20230521

Kebaktian Umum, Minggu 21 Mei 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 13:5-6

13:5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.

13:6 Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

 

Ini menunjukan penampilan antikristus, di mulut antikristus terdapat 2 hal:

1.      Mulut yang sombong

Ini bisa melanda siapa saja bahkan hamba Tuhan. Seperti Petrus yang sombong, bagaimana dia menyombongkan dirinya. Ditegur oleh Firman Tuhan, dia merasa mampu dan bisa. Biar semua tergoncang imannya, saya tidak. Ternyata dia yang menyangkal.

 

2.      Hujat

Menghujat ini dimulai dengan bersungut-sungut. Terutama bersungut-sungut terhadap Firman, seperti bangsa Israel bersungut tentang manna. Manna itu Firman penggembalaan, mereka berkata-kata melawan Musa dan melawan Tuhan, itu sama dengan menghujat. 

 

Ada 4 hal yang dihujat oleh iblis:

1.      Allah

2.      NamaNya

3.      Tabernakel

4.      Orang-orang kudus.

 

Kita pelajari poin pertama yaitu menghujat Allah.

I Yohanes 4:8

4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

 

Menghujat Allah berarti mulut mengaku mengasihi Allah tetapi tidak mengasihi sesama = menyimpan akar pahit terhadap sesama.

 

I Yohanes 4:20-21

4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

 

Supaya kita tidak menjadi penghujat maka kita harus hidup di dalam kasih Allah. Bicara kasih itu bicara perkara rohani yang terbesar. Ada 3 perkara rohani yang besar yaitu iman, pengharapan dan kasih tetapi yang terbesar adalah kasih. Biarlah kita mau hidup di dalam kasih Allah. Praktek hidup di dalam kasih Allah:

Markus 12:28-31

12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"

12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

 

Ada 3 praktek hidup di dalam kasih Allah:

1.      Mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu. Kita periksa apakah kita sudah mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu atau cuma di mulut.

Mazmur 119:165

119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.

Buktinya adalah mencintai Firman. Mengaku mengasihi Tuhan tetapi tidak suka mendengar Firman, itu omong kosong, itulah yang disebut menghujat Tuhan! Kalau ibadah hanya suka pujian dan penyembahan. Ini yang dominan di dalam gereja, pujian penyembahan tetapi Firman mulai dikecilkan, kalau perlu tidak ada, ini salah! Tujuan utama beribadah adalah untuk mendengar Firman.

Lukas 5:1

5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.

 

Pelayanan yang utama dan terbaik adalah mendengar Firman, seperti yang dilakukan oleh Maria.

 

Praktek mencintai Firman:

a)      Yeremia 15:16

15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

Menikmati Firman yaitu mendengar Tuhan dengan suatu kebutuhan. Kalau kita butuh, mau Firman itu keras dan tajam atau durasi pemberitaannya panjang, kita bisa menikmati. Seperti orang lapar, kalau dikasih makanan apapun bisa dia nikmati, bahkan yang pahit sekalipun bisa dia makan. Menikmati Firman adalah mendengar Firman dengan suatu kebutuhan, mengerti Firman, percaya yakin akan Firman dan menjadi iman di hati. Begitu kita bisa percaya dan yakin, Firman menjadi iman di hati maka kita mengalami kesukaan atau kegirangan di dalam Firman. Ada tantangan dan pencobaan serta ujian kita alami, tetapi Firman kita nikmati maka Firman itu memberikan kesukaan dan kegirangan di dalam hati.

 

Apalagi kami hamba Tuhan yang memberitakan Firman, kalau dia tidak praktek, tidak yakin dengan Firman yang dia sampaikan maka saat menghadapi tantangan pencobaan maka dia yang lebih dulu kecewa dan putus asa.

 

Siang ini nikmatilah Firman Tuhan, jangan bosan. Dengar dengan suatu kebutuhan, sampai mengerti lalu percaya dan yakin akan Firman Tuhan.

 

b)      Lakukan Firman. Firman didengar bukan untuk diperdebatkan, didiskusikan, tetapi untuk dilakukan. Kalau Firman kita lakukan maka kita akan mengalami 2 kuasa nama Tuhan:

1)      Kuasa Penyucian

II Timotius 2:19-21

2:19 Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."

2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.

2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

 

Kalau kita lakukan Firman maka terjadi penyucian. Sebelum kita lakukan Firman penyucian belum terjadi, masih terhambat. Apalagi kalau melawan Firman, tidak mungkin ada penyucian. Ada kuasa penyucian dari dosa-dosa. Kalau kita sudah mengalami penyucian dari segala dosa-dosa sehingga kita dipakai oleh Tuhan untuk memuliakan Tuhan. Orang lain melihat kita pasti akan memuliakan Tuhan. Kalau masih punya hati nurani masak tidak akan sadar, sudah saya kerasi, sudah saya beginikan tetapi dia tetap mengasihi saya, tetap melayani saya dengan baik, pasti bisa memuliakan Tuhan. Nebukadnezar saja raja yang jahat bisa memuliakan Tuhan ketika melihat Sadrakh, Mesakh dan Abednego mau melakukan Firman, mau menyembah Tuhan “biarpun apa yang terjadi kami tetap menyembah Tuhan”. Mereka dilempar ke dapur api, namun terjadi mujizat mereka ditolong Tuhan sehingga tidak mati dan Nebukadnezar bisa memuliakan Tuhan.

 

2)      Kuasa kemenangan

Filipi 2:10

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

 

Taat itu melakukan Firman. Sampai mati artinya sampai daging tidak bersuara. Ini kuasa kemenangan atas setan tritunggal. Yang ada di langit itu naga setan dengan roh jahat, roh najis dan roh durhakanya. Yang ada di atas bumi itu nabi palsu dengan roh dusta dan ajaran palsu. Yang ada di bawah bumi itu antikristus dengan roh hujat dan kebencian serta kekuatan mamon, kekuatan uang. Kita mengalami kemenangan atas setan tritunggal. Setan itu sumbernya masalah, sumber air mata, sumber kegagalan, semua yang jelek-jelek dari setan.

 

Dari 2 kuasa ini yang pertama adalah penyucian dulu. Ketika kita diperhadapkan dengan masalah, pertolongan Tuhan yang pertama adalah disucikan dulu, baru setelah itu masalahnya selesai, ada kemenangan. Seringkali kita ngotot kepada Tuhan “Tuhan tolong berikan kemenangan, tolong penyakit saya, tolong masalah saya”. Tetapi kenapa belum ditolong? Terjadi penyucian dulu, kalau sudah disucikan tidak ada alasan bagi Tuhan tidak menolong. Pasti Tuhan tolong tepat pada waktunya. Jadi kalau belum ditolong berarti Tuhan masih sibuk membenahi hati kita supaya suci. Kalau sudah suci maka pertolongan nyata.

 

Perempuan Siro-Fenesia datang kepada Yesus “Yesus anakku kerasukan setan, tolonglah aku, tolong anakku”. Yesus bilang tidak patut mengambil roti dan memberikan kepada anjing. Firman keras menunjuk dosanya yaitu bertabiat anjing. Dia berkata “benar Tuhan, namun anjing itu menjilat remah-remah roti”. Dia mengalami penyucian dari lidah anjing yang suka menjilat muntah, lidah anjing yang suka menjilat darah, menjilat borok dan kudis, menjadi menjilat remah-remah roti/Firman. Tuhan Yesus berkata “ibu karena perkataanmu itu anakmu sembuh” baru dia ditolong. Jadi penyucian dulu baru kemenangan atas segala masalah. Jangan paksa-paksa Tuhan, Tuhan tolong masalahku. Hati dan pikiran dulu disucikan baru Tuhan menolong.

 

2.      Mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ini pelajaran yang besar. Banyak kali kita dengar dan banyak kali kita baca bahkan banyak kali kita saksikan dan khotbahkan, sekarang prakteknya yang Tuhan tuntut dari kita. Praktek mengasihi sesama seperti diri sendiri:

a)      Tidak boleh ada kebencian terhadap sesama. Mulai dari rasa tidak suka. Kalau kita tidak suka pada seseorang segera selesaikan. Saya belajar juga, kadangkala sebagai gembala saya merasa sudah baik kepada jemaat, sudah dilayani dengan baik malah dilawan, mungkin dibentak, tetap tidak boleh ada rasa tidak suka, kalau ada rasa tidak suka nanti saya bombardir dalam ibadah.

 

Saya diizinkan mengalami pengalaman pahit dalam ibadah. Jemaat bersaksi, sepanjang kesaksian hantam saya, pokoknya uneg-unegnya keluar, isterinya sampai menangis. Saya strap sambil tutup mata, jangan sampai ada perasaan tidak suka. Kalau dalam puji-pujian suasananya sudah tidak enak, masuk Firman sudah berat. Saya bergumul juga, supaya sampaikan Firman jangan emosi. Gampang saja kalau saya emosi, tinggal suruh baca kitab imamat dan kitab ulangan “orang yang berlaku terlalu berani melawan imam, pinggangnya dihancurkan”, Tetapi saya tetap menyampaikan Firman dengan maksud murni untuk membawa jemaat masuk dalam penyucian, tidak ada tembak-tembak. Pulang ibadah langsung dia peluk saya minta ampun sampai tidak mau lepaskan saya. Kalau saat itu saya bereaksi daging, saya bom dari mimbar maka dia tidak tertolong dan saya hancur. Sampai sekarang dia jadi jemaat yang manis mendukung pelayanan penggembalaan.

 

Jadi kalau ada perasaan tidak suka lebih baik selesaikan. Masa dalam satu tubuh lalu tangan kanan melihat jari tangan kiri tidak baik lalu ambil pahat dia potong, kan tidak mungkin! Kalau satu tubuh mengasihi sesama anggota Tubuh Kristus yah selesaikan.

 

b)      Memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan.

Matius 25:35-40

25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;

25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?

25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?

25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

 

Jangan egois! Ada sesama yang membutuhkan kita harus bisa memberi. Mari kita pelajari poin per poin ini:

1)      Bisa memberi makan orang yang lapar. Artinya pada kita ada Firman yang sudah menjadi pengalaman hidup kita untuk kita saksikan dan bagikan. Di luar sana banyak yang lapar dan butuh Firman. Mereka cari tetapi mereka tidak dapat. Mungkin mereka sudah beribadah tetapi dalam ibadah tidak dapat makanan. Kita  punya Firman, ada pengajaran, jadikan itu sebagai pengalaman hidup. Kita praktekan untuk bisa kita bagikan kepada sesama yang membutuhkan lewat kesaksian-kesaksian hidup kita. Kita bagikan link ibadah, bersaksi perorangan, bersaksi lewat keubahan hidup kita.

 

2)      Bisa memberi minum kepada yang haus. Artinya kepada kita ada air Roh Kudus sehingga bisa memberikan kesejukan di mana saja kita berada. Bukan malah memperkeruh keadaan! Keadaan yang sejuk dan damai malah dikeruhkan. Tinggal ingat saja Firman Tuhan, kalau kita hamba Tuhan pelayan Tuhan seperti angin, kita membawa bau harum pengenalan akan Kristus di mana saja kita berada kepada orang yang akan selamat, tetapi bagi orang yang akan binasa kita bau kematian. Ada yang sudah ditentukan untuk binasa, apapun yang kita lakukan, pelayanan yang baik kita berikan, bagi dia itu bau kematian, dia tidak suka.

II Korintus 2:14-16

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

 

3)      Bisa memberikan tumpangan kepada orang asing. Artinya bisa memberikan pelayanan secara cuma-cuma. Kita membantu bukan mengharapkan imbalan dan sebagainya tetapi kita berikan pelayanan secara cuma-cuma. Itulah ciri pelayanan mempelai.

Wahyu 22:17

22:17 Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

 

4)      Memberikan pakaian kepada yang telanjang. Pakaian itu kaitannya dengan tahbisan. Seorang imam dan imam besar untuk melayani Tuhan dia memiliki pakaian tahbisan. Mereka harus membawa korban binatang, lembu jantan itulah korban pendamaian, domba jantan 1 itu korban penyerahan, domba jantan 2 itu korban tahbisan. Kemudian ada roti bundar yang tidak beragi dan roti tipis, semua ditaruh dalam satu bakul dan itu harus mereka bawa. Kemudian dikenakan pakaian pelayanan baru dituangkan minyak urapan. Jadi pakaian ini ada hubungannya dengan tahbisan. Memberikan pakaian kepada sesama yang telanjang artinya kita melayani sesama dalam tahbisan yang benar. Tahbisan kita harus benar dulu. Tahbisan itu kaitannya dengan kesucian, jadi kita harus melayani dengan kesucian!

 

5)      Mengunjungi yang sakit, terutama yang sakit rohani. Ada beberapa sidang jemaat yang sakit. Mohon maaf keterbatasan saya untuk bisa mengunjungi. Tetapi dalam doa selalu saya sebut. Terutama yang sakit rohani, yang tidak datang-datang ibadah, ayo kita doakan dan bawakan ajaran yang sehat supaya rohaninya sehat. Cuma jangan perempuan tumpangkan tangan yang laki-laki, itu salah lagi! Biarlah laki-laki yang mendoakan. Memang kita diberikan karunia-karunia Roh Kudus, tetap harus dalam koridor yang benar, laki-laki kedudukannya bagaimana, perempuan kedudukannya bagaimana, itulah tahbisan.

 

6)      Mengunjungi yang dalam penjara. Siapa orang yang di dalam penjara?

Matius 18:30

18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.

 

Orang yang di dalam penjara adalah orang berhutang. Hutang apa? Hutang dosa! Jadi mengunjungi sesama yang dalam Penjara artinya bisa memberikan pengampunan. Sesama dalam penjara bukan untuk kita hakimi atau hukum tetapi kita berikan pengampunan, itulah mengasihi sesama seperti diri sendiri. Mulai dari jangan ada lagi rasa tidak suka, tidak boleh ada kebencian, kemudian kita memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan.

 

Jangan ada hutang dosa, hutang-hutang dosa selesaikan semuanya. Yang salah mengaku, yang benar mengampuni dan melupakan, selesai sudah.

Roma 13:8

13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

 

Jika kita tidak mau memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan maka akibatnya:

Matius 25:41

25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.

 

Dihadapan Tuhan orang itu menjadi orang yang egois, kambing, yang dikutuk dan binasa.

 

3.      Mengasihi orang yang memusuhi kita. Ini yang paling berat, ini perobekan daging.

Matius 5:43-44

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

 

Mengasihi orang yang memusuhi kita lewat praktek tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi membalas dengan kebaikan dan mendoakan. “Koq enak, nanti kalau didoakan dia tambah melunjak!” tetap doakan yang baik. Kalau perlu berdoa puasa untuk dia. Raja Daud sampai puasa untuk dirinya. Saya juga belajar mempraktekan, saya ambil waktu berpuasa untuk orang yang suka meneror-neror saya, puasa supaya orang itu berubah.

Mazmur 35:12-14

35:12 Mereka membalas kebaikanku dengan kejahatan; perasaan bulus mencekam aku.

35:13 Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku,

35:14 seolah-olah temanku atau saudarakulah yang sakit, demikianlah aku berlaku; seperti orang yang berkeluh kesah karena kematian ibu, demikianlah aku tunduk dengan pakaian kabung.

 

Bukan malah “biar saja dia rasa!” jangan, itu berarti roh Amon suka balas membalas. Bapak ibu pernah disakiti? Sering! Pernah doakan? Sudah. Sudah pernah puasa? Belum. Atau sudah puasa tetapi malah tambah jahat, kalau begitu tambah lagi puasanya. Dia malah lebih jahat, berarti lebih banyak lagi puasanya. Sampai Daud bilang lututku melentuk dan habis dagingku karena berpuasa.  

 

Hari kamis kita berdoa puasa bersama. Salah satu berpuasa untuk orang-orang yang menyakiti kita yang menusuk-nusuk terus. Serahkan mereka kepada Tuhan “Tuhan berkati mereka, Tuhan ampuni mereka, Tuhan ubahkan mereka”. Kekuatan doa dan puasa itu luar biasa dahsyat, mampu mengubahkan orang yang sudah jahat sekalipun bisa dibaharui. Jadi puasa untuk musuh itu benar-benar suatu perobekan daging.

 

Ketika kita menghadapi orang yang suka bertengkar, hindari, berupaya untuk menghindari pertengkaran. Sebab kalau ada pertengkaran, air bah datang.

Amsal 17:14

17:14 Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai.

 

Amsal 26:17

26:17 Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu.

 

Jadi kalau ada orang bertengkar tidak usah kita ikut campur, kita doakan saja. Kalau kita ikut campur sama dengan pegang telinga anjing yang sedang lewat, nanti kita malah digigit. Hindari pertengkaran dan kita doakan, doakan yang baik. Selama kita masih punya tubuh, jiwa dan roh, masih bisa mendengar Firman, persekutuannya persekutuan yang benar ada Firman pengajaran yang benar, masih ada harapan bisa berubah.

 

II Timotius 2:23

2:23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,

 

Titus 3:9

3:9 Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.

 

Yang bodoh dan sia-sia itu hindari saja, nanti kita ikut-ikutan bodoh, kita pegang telinga anjing yang sedang lewat. Bukan kita musuhi tetapi kita mendoakan yang baik .

 

Kalau bisa mengasihi Tuhan dan sesama, berarti pada kita ada 2 loh batu. Ada 2 macam 2 loh batu:

1.      Loh batu mula-mula yang dipecahkan. Itu menunjuk pribadi Yesus. Dia rela hancur di kayu Salib untuk menyelamatkan kita.

2.      2 loh batu yang baru itulah kita manusia berdosa yang mau diproses, mau dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, kehidupan yang sempurna yang sama mulia dengan Tuhan.

 

Langkah-langkah untuk bisa mengasihi Tuhan, mengasihi sesama sampai mengasihi musuh. Kita belajar dari langkah-langkah pembentukan 2 loh batu yang baru.

1.      Langkah Penebusan

Keluaran 32:19

32:19 Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

 

2 loh batu yang pertama harus dihancurkan. Ini  sama dengan langkah penebusan. Yesus harus mati di kayu salib, supaya kita yang seharusnya mati bisa hidup, kita mengalami penebusan, kelepasan dari dosa. Jadi langkah pertama untuk bisa mengasihi Tuhan dan sesama adalah mengalami kelepasan dari dosa. Kalau ada dosa tidak akan mungkin kita bisa berkata mengasihi Tuhan dan sesama. Masa pacaran berkata “aku cinta kepadamu” tetapi ada dosa, apalagi dosa kenajisan, itu bukan cinta, itu gombal! Kadangkala di masa pacaran itu obral janji cinta, tetapi minta yang najis-najis, itu bukan kasih agape, bukan kasih fileo, itu kasih eros. Yang sudah melapor pacaran, jaga jangan handsball, kartu merah nanti! Jangan berikan kesempatan kepada iblis.

 

Lepas dari dosa itu = hidup benar. Dosa itu yang membuat kita tidak benar. Mau mengasihi Tuhan dan sesama tetapi benar hidupnya, bagaimana bisa. Supaya bisa tetap hidup benar harus tergembala, masuk dalam kandang penggembalaan.

Amsal 12:26

12:26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.

 

Dalam kandang penggembalaan tempat kita memantapkan kebenaran sehingga bisa mengasihi Tuhan dan sesama.

 

2.      Langkah pemahatan atau penyucian. Di dalam penggembalaan batu yang keras tidak ada bentuknya itu dipahat, disucikan.

Keluaran 34:1

34:1  Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.

 

Untuk memahat paling tidak dibutuhkan 2 alat yaitu palu dan kedua pahat yaitu benda yang tajam untuk memahat. Palu dan benda yang tajam itu adalah Firman pengajaran yang benar! Yang bisa memahat atau menyucikan kehidupan kita hanya palu Firman pengajaran yang benar atau Firman yang lebih tajam dari pada pedang bermata 2. Kalau batunya keras, semakin kuat diayunkan palunya.

Yeremia 23;29

23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

 

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Jadi dalam penggembalaan kita minta kepada Tuhan, Firman yang keras dan tajam. Kalau itu ada berbahagia kita, maka segala bentuk yang tidak baik dalam diri kita dipahat. Hamba Tuhan tanpa Firman pengajaran yang benar tidak mungkin bisa membentuk jemaat. Bagaimana dia bisa membentuk jemaat kalau dia sendiri tidak punya alat. Tugas saya sebagai gembala untuk memahat dan membentuk jemaat supaya cocok dengan seleranya Tuhan, bisa kembali sama dengan Tuhan, bisa sama dengan 2 loh batu yang semula, sama dengan Yesus. Jadi jangan marah kalau Firman keras seperti palu, Firman tajam, supaya yang tidak baik dalam diri kita dikeluarkan semua. Dengan kata lain untuk membentuk jemaat menjadi sama dengan Tuhan, lebih dahulu harus ada bentuk Tuhan dalam diri saya yaitu bentuk kebenaran dan kesucian. Sehingga jemaat bisa melihat oh gembalaku hidup benar, gembalaku hidup suci sehingga jemaat bisa menyerahkan diri untuk dipahat dan dibentuk. Mari kita sama-sama saling mendoakan supaya kita mau dibentuk di dalam penggembalaan.

 

Namanya proses pemahatan harus diulang-ulang. Jangan marah kalau Firman diulang-ulang, itu lagi itu lagi. Diulang-ulang, terus menerus sampai ktia mempunyai bentuk yang sama seperti Tuhan. Benar seperti Yesus benar, suci seperti Yesus suci, sampai nanti sempurna seperti Yesus sempurna. Memang sakit bagi daging, dipahat dan dikeluarkan yang tidak baik, tetapi harus!

 

Tugas kita bertekun dalam penggembalaan, dalam proses pemahatan. Yang lain sudah mau selesai, kita tidak bertekun, akhirnya tidak selesai-selesai. Ayo tekuni itu supaya selesai proses pemahatannya dan kita menjadi sama dengan Yesus. Kalau tidak mau bertekun nanti kehidupan kita ketinggalan waktu Yesus datang. Apalagi kita yang sudah melayani Tuhan, punya jabatan pelayanan, kalau tidak bertekun dalam penggembalaan jabatannya bisa diambil dan diberikan kepada orang lain. Ketika mau kembali melayani sudah tidak ada kesempatan! Ingat Esau, hidupnya penuh cucuran air mata karena dia tidak mau bertekun di dalam kemah, maunya di luar mencari daging, berburu daging. Jubahnya yang indah dia gantung di rumah, diambil oleh Yakub. Yakub mendapat berkat sulung sedang Esau menangis penuh cucuran air mata dan dia tidak mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.

Ibrani 12:16-17

12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.

12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

 

Dalam Perjanjian Baru, Yudas kehilangan jabatan, jabatannya diambil dan diberikan kepada Matias. Perlu kita waspada!

 

Bagaimana proses pemahatan, proses penyucian?

Amsal 23:2

23:2 Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!

 

Leher menunjukan penyembahan. Jadi proses pemahatan, proses penyucian adalah sampai bisa menghasilkan penyembahan yang berkenan kepada Tuhan. Kalau menyembah saja masih sulit, perlu disucikan terus sampai kita bisa menikmati penyembahan. Karena nanti pertemuan di udara itu dengan suara penyembahan. Jadi bisa dilihat orang ini sedang disucikan atau tidak, dia alami penyucian atau tidak yaitu dari penyembahannya. Kalau tidak suka menyembah berarti tidak ada penyucian dalam dirinya. Kalau dia berjuang menyembah berarti dia sedang disucikan. Memang seringkali daging kita capek tetapi kita mau berjuang menyembah, tidak menyerah dengan keadaan. Itu berarti penyucian dan pemahatan sedang berjalan dalam diri kita. Menyembah itu bagaikan naik gunung, berjuang! Biarlah kita mau meningkat pada penyembahan, pelayanan kita memuncak pada penyembahan.

 

Dalam penyucian yang disucikan adalah hati dari hawa nafsu daging, dari keinginan daging. Mulai dari keinginan jahat yaitu cinta uang, ikatan akan uang yang membuat kikir dan serakah, sehingga menyimpang dari kebenaran. Seringkali karena keinginan akan uang sehingga terjadi pertengkaran dalam keluarga, terjadi pertengkaran dalam penggembalaan dan seterusnya. Kemudian keinginan najis yang mengarah pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan.

Amsal 23:3-4

23:3 Jangan ingin akan makanannya yang lezat, itu adalah hidangan yang menipu.

23:4 Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini.

 

Kalau hati sudah dipahat maka perbuatan dan perkataan pasti disucikan, mulut bisa menyembah. Dalam doa penyembahan kita sedang dikembalikan segambar dengan Allah. 3 murid diajak oleh Yesus naik ke gunung untuk menyembah. Di atas gunung Yesus berubah rupa. Jadi doa penyembahan ini untuk kita mengalami pembaharuan hidup, kita dikembalikan pada gambar Allah Tritunggal.

Matius 17:1-2

17:1 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.

17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

 

Biarlah pemahatan dan penyucian terjadi. Masuk kandang, melayani dalam sistem penggembalaan, dipahat terus, disucikan keinginannya yang jahat dan najis, maka pasti mulut bisa menyembah. Pembaharuan itu di mulai dari wajah. Di wajah ada panca indera, salah satunya mulut. Permulaan keubahan hidup adalah mulut tidak berdusta dan tidak berkata yang sia-sia yang hanya melemahkan rohani orang lain.

Efesus 4:24-25,29

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. 

4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

 

Kalau kita salah yah mengaku, jangan berdusta. Perkataan kita perkataan yang membangun, bukan melemahkan. Itulah kehidupan yang diubahkan, sampai nanti tidak salah dalam perkataan, itulah orang yang sempurna, kita sudah kembali segambar dengan Allah Tritunggal.

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

3.      Langkah penulisan

Keluaran 34:1

34:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.

 

Kita ditulis dengan 10 hukum = ditulis dengan kasih Allah yang sempurna, kasih Mempelai. Semakin disucikan, kasih Allah yang sempurna itu semakin nyata dalam kehidupan kita.

 

Kegunaan kasih Allah, kasih yang sempurna.

a)      I Korintus 13:4-8

13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.

13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

13:8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

 

Kalau semua ini disimpulkan, kasih itu memberi kebahagiaan mempelai di dalam kehidupan kita sekalian. Ada tantangan dan pergumulan kita hadapi, tetapi Tuhan berikan kebahagiaan mempelai, ada nyanyian baru.

Wahyu 14:2-3

14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.

14:3  Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

 

Nyanyian baru itu tidak bisa dipelajari orang lain. Jadi kalau kasih sudah ditulisi dalam kehidupan kita, itu menjadi pengalaman pribadi yang tidak bisa dipelajari oleh orang lain, ini pengalaman masing-masing. Sekarang kita raba dan periksa, kita sudah sampai tahap yang mana. Karena Tuhan sudah mau datang, semua tahap sudah kita lewati sekalipun belum sempurna. Kita sementara ditulisi dengan kasih yang sempurna. Ada nyanyian baru, ada kasih Mempelai, ada kebahagiaan dengan Tuhan, pengalaman pribadi dengan Firman Tuhan yang tidak bisa dipelajari oleh orang lain, hanya kita dengan Tuhan saja.

 

b)      Kolose 3:14

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Saya yakin seyakin-yakinnya Tuhan akan menggenapi ayat ini. Kasih itu menyatukan dan menyempurnakan kita sekalian mulai dari dalam nikah. Kalau suami itu mengalami langkah penebusan, langkah pemahatan/langkah penyucian dan juga mengalami langkah penulisan lalu isteripun demikian, pasti menyatu! Yakin nikah kita bisa disatukan oleh Tuhan. Nikah yang tercerai berai, yang sudah hancur busuk sekalipun, asalkan pribadi kita yang ada dalam penggembalaan ini mau disucikan dari dosa, mau bertekun dalam penggembalaan, mau ditulisi dengan kasih Allah maka Tuhan mampu menyatukan nikah kita. Dalam penggembalaanpun begitu. Antar penggembalaan juga akan semakin erat persekutuannya. Sekarang memang banyak goncangan kita alami, tetapi Firman Tuhan akan digenapi, penyatuan Tubuh Kristus akan segera terwujud.

 

Memang untuk menyatukan Tubuh Kristus lebih sulit dari pada membangkitkan orang mati. Yesus berdoa 4 kali supaya murid-murid menjadi satu. Tetapi untuk mendoakan supaya Lazarus bangkit hanya sekali. Jadi penyatuan Tubuh Kristus itu lebih mustahil dari pada membangkitkan orang yang mati. Tetapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahhil, bagi kita yang percaya tidak ada perkara yang mustahil. Apa buktinya kita percaya? Kita masuk dalam langkah penebusan, pemahatan, penyucian dan penulisan. Ayo hiduplah dalam kasih Allah, memang banyak halangan, tantangan dan pergumulan, namun kasih Tuhan memberikan kebahagiaan, ada nyanyian baru, dan kasih Tuhan akan menyatukan serta menyempurnakan kita sekalian.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar