20230514

Kebaktian Umum, Minggu 14 Mei 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 13:5-6

13:5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.

13:6 Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

 

Pada mulut antikristus terdapat 2 hal:

1.      Mulut yang sombong. Ini bisa ada pada hamba Tuhan seperti Petrus yang sombong.

2.      Hujat, kita akan membahas poin kedua.

 

Menghujat itu yang benar dibilang salah, yang salah dibilang benar, dimulai dengan bersungut-sungut mendengar Firman. Di Perjanjan Lama bangsa Israel bersungut-sungut terhadap manna. Di Perjanjian Baru murid-murid bersungut-sungut karena perkataan Yesus yang keras sehingga banyak yang mengundurkan diri.

Bilangan 21:4-9

21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.

21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak." 

21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."

21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

 

Kita lihat contoh dalam Perjanjian Baru.

Yohanes 6:60-61

6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

 

Bangsa Israel bersungut-sungut karena manna sampai berkata-kata melawan Allah, berarti sudah menghujat Allah. Dulu mereka lakukan secara jasmani, sekarang yang rohani bagi kita manna itu apa?

Mazmur 28:23-24

28:24 menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;

28:25 setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.

 

Manna adalah roti malaikat. Roti menunjuk Firman, malaikat menunjuk gembala. Jadi manna adalah Firman penggembalaan yang Tuhan percayakan kepada seorang hamba Tuhan untuk diberitakan kepada sidang jemaat dengan setia dan teratur seperti roti di atas meja roti sajian disusun teratur. Dan juga secara bekesinambungan dan diulang-ulang sehingga menjadi makanan rohani yang pokok bagi sidang jemaat untuk menumbuhkan rohani jemaat menjadi dewasa rohani, sempurna, menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Firman penggembalaan ini dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala, bukan 2 gembala atau lebih. Ini aturan Tuhan, jangan kita lawan.

Bilangan 27:16-17

27:16 "Biarlah TUHAN, Allah dari roh segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang

27:17 yang mengepalai mereka waktu keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala."

 

Orang berdebat, bagaimana kalau jemaatnya ribuan. Musa memimpin bangsa Israel, dia gembala Israel. Setelah Musa meninggal, dia diganti juga oleh seorang yaitu Yosua. Waktu itu bangsa Israel yang keluar dari Mesir, laki-laki di atas 20 tahun berjumlah 603.550 orang. Kalau dengan anak isteri misalnya dikali 3 sudah hampir 2 juta. Ada di sini pendeta yang menggembalakan jemaat sampai 2 juta? Mungkin ada di tempat lain tetapi di tempat kita saja yang menggembalakan sampai ribuan itu masih langkah, apalagi juta. Tetapi gembala yang Tuhan angkat untuk menggembalakan Israel hanya satu, tidak 2 3 4 5 gembala. Petrus diangkat menjadi gembala, hanya Petrus seorang, Yohanes tidak diangkat dia hanya mendampingi, Yakobus juga tidak.

 

Tadi sikap yang salah terhadap Firman pengajaran, orang Israel bersungut-sungut, murid-murid bersungut-sungut. Lalu bagaimana sikap yang benar?

Lukas 2:20

2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

 

I Yohanes 1:1

1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup — itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

 

Sikap yang benar adalah mendengar dan melihat. Mulai dari gembala mendengar Firman dan melihat Firman.

1.      Mendengar

Gembala mendengar Firman lewat bergumul di bawah kaki Tuhan. Dan lewat mendengar Firman dari hamba Tuhan yang lain di dalam persekutuan yang benar. Bagi jemaat mendengar Firrman dari gembala dalam ibadah penggembalaan. Juga mendengar Firman dari gembala lain di dalam persekutuan yang benar. Jemaat dengar dari gembala lalu ikut persekutuan yang benar supaya bisa satu suara, satu roh sehingga semakin yakin dan semakin mantap. Tetapi kalau persekutuannya salah, bahaya! Loh koq beda dengan yang disampaikan gembala. Nanti malah lebih percaya yang tidak benar itu.

 

2.      Melihat

Artinya Firman pengajaran yang sudah kita dengar kita praktekan menjadi pengalaman hidup kita, menjadi kesaksian yang hidup yang dilihat orang lain. Jadi bukan sekedar didengar tetapi sampai dilihat.

 

Kalau Firman penggembalaan sudah dilihat dan dipraktekan maka ini yang terjadi:

Lukas 2:20

2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

 

Kalau Firman kita dengar dan praktekan, maka hidup kita selalu ditandai suasana sukacita sorga. Dia dengar Firman sungguh-sungguh dan mau dipraktekan terlihat dari waktu pulang ibadah yaitu dia kembali dengan sukacita. Tetapi kalau pulang ibadah murung-murung lalu ditanya kenapa murung-murung? Tidak suka dengar khotbahnya itu pendeta. Itu berarti belum mendengar dan melihat Firman. Atau dia murung-murung karena lihat si A dan si B, berarti dia datang ibadah cuma lihat orang. Mari kita datang ibadah dengar Firman untuk kita praktekan, pasti ada sukacita. Tidak ada muka muram lagi, tidak ada murung-murung dan tidak ada sungut-sungutan.

I Petrus 2:2

2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

 

Dalam mendengar Firman kita harus menjadi seperti bayi yang baru lahir. Artinya:

1.      Menanggalkan segala harga diri kita. Bisa merendahkan diri serendah-rendahnya, bisa mengecilkan diri. Kalau mempertahankan harga diri sulit menerima Firman, Firman tidak akan masuk. Apalagi lewat Firman pengajaran itu Tuhan mencela kita, menunjuk kesalahan kita. Kalau pertahankan harga diri pasti mengamuk dan marah. Juga menanggalkan pikiran daging kita. Bayi tidak pikir apa-apa, yang dia pikir cuma minum susu. Dia tidak pikir ini susu rasa apa, mau ganti rasa bagaimana. Kalau logika sudah jalan maka Firman hanya jadi perdebatan. Kalau sudah jadi perdebatan pasti timbul pertengkaran dan saling mempersalahkan. Begitulah kalau Firman cuma diterima dengan logika, bukan dengan iman.

2.      Dengan suatu kebutuhan. Bayi butuh air susu ibu, biar ditukar dengan apa saja dia tidak mau. Kalau mendengar Firman dengan suatu kebutuhan maka pasti bisa dipraktekan.

 

Sikap yang salah terhadap Firman penggembalaan adalah muak, bosan terhadap Firman penggembalaan = tidak menghargai Firman penggembalaan. Mulai dari ngantuk saat dengar Firman! Mungkin capek, tetapi harus dilawan! Sudah ngantuk, main-main lagi. Apalagi yang online cuma sendiri, tidak dilihat orang lain, bisa angkat kaki sambil ngopi, makan biskuit. Sampai bersungut-sungut dan marah waktu mendengar koreksi Firman. Kalau sudah marah dan bersungut waktu mendengar koreksi Firman, itu adalah orang paling sombong dan keras hati. Mengapa demikian? Untuk memberi makan umatNya, Tuhan membungkuk. Membungkuk itu menunjukan sikap penghormatan dan penghargaan. Lalu kita sudah diberi makan malah tidak mau makan malah marah dan mengomel. Itu sikap paling sombong, paling keras hati!

Hosea 11:4

11:4 Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.

 

Tuhan membungkuk memberi kita makan, Tuhan hargai FirmanNya, lalu kita yang tinggal buka mulut menerima makan malah tidak mau.

 

Orang yang tidak menghargai Firman penggembalaan, dia melawan Musa berarti melawan gembala dan juga melawan Tuhan.

Bilangan 21:7

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

 

Berarti menempatkan diri sebagai musuhnya Tuhan. Kalau iblis memusuhi kita ada Tuhan pembela kita, tidak ada yang bisa melawan Tuhan. Tetapi kalau Tuhan sudah menjadi musuh, siapa yang akan membela? Tidak akan bisa bertahan, pasti hancur kehidupan itu.

 

Jadi sikap terhadap Firman penggembalaan menentukan nasib hidup kita, apakah kita selamat dan diberkati Tuhan, menjadi Mempelai Wanita Tuhan atau malah hancur sampai binasa. Bukan kekayaan, kedudukan, kepandaian yang menentukan. Mungkin di mata manusia itu menentukan, namun di mata Tuhan bukan itu yang menentukan. Kekayaan di hari malapetaka tidak bisa menolong. Saat antikristus berkuasa kedudukan tidak bisa menolong. Waktu malapetaka datang dari Tuhan, kepandaian tidak bisa menolong! Firman Tuhan mampu menolong, kita diluputkan dari antikristus dan dari hukuman yang akan datang. Kalau untuk hidup yang akan datang sudah terjamin, untuk hidup sekarang pasti terjadi. Pada mulanya adalah Firman. Langit dan bumi diciptakan oleh Firman Tuhan. Jadi semua oleh Firman Tuhan, jangan kita takut.

 

Akibat jika sikap kita salah terhadap Firman penggembalaan yaitu bosan, muak marah:

1.      Dipagut ular tedung, berarti bisa ular masuk. Ular menggambarkan dosa. Jadi artinya dosa sampai puncak dosa masuk. Tidak ada benteng, tidak ada perlindungan, tidak ada daya tahan, sudah tidak ada sistem imun secara rohani. Dosa masuk sampai puncaknya dosa, rohani kering sampai mati. Kering itu mulai dari malas beribadah, malas melayani Tuhan. Jabatan yang Tuhan percayakan mulai ditinggal-tinggal, mulai bosan melayani, sampai mati rohani. Mati itu tidak bisa lagi dinasihati, tidak bisa ditegur, mau diapa-apakan sudah tidak bereaksi lagi rohaninya. Biarpun sudah dihajar tidak bertobat lagi.

 

Jangan sampai bisa ular itu masuk yaitu:

a)      Dosa sampai puncaknya dosa. Saya punya pengalaman waktu tidak mendengar Firman karena sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak setia beribadah, tidak dengar Firman, gampang sekali dosa masuk. Dosa makan minum, dosa kawin mengawinkan, dosa kenajisan mulai masuk, dipikiran, ditontonan, diperdengaran. Waktu ada orang ngomong kotor malah ikut ketawa, malah ikut ngomong juga yang menjurus pada kenajisan. Syukur Tuhan masih sayang saya sehingga masih tertolong.

 

b)      Gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Apalagi gosip tentang gembala. Karena dia marah waktu dengar Firman, saat ada gosip tentang gembala langsung dia percaya “oh pantas gembala itu tembak-tembak saya” padahal tidak seperti itu. Langsung berontak terhadap gembala, tinggalkan penggembalaan. Sungguh terlalu kalau langsung percaya omongan orang lain tentang gembala kita yang siang malam bergumul mendoakan kita. Lalu ketika ada omongan tentang gembala langsung percaya “oh memang gembalaku seperti itu” jangan seperti itu! Kalau seperti itu berarti sudah masuk bisa ular.

 

Makanya sikap mendengar Firman itu sangat menentukan. Kalau sikap mendengar tidak sungguh-sungguh, suara lain bisa masuk. Yesus bersama murid-muridNya makan Paskah, Yesus juga menyampaikan Firman di situ. Yudas tidak sungguh-sungguh, dia mengelak dari Firman maka yang masuk bisikan iblis. Mohon kemurahan Tuhan supaya Firrman Tuhan itu kita hargai sungguh-sungguh, jangan mendengar yang lain.

Yohanes 13:2

13:2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.

Suara Firman penggembalaan itu digambarkan dengan suara sangkakala, tetapi kalah dengan bisikan iblis. Seperti itulah sangking keras hatinya Yudas, dia lebih membuka telinga kepada bisikan iblis dari pada teguran Yesus. Yesus berkata orang yang menyerahkan Aku, lebih baik baginya jika dia tidak dilahirkan, celakalah orang yang akan menyerahkan Aku! Tetapi Yudas dengan santainya berkata “bukan aku yah Rabi”.

 

c)      Ajaran palsu masuk mengeringkan rohani sampai mematikan rohani. Karena dengar Firman yang keras jadinya dia dengar ajaran lain dia rasa menyejukan hati karena menyenangkan dagingnya “oh ini yang benar, gerejaku tidak benar” langsung dia tinggalkan ajaran yang benar.

 

Kita jaga jangan sampai kering rohani. Selama masih ada doa penyahutan dari gembala, masih ada dalam kandang penggembalaan masih bisa tertolong. Tanda kering rohani:

a)      Tidak pernah puas rohaninya sehingga mencari kepuasan di dunia sampai mencari kepuasan lewat berbuat dosa. Hati-hati yang sudah menikah, kalau sikap mendengar Firman tidak sungguh-sungguh nanti tidak puas dalam nikah sehingga mencari yang lain. Isterinya sudah cantik, suaminya sudah ganteng, tetapi mencari yang lain. Begitu cari yang lain malah dapat yang jelek. Kenapa tidak puas? Karena dalam ibadah tidak puas dengar Firman, tidak sungguh-sungguh.

 

Kaum muda juga, ada berapa yang sudah melapor pacaran. Kalau tidak sungguh-sungguh dengar Firman nanti bisa tidak puas. Pacaran tujuannya untuk menikah, yang sudah didoakan jangan main-main, pacaran itu bukan untuk coba-coba! Tes dulu, kalau tidak cocok ganti dengan yang lain. Memangnya baju yang seenaknya digonta ganti. Sesama imam jangan saling menyakiti. Kalau memang sudah melapor berarti sudah siap ada rencana untuk menikah.

 

b)      Perkataan kering, hanya melemahkan orang lain. Ngomongnya selalu melemahkan orang lain. Yang kita urus keselamatan kita di dalam penggembalaan, tidak usah urus yang lain! Lihat gembala sana dengan gembala sini tidak cocok, bagaimana ini hamba Tuhan tidak akur. Coba baca Kisah Para Rasul pasal 15, rasul-rasul bersidang dan mereka bertengkar sangat. Kecuali saya ribut dengan hamba Tuhan lain soal motor, soal hutang piutang, tidak pantas memang jadi gembala kalau seperti itu. Tetapi kalau soal kebenaran Firman dan kita mempertahankan yang benar lalu ada yang melawan yah sudah. Yang penting kita tidak memusuhi. Kalau kita dimusuhi orang yah terserah, kita diam saja. Tidak usah tersandung, pendeta koq begitu, saya tinggalkan. Rugi kita kalau seperti itu, dosa orang lain malah melekat kepada kita. Urus saja keselamatan jiwa kita. Lihat Firman, lihat gembala. Untuk keselamatan jiwa kita itu yang kita kerjakan sungguh-sungguh, tidak usah terganggu dengan yang lain, itu semua cuma racunnya ular.

 

Kisah Para Rasul 15:6-7

15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.

15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.

 

Kisah Para Rasul 15:7 (Terjemahan Lama)

15:7 Apabila mereka itu sedang bertengkar-tengkar sangat, bangkitlah Petrus serta berkata kepada mereka itu, "Hai Tuan-tuan dan Saudara-saudara, kamu ketahui bahwa sudah lama Allah memilih aku di antara kamu, supaya dengan lidahku orang kafir harus mendengar firman Injil, lalu percaya.

 

Kalau soal mempertahankan yang benar harus tegas, sekalipun dilawan dan ditentang, yang penting kita tidak memusuhi. Lalu lihat lagi Yeremia, dipukul sama Pasyur. Yang pentingkan Yeremia tidak membalas, dia diam saja. Kalau benar pasti diam, itu bukti dia benar. Yang banyak ngomong itu yang tidak benar. Jangan kena racunnya ular!

 

Tanda mati rohani:

a)      Ada kebenaran diri sendiri. Dia sudah tidak sadar akan dosanya, malah menyalahkan orang lain, orang lain terus yang salah. Ada reaksi dalam pelayanannya langsung berkata jemaat yang salah, tidak pernah pukul diri. Periksa diri, oh saya yang salah, yah minta ampun. Kalau disalahkan yah diam juga. Orang sudah mati rohani tidak sadar kalau dia sudah salah, malah salahkan orang.

b)      Sudah menikmati berbuat dosa, sudah biasa sampai sengaja berbuat dosa.

 

Ini akibat kalau dipagut ular tedung, racun ular masuk yaitu dosa, gosip dan ajaran palsu masuk. Sehingga rohani kering, tidak puas, perkataannya kering. Dan rohaninya mati, ada kebenaran diri sendiri, tidak sadar akan salahnya, salahkan orang lain, sampai sudah menikmati berbuat dosa.

 

2.      Yohanes 6:61,66

6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

 

Tergoncang imannya sampai gugur dari iman. Mulai berpikir inikah yang benar atau ada yang lain, saya dengan gembalaku begini begitu, itu sudah mulai tergoncang imannya. Karena tidak tanya, langsung percaya omongan orang dan menyimpulkan sendiri, akhirnya gugur iman. Gugur iman di sini artinya tidak lagi mengikut Yesus atau tidak lagi mengikuti pengajaran yang benar tetapi mengikuti keinginan dagingnya sendiri. Firman tidak masuk lagi di pikiran dan hatinya, pokoknya keinginan dagingnya yang dia turuti, sampai mencari Firman yang cocok bagi telinganya, cocok bagi dagingnya. Itu sudah gugur dari iman. Beda kalau berpindah karena mencari pengajaran yang benar, gembalaku pengajarannya lain-lain, tahbisannya tidak benar” dia mencari sampai mendapat pengajaran dan tahbisan hamba Tuhan yang benar, itu dari Tuhan, Roh Kudus yang menuntun dia mendapati penggembalaan yang benar. Tetapi kalau pindah karena cari yang enak dari daging itu berarti roh daging bukan roh kudus.

 

I Timotius 4:3-4

4:3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

4:4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,

 

Kalau sudah gugur dari iman, meninggalkan pengajaran yang benar dan mencari yang cocok bagi daging, itu yang disebut dengan murtad.

I Timotius 4:1

4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

 

Orang murtad itu sudah kenyang dengan jalannya. Biar kita ingatkan dan nasihati tidak akan bisa. Dia anggap sudah benar apa yang dia tempuh sekarang ini. Hanya kemurahan Tuhan saja kalau dia bisa kembali. Kalau Pdt. Pong Dongalemba katakan 1 dari 1000 yang bisa kembali.

Amsal 14:14

14:14 Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya.

 

Sudah kenyang, sudah enak, sudah enjoy. Mau ngapa-ngapain dia pikir sudah urusannya. Orang seperti ini sulit dibaharui lagi. Kalau yang benar dia tinggalkan sulit dibaharui lagi.

Ibrani 6:5-6

6:5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,

6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.

 

Tetapi hal ini jangan melemahkan kita kalau ada dari keluarga kita yang murtad lalu ikut lemah, jangan! Keselamatan itu dikerjakan masing-masing. Terus doakan, siapa tau dia mendapat kemurahan. Orang lain yang murtad malah kita yang lemah, rugilah kita. Justru kalau lihat ada yang murtad, kita semakin menguatkan iman kita terhadap pengajaran yang sehat, semakin pegang teguh Kabar Mempelai, jangan sampai kita terseret arus murtad, kita harus doakan yang baik. Sampai sekarang saya terus mendoakan. Doa saya cuma satu “saya serahkan orang ini kepadaMu Tuhan, Tuhan tahu apa yang terbaik”. Kita sudah berserah Tuhan yang kerjakan semuanya, kita angkat tangan menyerah nanti Tuhan turun tangan menyelesaikan semuanya. Dari pada kita ngotot-ngototan, dia tambah keras, lebih baik serahkan pada Tuhan.

 

Orang yang murtad sudah siap menjadi antikristus atau mangsa antikristus.

II Tesalonika 2:3

2:3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,

 

Kita sayang pada keluarga kita, yah doakan serahkan kepada Tuhan supaya kehendak Tuhan yang jadi. Orang yang mati rohani kalau tidak ditolong mengarah kematian kekal di neraka, binasa kekal di neraka.

 

Mungkin racun ular sudah masuk, dosa sudah masuk sampai puncaknya dosa, gosip-gosip sudah terlanjur masuk, ajaran palsu sudah masuk, sudah bersungut-sungut dalam penggembalaan, sudah terancam mati rohani. Bagaimana cara Tuhan menolong?

Tuhan menolong lewat 2 cara.

1.      Bilangan 21:7

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

 

Tuhan menolong lewat doa penyahutan seorang gembala. Selama masih ada dalam penggembalaan, sekalipun dosa sudah terlanjur masuk, gosip masuk, ajaran asing masuk, kalau masih ada doa penyahutan dari gembala masih ada harapan untuk tertolong. Kecuali dia sudah terhilang dari penggembalaan, tidak ada yang berdoa. Tanggung jawab kita terhadap keluarga kita, anak kita, orang tua kita, suami, isteri, adik, kakak, kalau dia sudah tidak dalam penggembalaan yah kita yang berdoa, terus digumuli.

 

2.      Bilangan 21:7-8

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."

 

Lewat ular tembaga yang ditinggikan. Apa itu ular tembaga yang ditinggikan?

Yohanes 3:14-16

3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,

3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Yang kedua Tuhan menolong lewat Korban Kristus di kayu salib. Selama Korban Kristus Yesus masih berlaku di bumi ini masih ada harapan ditolong. Kapan Korban Kristus tidak berlaku lagi? Saat antikristus berkuasa. Dalam kitab Daniel dikatakan ketika kefasikan berkuasa sudah tidak ada lagi korban pagi dan korban petang. Sekarang masih berlaku, Yesus belum datang, antikristus belum menguasai sepenuhnya dunia ini. Jadi masih ada Korban Kristus Yesus, jangan putus asa. Yesus Gembala Baik yang berkorban nyawa bagi domba-dombaNya.

Yohanes 10:11

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

 

Bagaimana sikap kita supaya tertolong? Orang yang dipagut ular, begitu melihat ular tembaga bisa hidup. Jadi sikap kita pandang korban Kristus artinya hargai korban Kristus. Dan ada prakteknya kita menghargai Korban Kristus:

a)      Berdamai, selesaikan dosa, akui dosa kepada Tuhan dan sesama. Semerah apapun dosa kita, bahkan mungkin sudah hitam, tetapi kalau kita mau akui kepada Tuhan dan sesama, Korban Kristus bisa membasuh dan menghapus semua dosa kita. Sesudah kita mengaku dan dosa kita dihapuskan, lanjutkan memandang Korban Kristus pengertian yang kedua.

b)      Masuk pada penggembalaan, kembali tergembala dengan benar dan baik. Dalam penggembalaan kita aman terlindungi. Masuk kandang, tekun 3 macam ibadah pokok.

c)      Telinga dengar-dengaran pada suara gembala, pada Firman penggembalaan, pasti rohani kita hidup, yang matipun masih bisa hidup. Ingat lazarus yang bukan cuma mati tetapi sudah busuk 4 hari, tetapi bisa hidup oleh suara Yesus, suara Firman penggembalaan.

 

Sekali lagi, selama Korban Kristus masih berlaku di dunia ini, antikristus belum berkuasa, masih ada harapan untuk ditolong. Jadi jangan putus asa dan berkata saya isteri anak saya biar saja habis binasa, jangan! Sayangi mereka, kita rebut seperti kita merebut puntung kayu dari api. Memang beresiko kita terbakar tetapi kita bisa menolong dia. Kalau dia masih datang di rumah, sampaikan Firman jangan bosan, doakan terus. Kalau dia dapat kemurahan bisa kembali.

Yudas 1:23

1:23 selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

 

Orang seperti itu sedang menuju api neraka, kita rampas dari api sekalipun harus terbakar. Kita tunjukan belas kasihan, benci dosanya, jangan benci orangnya. Jangan langsung putus asa, terus doakan, selama Korban Kristus masih berlaku, belum dihentikan korban pagi dan korban petang oleh antikristus, ayo masih ada kesempatan.

 

Kita periksa, jangan-jangan rohani kita sudah mati. Tanda rohani hidup:

Bilangan 21:17-18

21:17 Pada waktu itu orang Israel menyanyikan nyanyian ini: "Berbual-buallah, hai sumur! Mari kita bernyanyi-nyanyi berbalas-balasan karena sumur yang digali oleh raja-raja,

21:18 yang dikorek oleh kaum bangsawan di antara bangsa itu dengan tongkat-tongkat kerajaan, dengan tongkat-tongkat mereka." Dan dari padang gurun mereka ke Matana;

 

1.      Bernyanyi berbalas-balasan karena ada air sumur yang berbual-bual, bukan sumur yang kering. Artinya ada sukacita besar menerima pembukaan rahasia Firman. Dikatakan bernyanyi berbalas-balasan, berarti bukan menyanyi sendiri. Artinya bukti kita ada sukacita menerima rahasia Firman adalah hubungan kita dengan sesama baik, indah, harmonis. Mulai dari dalam nikah kita, suami menikmati Firman, isteri menikmati Firman, ada hubungan yang indah. Ada kles dalam nikah tetapi segera diselesaikan. Dalam penggembalaan ada hubungan yang indah satu dengan yang lain, antara penggembalaan juga demikian. Kalau satu pengajaran dan satu roh pasti indah.

 

Ini puncak hubungan yang indah dengan sesama:

Wahyu 15:2-4; 19:6

15:2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.

15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! 

15:4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

 

Puncaknya nanti ada paduan suara yang besar, itulah Mempelai Wanita Tuhan yang sudah menang atas setan tritunggal, menyanyi dan berseru haleluya, masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah. Dalam rumah tangga ayo ada bernyanyi berbalas-balasan, jangan baku bantah berbalas-balasan.

 

2.      Bilangan 21:21-30 Perikop: peperangan melawan Sihon, raja Hesybon

Bukti kedua menang atas Sihon dan raja Hesybon. Sihon artinya puting beliung, Hesybon artinya tipu muslihat atau dusta. Jadi bukti rohani hidup yang kedua tidak ada lagi dusta yang membuat nikah dan penggembalaan dalam suasana puting beliung. Kalau dusta disembunyikan, begitu terbongkar isteri tahu suaminya selingkuh atau sebaliknya,  puting beliung terjadi, hancur. Dalam penggembalaan gembala berdusta karena menyembunyikan dosa kepada jemaat, lalu ketahuan, puting beliung terjadi.

 

Kalau tidak ada dusta maka nikah rumah tangga jadi tenang. Inilah pentingnya Firman penggembalaan untuk menyucikan kita. Rohani hidup, hubungan dengan sesama indah. Kemudian tidak ada lagi dusta, tidak ada lagi puting beliung, tenang semua, damai nikah itu, damai dalam penggembalaan. Coba raba kenapa tadi terjadi puting beliung? Karena suami dustai isteri atau ada yang isteri sembunyikan, itu sebenarnya sudah berdusta.

 

3.      Bilangan 21:31-35 Perikop:peperangan melawan Og, Raja Basan

Bukti ketiga menang atas Og, raja Basan. Og artinya lingkaran, Basan artinya tanah lumpur. Kalau berputar-putar di tanah yang berlumpur bisa jadi tambah berlumpur. Menang atas Og raja Basan artinya rohani kita tidak berputar-putar di tempat yang hanya bergelimangan lumpur dosa tetapi maju sampai Kanaan, maju sampai Yerusalem Baru.  Tidak diam di tempat, rohaninya maju, pelayanannya maju, semuanya maju menuju Yerusalem Baru. Ayo jangan ada yang mundur. Ayo buktikan rohani kita maju.

 

Bukti rohani maju:

a)      Ulangan 3:11

3:11 Hanya Og, raja Basan, yang tinggal hidup dari sisa-sisa orang Refaim. Sesungguhnya, ranjangnya adalah ranjang dari besi; bukankah itu masih ada di kota Raba bani Amon? Sembilan hasta panjangnya dan empat hasta lebarnya, menurut hasta biasa."

 

Ini menunjuk nikah yang tidak wajar yang diisi dengan hawa nafsu daging yang besar. Bukti rohani maju adalah nikah dibenahi, hawa nafsu yang besar dan tidak wajar di dalamnya dihancurkan dan dimatikan. Mungkin selama ini ada hubungan yang tidak wajar, macam-macam dibuat yang tidak wajar, itu berarti rohaninya diam di tempat. Hawa nafsunya begitu besar dalam nikah, nikah hanya menjadi tempat pelampiasan hawa nafsu daging. Ada masalah di luar, dalam rumah tangga meledak di situ, isteri jadi sasaran, anak jadi sasaran, orang tua sasaran, adik kakak sasaran, itu hawa nafsu daging yang besar. Mulai dari masa pacaran tidak wajar, di mana-mana ada pacarnya, itu rohani tinggal di tempat.

 

Bukti rohani hidup dan maju, apa yang tidak wajar itu dibuang semuanya, disingkirkan, tidak ada lagi. Sehingga nikahnya menjadi nikah yang benar, nikah yang suci, nikah yang baik, nikahnya adalah nikah yang dihormati.

Ibrani 13:4

13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.


I Tesalonika 4:3-6

4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

4:4 supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,

4:5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,

4:6 dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.

 

Dalam nikah jangan saling memperdayakan, saling menipu, saling merugikan satu dengan yang lain. Kakak adik saling menipu karena rebutan warisan, sampai bisa saling bunuh. Biarlah nikah kita selalu dibenahi. Rohani hidup maka nikah dihormati. Bukti rohani hidup sehingga nikah dihormati, nikah dijaga kekudusannya, hal-hal yang tidak baik dibuang sehingga nikah itu bisa maju sampai masuk nikah yang rohani, pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Ini yang harus kita perhatikan, jangan ada roh hujat, jangan ada mulut yang menghujat. Mulai dari bersungut-sungut terhadap Firman. Sikap kita terhadap Firman ini menentukan nasib rohani dan jasmani kita. Kalau sikap tidak sungguh-sungguh maka habislah hancur dan binasa. Tetapi kalau sikap kita baik, sikap kita mau mendengar dan memperhatikan serta melakukan Firman maka nikah kita tertolong, pribadi kita tertolong, semua tertolong.

 

Doakan juga keluarga, mungkin ada yang sudah murtad ayo terus didoakan, selagi masih ada Korban Kristus, masih ada harapan untuk tertolong. Selagi matahari masih bersinar, masih ada sinar kasih Allah untuk menolong. Matahari itu menyinari orang yang baik dan  juga menyinari orang yang jahat.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar