20230715

Kebaktian Doa, Sabtu 15 Juli 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 11:14-16,4-6

11:14 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati;

11:15 tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."

11:16 Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."

11:4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.

11:6 Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;

 

Keluarga Betania adalah keluarga yang mengasihi dan dikasihi oleh Yesus. Tetapi diizinkan menghadapi Lazarus yang sakit, mati bahkan busuk. Saat mereka mengirim kabar bahwa Lazarus sakit, bisa saja Yesus langsung menyembuhkan Lazarus, tanpa datangpun Yesus bisa menyembuhkan Lazarus. Tetapi Yesus sengaja membiarkan Lazarus tidak disembuhkan bahkan sampai mati. Ini juga yang sering terjadi dalam kehidupan kita yang mengasihi Tuhan dan dikasihi Tuhan. Ketika kita menghadapi pergumulan kita sampaikan kabar kepada Yesus, kita berdoa, tetapi belum ditolong. Malah keadaan kita makin memburuk. Bukan karena Tuhan tidak peduli kepada kita, Tuhan membiarkan kita, tidak! Ini Tuhan izinkan terjadi sebagai ujian kasih.

Yohanes 11:4

11:4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

 

Saat ujian kasih terjadi, bukan untuk membawa kita pada kematian rohani, tetapi justru untuk memuliakan Tuhan. Seperti yang sudah kita alami, kita ditinggal oleh orang tua rohani kita. Maunya kita menyatukan hati berdoa supaya beliau disembuhkan tetapi malah dipanggil Tuhan. Namun bukan membuat kita terpuruk dan mati rohani tetapi justru bisa memuliakan Tuhan.

 

Sering terjadi orang yang mengalami ujian kasih bisa bertahan dan tetap kuat, tetapi orang lain yang tidak mengalami, yang cuma melihat justru bersikap seperti Tomas.

Yohanes 11:16

11:16 Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."

 

Padahal Yesus mengajak untuk melihat mujizat ketujuh dalam Injil Yohanes tetapi Tomas, malah bernada sinis! Seringkali orang yang cuma melihat malah bersikap seperti Tomas, skeptis, tidak percaya bahkan bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar. Jangan ada di antara kita yang seperti Tomas, yang tidak percaya kuasa Tuhan, yang ragu dan bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar.

 

Ayat 15 ini supaya kita belajar percaya pada Yesus.

Yohanes 11:15

11:15 tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."

 

Sore ini kita akan belajar pada Yesus, belajar percaya pada Firman pengajaran yang benar. Persoalan itu bukan pada kita, tetapi kita yang melihat kenapa malah bimbang? Yang mengalami kuat, yang melihat yang tidak kuat. Baik kita mengalami ujian kasih kita kuat, kita lihat orang mengalami ujian kasih kita juga kuat, beri semangat pada orang itu.

 

Praktek bimbang pada Firman pengajaran yang benar.

1.      Menganggap semua pengajaran sama saja. Ini rohnya Moab, salah satu dari 7 bangsa yang menghimpit bangsa Israel.

Yehezkiel 25:8

25:8 Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Oleh karena Moab berkata: Sungguh, kaum Yehuda adalah sama dengan semua bangsa lain,

 

Kaum Yehuda yang menjadi jalur kedatangan Yesus, Yesus adalah Firman atau pengajaran yang benar. Jadi menganggap semua pengajaran sama saja.

 

Yesaya 16:12

16:12 Maka sekalipun Moab pergi beribadah dan bersusah payah di atas bukit pengorbanan dan masuk ke tempat kudusnya untuk berdoa, ia tidak akan mencapai apa-apa.

 

Ini akibatnya kalau sudah bimbang dan menganggap semua pengajaran sama saja, akibatnya sekalipun susah payah beribadah, giat beribadah, tetapi tidak akan mencapai apa-apa. Ibadahnya tidak berhasil, tidak akan menjadi mempelai wanita Tuhan dan tidak akan masuk Yerusalem Baru. Sia-sia semuanya, rohani malah semakin terhimpit sampai akhirnya rohaninya mati.

 

2.      Tidak bisa membedakan mana pengajaran yang benar dan mana yang palsu. Baik itu belum tentu benar. Tidak bisa membedakan, seperti nubuatan waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, di padang gurun mereka membangun anak lembu emas. Mereka berkata inilah Allah yang membebaskan dari Mesir. Lembu emas malah dibilang Allah.

Keluaran 32:4

32:4 Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"

 

3.      Tidak tegas untuk menolak ajaran yang lain, ajaran yang palsu. Seperti Salomo yang ikut menyembah ilah lain, ilah para isterinya. Ini justru terjadi di usia Salomo sudah tua. Waktu masih muda dia pegang pedang. Menghadapi masalah apapun beres. Masalah nikah yang terberat bisa dia selesaikan dengan pedang, sekarang menunjuk Firman pengajaran. Di usia tua malah tidak tegas! Seharusnya usia tua menunjukan kematangan rohani, sudah banyak pengalaman dengan Tuhan, dengan pengajaran, jangan justru tidak tegas.

 

Yang sudah lama dalam pengajaran, harus tegas dalam pengajaran. Saya secara usia masih muda, tetapi sebagai gembala harus lebih tua rohaninya dari jemaat. Harus tegas terhadap ajaran lain, jangan main perasaan terhadap ajaran lain, jangan korbankan pengajaran. Rasul Paulus katakan “kamu sabar saja” itu tidak tegas. Ada Yesus yang lain, ada injil yang lain, ada roh yang lain, kamu koq sabar saja. Mungkin mantan gembala kita, kalau sudah lain jangan main perasaan. Oh itu tidak pakai hikmat? Hikmat Tuhan jangan kita samakan dengan hikmat manusia, hikmat Tuhan itu tegas. Kalau silahturahmi silahkan, kalau berfellowship, duduk makan Firman kita harus tegas.

 

II Korintus 11:2-4

11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

11:4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

 

Kalau sabar saja, main perasaan, apa yang disesatkan? Pikirannya disesatkan dari kesetiaan terhadap Yesus. Kalau gembala menyampaikan soal ketegasan terhadap pengajaran, mulai pikiran macam-macam, gembala ini begini gembala itu begitu, itu pikiran sudah disesatkan. Hati-hati! Di Lempinel berkali-kali Pdt. Widjaja menekankan kalau aku sebagai gurumu sudah menyimpang dari pengajaran jangan akui sebagai gurumu. Kalau kalian menyimpang dari pengajaran jangan akui kamu muridku! Itu ketegasan.

 

Kalau sudah bimbang pasti pilih yang salah, pasti masuk penyembahan yang salah. Penyembahan kepada antikristus, bukan kepada Yesus. Ini yang harus kita waspadai, perhatikan sungguh-sungguh. Sebagai contoh bangsa Israel di zaman Elia, hati mereka timpang, bimbang. Karena bimbang siapa yang mereka sembah? Bukan Tuhan tetapi baal. Kalau sudah bimbang pasti salah pilih, pilih ajaran lain, pilih penyembahan yang salah.

I Raja-raja 18:20-21

18:20 Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.

18:21 Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.

 

Akibat bimbang:

Yakobus 1:6-8

1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

 

a)      Hidupnya tidak tenang, mengarah pada stress. Apalagi bimbang soal yang rohani “bagaimana saya ini, bingung saya” pilih yang benar, harus berani menyatakan sikap. Sekalipun kita 1:1000 tetapi tetap pilih yang benar. Terserah orang mau bilang apa mau serang kita yang penting kita ada pada kebenaran maka Yesus membela kita. Yesus tinggal sendiri di kayu salib. Semua meninggalkan Dia tetapi Dia tetap pertahankan kebenaran sampai mati.

 

Jangan takut, kita tidak ditinggalkan oleh Tuhan. Memang sepeninggalnya bapak gembala, kita diperhadapkan dengan banyak goncangan. Mari kita ambil sikap, bersama saya gembala kita nyatakan pilih pengajaran yang benar, apapun suara-suara yang muncul tidak usah goyah. Kalau kita selalu dengar suara ini suara itu nanti tidak tenang, bisa stress.

 

b)      Tidak mendapat apa-apa dari Tuhan. Artinya doanya tidak pernah dijawab oleh Tuhan, berarti masalahnya tidak pernah selesai, malah bertambah-tambah sampai kehilangan keselamatan.

 

Belajarlah percaya Firman dan percaya juga gembala, jangan bimbang.

Keluaran 14:31; 19:9

14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.

19:9 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN.

 

II Tawarikh 20:20

20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"

 

Percaya Tuhan, percaya gembala, jangan bimbang, harus nyatakan sikap, tidak usah ragu. Saudara boleh menilai bagaimana tahbisan saya, nikah saya, kehidupan saya. Isteri saya dan pengerja yang lebih tahu karena selalu bersama-sama dengan saya. Kalau lihat tidak beres ini gembala, yah sudah jangan mau digembalakan. Tapi kalau lihat gembala sungguh-sungguh melayani Tuhan maka percaya Firman, percaya juga gembala yang menuntun pada penggembalaan terakhir, bertemu Yesus di Yerusalem yang baru.

 

c)      Dikaitkan dengan gelombang laut. Artinya tenggelam, pasti merosot, jasmani merosot yang rohani juga merosot. Orang bimbang tidak bisa dipegang kata-katanya, hari ini bilang A, besok bilang B, itu tanda sedang merosot rohaninya. Rohani yang merosot ditandai dengan penyembahannya yang kering. Penyembahan yang kering = mezbah yang runtuh sehingga tidak ada lagi kepuasan dengan Tuhan. Karena tidak pernah puas dengan Tuhan maka dia cari kepuasan di dunia. Tidak puas lagi, dia cari kepuasan lewat berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Ini dahsyatnya kebimbangan.

 

Dalam kitab Wahyu 3 kali ditampilkan Yesus Alfa dan Omega.

Wahyu 1:8; 21:6

1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."

21:6  Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.

 

Yang kedua ini dikaitkan dengan pembaharuan Yerusalem Baru. Yang awal dibaharui laut tidak ada lagi, hati yang bimbang jangan ada lagi. Yang akhir dibaharui malam tidak ada lagi.

Wahyu 21:1; 22:5

21:1 Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

 

Jadi mulai pembaharuan hati, hati bimbang jangan ada lagi supaya kita bisa masuk Yerusalem yang Baru.

 

Jangan sampai mezbah kita runtuh, kalau dibiarkan nanti akan tenggelam ke lautan api dan belerang. Salah satu dari 8 dosa yang menenggelamkan dalam lautan api dan belerang adalah tidak percaya, itu adalah bimbang, ragu.

Wahyu 21:8

21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Tuhan tidak ingin manusia ciptaanNya tenggelam binasa di neraka. Sore ini mungkin ada yang sudah mulai kendor kepercayaannya, bimbang terhadap pengajaran, bimbang dalam penggembalaan. Cara Tuhan menolong orang yang bimbang.

I Raja-raja 19:10

19:10 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."

 

a)      Lewat hamba Tuhan yang melayani Tuhan segiat-giatnya. Kita lihat hamba Tuhan yang melayani kita itu bekerja segiat-giatnya, itu menolong kita supaya tidak bimbang lagi. Tentu hamba Tuhan yang melayani dengan segiat-giatnya itu tahbisannya benar, Elia tahbisannya benar. Doakan saya sebagai hamba Tuhan, sebagai gembala supaya melayani tidak dingin, tidak berasap-asap tetapi menyala-nyala.

 

Tugas saya untuk memberi makan sidang jemaat supaya kenyang, kuat dan bertumbuh rohaninya maka harus melayani segiat-giatnya dengan kekuatan dari Tuhan, tetapi pakai hikmat juga. Terima kasih buat doa-doanya, saya percaya jemaat terus mendoakan supaya kuat.

 

b)      I Raja-raja 18:36

18:36 Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.

 

Tuhan menolong lewat Firman Tuhan yang murni. Yang disampaikan oleh Elia adalah Firman Tuhan yang murni = pengajaran yang sehat, pengajaran yang benar.

 

c)      Lewat api dari Tuhan yaitu api Roh Kudus, ini yang memberikan kekuatan sehingga bisa percaya.

I Raja-raja 18:38

18:38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.

Jadi cara Tuhan menolong lewat hamba Tuhan yang melayani Tuhan dengan giat yang Tuhan percayakan pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Pengajaran itu pedang (tumim), urapan Roh Kudus itu terang (urim). Izinkan Firman bekerja dalam hidup kita. Kita buka hati selebar-lebarnya kepada Tuhan, biar pedang Firman dalam urapan Roh Kudus bekerja menyucikan dan mengubahkan hidup kita.

 

Kalau kita sudah buka hati maka ini hasilnya:

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

a)      Firman itu disebut tajam, artinya Firman Tuhan tajam menyucikan sampai ke dalam hati dan pikiran. Perasaan dan pikiran yang disucikan terutama dari kebimbangan, ragu, tidak percaya, pesimis, nyinyir.

 

b)      Firman itu disebut kuat. Jadi Firman dalam urapan Roh Kudus memberi kekuatan ekstra dalam menghadapi ujian kasih. Kita menjadi kehidupan yang kuat dan teguh hati.

 

Saya akui sebagai manusia daging yang masih banyak ditandai kelemahan, ketika persoalan itu sudah terlalu berat, mulai juga saya lemas dan loyo. Tetapi ketika membaca Firman, ayat-ayat itu seperti hidup, membuat semangat kembali, bernyala-nyala melayani Tuhan, kuat lagi melayani Tuhan. Dulu saya masih bisa bersandar kepada orang tua, minta nasihatnya, minta doanya, sekarang bersandar kepada Tuhan.

 

c)      Firman itu hidup, memberi hidup kepada kita. Artinya mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai kita sempurna seperti Tuhan. Mengubahkan kita, terasa pekerjaanNya, kita saja heran, koq bisa orang perlakukan saya seperti itu tetapi saya bisa tetap tenang.

 

Kalau 3 hasil ini kita alami maka kita bisa menaikan doa penyembahan kepada Tuhan, bisa menyembah dengan benar, mezbah dibangun kembali.

I Raja-raja 18:38

18:38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.

 

Sore ini kita belajar percaya supaya penyembahan kita naik kepada Tuhan dan ada hasilnya. Begitu kita sudah disucikan, kita tidak loyo dan patah semangat, kita dibaharui, kita bisa menyembah maka hasilnya: ada awan sebesar telapak tangan

I Raja-raja 18:41-45

18:41 Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."

18:42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.

18:43 Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.

18:44 Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."

18:45 Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.

 

Awan sebesar telapan tangan itu menunjukan tangan kemurahan Tuhan yang diulurkan kepada kita. Untuk apa?

a)      Memberikan damai. Masalahnya belum selesai tetapi sudah damai, segenggam ketenangan. Tadi kalau sudah ada awan setelapak tangan maka dalam sekejab mata langit menjadi gelap. Kalau sudah damai dalam sekejab mata Tuhan mampu mengerjakan mujizat dalam hidup kita, Tuhan mampu menolong, lebih mudah dari membalik telapak tangan.

 

b)      Menurunkan hujan, artinya memelihara kita di tengah-tengah ketandusan dunia ini sampai di zaman antikristus. Sumber-sumber yang ada di dunia ini makin kering. Negara-negara yang tadinya penghasil minyak mulai kering, beralih pada parawisata. Apalagi kalau terjadi perang dan lain-lain bisa tambah kering. Tetapi Tuhan mampu menurunkan hujan lebat, memelihara kita di tengah-tengah ketandusan dunia sampai di zaman antikristus.

 

c)      Mengangkat kita = menyucikan, mengubahkan dan menyempurnakan kita untuk diangkat ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Ayo belajar percaya, jangan ragu, jangan bimbang. Percaya pada Firman, percaya pada hamba Tuhan yang melayani. Minta Roh Kudus sebab daging ini seringkali tidak mampu untuk bisa percaya. Lengkap ada hamba Tuhan yang melayani, ada Firman dalam urapan Roh Kudus, dibangkitkan kembali semangat kita untuk melayani Tuhan. Firman itu tajam menyucikan, Firman itu kuat memberi kekuatan, Firman itu hidup mengubahkan kita sehingga kita bisa diangkat ke awan-awan waktu Yesus datang kedua kali.


 

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar