau bukan karena Kabar Mempelai hidup saya sudah tidak tahu bagaimana keadaannya. Yang menyucikan saya pengajaran ini. Memang saya anak gembala, tetapi saat itu saya memandang Firman hanya sebatas perkataan orang tua saya sehingga tidak terasa kuasanya dalam diri saya. Setelah saya dikirim secara paksa ke Malang, di situlah Tuhan bekerja lewat pengajaran Kabar Mempelai, membentuk dan mengubahkan karakter saya dan Tuhan angkat menjadi hamba Tuhan sepenuhnya. Kalau kita renungkan dulu hidup kita bagaimana, setelah bertemu dengan Kabar Mempelai ada perubahan yang sangat drastis karena pekerjaan Firman.

 

Jadi, kalau digabungkan melihat Anak Domba Allah dan diikuti adalah tekun dalam penggembalaan yang dibina oleh Kabar Mempelai sehingga kita pasti mengalami penyucian dan pembaharuan hidup. Itu sudah pasti kita alami kalau kita mau tergembala dengan sungguh-sungguh. Yusuf tergembala dengan sungguh-sungguh. Hubungan dengan saudara-saudaranya rusak, kakak-kakaknya membenci dan menjual dia. Tetapi ketika dia menjadi penguasa di Mesir, dia mengumpulkan gandum sebanyak-banyak. Yusuf gambaran sidang mempelai, gandum gambaran Firman, kalau digabungkan gandum Yusuf itulah pengajaran mempelai. Itu yang Yusuf kumpulkan dan saudara-saudaranya mencari gandum itu dan hubungan yang tadinya sudah rusak dan terpisah dipulihkan oleh Tuhan.

 

Penyucian dan keubahan itu dampaknya dalam rumah tangga kita. Kalau kita terima dan kita tergembala sungguh-sungguh, Tuhan mampu menyatukan nikah yang tercerai berai bahkan sudah hancur sekalipun. Satu saja dalam rumah tangga mengalami kuasa penyucian dan keubahan dari Kabar Mempelai, itu sudah mampu untuk menolong keluarga yang lain dan bisa terjadi penyatuan. Yusuf seorang diri, kakak-kakaknya jahat, Yusuf tidak ikut-ikutan berbuat jahat. Pada Yusuf ada gandum Mempelai, kakak-kakaknya cari maka terjadi penyatuan. Ini yang saya pegang. Jangan putus asa, mungkin baru isteri, baru suami, baru anak, tetapi mau sungguh-sungguh tergembala dalam Kabar Mempelai, mengalami penyucian dan pembaharuan, bisa memenangkan keluarga yang lain, keluarga bisa disatukan.

 

Biarlah kita disucikan dan dibaharui lewat Kabar Mempelai. Penyatuan itu terjadi di Mesir, artinya penyatuan itu terjadi di dunia. Kalau Israel dan Kafir bisa disatukan oleh Tuhan, masakan nikah kita tidak bisa disatukan oleh Tuhan. Tinggal kembali soal hati. Hati kita mau digarap kerjakan oleh Firman atau tidak. Penggembalaan juga bisa satu. Mungkin selama ini kita tidak tahu ternyata ada bara yang suatu saat menjadi api yang membara. Dalam penggembalaan saya tidak tahu, tetapi Tuhan tahu dan Firman Tunan tunjuk sore malam ini. Ayo hati kita bersihkan lewat Kabar Mempelai supaya bara api yang tinggal menunggu waktu untuk menyala padam semua. Kalau nikah satu maka penggembalaan juga satu.

 

Apa artinya kita jumlah banyak tetapi tidak menyatu, tidak senang satu dengan yang lain, iri satu dengan yang lain, main belakang cerita satu dengan yang lain, mari lewat Kabar Mempelai kembali semua disatukan. Tidak ada lagi yang seperti itu, buang semua yang seperti itu. Semoga GPT Kristus Penebus Tentena dan Tonusu serta GPT Gosyen Diora satu semuanya, jangan terpisah-pisah.

 

3.      Wahyu 1:7

1:7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.

 

Melihat Yesus yang datang dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga. Ini suasana ruangan maha suci. Melihat Yesus yang datang kembali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga mulai dari sekarang sudah harus ada prakteknya dan nanti sungguh-sungguh bisa memandang. Apa prakteknya?

Wahyu 22:20

22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

 

Kesiapannya apa?

Wahyu 22:21

22:21 Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

 

Prakteknya hidup dalam kasih karunia Tuhan. Yang bagaimana hidup dalam kasih karunia Tuhan? Jangan berpikir dapat sekoper uang, dapat lotre, dapat ini dapat itu secara jasmani, bukan itu! Terlalu dangkal kalau mengukur kasih karunia Tuhan dari perkara jasmani.

 

I Petrus 2:19

2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

 

Wujud kasih karunia Tuhan adalah percikan darah. Jadi hidup dari kasih karunia Tuhan adalah rela menerima percikan darah, rela sengsara daging karena Yesus, karena pengajaran yang benar, karena penggembalaan yang benar.

 

Itulah hidup dalam kasih karunia kalau kita sengsara daging karena ibadah, karena pengajaran yang benar. Tetapi di balik sengsara ada kemuliaan Tuhan sediakan. Yusuf harus sengsara dulu baru dia dipermuliakan. Di saat sengsara, disitu diuji ketaatan kita. Ketaatan ini yang menentukan kita berhasil dipermuliakan bersama Yesus atau nanti kita ketinggalan. Kalau kita taat maka kita dipermuliakan bersama Yesus.

 

Bayangkan Yusuf dibenci saudara-saudaranya tetapi disuruh papanya membawakan makanan bagi saudara-saudaranya.

Kejadian 37:12-13

37:12 Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem.

37:13 Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa."

 

Tidak ada dia melawan, padahal dia tahu dibenci kakak-kakaknya. Di depan papa mama saja dia dibenci, apalagi di situ tidak ada papa mama, sudah tahu dia pasti diperlakukan tidak baik. Tetapi dia belajar taat seperti Yesus, teladan sempurna, Dia belajar taat dalam penderitaan. Apalagi kita yang banyak kekurangan, ayo belajar taat di dalam penderitaan. Dan ada hasilnya kalau kita taat dalam penderitaan. Hasilnya luar biasa:

a)      Kejadian 39:21-23

39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.

39:23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

 

Oleh kasih setia Tuhan, Yusuf di dalam penjara bisa berhasil. Untuk kita sekarang oleh kasih karunia Tuhan, sekalipun kita berada dalam suasana serba terbatas, Tuhan menjamin keberhasilan hidup kita. Kaum muda mungkin ijazah terbatas, bapak ibu modal terbatas, kemampuan terbatas, yang penting kita tergembala, menjadi senjata kebenaran, mau masuk dalam kasih karunia Tuhan, mau taat, pasti berhasil pada waktunya.

 

b)      Kejadian 37:17

37:17 Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.

 

Yusuf yang taat menyusul kakak-kakaknya di Dotan. Dotan artinya pesta ganda. Jadi hasilnya kalau kita taat dalam penderitaan kita akan mengalami kebahagiaan yang ganda, pesta yang double. Mulai di dunia ini ada kebahagiaan kita alami, dalam penderitaan kita berbahagia, ada suasana pesta.

I Petrus 4:14

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Dan nanti masuk pesta nikah Anak Domba Allah, kebahagiaan bersama Yesus. Ini yang kita rindukan dan dambakan.

 

Biar kita mau menapaki langkah-langkah memandang Yesus  dalam kemuliaan. Dunia goncang, ada ketakutan-ketakutan sampai orang mati ketakutan. Tetapi kita yang memandang Yesus tidak goncang, damai sejahtera dikembalikan kepada kita, suasana pesta dan kebahagiaan dikembalikan kepada kita. Di depan ada perjamuan suci sebagai jaminannya bahwa Dia mampu mengembalikan kepada kita semuanya.

 

Tuhan memberkati.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar