20210718

Kebaktian Umum, Minggu 18 Juli 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 12:7-9

12:7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu  dibantu oleh malaikat-malaikatnya,

12:8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.

12:9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

 

Setan masih berupaya untuk menggagalkan rencana Tuhan dengan mengadakan peperangan atau pemberontakan di sorga. Padahal sorga adalah tempat yang sangat damai sejahtera, tempat pemujaan kepada Tuhan. Setan mau merusak damai sejahtera di sorga dengan tujuan supaya tidak ada lagi tempat damai sejahtera sehingga semua hanya menuju pada kebinasaan, inilah ulahnya setan. Setan mau masukan roh peperangan, roh pemberontakan di dalam gereja Tuhan mulai dari dalam nikah, dalam penggembalaan dia masukan, sehingga tidak ada damai dan akhirnya ketinggalan saat Yesus datang kedua kali.

 

Bagaimana cara menghadapi setan dengan roh peperangan dan roh pemberontakannya ini?

Mazmur 23:1-2

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

 

Ternyata di bumi ini ada tempat yang paling damai. Raja Daud dalam masa pemerintahannya ditandai dengan peperangan. Makanya waktu raja Daud berkerinduan membangun Bait Allah, Tuhan katakan “bukan kamu yang membangun, tetapi nanti anakmu” karena dalam masa pemerintahan Daud itu adalah masa peperangan. Tetapi dia mengaku bahwa di dalam penggembalaan dia merasakan damai sejahtera, bahkan dikatakan berbaring di padang yang berumput hijau. Berarti cara menghadapi setan dengan roh peperangannya adalah harus tergembala dengan benar dan baik. Dalam penggembalaanlah kita mendapatkan, menemukan, merasakan suasana damai sejahtera. Di luar itu tidak ada kedamaian. Bisa berbaring di padang rumput hijau, itu suasana damai sejahtera.

 

Mengapa hanya dalam penggembalaan kita bisa merasakan damai sejahtera, di tempat lain tidak ada? Sebab jika kita tergembala dengan benar dan baik, kita berada di dalam tangan Yesus Gembala yang baik yang akan melakukan tugasNya bagi kita untuk menjadikan semua baik, semua damai sejahtera sampai sempurna. Domba yang tergembala itu ada di tangan Tuhan. Di luar tangan Tuhan tidak ada ketenangan, hanya di dalam tangan Tuhan kita merasakan damai sejahtera.

Yohanes 10:27-28

10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

 

Semoga ini menjadi pengalaman kita, kita bisa tergembala.

 

Tugas Yesus Gembala yang baik:

1.      Yohanes 10:3

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

 

Memanggil domba dengan suara gembala. Suara gembala itulah Firman penggembalaan yaitu Firman pengajaran yang benar yang Tuhan percayakan kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia, dengan teratur dan diulang-ulang, sehingga menjadi makanan pokok bagi rohani sidang jemaat. Jadi tugas gembala yang baik adalah memberi makan domba-dombanya. Kalau tidak dapat makan tidak tenang, tidak damai. Tetapi kalau sudah dapat makan, dia kenyang dan tenang. Seperti bayi, kalau haus dan lapar dia rewel, nangis. Kalau sudah dikasih air susu, dia kenyang, tenang, tidur. Begitu juga kita, supaya mengalami damai sejahtera ayo makan.

 

Tugas ini Tuhan percayakan pada gembala di bumi ini. Jadi kita tidak menerima Firman langsung dari Tuhan, sementara ibadah lalu terdengar suara Tuhan “hei umatKu” tetapi melalui seorang gembala yang Tuhan percaya di bumi ini. Kami sebagai gembala harus setia memberi makan sidang jemaat pada waktunya.

Matius 24:45-46

24:45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?

24:46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

 

Tugas saya sebagai gembala menyediakan makanan rohani bagi sidang jemaat. Perlu diulang-ulang dan secara teratur diberikan pada waktunya. Gembala harus bergumul di bawah kaki Tuhan untuk menyiapkan Firman bagi sidang jemaat.

 

Firman penggembalaan itu sama dengan manna, manna itu disebut roti malaikat. Jadi kalau gembala bisa memberi makan sidang jemaat dengan Firman penggembalaan, Firman pengajaran yang benar, ajaran yang sehat, berarti dia adalah malaikat sidang jemaat. Makanya dalam Wahyu pasal 2 dan pasal 3 Tuhan tulis surat kepada Malaikat sidang jemaat Efesus, Pergamus, Smirna, Tiatira, Sardis, Filadelfia sampai Laodekia. Malaikat sidang jemaat itu jangan hanya diukur baik secara jasmani, perhatian, suka memberi, suka besuk dan sebagainya. Tetapi kalau tidak pernah memberi makan domba-domba, itu setan yang menyamar menjadi malaikat terang, itu berbahaya! Pagi besuk keluarga A, siang besuk keluarga B, sore mau snack besuk keluarga C, malamnya mau makan malam besuk keluarga D. Pulang tinggal tidur, tidak ada persiapan lagi. Jemaat bilang “oh baik gembalaku, kemarin saya dibesuk”. Dijawab yang lain “oh sama, saya juga dibesuk”. Tetapi gembala tidak ada pergumulan mencari pembukaan Firman. Khotbah biasa saja, karena merasa sudah mampu jadi tidak ada pergumulan, apalagi kalau fasih lidah, gampang khotbah. Makanya jangan ukur malaikat sidang jemaat hanya dengan kebaikan secara jasmani.

 

Jika saya gembala secara jasmani baik kepada sidang jemaat, suka memberi, suka membesuk, tetapi tidak bisa memberi makan sidang jemaat berarti saya setan yang menyamar menjadi malaikat terang, ini bahaya.

II Korintus 11:4

11:14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang.

 

Jangan heran kalau tidak ada makanan dalam penggembalaan maka terjadi pemberontakan, terjadi keributan, tengkar satu dengan yang lain. Tugas saya sebagai gembala bergumul untuk mendapatkan makanan rohani dari Tuhan dan diteruskan kepada sidang jemaat. Sidang jemaat ayo bergumul untuk bisa makan Firman penggembalaan.

 

Tadi dalam Yohanes 10:3 dikatakan gembala itu memanggil. Jadi saat pemberitaan Firman penggembalaan, itu adalah saat Tuhan Yesus sedang memanggil kita. Kita ini manusia berdosa, kalau kita tidak dipanggil Tuhan, kita terpisah terus. Jadi kita dipanggil supaya kita bisa dekat kepada Tuhan. Sikap kita ketika dipanggil kita jawab “ya Tuhan” sama dengan makan Firman penggembalaan. Bukan menjawab tidak, tunggu dulu, nanti. Kapan kita dipanggil? Saat kita kena Firman, dosa kita ditunjuk, kesalahan kita ditunjuk. Itu saat kita dipanggil untuk kita menjawab ya Tuhan, Firman itu untuk saya, ampuni saya, saya sudah berbuat ini dan itu. Itulah menerima panggilan Tuhan. Ya di sini sama dengan tunduk dan taat. “Ini dosamu!” iya Tuhan ampuni saya lalu selesaikan.

 

Jangan bersikap seperti Adam dan Hawa, begitu dipanggil jawabannya lain. Coba mereka jawab ya, aman kita, manusia tidak akan terusir dari taman Eden. Dipanggil “Adam di mana engkau” dia jawab “aku sembunyi”. Tuhan tanya lagi “kenapa sembunyi, apakah kau sudah makan buah yang Ku larang?”. Seharusnya dia jawab “iya Tuhan, saya sudah salah” tetapi malah jawabannya bertele-tele “perempuan ini yang Kau tempatkan di sisiku” isterinya dia salahkan, Tuhan dia salahkan. Ditanya lagi sama Hawa “apa yang kau perbuat?” dia jawab  “ini ular Tuhan!”. Inilah jawaban yang bertele-tele. Coba dia jawab ya, ampuni saya Tuhan, selesai sudah. Biarlah kita selalu menjawab ya pada panggilan Tuhan, mau tunduk mau taat pada Firman Tuhan. Permulaan penundukan itu dibuktikan dengan mau mengaku dosa kepada Tuhan.

 

Kalau sudah makan pasti ada tenaga. Artinya jika kita bisa makan Firman, menikmati Firman, menjawab ya atas panggilan Tuhan, pasti ada tenaga untuk bekerja melayani Tuhan. Bekerja melayani bukan dengan kekuatan daging, tetapi bergantung pada bisa makan Firman atau tidak. Kenapa orang sudah melayani, dipakai Tuhan, hebat, tiba-tiba hilang? Karena bekerja melayani Tuhan dengan kekuatan daging, tidak mau makan Firman. Memang bangun tidur biar tidak makan masih kuat kerja ini itu “ayo sarapan dulu” malah dijawab “nanti masih kerja dulu”. Mulai tinggi matahari mulai loyo. Paksakan terus kerja tetapi tidak makan, nanti pingsan. Makanya banyak pelayan Tuhan melayani tetapi pingsan, tidak hidup, tidak mati, suam-suam rohaninya, karena tidak makan. Paksa melayani tetapi tidak dengar-dengaran, dosanya disimpan disembunyi terus. Kelihatan hebat melayani, lama-lama hilang. Kalau diteruskan mati rohani.

 

Jadi bekerja melayani Tuhan bukan berdasarkan kekuatan daging tetapi bergantung pada bisa makan Firman atau tidak. Tugas saya sebagai gembala menyampaikan Firman bukan hanya sekedar khotbah, tetapi harus bergumul Firman yang disampaikan itu menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat. Sekarang bisa berkhotbah, gampang, tinggal ambil khotbah dari tempat lain, sampaikan, tetapi tidak pernah praktek langsung khotbahkan saja. Bisa khotbah satu dua jam tetapi tidak menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat karena yang khotbahkan, sendiri tidak praktek, tidak merasakan nikmatnya makanan itu. Kalau sudah nikmati oh ini enak baru bagikan pada jemaat, enak makanan ini buktinya saya sehat, jemaat juga ikut makan. Tetapi kalau saya sendiri tidak tahu rasanya “enak tidak ini om, sehat tidak ini?” tetapi saya yang memberi makan loyo-loyo, sajikan makan sambil bersin-bersin. Makanya jemaat tidak bisa makan, karena gembala tidak pernah makan Firman, tidak pernah praktek. Rohaninya tidak bertumbuh bagaimana mau mengharapkan jemaatnya bertumbuh.

 

Saya mohon kepada sidang jemaat doakan selalu supaya di dalam sidang jemaat selalu ada makanan rohani yang sudah dinikmati. Ibaratnya gembala itu adalah testernya, oh ini sehat bergizi maka dibagikan. Dia sudah mantap, khotbahkan, mantap juga jemaat bisa makan sehingga sama-sama bertumbuh rohaninya.

 

2.      Yohanes 10:3

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

 

Menuntun domba-domba juga dengan suara gembala. Kalau dalam Yehezkiel dengan tongkat gembala.

 

 

Ada 3 kali Yesus Gembala yang baik menuntun domba-domba:

a)      Yehezkiel 20:37-38

20:37 Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

20:38 Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.

 

Menuntun domba-domba masuk kandang penggembalaan. Kadang penggembalaan secara jasmani yaitu organisasi yang legal di pemerintah, boleh beda-beda. Tetapi kandang secara rohani tidak boleh beda. Kandang secara rohani hanya satu, itulah ruangan suci. Ada 3 macam alat dalam ruangan suci, sama dengan ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Tugas Tuhan Yesus Gembala yang baik ini dipercayakan kepada kami gembala di bumi. Tugas kami memasukan sidang jemaat dalam kandang penggembalaan, tekun dalam 3 macam ibadah. Caranya bagaimana? Dengan memberi makan Firman penggembalaan. Jadi bukan dibujuk, dipancing dengan uang, sembako dan lain sebagainya. Dalam kitab Imamat roti itu tidak boleh dicampur dengan madu. Artinya tidak boleh pancing jiwa-jiwa, digoda dengan sembako, dengan yang jasmani.

 

Memasukan domba itu lewat Firman penggembalaan, bukan dengan kasih ini dan kasih itu yang jasmani. Kalau dia sudah menikmati “enak ini makanan” pasti dia mantap tergembala di situ. Tetapi kalau dia tidak bisa menikmati biar kita mau paksa, mau ikat, susah! 3 macam alat itu menunjukan 3 macam ibadah pokok:

Ø  Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman pengajaran yang benar dan kurbanNya. Di situ diberi makan.

Ø  Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya, kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan karuniaNya. Roh Kudus itu air kehidupan. Di situ diberi minum.

Ø  Mezbah dua emas, ketekunan di dalam ibadah doa. Kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya, di situ kita mendapatkan udara segar untuk bernafas. Doa itu nafas hidup orang Kristen. Sebab itu dikatakan berdoalah setiap waktu.

Efesus 6:18

6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Berdoa itu sama dengan bernafas setiap waktu.

 

Kebanyakan orang Kristen maunya minum saja, makan dan bernafasnya kurang. Hanya mau minum, hanya mau ibadah raya. Kalau ibadah pendalaman Alkitab dianggap terlalu panjang, terlalu lama. Apalagi ibadah doa, capek berlutut. Jadinya dia minum terus saja, tidak penah makan, kembung. Atau makan tidak pernah minum, sakit tenggorokannya. Makan minum tetapi tidak bernafas, lama-lama juga mati. Yang sekarang juga banyak terjadi persekutuan doa di mana-mana, bernafas, tetapi tidak makan tidak minum, sama saja. Jadi 3 ini tidak boleh dilalaikan, semuanya harus ditekuni 3 macam ibadah pokok. Ada makanan, ada minuman, ada udara segar, tenang, damai sejahtera.

 

Kalau kita bisa makan, minum, bernafas, masuk kandang penggembalaan, kita dihitung oleh Tuhan, masuk nominasinya Tuhan. Artinya dihitung Tuhan:

1)      Dipelihara oleh Tuhan. Kalau satu hilang pasti dicari.

2)      Dilindungi oleh Tuhan. Kalau milik sendiri, jangan coba-coba ganggu.

3)      Dipisahkan oleh Tuhan dari orang-orang durhaka, dari orang-orang pemberontak.

Yehezkiel 20:38

20:38 Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.

 

Dari 3 hal ini kalau disimpulkan kita diluputkan oleh Tuhan dari penghukuman. Yang mau dihukum yah pemberontak dan pendurhaka tadi. Ayo bawa hidup kita tergembala supaya kita luput dari penghukuman Tuhan. Sekalipun mungkin keadaan kita hanya sehelai rambut, tetapi kalau kita tergembala kita dihitung. Rambut harus melekat pada kepala. Orang yang tergembala itu melekat pada kepala, Yesus kepala kita. Dia Firman penggembalaan, Tergembala pada Kabar Mempelai itu bagaikan rambut melekat pada kepala. Tuhan katakan sehelai rambutpun tidak akan dibiarkan jatuh, dihitung oleh Tuhan.

Lukas 12:7; 21:18

12:7 bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

21:18 Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.

 

Sehelai rambut mau dipakai untuk apa? Tidak berguna, lemah, tidak berdaya, itulah keadaan kita semua di akhir zaman ini. Semua diperhadapkan dengan ketidakberdayaan menghadapi keadaan dunia akhir zaman yang semakin tidak menentu ini. Pandemi tidak berakhir malah makin bertambah, semua tidak berdaya. Kalau berjalan terus dan orang tidak bisa kerja lagi, toko tutup, perusahaan tutup, mengarah ke krisis ekonomi. Sekalipun dunia dilanda dan memang Alkitab katakan akan terjadi krisis, goncang semuanya, tetapi kita yang melekat pada Tuhan, dilindungi, dipelihara, diluputkan dari penghukuman atas dunia ini.

 

Tekun 3 macam ibadah, masuk kandang dulu. Kalau sudah makan, minum, bernafas, dia bertumbuh dewasa, domba kalau sudah dewasa minta kawin, berkembang biak. Untuk yang lain secara jasmani Tuhan sudah siapkan dan atur semuanya.

 

b)      Yohanes 10:3

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

 

Keluar ke mana?

Yohanes 10:16

10:16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

 

Menuntun keluar untuk masuk persekutuan dengan domba-domba dari kandang yang lain. Ini sama dengan menuntun masuk dalam persekutuan antara penggembalaan. Sudah masuk kandang itu baik, tetapi harus dituntun juga keluar masuk persekutuan antar penggembalaan untuk menjadi satu kawanan dengan satu gembala, sama dengan satu tubuh dengan satu kepala. Jadi persekutuan antara penggembalaan adalah persekutuan yang dibina oleh satu Firman pengajaran yang benar.

 

Banyak kali katanya persekutuan tetapi pengajarannya beda-beda/ lain-lain, itu salah! Harus berdasarkan satu Firman pengajaran yang benar karena arahnya tadi satu kawanan satu gembala, satu tubuh satu kepala. Kepala kita Yesus, hanya satu. Pengajaran yang benar hanya satu, yang tertulis dalam Alkitab, yang dibukakan rahasianya ayat menerangkan ayat di dalam Alkitab. Sudah tekun dalam pengajaran itu baik, jangan lupa untuk tekun dalam persekutuan antara penggembalaan, tetapi harus satu Firman pengajaran yang benar. Kita berdoa semoga satu saat pandemi ini bisa berakhir, kita bisa lagi mengikuti persekutuan antar penggembalaan, baik gelar natal, paskah dan lain-lain. Kalau sekarang ini secara online, seperti kemarin Paskah secara online dari Malang, ibadah kenaikan juga secara online. Ayo kita tekuni itu. Tetapi bagi sidang jemaat perhatikan, untuk bersekutu dengar suara gembala. Jangan lari-lari sendiri! Kalau diarahkan gembala ayo kita bersekutu. Kalau tidak diarahkan jangan! Saya katakan ini sebagai awasan.

 

Ini yang kedua, masuk persekutuan antara kandang tetapi harus berdasarkan satu Firman pengajaran yang benar.

 

c)      Wahyu 7:17

7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

Menuntun domba-domba ke Yerusalem Baru, mata air kehidupan itu Yerusalem Baru, takhta Sorga, takhta Yerusalem. Jadi yang ketiga Yesus Gembala yang baik menuntun domba-domba ke Yerusalem Baru. Jadi sudah jelas sasaran akhir kita. Kalau kita tergembala dalam binaan Firman pengajaran, kemudian tekuni persekutuan antar penggembalaan maka arah kita jelas ke Yerusalem Baru. Di sana tempat kita untuk menjadi Mempelai Wanita, bersanding dengan Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Tadi malam dalam bincang-bincang dengan isteri saya, saya sambil menasihati karena sempat ada pergumulan berat dan agak mengeluh, saya katakan kita kuat karena arah kita sudah jelas, sasaran kita sudah jelas yaitu Yerusalem yang Baru. Biar kita di dunia ini sengsara dan menderita, tetapi sudah ada kemuliaan Tuhan siapkan bagi kita, Tuhan sudah siapkan di Yerusalem yang Baru. Bukti Tuhan menuntun kita ke Yerusalem Baru air mata kita dihapus. Ini keuntungan kehidupan yang tergembala, air mata dihapuskan oleh Tuhan. Air mata itu menunjukan masalah dan pergumulan, semua pelan tetapi pasti Tuhan Yesus selesaikan. Dia Gembala yang baik menyelesaikan, satu persatu diselesaikan masalah yang kita hadapi. Banyak air mata dalam menghadapi nikah dan buah nikah. Pergumulan dalam pelayanan juga banyak air mata, semakin banyak jiwa, semakin banyak air mata. Gembala tanpa urapan Roh Kudus mungkin sudah lama gila! Pergumulannya sendiri banyak, diperhadapkan lagi dengan pergumulan sidang jemaat untuk digumuli, tetapi yakin air mata di hapus. Satu persatu masalah selesai sampai satu waktu tidak ada lagi air mata, kita masuk Yerusalem Baru. Ini dahsyatnya orang tergembala.

Wahyu 21:4

21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

 

Termasuk cemburu juga kalau melihat mereka yang sudah mendahului yang meninggalnya indah bersama dengan Tuhan, mereka sudah senang. Kita yang masih hidup ini yang kasihan, masih bergumul. Makanya mantapkan diri dalam penggembalaan. Air mata di hapus, masalah satu persatu diselesaikan oleh Tuhan. Begitu kita keluar dari penggembalaan, keluar dari tuntunan tangan Yesus, maka air matanya bertambah, sampai nanti air mata selamanya di neraka.

 

Orang yang tergembala itu bahagia. Petrus sudah menyangkal Yesus, tetapi karena Petrus adalah kehidupan yang tergembala, masih ada kesempatan dia ditolong. Saat dia menyangkal, ada kokok ayam menyadarkan dia. Kokok ayam itulah Firman penggembalaan. Begitu ayam berkokok, Yesus memandang Petrus. Ada pandangan kasih setia Tuhan kepada Petrus, dia sadar, dia ditolong, diangkat sebagai gembala di Yerusalem. Jadi orang tergembala itu berbahagia, kita menerima Firman menyucikan kita, kita juga menerima pandangan belas kasihan Tuhan untuk mengangkat dari kejatuhan kita, sampai kejatuhan terdalam. Menyangkal itu kejatuhan terdalam.

Lukas 22:60-61

22:60 Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.

22:61 Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."

 

Ini kehidupan yang tergembala, sekalipun sudah jatuh bahkan kejatuhan yang terdalam yaitu menyangkal Tuhan, meninggalkan kasih mula-mula, masih ada kokok ayam, itu Firman penggembalaan. Tiap pagi suaranya sama, waktunya sama, itulah Firman penggembalaan, Firman yang disampaikan teratur, setia, berulang-ulang, itu bisa menyadarkan kehidupan kita. Ada pandangan kasih setia Tuhan bagi kita.

 

3.      Yohanes 10:11

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

 

Tugas Yesus Gembala yang baik memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya lewat mati di kayu salib. Ketika Yesus mati di kayu salib, begitu Dia menyerahkan nyawaNya, pintu tirai terobek dan terjadi gempa sehingga terbuka jalan ke ruangan maha suci. Ini tugas Gembala yang baik, Dia membuka pintu tirai bagi kita supaya kita bisa masuk ke dalam ruangan maha suci.

Matius 27:51

27:51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

 

Karena Korban Kristus maka tabir Bait Suci terbelah.

Ibrani 6:19-20; 10:20

6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,

6:20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

 

Lewat matinya Yesus di kayu salib Dia sudah merintis jalan bagi kita masuk ke ruangan maha suci. Ini tugas Gembala yang baik, membuka pintu tirai bagi kita supaya bisa masuk ke ruangan maha suci. Artinya bagi kita sekarang, kalau kita tergembala dengan benar dan baik, maka Yesus Gembala baik akan memampukan kita untuk merobek daging kita. Daging dengan segala hawa nafsunya, daging dengan segala tabiatnya, ambisinya, robek semuanya dan kita bisa mencapai kesempurnaan. Kalau daging yang lama dirobek, kita beralih pada tubuh kemuliaan. Tidak bisa mencapai ruangan maha suci kalau tidak melalui ruangan suci. Tergembala dulu baru bisa mencapai ruangan maha suci. Yang banyak orang Kristen hanya puas sampai pada halaman, sampai pada baptisan air. Banyak orang Kristen seperti Petrus, ikut Yesus dari jauh. Sudah ikut Yesus dari jauh dia berdiang di halaman dekat api asing. Halaman dan ruangan maha suci itu jauh. Hanya puas di halaman, bertobat, lahir baru. Dia pikir sudah selesai perjalanan rohaninya, sudah finish, belum! Sasaran kita sekarang adalah ruangan maha suci, menjadi Mempelai Wanita Tuhan, tergembala, kemudian robek daging baru bisa masuk ruangan maha suci.

 

Di kayu salib Yesus rela menjadi buruk karena Dia tahu kita manusia daging ini buruk! Biar dia ganteng, cantik, punya kedudukan, kaya, manusia daging itu buruk. Buruknya seperti apa? Seburuk anjing, seburuk babi, seburuk setan. Waktu Yesus bicara tentang penyalibannya, Petrus menegur Yesus “rabi itu tidak akan terjadi!” apa yang Yesus katakan? Enyahlah iblis! Berarti Petrus sudah seburuk setan. Kita tidak bisa menyangkali, memang itu keadaan kita manusia daging. Seperti anjing, setelah muntah dia jilat lagi, suka mengulangi dosa perkataan, gosip, fitnah. Seperti babi sudah mandi berkubang lagi di lumpur, artinya mengulang-ulang dosa perbuatan. Kalau tidak ditolong nanti seperti setan tidak bisa bertobat. Setan itu tidak bisa bertobat, kalau dia bisa bertobat sudah lama dia bertobat karena dia tahu ngerinya neraka.

 

Yesus rela menjadi buruk di kayu salib untuk menanggung segala keburukan kita.

II Petrus 2:22

2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

 

Itulah keadaan kita, memang kita seperti anjing, bisa seperti babi! Kadang kita seperti itu, baru diakui, eh diulang lagi. Berdusta, diakui, eh ulang lagi berdusta. Berbuat yang najis, sudah diakui, ulang lagi. Kalau tidak ditolong nanti seperti setan tidak bisa bertobat. Makanya Yesus di kayu salib rela menjadi buruk. Kita memiliki Yesus Gembala baik yang rela menjadi buruk untuk menolong kita dari keburukan, menanggung segala keburukan kita.

Yesaya 52:13-14

52:13 Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.

52:14 Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia -- begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi --

 

Kalau bukan seperti manusia, seperti apa? Seperti anjing, babi, setan! Renungkan kasih Tuhan kepada kita. Gembala yang baik rela menjadi buruk untuk menanggung keburukan kita. Rohani sudah buruk, jasmani juga buruk, semua mengarah pada kehancuran, apa yang mau kita banggakan dan andalkan. Kalau kita sudah buruk lalu mau berupaya memperbaiki keburukan dengan kekuatan sendiri, tidak bisa! Nikah dalam keadaan buruk kita mau perbaiki dengan kekuatan sendiri, dengan kekuatan hukum aturan nenek moyang, tidak bisa! Bayar denda dengan sembelihan, dagingnya dimakan satu kampung untuk memperbaiki keburukan nikah dan buah nikah, tidak bisa! Bahkan kalau memakai kekuatan sendiri bukannya baik tetapi tambah buruk. Sudah dinubuatkan dalam Alkitab, perempuan pendarahan 12 tahun, dia berupaya dengan kekuatannya sendiri. Dia bayar tabib dan obat-obat, apa dicatat dalam Alkitab? Keadaannya semakin buruk, bukannya baik!

Markus 5:25-26

5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

 

Ini kekuatan sendiri sampai habis semua hartanya untuk biaya dipakai, keadaan makin memburuk, bukan makin baik. Makanya saat menghadapi segala sesuatu kita berdoa. Menghadapi suami kalau pakai kekuatan sendiri malah tambah buruk. Karena yang kita lawan itu bukan personnya tetapi setan yang ada di belakangnya. Makanya kita hadapi dengan kekuatan doa. Sama seperti pengalaman saya dan isteri ada masalah, saya pakai kekuatan sendiri, dia pakai kekuatan sendiri, bukannya baik tetapi malah pisah. Saya keras sama dia, dia juga keras. Ah saya bukan gembalamu! Saya kira ciut nyalinya atau jadi reda tetapi malah tambah menyala. Langsung pisah, saya di ruang tamu, dia menangis di kamar. Saya mau nangis juga tapi malu. Tetapi dengan kekuatan Tuhan “ampuni saya” berdamai dan selesai.

 

Yang Yesus tunggu dari kita mau menjamah ujung jubah Yesus. Dalam keadaan yang semakin memburuk mari kita menjamah ujung jubah Yesus.

Markus 5:27-29

5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

5:28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

 

Lukas 8:44

8:44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.

 

Ayo Tuhan tunggu sekarang. Mungkin siang ini keadaan kita semakin buruk, menghadapi isteri, saya sudah berupaya, mungkin sudah pakai ilmu psikolog, sudah sewa psikiater tetapi tidak bisa, malah tambah buruk! Menghadapi anak yang sudah jatuh dalam narkoba, sudah direhab, koq tambah buruk. Tuhan tunggu sikap kita menjamah ujung jubah Yesus. Namanya menjamah ujung jubah berarti merendahkan diri. Merendahkan diri untuk apa? Merendahkan diri untuk tergembala dalam binaan Firman pengajaran yang benar. Ah pak gembala ini mengada-ada, mana ayatnya menjamah ujung jubah itu berarti tergembala pada Firman pengajaran yang benar?

Wahyu 19:13,16

19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

19:16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Yesus itu Firman, jubahnya bertuliskan Raja segala raja. Raja itu sama dengan Mempelai Pria Sorga. Kalau digabung, jubah Yesus adalah Firman pengajaran Mempelai, Kabar Mempelai. Ayo sekarang jamah ujung jubah, merendahkan diri untuk tergembala dalam binaan Kabar Mempelai, binaan Firman pengajaran yang benar.

 

Untuk tergembala memang harus merendahkan diri. Tidak bisa kalau kita tidak merendahkan diri. Daging ini maunya selalu mau dihargai dan dihormati. Di dalam penggembalaan semua sama, tidak ada Firman untuk pejabat, tidak ada Firman untuk petani. Anjing yah anjing semua, babi yah babi semua! Supaya untuk ditolong semua, dijamah oleh Tuhan, ayo merendahkan diri menjamah ujung jubah Yesus. Akuilah segala kekurangan dan kelemahan kita, bukan untuk kita pertahankan tetapi untuk kita diperbaiki oleh Tuhan.

 

Tuhan karena saya makanya isteri saya berulah, ampuni saya, saya suami yang belum benar. Isteri menghadapi suami kasar dan belum bertobat “kalau saya tahu mantan saya lebih baik!” kenapa tidak menikah dengan mantanmu, nanti sudah menikah baru singgung-singgung mantan! Harusnya merendah, oh Tuhan ampuni saya, saya isteri yang belum benar, itu sikap merendah. Pegang ujung jubah Yesus, maka semua menjadi baik.

Markus 5:29,34

5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

 

Ayo apa yang buruk, yakin siang ini dengan kuasa Firman pengajaran, asalkan kita mau merendahkan diri mau menjamah ujung jubah Yesus, mau praktek Firman, mau taat, mau mengakui segala kekurangan kelemahan kita, Tuhan pasti menjadikan semua baik, sampai sungguh amat baik. Penyakit sembuh, sama dengan tidak ada lagi cacat cela, sempurna menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Tenang, damai, kita layak menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga, masuk pesta nikah Anak Domba, masuk kerajaan 1000 tahun damai, masuk Kerajaan Sorga yang kekal, Yerusalem Baru.

 

Jangan andalkan kekuatan sendiri. Dalam pelayanan juga sering muncul mau pakai kekuatan sendiri “kalau dia begitu, tunggu dia!” kadang mau bereaksi daging. Biasa isteri saya ingatkan “sudahlah serahkan pada Tuhan saja”. Itu bersyukurnya kalau kita tergembala, ada Firman selalu mengingatkan. Tinggal berdoa “Tuhan ampuni”. Kadang merah juga telinga ini masuk suara asing, hati tertusuk-tusuk. Jangan bertahan pada kelemahan, jangan tinggal dalam kelemahan kita. Tanggalkan semua itu, jamah ujung jubah Yesus, tergembala dengan baik, dengan benar, dengan sungguh-sungguh maka Tuhan menjadikan semua baik, Tuhan menjadikan semua damai bahkan sempurna.

 

Tuhan Memberkati.

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar