20220226

Kebaktian Doa Puasa Sesi 2, Sabtu 26 Februari 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kita pelajari langkah-langkah pembangunan Tabernakel.

1.      Keluaran 25:8-9 menurut contoh kerajaan Sorga.

2.      Keluaran 39:32 melengkapi Tabernakel.

3.      Keluaran 40:1-2 merakit atau mendirikan Tabernakel.

4.      Keluaran 40:43 penyelesaian dengan tanda tirai pintu gerbang digantung.

 

Sekarang kita melangkah poin kedua.

Keluaran 39:32

39:32 Demikianlah diselesaikan segala pekerjaan melengkapi Kemah Suci, yakni Kemah Pertemuan itu. Orang Israel telah melakukannya tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah mereka melakukannya.

 

Melengkapi kemah suci artinya Tuhan memperlengkapi kita dengan perlengkapan-perlengkapan rohani untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Secara jasmani saja kalau bapak ibu bekerja tentu ada perlengkapan-perlengkapannya, kalau tidak maka sulit untuk bekerja. Begitu juga secara rohani, harus ada perlengkapan-perlengkapan rohani sehingga pelayanan itu bisa kita kerjakan dengan baik. Perlengkapan rohani ini semua dari Tuhan, Tuhan yang berikan kepada kita.

 

Apa perlengkapan-perlengkapan rohani yang harus kita miliki?

1.      Ibrani 13:20-21

13:20 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita,

13:21 kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

 

Yang pertama adalah segala yang baik untuk melakukan kehendak Tuhan. Itulah hati nurani yang baik, hati yang taat dengar-dengaran. Ini soal hati, ingat ketika Matias dipilih untuk melengkapi 11 rasul yang ada, Tuhan melihat hati setiap orang. Dalam kita melayani Tuhan bukan bergantung pada otak. Kalau bergantung pada otak atau kepandaian, kasihan yang tidak punya sekolah, berarti yang dipakai hanya yang sekolahnya tinggi, yang tidak ada sekolahnya tidak dipakai.

 

Jadi pelayanan pembangunan Tubuh Kristus bergantung pada hati yang taat dengar-dengaran kepada Tuhan. Hati ini yang lebih dulu digodok supaya kita melayani dengan baik. Kalau hati nurani baik maka semua jadi baik, pelayanan yang kita kerjakan jadi baik. Tetapi kalau hatinya tidak baik maka semua jadi tidak baik, jadi sandungan dan sebagainya. Ini soal hati. Ibadah pelayanan jadi baik, nikah jadi baik, masa depan jadi baik, semua jadi baik, tergantung dari hati.

 

Contoh Musa mau melayani Tuhan sementara hati nuraninya belum baik, hanya membunuh. Waktu di Mesir, Musa gagal melayani 2 orang, malah membunuh, karena dia menggunakan otaknya, kedudukannya, bukan hatinya. Musa itu dididik 40 tahun di Mesir, ini yang dia andalkan.

Keluaran 2:11-12

2:11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.

2:12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.

 

Kisah Para Rasul 7:22-24

7:22 Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

7:23 Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.

7:24 Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.

 

Beginilah kalau mengandalkan kekayaan dan kedudukan, melayani itu hanya melihat orang. Pelayanannya hanya melihat orang, melihat organisasi. Kalau jemaat melihat ada gembala atau tidak, kalau ada gembala melayani dengan baik, kalau tidak ada gembala melayani asal-asalan. Dan hati itu pasti hanya berisi kebencian-kebencian, membunuh, kalau melayani menggunakan hikmat dari dunia. Mulai salah-salahkan orang “oh dia itu cari muka!” pelayanan mulai diisi dengan kebencian-kebencian, tersandung, menjadi sandungan dan lain sebagainya.

 

Sebab itu Musa harus digiring ke Midian untuk mengalami proses penyucian hati di dalam penggembalaan. Singkat cerita ketahuan apa yang dilakukan oleh Musa, sehingga Firaun berikhtiar membunuh Musa. Musa lari sampai di Midian, di sana dia bertemu dengan Zipora anak imam di Midian bernama Yitro. Lalu Musa menikah dan pekerjaan Musa menggembalakan dombanya Yitro. Dari anak puteri Firaun, punya kedudukan hebat, harus mengembalakan domba-dombanya Yitro. Jadi penggembalaan itu adalah proses menerima asuhan dari Yesus Gembala Agung yaitu pengasuhan hati atau penyucian hati nurani menjadi hati nurani yang baik, hati nurani yang taat.

Keluaran 3:1-5

3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.

3:3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"

3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."

3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

 

Lewat penyucian di dalam penggembalaan, Musa bisa menanggalkan kasut. Istilah menanggalkan kasut artinya menjadi bayi yang baru lahir. Bayi baru lahir tidak pakai kasut, tidak pakai sendal, tidak pakai sepatu. Jadi dalam penggembalaan kita mengalami penyucian oleh api dari Tuhan yaitu api Firman, api Roh Kudus dan api kasih sampai kita memiliki hati seperti bayi yang baru lahir, hati yang bersih, hati yang suci. Inilah letak keberhasilan pelayanan kita. Memang di dalam penyucian itu terjadi proses perobekan daging, ada angka 40. Di Mesir Musa 40 tahun dan dia harus diproses di dalam penggembalaan selama 40 tahun. Dalam penggembalaan ini hati yang mau disucikan oleh Tuhan. Kalau hati kita tidak suci, tidak bersih tidak akan dipakai, hanya merasa dipakai. Memang dalam proses penyucian itu sakit bagi daging, sepertinya direndahkan, dari pakaian bagus di istana harus pakai pakaian biasa menggembalakan domba. Biasanya tinggal di istana yang sejuk, sekarang harus berada di padang rumput menggembalakan di bawah panas terik matahari. Ini yang Musa lakukan, inilah penyucian hati, hati yang bersih, hati yang suci.

 

Praktek hati yang bersih dan hati yang suci, bisa berkata “ya Allah”. Artinya selalu ya untuk Tuhan, selalu ya untuk perkara yang rohani. Kalau hatinya tidak bersih pasti ada alasan-alasan ketika digerakan untuk melayani, kali ini tidak dulu Tuhan. Itu kalau hatinya tidak bersih. Kalau hatinya bersih untuk perkara rohani selalu ya, tidak ada tawar-menawar. Tetapi untuk setan selalu berkata tidak! Itu hati yang bersih.

 

Bukan berarti saya 100% sudah mulus, tetapi saya belajar berkata ya untuk perkara yang rohani. Dalam pengalaman dididik bapak gembala, sekalipun saya anak kandung tetapi dididik keras, tidak dibedakan dengan yang lain. Baru selesai bersihkan gereja, masuk kamar sembayang, tinggal beberapa jam mau ibadah papa datang ketuk pintu “eh siap ngana sebentar sore layani ibadah doa penyembahan”. Saya tidak berkata “jangan saya papa” tetapi “iya siap layani!”. Begitu juga di Malang, jam 2 siang ditelpon oleh Pdt. Widjaja “sebentar sore layani ibadah kaum muda”. Saya tidak jawab “jangan om, ada banyak pengerja di pastori” tetapi belajar bilang iya. Satu kali saya salah, saya minta ampun sama Tuhan, diutus bersama pengerja di Malang. Ada jemaat mamanya meninggal, lalu om Wi bilang kamu ikut pengerja ikut melayani di satu kota yang jauh dari Malang. Sampai di rumah sakit om Wi bilang suruh Handri layani ibadah penutupan peti jenazah. Waktu itu saya tidak bawa pakaian untuk melayani ibadah, ternyata disuruh pimpin ibadah, saya tidak siap, “aduh saya tidak punya dasi, saya tidak bawa baju”. Akhirnya pengerja yang melayani. Di situlah saya belajar siap sedia, ya untuk perkara yang rohani.

 

Tergantung hati, kalau hatinya tidak bersih tidak Tuhan pakai. Kalau hatinya bersih selalu berkata ya untuk perkara rohani, dipakai oleh Tuhan. Ini perlengkapan yang pertama yaitu hati yang taat dengar-dengaran.

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Kalau hatinya bersih, hidupnya suci dan bersih, sehingga bisa saling mengasihi dan saling menyatu. Nikah mau menyatu tergantung hati, kalau hati sudah bersih pasti bisa saling mengasihi dan menyatu. Kenapa sulit menyatu? Karena hatinya tidak bersih. Tersinggung, kapan bisa menyatu! Kalau dalam nikah sudah bisa menyatu, dalam penggembalaan bisa menyatu, gembala dengan jemaat menyatu. Kalau selalu curiga, selalu berprasangka buruk kepada orang, tidak akan mungkin menyatu, tidak akan bisa saling mengasihi!

 

2.      Efesus 4:11-12

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

 

Perlengkapan kedua adalah jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus. Tuhan lihat hati sudah bersih, maka Tuhan kasih jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus. Setelah dipakai tetap jaga hati, jadi hati ini nomor satu. Jangan bangga, jangan sombong, jangan minder. Kenapa tidak mau melayani? Malu saya, minder. Kalau Tuhan sudah perlengkapi jabatan ayo melayani. Jangan ambisi!

 

3.      Perlengkapan senjata Allah, karena kita mau berperang. Sebab melayani bagaikan masuk kancah peperangan. Semakin lengkap senjatanya semakin besar kesempatan untuk menang.

Efesus 6:10-13,18

6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.

6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;

6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.

6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

 

Kita perlu perlengkapan senjata Allah untuk menghadapi peperangan yang rohani. Kita menghadapi pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa angkasa, melawan roh-roh di udara. Kalau kita tidak punya senjata habis kita. Salah satu perlengkapan senjata yang rohani adalah doa penyembahan. Sudah melayani Tuhan, ayo tekun dalam doa penyembahan. Sebelum melayani ayo berdoa, sesudah melayani berdoa juga, lapor kepada Tuhan “saya sudah selesai melakukan pelayanan”. Begitu murid-murid Yesus, setelah kembali mereka melapor apa yang mereka kerjakan dan mereka ajarkan. Laporan kita sekarang berdoa, waktu mau melayani berdoa, setelah melayani berdoa “terima kasih Tuhan, Engkau sudah memberikan penyertaan sehingga bisa melayani dan jauhkan roh kebanggaan dan ambisi” supaya bisa terus dipakai.

 

Ada 3 macam bentuk doa yang diteladankan oleh Yesus yang harus ada pada kita:

a)      Markus 14:37

14:37 Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?

 

Doa penyembahan 1 jam, kita berupaya praktekan sehari minimal 1 jam. Untuk apa doa penyembahan 1 jam? Untuk merobek kehendak daging.

Markus 14:36

14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

 

Daging ini banyak maunya, harus dirobek. Saya sebagai gembala melayani, daging ini banyak maunya. Belum lagi menghadapi maunya jemaat satu persatu yang tidak sama maunya, yang ini maunya begitu, yang itu maunya begini. Solusinya bagaimana? Doa penyembahan untuk merobek kehendak daging dan ikuti saja maunya Tuhan. Bukan maunya orang tetapi maunya Tuhan, kehendaknya Tuhan. Misalnya saya ikuti maunya si A, si B nanti cemburu, akhirnya nanti terjadi sesuatu yang tidak baik. Mau ikuti maunya si B nanti si C cemburu. A dan B saja sudah bingung kalau maunya lain-lain. Apalagi kalau sampai Z lalu semua mau diikuti, bingunglah. Ikuti maunya Tuhan saja, jemaat juga robek daging ikuti maunya Tuhan, bukan kehendak sendiri. Itulah doa penyembahan, merobek maunya daging, biar kehendak Tuhan yang kita turuti.

 

b)      Doa puasa

Matius 4:1-4

4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.

4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."

4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

 

Doa puasa untuk menghadapi pencobaan dari si jahat. Kita hadapi pencobaan di berbagai bidang, hadapi dengan doa puasa. Pencobaan dalam bentuk apa? Di sini batu menjadi roti. Sekarang kita menghadapi masalah ekonomi bagaikan batu menjadi roti, itu mustahil! Ekonomi sudah sulit, belum lagi dengan peperangan ini, ini bukan cuma berdampak pada satu teritorial tetapi pada seluruh dunia. Itu pencobaan yang kita hadapi sekarang ini. Masalah minyak saja, timbun minyak ditangkap polisi, tidak ditimbun kita butuh untuk ke depan. Ini semua masalah, menghadapinya dengan doa penyembahan, doa puasa.

 

Kalau kita lihat lagi pencobaan di Bait Allah, itu menunjuk pencobaan soal ibadah. Kemudian nanti pencobaan soal penyembahan. Pencobaan di berbagai bidang hanya bisa kita tangkal lewat doa puasa.

 

c)      Doa semalam suntuk

Lukas 6:12 (Perikop: Yesus memanggil kedua belas rasul)

6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.

 

Doa semalaman supaya tetap setia dalam ibadah pelayanan, jangan menjadi seperti Yudas Iskariot pengkhianat. Ketika mulai kendor ibadah kita, kendor pelayanan, mari doa semalaman supaya kita kuat kembali.

 

Musuh kita si iblis punya senjata jarak jauh. Kita tangkal dengan doa penyembahan, dengan doa penyembahan iman kita semakin kuat sehingga kita memiliki perisai iman.

Efesus 6:17-18

6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, 

dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

 

Dalam ayat 17 dan 18 ini doa dan pedang Firman tidak bisa dipisahkan, ini satu kesatuan. Tidak boleh cuma ada Firman tidak ada penyembahan, atau ada doa penyembahan tetapi tidak ada Firman. Harus dua-duanya ada. Lewat pedang Firman daging kita dirobek dan dimatikan sehingga doa penyembahan bisa naik kepada  Tuhan. Doa penyembahan ini mempercepat proses perobekan daging. Maka doa penyembahan kita benar-benar naik kepada Tuhan, Tuhan dengar dan Tuhan menjadi pahlawan perang bagi kita, menghadapi musuh-musuh kita. Sebagaimana Musa menghadapi laut Kolsum tinggal berseru kepada Tuhan.

Keluaran 15:3

15:3 TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya.

 

Dengan berseru dalam doa penyembahan kita mempercepat proses perobekan daging. Kita menghadapi musuh-musuh yang tidak kelihatan secara kasat mata tetapi terasa  pekerjaannya hari-hari terakhir ini begitu luar biasa, roh-roh jahat, roh-roh najis, roh-roh durhaka bekerja luar biasa. Kita tidak mampu, maka harus hadapi dengan pedang Firman merobek daging kita, hadapi dengan doa penyembahan, semakin mempercepat proses perobekan daging.

 

Tetapi awasan bagi kita, kalau doa penyembahan kita entengkan, merasa tidak penting, merasa tidak butuh, maka ada akibatnya.

a)      Wahyu 12:17

12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

 

Akibat pertama masuk aniaya antikristus. Sekarang tidak mau mengalami proses perobekan daging, pedang Firman dia tolak, doa penyembahan untuk mempercepat perobekan daging juga dia tolak. Nanti diizinkan Tuhan masuk aniaya antikristus, dirobek dagingnya oleh pedang antikristus. Kalau tetap bertahan menyembah Tuhan Yesus nanti dipenggal kepala. Jangan kita tunggu masuk aniaya antikristus, lebih baik sekarang berikan kesempatan doa puasa, doa penyembahan, doa semalaman, kita percepat perobekan daging, karena waktu kedatangan Tuhan sudah di ambang pintu. Apa yang kita lihat di televisi dan baca di internet itu semua tanda-tanda zaman. Kegoncangan yang terjadi di akhir zaman inikan peperangan. Setelah peperangan kelaparan, gempa bumi. Apa yang kita lihat ini menandakan Tuhan Yesus sudah mau datang. Mari kta pacu kerohanian kita. Kita robek daging kita dengan doa penyembahan, doa puasa dan doa semalaman, Sehingga ketika antikristus berkuasa kita sudah diluputkan.

 

Kalau baca dalam Wahyu pasal 7 senjata untuk berperang itu api, asap dan belerang, senjatanya luar biasa. Senjata sekarang semakin canggih. Itu tidak bisa kita hindari, itu penggenapan Firman Tuhan. Yang bisa kita lakukan adalah doa penyembahan, doa semalaman, doa puasa.

 

b)      Yoel 2:30

2:30 Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap.

 

Akibat kedua ada gumpalan-gumpalan asap penghukuman Tuhan. Artinya betul-betul kehancuran total.

 

Mari sekarang dari pada kita nanti menghadapi asap kehancuran total lebih baik menaikan doa penyembahan bagaikan asap yang harum yang dicium oleh Tuhan. Hasilnya ketika ada asap dupa yang harum bagi Tuhan:

a)      Imamat 24:7

24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

 

Di atas roti sajian ada kemenyan yang dibakar. Roti itu Firman, kemenyan yang dibakar itulah doa penyembahan. Jadi doa penyembahan itu adalah rasa syukur kita karena sudah dilawati oleh Firman pengajaran. Hasilnya kita selalu diingat oleh Tuhan, ada di pikirannya Tuhan, di hatinya Tuhan, selalu diperhatikan, selalu dipelihara, dilindungi dan diberkati oleh Tuhan.

 

b)      Kidung Agung 3:6-7

3:6 Apakah itu yang membubung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan asap tersaput dengan harum mur dan kemenyan dan bau segala macam serbuk wangi dari pedagang?

3:7 Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.

 

Ayat 6 itu penampilan Mempelai Wanita Tuhan. Sekalipun dalam suasana padang gurun, suasana yang tidak enak dan tidak nyaman bagi daging, ada asap yang dinaikan, itulah asap doa penyembahan. Tetap naikan doa penyembahan kepada Tuhan, maka hasilnya kita diubahkan sempurna menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang siap menyambut kedatangan Yesus di awan-awan yang permai.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar