20230722

Kebaktian Doa Puasa Sesi 2, Sabtu 22 Juli 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu  


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Keluaran 27:1

27:1 "Haruslah engkau membuat mezbah dari kayu penaga, lima hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya, sehingga mezbah itu empat persegi, tetapi tiga hasta tingginya.

 

Ini ukuran dari mezbah korban bakaran, panjangnya 5 hasta, lebarnya 5 hasta, itu menunjukan kemurahan Tuhan yang berlipat ganda. Tingginya 3 hasta, ini menunjukan Allah Tritunggal yang kita kenal dengan nama Tuhan Yesus Kristus. Angka 3 juga menunjuk tubuh, jiwa dan rohnya Yesus sudah Dia serahkan untuk penebusan dosa kita. Maka sebagai timbal balik kita juga harus menyerahkan tubuh, jiwa dan roh kita kepada Tuhan untuk melayani Tuhan dengan benar = ada penyerahan sepenuh kepada Tuhan. Dulu di atas mezbah korban bakaran itu dipersembahkan hewan kurban, ada lembu, domba, burung merpati dan burung tekukur. Terutama dalam pentahbisan seorang imam, mereka persembahkan lembu jantan sebagai korban bakaran, lalu domba jantan pertama untuk korban penyerahan diri dan domba jantan kedua untuk korban tahbisan. Bagaimana kita bisa menyerahkan hidup sepenuh kepada Tuhan, kita pelajari dari korban domba jantan pertama sebagai korban penyerahan.

Keluaran 29:15-18

29:15 Kemudian haruslah kauambil domba jantan yang satu, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu.

29:16 Haruslah kausembelih domba jantan itu dan kauambillah darahnya dan kausiramkan pada mezbah sekelilingnya.

29:17 Haruslah kaupotong-potong domba jantan itu menurut bagian-bagian tertentu, kaubasuhlah isi perutnya dan betis-betisnya dan kautaruh itu di atas potongan-potongannya dan di atas kepalanya.

29:18 Kemudian haruslah kaubakar seluruh domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu persembahan yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

 

Domba jantan pertama yang dikorbankan ini adalah korban penyerahan sepenuh. Dulu dalam bentuk hewan korban, tetapi segala jenis hewan korban itu sudah digenapi oleh Korban Kristus. Jadi kita pelajari penyerahan diri sepenuh dari penyerahan Yesus sampai mati di kayu salib.

 

Proses penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan:

1.      Harun dan anak-anaknya meletakan tangan di atas kepala domba jantan. Artinya kita yakin dan imani bahwa jaminan hidup kita adalah Yesus sebagai Kepala. Ini disebut hidup oleh iman.

II Korintus 5:7

5:7 — sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —

 

Praktek hidup oleh iman adalah tabah = kuat dan teguh hati

II Korintus 5:6,8

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

 

Apapun yang terjadi tetap kuat teguh hati, tetap tabah, tetap bersandar kepada Tuhan. Mungkin diizinkan sakit, merosot, dibenci dan dikucilkan orang tetap bersandar, tetap menyembah Tuhan, tetap berkobar melayani Tuhan, tetap pegang teguh pengajaran yang benar, itu hidup oleh iman.

 

2.      Domba disembelih. Leher yang disembelih itu menghubungkan kepala dan tubuh, disembelih berarti ada tanda darah. Artinya hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala ada dalam tanda darah yaitu kita tidak mau mengelak dari tajamnya pedang Firman untuk menyucikan kehidupan kita.

Ibrani 4:9-13

4:9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.

4:10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.

4:11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

 

Disembelih berarti mati. Dengan mengalami penyucian oleh pedang Firman pengajaran, tujuannya untuk mematikan suara daging kita. Kemudian ditambah dengan doa penyembahan, doa puasa, itu mempercepat proses mematikan suara daging. Puasa dalam bahasa gerikanya disebut nistia atau nistio artinya berpantang. Bukan cuma berpantang makan dan minum, tetapi kita berpantang hal-hal yang tidak bekenan kepada Tuhan. Kalau daging sudah mati maka kita akan mengalami sabat, hari perhentian, artinya mengalami damai sejahtera oleh Roh Kudus. Mungkin kita diperhadapkan kegoncangan dalam nikah dan buah nikah, mari kita datang pada Tuhan untuk disucikan. Kemudian kita tersungkur di bawah kaki Tuhan, menyembah, tambah doa puasa. sehingga ketika kegoncangan itu ada kita merasa damai, tidak ikut goncang, tetap damai sejahtera.

 

PBB mengeluarkan banyak biaya untuk menciptakan damai di dunia ini tetapi tidak bisa. Menghadapi pemimpin 1 negara saja susah, sampai sekarang ribut terus. Menciptakan alat-alat perang itu bukan hal yang murah, tujuannya supaya damai, tetapi buktinya malah tambah kacau. Bagi kita tidak perlu bayar mahal untuk damai, cukup beri hidup kita untuk disucikan oleh Firman. Kita datang menyembah Tuhan, ditambah dengan puasa, semakin disucikan semakin damai sejahtera, ada damai. Pergumulan mungkin belum selesai tetapi kita sudah merasa damai, ketenangan. Kalau belum damai terus tingkatkan penyerahannya sampai merasa damai. Masalah nikah belum selesai, tambah puasanya 2 - 3 hari, sampai kita sudah damai. Suami belum dimenangkan, isteri belum dimenangkan, tetapi hati kita sudah damai menghadapi mereka. Kalau sudah damai sebentar lagi Tuhan tolong.

 

3.      Darah disiram pada sekeliling mezbah. Mezbah bicara ibadah, sekelilingnya ada darah. Jadi darah disiram pada sekeliling mezbah artinya rela menderita dan sengsara untuk melayani Tuhan.

II Timotius 3:12

3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

 

Mungkin mengalami aniaya secara fisik atau secara batin. Mungkin yang dari jarak jauh mau ikut ibadah online malah ditekan-tekan, dihina, diejek, itu memang sudah betul. Untuk beribadah melayani Tuhan harus rela menderita, ada darah sekeliling, ada sengsara, bukan enak-enak. Tetapi kenyataannya sekarang ibadah dikemas untuk mengenakan dan menyenangkan daging. Kalau sudah dikemas menyenangkan daging maka akhirnya nanti kebenaran ditolak, pengajaran yang benar ditolak, tahbisannya mulai salah, sampai tidak peduli lagi soal tahbisan.

 

Ibadah kalau tidak ditandai darah tidak akan mengalami pengampunan dosa, justru dosa makin bertambah.

Ibrani 9:22

9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

 

Ibadah kalau hanya senang-senang daging, tidak ada pengampunan dosa. Tetapi kalau ibadah disertai tanda darah di situ ada pengampunan dosa, ada kemenangan. Setan hanya takut dengan darah Yesus, menghadapi setan ibadah harus ada tanda darah. Yang datang dari jauh capek, itu sudah tanda darah. Yang dekat juga harus ada tanda darah, sama-sama harus ada tanda darah, semua tanda darah. Kita mau berkoban sementara kita sendiri butuh, itu juga ada tanda darah. Tanda darah itu membuat kita menang menghadapi iblis setan. Paulus katakan aku putuskan yang aku cari adalah Yesus yang disalibkan. Biarlah itu juga keputusan kita, kita mau beribadah yang kita cari adalah Yesus yang disalibkan, tanda darah.

I Korintus 2:2

2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.

 

Berarti ibadah kita ada penyucian oleh pedang Firman pengajaran dan kita rela sengsara daging tanpa dosa karena ibadah, karena Firman.

 

4.      Dipotong-potong menurut bagiannya. Kalau seandainya domba itu bisa bersuara “aduh sakit”. Begitu juga kita, sudah dalam penggembalaan beribadah dalam tanda darah melayani, masih dipotong-potong lagi. Artinya menerima penyucian lebih mendalam. Orang mengiris dan memotong itukan irisan pertama, irisan kedua, irisan ketiga semakin dalam. Begitu juga kalau memotong, potongan pertama belum selesai, diayunkan potongan kedua, apalagi kalau parangnya tumpul, berkali-kali baru bisa putus. Begitu juga penyucian, Firman semakin dibukakan, penyuciannya lebih dalam lagi.

 

Apa yang mau disucikan.

a)      Isi perut, itu menunjuk hati. Hati disucikan dari dosa keinginan. Belum dilakukan, baru ingin. Baru niat sudah ditusuk, sudah disucikan lebih dalam lagi. Termasuk niat baik yang tidak pernah diwujudkan, itu harus disucikan. Terutama untuk pekerjaan Tuhan, saya mau korban ini, tetapi tidak pernah dilakukan, itu perlu disucikan lebih dalam. Apalagi kalau berniat untuk menjadi hamba Tuhan sepenuh tetapi tidak dilakukan, itu perlu disucikan. Sudah niat saya mau gunakan waktu menyembah dalam sehari sekian kali, tetapi tidak dilakukan, itu harus disucikan.

 

Kalau hati sudah disucikan, rohani hidup.

Amsal 4:23

4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

 

Apa bukti rohani hidup? Roh kita berasal dari Tuhan dan selalu rindu kembali kepada Tuhan. Roh yang hidup selalu ingin untuk menyembah Tuhan. Tidak sulit untuk diajak puasa dan doa semalaman kalau rohani hidup. Kita bangun mezbah, jangan sampai mezbah kita runtuh. Dirikan mezbah doa di rumah dalam nikah doa bersama, di gereja secara berjemaah, secara pribadi, mari kita tingkatkan doa penyembahan  kita, itu bukti rohani kita hidup.

 

b)      Betis disucikan, betis menunjuk pendirian. Pendirian perlu disucikan supaya jangan goyah pendirian kita.

I Korintus 15:58

15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Ibrani 12:12-13

12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;

12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.

 

Terutama pendirian kita terhadap pengajaran, jangan gampang digoyahkan. Kalau sudah yakin ini pengajaran yang benar dan sudah menjadi pengalaman hidup kita, jangan mau digoyahkan dengan suara-suara asing, dengan ajaran-ajaran asing, dengan gosip-gosip. Orang yang sudah bertahun-tahun bertanggung jawab atas hidupnya menaikan doa penyembahan sudah tidak dipercaya karena mendengar gosip dari orang yang baru dia kenal atau baru berapa kali dia temui, padahal orang itu tidak bertanggung jawab atas hidup kita. Gembala lain menyampaikan ini itu tentang gembalamu lalu percaya oh gembalaku begini begitu, jangan!!.

 

Juga pendirian atas korban Kristus jangan goyah. Jangan gampang digoyahkan oleh godaan dosa, oleh pengaruh dunia, jangan! Dulu saya berdoa bagi kaum muda, jauhkan dari pergaulan dunia yang jahat dan najis. Melihat keadaan sekarang ini banyak yang mencemarkan mereka, saya tambah doa mereka hindarkan dari hal-hal yang mencemari kesucian mereka. Hal-hal yang bisa mencemarkan kaum muda bisa gadget, bisa orang terdekat, sesama dalam keluarga bisa mencemari kesucian.

 

Dengan kata lain betis disucikan = tetap berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar dan tetap hidup benar dan suci apapun yang kita hadapi.

 

5.      Dibakar sampai habis, berarti menjadi asap. Artinya kita mengosongkan diri, sudah tidak ada lagi, habis sudah, tidak ada lagi pikiran, perasaan, kehendak, kekuatan sendiri. Tetapi mau menerima pikiran, perasaan, kekuatan dan kehendak Tuhan Yesus.

Filipi 2:5-8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Kalau masih menggunakan pikiran, kekuatan, kehendak dan perasaan kita, maka terhadap Firman bisa tidak percaya, ragu-ragu, sehingga hidup banyak pertanyaan. Contohnya dalam peristiwa natal. Ada 2 perempuan mengalami mujizat. Pertama Elizabet yang mandul, diwakili Zakharia suaminya tidak percaya terhadap Firman karena menggunakan pikirannya sendiri, orang sudah tua mau punya anak. Apa yang terjadi? Karena engkau tidak percaya engkau akan bisu, kata malaikat Gabriel. Bisu berarti tidak ada pembukaan rahasia Firman. Inilah akibatnya kalau melayani Tuhan memakai pikiran daging kita, tidak kita taklukan kepada Yesus. Bukan berarti kita bekerja tanpa pikiran, bodoh-bodoh, serampangan saja, tetapi pikiran kita taklukan kepada Yesus. Kalau tidak nanti banyak ragu dan tidak percaya, akhirnya tidak bisa menikmati pembukaan Firman, tidak ada pembukaan mulut.

 

Maria juga waktu mendengar “engkau akan mengandung” dia menjawab “bagaimana hal itu mungkin terjadi sementara aku belum bersuami” dia pakai pikiran dagingnya. Tentu perasaan dagingnya muncul, dia takut “orang belum bersuami mengandung, oh bisa dilempari batu saya ini”.

 

Kalau pikiran, perasaan, kekuatan, kehendak kita yang kita kedepankan maka kita tidak akan menerima pembukaan Firman dan tidak mengalami mujizat dari Tuhan, kosong dari pribadi Tuhan. Syukur Elizabet mau percaya, Mariapun mau percaya.

Lukas 1:45

1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."

 

Elizabet bisa berkata seperti itu karena dia sudah percaya, dia sudah mengandung, sudah 6 bulan kandungannya. Lagi, kita lihat Maria.

Lukas 1:38

1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

 

Maria juga mau percaya, dia tanggalkan pikiran dan perasaannya, kekuatan dan kehendaknya, mau mengandalkan pikiran, perasaan, kehendak dan kekuatan Yesus. Salah satu pikiran dan perasaan Yesus adalah taat pada Firman sampai daging tidak bersuara lagi. Siang ini dalam doa puasa kita mau belajar untuk menaklukan pikiran, perasaan, kekuatan dan kehendak daging kita untuk bisa menerima pikiran, perasaan, kekuatan dan kehendak Tuhan, untuk bisa taat pada Firman sampai daging ini tidak bersuara lagi. Tidak ada pertanyaan masakan bisa, tidak mungkin, itu semua tidak ada lagi. Tetap taat pada Firman Tuhan. Ketika kita sudah menaklukan pikiran, perasaan, kehendak dan kekuatan kita kepada Yesus, lalu kita menerima pikiran, perasaan, kehendak dan kekuatan Yesus maka kita akan menjadi persembahkan yang harum bagi Tuhan, seperti domba yang dibakar berbau harum bagi Tuhan.

Efesus 5:2

5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

 

Teladannya adalah Yesus, Dia menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan, kitapun demikian. Biarlah doa puasa kita sepanjang hari ini merupakan persembahan yang harum bagi Tuhan. Kalau persembahan kita naik bagaikan asap, abunya turun. Abu itu bicara berkat. Begitu kita bisa taklukan, pikiran, peraksaan, kehendak kekuatan kita kepada Yesus, kita menjadi persembahan yang harum maka Tuhan siap memberkati kehidupan kita sekalian, berkat yang tiada pernah putus Tuhan berikan kepada kita. Berkat jasmani dan berkat-berkat Rohani Tuhan berikan kepada kita, berkat nikah, berkat buah nikah, berkat perlindungan segala berkat Tuhan berikan kepada kita. Jangan ragukan kuasa dan kasih Tuhan, Tuhan tidak pernah menipu. Kesalahan banyak orang Kristen mau menerima berkat sampai paksa Tuhan, tetapi tidak mau menjadi asap yang berbau harum bagi Tuhan, tidak mau menyerahkan diri kepada Tuhan. Berdoa berkati saya, berkati nikahku, berkati buah nikahku, berkati kebunku, tetapi praktek hidupnya tidak mau taat! Taat dulu, asap berbau harum baru berkat dicurahkan kepada kita. Asap itu naik, kalau kita bisa menyerah sepenuh kepada Tuhan maka rohani kita semakin naik, semakin diubahkan sampai sama mulia dengan Yesus terangkat ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, kita menjadi milikNya untuk selama-lamanya. Mari kita serahkan hidup kita kepada Tuhan, penyerahan sepenuh hanya kepada Tuhan.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar