20210721

Kebaktian PA Imamat, Rabu 21 Juli 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 25:4-7

25:4 tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah kautaburi dan kebun anggurmu janganlah kaurantingi.

25:5 Dan apa yang tumbuh sendiri dari penuaianmu itu, janganlah kautuai dan buah anggur dari pokok anggurmu yang tidak dirantingi, janganlah kaupetik. Tahun itu harus menjadi tahun perhentian penuh bagi tanah itu.

25:6 Hasil tanah selama sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang semuanya tinggal padamu.

25:7 Juga bagi ternakmu, dan bagi binatang liar yang ada di tanahmu, segala hasil tanah itu menjadi makanannya.

 

Pada tahun keenam Tuhan sudah menjamin hasil panen yang melimpah untuk dinikmati sampai tahun ke-9. Berarti 3 tahun hasil panen yang melimpah bisa dinikmati. 3 tahun menunjukan lamanya rasul Paulus melayani sidang jemaat Efesus dengan nasihat-nasihat Firman dan dikaitkan dengan penggembalaan.

Kisah Para Rasul 20:17-20,28,31-32

20:17 Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.

20:18 Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:

20:19 dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.

20:20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;

20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

20:31 Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.

20:32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.

 

Jadi pengertian rohani untuk kita hasil panen melimpah untuk dinikmati selama 3 tahun adalah makanan rohani di dalam penggembalaan yaitu Firman pengajaran yang benar. Kita berdoa dan bergumul supaya di dalam penggembalaan selalu ada Firman pengajaran yang benar untuk diberitakan menjadi makanan rohani kita.

 

Pada tahun sabat bangsa Israel itu diajar oleh Tuhan untuk berbagi kepada sesama. Jadi apa yang tumbuh sendiri pada tahun itu, buah-buah yang belum dipanen, tanaman yang berbuah sendiri, harus dibiarkan untuk dinikmati oleh orang-orang miskin yang tidak mempunyai makanan. Pengertian rohani bagi kita, jika kita sudah menikmati kelimpahan Firman pengajaran yang benar di dalam penggembalaan, maka kita harus berbagi kepada sesama yang belum menerima Firman pengajaran yang benar. Ini merupakan pelayanan dengan roh belas kasihan. Mungkin kita fasilitasi mereka, karena belum ada gadgetnya, supaya bisa mengikuti ibadah siaran langsung seperti kita.

 

Hal ini juga yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya.

Markus 6:34-37

6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.

6:36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."

6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"

 

Tuhan ajarkan murid-muridNya untuk melayani dengan roh belas kasihan. Berbagi kepada sesama dalam tahun sabat sama dengan membagi-bagikan roti kepada orang banyak. Ini merupakan kegerakan rohani, kegerakan Firman. Ayo kita masuk di dalamnya. Kita sudah menikmati Firman, harus ada kegerakan kita berbagi kepada sesama yang membutuhkan Firman Tuhan. Buktikan bahwa kita sudah ada dalam kelimpahan Firman yaitu dengan masuk di dalam kegerakan rohani.

 

Untuk masuk dalam kegerakan rohani, kita harus memiliki roh belas kasihan. Sebelum pemecahan 5 roti untuk 5000 orang, 2 kali Tuhan Yesus ajarkan kepada murid-muridNya “yang Kukehendaki adalah belas kasihan”.

Matius 9:13; 12:7

9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

 

Ini yang Tuhan kehendaki, pelayanan dengan hati penuh belas kasihan kepada sesama. Ini yang tidak dipahami oleh murid-murid Yesus, begitu menghadapi orang banyak yang tidak punya makan, mereka berkata kepada Yesus “suruh mereka pulang”. Apa yang Tuhan Yesus katakan pada mereka? Beri mereka makan! Apa yang Tuhan Yesus ajarkan tidak akan pernah dilaratNya, tetap sama dulu sekarang sampai selamanya. Harus ada pelayanan belas kasihan, apapun kondisi yang dihadapi dan dialami. Tetapi murid-murid tidak paham tentang hal ini dan berkata kepada Yesus supaya menyuruh orang banyak untuk pulang tetapi perintah Yesus tetap sama “beri mereka makan”. Memberi makan artinya membagi-bagikan Firman kepada sesama. Saya sebagai hamba Tuhan berkhotbah, sidang jemaat bagikan Firman lewat bersaksi kepada sesama yang membutuhkan Firman.

 

Kenapa murid-murid sudah dua kali diajarkan tidak paham-paham juga, tetap tidak bisa memberikan pelayanan dengan roh belas kasihan. Penyebab tidak punya roh belas kasihan sama dengan halangan untuk masuk kegerakan rohani.

1.      Markus 6:35

6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.

 

Halangan pertama “tempat ini sunyi” menunjuk pengaruh-pengaruh dunia. Ini yang membuat kita sulit untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan Firman. Pengaruh dunia membuat gereja Tuhan tidak setia untuk beribadah melayani Tuhan, tidak setia untuk makan Firman, sama dengan tidak setia tergembala. Bagaimana mau berbagi kalau tidak setia. Sekalipun kita mengaku digembalakan dalam pengajaran tetapi tidak setia dalam mendengarkan Firman, bagaimana bisa berbagi.

Yakobus 4:4

4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

 

Tidak bisa kita berbagi kalau tidak setia, pengaruh-pengaruh dunia itu yang menyebabkan kita tidak setia tergembala. Sekarang karena virus ini begitu hebat hari-hari terakhir ini, pemerintah menetapkan untuk pembatasan. Jadi kita tidak bisa kumpul banyak dalam gereja, ibadah secara online di rumah masing-masing. Saya tidak bisa mengontrol satu persatu, tidak mungkin saya telpon atau sms atau whatshap satu persatu “tadi ikut ibadah yah? Apa Firmannya?.

 

Tanggung jawab kepada Tuhan, ibadah itu memberi santapan kepada Tuhan. Ayo kita belajar setia sekalipun diperhadapkan dengan kondisi yang tidak enak bagi daging, berupaya untuk tetap setia dalam penggembalaan. Mengapa harus setia dalam penggembalaan? Sebab penggembalaan itu adalah tempat pemeliharaan jiwa. Kalau jiwa terpelihara maka tubuh dan roh pasti terpelihara lengkap. Tidak mungkin Tuhan hanya memelihara satu bagian, 3 unsur dalam diri kita pasti Tuhan pelihara.

I Petrus 2:25

2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

 

I Tesalonika 5:23

5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Jadi bukan cuma jiwa, tetapi roh, jiwa dan tubuh terpelihara sempurna semua. Berarti tidak tergembala itu sama dengan kejam terhadap tubuh, jiwa dan rohnya sendiri. Bagaimana mungkin ada pelayanan berbelas kasihan terhadap sesama kalau tubuh, jiwa dan rohnya dia terlantarkan. Dirinya saja tidak punya roti, mau bagi apa? Dia sendiri kekurangan makanan rohani, mau bagi apa! Itu karena dia terlantarkan tubuh, jiwa, rohnya, tidak mau tergembala. Tidak mungkin mengasihi sesama, apalagi mengasihi Tuhan.

 

Ingat ibadah pelayanan itu seharga korban Kristus. Tidak setia dalam ibadah pelayanan berarti menginjak-injak Korban Kristus. Tidak mungkin orang itu dipakai Tuhan, dia malah memposisikan diri menjadi musuh Tuhan. Bagaimana bisa dipakai kalau dia menjadi musuhnya Tuhan.

Ibrani 9:14

9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

 

Oleh darah Yesus, Korban Kristus kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Tadi dikatakan menyucikan hati nurani dari perbuatan yang sia-sia. Segala aktivitas kegiatan kita di dunia ini, tanpa dikaitkan dengan ibadah, itu semua sia-sia. Kerja, sekolah dan lain sebagainya, kalau tidak mau beribadah melayani Tuhan, semua itu perbuatan sia-sia. Supaya tidak sia-sia sekolah dan tidak sia-sia bekerja, tekunlah ibadah, tekunlah dalam penggembalaan, sehingga kita bisa menikmati roti kehidupan, menikmati Firman dengan melimpah, kita terima, kita makan dan bisa kita bagi. Seperti Rut memetik jelai di ladang Boas, dia dapat makan, ada kelimpahan makan dia bungkus, ada jelai juga dia bungkus dan bawa pulang ke rumah. Kalau ada kelimpahan bisa berbagi kepada sesama yang membutuhkan.

 

2.      Halangan kedua “hari sudah mulai malam” artinya hidup dalam kegelapan dosa. Bagaimana mau dipakai Tuhan kalau hidup dalam dosa, dia terpisah dari Tuhan. Akhir zaman ini keadaannya bukan hanya hari sudah mulai malam, tetapi Alkitab mengatakan waktu kita sekarang ini sudah jauh malam bahkan hampir siang. Betul-betul dalam keadaan gelap dan dingin. Sebab itu biarlah kita berupaya jangan sampai ditelan kegelapan dan dinginnya malam. Banyak orang Kristen di akhir zaman ini sudah ditelan oleh kegelapan dan dinginnya malam sehingga hidup dalam dosa bahkan sampai puncaknya dosa.

Roma 13:12-13

13:12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!

13:13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.

 

Orang Kristen banyak yang hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa:

a)      Pesta pora dan kemabukan, ini dosa makan minum. Betapa banyak orang Kristen yang terjerumus di dalamnya, narkoba, rokok, minuman keras. Bahkan pendeta terjerumus di dalamnya.

b)      Percabulan dan hawa nafsu, itu dosa seks dengan berbagai macam bentuknya. Tidak pandang bulu, tidak pandang usia, anak sekolah minggu bisa kena dosa ini. Remaja apalagi, masih labil. Dewasa banyak juga, lanjut usia juga banyak yang kena. Pendeta banyak yang terjerumus dalam dosa ini, ditelan dalam kegelapan.

 

Kedua hal ini membuat nikah menjadi gelap. Dosa makan minum itu kegelapan gantang, dosa kawin mengawinkan itu kegelapan tempat tidur, membuat nikah gelap. Jangan taruh pelita di bawah gantang atau di bawah tempat tidur. Taruhlah di atas kaki dian supaya menerangi seluruh rumah. Jadi kalau ditaruh di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, gelap rumah, nikahnya menjadi gelap.

Markus 4:21

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.

 

Bagaimana mau terang rumahnya kalau pelita ditaruh di bawah tempat tidur atau di bawah gantang. Dosa makan minum dan kawin mengawinkan ini banyak membuat nikah anak Tuhan dan hamba Tuhan menjadi gelap. Bagaimana bisa memberikan pelayanan yang berbelas kasihan kalau dia dalam keadaan gelap.

 

Mungkin kita tidak melakukan dua dosa ini. Tetapi ada dosa yang setara dengan dosa makan minum dan kawin mengawinkan, apa itu? Perselisihan dan iri hati. Itu sama juga, gelap hidupnya! Sehingga tidak bisa memberikan pelayanan yang berbelas kasihan. Iri melihat orang lain dipakai, iri orang lain diberkati, iri lihat orang lain punya kedudukan lebih darinya. Dua dosa ini seringkali dianggap tidak apa-apa, dianggap kecil, padahal dua dosa ini sangat mengganggu dalam kebun anggur Tuhan, sehingga membuat orang yang terdahulu menjadi terkemudian. Sudah lama di kebun anggur Tuhan, karena perselisihan dan iri hati dia terbuang, menjadi yang terkemudian.

Matius 20:11-16

20:11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,

20:12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.

20:13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?

20:14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.

20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

20:16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

 

Tuhan tolong kita, biarlah kita tetap menjadi yang terdahulu sampai finish, jangan menjadi yang terkemudian. Dosa ini yang seringkali muncul di ladang Tuhan, di kebun anggur Tuhan. Dianggap kecil, tetapi ini merusak kebun anggur Tuhan. Pelayanan yang sudah dirintis bertahun-tahun, apa yang sudah dia lakukan untuk Tuhan bertahun-tahun, karena iri dan perselisihan menjadi rusak semuanya. Seperti peribahasa duniawi karena nilai setitik rusak susu sebelanga, panas setahun dihapus hujan sehari. Tuhan tolong ini jangan ada pada diri kita. Kebun anggurnya Tuhan atau ladangnya Tuhan itulah kita, calon mempelai wanita Tuhan, jangan kita rusak dengan perselisihan dan iri hati ini. Kalau kebun anggur rusak berarti tidak ada buah anggur. Dalam pelajaran tahun sabat tadi yang ditekankan tentang kebun anggur. Tidak ada buah anggur berarti kehilangan  sukacita, kehilangan kemanisan, terutama di dalam nikah.

Mazmur 104:15

104:15 dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia.

 

Anggur menyukakan hati. Sudah rusak kebun anggur berarti sudah tidak ada sukacita. Dalam pelayanan tidak ada sukacita, tidak ada kemanisan. Dalam nikah tidak ada sukacita dan tidak ada kemanisan sehingga membuat kita gagal masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Dua dosa yang dianggap sepeleh ini bisa membuat kita gagal masuk pesta nikah Anak Domba. Bagi tradisi orang Yahudi, dalam pesta nikah wajib hukumannya harus ada air anggur. Ingat pesta nikah di Kana, kalau tidak ada air anggur itu memalukan. Kalau kebun anggur rusak, tidak akan ada air anggur, berarti tidak bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Jangan sampai kita gagal.

 

Kalau berselisih karena dosa, ayo saling mengaku dan mengampuni supaya selesai. Jika perselisihan karena pengajaran, ayo kembali ke Alkitab. Buka Alkitab, lihat apa yang tertulis dalam Alkitab. Yang salah jangan ngotot pertahankan yang salah, kembali ke Alkitab.

 

Perselisihan dan iri hati itu diibaratkan seperti rubah-rubah kecil yang merusak kebun anggur yang sedang berbunga, sebentar lagi berbuah. Sekian tahun melayani, sudah indah pelayanannya, nikahnya indah, sebentar lagi dia nikmati buahnya tetapi karena ada iri hati dan perselisihan maka hancur semuanya.

Kidung Agung 2:15

2:15 Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!

Sekarang kebun anggur kita sudah berbunga, sebentar lagi ada buah yang akan kita nikmati. Jangan karena iri hati dan perselisihan rontok semua. Kalau kita benar, mungkin orang mau tantang terus dan berdebat, kita diam saja. Kalau memang dia ingin tahu yah kita beritakan kepada dia. Tetapi kalau dia cuma mau ajak berdebat lebih baik diam saja, dari pada berselisih dan bertengkar. Tidak usah! Menguras energi, membuat rontok bunga-bunganya. Kalau karena dosa ayo yang salah segera minta ampun, yang benar mengampuni dan melupakan, aman sudah.

 

Iri hati itu tidak menghargai berkat Tuhan dan tidak menghargai pemakaian Tuhan, juga tidak menghargai kemurahan Tuhan. Masing-masing ada berkatnya. Tuhan tahu sebesar apa berkat yang kita bisa terima. Landasannya harus kuat, kalau landasannya belum kuat dan paksa Tuhan kirim berkat maka ketika datang berkat landasannya hancur, berkatnya hancur, orangnya hancur. Paksa-paksa Tuhan “kasih ini, kasih itu” tunggu waktunya, masing-masing dipakai Tuhan.

 

Pelayanan Tuhan itu digambarkan sebagai bintang. Ada ayat mengatakan kemuliaan bintang yang satu dengan bintang yang lain itu berbeda, tetapi masing-masing dipakai Tuhan. Jari kelingking dan ibu jari sama-sama dipakai, jangan iri. Mulut dengan mata masing-masing dipakai oleh Tuhan, jangan iri. Mata katakan pada mulut “enak kamu yah makan terus, saya juga ingin makan” cobalah isi makanan di mata.

 

Pendeta Pong Dongalemba mengajarkan tidak akan mungkin kaki kiri dan kanan itu maju sama-sama, kalau maju sama-sama itu vampir. Kaki kiri maju, kaki kanan kelihatan di belakang, satu saat kaki kanan maju juga, terus maju sampai finish. Coba kalau saling jegal, terjungkal! Makanya jangan iri-iri, masing-masing ada berkatnya.

 

Di sini kita melihat permohonan dari Sulamit, tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu. Kehidupan yang ada roh mempelai, dia tidak mau mempertahankan perselisihan dan iri hati. Jadi kalau ada orang yang mau berdebat dengan kita, kalau kita ada roh mempelai kita tidak akan mau melanjutkan. Tugas saya membagi, kalau tidak mau terima yah berkatnya kembali kepada saya, begitu saja. Dari pada saya mau ngotot “kamu harus, memang pikiranmu telah disesatkan, awas kau!” Tidak usah kayak begitu, dia tidak mau berarti berkatnya kembali kepada kita dan sambil kita doakan dia. Biarlah kita memiliki roh mempelai, tidak mau mempertahankan roh perselisihan dan iri hati.

 

Tadi Sulamit katakan tangkaplah. Istilah tangkaplah di sini bukan berarti memerintah Tuhan. Istilah tangkaplah ini sikap penyerahan diri kepada Tuhan untuk dibersihkan, disucikan oleh Firman Tuhan dari dosa perselisihan dan dosa iri hati ini.

 

Halangan pertama tadi adalah pengaruh dunia, halangan kedua ini adalah hari sudah malam. Sekarang bukan cuma malam, tetapi sudah jauh malam, hampir siang, ada dalam kegelapan dosa. Kalau sudah ditelan oleh kegelapan dosa, sulit untuk berbagi kepada sesama. Kalau toh dia bersaksi, dia hanya jadi cibiran. Kamu saksi apa, hidupmu sendiri kayak begitu! Mau tarik keluarga masuk dalam pengajaran, kalau dia sendiri melihat kita hidup dalam kegelapan dosa. “Katanya kamu pengajaran tetapi sama saja, saya bukan orang pengajaran tetapi kelakuanmu lebih parah dari saya” tidak bisa menjadi kesaksian.

 

3.      Markus 6:36-37

6:36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."

6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"

 

Halangan ketiga adalah pikiran daging. Ini yang seringkali muncul dalam pikiran kita sehingga menjadi malas membagi Firman kepada sesama. Prakteknya:

a)      Haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar, ini artinya tidak mau berkorban, tidak rela berkorban. Mau keluarkan uang 200 dinar, lebih baik mereka disuruh pulang dan beli sendiri di jalan, kenapa kami yang harus keluar uang! Kadangkala kita berpikir seperti itu. Kadang mau bersaksi, masih hitung-hitungan, tidak rela berkorban. Tidak usah itu, untuk makanan rohani bagi dirinya saja tidak rela berkorban. Tuhan tolong kita, jangan seperti itu. 200 dinar ini banyak, ini upah kerja 200 hari karena bagi orang Israel saat itu upah kerja sehari itu 1 dinar. Upah yang diterima dipakai untuk beribadah, dia hitung-hitungan.

 

Waktu saya kerja di Malang, ada KKR dan panggung boneka di Malang. Waktu itu saya pelayan panggung boneka di Malang. Pimpinan panggung boneka sudah bertanya siapa yang mau ikut. Desember itu mau tutup buku, jadi pekerjaan lagi sibuk-sibuknya sehingga sebagian besar tidak bisa ikut. Tuhan gerakan saya ikut KKR di Saojo dan 2 bulan gaji saya habis, tetapi rela korbankan. Sementara Desember itu mau beli seragam paduan suara, saya tidak punya tabungan. Saya pikir nanti pulang Tuhan sediakan. Begitu pulang ada saja Tuhan sediakan dan tidak utang. Bahkan Tuhan hibur, gaji 2 bulan habis tetapi pulangnya bisa naik pesawat ada yang bayarkan.

 

Itu dulu sebelum jadi hamba Tuhan. Sesudah jadi hamba Tuhan lebih lagi, rela berkorban untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Jangan kita makan sendiri, nanti gendut, seperti Eglon perutnya gendut. Tuhan gerakan jangan kita tahan-tahan, kita rela berkorban untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

 

b)      Haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar, ini artinya mengandalkan kemampuan sendiri. Dia pikir dengan 200 dinar bisa memberi makan 5.000 orang. Mengandalkan kemampuan sendiri, merasa mampu, merasa hebat, ini penyakit di akhir zaman, penyakit merasa. Akhirnya begitu menghadapi jalan buntu, tidak ada jalan, kecewa, putus asa, sampai bisa meninggalkan Yesus, meninggalkan pengajaran, murtad. Sekalipun secara jasmani di mata manusia kita mampu, tetapi jangan kita andalkan itu. Dalam pelayanan bukan mengandalkan kemampuan sendiri, dengan kemampuan daging tidak bisa. Jujur saya paling bodoh berkata-kata, mau susun kalimat tidak tahu, mau berdoa saja tidak tahu, lalu Tuhan panggil menjadi hamba Tuhan sepenuh. Itu salah satu yang menjadi alasan saya menolak panggilan Tuhan, berdoa saja tidak tahu, mau jadi hamba Tuhan! Waktu pertama kali ikut paduan suara di Malang, langsung berdoa, pokoknya totofore berdoa. Begitu amin meledak semua teman-teman di Malang, ketawa semuanya.

 

Kalau mengandalkan kemampuan daging tidak bisa. Ayo mengandalkan kekuatan dari Roh Kudus, kekuatan ajaib dari Tuhan. Jangan merasa mampu, jangan merasa hebat. Apalagi kalau sudah melayani bertahun-tahun, pasti saya bisa, bisa khotbah, gampang itu! Jangan seperti itu, itu pikiran daging.

 

c)      Yohanes 6:9

6:9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"

 

Ini artinya lebih membesarkan halangan, pencobaan dari pada kuasa Tuhan. Akibatnya jadi kuatir dan putus asa. Sama seperti bangsa Israel ketika mau menyeberangi laut Teberau, mereka berseru-seru kepada Tuhan. Berseru-seru ini bukan dalam arti yang positif, tetapi ini berseru-seru ketakutan. Melihat ke depan ada laut Kolsum, kiri kanan tidak ada jalan, di belakang ada Firaun dengan 600 kereta, bagaimana ini, lalu mereka berseru-seru. Kadang kita seperti itu juga. Lalu apa yang Tuhan bilang kepada Musa? Musa, mengapa engkau berseru-seru seperti itu, berangkat! Bagaimana Tuhan mau disuruh berangkat, di depan itu laut, mau buat kapal dari mana kayunya! seringkali kita seperti itu. Firman Tuhan katakan berangkat, Firman seringkali tidak sesuai logika. Dituntut ketaatan di situ, iman! Bukan membesarkan pencobaan melebihi kuasa Tuhan.

Keluaran 14:15

14:15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.

 

Ini taruhan juga bagi Musa, mau suruh orang berangkat bisa dilempari batu saya ini. Sementara bangsa Israel sudah berseru-seru ketakutan.

Keluaran 14:13

14:13 Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.

 

Jangan takut, ayo berangkat saja, itu perintah Tuhan. Musa ini taruhan nyawa. Bangsa Israel sudah putus asa lalu disuruh berangkat. “Musa mana kapalnya? Mana perahunya? Musa bisa mereka lempari batu. Tetapi dari sini kita belajar iman, dalam menghadapi halangan harus dengan iman. Yakin kuasa Tuhan lebih besar dari pencobaan halangan yang kita hadapi. Menghadapi gelombang ada Yesus berjalan di atas air, Yesus lebih besar dari segala pencobaan dan halangan yang kita hadapi.

 

Ini pikiran daging, mau gelar KKR muncul pikiran daging. Pelayanan-pelayanan seringkali memunculkan pikiran daging. Kalau pikiran daging sudah muncul, timbul pertanyaan “apa artinya ini”. Kalau kami alumni lempinel “apa artinya lempinel?” sudah diremehkan sehingga tambah sekolahnya supaya dapat ijazah dan pelajaran di lempinel sudah dibuang. Begitu diperhadapkan dengan masalah, usaha yang macet karena pandemi ini “apa artinya pengajaran, apa artinya ibadah-ibadah, memangnya dalam ibadah pendeta mau kasih kamu makan”.

 

Pertanyaan lain yang seringkali muncul “bagaimana”. Ingat Maria waktu malaikat datang berkata engkau akan mengandung anak laki-laki dan kau harus menamai Dia Yesus. Apa pertanyaan Maria? “Bagaimana mungkin, sementara aku ini belum bersuami?”. Ini pertanyaan yang seringkali muncul dari kaum muda, Maria di sini menunjuk kaum muda.

Lukas 1:31-34

1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,

1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"

 

Ini pertanyaan yang seringkali muncul dibenak kaum muda. Disuruh melayani malah berkata “bagaimana mungkin, bagaimana bisa!”. Tuhan jawab di ayat 37.

Lukas 1:37

1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

 

Ayo setiap muncul pertanyaan “tidak bisa ini, bagaimana mungkin” langsung ingat ayat ini “bagi Allah tidak ada yang mustahil”. Bagi orang percaya tidak ada yang mustahil.

 

Halangan itu hanya coba-coba dari setan, namanya juga pencobaan. Kalau kita berharap bersandar kepada Tuhan, maka Tuhan berperang ganti kita, kalah setannya. Dia coba-coba, jangan beri keuntungan kepada setan. Dengan timbulnya pikiran daging itu memberi keuntungan kepada iblis dan merugikan kita.

 

Kalau timbul pikiran daging pasti muncul perkataan “hanya”. Seperti bangsa Israel waktu diperhadapkan 10 pengintai mengintai tanah Kanaan. Mereka pulang membawa hasil tanah Kanaan. Betul itu negeri berlimpah susu dan madu, bagus itu negeri. Hanya orang-orang di sana besar-besar, kami seperti belalang. Bahkan mereka membawa kabar busuk “negeri itu memakan penduduknya”.

 

Matius 14:17

14:17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."

 

Hanya ini yang ada, tidak bisa. Kami diajar di Lempinel jangan berkata “tidak bisa”. Kalau disuruh harus siap, harus jawab ya.

 

Waktu bangsa Israel mau masuk Kanaan, muncul juga perkataan ini.

Bilangan 13:27

13:27 Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.

 

Sudah sesuai Firman, apa yang diFirmankan Tuhan sudah mereka lihat. Betul memang Firman Tuhan itu ya dan amin.

Bilangan 13:28

13:28 Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.

 

Terutama untuk praktekan Firman, kita sudah yakin ini pengajaran benar, pengajaran murni dan sehat. Tetapi kalau mau praktek, kata “hanya” dan “tapi” ini yang muncul sehingga Firman Tuhan dikesampingkan. Seperti guru saya lalu di SMA, saya ketemu dan berbincang dengan beliau. “saya ini sudah dibaptis, saya tidak bisa ditipu lagi” itu perkataannya, bukan perkataan saya. “Kalau saya lewat di depan gerejamu, apalagi kalau sudah dengar kalian menyembah, hati saya tertarik mau masuk” sudah akui pengajaran “tetapi nanti dilihat tetangga”. Saya langsung blak-blakan saja “ibu mana yang lebih baik, berkenan kepada Tuhan atau berkenan kepada manusia”. Ibunya jawab “io butul apa ngana bilang itu, doakan ee”.

 

Banyak yang sudah tahu dan yakin ini pengajaran, ini Kabar Mempelai, ini yang benar, tetapi mau melangkah masuk tergembala di dalamnya muncul perkataan nanti, hanya “torang ini tinggal di tengah keluarga, nanti bagaimana?” Kalau sudah membesarkan halangan lebih dari kuasa Tuhan, pasti bersungut-sungut dan kecewa.

Bilangan 14:1-2

14:1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu.

14:2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!

 

Bersungut-sungut dan kecewa “saya kira dengan masuk pengajaran ini hidup saya lebih baik, koq makin sengsara dan menderita!” bersungut, kecewa dan putus asa. Kalau sudah kecewa dan putus asa apa yang diingat? Mesir yaitu duniawi, akhirnya kembali hidup duniawi, kembali pada dunia. Kalau sudah besar-besarkan pencobaan sudah muncul apa artinya, bagaimana, hanya. Lama-lama bersungut, kecewa, putus asa dan kembali ke Mesir, kembali ke hidup lama, sampai mau minta mati saja. Hidupnya berarti tidak ada gunanya kalau minta mati. Padahal Paulus mengatakan kalau aku hidup untuk menghasilkan buah. Harus berguna, bukan mau minta-minta mati. Apalagi di tengah-tengah pandemi ini, makin krisis “hanya, apa artinya, bagaimana” itu yang muncul. Tuhan tolong jangan ini terjadi pada kita.

 

Akibatnya yang tadinya jadi bintang, begitu muncul pikiran daging merosot menjadi binatang, ngeri!

Bilangan 14:29

14:29 Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.

 

Istilah bangkai itu disematkan pada binatang, bukan pada manusia. Jadi akibatnya menjadi sama seperti binatang, betapa merosot rohaninya! Yang sudah jadi bintang, turun derajat jadi binatang.

Ø  Menjadi seperti kuda, akhirnya dia mengikuti hawa nafsumya yang liar. Kalau lebih membesarkan pencobaan dari kuasa Tuhan, akhirnya dia mengikuti hawa nafsu dagingnya.

Keluaran 32:25

32:25 Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka --

 

Mereka menanti-nanti Musa koq tidak turun-turun “bikin ilah, bikin anak lembu emas, Musa ini tidak turun-turun”. Akhirnya mereka membuat anak lembu emas, menyembah anak lembu emas dan keadaan mereka sudah seperti kuda terlepas dari kandang. Sudah seperti binatang, mengikuti hawa nafsu yang liar, tidak terkontrol, tidak bisa tergembala.

 

Ø  Menjadi seperti anjing! Perkataannya kotor, perkataan dosa yang diulang-ulang.

II Petrus 2:22

2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

 

Ø  Menjadi seperti babi! Perbuatan dosa yang diulang-ulang, terutama perbuatan kenajisan.

 

Kalau tidak bisa memberikan pelayanan yang berbelas kasihan, hidupnya akan seperti binatang, seperti kuda, anjing dan babi. Betul-betul jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa. Dan nasibnya berada dicengkraman antikristus binatang buas. Tuhan tolong jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita.

 

Jika kita selalu kalah dengan pengaruh-pengaruh dunia, hidup dalam kegelapan dosa dan pikiran kita pikiran daging, maka pasti tidak akan memiliki roh belas kasihan untuk membagi Firman kepada sesama. Sebab dirinya sendiri tidak pernah bisa melakukan Firman, tidak pernah dikerjakan Firman, tidak pernah melakukan pelayanan berbelas kasihan, mau membagi! Tuhan tolong jangan terjadi dalam kehidupan kita sekalian.

 

Sore ini kalau Firman datang menegur kita, itu adalah kasih Tuhan, supaya yang salah ini diperbaiki. Namun seringkali kita kena penyakitnya bangsa Israel suka membantah “ah saya tidak seperti itu”. Dalam kitab Maleakhi 10 kali bangsa Israel ditegur oleh Tuhan tetapi 10 kali juga mereka membantah, dilawan terus.

1.      Maleakhi 1:2

1:2 "Aku mengasihi kamu," firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" "Bukankah Esau itu kakak Yakub?" demikianlah firman TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub,

 

2.      Maleakhi 1:6

1:6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"

 

Ini soal pelayanan. Tuhan mau perbaiki pelayanan kita supaya ada roh belas kasihan tetapi malah dibantah!

 

3.      Maleakhi 1:7

1:7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"

 

4.      Maleakhi 1:12

1:12 Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: "Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!"

 

5.      Maleakhi 1:13

1:13 Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman TUHAN.

 

6.      Maleakhi 2:14

2:14 Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.

 

7.      Maleakhi 2:17

2:17 Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan -- atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?"

 

8.      Maleakhi 3:7

3:7 Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"

 

9.      Maleakhi 3:8

3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!

 

10.  Maleakhi 3:13

3:13 Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"

 

10 kali ditegur tetapi 10 kali dibantah. Padahal teguran Tuhan untuk memperbaiki pelayanan kita. 10 itu angka Firman dan angka kasih. Jadi membantah itu tidak punya kasih kepada Tuhan. Kalau Firman Tuhan datang kepada kita sore hari ini untuk kita memberi pelayanan yang berbelas kasihan, jangan dibantah, jangan dilawan. Apalagi kalau sudah muncul pikiran daging “bagaimana, apa artinya, hanya” itu sudah membantah Firman. Penyakit bangsa Israel jangan kena pada kita, gara-gara membantah mereka dibuang oleh Tuhan. Jangan sampai kita membantah Firman, biarlah Firman Tuhan mau kita melakukan. Ayo berikan pelayanan dengan roh belas kasihan kepada Tuhan. Kita sudah menerima kelimpahan Firman, bagikan kepada sesama.

 

Namun kenyataannya kita seperti anak kecil, punya 5 roti dan 2 ikan, harus memberi makan 5.000 orang. Jadi logis kalau kita mengatakan “tidak bisa, tidak mampu. Kalau dilihat dari keadaannya memang logis kita tidak bisa membagi Firman. Tetapi Tuhan tidak mau seperti itu, Tuhan tidak mau kita selalu terbentur keadaan, situasi dan kondisi. Kalau Tuhan suruh beri makan ayo beri makan, bagikan Firman.

Yohanes 6:9

6:9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"

 

Dengan keadaan di tengah pandemi ini mau beri pelayanan, susah! Memang masuk akal, tetapi Tuhan tidak mau kita seperti itu. Apa artinya ini? Di sini ada seorang anak punya 5 roti 2 ikan, harus memberi makan 5.000 orang. Ini kenyataan keadaan kita, artinya:

1.      Kita tidak punya kemampuan untuk melayani Tuhan, itu kenyataan. Kita ini manusia berdosa, banyak kekurangan, yang kita layani Maha Suci, Maha Kudus. Tidak mungkin orang berdosa mau melayani Yang Maha Kudus. Biar kita hebat, sebenarnya kita tidak mempunyai kemampuan untuk melayani Tuhan. Berani menghampiri Tuhan tanpa kekudusan, kita mati. Yesaya saja mengakui “aku ini najis bibir, mati aku!”.

 

2.      Kita tidak punya kemampuan menghadapi dosa, daging dan dunia ini yang sudah goncang, sudah tidak karu-karuan bagaimana keadaannya ini, sudah tidak jelas. Semakin runyam keadaan dunia akhir zaman. Di sisi lain pandemi semakin hebat, di sisi lain bangsa-bangsa sudah siap untuk perang.

 

3.      Kita tidak punya kemampuan untuk hidup di dunia yang semakin sukar sulit ini.

 

Tuhan bilang bagikan, beri mereka makan. Ayo melayani, bagikan Firman kepada sesama, sementara kondisi kita seperti anak kecil punya 5 roti 2 ikan. Lalu apa yang harus kita lakukan? Mau bantah Tuhan? Kalau bantah Tuhan nanti seperti bangsa Israel yang terbuang. Jadi apa yang harus kita lakukan? Ini solusinya:

Matius 14:18

14:8 Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam."

 

Saat kita tidak punya kemampuan apa-apa, untuk melayani tidak ada kemampuan, di bidang rohani tidak ada kemampuan, menghadapi dunia, dosa dan daging tidak punya kemampuan, untuk hidup di dunia yang serba sulit tidak ada kemampuan, di bidang jasmani tidak ada kemampuan. Lalu apa yang harus kita lakukan? Bawa kepada Yesus, artinya ada penyerahan hidup sepenuh kepada Tuhan. Itu yang Tuhan mau. Kita harus memiliki penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Hidup yang penuh keterbatasan ini, penuh kelemahan dan kekurangan, serahkan ke dalam tangan kemurahan Tuhan. Tuhan saya mau melayani tetapi tidak mampu.

 

Kadang kalau saya ingat-ingat, dulu enak saya, tinggal dampingi papa baca Firman, melayani di desa sudah enak, tetapi Tuhan tambahkan tanggung jawab yang besar. Saya tidak mampu, tinggal berserah kepada Tuhan. Selalu saya katakan kepada Tuhan “Tuhan berikan saya bahu yang kuat untuk memikul tanggung jawab ini”. Saya tidak mampu hanya menyerah kepada Tuhan. Olehnya sidang jemaat selalu topang saya dalam doa, saya berusaha memberikan service yang baik, pelayanan yang benar kepada Tuhan.

 

Kalau secara jasmani bapak ibu punya kelebihan, jangan sombong, jangan bangga. Suatu saat semua itu akan habis. Kalau antikritus berkuasa disita semuanya. Sebab itu baik yang tidak punya kemampuan, yang punya kemampuan, yang berkelebihan secara jasmani, yang tidak berkelebihan secara jasmani, ayo sama-sama penyerahan sepenuh pada Tuhan, menyerahkan hidup ke dalam tangan kemurahan Tuhan. Hasilnya:

1.      Tangan kemurahan Tuhan mampu memakai kita dalam kegerakan rohani, kegerakan yang besar, kegerakan dalam Firman pengajaran yang benar. Seperti anak kecil dipakai memberi makan 5.000 orang. Kaum muda, orang tua, mari kita siap, di depan ini ada kegerakan yang besar. Itu waktunya hanya singkat.

 

Kalau belajar kitab Daniel ada 7 tahun terakhir dibagi menjadi dua. 3,5 tahun pertama itu masa pra aniaya antikristus sekaligus masa penyucian terakhir. Kemudian 3,5 tahun kedua masa aniaya antikristus. Kita tidak tahu apakah kita sudah berada pada kegerakan terakhir? Itu kegerakan yang besar-besaran, KKR tanpa panitia. Seperti Yohanes Pembaptis di padang gurun, tidak ada lagi pusing tentang akomodasi, konsumsi, tinggal pakai jubah bulu unta langsung teriak di padang gurun, tidak pusing soal sound sistem, banyak jiwa dimenangkan. Sudah tidak peduli akomodasi dan konsumsi, masing-masing urus sendiri.

 

Mohon kepada Tuhan saat kegerakan terjadi, kita ada di dalamnya, jangan ada di luar. Jadi kalau sekarang Tuhan suruh kita beri makan, bagi Firman, ayo masuk dalam kegerakan. Nanti ketika kegerakan besar itu terjadi, kita sudah siap sedia, dipakai semua. Sekarang masa pandemi ini kumpulkan Firman sebanyak-banyaknya. Seperti Yusuf mengumpulkan gandum, nanti tinggal buka lumbung dan bagikan pada sesama.

 

2.      Tangan kemurahan Tuhan memampukan kita untuk menang atas dunia dengan segala pengaruhnya, atas dosa-dosa dan atas daging kita sendiri.

Mazmur 20:7; 138:7

20:7 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.

138:7 Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku.

 

Yakin pasti ada kemenangan. Begitu kita mau bertindak, saya mau masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, saya mau membagi Firman lewat kesaksian hidup saya, maka Tuhan pasti memberikan kemenangan.

 

3.      Tangan kemurahan Tuhan mengadakan mujizat, 5 roti 2 ikan untuk 5.000 orang. Mau pakai rumus apa tidak akan bisa ini, secara logika tidak bisa. Tetapi tangan kemurahan Tuhan mampu melakukan mujizat, menghapus kemustahilan. Kemustahilan secara jasmani, kita terbatas, tidak mampu, Tuhan menolong tepat pada waktunya, Tuhan menyelesaikan pergumulan kita tepat pada waktunya. Secara rohani kita semakin disucikan dan dibaharui untuk semakin dipakai Tuhan, sampai nanti kita terbentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, siap bersanding dengan Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Untuk menolong kita, untuk mengadakan mujizat bagi kita, di depan kita ada perjamuan suci sebagai jaminannya. Dia sudah mengulurkan tangan di kayu salib, rela dipaku di kayu salib dan tangan kemurahan Tuhan itu yang akan melakukan mujizat dalam kehidupan kita. Sore ini ada mujizat Tuhan. Ayo jangan takut, bagikan saja, lakukan saja pelayanan kepada sesama. “Saya malu, saya tidak tahu bersaksi” kalau begitu lewat keubahan hidup bagikan Firman kepada sesama yang membutuhkan. Hari-hari terakhir ini harus bagi Firman kepada sesama sebab kita sudah menikmati kelimpahan Firman. Kita tidak mampu, kita terbatas semuanya, bawa kepada Tuhan, serahkan pada Tuhan, Tuhan yang bekerja. TanganNya diulurkan kepada kita, mujizat Tuhan pasti terjadi. Tangannya mampu menolong, dalam kesesakan Dia menyelamatkan, tanganNya mampu mengadakan mujizat kepada kita.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar