20230730

Kebaktian Kaum Muda, Minggu 30 Juli 2023 Pdt. Handri Legontu


Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Keluaran 14:21-25

14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

14:23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka — segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda — sampai ke tengah-tengah laut.

14:24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu.

14:25 Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab TUHANlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir."

 

Keluaran 13–15:21 dalam terang Tabernakel kena pada bejana pembasuhan. Secara rohani menunjukan baptisan air yang benar. Ada 3 tahap baptisan air yang benar.

1.      Pasal 13 itu tahap persiapan.

2.      Pasal 14 itu tahap pelaksanaan.

3.      Pasal 15:1 sampai 15:21 tahap sesudah baptisan air yang benar.

 

Kita masih ada pada pasal 14, tahap pelaksanaan. Tadi dikatakan laut Teberau terbelah dan orang Israel berjalan di tanah kering, sedangkan di kiri dan kanan mereka air itu bagaikan tembok bagi mereka. Ini menunjukan baptisan air.

I Korintus 10:2

10:2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

 

Begitu orang Israel berjalan di tanah kering mereka selamat. Firaun dan orang Mesir mengikuti tetapi mereka ditenggelamkan oleh air laut itu. Jadi baptisan air adalah jalan keselamatan bagi umat Tuhan. Kaum muda remaja kalau ada kerinduan masuk dalam baptisan air itu adalah jalan keselamatan. Makanya harus sungguh-sungguh persiapan dan pelaksanaannya harus diperhatikan baik-baik.

 

Jauh sebelum kisah ini ada kisah nabi Nuh yang selamat karena masuk ke dalam Bahtera bersama isteri, 3 anaknya dan 3 anak mantunya. Bahtera Nuh juga menubuatkan jalan keselamatan lewat baptisan air yang benar.

I Petrus 3:21-22

3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,

3:22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.

 

Seperti Nuh sekeluarga selamat di dalam bahtera, seperti bangsa Israel selamat menyeberangi laut Teberau, demikian juga kita selamat kalau masuk dalam baptisan air yang benar. Baptisan itu mengandung kuasa menyelamatkan. Dan bukan hanya itu tetapi juga ada kuasa penyucian sampai menyempurnakan.

Efesus 5:26-27

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

 

Apa buktinya bahwa kita sudah mengalami kuasa keselamatan dan sekarang sedang mengalami kuasa penyucian untuk kelak sempurna? Buktinya memiliki hati nurani yang baik. Biarlah kita semua memiliki hati nurani yang baik.

I Petrus 3:21

3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,

 

Dulu waktu pembangunan Tabernakel, dasar pembangunan Tabernakelnya adalah hati nurani yang baik. Dikatakan pungutlah persembahan khusus dari bangsa Israel yang terdorong hatinya. Kalau hati nurani kita baik maka kita akan dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Setelah dibaptis ada kelanjutannya, masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

 

Melayani itu bukan karena pintar nyanyi, jago main musik, atau apa yang dikerjakan di gereja, tetapi dalam melayani yang Tuhan lihat adalah hati nurani yang baik. Itu semua tergantung baptisannya benar atau tidak. Saya dulu pelaksanaannya sudah benar tetapi persiapannya tidak benar, saya tidak bertobat. Kalau pelaksanaannya sudah benar, pertobatannya yang diperbaiki, minta ampun kepada Tuhan supaya dalam melayani Tuhan pelayanan kita berkenan kepada Tuhan. Mengerikan, sudah melayani Tuhan lalu Tuhan bilang “Aku tidak kenal kamu!”. Coba bagaimana perasaan kita kalau sudah bekerja banting tulang untuk seseorang lalu kita bawa hasil kerja kita kepada orang itu, tetapi orang itu bilang “siapa ngana, eh kita tidak tahu siapa kamu?” lalu pekerjaan kita ditolak begitu saja, bagaimana perasaan kita. Semoga tidak terjadi seperti itu kepada kita. Biarlah betul-betul pelayanan kita diterima oleh Tuhan.

 

Banyak orang baik di dunia ini tetapi belum tentu benar sesuai Firman. Praktek hati nurani yang baik kita lihat sesuai Firman Tuhan.

1.      Keluaran 25:1-2

25:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:

25:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.

 

Praktek pertama adalah hati yang rela memberi tanpa paksaan, tanpa ancaman dan juga tanpa pamrih. “Kalau saya memberi sekian saya dapat apa?” itu namanya judi! Sasaran pembangunan Tubuh Kristus adalah sampai kita bisa memberi seluruh hidup. Sore ini kita beri waktu. Mungkin mau rekreasi, mau liburan, mau ke mana, tetapi kita beri waktu kita untuk beribadah kepada Tuhan. Kita beri tenaga, kita beri harta dan lain sebagainya. Mari kita berikan dengan kerelaan hati, jangan terpaksa.

 

Pemberian kita untuk Tuhan itu apa yang ada pada kita, jangan yang ada pada orang lain.

II Korintus 8:12

8:12  Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.

 

Bulan depan mau KKR di Palu, yang kita beri apa yang ada pada kita. Tidak ada istilah janji iman dan jangan berhutang.

 

Yang dipersembahkan oleh orang Israel adalah persembahan khusus. Persembahan khusus itu pasangannya perpuluhan.

Maleakhi 3:8

3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!

 

Jadi hati yang rela memberi itu dibuktikan dengan bisa mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus. Itu bukan milik kita, itu milik Tuhan.

 

Perpuluhan itu pengakuan kita sudah diberkati Tuhan. Yang Tuhan lihat bukan jumlahnya besar atau kecil tetapi pengakuan kita, dasarnya kebenaran. Persembahan khusus adalah ucapan syukur karena kita sudah diberkati oleh Tuhan, dasarnya kerelaan. Bisa mengembalikan milik Tuhan itu tanda kita sudah makan Firman Tuhan.

 

2.      Praktek hati nurani yang baik adalah hati damai sejahtera. Pembangunan Tabernakel pengertian rohaninya adalah pembangunan Tubuh Kristus. Pembangunan Bait Allah Salomo pengertian rohaninya juga pembangunan Tubuh Kristus, jadi sama. Setelah Bait Allah selesai dibangun, perkakas Tabernakel dibawa masuk ke dalamnya. Waktu pembangunan Bait Allah Salomo, batu-batunya disusun menjadi Bait Allah, tidak terdengar bunyi perkakas besi, palu dan sebagainya, itu menunjukan hati damai sejahtera.

I Raja-raja 6:7

6:7  Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besi pun selama pembangunan rumah itu.

 

Ayo kaum muda mau dipakai melayani Tuhan hatinya harus damai, itu hati yang baik. Bukan hati yang benci dan pahit.

 

Apa itu pengertian hati damai sejahtera?

a)      Roma 8:6

8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

 

Tidak ada lagi keinginan daging sehingga bisa menuruti keinginan Tuhan atau kehendak Tuhan = taat. Masa muda itu masa kuatnya daging, ingin coba ini, coba itu. Lain kali yang dicoba hal-hal yang negatif. Hati damai tidak ada lagi keinginan-keinginan daging. Yang ada hanya menuruti kehendaknya Tuhan. Seperti Maria, masih muda, orang muda maunya menikmati masa muda. Masa muda sungguh indah, mau menikmati itu. Tetapi Tuhan bilang lewat malaikat Gabriel “engkau akan mengandung!”. Wah aku belum bersuami sudah mau mengandung anak. Tetapi karena hatinya damai sejahtera dia berkata “jadilah seperti yang Engkau katakan, sesungguhnya aku adalah seorang hamba”. Dia bisa taat pada Firman Tuhan sekalipun beresiko. Resikonya kalau ketahuan hamil sebelum menikah, itu melanggar hukum Taurat, hukumannya dia dilempari batu dan mati. Tetapi Maria mau taat.

 

Jadi hati damai = hati taat.

 

Kalau taat pasti damai. Coba di sekolah, kalau taat sama guru pasti tenang. Dalam keluarga, di sekolah, yang sudah bekerja kalau taat pasti damai. Kalau tidak taat tidak damai.

 

b)      Filipi 4:6-7

4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

 

Hati damai itu tidak ada lagi kekuatiran sehingga bisa berdoa menyembah Tuhan. Kalau sudah kuatir pertanyaan yang seringkali muncul “bagaimana”. Bagaimana masa depanku, bagaimana studyku, bagaimana pekerjaanku, ujung-ujungnya bagaimana jodohku. Kalau sudah kuatir sulit mau menyembah, berdoa saja tidak bisa.

 

Hati damai = hati yang menyembah.

 

c)      Hati damai itu tidak ada lagi kepahitan, iri benci, dendam kepada siapapun juga, apalagi kepada orang tua yang sudah melahirkan dan membesarkan. Oh orang tua saya tidak pernah membesarkan saya, orang tua saya tidak anggap saya! Tetap itu orang tua kandung jangan ada pahit dan benci. Orang tua saya malah merusak saya! Doakan, minta roh pengampunan untuk bisa mengampuni orang tua.

 

Hati damai = hati yang sejuk.

 

3.      Yohanes 2:19-21

2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"

2:21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

 

Yang mau dibangun oleh Yesus bukan lagi Bait Allah jasmani tetapi Bait Allah Rohani atas dasar korban Kristus. Korban Kristus menunjuk kerendahan hati dan hati lemah lembut. Jadi praktek hati nurani yang baik adalah rendah hati dan lemah lembut seperti Yesus.

Matius 11:28-30

28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

 

Rendah hati adalah kemampuan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, itu bersifat kesatria. Setelah diampuni jangan diulangi lagi. Itu hati nurani yang baik, kalau salah yah mengaku. Yang kebanyakan terjadi sudah salah, tidak mengaku malah cari kambing hitam.

 

Lemah lembut artinya kemampuan untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain, maka semua menjadi enak dan ringan.

 

Matius 11:28-30

28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

 

Dosa yang membuat letih lesu dan beban berat. Kalau baca tentang penyaliban Yesus, di situlah kita lihat puncak kerendahan hati dan puncak kelemahlembutannya Yesus. Di kayu salib Yesus mengakui dosa-dosa kita. Yesus tidak punya dosa, tetapi yang Dia akui adalah dosa-dosa kita. Di kayu salib Dia juga memberikan pengampunan “Bapa ampunilah mereka, mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.

 

Inilah praktek hati nurani yang baik, hati yang rela memberi, hati yang damai, rendah hati dan lemah lembut, maka kita dipakai dalam pembangunan Bait Allah secara rohani. Melayani dengan memikul kuk, artinya melayani dengan tanggung jawab. Kalau hati sudah baik kita dipakai Tuhan. Pembangunan Bait Allah secara rohani dulu dinubuatkan oleh pembangunan Tabernakel, dinubuatkan juga lewat pembangunan Bait Allah Salomo. Juga dinubuatkan dalam Yohanes pasal 2 pembangunan Bait Allah selama 3 hari, itu menubuatkan pembangunan Tubuh Kristus.

 

Tadi Yesus katakan rombak Bait Allah ini, yang mau dirombak Bait Allah secara jasmani yang dibangun selama 46 tahun.

Yohanes 2:20

2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"

 

Bait Allah jasmani dibangun 46 tahun, betapa megahnya Bait Allah itu. Ini bukan karena stop sekian tahun, jalan lagi beberapa tahun, bukan. 46 itu menunjukan ibadah pelayanan sistem Taurat. Kalau diambil angkanya itu 4 dan 6. 4+6=10, angka 10 bicara 10 hukum Taurat. Jadi ini ibadah sistem Taurat yang hanya berlaku untuk bangsa Israel, tidak untuk bangsa kafir sebab bangsa kafir tidak ada kena mengena dengan hukum Taurat. Jadi kalau Bait Allah yang lama dipertahankan, kita bangsa kafir tidak bisa masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Bait Allah yanng lama ini harus dirombak supaya kita bangsa kafir boleh dimasukan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

 

Jadi jika hati nurani kita baik maka kita bisa mengalami perombakan = pembaharuan hidup, maka pasti dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Apa yang harus dirombak? Yang lama yaitu hidup lama kita harus dirombak. Mari biarlah kita melayani Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

Yesus harus mati untuk menggenapi hukum Taurat sehingga kita bangsa kafir beroleh kesempatan dan kemurahan untuk masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Sekarang ibadah pelayanan kita bukan lagi sistem Taurat. Kalau sistem Taurat itu berat, tidak akan sanggup. Kita mau beribadah buat dulu Tabernakel, pelita emasnya saja tidak sanggup kita buat karena dari 36kg emas. Belum lagi mezbah dupa emas, meja roti sajian, tabut perjanjian yang semua dibuat dari emas. Dan kalau ibadah sistem Taurat, setiap ibadah kita harus bawa sapi dan bawa kambing. Sekarang ibadah kita sistem kemurahan karena Korban Kristus. Bukan berarti karena ini sistem kemurahan lalu kita jadikan murahan. Kaum muda jangan digampang-gampangkan pelayanan. Sekolah minggu juga, pelayannya anak sekolah minggu itu menyanyi dan hafal ayat, jangan digampangkan.Yang kaum muda juga, jangan digampangkan pelayanannya, menyanyi tidak hafal lagu, karena pakai masker jadi biar tidak hafal lagu kelihatan gerak mulutnya padahal tidak ada suara.

 

Tanda-tanda beribadah melayani dalam sistem kemurahan.

1.      II Korintus 4:1

4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

 

Tanda pertama tidak mudah tawar hati, kecewa, putus asa. Jangan sedikit-sedikit kecewa, putus asa, kaum muda lari dari rumah. Itu berarti tidak melayani dalam sistem kemurahan, kemurahan Tuhan malah dijadikan murahan kalau seperti itu. Kalau dalam sistem kemurahan tidak mudah kecewa, tidak putus asa, tidak mudah tawar hati. Kalau ditegur dan dinasihati gembala itu tanda disayang gembala supaya jangan terhilang. Kaum muda jangan gampang meraju. Sama saja orang tua juga banyak yang gampang meraju, ngambek, bersungut-sungut.

 

2.      Mengalami perombakan. Manusia daging yang penuh hawa nafsu daging rombak semua menjadi manusia yang rohani. Tabiat lama dibongkar. Prosesnya bagaimana? Mau membongkar bangunan yang lama tentu pakai alat-alat berat. Prosesnya:

a)      Lewat palu Firman pengajaran.

Yeremia 23:29

23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

 

Tabiat lama itu bagaikan bukit batu, pukul dengan palu Firman pengajaran. Datang ibadah cari Firman jangan yang lembek-lembek. Tabiat daging itu keras, lalu datang dengar Firman yang lembek-lembek “kita diberkati” kapan hancurnya! Namanya merombak pakai palu itu dipukul berulang-ulang sampai terbongkar. Jangan marah kalau dengar Firman yang diulang-ulang. Dan semakin diulang semakin keras. Berarti hidup lama kita ada yang mau dibongkar.

 

Seumpama soal rokok, dengar lagi soal rokok semakin keras. Ada 2 kemungkinan terjadi:

1)      Kalau dia pertahankan kekerasan hati, dia keluar dari pengajaran.

2)      Kalau dia lembutkan hati maka hidup lama dibongkar.

 

Jangan pertahankan hidup lama yang keras-keras itu, keras kepala, keras hati, bongkar semua dengan palu Firman pengajaran. Berapa kali laporan masuk si A begini, si B begitu. Biarlah Firman yang bekerja. Ada waktunya ditegur secara langsung, tetapi beri kesempatan dulu mendengar Firman. Siapa tahu sore ini mau merelakan hati dibongkar tabiat lamanya. Kalau sudah 1, 2 kali dengar Firman belum berubah, nanti dipanggil secara pribadi. Kalau om melayani cuma untuk dapat uang, bodoh amat, mau hancur, mau rusak, hancur-hancuran saja kaum muda, yang penting kalau berbuah durian otong dibawa. Tetapi karena sayang, kaum muda ini harus ditolong, maka ditegur lewat Firman yang diulang-ulang. Belum sadar, panggil secara pribadi. Kalau belum sadar juga yah doakan. Kalau belum sadar serahkan pada Tuhan, biar Tuhan yang bekerja.

 

Biarlah palu Firman yang menghantam. Kalau Tuhan masih sayang Tuhan jamah hatinya. Dan tentu pukul diri juga, salah apa saya Tuhan, ampuni saya Tuhan.

 

b)      Lewat doa penyembahan. Ayo menyembah Tuhan, itu mempercepat perombakan daging. Perombakan itu dimulai dari apa? Tadi orang Yahudi bilang Bait Allah ini dibangun 46 tahun lalu kamu bilang dalam 3 hari mau kamu dirikan kembali! Mereka membanggakan Bait Allah yang dibangun selama 46 tahun. Jadi perombakan dimulai dari kebanggaan-kebanggaan. Masa muda ini kaum muda banyak kebanggaan-kebanggaannya. Apalagi kalau sudah berhasil sedikit saja sudah bangga. Yang banyak kali bangga/makan puji itu kaum muda. Yang seringkali caper itu kaum muda. Rombak semua itu!  Sudah terlalu kuat harga dirinya, gengsinya, tidak bisa ditegur, tidak bisa dinasihati karena tinggi sekali harga dirinya. Rombak segala kebanggaan yang ada.

 

Orang muda yang kaya datang kepada Yesus “Guru apa yang harus aku perbuat supaya beroleh selamat”. Yesus katakan jangan begini jangan begitu, Firman yang 10 hukum itu. Dia jawab “oh semua itu sudah kulakukan”. Tinggal satu saja yang kurang, pergi jual semua hartamu, bagikan kepada orang miskin lalu datang ikut Aku. Oh hartanya itu kebanggaannya, harta itu harga dirinya. Tuhan suruh lepaskan lalu ikut  Yesus, dia tidak mau! Akhirnya dia pergi dengan sedih hati, dengan kecewa, hartanya banyak menyebabkan dia tidak mengikut Yesus malah meninggalkan Yesus. Ini yang harus dirombak, harga diri ini yang mau dirombak.

 

Anak mau mengaku sama orang tua, apa susahnya, tetapi jadi susah sekali karena harga diri. Apalagi kalau dia sudah punya pendidikan yang lebih tinggi dari pada orang tua, punya pekerjaan yang mapan, mau datang sama orang tua, tidak mau! Apalagi kalau sudah jadi tulang punggung dalam keluarga, susah, tidak bisa mengaku dosa. Itu kalau sudah tulang punggung, kadang masih tulang kering sudah tidak mengaku dosa. Pendapatan baru sekian, orang tuanya masih topang-topang tetapi harga dirinya bukan main.

 

Dirombak semua sampai kita merasa hanya sebagai debu tanah. Coba kalau dirombak, debu yang berterbangan. Artinya merasa tidak mampu tanpa Yesus. Kaum muda kadang merasa sudah kuat, masa muda masa kuat-kuatnya sehingga Tuhan sudah dilupakan karena merasa mampu. Kalau kita merasa tidak mampu, hanya bersandar kepada Tuhan. Merasa tidak layak, tidak berdaya, banyak kekurangan sehingga hanya berharap pada tangan belas kasihan Tuhan.

 

Termasuk om ini hamba Tuhan masih muda, kalau dinasihati yang senior, yang tua-tua, banyak kali yang muda ini sulit dinasihati merasa saya mampu, saya bisa. Bongkar semua kebanggaan, kesombongan, harga diri, rombak menjadi debu tanah  yang merasa tidak mampu, tidak layak, tidak berdaya,  banyak kekurangan, hanya berharap pada tangan belas kasihan Tuhan, maka posisi kita di dalam tangan Tuhan. Sudah punya ijazah, punya pekerjaan, tetap merasa hanya debu tanah, maka kita ada di dalam tangan Tuhan Sang Penjunan. Kaum muda jangan sombong kalau sudah berhasil studynya, jangan sombong kalau sudah berhasil dalam pekerjaan. Jangan tinggi hati sampai sudah lupa Tuhan, lupa diri, lupa segala-galanya. Tetap mengaku hanya tanah liat. Semua yang kita capai kalau bukan kemurahan Tuhan tidak akan bisa kita capai.

 

Hasilnya kita berada di dalam tangan Tuhan:

1)      Tangan Tuhan dengan kuasa penciptaan menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil. Kemustahilan apa yang dihadapi kaum muda? Yang paling sering masa depan dan jodoh. Tetapi ada juga kemustahilan yang dihadapi yaitu orang tua yang belum bertobat. Kalau saya mau nasihati saya didamprat, kalau saya ingatkan saya malah dipukul. Mengaku tanah liat, saya tidak mampu berbuat apa-apa, saya sebagai anak untuk menolong orang tua tidak punya daya apa-apa. Tinggal bergantung pada tangan belas kasihan Tuhan, orang tua bisa dibawa dalam pengajaran, orang tua yang sudah tercerai berai bisa dipulihkan. Kemustahilan yang dihadapi Tuhan hapus semuanya!

 

I Petrus 5:5-6

5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

 

Rendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat. Saya tidak mampu Tuhan, tidak bisa berbuat apa-apa. Saudara saya dulu sama-sama melayani sekarang terhilang, orang tua saya dulu sama-sama melayani sekarang sudah terhilang. Atau bahkan orang tua saya dari dulu sampai sekarang tidak ada di dalam Tuhan. Tinggal berdoa, tangan kemurahan Tuhan mampu menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang  mustahil menjadi tidak mustahil. Tetap kuat kaum muda, jangan putus asa, jangan kendor.

 

2)      Tangan kemurahan belas kasihan Tuhan membentuk kita menjadi bejana kemuliaan.

Roma 9:21-23

9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?

9:22 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan --

9:23 justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,

Kita dibentuk menjadi bejana kemuliaan, benda kemuliaan, benda belas kasihan yaitu kehidupan yang dipakai untuk memuliakan Tuhan. Sampai nanti kita sempurna sama mulia dengan Tuhan, layak masuk pesta nikah Anak Domba Allah, masuk kerajaan 1.000 tahun damai, masuk Yerusalem Baru, kerajaan sorga yang kekal. 

 

Jadi tidak ada yang mustahil kalau kita merendahkan diri sampai berpuasa dan bergumul untuk orang tua kita, untuk saudara, untuk adik, untuk kakak dan untuk diri kita sendiri juga, Tuhan mampu menghapus segala kemustahilan, tangan kemurahan Tuhan memakai kita dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus sampai kita sempurna sama mulai dengan Yesus layak menjadi mempelai wanitaNya.

 

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar