20220608

Kebaktian PA Imamat, Rabu 8 Juni 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Imamat 25:31

25:31 Tetapi rumah-rumah di desa-desa yang tidak dikelilingi pagar tembok harusl ah dianggap sama dengan ladang-ladang di negeri itu, atasnya harus ada hak menebus dan dalam tahun Yobel rumah itu harus bebas.

 

Ayat ini tentang penebusan rumah di desa. Desa ada kaitannya dengan lahan pertanian atau tempat penaburan benih. Benih secara rohani adalah Firman Tuhan, ada kaitannya dengan kasih. Bicara rumah menunjuk nikah. Nikah kita sebenarnya tempatnya kasih Allah tetapi bisa berubah menjadi tempat kebencian dan kedurhakaan kalau benih yang ditaburkan adalah benih yang salah. Sebab itu perhatikan penaburan benih, jangan sampai salah. Kalau salah kasih menjadi dingin dan durhaka meningkat.

 

I Korintus 3:9

3:9  Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

 

Ketentuan Firman Tuhan ladang itu harus ditaburi 1 jenis benih, tidak boleh 2 atau lebih. 1 jenis benih itulah Firman pengajaran yang benar, ajaran yang sehat, itu yang harus ditaburi di ladang Allah, tidak boleh ada benih yang lain.

 

Imamat 19:19

19:19 Kamu harus berpegang kepada ketetapan-Ku. Janganlah kawinkan dua jenis ternak dan janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih, dan janganlah pakai pakaian yang dibuat dari pada dua jenis bahan.

 

Contoh benih yang lain yang tidak boleh ditaburi di dalam kita sebab akan dicabut Tuhan sampai ke akar-akarnya.

1.      Matius 15:13

15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.

 

Tanaman apa yang dimaksud di sini?

Perikopnya: Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi.

 

Jadi contoh yang pertama adalah benih adat istiadat yang ada kaitannya dengan keselamatan.

 

2.      Markus 7:7

7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

 

Yang kedua adalah perintah manusia. Ini sama dengan ajaran yang berdasarkan logika manusia. Di sini Yesus berhadapan dengan ahli taurat dan orang farisi, mereka ini orang yang punya kedudukan dan yang pandai. Kepandaian manusia bukanlah ukuran bahwa seseorang itu berkenan kepada Tuhan. Terbukti di sini dengan kepandaiannya mereka malah merombak Firman. Kalau dibandingkan kepandaian manusia dengan hikmat Allah itu bagaikan bumi dan langit.

 

Markus 7:9-13

7:9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.

7:10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.

7:11 Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban — yaitu persembahan kepada Allah —,

7:12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya.

7:13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."

 

Dengan kepandaiannya mereka merombak Firman. Manusia seringkali merasa lebih pandai dari Tuhan. Apa yang sudah Tuhan Firmankan masih mau ditambah, masih mau dikurangi, masih mau dirombak. Bukan penyucian yang terjadi, malah dosa semakin bertambah subur di dalam hati.

Markus 7:21-23

7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

 

Kita yang sudah menerima berita dari pendahulu, ayo jangan ditambah dan dikurangi.

 

Markus 16:8b

16:8b Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.

 

Memang berita kabar mempelai itu adalah berita yang kudus yang tak terbinasakan. Istilah tak terbinasakan berarti ada upaya-upaya mau membinasakan berita ini, Firman pengajaran yang benar. Tetapi sekali lagi saya mau sampaikan tidak akan bisa, pengajaran ini tetap bertahan dari dulu sampai sekarang ini, sampai Yesus datang kedua kali. Dikatakan Yesus sendiri memberitakan dari timur ke barat, jadi pengajaran ini disertai oleh Yesus. Jangan takut dan ragu, dengan menerima pengajaran ini kita disertai oleh Tuhan. Ada upaya-upaya untuk membinasakan pengajaran ini tetapi tidak bisa. Upaya-upaya itu dengan menambah dan mengurangi Firman. Upaya itu adalah berita palsu yang didorong oleh 2 kekuatan besar yaitu kekuatan uang dan kekuatan roh dusta sehingga Firman ditambah dan dikurangi. Tetapi yakin kita bersama dengan pengajaran ini, sebagaimana Yesus menyertai pengajaranNya Dia juga akan menyertai kita yang berpegang teguh pada pengajaranNya.

 

Di dalam Alkitab ada 5 kali ditulis jangan menambah dan mengurangi Firman.

a)      Ulangan 4:2

4:2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.

 

b)      Ulangan 12:32

12:32 Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.

 

c)      Amsal 30:5-6

30:5 Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya.

30:6 Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.

 

d)      Pengkhotbah 3:14

3:14 Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.

 

e)      Wahyu 22:18-19

22:18 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

22:19 Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

 

Angka 5 menunjuk angka kemurahan Tuhan yaitu 5 luka utama Yesus di kayu salib untuk menyelamatkan bangsa Israel dan menyelamatkan bangsa kafir. Jadi kalau menambah mengurangi Firman itu sama dengan menginjak-injak korban Kristus. Bagaimana mau memiliki kasih kalau sudah ditaburi benih yang lain. Bukan penyucian yang terjadi, kasihnya bukan bertambah malah kasihnya hilang.

 

Benih yang lain itu mengakibatkan kehilangan kasih. Sudah dibaca tadi dalam Markus 7:9-13 di sana Yesus menunjukkan tentang perintah menghormati orang tua yang merupakan hukum ke 5 dari 10 hukum. Salah satu bentuk menghormati orang tua adalah memberikan persembahan untuk pemeliharaan orang tua. Tetapi menurut adat orang Yahudi kalau persembahan itu sudah dipersembahkan untuk Tuhan tidak perlu lagi memberi kepada orang tua. Berarti menurut mereka tidak perlu lagi menghormati orang tua, jadi tidak ada kasih kepada orang tua, kepada sesama! Kelihatan mengasihi Tuhan sebab memberikan kepada Tuhan, tetapi orang tua diterlantarkan. Alkitab mengatakan kalau kita tidak bisa mengasihi orang yang kita lihat itu sama dengan tidak mengasihi Tuhan, kita pendusta di hadapan Tuhan! Ini merupakan kemunafikan.

I Yohanes 4:20-21

20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

 

Benih yang lain mengakibatkan gereja Tuhan kehilangan kasih dan ada akibatnya. Akibat tanpa kasih.

1.      Kalau tanpa kasih maka yang ada padanya hanya keinginan daging, ambisi daging, emosi daging, semua yang berbau daging sehingga mengarah ada perbuatan dosa sampai puncaknya dosa. Kaum muda masuk nikah jangan karena keinginan, karena emosi daging, nanti akibatnya hanya berbuat dosa, nikah menjadi tempat berbuat dosa, tempat suburnya dosa. Manusia tanpa kasih berarti manusia tanpa gambar Allah, hanya seperti anjing dan babi! Pada mulanya manusia diciptakan seperti Allah, Allah itu kasih berarti ada kasih Allah di dalam manusia. Tetapi karena sudah dirusak oleh setan sehingga gambar Allah itu hilang dan manusia tanpa kasih sehingga yang ada pada manusia hanya gambar anjing dan babi, gambarnya setan. Menjadi kehidupan yang hina dan tidak berharga. Buktinya apa bahwa yang ada pada dirinya bukan lagi kasih Allah, tidak ada gambar Allah pada dirinya, hanya gambarnya setan? Tidak malu-malu berbuat dosa, bahkan tidak malu-malu lagi menyebut dosanya.

Yesaya 3:9

3:9 Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka, dan seperti orang Sodom, mereka dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosanya, tidak lagi disembunyikannya. Celakalah orang-orang itu! Sebab mereka mendatangkan malapetaka kepada dirinya sendiri.

 

Berbuat dosa malah diumbar, dicerita, divideokan dan dipamer di media sosial. Kalau benihnya sudah lain nanti akan seperti ini.

 

2.      I Korintus 13:1-2

13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

 

Segala sesuatu yang dia lakukan untuk Tuhan, ibadah pelayanannya untuk Tuhan menjadi tidak berguna, percuma, sia-sia semuanya. Nomor satu dikoreksi saya, melayani Tonusu, Tentena, Diora, kalau benih yang lain yang saya taburkan sia-sia semuanya, percuma! Hanya buang-buang waktu, harta dan tenaga.

 

3.      I Yohanes 3:14

3:14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.

 

Tetap di dalam maut artinya hidup hanya ditandai air mata, keputusasaan, kekecewaan, ketakutan, sampai binasa selamanya.

 

4.      Kalau 3 akibat itu sudah ada maka nikah pasti kering, nikah mati, tidak akan mungkin masuk nikah yang rohani, pesta nikah Anak Domba.

 

Jadi perhatikan benihnya, perhatikan penaburnya, jangan sampai salah. Kita pikir dampaknya tidak apa-apa padahal kehilangan kasih dan berakibat ini semua. Sekarang banyak khotbah ditayangkan di media sosial, hati-hati soal penaburan benih. Kalau benihnya sudah berbeda dengan yang kita terima selama ini, bahaya. Apalagi kita tidak tahu Pendeta itu tahbisannya bagaimana, lebih baik jangan! Biarlah kita hanya ditaburi 1 benih yaitu benih ajaran yang sehat. Dan lewat benih Firman pengajaran yang sehat kita menerima kasih dari Allah sehingga kasih kita tidak menjadi dingin tetapi kasih kita semakin bertumbuh, kasih kita akan mengarah ada kasih yang sempurna. Kalau benihnya benar maka akan menumbuhkan kasih dalam hidup kita.

Mazmur 62:12-13

62:12 Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya,

62:13 dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.

 

Jadi kalau benihnya benar maka kita akan menerima kuasa dan kasih, berarti ada mujizat. Kalau kita menerima Firman pengajaran yang benar maka kita menerima hikmat Allah dan mujizat. Jadi dalam pengajaran ada mujizat, utamanya yang rohani yaitu keubahan hidup. Tetapi kenapa orang sudah dalam pengajaran tetapi tanpa kasih, hanya daging melulu. Kadangkala kita yang sudah dalam pengajaran ini belum bisa menjadi terang keluar karena belum ada praktek kasih dalam diri kita. Apa yang salah? Pengajarannya? Bukan, pengajarannya sudah benar. Lalu apa yang salah? Sikap menerima Firman. Bagaimana sikap menerima Firman?

Hosea 11:4

11:4 Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.

 

Penaburan benih Firman itu sama dengan Tuhan memberi makan kepada kita dengan makanan yang rohani. Sikap Tuhan memberi makan kita adalah dengan membungkuk. Artinya Tuhan sendiri menghormati FirmanNya. Sikap ini juga yang harus ada pada kita. Kita dalam menerima penburan benih Firman harus membungkuk yaitu menghargai dan menghormati Firman, biar keras bisa dia terima, itu sikap yang benar maka kasih akan bertumbuh. Kalau mendengar Firman tidak menghargai tidak menghormati maka tidak akan mungkin kasih bertumbuh.

 

Makanya sidang jemaat yang tergembala secara online kalau di tempat itu ada lebih dari 1 keluarga lebih baik berkumpul di satu tempat untuk beribadah supaya mengontrol sikap kita. Kalau di rumah siapa yang lihat, apalagi kalau cuma sendiri, mau pakai celana puntung angkat kaki siapa yang tahu. Tetapi kalau kumpul maka ada mata yang saling mengawasi dan ada yang mengingatkan.

 

Praktek menghargai dan menghormati Firman:

1.      Kisah Para Rasul 2:42

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

 

Bertekun dalam mendengar Firman. Bertekun ini bisa di mana saja, bukan hanya di gereja. Waktu ibadah bertekun untuk mendengar Firman. Tekun itu artinya tidak bisa dihalangi oleh apapun dan oleh siapapun, oleh waktu situasi kondisi, jarak dan sebagainya. Ayo bertekunlah, itu sikap kita menghargai dan menghormati Firman. Tuhan sedang membungkuk, kita malah lari-lari. Coba orang tua sementara kasih makan anaknya lalu anaknya lari-lari, tidak lama rotan melayang. Jangan heran kalau hidupnya kena cambukan, bagaimana tidak dengar-dengaran hanya lari-lari, dihajar sedikit oleh Tuhan. Mari kita bertekun mendengar Firman maka kita memiliki iman yang teguh karena iman itu timbul dari mendengar Firman. Mengapa harus memiliki iman yang teguh? Karena kita menghadapi musuh yang berjalan beredar-edar yang digambarkan seperti singa.

I Petrus 5:8-9

5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

5:9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

 

Kita sama-sama menanggung penderitaan, untuk menerima Firman kita menderita, yang tatap muka langsung sengsara, yang online juga sengsara untuk mendengar Firman. Kalau hujan yang datang ibadah langsung sengsara kehujanan. Yang ibadah di rumah sengsaranya kalau jaringan tidak bagus dan sebagainya. Tetapi kita harus bertekun mendengar Firman pengajaran yang benar karena menghadapi iblis yang berkeliling. Ketekunan mendengar Firman pengajaran yang benar adalah lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Dalam ibadah raya kita datang mendengar Firman. Dalam ibadah pendalaman Alkitab kita datang dengar Firman. Dalam ibadah doa penyembahan kita datang dengar Firman. Jangan malah berpikir nanti saja kalau sudah penyembahan baru saya datang, tidak usah dengar Firman. Ayo kita tekun mendengar Firman sehingga iman kita makin teguh dan makin kuat untuk menghadapi iblis yang seperti singa yang mengaum dan menelan. Kita menghadapi auman singa hari-hari terakhir ini. Apa auman singa? Suara-suara yang membimbangkan dan menakutkan kita sehingga menjadi tidak takut Tuhan. Iblis ini suka meniru, Tuhan tampil sebagai singa dari suku Yehuda, dia juga mau tampil sebagai singa tetapi yang mengaum dan mau membinasakan kita.

 

Contoh-contoh suara yang membimbangkan dan menakutkan:

a)      Ancaman-ancaman. “Kalau berani datang beribadah di sana awas kamu tidak dianggap lagi keluarga” atau “saya ceraikan kamu!” itu sebenarnya hanya auman singa, lawan dengan iman yang teguh. Semakin diancam semakin tekun dengar Firman. Tidak mau ikut maunya pusat, pecat! Itu auman singa. Kita memiliki singa dari suku Yehuda yang lebih hebat, jangan takut. Siapa yang bisa mengalahkan singa dari suku Yehuda. Yesus singa dari suku Yehuda yang bisa membukakan Firman. Menghadapi ancaman Dia pasti membela kita

b)      Gosip, itu suara yang membimbangkan. Apalagi gosip menyangkut gembala. Terutama kami hamba Tuhan, jangan kami menggosipkan hamba Tuhan lain di depan jemaat yang dia layani, itu singa lawan dengan iman yang teguh. Kalau bapak ibu terganggu coba tanya kepada gembala. Dari pada belum tahu apa-apa sudah cap jelek gembala, akhirnya Firman yang disampaikan tidak masuk lagi waktu dia dengar.

c)      Fitnah

d)      Ajaran palsu yaitu ajaran yang berbeda dari yang kita dengar selama ini.

 

Kalau sudah kena auman singa, sudah takut, sudah bimbang maka sebentar lagi ditelan. Artinya dikuasai iblis untuk melakukan kehendaknya yaitu melakukan dosa sampai puncaknya dosa. Jadi kalau dengar suara-suara auman singa tidak usah terpengaruh, dengar saja auman singa dari suku Yehuda, pembukaan Firman yang sudah kita dengar selama ini.

 

Singa itu beredar-edar, makanya jangan kita beredar-edar, tergembalalah dengan benar dan baik. Kalau kita beredar-edar malah ketemu singa, dicaplok singa. Lebih baik tergembala, duduk di atas rumput hijau.

Singa itu beredar-edar, makanya kita jangan beredar-edar, tergembalalah dengan tekun dan baik. Kalau beredar-edar nanti ketemu singa, kita dicaplok. Lebih baik tergembala dengan benar dan baik, kita duduk di atas rumput hijau. Dalam Hosea 11:4 tadi Tuhan katakan Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan. Jadi bertekun dalam Firman pengajaran yang benar sama dengan diikat dengan tali kesetiaan Tuhan. Dalam pergumulan seberat apapun kita hadapi Tuhan tidak akan meninggalkan kita, Tuhan ikat kita dengan tali kesetiaan. Kesetiaan Tuhan tidak akan pernah berubah dulu sekarang sampai selama-lamanya.

 

2.      Roma 6:17-18

6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

6:18 Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

 

Yang kedua mentaati Firman pengajaran yang benar, sama dengan praktek Firman pengajaran yang benar. Di dalam Wahyu 1:3 dikatakan berbahagialah yang membaca, mendengar dan menuruti Firman Tuhan. Tetapi dalam Wahyu 22:7 di sebutkan di situ tinggal berbahagia yang menuruti Firman. Jadi suatu saat tidak ada lagi waktu dan kesempatan untuk kita mendengar dan membaca Firman. Mulai saat ini masih ada waktu dan kesempatan ayo baca, dengar dan menuruti Firman Tuhan, karena suatu saat sudah tidak ada lagi kesempatan membaca dan mendengar, Firman itu sudah mendarah daging. Itulah kebahagiaan sorga.

 

Selain ikatan kesetiaan ada juga tali kasih. Kalau kita bisa taat kepada Firman Tuhan kita diikat dengan tali kasih Tuhan. Luar biasa, ada kesetiaan Tuhan kita terima, ada kasih Tuhan lagi kita dapatkan, kurang apa lagi? Yesus kekasih kita, Dia begitu setia dan begitu mengasihi kita, apalagi yang kurang. Jangan lagi lirik laki-laki lain, jangan dengar ajaran lain, sudah ada Yesus yang begitu setia dan mengasihi kita.

Hosea 11:4

11:4 Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.

 

Yohanes 14:15

14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

 

Kalau bertekun mendengar Firman kita memiliki iman yang teguh untuk menghadapi setan. Kalau kita bertekun mentaati Firman maka terjadi penyucian panca indera.

Ibrani 5:14

5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai panca indera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

 

Tuhan mau menyucikan panca indera kita, ini dulu yang mau ditangkap oleh Tuhan. Sama juga ketika pencurahan Roh Kudus yang pertama ditangkap oleh Tuhan adalah panca indera. Waktu pencurahan Roh Kudus di Yerusalem, mereka mendengar suara kemudian mata melihat dan mulut mereka berkata-kata asing. Kenapa panca indera yang mau disucikan? Sebab kejatuhan manusia dalam dosa disebabkan panca inderanya dikuasai oleh setan. Panca indera kita harus disucikan Tuhan lewat ketaatan pada Firman pengajaran yang benar.

 

Hawa jatuh dalam dosa karena 5 inderanya dikuasai setan.

a)      Telinga Hawa dikuasai oleh setan.

Kejadian 3:1

3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

 

Ular berkata dan perempuan ini mendengar suara ular, telinganya dirusak oleh setan. Untuk kita sekarang mau mendengar ajaran lain, ajaran yang berbeda dari apa yang telah kita dengar. Tidak disebutkan berapa tahun Hawa di taman Eden. Selama waktu itu dia mendengar suara Tuhan tetapi mendadak berubah setia karena 1 kali mendengar suara ular. Jadi hati-hati dengan ajaran yang berbeda dengan apa yang telah kita terima dari para pendahulu, sebab itu nanti akan merusak telinga kita sehingga tidak bisa lagi mendengar ajaran yang sehat.

II Timotius 4:3-4

4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

 

Kalau membuka telinga pada ajaran yang lain nanti sudah tidak bisa lagi mendengar ajaran yang sehat. Tidak usah dengar, tidak usah dicoba-coba, apalagi ingin tahu. Lebih baik kita tutup telinga terhadap ajaran yang berbeda dan buka telinga terhadap ajaran yang benar yang sudah kita terima dari para pendahulu.

 

b)      Mulut Hawa dikuasai setan.

Kejadian 3:2-3; 2:16-17

3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

 

Ini mulut sudah rusak sebab menambah dan mengurangi Firman. Tidak usah ditambah kurang, apa yang telah kita terima itu yang kita teruskan. Makanya kami diajar di Lempinel setelah lulus sekolahnya di mana? Di bawah kaki Tuhan. Sekarang diketawai kalau dikatakan universitas di bawah kaki Tuhan, maunya tambah ini tambah itu, tambah sarjana dan lain-lain. Alkitab saja belum tuntas kita pelajari semuanya, kenapa mau belajar lagi yang lain!

 

c)      Matanya Hawa sudah rusak dikuasai setan.

Kejadian 3:6

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

 

Melihat buah terlarang sehingga hatinya tertarik. Artinya buat kita melihat dosa sehingga hati tertarik untuk berbuat dosa. Ayo kecanggihan teknologi jangan disalah gunakan. Kalau melihat, hati tertarik, nanti berbuat. Oke kita tidak melihat itu, tetapi ada lagi cara setan yaitu melihat tata cara yang tidak sesuai Firman sehingga hati ini tertarik untuk melakukan. Contohnya raja Uzia, dia lihat mezbah di Aram bagus menurutnya lalu dia kirim sama imam di Yerusalem untuk membuat itu. Mezbah korban bakaran disingkirkan dan ditaruhlah mezbah dari Aram di Bait Allah. Makanya tidak usah lihat-lihat, hati-hati, nanti berpikir bagus juga yah diterapkan di gereja. Di Lempinel kami diajar teladani saja apa yang kami lihat di GPTKK Malang. Termasuk guru-guru sekolah minggu, apa yang diajarkan dari para pendahulu itu saja yang diajarkan, tidak usah ikut dari yang lain-lain.

 

d)      Hidung Hawa rusak

Kejadian 3:4-5

3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

 

Hidungnya rusak yaitu melanggar Firman tetapi mau sama dengan Tuhan. Apa hubungannya dengan hidung? Hidung itu bicara penyembahan. Lewat doa penyembahan yang benar menghasilkan keubahan hidup untuk menjadi sama dengan Tuhan. Ingat ketika Yesus naik ke atas gunung berdoa menyembah Tuhan maka terjadi keubahan, itu Tuhan Yesus sudah teladankan. Hawa mau sama dengan Tuhan tetapi hidungnya rusak. Poin keempat ini berkaitan dengan 3 poin di atas. Kalau ajarannya sudah berbeda penyembahannya pasti berbeda. Kita menyembah haleluya yah haleluya saja. Kalau ada yang tidak mau bilang haleluya terserah mereka. Tidak usah kita bertengkar, kita doakan saja siapa tahu mereka mendapat kemurahan. Kita berdoa supaya satu pengajaran, satu tata cara ibadah dan satu pengajaran yang benar, itulah satu tubuh Kristus.

e)      Kulit Hawa rusak

Kejadian 3:10

3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

 

Kulit Hawa rusak yaitu ada perasaan takut dan malu ketemu Tuhan. Bagi kita sekarang takut dan malu beribadah karena ada dosa yang disembunyikan. Dosanya yang dibuang, pelayanannya jangan dilepas. Jangan dosanya dipertahankan lalu pelayanan dibuang, itu terbalik! Kalau selalu malu dan takut beribadah melayani karena ada dosa yang dipertahankan nanti malu bertemu dengan Yesus.

I Yohanes 2:28

2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

 

Tetapi ada lagi yang dosanya dipertahankan lalu tidak malu-malu melayani, itu lebih parah!

 

Akibat kalau sudah rusak panca indera adalah kehilangan gambar Allah dan terusir dari hadapan Tuhan serta hidup dalam suasana kutukan. Adam dan Hawa telanjang, itu sama dengan kehilangan gambar Allah dan mereka diusir dari taman Eden, serta hidup dalam kutukan. Yesus sudah mati di kayu salib untuk mengganti kutuk yang ada pada kita menjadi berkat. Taati Firman maka panca indera disucikan dan kutuk diubahkan menjadi berkat. Kita bisa masuk dalam Firdaus yang akan datang, kerajaan 1000 tahun damai, tidak terusir dari hadapan Tuhan. Sekalipun pelayanan hebat di mata manusia, tetapi kalau panca inderanya rusak maka tragedi pengusiran dari taman Eden itu akan terulang kembali. Dalam Matius 7:21-23 pelayanannya hebat tetapi panca inderanya rusak karena tidak sesuai kehendak Tuhan, tidak taat. Apa Tuhan katakan? Kita baca saja.

Matius 7:21-23

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Saya dikoreksi Tuhan, kalau saya melayani tetapi panca indera rusak, tidak mengalami penyucian, biar melayani hebat di mata manusia, tetapi Tuhan katakan “pembuat kejahatan, enyahlah!”. Saya tidak mau ini terjadi. Saat-saat penaburan benih Firman seperti sekarang ini manfaatkan dengan baik, terima penyucian, biar panca indera kita serahkan kepada Tuhan. Maka kita bukan terusir, tetapi suara yang kita dengar masuklah dalam kebahagiaan tuanmu, berbahagia yang masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

Serahkan panca indera untuk disucikan oleh Tuhan. Dimulai dari telinga, mata dan mulut. Kalau 3 panca indera ini disucikan maka seluruh hidup pasti disucikan. Mulai dari telinga, telinga kita hanya untuk mendengar dan dengaran pada Firman apapun resikonya. Sekalipun harus bayar harga untuk taat dengar-dengaran pada Firman tidak apa-apa, dari pada kita harus membayar harga yang lebih mahal karena tidak mau taat pada Firman, masuk antikristus, masuk penghukuman Tuhan atas dunia ini dan penghukuman api neraka, lebih baik sekarang ini bayar harga untuk taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Firman bilang A yah lakukan A, Firman bilang B yah lakukan B. Inilah pentingnya Roh Kudus. Panca indera ini akan mengalami penyucian secara maksimal kalau kita menerima pencurahan Roh Kudus, mengalami pengurapan sampai dipenuhi Roh Kudus. Kalau ada Roh Kudus terasa penyucian itu betul-betul berjalan mantap dalam kehidupan kita.

 

Kisah Para Rasul 2:1-4

2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.

2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;

2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

 

Mendengar bunyi seperti tiupan angin keras, itu Roh Kudus menguasai telinga. Tampaklah kepada mereka, itu Roh Kudus menguasai mata mereka. Berkata-kata bahasa lain, berarti mulut dikuasai oleh Roh Kudus. Ayo 3 indera ini harus dikuasai oleh Tuhan, kalau ini sudah disucikan maka indera yang lain dan seluruh hidup kita pasti mengalami penyucian. Daging tidak mampu, mendengar Firman yang keras daging pasti memberontak, tetapi kalau ada Roh Kudus maka pasti bisa menerima. Mendengar Firman yang lama saja daging ini tidak mampu, tetapi kalau ada Roh Kudus mau khotbah sampai pagi bisa mendengar. Seperti Paulus khotbah sampai pagi semua bisa mendengar, kecuali satu, Eutikus, tetapi syukur dia ditolong. Ayo minta Roh Kudus, biar telinga kita hanya untuk mendengar dan dengar-dengaran pada Firman.

 

Mata disucikan sehingga hanya untuk melihat kekurangan dan dosa kita sendiri setelah disoroti oleh terang Firman untuk diselesaikan, akui kepada Tuhan, akui kepada sesama. Kuasa Firman itu akan memperbaiki hidup kita. Firman itu mengajar, menunjuk dosa, memperbaiki kelakuan, mendidik orang di dalam kebenaran. Kalau mata digunakan untuk melihat dosa dan kekurangan kita untuk diselesaikan maka tidak ada lagi kesempatan untuk melihat dosa dan kekurangan orang lain. Lihat kekurangan kita masih banyak untuk diselesaikan.

 

Kemudian mulut disucikan untuk berkata-kata sesuai Firman, menjadi berkat bagi sesama, untuk bersaksi, untuk memuji dan menyembah Tuhan. Sampai bisa mengucap syukur dalam penderitaan karena Yesus. Ketika diperhadapkan dengan penderitaan dan satu masalah, mulut kita tidak usah mempersalahkan orang! Tuhan tidak akan menolong kalau kita seperti itu. Lebih baik mengucap syukur, terima kasih Tuhan. Langsung sebut Yesus maka Tuhan langsung menolong. Mengapa kita langsung bicara kesalahan orang? Karena kita pasang harga yang terlalu tinggi pada diri kita sehingga tidak bisa direndahkan, tidak bisa disalahkan. Pukul diri saja dan mengucap syukur maka Tuhan bekerja langsung menolong. Ingat perempuan Siro Fenesia, kalau dia salahkan Yesus karena dia disebut anjing maka dia tidak akan pernah tertolong! Tetapi dia berkata “benar Tuhan, saya anjing” dia juga tidak mempersalahkan anaknya “saya yang salah, ampuni saya Tuhan” maka Tuhan Yesus berkata “karena kata-katamu ibu, anakmu sembuh”. Mulut ini penentu mau ditolong Tuhan atau tidak.

Markus 7:26-29

7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.

7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."

 

Dia pukul diri, dia hanya anjing. Dia tidak pasang harga diri yang tinggi. Saya nomor satu dikoreksi oleh Tuhan, kadangkala saya berkata “memang orang itu, sudah terlalu!”. Diingatkan Tuhan jangan seperti itu, lebih baik pukul diri “ampuni saya Tuhan”. Dan mengucap syukur. Tuhan bilang karena kata-katamu anakmu sembuh. Selesai sudah masalah kita, Tuhan mampu menolong tepat pada waktunya. Selagi mulut kita masih salahkan orang, mulut kita belum bisa mengaku kesalahan kita, mulut kita belum bisa mengucap syukur, Tuhan angkat tangan tidak menolong. Apalagi kalau membalas! Tetapi begitu kita terima Firman Tuhan “saya memang salah” dan bisa mengucap syukur “terima kasih Tuhan” maka Tuhan menolong saat itu juga.

 

Sama seperti Yairus, anaknya sudah sekarat mau meninggal. Kalau ikuti daging dia bisa marah kepada Yesus “Tuhan ini koq malah urus orang lain di jalan, itu anakku sudah mau mati!”. Di jalan Yesus masih menyembuhkan perempuan pendarahan 12 tahun, namun Yairus mulutnya tidak teledor berkata-kata sehingga bisa ditolong semuanya. Bapak yang anaknya kerasukan setan gila babi, awalnya berseru “tolonglah anakku, murid-muridMu tidak bisa menolong!” Yesus langsung berbicara dengan bahasa yang tajam “berapa lama Aku harus tahan kepada kamu angkatan yang tidak percaya!”. Langsung bapak itu berseru sambil menangis “tolonglah aku yang tidak percaya ini”.

Markus 9:17-19,22-24

9:17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.

9:18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."

9:19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"

9:22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."

9:23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"

9:24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"

Markus 9:24 (Terjemahan Lama)

9:24 Maka berteriaklah bapa budak itu sambil menangis, katanya, "Ya Tuhan, hamba percaya, tolonglah akan iman hamba yang kurang."

 

Hasilnya kalau telinga, mata dan mulut disucikan Tuhan:

a)      Amsal 20:12

20:12 Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN.

Mengalami kuasa penciptaan dari Tuhan. Secara jasmani apa yang tidak ada menjadi ada, apa yang mustahil menjadi tidak mustahil, ada pemeliharaan, ada pertolongan, ada perlindungan dari Tuhan secara ajaib. Secara rohani kita diciptakan kembali segambar dengan Allah Tritunggal.

 

b)      Markus 7:37

7:37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."

Tuhan menjadikan semua baik, nikah baik, buah nikah jadi baik, pelayanan baik, semuanya baik sampai sungguh amat baik, sama dengan sempurna, kita menjadi Mempelai WanitaNya, layak masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Ingat penciptaan langit dan bumi, waktu Tuhan menciptakan pada hari pertama dan seterusnya Tuhan melihatnya semuanya baik. Khusus pada hari keenam, setelah penciptaan Adam dan Hawa penciptaan sepasang nikah jasmani, Tuhan berkata sungguh amat baik. Di depan kita ada sesuatu yang sungguh amat baik yaitu pesta nikah Anak Domba Allah. Pernikahan antara Yesus Adam yang akhir dengan kita  Mempelai WanitaNya, itu yang disebut sungguh amat baik.

 

Kalau kita menghadapi sesuatu yang semakin buruk, periksa panca indera kita. Tuhan akan ubahkan semua menjadi baik sampai sungguh amat baik, sempurna, kita layak menjadi Mempelai WanitaNya yang sempurna. Di depan kita ada perjamuan suci, itu jaminan bahwa Tuhan sanggup menjadikan semuanya baik. Dia rela buruk, dihancurkan di kayu salib untuk memperbaiki kehidupan kita sekalian menjadikan semuanya baik.

 Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar