20210703

Kebaktian Doa, Sabtu 3 Juli 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 9:5-7

9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."

9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi

9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

 

Pada ayat kelima ini adalah salah satu dari 7 sinar kemuliaan Yesus yang dicatat dalam Injil Yohanes.

1.      Akulah roti hidup

Yohanes 6:35

6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

 

2.      Akulah terang dunia

Yohanes 9:5; 8:12

9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."

8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

 

Yesus tampil sebagai terang dunia untuk menyingkirkan kegelapan. Kegelapan dalam pasal 9 adalah kegelapan dari orang buta. Kegelapan pada pasal 8 adalah kegelapan dari perempuan yang berzinah.

 

3.      Akulah gembala yang baik

Yohanes 10:11

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

 

4.      Akulah pintu

Yohanes 10:9

10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

 

5.      Akulah kebangkitan dan hidup

Yohanes 11:5

11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.

 

6.      Akulah jalan kebenaran dan hidup

Yohanes 14:6

14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

 

7.      Akulah pokok anggur yang benar

Yohanes 15:1

15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

 

Kita bahas poin kedua “Akulah terang dunia”. Terang itu untuk mengusir kegelapan. Buta berarti ada dalam kegelapan dosa. Di sini Yesus tampil sebagai terang dunia untuk mengusir kegelapan dosa yang ada pada kita manusia. Bagaimana cara Yesus mengusir kegelapan dosa? Kita pelajari dari Tabernakel. Yesus adalah Firman pengajaran yang benar. Pengajaran yang kita pegang adalah pengajaran Tabernakel dan pengajaran Mempelai yang diilhamkan Tuhan kepada bapak Pdt. Van Gessel. Yang disebut juga Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel. Ini bukan karangan seorang hamba Tuhan tetapi tertulis di dalam Alkitab.

 

Ada 3 macam terang di dalam Tabernakel yang mampu mengusir kegelapan dosa yang ada pada kita manusia.

1.      Terang Mezbah Korban Bakaran. Artinya terang Yesus Anak Domba Allah yang telah berkorban nyawa untuk menolong kita dari kegelapan dosa. Dulu di mezbah korban bakaran ada binatang kurban yang disembelih dan dibakar di situ untuk menjadi korban penebus salah, korban penghapus dosa, korban bakaran, korban keselamatan yang sama dengan korban ucapan syukur. Semua kurban sudah digenapi oleh satu kurban yang sempurna, itulah kurban Kristus. Ini terang Yesus Anak Domba Allah yang berkorban nyawa untuk menyelamatkan kita manusia berdosa.

Efesus 5:2-4,8-9

5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.

5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,

 

Ayat 8 dan 9 itu tentang terang dan ayat 2 dan 3 itu korban Kristus. Jadi terang mezbah korban bakaran sama dengan terang korban Kristus, ini yang mampu mengusir segala kegelapan dosa di dalam kehidupan kita. Sudah ada Tuhan berikan terang korban Kristus, tinggal kita terima dan manfaatkan. Bagaimana pemanfaatannya? Lewat mengaku dosa kepada Tuhan, setelah diampuni jangan diulangi lagi. Kemudian kepada sesama saling mengaku dan saling mengampuni serta melupakan dosa sesama. Jangan diingat-ingat dan jangan diungkit-ungkit.

 

Jika kita bisa memanfaatkan korban Kristus, kita bisa menjadi anak-anak terang dan dibuktikan ada buah-buah terang. Bukan kita cuma mengatakan “saya anak terang” tetapi buahnya mana. Ada 3 buah terang:

a)      Buah kebaikan yaitu melakukan yang baik kepada sesama, bukan merugikan. Orang yang merugikan itu berarti buta. Sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan, itu anak terang. Semoga kita semua adalah anak-anak terang, tidak ada anak-anak gelap di sini.

 

b)      Buah keadilan. Keadilan ini tidak memihak siapa-siapa, hanya memihak Tuhan. Sehingga bisa hidup jujur. Karena memihak Tuhan, tidak ada kepalsuan di dalamnya. Dalam penggembalaan saya berupaya untuk adil, menghadapi masalah dalam sidang jemaat, jangan memihak siapa-siapa. Memihak Tuhan saja, memihak Firman, sehingga dalam memberi solusi bisa sesuai Firman. Kalau saya tidak memihak Tuhan bisa salah saya nanti. Misalkan suami isteri bertengkar, lalu datang suami mengadu, kalau tidak memihak Tuhan maka saya bisa salahkan isteri. Kalau isteri datang mengadu, saya salahkan suami. Tetapi kalau memihak Tuhan maka yang salah mengaku, yang benar mengampuni dan lupakan dosa.

 

c)      Buah kebenaran. Harus benar semua sesuai Firman. Kebenaran itu sesuai Firman, bukan menurut manusia, sehingga bisa menjadi senjata kebenaran. Yang kita lakukan hanya untuk kebenaran. Nikahnya benar, melayani benar, bekerja dengan benar.

 

2.      Terang pelita emas, ini sama dengan terang Roh Kudus. Sama dengan terang kesucian dan kemurnian. Pelita emas itu terbuat dari emas murni yang ditempa. Untuk mendapatkan kesucian, mendapatkan kemurnian itu harus melalui penempaan, kehidupan kita harus ditempa. Jangan menghindar dari tempaan. Penempaan itu lewat palu Firman, api Firman pengajaran.

Yeremia 23:29

23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

 

Untuk menjadi terang, kita tidak boleh menghindar dari penempaan, jangan menghindar dari tempaan Firman. Ditambah lagi ditempa lewat pergesekan dengan sesama. Jangan menghindar, kalau menghindar tidak akan jadi pelita. “saya tidak mau datang, kalau datang gereja nanti ketemu dia lagi, tidak nyaman hati saya!”. Itu namanya menghindar, kapan jadi pelita kalau seperti itu! Saya dan isteri saja diizinkan terjadi pergesekan. Coba kalau saat terjadi pergesekan lalu isteri saya berkata “saya pulang dulu sama orang tua, kalau sudah tenang hati baru saya pulang di rumah”. Jadinya gelap nanti! Dalam penggembalaan juga “saya tenangkan dulu di rumah, nanti kalau sudah tenang hati baru saya datang gereja”. Silahkan online kalau karena keadaan. Tetapi kalau ada kesempatan tatap muka langsung lebih bagus lagi kita datang beribadah di gereja, dalam penggembalaan dikasih baku gesek supaya jadi pelita emas. Jangan menghindar dari persekutuan. Semoga kita bisa mengerti.

 

Pelita emas gambaran Roh Kudus, di sinilah dibutuhkan Roh Kudus. Daging ini memang tidak mampu, makanya kita butuh Roh Kudus. Kami juga hamba Tuhan dalam persekutuan diizinkan pergesekan antara hamba Tuhan supaya menjadi kandil. Penting pelita emas itu, sebab kita menghadapi keadaan dunia yang gelap.

Matius 25:1

25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

 

Bagaimana suasana menanti Mempelai Laki-laki?

Matius 25:6

25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

 

Kita butuh terang Roh Kudus, minta Roh Kudus supaya kita bisa kuat menghadapi tempaan-tempaan yang ada dan kita bisa menjadi pelita yang bercahaya.

 

Kenapa waktu diizinkan terjadi penempaan kita mundur dan kalah, tidak bisa menerima? Karena ada dosa yang dipertahankan dan disembunyi dalam hati. Dosa yang membuat kita paling sulit menerima tempaan adalah kebenaran diri sendiri “saya benar koq, dia yang salah. Kenapa saya mau datang mengaku sama dia!”. Merasa benar tetapi tidak datang-datang ibadah, berarti itu sudah salah! Dosa kebenaran diri sendiri membuat terpisah dengan Tuhan dan sesama.

 

Dengan isteri, saya dulu merasa saya benar “saya benar, kalau kau seperti ini saya bukan gembalamu, cari gembala yang lain!”. Dia juga merasa benar, langsung terjadi perang dunia ketiga. Dia merasa benar, saya merasa benar, akibatnya terpisah. Kalau kebenaran dari Tuhan, yang salah mengaku dosa, yang benar mengampuni sehingga bisa menyatu. Ini yang membuat sulit mengalami penempaan. Yang lain sudah mau dipasang sumbu, tinggal dinyalakan, kita masih sibuk dengan kebenaran diri sendiri dan merasa benar. Kapan mau menjadi pelita?

 

Pelita ini penting sebab kita menghadapi kegelapan dosa. Kalau sudah merasa benar, dia ditelan kegelapan dosa. Itu sebabnya butuh Roh Kudus. Roh Kudus yang menginsafkan kita “saya salah, ampuni saya”.

Yohanes 16:8

16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

 

Roh Kudus menginsafkan kita akan dosa. Merasa benar tetapi terpisah, akhirnya sadar “saya salah ini, jadi renggang hubungan, tidak bagus ini”. Coba kalau dalam penggembalaan, hubungan dengan sesama renggang, tidak enakan dirasa. Dalam nikah kalau hubungan renggang itu tidak nyaman. Itu seperti sendi bermasalah. Coba orang asam urat sendinya bermasalah, enak tidak? Berdiri tidak enak, waktu makan mau pegang sendok sakit. Apalagi kalau sudah sampai rematik, tidak bisa bebas bergerak.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Sendi itu hubungan dengan sesama. Hubungan dengan sesama harus dibersihkan supaya kita semua jadi pelita. Kalau hubungan dengan sesama sudah bermasalah, sumsumnya kering. Tidak ada pendirian lagi sehingga gampang jatuh dalam dosa. Kalau sendi ini bermasalah maka jadi bosan, bosan dalam nikah, bosan dalam pelayanan sampai nanti bosan hidup. Pengalaman waktu saya ada masalah dengan isteri, sampai bosan hidup, sampai saya minta-minta mati. Tetapi syukur kemurahan Tuhan sudah ditolong, hati saya dijamah Tuhan sehingga bisa selesaikan dengan isteri.

 

Kita menghadapi masalah kegelapan dosa, belum lagi masalah penyesatan. Itu yang terjadi pada tengah malam. Kalau kita selalu merasa benar, menghadapi kegelapan dosa saja sudah kalah. Nanti menghadapi penyesatan gampang sekali dia tersesat. Kalau sudah tidak harmonis dalam nikah dan dalam penggembalaan, gampang sekali disusupi ajaran palsu. “Ini lebih bagus, ajarannya lain dari gerejaku, tetapi di dalam gereja terlihat rukun dan bagus, ah saya di sini. Di gerejaku katanya Tabernakel, katanya Kabar Mempelai tetapi kenapa cekcok satu dengan yang lain”. Itu sebenarnya pergesekan, penempaan. Akhirnya orang itu pilih yang lain, yang sesat dibilang benar, yang salah dibilang benar padahal sesat. hati-hati!

Matius 24:3-5,11,24

24:3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"

24:4 Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang 1menyesatkan kamu!

24:5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan 2menyesatkan banyak orang.

24:11 Banyak nabi palsu akan muncul dan 3menyesatkan banyak orang.

24:24 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka 4menyesatkan orang-orang pilihan juga.

 

4 kali disebutkan menyesatkan, ini menunjukan bahwa di mana-mana pada keempat penjuru mata angin, di situ ada penyesatan. Kalau kita belum punya terang pelita emas, gampang sekali disesatkan. Sebab itu mari, mohon kepada Tuhan minta Roh Kudus supaya dalam menghadapi penempaan kita mampu. Ketika diizinkan terjadi pergesekan, kalau kita benar diam saja, kalau salah segera minta ampun dan selesaikan semuanya. Kalaupun kita benar, pihak lain itu yang salah, tetapi renggang hubungannya, mari kita belajar merendah “ampuni saya” selesaikan dan berdamai. Saya pernah alami seperti itu. Saya rasa saya benar, menurut saya dia yang salah, tetapi hubungan jadi renggang. Saya yang datang menyelesaikan minta ampun dan berdamai, jadi akur lagi hubungannya. Mohon Roh Kudus supaya kita mampu menghadapi penempaan-penempaan ini.

 

Roh Kudus itu yang membuat kita peka terhadap penyesatan, peka terhadap ajaran-ajaran palsu, kita bisa tegas menolak pengajaran sesat dan tegas berpegang pada pengajaran yang benar.

I Timotius 4:1-2

4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

 

Terutama kami alumni Lempinel, kalau ditanya “apa motto Lempinel” teriak semua “lebih baik ditolak dengan Firman pengajaran yang benar dari pada diterima tanpa Firman pengajaran yang benar”. Begitu diperhadapkan dengan tantangan dan godaan dalam pelayanan, lupa mottonya.

 

I Yohanes 2:27

2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

 

Seringkali ini disalahtafsirkan, kalau ada Roh Kudus tidak perlu lagi gembala mengajar kita, bukan begitu maksudnya. Yang dimaksud di situ menghadapi ajaran palsu kita harus tegas. Lalu bagaimana dengan Galatia pasal 10 yang mengatakan kamu tahu Firman karena ada yang memberitakan. Tidak mungkin ayat bertolak belakang, pasti saling menerangkan satu dengan yang lain.

Roma 10:14

10:14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

 

Galatia 6:6

6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

 

Jadi ada yang mengajar, jangan lagi ditafsirkan tidak perlu lagi diajar, tidak perlu lagi gembala, bukan seperti itu. Saya pernah mendengar satu penyajian Firman dari Pdt. Pong Dongalemba, sampai beliau katakan sangking urapan itu sudah menguasai kehidupannya, hanya dengan pori-pori saja sudah bisa merasakan bahwa orang yang datang ini ajarannya sudah lain. Itu dahsyatnya pekerjaan urapan Roh Kudus.

 

Ayo kita butuh Roh Kudus, butuh Korban Kristus. Bagaimana supaya terang Roh Kudus itu semakin menyala-nyala? Jangan hindari penempaan. Di mana tempat penempaan? Di dalam penggembalaan.

 

3.      Terang kemuliaan, sama dengan terang dari Tabut Perjanjian. Kapan terang kemuliaan kita dapatkan? Setelah mendapatkan 2 kali 7 percikan darah.

Imamat 16:2,12-16

16:2 Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.

16:12 Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling sampai halus, lalu membawanya masuk ke belakang tabir.

16:13 Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.

16:14 Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

16:15 Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.

16:16 Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.

 

Jadi, terang ini terjadi setelah ada 2 kali 7 percikan darah. 7 percikan darah di atas tutup peti menunjukan sengsara Yesus dari taman Getsemani sampai mati di kayu salib. Kemudian ada 7 percikan darah di depan tabut, ini sengsara yang kita gereja Tuhan harus alami. Mau tidak mau harus alami untuk mendapatkan terang kemuliaan, jangan ditolak. Kalau terang pelita emas tidak ada, tidak tahan menghadapi penempaan, bagaimana mau menghadapi percikan darah. Waktu ditempa saja dia tidak tahan, waktu menghadapi percikan darah pasti langsung undur, tidak tahan.

Harun membawa darah dan membawa perbaraan berisi serangkup penuh ukupan. Untuk bisa tahan menghadapi percikan atau sengsara daging tanpa dosa karena Yesus, karena ibadah, karena pengajaran, maka kita harus banyak menyembah Tuhan, ditambah doa puasa dan doa semalaman. Mungkin kita tidak salah tetapi difitnah, dirugikan, disakiti, ayo kita menyembah. Penyembahan ini perlu sehingga kita bisa menghadapi percikan darah.

 

Mengapa harus ada percikan darah, harus mengalami sengsara daging tanpa dosa? Tuhan bisa saja langsung menyempurnakan kita dan dibawa ke sorga, tetapi mengapa harus melewati percikan darah? Jawabannya:

a)      Percikan darah ini terjadi dalam pesta pendamaian, ini penyucian secara tuntas. Jadi jawaban pertama supaya kita mengalami penyucian secara tuntas, sampai tidak ada lagi dosa, kita tampil tanpa dosa. Jadi kalau kita diizinkan sengsara, kita bisa koreksi diri, apalagi yang salah. Seperti yang dialami kekasih kita sakit sampai dipanggil Tuhan, koreksi diri sampai alami penyucian tuntas, sampai tidak ada lagi dosa dan tampil tanpa cacat dan cela. Tetapi jangan sampai kita merasa hebat dan berkata “tambah lagi Tuhan!”. Mungkin percikan darahnya dirugikan orang sampai bangkrut usahanya, periksa diri apa yang salah dan selesaikan sampai tuntas. Setelah pesta pendamaian ada pesta terakhir yaitu pesta pondok daun-daunan yang menunjuk penyingkiran gereja. Kita nanti mau masuk di situ, kalau dosa tidak tuntas tidak bisa masuk penyingkiran.

 

b)      Supaya kita mengalami terang kemuliaan = supaya kita diubahkan sampai sama mulia seperti Yesus.

II Korintus 4:16-18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Kita mau dibawa pada kekekalan, mendapatkan terang kemuliaan. Diubahkan sampai sama mulia dengan Tuhan, sampai kita jadi segambar dengan Yesus, memiliki tabiat Allah Tritunggal dalam diri kita. Itulah yang disebut buah-buah Roh.

Galatia 5:22-23

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

Gambar Allah Tritunggal mau dikembalikan kepada kita, jadi jangan menghindar dari percikan darah.

 

Puncak terang kemuliaan adalah kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan, masuk di kota Yerusalem Baru. Masuk di langit dan bumi yang baru di mana Allah menjadi terang di situ, tidak ada lagi malam.

Wahyu 21:23; 22:5

21:23 Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.

22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

 

Ayo kita mau ditampilkan sebagai terang dunia, sama mulia dengan Tuhan, kita menjadi Mempelai WanitaNya, masuk kota Yerusalem Baru yang diterangi dengan kemuliaan Tuhan. Kita sudah masuk kemuliaan Tuhan, satu dengan Yesus.

 

Inilah 3 terang dalam Tabernakel. Ini yang Tuhan mau berikan kepada kita untuk mengusir kegelapan dosa dalam diri kita sampai tidak ada lagi kegelapan, kita terang seperti Yesus terang, kita masuk kemuliaan Tuhan yang kekal.

 

 

Tuhan Memberkati.

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar