20210714

Kebaktian PA Imamat, Rabu 14 Juli 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 25:4-7

25:5 Dan apa yang tumbuh sendiri dari penuaianmu itu, janganlah kautuai dan buah anggur dari pokok anggurmu yang tidak dirantingi, janganlah kaupetik. Tahun itu harus menjadi tahun perhentian penuh bagi tanah itu.

25:6 Hasil tanah selama sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang semuanya tinggal padamu.

25:7 Juga bagi ternakmu, dan bagi binatang liar yang ada di tanahmu, segala hasil tanah itu menjadi makanannya.

 

Tuhan sudah jamin bahwa pada tahun yang ke-6 akan ada hasil panen yang melimpah untuk dinikmati sampai tahun ke-9, berarti selama 3 tahun. Dulu menunjuk makanan secara jasmani, sekarang bicara makanan secara rohani. 3 tahun itu menunjukan lamanya Paulus melayani sidang jemaat Efesus dengan nasihat-nasihat Firman, setelah itu mereka berpisah.

 

Kisah Para Rasul 20:17-20,28,31-32

20:17 Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.

20:18 Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:

20:19 dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.

20:20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;

20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

20:31 Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.

20:32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.

 

Ini dikaitkan dengan penggembalaan. Jadi, hasil panen yang melimpah untuk dinikmati selama 3 tahun menunjukan makanan rohani di dalam penggembalaan yaitu Firman pengajaran yang sehat. Isinya menyatakan dosa, menegur dan menasihati. Di sini dikatakan Paulus menasihati siang dan malam, tentu itu nasihat Firman, bukan nasihat di luar Firman. Kalau dalam penggembalaan ada Firman pengajaran yang benar maka pasti ada perhentian. Tetapi kalau tidak ada makanan rohani, tentu tidak ada perhentian, tidak ada ketenangan.

 

Ajaran sehat itu disebut Firman kasih karunia. Artinya tidak semua orang bisa tergembala dalam binaan Firman pengajaran yang benar, hanya orang yang mendapat kasih karunia Tuhan. Itu suatu pilihan, bahkan pilihan yang ketat. Jadi, jika kita sampai sore ini masih ada dalam penggembalaan yang dibina oleh Firman pengajaran yang sehat, itu hanya kasih karunia Tuhan, kita hargai dan jangan kita salahgunakan. Ada yang menyalahgunakan kasih karunia, itu penyelusup dalam penggembalaan. Kalau kita tahu ini kasih karunia, sekalipun ibadah online tidak tatap muka langsung, kita akan berupaya tidak akan membiarkan tercecer satu patah katapun. Semua mau dinikmati seperti anjing menjilat remah-remah roti, tidak mau terlewatkan. Semoga bisa kita praktekan. Jangan anggap remeh, ibadah online itu suatu perjuangan.

 

Pada tahun sabat orang Israel diajar untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan, yang tidak punya makanan. Mereka sudah mendapatkan kelimpahan dan apa yang tumbuh pada tahun ketujuh jangan dipanen, biarkan untuk orang-orang miskin, orang-orang asing dan yang membutuhkan.

Keluaran 23:10-11

23:10 Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan hasilnya,

23:11 tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan kebun anggurmu dan kebun zaitunmu.

 

Di sini kita melihat dari perkembangan zaman sekarang ini, Firman ini semakin mahal. Suatu saat Firman akan diambil dari dunia ini. Jadi kalau sekarang, mungkin tidak bisa dengan tatap muka langsung, tetapi masih bisa secara online, ayo bersungguh-sungguh. Kita tidak tahu ke depan ini, jangan-jangan siaran ibadah online ini mau ditakedown, arahnya ke sana. Semakin sulit untuk mencari Firman. Ayo sekarang kita masih bisa tatap muka langsung biarpun tidak dalam jumlah yang banyak, yang secara online masih mendapat kesempatan juga, ayo kita nikmati Firman. Kalau kita bisa menikmati Firman, ayo jangan lupa berbagi kepada orang yang membutuhkan. Berbagi kepada sesama yang membutuhkan itu adalah pelayanan dengan roh belas kasihan kepada sesama. Tuhan rindu kita yang sudah menikmati kelimpahan dalam penggembalaan, bisa berbagi dengan pelayanan penuh belas kasihan kepada sesama, jangan egois.

 

Hal ini sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya.

Markus 6:34-41

6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.

6:36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."

6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"

6:38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan."

6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.

6:40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.

6:41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.

 

Di sini Tuhan mengajarkan untuk memberikan pelayanan dengan roh belas kasihan kepada sesama. Jadi berbagi kepada sesama pada tahun sabat, sama dengan membagi-bagikan roti kepada orang banyak. Dalam Keluaran pasal 23, membagi kepada sesama ditekankan kepada orang-orang miskin yang tidak punya makanan. Sama dalam cerita ini, ada orang banyak yang tidak punya makanan. Jadi tugas kita yang sudah dalam kelimpahan Firman, mari kita berbagi kepada sesama yang dalam kekurangan secara rohani, bukan yang jasmani.

 

Pemecahan roti di sini menunjuk kegerakan Firman, ayo kita masuk dalam kegerakan Firman ini, berikan pelayanan dengan roh belas kasihan kepada sesama. Kita lihat Yesus di sini memberi teladan kepada kita. Untuk masuk dalam kegerakan rohani maka kita harus memiliki roh yang berbelas kasihan, hati yang berbelas kasihan. Jangan menikmati sendiri, ini yang dikehendaki Tuhan. Sebelum terjadi pemecahan roti, 2 kali Tuhan Yesus katakan kepada murid-muridNya yang Aku kehendaki pelayanan yang berbelas kasihan.

Matius 9:13; 12:7

9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

 

Nanti pada pasal 14 baru ada pemecahan roti. Namun dimulai dengan 2 kali Yesus mengatakan "yang Aku kehendaki ialah belas kasihan”. Tetapi murid-murid Yesus tidak paham akan kehendak Gurunya ini. Buktinya mereka mau menyuruh orang banyak pulang, tetapi Tuhan menyuruh “beri mereka makan!”. Pengertian rohaninya bagi kita, banyak orang Kristen yang sudah menerima Firman pengajaran, tetapi tidak punya roh belas kasihan. Buktinya mau melepaskan pelayanan, tidak mau memberi makan orang lain yang butuh “biar saja mereka, yang penting saya nikmati pengajaran”. Roh belas kasihan diwujudkan dengan memberi orang lain makanan artinya membagi Firman terhadap sesama, terutama lewat kesaksian kita. Baik kesaksian perorangan, kesaksian di gereja, terutama kesaksian lewat keubahan hidup hasil garapan Firman. Yang tadinya mungkin kelakuannya tidak beres dan tidak baik, lewat pengajaran bisa diubahkan dan menjadi kesaksian kepada sesama yang membutuhkan. Bentuk-bentuk kesaksian itu bisa lewat perkataan, tetapi ada juga yang tidak tahu bersaksi lewat perkataan, Tuhan berikan kesempatan bersaksi lewat perbuatan yang sudah diubahkan, keubahan hidup hasil pekerjaan Firman. Sekarang ada kecanggihan teknologi, manfaatkan berbagi Firman, link-link ibadah bagikan kepada sesama yang membutuhkan. Semoga kita bisa mengerti.

 

Terus bagikan kepada sesama yang membutuhkan. Banyak yang rindu Firman, tetapi untuk terang-terangan mereka takut dan malu. Tetapi sekarang karena online begini, kesempatan kita bagikan dan mereka bisa menikmati. Mungkin berakhir pandemi atau reda, itu terserah Tuhan, yang pasti akan terjadi kegerakan, bangsa-bangsa akan berduyun-duyun naik ke gunung Tuhan mencari pengajaran.

Yesaya 2:2-3

2:2 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,

2:3 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

 

Apa yang dinubuatkan oleh Firman Tuhan pasti akan digenapi dengan segera di bumi dan dengan sempurna. Ayo kita yang sudah dalam pengajaran, sudah menikmati, bagikan Firman kepada sesama.

 

Apa yang menjadi penyebab tidak bisa berbelas kasihan kepada sesama, padahal sudah menikmati Firman, tetapi tidak bisa membagikan. Itu bagaikan rawa yang sudah menerima tetapi tidak bisa mengalirkan. Apa penyebabnya?

Markus 6:35

6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.

 

Penyebabnya sudah menikmati Firman tetapi tidak bisa berbagi, sebab tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Sama dengan karena pengaruh-pengaruh dunia yaitu kesulitan-kesulitan dunia, kesibukan dunia, kesukaan dunia dan lain sebagainya. Sehingga membuat tidak bisa bersaksi kepada sesama. Jangankan untuk bersaksi, untuk setia dalam ibadah pelayanan saja tidak bisa, bagaimana bisa bersaksi. Padahal kalau ditanya “tergembala di mana?” dijawab “di pengajaran” tetapi tidak setia. Masa bisa bersaksi “firman yang saya dengar waktu saya tidak datang gereja” bagaimana itu? Untuk diri sendiri saja tidak punya belas kasihan apalagi mau berbelas kasihan kepada sesama.

Ini koreksi juga untuk saya sebagai gembala, untuk diri sendiri saja tidak punya belas kasihan, bagaimana mau berbelas kasihan pada sesama, tidak mungkin! Rohaninya tidak dia gubris, dia terlantarkan karena kesibukan dunia, karena pengaruh dunia sehingga tidak mau beribadah, tidak melayani, tidak mendengar Firman. Bagaimana bisa menikmati Firman untuk mengalirkan pada sesama, tidak mungkin! Tubuh, jiwa, roh kita sudah dibeli oleh Tuhan dengan harga yang mahal yaitu seharga Korban Kristus. Jangan kita gunakan seenaknya hanya untuk daging, hanya untuk menyenangkan daging tetapi tidak kita isi dengan Firman, tidak mau beribadah melayani.

 

Kita sudah dibeli Tuhan dengan harga yang mahal, tubuh, jiwa dan roh kita adalah milik Tuhan. Seharusnya kita menggunakan tubuh untuk datang beribadah supaya jiwa dan roh kita dipuaskan oleh Tuhan. Gunakan telinga, anggota tubuh untuk mendengar Firman supaya jiwa dan roh kita puas. Jadi belas kasihan pertama kali kita tujukan kepada diri kita sendiri. Kalau sudah bisa ditujukan pada diri sendiri, kita bawa hidup kita untuk beribadah, kita isi hidup kita dengan Firman, baru bisa kita berbelas kasihan pada sama, berbagi Firman pada sesama. Kalau kejam pada diri sendiri, tidak mau beribadah, tidak mau dengar Firman, maka Tuhan akan merampas apa yang ada pada diri kita. Bisa sampai nyawa kita diambil oleh Tuhan.

I Korintus 6:19-20

6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

 

Kalau kita kejam pada diri kita sendiri, Tuhan juga bisa kejam “heh itu bukan milikmu! Nyawamu, tubuh, jiwa, rohmu itu milikKu, sudah Kubayar dengan darah mahal di kayu salib. Kamu kejam, Aku juga bisa kejam”. Soal ibadah Tuhan tampil dengan nama “Allah yang cemburu”. Kalau kita lalaikan soal ibadah, Tuhan tampil sebagai Allah yang cemburu. Dan cemburunya Tuhan tidak kenal belas kasihan. Kalau Tuhan cemburu dan Dia membalas, Dia tidak kenal belas kasihan.

Amsal 6:34

6:34 Karena cemburu adalah geram seorang laki-laki, ia tidak kenal belas kasihan pada hari pembalasan dendam;

 

Buktinya neraka itu kekal, tidak ada masuk neraka hanya satu dua bulan, itu tidak kenal belas kasihan. Cemburu Tuhan itu seperti alam barzah, sama dengan api neraka.

Kidung Agung 8:6

8:6 -- Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!

 

Kidung Agung 8:6 (Terjemahan Lama)

8:6 Taruhlah akan daku dalam hatimu bagaikan meterai, bagaikan meterai pada lenganmu; karena kuat kasih itu seperti kuat maut, dan cemburuan itu hebat seperti alam barzakh, nyalanya seperti nyala api, seperti halilintar Tuhan.

 

Jangan sampai kita bertindak kejam pada diri kita sendiri. Jadi belas kasihan itu tujukan dulu pada diri kita sendiri, bawa hidup kita beribadah, bawa untuk mendengar Firman, nikmati Firman, praktekan Firman, setelah itu berbelas kasihan kepada sesama. Bagikan Firman kepada sesama, lewat kesaksian, lewat perkataan dan perbuatan yang sudah diubahkan oleh Firman pengajaran.

 

Contoh kehidupan yang tidak berbelaskasihan yang kejam kepada diri sendiri, yaitu bangsa Israel di zaman nabi Amos. Mereka sangat makmur tetapi tidak mau peduli dengan Tuhan. Bahkan mereka membiarkan keturunan Yusuf hancur.

Amos 6:1

6:1 "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!

 

Sion itu tempatnya pengajaran, berarti ini orang yang sudah ada dalam pengajaran.

 

Amos 6:2-3

6:2 Menyeberanglah ke Kalne, dan lihat-lihatlah; berjalanlah dari sana ke Hamat yang besar itu, dan pergilah ke Gat orang Filistin! Adakah mereka lebih baik dari kerajaan-kerajaan ini, atau lebih besarkah daerah mereka dari daerahmu?

6:3 Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka, tetapi mendekatkan pemerintahan kekerasan;

 

Ini kejam pada diri sendiri. Pemerintahan kekerasan ini roh antikristus.

 

Amos 6:4-6

6:4 yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun;

6:5 yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya;

6:6 yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!

 

Bangsa Israel ini sangat makmur, tempat tidurnya dari gading. Kalau kita dari kayu, sudah dimakan rayap lagi. Mereka duduk berjuntai di ranjang dan makanannya lezat-lezat. Tetapi mereka tidak peduli keturunan Yusuf hancur. Artinya karena pengaruh dunia, entah kesibukan dunia, kesukaan dunia, kesulitan dunia, banyak orang Kristen tidak peduli akan rencana Tuhan yaitu mau membentuk gereja Tuhan menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Bicara Yusuf itu gambaran sidang Mempelai. Dia lahir di masa tua Yakub, Yakub menggambarkan Allah Roh Kudus. Sidang Mempelai terbentuk di penghujung zaman Allah Roh Kudus, zaman kita sekarang. Tetapi tidak mau peduli rencana Tuhan karena pengaruh-pengaruh. Kita sudah berkali-kali mendengar, sudah ulang-berulang dipaparkan dari belakang mimbar, ini rencana Tuhan mau membawa gereja menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Biar kita taruh perhatian yang besar, bawa hidup kita untuk digarap kerjakan lewat Firman pengajaran yang benar dibentuk menjadi Mempelai WanitaNya. Jangan dibiarkan keturunan Yusuf hancur, jangan biarkan roh mempelai itu hancur, habis dari diri kita.

 

Jangan kaget kalau Tuhan bertindak kejam kalau kita kejam pada diri kita sendiri. Dalam pasal 7 Tuhan mengancam, Tuhan mau bertindak kejam kepada bangsa Israel dalam wujud belalang-belalang. Karena tidak mau berbagi maka Tuhan kirim belalang menghabiskan hasil tanah.

Amos 7:1-3

7:1 Inilah yang diperlihatkan Tuhan ALLAH kepadaku: Tampak Ia membentuk kawanan belalang, pada waktu rumput akhir mulai tumbuh, yaitu rumput akhir sesudah yang dipotong bagi raja.

7:2 Ketika belalang mulai menghabisi tumbuh-tumbuhan di tanah, berkatalah aku: "Tuhan ALLAH, berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil?"

7:3 Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. "Itu tidak akan terjadi," firman TUHAN.

 

Tuhan bertindak kejam kepada bangsa Israel, bentuknya membiarkan belalang-belalang menghabiskan tumbuh-tumbuhan di tanah. Tuhan tolong jangan ini terjadi di dalam kehidupan kita. Kita yang sudah menikmati pengajaran ini berbelas kasihanlah kepada sesama, berbelas kasihanlah kepada diri kita sendiri. Bawa hidup tergembala dalam binaan Firman pengajaran yang benar dan sehat, dengar dan nikmati, maka Tuhan juga pasti akan berbelas kasihan kepada kita, bukan bertindak kejam.

 

Ada 4 jenis belalang, itu semua dicatat dalam kitab Yoel. Kalau kita kejam pada diri kita sendiri, tidak berbelas kasihan pada sesama maka Tuhan kirim 4 jenis belalang ini.

Yoel 1:4

1:4 Apa yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan, apa yang ditinggalkan belalang pindahan telah dimakan belalang pelompat, dan apa yang ditinggalkan belalang pelompat telah dimakan belalang pelahap.

 

1.      Belalang pengerip ini memakan buah. Yang utama dia makan adalah buah pertobatan. Buah pertobatan ini buah permulaan. Kalau dia sudah makan buah permulaan, tidak akan ada buah pertengahan apalagi buah akhir. Tidak akan ada buah terang, apalagi buah roh, buah mempelai tidak akan ada. Kalau tidak mau peduli soal Tuhan, tidak peduli soal ibadah, nanti akan dimakan buah pertobatan. Kita ini adalah ladangnya Tuhan, yang Tuhan mau dari ladang Tuhan ada buah yang dihasilkan untuk dimakan oleh Tuhan, memuaskan Tuhan, memuaskan sesama, dimulai dari buah pertobatan.

Matius 3:8

3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.

 

Jika sudah dimakan belalang pengerip, berarti hubungan dengan Tuhan dan dengan sesama pasti putus. Buah pertobatan dimakan berarti tidak bertobat. Tidak bertobat berarti ada dosa. Dosa itu memutuskan hubungan dengan Tuhan dan dengan sesama. Kalau ada dosa maka hubungan dengan Tuhan terputus dan hubungan dengan sesama juga terputus.

Yesaya 59:1-2

59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;

59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

 

Jangan sampai buah pertobatan habis dimakan sehingga kembali hidup dalam dosa, jatuh bangun dalam dosa sehingga hubungan dengan Tuhan dan sesama terputus. Mulai dari dalam nikah terputus, suami isteri hubungannya terputus, dalam penggembalaan, sesama anggota jemaat hubungannya terputus karena ada dosa, karena buah pertobatannya sudah dimakan. Seringkali yang tidak serius ibadah, tidak setia dalam ibadah, itu yang seringkali membuat renggang hubungan dalam nikah dan dalam penggembalaan. Mereka itu yang selalu cari gara-gara. Kalau  mulai tidak setia dalam ibadah nanti buah pertobatannya habis dimakan, mulai hidup dalam dosa, mulai kasar, mulai keras dalam nikah dan penggembalaan, terpisah semuanya. Buah pertobatan habis, buah kasihnyapun habis. Kalau pertobatan sudah habis yang ada tinggal durhaka. Kalau ada durhaka maka kasih jadi dingin. Buah pertobatan habis, buah kasih juga habis, maka kehidupan itu akan lebih jahat dari semula. Orang tidak beribadah itu orang durhaka, orang durhaka itu berarti hidup dalam dosa, berarti tidak ada pertobatan.

Ibrani 10:25-27

10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

 

Kalau ada kedurhakaan kasih menjadi dingin.

Matius 24:12

24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

 

Jadi bisa kelihatan kenapa dalam nikah suami mulai kasar. Telusuri, dia sudah tidak setia dalam ibadah atau dia beribadah tetapi tidak sungguh-sungguh dengar Firman. Isteri jadi melawan, cerewet dan membantah, karena hubungannya dengan Tuhan mulai terganggu, ibadahnya mulai tidak serius karena pengaruh dunia. Anak mulai tidak taat kepada orang tua, dalam penggembalaan gontok-gontokan. Kenapa? Sikap terhadap Firman sudah tidak serius, sudah tidak baik, ada belalang pengerip datang makan buah, buah pertobatan dimakan, buah kasihpun habis, renggang semua sampai terputus semuanya. Tuhan tolong jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

2.      Belalang pindahan itu memakan daun. Apa buktinya daun dimakan? Sudah tidak ada minat lagi untuk beribadah dan melayani Tuhan, untuk mendengar Firman. Terutama untuk menyembah Tuhan. Kalau sudah hidup dalam dosa, buah pertobatan sudah habis, biar dinasihati “ayo ibadah” sudah tidak ada minat lagi, apalagi mau disuruh menyembah, dia tidak mau. Daun itu tempat tanaman memasak, proses fotosintesis, tempat ada kegiatan. Kalau mulai cuek dengan ibadah pelayanan, Tuhan kirim belalang pindahan, sehingga kehidupan itu benar-benar tidak ada minat untuk beribadah dan melayani Tuhan. Tidak mungkin masuk Yerusalem Baru sebab aktivitas di Yerusalem Baru adalah beribadah melayani Tuhan selama-lamanya. Masa di sorga mau izin-izin “izin Tuhan mau keluar cari angin”. Ayo aktifkan ibadah kita, gairahkan hidup kita untuk beribadah, isi roh belas kasihan dalam diri kita, kasihani diri, jangan kejam. Dengarkan Firman, sampai menyembah Tuhan.

Wahyu 22:3

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

 

Surga itu tempat beribadah, Yerusalem Baru itu tempat beribadah, kalau sekarang kita tidak bergairah beribadah, tidak mungkin masuk Yerusalem Baru, itu hanya impian yang tidak menjadi kenyataan. Tuhan tolong jangan itu terjadi dalam kehidupan kita.

 

Sekarang beribadah secara online, ayo tetap aktif. Banyak gangguannya, baik gangguan sinyal, baik gangguan tetangga dan lain sebagainya. Tetap berupaya, jangan sampai daunnya dimakan. Orang yang daunnya dimakan baru terganggu sedikit sudah tidak mau beribadah, tidak ada perjuangan. Tetapi kalau dia memang bergairah beribadah, ada gangguan sedikit dia berupaya kalau bisa menikmati ibadah dari awal sampai selesai. Tidak bisa secara live, secara tunda, yang penting tetap bergairah beribadah melayani Tuhan.

 

3.      Belalang pelompat memakan batang pohon atau kayu. Ini bicara pendirian. Sudah tidak ada buah pertobatan sudah hidup dalam dosa, sudah tidak ada daun tidak ada gairah beribadah melayani Tuhan, pasti pendiriannya juga sudah tidak kuat, tidak ada pendirian yang kuat atas Firman pengajaran yang benar, sehingga mudah ditiup, mudah dibimbangkan oleh angin pengajaran palsu.

I Korintus 15:58

15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

 

Itu kerinduan Tuhan. Kalau kita berdiri teguh pada Firman pengajaran yang benar, tidak goyah, giat dalam pekerjaan Tuhan, jerih payah kita tidak akan sia-sia. Ini sudah dimakan sehingga ambruk. Begitu  kena angin pengajaran palsu dia jatuh. Kalau pohon sudah dimakan batangnya, angin kencang sedikit langsung ambruk.

 

Efesus 4:14

4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

 

Pengajaran palsu itu permainan manusia yang licik dan mau menyesatkan. Jangan kita goyah. Sebab itu perhatikan dulu buah, ada buah pertobatan. Daunnya perhatikan, ada aktivitas yang rohani. Dan pasti kuat pohon kayunya, punya pendirian yang teguh. Orang yang batangnya sudah dimakan belalang menganggap semua pengajaran sama saja. Apalagi kalau menganggap yang benar salah dan yang salah dianggap benar, itu betul-betul sudah tumbang, ambruk. Kalau ajaran sudah salah apalagi yang bisa menyelamatkan. Sementara dikatakan pengajaran yang besar dan mulia ini demi keselamatanmu. Pengajaran itu untuk keselamatan, kalau sudah salah, tidak mungkin selamat. Mulai dari saya sebagai gembala nomor satu, hamba Tuhan itu harus mengawasi diri, mengawasi ajaran, jangan salah. Kalau diri salah, ajarannya benar, masih ada yang bisa mengubahkan. Diri salah, ajaran salah, apalagi yang bisa mengubahkan, itu betul-betul hancur. Nomor satu saya yang dikoreksi Tuhan.

I Timotius 4:16

4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

 

Tanggung jawabnya besar kalau Tuhan percayakan jiwa. Satukah, duakah jiwa itu seharga Korban Kristus. Kalau kami sebagai hamba Tuhan tidak mengawasi diri, tidak mengawasi ajaran lalu mereka tidak selamat, hutang darah! Apalagi kalau dipercaya lebih dari sepuluh, seratus, seribu, juta, mau dibawa ke mana kalau ajarannya salah. Hamba Tuhan itu sebagai tempat perlindungan jemaat dari pengajaran palsu. Makanya mari kita saling doa mendoakan supaya kuat berpegang teguh, berdiri teguh atas pengajaran ini, yang sehat, yang benar, yang sudah kita terima dari pendahulu kita.  Terserah kalau orang di sana mau gonta-ganti ajaran, mau rombak sana, rombak sini, ayo kita pegang teguh ajaran. Yesus tidak pernah berubah, dulu sekarang dan sampai selama-lamanya, jadi pengajaran juga tidak boleh diubah-ubah dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya, itu membawa pada hidup kekal. Jangan diotak-atik Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel ini. Saya ini tinggal menerima jadi, bahan sudah disediakan oleh papa dan guru-guru, tinggal saya mau lanjutkan. Orang lain sudah berdiri bangunannya baru mau ganti-ganti bahan, cari bahan ini itu. Sudah ada bahan kenapa mau diganti-ganti lagi? Katanya kurang, apanya yang kurang, prakteknya yang kurang. Bahannya sudah terlalu melimpah, 66 kitab dalam Alkitab. Tidak kurang, tidak usah lagi mau ditambah ini tambah itu. Doakan kami, apalagi kami alumni Lempinel. Dulu mottonya lebih baik ditolak dengan Firman pengajaran yang benar dari pada diterima tanpa Firman pengajaran yang benar”. Mari sekarang di ladang Tuhan buktikan, pegang teguh.

 

4.      Belalang pelahap memakan akar iman. Apalagi yang sisa dari tanaman itu kalau semua sudah dimakan?

Kolose 2:6-7

2:6 Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.

2:7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

 

Akar kaitannya dengan iman, akar itu di dalam, iman itu di dalam hati. Dimakan imannya berarti imannya sudah gugur sehingga meninggalkan pengajaran yang benar, beralih pada ajaran-ajaran yang lain yang menyenangkan daging dan menguntungkan secara jasmani. Ajaran palsu itu dikatakan dongeng, dongeng itu tidak bernilai rohani. Perkataan manis dan semu itu ajaran palsu. Ajaran sehat tidak mau lagi dia terima, terlalu keras, terlalu tajam, maunya dongeng. Siapa yang suka didongengi? Anak-anak. Rohaninya tidak pernah bertumbuh, tetap kanak-kanak. Kalau kanak-kanak nasibnya bagaimana? Waktu peristiwa Yesus datang pertama kali yang kena pedang Herodes adalah kanak-kanak. Nanti waktu Yesus datang kedua kali, yang akan kena pedang antikristus yang rohaninya kanak-kanak. Sekarang dalam gereja yang dipaparkan itu dongeng terus, yang tidak punya nilai rohani, tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

II Timotius 4:4

4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

 

Yesaya 30:10

30:10 yang mengatakan kepada para tukang tilik: "Jangan menilik," dan kepada para pelihat: "Janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihatlah bagi kami hal-hal yang semu,

 

Kalau untuk kebenaran mereka katakan “jangan!”. Kita diberkati, kita selamat, tetapi tidak pernah menunjuk dosa, tidak pernah ditunjukan kesalahan untuk diperbaiki dan disucikan. Dibiarkan saja kesalahan berlarut-larut yang penting kita diberkati dan selamat. Itu semua dongeng, perkataan manis, perkataan semu. Kalau belajar pemecahan 5 roti untuk 5.000 orang, setelah itu Yesus tampil “Akulah roti hidup” banyak yang berkata “perkataan ini keras”. Kegoncangan iman yang paling hebat di akhir zaman ini adalah tidak mampu menerima Firman pengajaran yang benar. Menganggap itu terlalu keras. Kenapa? Karena ada dosa yang dipertahankan, tidak tahan penyucian.

Yohanes 6:60-61

6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

 

Coba kita telusuri, penyebab tidak tahan mendengar pengajaran. Tadi Yesus memberi makan 5.000 orang, setelah Yesus memaparkan bahwa dirinya adalah roti hidup, banyak yang mengundurkan diri, tidak lagi mengikuti Yesus. Dalam Injil Yohanes tidak diceritakan pemecahan roti untuk 4.000 orang. Dari 5.000 banyak yang mengundurkan diri, yang sisa tinggal 4.000 orang. Minus 1000, angka 1000 adalah angka jaminan kesucian. Waktu Abimelekh mengembalikan Sara kepada Abraham, dia memberikan 1000 keping perak sebagai bukti kesucian. Jadi di sini kita bisa telusuri, kenapa tidak tahan mendengar pengajaran? Tidak tahan penyucian, ada dosa dipertahankan.

 

Kalau akar sudah dimakan, habis sudah riwayat rohaninya, tinggal menunggu pembakaran di neraka. Apalagi yang mau diharapkan, pertobatan sudah tidak ada, aktivitas kesetiaan dalam ibadah sudah tidak ada, pendirian terhadap pengajaran sudah tidak punya dan imannya gugur, melepaskan diri dari pengajaran, sampai meninggalkan Yesus. Apalagi yang bisa diharapkan kalau sudah seperti itu? Tinggal menunggu hukuman neraka dan kebinasaan. Kalau rohani habis, jasmani juga ikut habis digerogoti belalang. Kalau jasmani mulai merosot, periksa rohani. Kalau rohani merosot jasmani juga ikut merosot. Tetapi kalau rohani naik, jasmani juga ikut naik, itu bonus dari Tuhan. Dalam kitab nabi Hagai Tuhan katakan “perhatikanlah mulai hari ini Aku akan memberi berkat” kalau mau membangun Bait Allah. Jadi rohani meningkat jasmani meningkat bonus dari Tuhan. Rohani merosot jasmani juga merosot.

 

Syukur masih ada hamba Tuhan yang berbelas kasihan yang berani pasang badan untuk untuk Amos.

Amos 7:1-3

7:1 Inilah yang diperlihatkan Tuhan ALLAH kepadaku: Tampak Ia membentuk kawanan belalang, pada waktu rumput akhir mulai tumbuh, yaitu rumput akhir sesudah yang dipotong bagi raja.

7:2 Ketika belalang mulai menghabisi tumbuh-tumbuhan di tanah, berkatalah aku: "Tuhan ALLAH, berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil?"

7:3 Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. "Itu tidak akan terjadi," firman TUHAN.

 

Jadi melihat keadaan sidang jemaat kalau mulai digerogoti oleh belalang, hamba Tuhan tidak boleh tinggal diam. Gembala yang berbelas kasihan harus rela dan berani pasang badan untuk sidang jemaat memohonkan belas kasihan Tuhan supaya sidang jemaat jangan habis rohaninya. Bukan dibiarkan saja dia, binasa saja dia. Sama seperti Musa, ketika Tuhan sudah mengancam “Aku akan menghapuskan bangsa Israel, engkau akan Ku jadikan bangsa yang besar dari mereka“. Musa bilang “jangan Tuhan, biarkan namaku yang dihapuskan dari kitab kehidupan, jangan mereka”. Itu hamba Tuhan/gembala yang punya roh belas kasihan, tidak membiarkan jemaat. Yah sudah, tidak mau ibadah-ibadah binasa saja kau! Jangan seperti itu. Selalu menaikan doa syafaat, ini pentingnya penggembalaan. Ketika ada yang mulai digerogoti belalang, masih ada doa penyahutan dari gembala supaya dia luput, dia bebas, dia diselamatkan, tidak habis rohaninya, jangan keluar dari penggembalaan.

 

Saya berdoa kepada Tuhan mampukan saya seperti nabi Amos. Kadang memang kalau ada reaksi negatif dari jemaat lalu mau ikut daging ini mau emosi, mau membalas. Sampai sekarang saya masih berdoa “Tuhan yang sudah undur tarik kembali dengan tali kasih setiaMu, Engkau tahu siapa orangMu. Berdoa untuk jiwa-jiwa baru tetapi untuk jiwa-jiwa yang sudah undur juga didoakan. Doakan supaya bisa kembali. Sebab itu saya sebagai hamba Tuhan, sebagai gembala saya harus jaga, jangan sampai saya digerogoti belalang. Bagaimana mau menolong orang lain kalau saya sendiri digerogoti belalang, tidak ada buah pertobatan, tidak aktif, tidak bergairah melayani, tidak ada pendirian teguh terhadap Firman pengajaran yang benar bahkan tinggalkan pengajaran, bagaimana bisa menolong. Kalau gembala sudah dimakan belalang, pasti dalam pelayanannya hanya mengutamakan yang jasmani. Tidak ada lagi mau memikirkan bagaimana jemaat selamat, rohaninya bertumbuh, bisa ketemu Yesus, tidak ada lagi dalam pikirannya, yang penting yang jasmani dia dapat.

 

Mari kita bawa hidup kita tergembala, jangan sampai salah tempat, salah alamat. Bawalah diri kita dalam penggembalaan yang di dalamnya ada roh belas kasihan, gembala yang selalu bergumul untuk keselamatan jemaat, bukan hanya bergumul untuk kesenangan dirinya secara jasmani. Jika masih ada hamba Tuhan seperti Amos melayani kita, jangan sampai jauh dari penggembalaan. Hargai sungguh-sungguh penggembalaan. Jangan entengkan gembala. Mungkin ijazahmu lebih tinggi dari gembala, tetapi gembala yang menaikan doa syafaat kepada Tuhan supaya jemaat jangan digerogoti belalang. Jangan dientengkan gembala, jangan merasa “ah saya lebih pandai, saya lebih tahu”.

Kalau tidak ada gembala, sudah lama jemaat habis dimakan belalang.

Ibrani 13:7,17

13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhi/r hidup mereka dan contohlah iman mereka.

13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.

 

Kalau gembala sudah berkeluh kesah karena ulah jemaat, yang rugi siapa kalau tidak didoakan? Yang rugi jemaat, yang rugi diri sendiri. Saya tidak mampu melayani tanpa doa sidang jemaat. Saya percaya bisa melayani sampai saat ini karena ada jemaat yang selalu menopang dalam doa. Terima kasih buat dukungan doanya selama ini. Apalagi sebagai hamba Tuhan yang masih terbilang masih muda. Doakan, jangan sampai hamba Tuhan berkeluh kesah. Kalau Tuhan masih mengutus hamba Tuhan yang dipercaya mengurus sidang jemaat dengan serius, responi juga dengan serius. Saya tidak menganaktirikan salah satu dari 3 sidang jemaat ini, semua harus ditangani dengan serius. Di Tonusu, Tentena, Diora harus ditangani dengan serius. Biar kita setia sampai meraih kemenangan. Tahun ini tahun kemenangan, kita pasti menang menghadapi berbagai pergumulan asalkan penggembalaan itu kita hargai sungguh-sungguh. Serius tergembala maka belalang jauh, berkat yang datang, kita tidak dibinasakan oleh Tuhan tetapi kita bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Saya merindu saat Yesus datang kembali kedua kali, jemaat Tonusu, Tentena dan Diora kita saling bermegah, tidak ada yang ketinggalan. Jemaat bermegah “saya bisa ada di samping Yesus menjadi Mempelai Wanita karena ada gembala yang serius menangani saya”. Gembala juga bermegah ada jemaat duduk bersanding dengan Yesus, Tuhan sudah memakai hidupku untuk membawa jemaat bertemu dengan Yesus Mempelai Pria Sorga. Jemaat itu adalah mahkota kemegahannya gembala ketika hari Tuhan itu datang.

I Tesalonika 2:19-20

2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?

2:20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.

 

Makanya sebagai gembala saya berupaya menggumuli supaya rohani jemaat bukan rohani jerami, tetapi mahkota emas permata. Apa gunanya pakai mahkota jerami atau rumput. Itu yang menjadi pergumulan sebagai seorang gembala, biar semua jemaat menjadi mahkota kemegahan, sehingga ketika Yesus datang kita bisa saling bermegah sebab sama-sama ada di sampingnya Yesus Menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

II Korintus 1:14

1:14 seperti yang telah kamu pahamkan sebagiannya dari kami, yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu.

 

Apa yang saya mau megahkan kalau rohani jerami. Pakai mahkota jerami atau mahkota kertas, begitu lewat di samping orang bawa obor langsung habis terbakar. Tetapi kalau emas dan permata kena api semakin murni.

 

Sebagai gembala nomor satu saya harus ada roh belas kasihan, menikmati Firman Tuhan praktekan dan bagikan kepada sidang jemaat. Jemaat sudah menikmati, praktekan, bagikan kepada sesama. Ingat hari peniupan serunai, masing-masing pegang terompet, tiup bawa jiwa. Praktek dulu baru bagi, jangan kita tidak praktek lalu kita mau bagi. Nanti orang bilang “eh saksi-saksi, tetapi kelakuan tidak sesuai!”. Saya juga sebagai gembala praktek dulu baru bagi kepada jemaat, maka terjadi kegerakan yang besar. Jiwa-jiwa berduyun-duyun cari pengajaran. Seperti di kota Sikhar, karena perkataan perempuan Samaria banyak orang yang percaya kepada Yesus dan jiwa-jiwa berduyun-duyun. Terlepas dari keadaan kita, sejahat, senajis apapun tetapi kalau mau digarap oleh Firman bisa menjadi terompet kesaksian kepada sesama, jiwa-jiwa dibawa kepada Tuhan. Kita masuk dalam pilihan Tuhan untuk dibawa menjadi Mempelai, naik ke gunung yang tinggi Yerusalem Baru. Harta dunia, pengaruh dunia jangan kita hirau. Yang kita hiraukan rohani kita bertumbuh sampai menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Pilih gunung yang suci, harta dunia sudah lalu. Bukan berarti saya ajar jadi malas. Silahkan kerja dengan giat tetapi bukan itu yang nomor satu. Keselamatan itu nomor satu yang kita cari.

Wahyu 21:9-10

21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

 

Ini yang kita pilih, untuk dibangun menjadi Tubuh Kristus, Mempelai Wanita Tuhan, naik ke gunung yang besar dan tinggi, gunung yang suci. Harta dunia, pengaruh-pengaruh dunia yang membuat kita tidak memiliki roh belas kasihan, tidak akan kita hiraukan. Dalam artian kita tidak mau terikat. Yang mau kita hiraukan bagaimana supaya rohani kita selamat. Kalau punya roh belas kasihan, kasihani dulu diri sendiri. Bawa diri tergembala, nikmati Firman, praktekan baru berbelas kasihan, bagikan kepada sesama.

 

Di depan kita ada perjamuan suci, bukti belas kasihan Yesus yang sangat besar, Dia rela membagi-bagikan tubuh dan darahNya untuk bisa kita nikmati. Ini teladan yang sempurna bagi kita sekalian. Sekalipun untuk berbagi Firman kita sengsara, untuk menjadi kesaksian hidup kita sengsara, jangan putus asa, di depan ada perjamuan suci, Korban Kristus. Dia lebih dahulu sengsara untuk membagi tubuh dan darahNya bagi kita sekalian.

 

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar