20161005

Kebaktian PA Imamat, Rabu 5 Oktober 2016 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.


Imamat 19:1-3,30,32
19:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
19:2 "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.
19:3 Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.
19:30 Kamu harus memelihara hari-hari sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku; Akulah TUHAN.
19:32 Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.

Pasal 19 ini dapat dibagi menjadi 7 bagian:
1.      Sikap anak terhadap orang tua, dikaitkan dengan sabat. (Imamat 19:1-3,30,32)
2.      Bagaimana sikap kita terhadap syukuran  atau korban keselamatan. (Imamat 19:5-8)
3.      Sikap kita tentang hasil-hasil usaha pencaharian kita. (Imamat 19:9-10, 23-25)
Ternyata tidak mutlak untuk kita sendiri, ada bagian untuk orang lain, ada berkat untuk orang miskin atau yang berkekurangan dan orang asing.
4.      Perihal dosa kata-kata dan dosa yang mengakar dalam hati sehingga keluar dalam bentuk kata-kata. (Imamat 19:11-12,15-18).
5.      Perihal kekerasan dan ketidakadilan, sikap menghadapi sesama dengan penampilan yang tidak manusiawi. (ayat 13-14,19,33-37)
6.      Perihal kesucian sebelum masuk nikah dan setelah ada dalam nikah (ayat 20-22,29)
7.      Dosa yang berhubungan dengan roh-roh jahat (ayat 4,26-28,31)

Kasih karunia dan kemurahan Tuhan, Dia nyatakan kepada kita sebagai bukti kerinduan hati Tuhan kepada kita umatNya yang hidup di akhir zaman. Surat kepada 7 sidang jemaat di Asia Kecil didahului dengan nama Efesus sebab arti nama Efesus adalah yang dirindukan. Ketika kita dilawati Tuhan dengan Firman itu berarti kerinduan hati Tuhan untuk membawa saudara segambar dengan Dia, sehingga Dia tidak akan segan-segan menghangatkan saudara dalam pelukan kasih sayangNya.

Kita datang beribadah bukan sekedar menjalankan prosesi atau ritual. Tetapi dalam ibadah sebenarnya sudah harus terbersit dalam pikiran kita “saya ingin mendengar isi hati Tuhan”. Kalau Tuhan menyatakan kerinduan hatiNya, isi hatiNya, pikiranNya, perasaanNya, kehendakNya kepada kita maka kita harus meresponi, harus kita tanggapi dengan serius. Jangan sampai kita menanggapi salah.

Sikap anak terhadap orang tua dikaitkan dengan hari sabat

Imamat 19:1-3,30,32
19:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
19:2 "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.
19:3 Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.
19:30 Kamu harus memelihara hari-hari sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku; Akulah TUHAN.
19:32 Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.

Selalu dikunci dengan “Akulah Tuhan”. Bila saudara memperhatikan seluruh kalimat “Akulah Tuhan” itu berjumlah 16 kali. Ini adalah angka bahan pembangunan Tabernakel, angka Tubuh Kristus. Berarti gereja Tuhan mau dibawa menjadi Tabernakel atau menjadi TubuhNya.

Kenapa hubungan anak terhadap orang tua, hubungan yang muda terhadap yang tua, dihubungkan lagi dengan sabat? Sebab hubungan anak dan orang tua adalah hubungan horizontal dan sabat adalah hubungan vertikal antara umat Tuhan dengan Tuhan. Jadi lengkaplah, kita langsung diperhadapkan dengan tanda salib.

Dalam ayat di atas ibu yang ditempatkan lebih dahulu baru ayah. Tetapi dalam masyarakat seluruh dunia, tidak terkecuali orang Kristen dalam pengajaran, pada umumnya ibu ini tidak disegani dan hanya ayah yang disegani. Pada umumnya ibu ini paling banyak merana, paling banyak meneteskan air mata oleh karena buah kandungannya. Kalau buah kandungan ini paham lalu dikaitkan dengan sabat (berarti hubungan horisontal dan vertikal) berarti anak-anak ini diajak oleh Tuhan untuk dibawa pada wilayah taat pada orang tua dengan tanda rela menerima salib. Seperti Yesus taat kepada BapaNya.

Sekalipun bahasa ibu itu tajam dan bahasa bapa itu keras, itu adalah salib, itu cara dari Tuhan untuk menguduskan buah nikah itu. Tetapi yang seringkali ibu malah tidak disegani dan diperlakukan sewenang-wenang. Ibu sudah bekerja tetapi kenapa anak tega malah tidur! Kenapa tidak menyegani ibu yang sudah mengandung 9 bulan dan menyusui serta memelihara saudara! Yang paling banyak anak lawan adalah ibu.

Rasa hormat terhadap orang tua itu harus ada. Kalau anda di sini sekalipun sudah berjanggut, atau bahkan sudah putih rambut namun masih memiliki ayah dan ibu, segera bertobat dan mohon ampun kepada ayah dan ibumu.
Imamat 19:32
19:32 Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.

Ini sikap yang muda kepada yang tua. Kita wajib seperti itu sehingga kita gereja Tuhan seperti judul dari Imamat pasal 19 kudusnya hidup, maka kita semua kudus di dalam kehidupan kita mulai dari pribadi masing-masing sampai seluruh sidang jemaat.

Imamat 19:3
19:3 Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.

Ibu harus kita segani, harus kita beri hormat karena di situlah awal kita dibentuk yaitu dalam kandungan mama. Ketika kita masih ada dalam kandungan ibu, ibu kita sudah menderita. Di samping itu suami masih memarahi ibu ini bahkan sampai ditampar sementara mengandung. Anak-anak mengeluhkan kebutuhannya kepada mamanya, tetapi di mana hormat kepada mamamu. Anak-anak di sini cuma selalu mau kebutuhan dipenuhi oleh mama tetapi kapan membuat hati mama terhibur!

Di dalam ayat ini mengajarkan bahwa kita sebagai umat Tuhan jangan sampai hubunganmu dengan orang tua tidak harmonis apalagi putus dan jangan sampai hubunganmu dengan Tuhan tidak harmonis apalagi putus. Kalau kita melihat mama dan melihat kandungan, di situlah awalmu. Kalau Tuhan berkata segani maksudnya supaya harmonis. Hubungan anak dan orang tua harus harmonis.

Dalam Imamat 19:1-3,30,32 sudah tiga kali disebutkan “Akulah Tuhan”. Artinya dipantau oleh Tuhan, tujuannya supaya kita memiliki sifat yang terpuji dan nama Tuhan yang dipermuliakan.

Kalau orang tua menegur anak maka anak itu masih bisa menerima. Tetapi kalau dalam Imamat 19:32 bila orang lain menegur, belum tentu bisa diterima oleh orang yang ditegur itu.
Imamat 19:17
19:17 Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.

Ketika melihat saudaramu yang muda atau yang tua itu salah dan saudara tegur, resikonya bagaimana? Bisakah dia menerima? Syukur kalau dia menerima, saudara menerima berkat. Tetapi kalau saudara menegur dan dia tidak bisa menerima lalu berbalik membenci saudara, saudara juga menerima berkat, bukan berarti kurang berkatmu. Kalau melihat dengan kasat mata dia salah maka engkau harus menegur, jangan dibiarkan. Ditegur dari atas mimbar itu kadang sudah tidak bisa diterima apalagi kalau teguran yang nyata-nyata secara langsung.

Salah satu poin “mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia” adalah karena tidak mau menegur padahal kita sudah melihat dia salah. Kalau kita menegur maka kita lepas dari tanggungan darah walaupun orang yang ditegur itu tidak menerima dan berbalik marah.
Amos 5:10
5:10 Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas.

Mereka benci padahal dia bicara dengan tulus demi orang itu jangan terperosok dalam lubang yang dalam, jangan sampai jumpa binatang buas di jalan.

Mazmur 109:1-5
109:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Ya Allah pujianku, janganlah berdiam diri!
109:2 Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta;
109:3 dengan kata-kata kebencian mereka menyerang aku dan memerangi aku tanpa alasan.
109:4 Sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh aku, sedang aku mendoakan mereka.
109:5 Mereka membalas kejahatan kepadaku ganti kebaikan dan kebencian ganti kasihku.

Karena kita mengasihi maka kita tunjuk bahwa dia mau diterkam singa, macan tutul dan beruang, itulah antikristus. Tetapi kebalikannya yang kita terima, itulah resiko. Kita tidak boleh diam walaupun beresiko dari pada kita berhutang darah.

Kemudian itu dihubungkan dengan sabat. Sabat itu berbicara tentang perhentian. Sabat berbicara hubungan dengan Tuhan. Tujuan Firman disampaikan supaya hidup kita kudus.
I Petrus 1:15-16
1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Pada ayat sebelumnya berbicara ketaatan anak kepada orang tua.
I Petrus 1:14
1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,

Kategori “anak-anak” ini tidak hanya sebatas anak Tuhan. Kalau dihubungkan dengan Imamat pasal 19 ini menunjuk anak-anak yang harus taat kepada mama. Saya tidak bermaksud mengabaikan papa karena urutan yang kedua disebutkan adalah “ayahmu”. Saya percaya sidang jemaat yang dikasihi oleh Tuhan ada naluri dalam diri saudara dan mau belajar taat dan menyegani ibu dan ayah.

Kalau papamu statusnya sebagai gembala maka harus lebih lagi disegani karena syarat gembala harus disegani oleh anak-anaknya dan harus disegani oleh isterinya. Jadi anak seorang gembala harus double penghormatannya kepada papanya.
I Timotius 3:4
3:4 seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.

Sedangkan tidak dalam status seorang gembala, seorang ayah wajar kalau disegani apalagi kalau dia seorang gembala. Ini harus dipahami utamanya untuk anak-anak saya, supaya jangan memunculkan hal yang menyakiti hati ayah yang adalah gembala. Sehebatnya seseorang harus menyegani ayah yang sekaligus adalah gembala. Jangan main protes kepada orang tua apalagi dengan kasar seperti orang demonstrasi di bundaran HI. Kalau ada sesuatu yang tidak pas menurutmu, ajukan itu dengan hati tulus dan dengan santun.

Kapasitas sebagai ayah harus disegani ditambah lagi dia seorang gembala. Kalau hubungan secara horizontal saja dengan bapa jasmani sudah salah seperti itu bagaimana hubungan secara vertikal dengan Bapa segala roh.

Kalau anak tetap bersikap tidak hormat kepada ibu dan ayahnya maka dia akan menemui poin nomor 5 tadi yaitu persoalan kekerasan. Dia tidak bisa mengelakkan untuk bertemu dengan kekerasan paling hebat yaitu antikristus.

Imamat 19:32
19:32 Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.

Jadi bukan hanya sebatas orang tua jasmani tetapi terhadap semua orang-orang yang lanjut usia. Saya percaya semua yang hadir menerima poin ini.

Imamat 19:30
19:30 Kamu harus memelihara hari-hari sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku; Akulah TUHAN.

Berarti hari sabat itu bukan hanya 1 namun lebih dari 1. Kalau kita perhatikan sabat ini, di sanalah kita juga melihat bagaimana kita dikemas oleh Tuhan, kita dipelihara dan dibentuk oleh Tuhan dengan hal sabat ini.

Ada tiga hal tentang sabat:
1.      Sabat hari ketujuh
Keluaran 35:2
35:2 Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada perhentian kudus bagimu, yakni sabat, hari perhentian penuh bagi TUHAN; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah dihukum mati.

2.      Sabat tahunan
6 tahun orang Israel mengelolah tanah dan tahun ketujuh tidak boleh lagi dikelolah.
Imamat 25:1-4
25:1 TUHAN berfirman kepada Musa di gunung Sinai:
25:2 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.
25:3 Enam tahun lamanya engkau harus menaburi ladangmu, dan enam tahun lamanya engkau harus merantingi kebun anggurmu dan mengumpulkan hasil tanah itu,
25:4 tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah kautaburi dan kebun anggurmu janganlah kaurantingi.

3.      Sabat yang ada hubungannya dengan pesta grafirat
Imamat 23:32
23:32 Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."

Orang yang sampai sekarang tetap merayakan sabat yaitu hari sabtu, apakah mereka merayakan sabat tanah dan sabat pada pesta grafirat yang berbicara penyucian tuntas dalam gereja?

Ada dua alasan yang Tuhan taruh di dalam Alkitab mengapa kita harus menghormati hari-hari sabat Tuhan.
1.      Keluaran 20:11
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Jadi pada hari yang ketujuh Tuhan berhenti berkreasi setelah menciptakan langit dan bumi serta isinya. Bagaimana penerapannya kepada kita? Yesus hadir di dunia fana ini, Dia adalah Tuhan dari segala hari sabat. Tetapi dalam Yohanes 5:17 Tuhan berkata “Bapa dan Aku bekerja sampai saat ini” jadi belum pernah berhenti.
Yohanes 5:17
5:17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."

Kalau kita menjadi pengikut Kristus, berarti di mana sabat kita? Apakah kita harus kembali merayakan sabat seperti para ahli Taurat? Ini alasan pertama yang nanti dijelaskan lebih jauh.

2.      Ulangan 5:15
5:15 Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.

Kita merayakan sabat karena mengingat pembebasan kita. Kita sudah dibebaskan oleh Kristus Yesus dari perhambaan dosa. Bangsa Israel dahulu dibebaskan oleh Tuhan dari perhambaan Taurat oleh Yesus.

Apakah hubunganmu dengan Tuhan jelas ada sabat. Bila hubunganmu dengan Tuhan benar maka pasti batin dan hatimu, ada perhentian, ada ketenangan dalam hati saudara. Ini yang harus ada pada diri kita.

Makanya tadi dihubungkan dengan hubungan orang tua dan anak, anak harus menyegani orang tua. Bagaimana papa dan mama bisa menikmati perhentian kalau orang tua terganggu dengan ulah anak.
Yesaya 63:14
63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.

Dikatakan “ternak” bukan hewan atau binatang, kita ini adalah ternaknya Tuhan, kita dombanya Tuhan. Suasana perhentian dihubungkan dengan ternak turun ke lembah. Turun ke lembah menunjukkan merendah. Kalau anak tidak memiliki roh kerendahan hati bagaimana bapa dan ibunya bisa ada roh perhentian dalam batinya. Yang ada malah galau, risau dan cemas. Itu berarti hubungan anak yang harus segan kepada mama dan papanya yang dikaitkan dengan sabat menjadi tidak jelas. Tidak bakal kita memiliki perhentian kalau kita tidak merendah. Sabat itu menunjuk pekerjaan Roh Kudus, itulah yang membuat kita ada perhentian.

Yesaya 63:11
63:11 Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka;

Roh Kudus itu paket dari Tuhan yang membawa perhentian dalam diri kita. Kalau ini ada maka itulah yang membuat anak bisa segan pada ibu dan ayah. Kalau anak suka merendah maka tidak sulit bagi Tuhan untuk memenuhkan dia Roh Kudus. Kalau tidak mau merendahkan diri akhirnya anak itu akan banyak menghadapi protes, dia akan berkata tambah ini tambah itu.

Dipenuhi Roh Kudus itu wujudnya berkata-kata asing.
Yesaya 28:11
28:11 Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini

Ini menunjuk turunnya Roh Kudus. 120 murid itu berbahasa asing dan mencengangkan orang-orang. Tetapi di dalamnya ada maksud sekaligus menemplak dan menegur. Jadi jangan kita berkata-kata asing padahal tidak bisa koreksi diri dan tidak bisa ditegur padahal dirinya salah. Ini bencana bagi dirinya!

Yesaya 28:12
28:12 Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

Bahasa asing itu bukan sekedar pajangan, tetapi apakah kita benar mau menerima templakkan/ teguran. Akhirnya kalau tidak mau menerima teguran maka yang dia terima firman seperti ini:
Yesaya 28:13
28:13 Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan.

Itulah yang terjadi kalau sabat tidak kita nikmati, perhentian tidak kita alami. Yang paling dekat bisa merusak perhentian dan ketenangan, itu dimulai dari hubungan rumah tangga. Ini dimulai dari hubungan rumah tangga gembala. Ini yang tidak boleh dan jangan kita teruskan hal seperti ini.

Akhirnya kehidupan seperti itu akan mengkonsumsi firman pengajaran tambah kurang ± alias pengajaran yang “kira-kira” berarti tidak ada kepastian. Banyak orang beribadah tetapi tidak ada kepastian, seperti orang buta berjalan meraba-raba dinding. Itulah model ibadah yang tidak memiliki perhentian yaitu tidak memiliki kepastian. Kalau dalam nikah rumah tangga kacau balau bagaimana bisa ada kepastian.

Kepenuhan Roh Kudus ini salah satu tandanya adalah berkata-kata asing.
Kisah Para Rasul 2:1-4 ;10:45
2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
10:45 Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,

Roh Kudus turun pada orang Yahudi di rumah tinggal, Roh Kudus turun pada orang kafir di rumah tinggal. Kalau dikatakan dalam rumah tinggal berarti di situ ada nikah dan buah nikah. Jadi tidak salah kalau Tuhan berbicara sabat, berbicara perhentian, berbicara Roh Kudus dan hubungannya dengan nikah dan buah nikah. Olehnya itu Tuhan tidak memisahkan persoalan nikah dan buah nikah dengan sabat.
Tuhan membentuk kita orang kafir mulai dari nikah agar ada ketaatan orang tua suami isteri dan ada rasa segan anak kepada orang tua. Hal itu dicengkram oleh Roh Kudus.

Saya sebagai gembala jangan sampai dibawa arus kesedihan karena melihat ulah anak-anak saya tidak segan pada orang tuanya utamanya segan terhadap mamanya. Anak-anak seganlah kepada orang tua utamanya kepada mama, sebab dari kandungan mamalah kita Allah bangun. Jangan itu kita khianati tetapi biarlah kita hargai dan berterima kasihlah buat kandungan mamamu, berterima kasihlah karena keringat papa kita bisa ada sekarang. Roh Kudus mulai dari dalam rumah tangga baik untuk bangsa Yahudi maupun untuk bangsa kafir.

Tuhan memberkati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar