20161019

Kebaktian PA Imamat, Rabu 19 Oktober 2016 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.


Imamat 19:5-8
19:5 Apabila kamu mempersembahkan korban keselamatan kepada TUHAN, kamu harus mempersembahkannya sedemikian, hingga TUHAN berkenan akan kamu.
19:6 Dan haruslah itu dimakan pada hari mempersembahkannya atau boleh juga pada keesokan harinya, tetapi apa yang tinggal sampai hari yang ketiga haruslah dibakar habis.
19:7 Jikalau dimakan juga pada hari yang ketiga, maka itu menjadi sesuatu yang jijik dan TUHAN tidak berkenan akan orang itu.
19:8 Siapa yang memakannya, akan menanggung kesalahannya sendiri, karena ia telah melanggar kekudusan persembahan kudus yang kepada TUHAN. Nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.

Pasal 19 ini dapat dibagi menjadi 7 bagian:
1.      Hubungan anak dan orang tua, dan sabat. (Imamat 19:1-3,30,32)
2.      Perihal syukuran atau korban keselamatan. (Imamat 19:5-8)
3.      Perihal hasil-hasil usaha pencaharian kita. (Imamat 19:9-10, 23-25)
4.      Perihal dosa kata-kata dan dosa yang mengakar dalam hati sehingga keluar dalam bentuk kata-kata. (Imamat 19:11-12,15-18,35)
5.      Perihal tindakan kekerasan dan ketidakadilan, sikap menghadapi sesama dengan penampilan yang tidak manusiawi. (ayat 13-14,19,33-34,36-37)
6.      Perihal kesucian sebelum masuk nikah dan setelah ada dalam nikah (ayat 20-22,29)      
7.      Perihal hubungan dengan roh-roh jahat (ayat 4,26-28,31)

Kenapa ayat 19 masuk pada poin 5 tentang tindakan kekerasan?
Imamat 19:19
19:19 Kamu harus berpegang kepada ketetapan-Ku. Janganlah kawinkan dua jenis ternak dan janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih, dan janganlah pakai pakaian yang dibuat dari pada dua jenis bahan.

Sebab ayat 19 ini penampilan 2 sisi. Di satu sisi orang itu terlihat ramah tetapi sebenarnya dia keras, kejam dan sadis.
Mazmur 28:3
28:3 Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan.

1.      Sikap anak terhadap orang tua, ditambah sabat. (Imamat 19:1-3,30,32)
Sabat adalah hubungan vertikal yaitu antara umat Tuhan dengan Tuhan. Poin pertama adalah awal keberadaan saudara di atas dunia ini yakni adanya orang tua sehingga memungkinkan saya dan saudara ada di dunia ini. Keberadaan kita di dunia ini memberi kemungkinan besar untuk kita mewarisi Sorga, tetapi melewati kelahiran baru. Kelahiran baru inilah yang dijaga dan dirawat oleh orang tua rohani.

Kelahiran jasmani kita karena ada ayah dan ibu kita. Kelahiran jasmani kita dirawat oleh orang tua kita. Kelahiran rohani karena kematian dan kebangkitan Kristus. Dan dipercayakan Tuhan kepada hamba Tuhan untuk menjaga kelahiran baru kita agar memungkinkan kita masuk dalam kerajaan Sorga. Tanpa pengawasan dari orang tua rohani, tidak ada harapan untuk kita ke Sorga.

Sekalipun sudah lahir baru tetapi kalau mengabaikan gembala yaitu orang tua rohani maka tipis harapan kita ke Sorga bahkan besar kemungkinan kita tidak akan lolos karena tidak ada yang mengawas, tidak ada yang yang menjaga, tidak ada yang memberi makan dan memberi minum. Jadi hubungan anak dan orang tua tidak hanya sebatas orang tua jasmani tetapi juga orang tua rohani atau gembala sidang.
Efesus 6:1-2
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:

Kita harus merubah cara berpikir kita. Kadang kita datang ke gereja tetapi tidak membawa diri untuk digembalakan. Seseorang yang digembalakan tahu kebutuhannya, berarti dia rindu mendapatkan makanan yang rohani, yang sehat serta minuman yang rohani, yang sehat yang dia nantikan lewat pelayanan orang tua rohani (gembala).

Jangan sampai kita mengentengkan penggembalaan. Jangan sampai ada satu dua orang di antara kita yang bersikap begitu. Kalau kita datang beribadah tidak karena membutuhkan makanan yang rohani, itu berarti sekedar masuk gereja dan tidak punya nilai rohani.

Ini dikaitkan dengan persoalan sabat. Sabat itu ada tiga macam:
1)      Sabat minggu
2)      Sabat tanah
3)      Sabat Grafirat

2.      Bagaimana sikap kita terhadap syukuran  atau korban keselamatan. (Imamat 19:5-8)
Setelah poin pertama ini dilanjutkan dengan poin kedua yaitu perihal syukur atau Korban Keselamatan. Awalnya kita mengucap syukur karena kita dilahirkan lewat jalur orang tua. Kemudian kita mengucap syukur karena rohani dirawat oleh orang tua rohani. Ini adalah bahasa Firman Tuhan yang bukan kebetulan digandeng.
Mengucap syukur ini dalam segala hal. Tetapi yang pertama kita harus bisa mengucap syukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada ibu dan bapa yang memungkinkan kita ada dan hidup di dunia ini. Lalu berterima kasih kepada gembala karena kita dilahirkan kembali untuk memungkinkan kita mewarisi kerajaan kekal itu.

Kenapa banyak anak-anak tidak bisa berterima  kasih dan mengucap syukur? Kenapa banyak umat Tuhan tidak bisa mengucap syukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada hamba Tuhan yang melayaninya? Untuk sampai ke Sorga tidak bisa bisa kita raih begitu saja bila tidak ada orang tua rohani yang merawat dan memberi makan minum perkara yang rohani agar rohani kita sehat.

Kolose 3:15-17
3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

I Tesalonika 5:18
5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Berarti mengucap syukur ini dalam berbagai sisi. Namun ini dikaitkan dengan poin satu yaitu karena ada ayah dan ibu sehingga kita ada di dunia, serta kita dilahirkan baru karena ada pelayan Tuhan. Mengucap syukur ini bukan kehendak manusia, bukan kehendak bapa gembala, bukan kehendak ibu rohani tetapi kehendak Allah.

Mengapa banyak anak-anak tidak bisa berterima kasih kepada orang tua? Ucapkan terima kasih saja kepada orang tua begitu berat, utamanya kepada mamanya padahal anak itu menggandoli terus ibunya. Alkitab mengatakan pada akhir zaman banyak anak yang memberontak kepada orang tua.

Kepada orang tua jasmani bukannya berterima kasih tetapi yang diterima malah mata melotot dan suara besar yang menyayat hati ibu dan bapa. Apakah ada korban syukur/ terima kasih?.

Ini dikaitkan dengan korban syukur. Korban syukur ini boleh dimakan pada hari pertama dan hari kedua tetapi tidak boleh dimakan pada hari yang ketiga. Alkitab menunjukkan ada tiga zaman, zaman Bapa itu dua hari, zaman Anak dua hari dan zaman Roh Kudus atau zaman kemurahan itu dua hari. Ini menubuatkan pada zaman kita sekarang (zaman kemurahan). Kalau kita mengabaikan hari pertama dan hari kedua maka tidak ada lagi hari yang berikut. Pengucapan syukur lewat kegiatan kita harus kita isi pada hari yang pertama dan hari yang kedua, berani melewati itu berarti sudah salah bahkan taruhannya nyawa.

Persoalan makan itu ada hubungannya dengan ibadah pelayanan. Kita ini sudah ada di zaman Roh Kudus hari kedua dan sudah mau berakhir. Tidak ada lagi hari berikutnya dari zaman Roh Kudus. Sesudah zaman Roh Kudus sudah masuk dalam masa 1000 tahun. Selama kita masih diberi kesempatan, mengucap syukurlah dan makan. Artinya aktifkan dirimu dalam ibadah dan pelayanan.

Sekarang ini ada kengerian, jangan-jangan kita tidak masuk pada sabat itu, tidak masuk pada kerajaan 1000 tahun itu. Selagi Tuhan memberikan kita kesempatan manfaatkan itu sebab hanya dua hari. Kesempatan hari pertama dan kesempatan hari kedua, setelah itu tidak ada lagi.

Kita ini sudah ada pada kesempatan hari kedua, tidak ada lagi kesempatan hari ketiga. Kalau hari ketiga mau makan, maka berat taruhannya karena barang siapa yang melanggar maka semua syukurannya batal. Artinya segala ibadah pelayanannya batal, tidak ada nilainya bagi Tuhan. Kemudian nyawanya dilenyapkan dari orang sebangsanya, berarti tidak masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus. Mengapa? Karena melewatkan kesempatan pertama itulah hari pertama dan melewatkan kesempatan kedua itulah hari yang kedua.

Apakah kita beribadah karena tertarik oleh Firman pengajaran atau sekedar kumpul-kumpul. Ciri orang yang tergembala dengan benar adalah tertarik oleh Firman pengajaran yang sehat.

Sekarang ini bukan lagi hari pertama. Sekarang kita ada pada hari yang kedua pada zaman Roh Kudus. Ini kesempatan yang terakhir kita makan dan minum yakni syukuran kita kepada Tuhan.
Imamat 19:6-8,7:18
19:6 Dan haruslah itu dimakan pada hari mempersembahkannya atau boleh juga pada keesokan harinya, tetapi apa yang tinggal sampai hari yang ketiga haruslah dibakar habis.
19:7 Jikalau dimakan juga pada hari yang ketiga, maka itu menjadi sesuatu yang jijik dan TUHAN tidak berkenan akan orang itu.
19:8 Siapa yang memakannya, akan menanggung kesalahannya sendiri, karena ia telah melanggar kekudusan persembahan kudus yang kepada TUHAN. Nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
7:18 Karena jikalau pada hari yang ketiga masih dimakan dari daging korban keselamatan itu, maka TUHAN tidak berkenan akan orang yang mempersembahkannya dan korban itu dianggap batal baginya, bahkan menjadi sesuatu yang jijik, dan orang yang memakannya harus menanggung kesalahannya sendiri.

Itu sebabnya jangan kita mengentengkan kehadiran kita dalam beribadah. Tujuan kita beribadah adalah supaya kita makin mengenal rencana Tuhan sehingga hubungan kita dengan Tuhan semakin harmonis karena kita merasa pekerjaan Firman, Roh dan Kasih Tuhan menggarap kita.

Kita harus mengucap syukur dalam segala hal. Kita mengucap syukur ada hubungannya dengan poin pertama, kita mengucap syukur karena kita hadir di dunia ini karena mama dan karena keringat papa yang memberi makan. Kemudian kita berterima kasih karena kita dilahirkan kembali sehingga ada harapan ke Sorga dan kelahiran baru kita dirawat oleh orang tua rohani. Ini semua harus ada pada kita.

Sebagai hamba Tuhan, hal ini harus disuarakan. Bukan saja untuk saudara tetapi juga untuk diriku.
Efesus 6:1-2
6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:

Justru yang ditaruh pada urutan awal adalah orang tua di dalam Tuhan. Orang tua di dalam Tuhan itu adalah gembala.

Kesempatan untuk kita mengucap syukur dan berterima kasih, waktunya sudah sangat singkat karena pada hari kedua sudah mau ditutup dan tidak ada lagi hari berikutnya. Olehnya itu dari sekaranglah kita mengucap syukur. Kita masih diberi kesmpatan untuk hidup di akhir zaman ini.

Kenapa zaman pertama disebut zaman Bapa? Sebab zaman Bapa diapit oleh dua bapa yaitu Adam bapa manusia pertama dan Abraham bapa orang percaya. Di zaman Bapa ada seorang yang terangkat hidup-hidup ke Sorga, namanya Henokh. Zaman anak diapit oleh dua anak yang sama-sama statusnya anak tunggal yaitu Ishak anak tunggal Abraham dan Yesus anak tunggal Allah. Di tengah-tengah zaman Anak ada manusia yang naik hidup-hidup ke Sorga yaitu Elia.

Jangan nanti orang tua sudah meninggal baru bergaya hormat pada orang tua dengan membangun kubur yang megah. Padahal sepanjang hidup orang tua tidak taat pada orang tua. Kalau seperti itu munafik namanya.

Hari kedua sudah mau berakhir. Sekarang ini adalah waktu untuk kita menaikkan terima kasih secara vertikal kepada Tuhan sesembahan kita dan secara horizontal kepada manusia yang bisa kita lihat secara kasat mata, itulah ibu dan bapa secara jasmani dan orang tua secara rohani (gembala).

Tadi dikatakan mengucap syukur dalam segala hal. Lebih lagi yang harus kita syukuri yaitu kita mendapatkan pelayanan perawatan rohani kita nampak dengan jelas di mana makanan dan minuman rohani yang kita terima begitu limpah.

Jangan sampai sementara Tuhan merawat kita dengan memakai gembala untuk menyajikan Firman pengajaran yang sehat dalam kelimpahannya kemudian kita malah berulah dan bersikap lain. Rugi besar kalau seperti itu. Seharusnya kita berkata pada gembala “terima kashi pak gembala buat pelayananmu”. Sedangkan kepada penatua saja kita berterima kasih.
I Tesalonika 5:12-13
5:12 Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;
5:13 dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.

Pekerjaannya di sini adalah pekerjaan merawat dan menyajikan makanan rohani dengan limpah.

I Timotius 5:17
5:17 Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.

Penatua di sini adalah gambaran matang rohaninya. Arti kata penatua adalah kematangan rohani. Gembala disebut juga penatua, berarti matang rohaninya.

Tugas gembala:
1)      Mengawasi
2)      Memelihara
3)      Memperhatikan dengan seksama dari dekat
4)      Menyelidiki dari dekat sambil menjaga dirinya sendiri

Gembala ini dipercayakan untuk mengawasi sidang jemaat yang digambarkan sebagai anak rohani supaya berhasil tembus ke atas. Kemudian memelihara rohani sidang jemaat dengan memberi makan Firman pengajaran yang sehat dan memberi minum. Gembala ini juga memperhatikan dengan seksama dan menyelidiki dari dekat. Kehidupan yang melakukan tugasnya seperti itulah yang harus diberi hormat dua kali lipat.

Jangan sampai gembala tidak menikmati penghormatan dan bahkan dihina serta dinista. Gembala jangan dikritik-kritik terus, itulah anak yang tidak hormat kepada orang tua rohani. Kalau jemaat tukang kritik maka tipis harapan dia akan ke sorga sebab gembala akan berkeluh kesah dalam pelayanannya.

Pengucapan syukur yang kita bicarakan di sini adalah yang rohani karena itu yang akan mendorong kita masuk ke Sorga bahkan menjadi Mempelai. Kalau pengucapan syukur kita benar maka pengucapan syukur kita itu tidak akan dibatalkan oleh Tuhan dan kita tidak akan dibuang dari orang sebangsa kita, artinya kita masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus.

Kalau sakit apakah saudara masih mengucap syukur. Penyakit itu datang dari dua hal:
1)      Dosa
Mazmur 107:17
107:17 Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka;

2)      Sekalipun kita sudah berupaya menyucikan diri tetapi Tuhan masih izinkan kena.
Mazmur 73:12-15
73:12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
73:13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
73:14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
73:15 Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.

Jangan berkata kenapa saya sudah setia beribadah dan sembayang, sudah mengaku ini dan itu tetapi tetap kena tulah? Jangan berpikir orang fasik yang sehat itu aman-aman saja, mereka Tuhan simpan untuk hari kebinasaan.

Kita bersyukur kepada Tuhan yang memberi peluang kepada kita untuk lahir di dunia lewat orang tua jasmani yaitu papa dan mama. Kemudian kita dilahirkan kembali lewat pelayanan hamba Tuhan dan sekaligus kita dirawat, dijaga, dipelihara dengan limpah makanan di atas meja yaitu Firman dalam kelimpahannya.

Jangan sampai kita telat memberikan rasa terima kasih dan syukur kita kepada Tuhan dan rasa terima kasih kita kepada orang tua jasmani dan rohani. Jangan sampai seperti perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang kaya dan Lazarus.
Lukas 16:24
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.

Dia memohon-mohon belas kasihan, padahal pada waktu dia hidup tidak pernah berbelas kasihan. Ada 5 hal yang terlambat dalam kehidupan orang ini dan sudah lewat hari kedua.
1)      Terlambat bertobat
2)      Terlambat bersaksi
3)      Terlambat menggunakan uangnya untuk Tuhan
4)      Terlambat menggunakan waktu untuk Tuhan
5)      Terlambat berbuat baik bagi sesama.

Kalau sudah terlambat mau apa lagi, mau menunggu hari ketiga sudah tidak ada. Olehnya itu jangan sampai kita terlambat menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita. Kita sekarang bukan lagi pada hari pertama di zaman Roh Kudus tetapi pada ujung hari yang kedua. Jangan sampai kita terlambat seperti orang kaya ini.

Di hadapan Tuhan ini kita tinggal menghitung detik sebab bagi Tuhan 1 hari itu sama dengan 1000 tahun. Lebih singkat lagi kalau dikatakan seperti dalam Mazmur Musa bahwa 1000 tahun hanya seperti satu giliran waktu jaga malam.
Mazmur 90:4
90:4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

Yesaya 21:11-12
21:11 Ucapan ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir: "Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?"
21:12 Pengawal itu berkata: "Pagi akan datang, tetapi malam juga. Jika kamu mau bertanya, datanglah bertanya sekali lagi!"

Berbicara malam ini berarti menjelang pagi, Tuhan Yesus sudah mau datang.

Ada 4 pemenggalan waktu jaga malam:
1)      Jam 5 sampai 9 → menjelang malam, yang terjadi adalah pemecahan roti oleh Tuhan Yesus di rumah Kleopas di Emaus. Untuk kita sekarang sedang terjadi kegerakan Firman pengajaran.
2)      Jam 9 sampai jam 12 → tengah malam, yang terjadi 5 anak dara bodoh dan 5 anak dara bijak semuanya tertidur lalu ada seruan “Mempelai Datang Songsonglah Dia”. Berarti tengah malam ada seruan untuk melihat Kabar Mempelai.
3)      Jam 12 sampai jam 3 → pagi-pagi buta, akan terjadi banyak penyangkalan. Bukankah hari-hari terakhir ini kita melihat banyak penyangkalan-penyangkalan. Bukan hanya menyangkal pribadi Tuhan tetapi menyangkal pengajaran yang benar.
4)      Jam 3 sampai jam 6 → menjelang fajar menyingsing, kemulian Tuhan ssudah diambang pintu.

Secara waktu kita sekarang sudah ada menjelang fajar menyingsing. Tetapi jangan lupa kita harus waspada dengan penyangkalan. Olehnya itu pertama kita harus imbangi dengan kegerakan Firman pengajaran di dalam gereja. Kita harus waspada dengan suasana gelap tanpa minyak, berarti Firman pengajaran menipis.

Syukur kita apakah mendasar:
1)      Kita harus berterima kasih kepada orang tua jasmani yang karenanya kita dilahirkan secara jasmani di dunia ini. Kalau tidak ada di dunia berarti tidak akan ada di sorga. Ada di dunia ini berarti ada peluang masuk di sorga asalkan lahir baru.
2)      Kita harus berterima kasih kepada orang tua rohani yang memungkinkan kita lahir baru. Berarti arah ke Sorga semakin jelas.

Syukur pada poin yang kedua ini disertai dengan kelimpahan Firman. Kelimpahan Firman di penghujung akhir zaman ini harus menjadi dasar pengucapan syukur kita kepada Tuhan dan dibuktikan kita lebih membara dalam ibadah pelayanan. Sehingga ketika Tuhan Yesus datang kita tidak takut memandang wajah Tuhan karena kita sudah siap. Yang takut memandang wajah Tuhan ditunjukkan dalam:
Lukas 21:35-36
21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Pertama supaya kita luput dari bencana yang akan menimpa dunia ini yaitu datangnya antikristus dan kedua supaya kita tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Gunakanlah kesempatan yang ada ini.

Zaman Bapa diapit oleh dua bapa, di dalamnya ada seorang yang terangkat hidup-hidup yaitu Henokh. Zaman anak diapit oleh dua anak, di dalamnya ada seorang yang terangkat hidup-hidup yaitu Elia. Di ujung zaman Roh Kudus ini bukan hanya satu orang yang akan terangkat. Yang akan terangkat hidup-hidup itulah Mempelai Wanita Tuhan. Semoga kita ada di dalamnya.

Di dalam Mempelai Wanita Tuhan ini ada perempuan pelacur, pemabuk, pembunuh dan sebagainya tetapi sudah bertobat kemudian disucikan dan disempurnakan. Ini membuka pengharapan kepada saya dan saudara untuk berbesar hati datang kepada Yesus dan berseru “terima kasih Tuhan” karena kita diberi peluang. Sekarang pada hari yang kedua ada anjuran makanlah, artinya beribadah dan layanilah Tuhan. Sebab soal makan itu berbicara beribadah dan melayani Tuhan.
Yohanes 4:34
4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Serusak apapun saudara tetapi kalau menyatakan diri mau bertobat dan mau disucikan maka masih ada harapan. Renungkanlah bahwa saudara orang jahat kemudian diselamatkan, bagaimana ucapan syukur kita kepada Tuhan. Inilah dasar-dasar kita mengucap syukur. Kita ini tinggal sisa-sisa dosa tetapi kemurahan Tuhan kita bisa mendengar Firman pengajaran yang menyucikan dan membasuh kita. Ini semua membuka peluang untuk kita duduk setakhta dengan Tuhan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga.

Mengapa kita malah diam, mengapa tidak melangkah, mengapa tidak mau singsingkan lengan baju dan peras keringat untuk Tuhan? Kalau rasa terima kasihmu membara kepada Tuhan, bukan hanya sekedar kata tetapi tunjukkan dengan action-action dan tindakanmu. Katakan “saya mantan pendosa yang ditolong oleh Tuhan”. Saya mau kerja bagi Tuhan.

3.      Perihal hasil-hasil usaha pencaharian kita. (Imamat 19:9-10, 23-25)
Firman Tuhan mengatakan “orang malas tidak boleh makan”. Berarti harus ada usaha. Sedangkan dalam Taman Eden saja manusia masih Tuhan suruh bekerja.
Kejadian 2:15
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Tuhan menciptakan Adam dan Hawa lalu ditempatkan di taman Eden yang semua serba ada tetapi Tuhan tidak ingin manusia bermasa bodoh. Tuhan ingin kita memelihara dengan tanda “rajin” bukannya “malas”.

Poin ketiga ini mengingatkan kita untuk rajin dalam usaha kita.

Usaha kami hamba Tuhan bukan dititikberatkan pada pekerjaan sambilan tetapi bekerja dalam pembangunan Tubuh Kristus.
II Tesalonika 3:7-13
3:7 Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
3:8 dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu.
3:9 Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
3:11 Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.
3:12 Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.
3:13 Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.
Jangan jemu-jemu berarti pelayanan yang berkesinambungan. Jangan berkata “saya sudah melayani, orang lain lagi”.

Yang dititik beratkan pada ayat-ayat di atas bukan berarti hamba Tuhan harus ada pekerjaan sambilan. Contoh konkritnya adalah Tuhan Yesus.
Lukas 8:1-3
8:1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia,
8:2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,
8:3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Perempuan-perempuan ini telah ditolong oleh Tuhan sehingga karena rasa syukur mereka terdorong untuk melayani Tuhan Yesus dengan kekayaan mereka. Kita harus ada interaksi dengan pelayan Tuhan, ada rasa terima kasih kita.

Kalau orang tua jasmani kita datang ke rumah kita lalu setelah mau kembali kemudian anda tidak memberikan apa-apa, hanya memberikan ucapan yang begitu indah “makanlah kenyang-kenyang, hangat-hangatkanlah dirimu dan selamat jalan”. Hal itu dicela Tuhan melalui Yakobus. Kalau ada hamba Tuhan yang datang minimal saudara bawa dalam doa supaya Tuhan tolong hamba Tuhan ini pulang dengan selamat.

Jangan kita menjadi orang Kristen malas, kita harus kerja. Di taman Eden saja Adam dan Hawa harus kerja padahal segala fasilitas sudah ada tetapi mereka harus kerja dan memelihara. Kita yang ada di dunia ini harus berusaha tetapi jangan lupa kaitkan dengan Tuhan maka usahamu pasti diberkati oleh Tuhan.

Imamat 19:9-10
19:9 Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu.
19:10 Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.

Berarti usahanya berhasil karena telah didahului terima kasih kepada orang tua dan rasa syukur kepada Tuhan.

Dalam Hakim-hakim 20 dan 21, 10 suku Israel melawan 1 suku yaitu Benyamin tetapi yang 10 suku kalah pada perang yang pertama. Begitu juga pada perang yang kedua juga mereka kalah. Lalu mereka berkumpul di Mizpa berpuasa, berdoa dan mengucap syukur. Sudah kalah babak belur tetapi bisa mengucap syukur. Setelah mereka selesai berdoa, puasa dan mengucap syukur mereka maju berperang dan Tuhan menyuruh Yehuda yang di depan sehingga suku Benyamin kalah sebab sudah didahului dengan syukur.

Imamat 19:23-25
19:23 Apabila kamu sudah masuk ke negeri itu dan menanam bermacam-macam pohon buah-buahan, janganlah kamu memetik buahnya selama tiga tahun dan jangan memakannya.
19:24 Tetapi pada tahun yang keempat haruslah segala buahnya menjadi persembahan kudus sebagai puji-pujian bagi TUHAN.
19:25 Barulah pada tahun yang kelima kamu boleh memakan buahnya, supaya hasilnya ditambah bagimu; Akulah TUHAN, Allahmu.

Ø  Ayat 9-10 diingatkan sesama anggota Tubuh Kristus yang hidupnya sengsara dan miskin.
Ø  Ayat 23-25 dia kembalikan kepada Tuhan.

Berarti ada hubungan horizontal dan vertikal, ini menunjuk salib. Itu sebabnya ibadah pelayanan kita tidak boleh lari dari salib. Di situ juga inti kita berterima kasih kepada orang tua jasmani dan orang tua rohani dan inti ucapan syukur kita karena salib Golgota.

Ayo kita yang hidup di akhir zaman ini, apa yang kita terima kita praktekkan sebab Tuhan Yesus sudah mau datang. Tidak ada lagi hari yang ketiga. Kalau menunggu hari yang ketiga berarti itu sudah terlambat sama seperti orang kaya dalam Injil Lukas pasal 16. Ini jangan terjadi pada diri kita.



Tuhan memberkati..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar