20140209

Kebaktian Umum, Minggu 9 Februari 2014 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Zakharia 7:8-12
7:8 Firman TUHAN datang kepada Zakharia, bunyinya:
7:9 "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing!
7:10 Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing."
7:11 Tetapi mereka tidak mau menghiraukan, dilintangkannya bahunya untuk melawan dan ditulikannya telinganya supaya jangan mendengar.
7:12 Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN.

Mari kita mengikuti dengan segala perhatian kemana Tuhan mengarahkan pandangan kita, telinga kita karena menentukan gerak hidup kita apakah kita ini dibangun atau diruntuhkan. Sebab ketika Tuhan Yesus datang pada kali yang pertama dikatakan bahwa Dia membangun tetapi juga meruntuhkan. Ini yang harus kita waspada kenapa ada yang dikatakan diruntuhkan dan ada yang dibangun. Ini jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita.
Lukas 2:34
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan

Bahkan Maleakhi 1:1-3
1:1 Ucapan ilahi. Firman TUHAN kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi.
1:2 "Aku mengasihi kamu," firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" "Bukankah Esau itu kakak Yakub?" demikianlah firman TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub,
1:3 tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun."

Tuhan mengingatkan umat Israel karena Tuhan melihat bahwa umat Israel ini sudah sangat sadis terhadap janda-janda, yatim, orang asing dan orang miskin. Di penghujung akhir zaman ini kita juga melihat sadisme yang terjadi di depan mata kita, terhadap orang yang tidak berdaya sesukanya diperlakukan.
Mazmur 94:6
94:6 janda dan orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh;

Ini dijadikan salah satu alasan Tuhan, karena Tuhan mengatakan jangan menindas janda, jangan menindas yatim, jangan menindas orang asing dan orang miskin tetapi Firman yang disampaikan oleh hamba-hamba Allah ini tidak dipeduli. Alkitab mengatakan mereka tidak hiraukan, melintangkan bahu berarti siap melawan dan menantang, mereka tulikan telinga berarti tidak ambil peduli. Empat hal ini harus kita perhatikan: janda, yatim, orang miskin dan orang asing, ini jangan kita tindas.

Hubungan Tuhan dengan umat Israel ada dua tahapan.
1.      Sebagai Bapa dan anak
Itu adalah pesan Tuhan kepada Musa untuk disampaikan kepada Firaun bahwa Israel adalah anak sulung Tuhan. Apa maksudnya? Tujuannya agar sifat genetika Bapa turun kepada anak. Tetapi yang ditunggu-tunggu oleh Tuhan tidak terjadi malah sifat anak itu berseberangan dengan sifat Bapa.
Keluaran 4:22
4:22 Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;

Begitu Tuhan membebaskan Israel dari cengkraman Firaun, Tuhan lagi-lagi berkata “Aku menggendong kamu seperti induk burung rajawali menggendong anaknya di atas punggungnya”. Ini sikap Bapa terhadap anak. Kalau kita melihat keterlaluan orang Israel ini, Bapa menaruh perhatian sangat serius sehingga perjalanan mereka seperti induk rajawali mengangkat anaknya di atas punggungnya.
Keluaran 19:4-6
19:4 Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
19:5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Kalau melihat ini sebetulnya tidak ada alasan untuk orang Isael membelakangi Tuhan, untuk menulikan telinga apalagi melintangkan bahu karena terlalu baik Tuhan bagi mereka. Bahkan mereka dijadikan milik kesayangan Tuhan, harta kesayanganNya. Siapa di antara kita yang akan membiarkan harta kesayangan, tidak mungkin milik kesayangan kita terlantarkan. Begitulah hati Tuhan, begitu besar perhatian Tuhan terhadap orang Israel. Tidak hanya sejauh itu, Tuhan lagi berkata: “Aku akan menjadikan engkau imam-imam dan bangsa yang kudus”. Tetapi yang ditemukan oleh Tuhan adalah pembangkangan, perlawanan. Semoga Tuhan tidak menemukan dalam diri saya dan saudara pembangkangan dan perlawanan.

Kita memiliki Bapa Sorgawi dan Dia merindukan agar genetika rohani turun dalam kehidupan kita, kita menjadi harta kesayanganNya dan kita diangkat menjadi imam-imam dan bangsa yang kudus. Artinya Tuhan melihat ada aktifitas dari harta kesayanganNya itu untuk berimbang dengan Bapa
Sorgawi lewat melayani Bapa Sorgawi itu. Itulah yang kita lakukan sebagai imam, kita harus melayani Bapa Sorgawi.

Coba kita renungkan hubungan kita dengan Bapa Sorgawi, apakah sudah ada rasa hormat terhadap Bapa?
Maleakhi 1:6
1:6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"

Tuhan mengatakan jangan menindas orang miskin, janda, anak yatim dan orang asing tetapi orang Israel malah melawan Firman Tuhan.
Mazmur 94:6
94:6 janda dan orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh;

2.      Sebagai Suami dan istri
Tuhan rindu hubungan itu lebih mendalam lagi sehingga Tuhan mengatakan Dia suami dan Israel diibaratkan istri. Ketika ada yang coba mengganggu gugat mereka Allah langsung bereaksi untuk membela mereka.
Yeremia 2:2-3
2:2 "Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.
2:3 Ketika itu Israel kudus bagi TUHAN, sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya. Semua orang yang memakannya menjadi bersalah, malapetaka menimpa mereka, demikianlah firman TUHAN.

Tuhan meningkat hubungan antara diriNya dengan umat Israel seperti sepasang mempelai. Begitu rupa perhatian Tuhan yang semestinya dipahami oleh orang Israel tetapi orang Israel tidak memahami.

Dulu bagi Israel hubungan itu masih samar tetapi bagi kita sekarang hubungan Tuhan dengan gerejaNya sudah semakin transparan yaitu hubungan Mempelai Laki-laki Sorga dan Mempelai WanitaNya dan sebentar lagi akan masuk dalam pernikahan. Seharusnya hubungan kita semakin mesra tetapi yang terjadi malah sebaliknya, roh sembayang terlalu lemah, ketika menyembah tidak ada kata-kata penyembahan, ketika memuji memuja Tuhan kita berat untuk membuka mulut. Ketika mendengar suara Laki-laki Sorga kita sepertinya kurang menaruh perhatian.
Ibrani 13:15
13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.

Begitu Tuhan mengatakan hubunganNya dengan Israel bagaikan hubungan Bapa dengan anak dan hubungan Mempelai Laki-laki dengan mempelai wanita ini tidak mereka hiraukan maka Tuhan membalas mereka.
Zakharia 7:12
7:12 Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN.

Bahasa Tuhan ini ditujukan kepada orang-orang yang mendapat pelayanan pengajaran, Tuhan tidak menghiraukan lagi kehidupan yang tidak mendapatkan pengajaran. Jadi kepada sidang jemaat jangan sampai kita mengeraskan hati.

Tuhan memberikan Firman tentang sikap terhadap orang asing, janda, anak yatim dan orang miskin.
Keluaran 22:21-22; 23:9
22:21 "Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.
22:22 Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.
23:9 Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.

Imamat 19:33-34
19:33 Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia.
19:34 Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu.

Ulangan 24:17-18
24:17 Janganlah engkau memperkosa hak orang asing dan anak yatim; juga janganlah engkau mengambil pakaian seorang janda menjadi gadai.
24:18 Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di Mesir dan engkau ditebus TUHAN, Allahmu, dari sana; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini.

Yang ditunjukkan oleh Tuhan kepada orang Israel lewat nabi Zakharia adalah:
1.      Jangan menindas janda
Ada dua pengertian janda, yang pertama adalah putus hubungan dengan suami tetapi pengertian janda di sini adalah yang kedua yaitu kehidupan yang tidak diikat lagi oleh perkara daging, hawa nafsu daging. Kalau melihat seseorang yang kehidupan dan pelayanannya yang tidak diikat oleh perkara-perkara yang sifatnya daging jangan coba kita menindas dia. Ada perlindungan Tuhan terhadap kehidupan yang seperti itu sebab Tuhan sendiri mengatakan “Aku Pelindung bagi janda”.

Itu sebabnya yang masuk pada penyingkiran gereja adalah kehidupan yang tidak diikat lagi oleh daging, tidak diikat lagi oleh hawa nafsu daging dan tidak diikat lagi oleh perkara-perkara dunia ini. Kita boleh memiliki apapun di dunia ini tetapi jangan itu menjadi ikatan. Pekerjaan kita jangan sampai menjadi ikatan sehingga kita tidak ada lagi hubungan anak kepada Bapa atau hubungan calon istri kepada calon suami. Ini yang harus kita waspadai di penghujung akhir zaman ini.

Kepada janda-janda Tuhanlah yang menjadi Pelindungnya.
Mazmur 68:6
68:6 Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;

Seorang istri mengalami dua suasana dan dia harus memutuskan satu suasana ini.
Roma 7:1-3
7:1 Apakah kamu tidak tahu, saudara-saudara, -- sebab aku berbicara kepada mereka yang mengetahui hukum -- bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup?
7:2 Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.
7:3 Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.

Ini adalah suasana awal, kita harus lepas dari ikatan awal. Apa yang awalnya menguasai kita? Itulah daging yang selalu kita ikuti maunya sehingga selalu menyenangkan daging. Keinginan daging inilah yang harus dipangkas dan kalau ini dipangkas maka kita menjadikan Tuhan suami kita. Kalau Tuhan menjadi suami kita siapa yang dapat menggangu gugat kita.
Yesaya 54:5
54:5 Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.

2.      Jangan menindas anak yatim
Anak yatim berarti anak yang putus hubungan dengan bapanya. Siapa bapa pertama kita? Itulah iblis bapa pembunuh dan pembohong. Seringkali tabiat bapa yang satu ini masih sering muncul dalam kehidupan kita.
Yohanes 8:44
8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Tanda putus hubungan dengan bapa iblis ini adalah kita tidak lagi berdusta dan tidak ada roh kebencian. Kalau seseorang sudah putus hubungan dengan bapa iblis ini, jangan berani kita tindas dia. Orang yang seperti ini dilindungi. Jadi semuanya mengarah pada perlindungan baik janda maupun anak yatim.

Mari kita benar-benar putus hubungan dengan bapa iblis ini supaya kita dilindungi. Kita tidak bisa berhubungan dengan bapa iblis dan juga berhubungan dengan Bapa Sorgawi. Itu sebabnya seringkali kita sulit mendapat jawaban ketika bertanya kepada Bapa di Sorga karena Bapa di Sorga melihat kita masih bernaung kepada bapa iblis. Kita harus membuang kebencian dan dusta sebab itu genetika bapa iblis.

Ketika Tuhan mengatakan hal ini kepada orang Israel mereka malah menulikan telinga dan lintangkan bahu. Berarti mereka lebih cenderung pada bapa iblis dan menolak Bapa Sorgawi.

Dikatakan pergilah bertanya kepada imam dan nabi. Seorang imam harus ada tahbisan dan Firman pengajaran, jangan hanya sekedar slogan. Seorang nabi harus mempunyai Firman nubuatan, jangan hanya sekedar ngomong. Imam dan nabi ini adalah tempat bertanya.

Pelan dan pasti kita harus memutuskan hubungan dengan suami yang pertama (itulah hawa nafsu daging) dan bapa yang pertama (itulah iblis dengan roh dusta dan kebencian). Kehidupan yang seperti ini Tuhan jamin dengan FirmanNya untuk tidak ditindas sebab mereka adalah orang yang dilindungi.
Ulangan 27:19
27:19 Terkutuklah orang yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

Kita hanya memiliki satu bapa itulah Bapa Sorgawi, sebagai mempelai wanita kita hanya memiliki satu mempelai laki-laki yaitu Tuhan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga.

3.      Jangan menindas orang miskin
Matius 5:3
5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Orang miskin ini adalah orang yang tahu bahwa hanya ada satu alamat yang bisa memenuhi segala kebutuhannya, itu sebabnya dia datang kepada Bapa Sorgawi yang adalah Mempelai Laki-laki Sorga. Dia mengambil sikap untuk merendahkan hati. Dalam merendahkan hati ini dia merasa bahwa hati pikirannya kosong dan hanya membutuhkan untuk diisi oleh Bapa Sorgawi, oleh Mempelai Laki-laki Sorga. Kehidupan yang selalu haus akan perkara yang di atas adalah orang miskin di hadapan
Tuhan. Jangan coba kita melawan orang yang seperti itu sebab orang seperti itu Tuhanlah pelindungnya. Miskin juga berarti tidak memiliki sesuatu yang bisa mengikat dia di dunia ini.

4.      Jangan menindas orang asing
Orang asing di sini adalah orang yang merasa ada di dunia ini tetapi dia tidak lagi terikat dengan apa yang ada di dunia ini. Itulah contoh konkrit yang ditunjukkan Tuhan:
Ibrani 11:13-16
11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Orang asing ini tidak terikat lagi dengan dunia karena dia memiliki pengharapan yang ada di seberang sana. Berani menindas orang yang seperti ini maka akan nampak pembelaan Tuhan.

Ada dua hal yang harus dipahami oleh orang asing ini:
Ø  Dunia ini bukanlah tempat yang kekal sehingga dia jangan mengikat diri dengan dunia ini.
Ø  Ada tempat yang kekal yang Tuhan sediakan baginya, itulah negeri yang namanya Yerusalem Sorgawi.

Kalau kita menempatkan diri sebagai anak, masakan Bapa tidak bisa memerintah anakNya?
Kalau kita menempatkan diri sebagai istri, masakan istri tidak mau diperintah oleh suami? (tunduk pada suami/ kepala.
Apakah kita bisa memerintah Allah? Kalau kita meminta boleh tetapi tidak boleh memerintah.

Janda selalu digandeng dengan persoalan miskin. Tetapi sekalipun dikatakan miskin kita perlu belajar pada janda ini.
Markus 12:41-44
12:41 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
12:42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
12:43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
12:44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Tuhan memberikan penilaian kepada janda ini sebab janda ini benar-benar memperlihatkan bahwa dia telah lepas dari ikatan-ikatan dunia. Selama pandangan kita kepada Tuhan masih terganggu dengan pandangan terhadap uang maka sering kali kita dipengaruhi pandangan akan uang dan berakibat kebinasaan. Janda ini memberi maka satu waktu dia akan menerima. Dia tidak akan kekurangan, sekalipun nampaknya dia memberi semuanya tetapi Tuhan itu pemberi yang tidak bisa ditandingi.

Janda ini memberi sedekah, sedekah erat hubungannya dengan doa. Meminta dan memberi itu sangat erat hubungannya.
Kisah Para Rasul 10:4,31
10:4 Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: "Ada apa, Tuhan?" Jawab malaikat itu: "Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.
10:31 dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di hadapan-Nya.

Secara manusiawi Kornelius adalah orang berada karena dia adalah seorang perwira, tentu dia memiliki fasilitas sebagai seorang perwira yang diberikan dari komandannya. Walaupun Kornelius ini adalah perwira pasukan Italia tetapi dia menganut agama Yahudi. Orang kafir yang masuk agama Yahudi disebut kaum Proselite. Walaupun dia adalah kaum Proselite tetapi hubungannya secara vertikal dengan Tuhan ada doa penyembahan dan secara horisontal dia suka memberi sedekah/ memberi kepada sesama.

Ini menunjukkan kepada kita, betapa seriusnya Tuhan melihat keadaan dan kondisi kita. Utamanya di penghujung akhir zaman ini biarlah kita meningkatkan hubungan dengan Tuhan lewat doa yang bukan hanya sekedar doa meminta tetapi doa penyembahan dan kita juga harus meningkatkan pelayanan secara horisontal yaitu lewat memberi sedekah. Melayani itu memang karunia, tidak bisa dipaksa. Kalau kita diberikan karunia untuk melayani biarlah kita melayani.

Allah memberikan penilaian kepada kita, apakah benar-benar kita sudah putus hubungan dengan ikatan daging, apakah benar-benar kita sudah putus hubungan dengan bapa iblis si pendusta dan pembunuh itu, apakah benar-benar kita memiliki roh lapar dan haus bagaikan orang miskin yang selalu mendambakan suplai dari atas, apakah benar kita adalah orang asing yang tidak diikat oleh apapun di dunia ini karena kita tahu segala-galanya sudah Tuhan sediakan untuk kita di seberang sana ketika Yesus datang.
Wahyu 22:12
22:12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

Mari kita tunjukkan bahwa kita ini adalah orang yang tidak ada ikatan daging. Kita ini memang belum sempurna, tujuan kita sekarang ini untuk menuju pada kesempurnaan. Jangan malah saling menuding dengan kata-kata “memangnya engkau sudah sempurna”. Kita memang belum sempurna tetapi jangan sampai pengajaran yang salah.

Biarlah hubungan kita dengan Tuhan sebagai Bapa dan anak itu terjalin indah dan ditingkatkan pada hubungan suami istri yang semakin indah. Prakteknya secara horizontal dan ini yang diharapkan oleh Tuhan di penghujung akhir zaman ini. Tuhan itu bukan Allah pembohong, Dia bukan manusia yang bisa berdusta, Tuhan pasti membalas perbuatan kita.
Bilangan 23:19
23:19 Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

Kerinduan hati Bapa agar genetika (sifat) Bapa diturunkan kepada anak. Tuhan mendukung orang Israel bagaikan didukung di atas sayap burung Rajawali.
Keluaran 19:4-6
19:4 Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
19:5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Ulangan 32:10-12
32:10 Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
32:11 Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,
32:12 demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.

Karena Dia adalah Bapa kita, Dia adalah Induk kita maka Tuhan melatih kita untuk terbang. Sayap kita itulah Firman dan RohNya. Ketika kita dilatih dan kita coba terbang, coba mempraktekkan tetapi masih sering kita terantuk maka Tuhan yang kembali mengangkat kita.

Pemilik kita hanya satu yaitu Tuhan. Kalau kita benar adalah milik kesayangan Tuhan sendiri maka Tuhan tidak akan membiarkan kita jatuh pada tangan yang lain. Namun bila kita jatuh pada pelukan tangan yang lain itu bukan salahnya Tuhan tetapi salah kita sendiri.
Keluaran 19:5
19:5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.

Sebagai orang asing apakah benar perhatian kita jauh ke depan atau diikat oleh sesuatu yang seharusnya dilepaskan sehingga akhirnya binasa. Apakah kita ini orang haus dan lapar akan Firman. Ini adalah gambarannya orang miskin:
Lukas 6:21
6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.

Ini adalah lawan orang miskin:
Lukas 6:25
6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.

Biarlah kita katakan, saya ingin berbahagia bukannya celaka, sebab saya menempatkan diri sebagai orang miskin. Janda adalah orang yang tidak ada ikatan hawa nafsu daging, yatim adalah orang yang tidak ada hubungan dengan bapa iblis, miskin berarti lapar dan haus akan kebenaran, orang asing berarti tidak diikat oleh sesuatu yang ada di dunia fana ini. Terhadap orang seperti itu Allah yang menjadi pelindungnya.

Bapamu dan Bapaku sama, Mempelai Laki-laki Sorga yang saya miliki sama dengan yang saudara miliki. Tuhan merindukan sifat Bapa itu turun dalam kehidupan kita. Kalau itu turun dan mengalir serta nampak dalam kehidupan kita maka kita menjadi harta kesayanganNya sendiri.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar