20230518

Kebaktian Kenaikan Tuhan Yesus, Kamis 18 Mei 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Hari ini kita memperingati hari kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Dan sebagaimana kenaikan Yesus di awan-awan, begitu juga dengan kedatangan Yesus di awan-awan akan menjemput gerejaNya yang siap sedia. Untuk siap sedia kita membutuhkan Firman Tuhan. Itu sebabnya biarlah siang ini kita membuka hati kita selebar-lebarnya bagi Firman Tuhan untuk menggarap kerjakan kehidupan kita, mempersiapkan kita untuk menyambut kedatangan Yesus di awan-awan yang permai.

 

Imamat 26:1-3

26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.

26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.

26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,

 

Ini tentang berkat. Jadi ada syarat mutlak untuk menerima berkat dari Tuhan yang harus kita penuhi yaitu taat dengar-dengaran pada ketetapan dan perintah Tuhan = pada Firman Tuhan. Ada 3 ketetapan dan perintah Tuhan yang harus ditaati untuk menerima berkat dari Tuhan.

1.      Jangan ada pemberhalaan

2.      Pelihara hari-hari sabat Tuhan.

3.      Hormati tempat kudus Tuhan.

 

Kita masih membahas poin kedua yaitu pelihara hari-hari sabat Tuhan. Sabat = perhentian di dalam Roh Kudus = damai sejahtera, ketenangan.

Yesaya 63:14

63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.eperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentia

 

Bilangan 10:33

10:33  Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.

 

Mazmur 132:8

132:8 Bangunlah, ya TUHAN, dan pergilah ke tempat perhentian-Mu, Engkau serta tabut kekuatan-Mu!

 

Dalam perjalanan bangsa Israel, Tabut Perjanjian membawa mereka ke tempat perhentian. Tabut Perjanjian sekarang wujudnya adalah Kabar Mempelai, pengajaran yang benar. Sebab Tabut Perjanjian terdiri dari dua komponen:

1.      Tutup yang disebut tutup pendamaian dengan 2 kerub dari emas murni. Kerub pertama menunjuk Allah Bapa, Kerub kedua menunjuk Allah Roh Kudus dan tutupnya menunjuk Anak Allah. Jadi tutup pendamaian adalah Allah Tritunggal di dalam pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga.

2.      Peti yang terbuat dari kayu penaga, disalut dengan emas dalam dan luar. Itu bicara Mempelai wanita Tuhan yang sempurna.

 

Mempelai Pria dan Mempelai Wanita belum menyatu, sekarang yang kita dengar adalah KabarNya, kabar penyatuan antara Mempelai Pria Sorga dan Mempelai Wanita Tuhan. Jadi Tabut Perjanjian menunjukan Kabar Mempelai.

 

Kalau digabung 3 ayat di atas, kita bisa merasakan perhentian di dalam Roh Kudus, damai sejahtera dan ketenangan karena hasil pekerjaan Kabar Mempelai, Firman pengajaran yang benar. Tabut Perjanjian itu tempatnya di dalam Tabernakel. Tabut maupun Tabernakel secara jasmani sudah hancur. Sekarang dalam wujud pengajaran Tabernakel. Jadi kalau disimpulkan yang membawa kita pada perhentian dan damai sejahtera adalah Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel. Kita bersyukur kalau kita sudah ada di dalamnya, sudah ditemukan oleh pengajaran ini. Jangan kita keluar dari sana!

 

Untuk menerima berkat maka taati ketetapan Tuhan yaitu pelihara hari-hari sabat. Jadi yang dimaksud dengan memelihara hari-hari sabat Tuhan adalah menjaga kemurnian Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel, jangan ditambah dan dikurangi serta berpegang teguh padanya apapun kegoncangan yang kita hadapi. Banyak kegoncangan dalam bidang apa saja menerpa kehidupan kita, pegang teguh pengajaran Kabar Mempelai, jangan tambah kurang, jangan dilepaskan.

 

Hari ini kita memperingati hari kenaikan Yesus, ada kaitannya dengan Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel dan perhentian atau damai sejahtera.

Kisah Para Rasul 1:3-4

1:3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya —"telah kamu dengar dari pada-Ku.

 

Ayat selanjutnya mulai dari ayat 6 sampai ayat 11 Yesus terangkat ke sorga. Jadi apa kaitan kenaikan Yesus dengan Kabar Mempelai? Sebelum Yesus naik ke sorga ada 2 hal penting yang Yesus katakan kepada murid-muridNya.

1.      Berulang-ulang bicara tentang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itulah Tabernakel. Dulu Musa diperintahkan Tuhan membangun Tabernakel yang adalah miniatur kerajaan Sorga.

Keluaran 25:9,40

25:9 Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."

25:40 Dan ingatlah, bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

 

Ibrani 8:5

8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

 

Jadi Tabernakel adalah miniatur kerajaan sorga, sekarang sudah hancur. Wujudnya sekarang dalam pengajaran Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel. Itulah kaitan dari kenaikan Yesus dengan Kabar Mempelai. Istilah berulang-ulang menunjukan Firman penggembalaan. Kita berbahagia kita ada dalam penggembalaan, ada Firman penggembalaan yang isinya adalah Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel, Firman Pengajaran yang benar. Jangan keluar lagi apapun kegoncangan yang terjadi.

 

Firman pengajaran ini sudah dimurnikan, sudah teruji, sekarang orang-orang yang ada di dalamnya yang mau dimurnikan. Ketika diperhadapkan dengan kegoncangan apakah tetap berada didalam atau keluar. Jadi kita bersyukur kalau Firman penggembalaan itu diulang-ulang. Firman penggembalaan adalah pengajaran yang benar yang Tuhan percayakan pada seorang gembala untuk diberitakan dengan setia, teratur, bekesinambungan dan diulang-ulang, menjadi makanan rohani menumbuhkan rohani jemaat sampai dewasa penuh atau sempurna menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Yohanes 14:1-3

14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.

 

Yesus naik ke sorga menyediakan tempat bagi kita, setelah itu Dia akan datang kembali menjemput kita, membawa kita ke tempat yang sudah Dia sediakan. Sebagai timbal balik, tugas kita yang ada di dunia sekarang ini adalah bersiap sedia lewat praktek tergembala dengan benar dan baik dalam binaan Kabar Mempelai, Firman pengajaran yang benar. Kita mau berrtekun dalam kandang penggembalaan, dalam 3 macam ibadah pokok.

a)      Meja roti sajian, menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci. Kita bersekutu dengan Anak  Allah di dalam Firman pengajaran dan KurbanNya. Kita siap sedia, sudah makan.

b)      Pelita emas menunjuk ketekunan dalam ibadah Raya, kita bersekutu daengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-karuniaNya. Kita minum.

c)      Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya. Kita bernafas, menikmati udara yang segar.

 

Dalam kandang penggembalaan rohani kita bertumbuh sampai dewasa. Secara jasmani saja yang menikah adalah orang yang dewasa. Ada undang-undang yang mengatur. Di dalam kandang tugas kita adalah makan Firman penggembalaan, dengar dan dengar-dengaran pada Firman penggembalaan sehingga rohani kita terus bertumbuh sampai dewasa.

 

Kisah Para Rasul 1:3

1:3  Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

 

Yesus berulang-ulang berbicara kepada murid-muridNya selama 40 hari. Angka 40 adalah angka penamatan daging. Contohnya Yesus berpuasa 40 hari 40 malam. Jika kita tergembala dengan benar dan baik dalam binaan Firman pengajaran yang benar yaitu Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel, maka kuasa Firman itu sanggup untuk mematikan daging kita sehingga kita bisa tampil dalam tubuh kemuliaan seperti Yesus. Kemah jasmani akan dibongkar dan kita akan beralih pada kemah sejati. Kita akan diubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani dalam tubuh kemuliaan seperti Yesus.

 

Efesus 5:31-32

5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

 

Nikah itu 1 daging, Yesus dalam tubuh kemuliaan, gerejaNya juga dalam tubuh kemuliaan. Ini hasil pekerjaan Firman pengajaran Kabar Mempelai. Kalau masih mempertahankan daging, sampai kapanpun tidak akan bisa menyatu dengan Yesus. Tidak akan bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Begitu juga pelajaran yang mau masuk dalam nikah, kalau masih daging sulit menjadi satu. Daging yang dimaksud dalam Efesus pasal 5 itu adalah daging yang mulia, bukan daging yang penuh cacat cela dosa ini. Suami masih kedagingan, isteri masih kedagingan, tidak akan bisa menyatu. Kemudian lebih besar lagi dalam penggembalaan, kalau masih kedagingan tidak bisa menyatu. Lebih besar lagi antara penggembalaan, kalau masih kedagingan tidak akan bisa. Ini pentingnya Kabar Mempelai, Firman pengajaran, mematikan daging kita untuk bisa tampil dalam tubuh kemuliaan, pasti bisa menyatu.

 

Orang tergembala itu digambarkan dengan anggur, ranting yang melekat pada pokok anggur, tujuannya menghasilkan buah. Buah yang baru dipetik tidak bisa menyatu, harus diperas dulu. Harus ditamatkan dagingnya, diperas dagingnya untuk bisa menyatu. Buah yang utuh tidak bisa menyatu. Ini pentingnya Firman pengajaran Kabar Mempelai. Dimulai dari gembala jadi teladan, matikan daging, jangan turuti daging. Mulai dari isteri gembala meneladani, kemudian jemaat meneladani sehingga kita menjadi satu dalam tubuh kemuliaan, Tubuh Kristus yang sempurna.

 

2.      Larangan untuk tinggalkan Yerusalem. Jangan tinggalkan Yerusalem artinya:

a)      Yerusalem artinya kota damai. Jadi arti pertama jaga hati tetap damai sejahtera, mengalami sabat. Banyak persoalan dan tantangan dalam pelayanan, dalam nikah, dalam pekerjaan, kita jaga hati tetap damai sejahtera. Kalau hati tidak damai itu berarti meninggalkan Yerusalem dan orang itu nantinya tidak bertemu dengan Yesus.

b)      Yerusalem itu kota setia.

Zakharia 8:3

8:3 Beginilah firman TUHAN: Aku akan kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem. Yerusalem akan disebut Kota Setia, dan gunung TUHAN semesta alam akan disebut Gunung Kudus.

 

Tetap setia dalam ibadah pelayanan, tetap berpegang pada Firman penggembalaan dan tetap setia tergembala.

 

Dengan memperingati hari kenaikan Yesus, kita merenungkan 2 hal penting ini. Pertama pegang teguh pengajaran Tabernakel, biarlah daging kita dirobek lewat pengajaran Tabernakel ini. Tantangan ujian apapun itu untuk memeras daging kita supaya kita bisa menyatu. Yang kedua larangan meninggalkan Yerusalem artinya jaga hati tetap damai sejahtera, mengalami sabat dan kedua tetap setia berkobar melayani Tuhan, berpegang pada pengajaran yang benar, berpegang pada pengajaran yang benar. Kalau kami hamba Tuhan tetap bersekutu dalam Firman pengajaran yang benar, bukan pada manusia tetapi pada Firman pengajaran yang benar.

 

Ada 3 macam sabat.

1.      Sabat kecil, itulah perhentian atau damai sejahtera oleh Roh Kudus. Mulai sekarang ini sabat kecil sudah harus kita rasakan.

2.      Sabat besar, itulah kerajaan 1.000 tahun damai. Dalam surat Ibrani mengatakan ada satu hari perhentian. Kita sekarang sudah berada pada minggu ketebusan di penghujung hari keenam. Sesudah itu akan ada satu hari perhentian itulah hari ketujuh, itulah sabat besar kerajaan 1.000 tahun damai.

3.      Sabat kekal, itulah Yerusalem yang baru.

 

Yesus yang sudah naik ke soga akan datang kembali untuk membawa kita masuk pada sabat yang besar dan selanjutnya masuk pada sabat yang kekal Yerusalem Baru. Kita yang sudah menerima Kabar Mempelai ini berusaha sungguh-sungguh untuk menjaga hati tetap damai sejahtera, untuk tetap setia pada pengajaran yang benar, setia dalam ibdah pelayanan dalam sistem penggembalaan. Ini suatu perjuangan. Kenapa saya katakan perjuangan? Karena kita diterpa dengan banyak masalah, banyak angin gelombang. Kalau tidak sungguh-sungguh maka kita bisa terbawa oleh suasana itu dan ikut goncang.

 

Saya juga dikoreksi oleh Tuhan, kadangkala waktu ada tantantangan, angin dan gelombang terbawa suasana juga. Bersyukur ada Firman pengajaran yang benar yang mengingatkan, jangan terbawa arus, jangan goncang, tetap berjuang, jaga hati damai, tetap setia dalam ibadah pelayanan dalam sistem penggembalaan, maka hasilnya kita mengalami pencurahan Roh Kudus

Kisah Para Rasul 1:4-5,8

1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya —"telah kamu dengar dari pada-Ku.

1:5 Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

 

Firman pengajaran itu pedang, tanpa Roh Kudus pedangnya tumpul atau berkarat. Saya sebagai gembala berkhotbah, kalau tanpa Roh Kudus itu sama dengan mengayunkan pedang tumpul pada jemaat, nanti kesakitan, karena kalau tidak ada Roh Kudus yang keluar roh daging. Jemaat juga kalau tanpa Roh Kudus  kena pedang Firman pengajaran tidak tahan. Jadi pengajaran penting, Roh Kudus juga penting, keduanya adalah 2 sayap burung nazar yang besar. Ini harus kita miliki sebab ini menentukan kita tertinggal atau terangkat. Kalau sayapnya cuma satu, bangga punya pengajaran tetapi tidak punya Roh Kudus, tidak akan bisa terangkat ke Sorga. Atau bangga punya Roh Kudus, berbahasa Roh, silahkan, tetapi tidak ada pengajaran, berarti sayapnya cuma 1. Roh Kudus tanpa pengajaran bisa menjadi roh daging, tidak ada kontrol, bisa jadi kesombongan dan lain sebagainya. Dua-dua ini kita butuhkan sehingga kita menerima 2 sayap burung nazar yang besar menyingkirkan kita ke padang gurun. Jika Yesus datang kita terangkat ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Jadi dalam Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus ada kuasa pengangkatan. Kita sudah merayakan Paskah, sudah mengalami kuasa kebangkitan. Siang ini kita memperingati hari kenaikan Yesus, biarlah kita mengalami kuasa pengangkatan di dalam Firman pengajaran yang benar dan dalam urapan Roh Kudus.

 

Contoh kehidupan yang mengalami kuasa pengangkatan oleh Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus yaitu Petrus. 3 kali Petrus mengalami pengangkatan. Kita belajar dari Petrus dan biarlah menjadi pengalaman hidup kita. Firman yang kita dengar kalau kita praktekan menjadi pengalaman hidup, makanya disebut Firman hidup.

1.      Lukas 5:1-3,10

5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.

5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.

5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."

 

Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus mengangkat Petrus dari orang berdosa menjadi penjala manusia. Di ayat 9 dia akui “tinggalkan aku, aku ini orang berdosa” tetapi Yesus katakan mulai sekarang engkau menjadi penjala manusia. Ini pengangkatan yang dialami oleh Petrus dan juga dialami oleh kita. Kita ini orang berdosa, semua manusia telah berbuat dosa. Tetapi oleh kemurahan Tuhan, lewat Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus, kita orang berdosa disucikan dan diangkat menjadi imam dan raja, hamba Tuhan, pelayan Tuhan. Makanya Petrus bisa mencatat tentang pengangkatan menjadi imam dan raja.

 

Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan itu bukan profesi, kalau profesi untuk mencari untung. Melayani Tuhan bukan untuk mencari keuntungan supaya dapat hidup. Segala profesi di dunia ini hanya sampai di liang kubur. Kalau sudah meninggal tidak akan bisa bekerja lagi. Kita punya profesi di dunia tetapi harus kita tingkatkan. Bagaimana cara meningkatkannya? Masuk dalam pelayanan melayani Tuhan, tetapi jangan jadikan profesi. Pekerjaan kita itu jabatan kita, jadi guru yah jabatannya guru, jadi PNS jabatannya PNS. Kita punya jabatan di dunia hanya sampai di liang kubur sebab itu harus tingkatkan punya jabatan di sorga, jabatan pelayanan, menjadi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang benar.

I Petrus 2:5

2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

 

Melayani itu mempersembahkan, makanya jangan dijadikan profesi. Kalau bekerja di dunia harus dibayar, kalau tidak dibayar yah demo! Kalau di dalam Tuhan, pelayanan itu mempersembahkan. Kita melayani Tuhan itu mempersembahkan, bukan meminta atau mencari. Kita persembahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Waktu, tenaga, harta sampai seluruh hidup kita persembahkan dan harus bernilai rohani. Kapan persembahkan kita bernilai rohani? Kalau kita disucikan. Misalkan hatinya tidak suci, dia persembahkan uang dalam jumlah besar, dia persembahkan tenaganya bekerja, tetapi karena hati tidak suci itu semua hanya untuk pamer, untuk dilihat orang, untuk dipuji dan lain sebagainya. Begitu dihina, bisa mengamuk. Tetapi kalau persembahan itu dari hati yang suci, biarpun orang hina dia tidak apa-apa, karena dia persembahkan untuk Tuhan, dia melayani untuk Tuhan, mau dikatakan apapun dia tetap diam dan tenang.

 

I Petrus 2:9-10

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

 

Biarlah pengangkatan Petrus ini kita juga alami. Kita bangsa kafir, bangsa kafir itu batu keras yang tidak punya bentuk. Tetapi mendapat belas kasihan Tuhan lewat Korban Kristus untuk dipanggil dan dipilih menjadi pelayan Tuhan. Kalau saya renungkan hidup saya, siapa saya ini. Memang saya anak pendeta, bolak balik papa katakan supaya jadi hamba Tuhan. Tetapi hidup saya dulu tidak karu-karuan, batu keras yang tidak berbentuk, hidup dalam dosa, menipu orang tua, macam-macam dibuat. Tetapi Tuhan panggil dan Tuhan pilih untuk menjadi hamba Tuhan sepenuh.

 

Dipanggil = diselamatkan. Proses diselamatkan Tuhan:

a)      Percaya/iman kepada Yesus lewat mendengar Firman. Kita dipanggil, kita datang karena kita percaya Yesus.

b)      Bertobat, selesaikan dosa, berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Ayo berhenti dari dosa apa saja, selesaikan semua, akui kepada Tuhan dan sesama, kembali pada Tuhan, layani Tuhan.

I Tesalonika 1:9-10

1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

 

Hari-hari terakhir ini bukan untuk menambah dosa tetapi hari-hari yang sisa ini untuk mematikan dosa dan hidup dalam pertobatan. Pertobatan itu buah permulaan. Pohon ara itu ada 3 macam buahnya yaitu buah permulaan, buah pertengahan dan buah akhir itu yang manis.

Matius 3:8-10

3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.

3:9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!

3:10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

 

Ayo hasilkan buah pertobatan, kalau tidak ada kapak yang siap menebang dan dilempar ke dalam api.

 

c)      Lahir baru lewat baptisan air yang benar dan baptisan Roh Kudus yang benar. Kenapa disebut benar? Karena ada yang tidak benar. Yang benar itu bagaimana? Yang seperti Yesus. Baptisan air yang benar seperti Yesus dibaptis. Baptisan air yang benar kita pelajari dari pencurahan Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul pasal. 2 Pembaptis Roh Kudus adalah Yesus, bukan manusia, bukan pendeta. Murid-murid saat itu berbahasa roh seperti yang diberikan oleh Roh Kudus, jadi bukan meniru. Kadang lihat temannya sudah berbahasa roh malah dia paksa Tuhan. Bayi bisa dipaksakan lahir, 1 bulan dalam kandungan bisa dipaksa lahir, tetapi apa yang keluar? Gumpalan darah. Jadi kepenuhan Roh Kudus terjadi secara wajar, sesuai kebutuhan. Kalau Roh Kudus sudah berikan jangan dilawan.

 

Setelah dipanggil, selanjutnya dipilih. Dipilih artinya disucikan untuk dipakai oleh Tuhan. Disucikan oleh Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Inilah pengangkatan yang pertama yang dialami oleh Petrus, biarlah ini juga kita alami. Dari orang berdosa kita dipanggil untuk percaya Yesus, bertobat, dibenarkan, lahir baru, menerima penncurahan Roh Kudus untuk dipilih, disucikan, dikhususkan dan dipakai oleh Tuhan. Jadi jangan takut, kalau kita melayani Tuhan berarti kita Kristen khusus. Kalau kita Kristen khusus berarti dilindungi Tuhan secara khusus, tidak bisa sembarang orang mengusik. Jangan takut, Tuhan pasti bela asalkan kita melayani dalam kekudusan.

 

2.      Matius 14:28-32

14:28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."

14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.

14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.

 

Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus merupakan tangan Tuhan yang diulurkan untuk mengangkat Petrus yang hampir tenggelam. Ini juga untuk kita saat ini. Sudah menjadi hamba Tuhan pelayan, sudah Tuhan dipakai oleh Tuhan, seringkali kita dalam keadaan seperti Petrus yang hampir tenggelam. Apa penyebab ketenggelaman atau kemerosotan baik secara jasmani, ekonomi, kesehatan dan lainnya, terutama yang rohani, semua kering, penyembahan kering, ibadah kering dan sebagainya. Apa penyebab ketenggelaman dan kemerosotan? Bimbang. Mulai dari:

a)      Bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar. Kenapa bimbang? Karena merasakan tiupan angin pengajaran palsu, mulai dengar ajaran lain. Kalau sudah 2 komando yang kita dengar pasti bingung, mana yang mau diikuti. Yang satu suruh istirahat di tempat yang lain suruh maju jalan, mau ngangkang atau maju? Kalau sudah bimbang pasti pilih yang salah. 2 komando saja sudah bingung, apalagi 3, apalagi 4. Termasuk juga menghadapi gosip-gosip, itu juga membuat kita bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar.

 

b)      Bimbang terhadap kuasa Tuhan saat menghadapi gelombang pencobaan. Apakah Tuhan tolong tidak yah, sudah lama saya berdoa kenapa tidak ditolong-tolong. Padahal Tuhan masih sibuk membenahi hati kita. Tetapi mau kita saat berdoa itu langsung ditolong. Apalagi pas curhat sama teman “eh masalahku juga seperti kamu tetapi saya sudah ditolong” mulai bimbang dia sudah ditolong saya tidak. Kalau sudah seperti itu tinggal menyanyi saja “kalau lain ditolong, saya juga”. Tidak usah bimbang, tinggal tunggu waktunya Tuhan. Waktu Tuhan tidak pernah terlambat dan juga tidak terlalu cepat. Kalau Petrus tidak segera ditolong dia tenggelam. Tuhan menolong tepat pada waktunya.

 

Jadi sekalipun sudah menjadi hamba Tuhan dan pelayan Tuhan seperti Petrus, kalau bimbang pasti merosot. Kalau dibiarkan maka akan merosot ke dalam lautan api dan belerang, neraka.

Wahyu 21:8

21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Di sini Tuhan tuntut kita supaya percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan. Tetapi masih ada kesempatan, siang ini kuasa pengangkatan yang dialami Petrus juga bisa kita alami. Mungkin kita sedang merosot secara jasmani, terlebih lagi secara rohani. Pelayanan sedang merosot, penyembahan sedang kering dan kita sebenarnya sedang tenggelam ke dalam lautan api dan belerang, masih ada kesempatan untuk ditolong. Bagaimana caranya ditolong? Segera ulurkan tangan kepada Yesus dan berseru memanggil nama Yesus.

Matius 14:30

14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

 

Saya percaya orang tenggelam itu pasti langsung mengangkat tangan. Tinggal ulurkan tangan menyeru nama Yesus. Artinya kembali taat pada Firman pengajaran yang benar. Kembali pada ketaatan. Kenapa merosot, karena ragu pada pengajaran. Ayo kembali pada pengajaran dan menyembah, kita percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan. Banyak halangan dan tantangan kita hadapi. Saya juga diperhadapkan dengan banyak tantangan hari-hari terakhir ini. Yang bisa kita lakukan tinggal satu yaitu angkat tangan menyeru nama Yesus. Kalau ada reaksi daging pasti tenggelam, merosot rohani, kering. Tinggal angkat tangan, mau praktek Firman pengajaran yang benar dn mau menyembah, percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan. Maka Tuhan mengulurkan tanganNya untuk mengangkat kita dari ketenggelaman. Segera diangkat kembali oleh Tuhan.

 

3.      Yohanes 21:15-17

21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

 

Pertanyaan Yesus yang pertama “apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Agape” Petrus jawab “aku mengasihi Engkau dengan kasih Fileo” suaranya masih lantang. Pertanyaan kedua juga begitu, jawaban Petrus kasih Fileo, kasih persaudaraan. Yang ketiga Yesus turunkan “apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Fileo”. Petrus sedih an menyesal, dia menyadari dia tidak punya kasih, kasih persaudaraan saja dia tidak punya, Yesus yang adalah sahabatnya dia sangkali. Orang menyangkal harusnya binasa.

 

Jadi poin ketiga Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus mengangkat Petrus dari kebinaasn karena menyangkal Yesus. Orang yang menyangkal Yesus seharusnya binasa. Orang yang menyangkal Yesus akan disangkali Yesus juga, kalau tidak diakui Yesus berarti binasa.

Matius 10:32-33

32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.

33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

 

Petrus harusnya binasa tetapi masih mendapat kemurahan. Bersyukurlah kita masih ada dalam pengajaran, coba renungkan dulu siapa kita? Batu keras! Orang berdosa yang ada di lumpur, berbau busuk, tetapi oleh kemurahan Tuhan, lewat Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus, dipanggil, dipilih, dijadikan imam dan raja, hamba Tuhan, pelayan Tuhan. Sudah melayani pun kita seringkali kita bimbang saat diperhadapkan angin dan gelombang, sehingga hampir tenggelam, masih ditolong.

 

Di sini ketenggelaman Petrus sudah dalam, dia menyangkal, tidak punya kasih. 3 kali pertanyaan Yesus tentang kashi menunjukan bahwa Petrus tidak punya kasih. Segala sesuatu yang kita lakukan untuk Tuhan sekalipun terlihat hebat tetapi kalau tanpa kasih tidak ada gunanya.

I Koirntus 13:3

13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

 

Sebagai gembala saya khotbah tetapi tanpa kasih tidak ada gunanya karena menyangkal. Sekalipun sudah menjadi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang sudah diangkat dari kemerosotan, kadang kasih kita menjadi dingin dan kita menyangkal Yesus.

Praktek menyangkal Yesus.

a)      Menyangkal lewat perkataan dusta. Berdusta itu sudah menyangkal Yesus. Apalagi kalau ditambah bergosip, fitnah, perkataan-perkataan yang melemahkan orang lain, itu sudah menyangkal Yesus! Biar saya hebat khotbah di sini tetapi kalau suka melemahkan orang lain dengan perkataan saya maka itu tidak punya kasih, tidak akan diterima oleh Tuhan, afker pelayannya, tidak akan diterima oleh Tuhan.

b)      Lewat perbuatan yang selalu merugikan orang lain. Seperti Petrus memotong telinga Malkus, itu sudah menyangkal. Kita raba dan periksa perkataan kita selama ini. Kita berkunjung dan bertemu dengan Tuhan sesama pelayan Tuhan, sesama hamba Tuhan, apa yang kita katakan di situ? Apakah dusta, gosip, fitnah, melemahkan, itu semua menyankal. Seharusnya saling membangun. Ini perkataan benar yang harus keluar dari mulut kita. Nomor satu saya sebagai hamba Tuhan, saya juga masih banyak ditandai kelemahan, tetapi biarlah mulut ini jangan sampai melemahkan orang lain, jangan sampai perkataan kotor yang keluar.

Efesus 4:29

4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

 

c)      Tidak setia sampai meninggalkan ibadah pelayanan karena perkara yang jasmani.

Yohanes 21:3

21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

 

Di sini Petrus tidak setia pada panggilan dan pilihannya. Dia sudah dipanggil dan dipilih menjadi penjala manusia, tetapi di sini dia kembali menjadi penjala ikan karena perkara jasmani. Waktu Yesus masih ada, 5 roti bisa memberi makan 5000 orang, 7 roti bisa memberi makan 4000. Untuk bayar pajak tinggal pancing ikan, ada uang dalam mulut ikan. Semuanya ada, tidak ada kekurangan. Waktu Yesus mengutus mereka, Yesus memperlengkapi mereka dengan kuasa. Ketika kembali Yesus bertanya “adakah kamu kekurangan apa-apa?” Dijawab tidak. Oh mereka berhasil. Begitu Yesus mati di kayu salib, mereka kehilangan pengharapan, saya mau makan apa. Ini tidak setia, sampai tinggalkan ibadah pelayanan karena mencari perkara jasmani.

 

d)      Praktek menyangkal lewat perbuatan-perbuatan dosa.

Titus 1:16

1:16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

 

Lewat perbuatan dosa sampai puncaknya dosa, dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Saya khotbah tetapi berbuat dosa, itu menyangkal! Saya berseru Yesus tetapi perbuatan menyangkal. Semua pelayanan yang tampil di depan, yang kelihatan, paduan suara, pemain musik, guru sekolah minggu, pemimpin pujian, pelayanan perjamuan suci, penerima tamu, pembawa pundi, kalau hidup dalam dosa, berbuat dosa, memang tidak ada yang tahu, tetapi ada 3 pribadi yang melihat yaitu Tuhan, setan dan hati nurani kita. Kalau hidup dalam dosa lalu tetap melayani itu berarti menyangkal Yesus. Saya tidak akan memecat, sebab Yesus juga tidak memecat. Yudas sudah berbuat dosa, sudah berbuat dosa mencuri tetap dipercaya menjadi bendahara. Yang memecat yah diri itu sendiri kalau tidak mau sadar akan dosanya, tetap keras hati mempertahankan dosanya.

 

Pagi ini kita memperingati hari kenaikan Yesus, biarlah kita memperoleh pengangkatan. Yang sudah tenggelam, merosot, hidup dalam dosa ayo bertobat, kembali hidup dalam kebenaran dan kesucian, kembali melayani dalam kesetiaan.

 

Seharusnya Petrus sudah binasa. Kalau saya renungkan sudah lama saya binasa. Sebelum jadi hamba Tuhan, masih SMP saya dipercaya jadi pembaca membantu papa melayani, main musik, tetapi hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa. Di Malang di situlah saya mulai digarap kerjakan oleh Tuhan. Salah satu penyebab saya sulit bertobat. karena menganggap Firman yang disampaikan itu suara papa, bukan suara Tuhan. Karena papa yang tahu keadaan saya. Jadi begitu Firman disampaikan kena pada dosa saya  begini dan begitu langsung saya pikir itu karena sudah ada yang lapor, jadinya ditembak-tembak, makanya tidak pernah bertobat. Begitu sudah sampai di Malang, Firman disampaikan menunjuk dosa, tidak ada yang lapor, disitulah saya mulai dikerjakan oleh Firman Tuhan dan dipanggil Tuhan menjadi hamba Tuhan sepenuh.

 

Seharusnya kita sudah binasa karena menyangkal Yesus. Sehari sudah berapa kali kita berdusta, bergosip, fitnah, melemahkan orang lain. Kalau Yesus seperti kita manusia, begitu ada orang salah langsung dihukum, kosonglah sorga, kosong gereja. Tetapi bersyukur kita masih mendapat kemurahan, kita berada di zaman kemurahan. Kalau kita masih bisa beribadah, masih ada Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus diperdengarkan kepada kita, masih ada harapan untuk kasih kita dipulihkan kembali. Yang tadinya dingin bahkan beku, bisa kembali pulih bahkan sampai kita bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan.

Yohanes 21:18-19

21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

 

Masih ada harapan kesempatan untuk kita mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus untuk kita bisa mengulurkan tangan kepada Yesus yaitu mau taat kepada Tuhan apapun resikonya. Mau menyerah sepenuhnya kepada Tuhan, mau mengasihi Tuhan lebih dari segalanya. Petrus mengulurkan tangan, dia mau dibawa ke tempat yang dia tidak kehendaki, itulah ketaatan pada Firman. Seringkali tidak cocok dengan kehendak kita. Kita mau taat pada Firman tetapi kehendak daging kita maunya begini, tetapi Firman begitu. Mana yang kita pilih? Taat atau turuti kehendak daging. Supaya kita mengalami kuasa pengangkatan mari kita ulurkan tangan, mau taat sesuai kehendak Tuhan, biarlah kehendak Tuhan saja yang jadi. “Ya Abba ya Bapa, sekiranya munkin lalukanlah cawan ini dari padaKu” itu kehendak Yesus, kehendak dagingNya, tetapi Dia kunci “biarlah kehendakMu yang jadi, bukan kehendakKu”. Mari biarlah siang ini biar kehendak Tuhan yang jadi. Mau taat pada Firman sekalipun beresiko, sekalipun harus sengsara, harus menderita, bahkan seperti Petrus harus mati demi ketaatan pada Tuhan, mau menyerah sepenuh, mau mengasihi Tuhan. Maka Tuhan juga akan mengulurkan tangan kepada kita.

 

Di depan kita ada perjamuan suci, tanganNya yang berlubang paku terulur kepada kita, mengangkat kita dari kebinasaan, mengangkat kita ke Yerusalem Baru. Di Yerusalem Baru nama Petrus terdaftar di sana.

Wahyu 21:14

21:14 Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.

 

Kita renungkan, seharusnya kita ini sudah lama binasa, tetapi mendapat kemurahan. Sekarang bisa melayani dan dipercaya jabatan pelayanan oleh Tuhan, saya mau belajar taat apapun resikonya, mau belajar menyerah sepenuh kepada Tuhan, mau mengasihi Tuhan lebih dari segalanya. Dia mampu mengangkat kita ke Yerusalem Baru.

 

Waktu tangan Yesus dipaku di kayu salib, seruan terakhir ketika Dia hendak menyerahkan nyawaNya “sudah selesai”. Artinya jika kita mau taat pada Tuhan, mau mengasihi dan menyerah sepenuh kepada Tuhan maka Tuhan memegang kita, kalau Tuhan memegang tangan kita, Dia mampu menyelesaikan semuanya bagi kita, masalah yang mustahil sekalipun mampu Tuhan selesaikan tepat pada waktunya.

Yohanes 19:30

19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

 

Mungkin masalahnya sudah telalu berat, tidak mampu, tidak ada jalan keluar. Sampai kita sudah bimbang, sudah ragu, sudah mau tinggalkan pengajaran, jangan! Mari kuat kembali, berpegang pada pengajaran, tetap setia melayani Tuhan, tetap taat, tetap menyerah sepenuh kepada Tuhan. Perkataan sudah selesai itu akan terdengar lagi di Yerusalem Baru. Artinya Yesus terus bekerja sampai kita sempurna, menjadi Mempelai Wanita.

Wahyu 21:6

21:6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.

 

Wahyu 21:6 (Terjemahan Lama)

21:6 Maka firman-Nya kepadaku, "Sudahlah genap; Aku inilah Alif dan Ya, yaitu Yang awal dan Yang akhir. Kepada orang yang dahaga kelak Aku akan memberi minum daripada mata air hayat dengan percuma.

 

Tuhan mampu menjadikan semua baru. Tuhan membawa kita kepada kedudukan sebagai Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, masuk sabat besar dalam kerajaan 1000 tahun damai, masuk sabat kekal di Yerusalem yang baru.

 

Tuhan memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar