20210707

Kebaktian PA Imamat, Rabu 7 Juli 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Karena keadaan maka kita kembali beribadah seperti ini, tidak bisa tatap muka langsung dalam jumlah yang banyak. Semoga dalam 14 hari ini jumlah yang terpapar mereda sehingga kita bisa kembali ibadah tatap muka langsung. Kepada jemaat di Tentena ini jika tidak bisa secara online karena keterbatasaan handphone atau sinyalnya kurang bagus, sabarlah. Kita lihat perkembangan 2 minggu ini, semoga bisa reda kembali. Ibadah online tidak mengurangi nilai rohani, Alkitab berkata satu dua orang berkumpul di situ Tuhan ada.

 

Dengan ibadah online ini saya juga menerima berkat. Dulu awal-awal pandemi harus ibadah online seperti ini, akhirnya jemaat di Diora dengan terpaksa harus ibadah online sementara sinyal kurang bagus. Ada yang terpaksa ibadah di kebun karena sinyal di kebun lebih bagus. Ada yang mendapat berkat, beberapa jiwa yang tidak pernah ibadah karena mengikuti ibadah online di rumah, akhirnya bisa ikut ibadah. Setelah ibadah tatap muka langsung, mereka hadir sampai sekarang ini. Jadi jangan dientengkan juga ibadah di rumah, karena tidak ada yang lihat jadinya sambil ngopi atau sambil nonton siaran ulang Euro 2020. Di saat kita sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan, di situ ada Tuhan di tengah-tengah kita sedang melawati kita dengan Firmannya.

 

Imamat 25:3-7

25:3 Enam tahun lamanya engkau harus menaburi ladangmu, dan enam tahun lamanya engkau harus merantingi kebun anggurmu dan mengumpulkan hasil tanah itu,

25:4 tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah kautaburi dan kebun anggurmu janganlah kaurantingi.

25:5 Dan apa yang tumbuh sendiri dari penuaianmu itu, janganlah kautuai dan buah anggur dari pokok anggurmu yang tidak dirantingi, janganlah kaupetik. Tahun itu harus menjadi tahun perhentian penuh bagi tanah itu.

25:6 Hasil tanah selama sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang semuanya tinggal padamu.

25:7 Juga bagi ternakmu, dan bagi binatang liar yang ada di tanahmu, segala hasil tanah itu menjadi makanannya.

 

Pada tahun sabat, tanah itu harus diistirahatkan, tidak boleh diolah. Tuhan sudah jamin bahwa pada tahun yang keenam akan ada hasil yang melimpah untuk dinikmati sampai tahun yang kesembilan. Di sini Tuhan mengajar bangsa Israel, setelah diberkati dengan melimpah, jangan egois, harus berbagi kepada sesama. Makanya tahun ketujuh tanah itu tidak boleh diolah. Biarkan apa yang tumbuh dinikmati orang lain, baik orang asing maupun orang tidak mampu.

Keluaran 23:10-11

23:10 Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan hasilnya,

23:11 tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan kebun anggurmu dan kebun zaitunmu.

 

Jadi diajar supaya jangan egois, harus berbagi kepada sama. Dalam Imamat, kebun yang ditekankan adalah kebun anggur. Buah anggur itu ada kaitannya dengan pesta nikah. Bagi orang Yahudi kalau menikah tidak ada air anggur, itu suatu yang memalukan, ingat pesta nikah di Kana. Jadi kebun anggur menunjukan pelayanan yang dibina oleh Kabar Mempelai, sama dengan pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna atau Mempelai Wanita Tuhan. Di sini Tuhan mengajar kepada kita, di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, yang dibina oleh Kabar Mempelai, tidak boleh ada tabiat egois. Namun kenyataannya, tabiat ini adalah tabiat yang paling menonjol di kebun anggurnya Tuhan. Dalam Injil Markus kita baca bagaimana perumpamaan tentang pekerja-pekerja kebun anggur, tabiat mereka yang menonjol adalah tabiat egois. Dan tabiat egois ini adalah dosa pertama dari 18 tabiat dosa yang menonjol di akhir zaman.

I Timotius 3:1-2

3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.

3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

 

Tabiat egois ini sudah Tuhan Yesus tunjukan lewat perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur. Sudah di ladang mempelai tetapi tabiat ini yang menonjol. Makanya perlu penyucian, perlu dipangkas, perlu dirobek tabiat dosa ini. Kita akan belajar dari perumpamaan tentang penggarap kebun anggur ini. Kita lihat bagaimana tabiat penggarap kebun anggur itu betul-betul egois dan kalau sudah ada egois, muncul tabiat yang lain-lain.

Markus 12:1-9

12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.

12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka.

12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa.

12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan.

12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh.

12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.

12:7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.

12:8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.

12:9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain.

 

Ada penggarap-penggarap kebun anggur yang dibayar untuk menggarap kebun anggur. Siapa mereka ini? Sekarang menunjukan hamba Tuhan, pelayanan Tuhan di dalam pelayanan  pembangunan Tubuh Kristus, pelayanan yang dibina oleh Kabar Mempelai. Di sini kita lihat mereka menangkap, memukul dan membunuh para utusan. Bahkan anak tunggal pemilik kebun juga mereka bunuh. Karena semua hasil kebun anggur mau mereka nikmati sendiri. Ini menunjukan tabiat egois, mementingkan diri sendiri. Ada hamba-hamba yang diutus meminta sebagian hasil yang menjadi milik tuannya, bukan seluruh hasil, hanya sebagian, tetapi tidak mereka kasih malah hamba-hamba itu mereka pukul. Bukan hanya hasil kebun, bahkan warisan mau mereka nikmati sendiri.

 

Kalau sudah ada tabiat egois dalam pelayanan pasti muncul tabiat kebencian, sampai kebencian tanpa alasan. Tidak ada salahnya tetapi dipukul dan dibunuh, sampai ahli waris dibunuh. Dan akan muncul tabiat-tabiat yang lain, inilah bahayanya kalau ada tabiat egois. Apa itu? Kesombongan. Mereka mau menjadi ahli waris, berarti mau lebih dari yang lain, ingin menjadi besar dengan cara yang tidak sesuai Firman, cara yang tidak halal. Jadi 3 tabiat ini yang menonjol di dalam kebun anggur, di dalam pelayanan yang dibina oleh Kabar Mempelai. Pertama muncul egois, kalau ada egois pasti muncul kebencian, kalau muncul kebencian pasti muncul kesombongan.

 

Kalau kita kembali soal sabat tanah, bangsa Israel sudah disuruh harus menguduskan tahun ketujuh, kebun tidak boleh diolah dan Tuhan sudah jamin akan memberikan hasil melimpah pada tahun keenam sampai tahun kesembilan bisa dinikmati hasilnya. Tetapi mereka melalaikan sabat tanah, mereka tidak percaya janji Tuhan dan lebih mengandalkan kekuatan sendiri, itu suatu kesombongan! Makanya mereka Tuhan buang, supaya tanah yang dilalaikan sabatnya bisa dipulihkan kembali. Tuhan tolong jangan ada tabiat ini ada dalam diri kita.

 

Kalau ada tabiat egois, kebencian dan kesombongan, sekalipun aktif melayani, tetapi sesungguhnya kehidupan itu sudah menjadi alatnya lucifer, alatnya setan. Penggarap-penggarap kebun anggur ini aktif bekerja, buktinya ada hasil, tetapi mereka sudah menjadi alatnya lucifer.

Yesaya 14:12-14

14:12 "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!

14:13 Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: 1Aku 1hendak naik ke langit, 2aku 2hendak mendirikan takhta3ku mengatasi bintang-bintang Allah, dan 4aku 3hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.

14:14 5Aku 4hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, 5hendak menyamai Yang Mahatinggi!

14:12 How art thou fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! how art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!

 

Bintang timur itulah lucifer. Di sini ada 5 kali disebut aku atau ku, ini menunjukan keakuan, keegoisan, kepentingan diri sendiri. Kemudian 5 kali disebutkan hendak, ini kesombongan yang tertinggi yang bertentangan dengan kerendahan hati Yesus di mana Dia rela mati dengan 5 luka utama. Yesus tidak mementingkan diriNya sendiri, Dia rela mati untuk kepentingan kita, kepentingan Tubuh Kristus. Jadi kalau ada tabiat egois maka pasti gagal dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, gagal menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Rencana Tuhan tidak pernah gagal, yang bisa gagal adalah kehidupan kita kalau ada tabiat daging ini yaitu egois, benci dan sombong.

 

Kesombongan itu sudah dekat dengan kehancuran.

Amsal 16:18

16:18 Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.

 

Apa praktek kesombongan yang seringkali muncul di dalam pelayanan? Mau bersaing dalam pelayanan. Kalau mau berupaya untuk memacu rohani sampai garis akhir itu harus! Tetapi kalau mau bersaing dalam pelayanan, saya lebih hebat, saya lebih dari yang lain, itu jangan dilakukan sebab itu sudah dekat kehancuran. Biarlah Tuhan yang orbitkan, bukan diri sendiri. Kalau Tuhan yang orbitkan, Tuhan yang angkat siapa yang bisa menjatuhkan. Kalau kita angkat-angkat diri sendiri pasti hancur.

 

Lewat penggembalaan, lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, di situ kita mengalami penyucian dan pembaharuan oleh Firman pengajaran yang benar, oleh Roh Kudus, oleh kasih Allah sehingga tabiat daging kita yang tidak berkenan ini disingkirkan dan diganti dengan tabiat Ilahi, tabiat Yesus. Apa tabiat Yesus? Selalu merasa kecil, hanya seperti sebuah batu di dalam rumah Tuhan atau hanya seperti satu sel di dalam tubuh. Seperti Yesus, Dia adalah sebuah batu penjuru dan Dia dipakai.

Markus 12:10-11

12:10 Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru:

12:11 hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."

 

I Petrus 2:5-7

2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

2:6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."

2:7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

 

Kalau kita bisa seperti ini, tidak akan mau bersaing, tidak akan merasa lebih hebat dari yang lain. Coba dalam satu bangunan, ada satu batu mau merasa lebih hebat, mau menonjol sendiri, jadinya jelek dan sebentar lagi batu yang menyembul di dinding itu jatuh. Sebuah batu itu kecil, dibandingkan satu bangunan apa artinya. Satu sel di bandingkan satu tubuh, jauh sekali perbandingannya, sel itu sangat kecil bahkan tidak terlihat. Bukannya mau hebat-hebat “saya hebat, saya dipakai, kamu itu apa!” tidak seperti itu. Biar kita merasa hanya sebuah batu kecil dalam satu bangunan dan tidak terlihat.

 

Apa praktek merasa kecil seperti sebuah batu? Prakteknya adalah membutuhkan orang lain dalam pelayanan. Mulai dari dalam nikah, suami membutuhkan isteri, isteri butuh suami dalam pelayanan, tidak bisa sendiri-sendiri. Kalau saya suami tidak butuh isteri, lalu saya hamil sendiri, saya melahirkan sendiri, itu tidak mungkin! Tanpa bantuan isteri tidak bisa, isteri juga tanpa bantuan suami tidak bisa, jangan ada yang merasa hebat! Kita membutuhkan satu dengan yang lain mulai dari dalam rumah tangga. Kalau hanya sebuah batu itu berarti bangunan yang belum selesai atau bangunan yang runtuh, hanya seperti sebuah batu.

 

Dalam penggembalaan juga kita butuh satu dengan yang lain. Tidak bisa kita melayani sendiri-sendiri. Gembala butuh domba, domba butuh gembala, domba dengan domba ada keterkaitan satu dengan yang lain, saling membutuhkan satu dengan yang lain. Ingat Tabut Perjanjian itu dipikul dan diusung oleh paling sedikit 2 orang atau 4 orang. Jadi kalau dalam pelayanan kita tidak butuh orang lain, merasa saya hebat dan lebih dari orang lain, itu seperti menggendong Tabut Perjanjian, itu tidak sesuai Firman. Jadi kita saling membutuhkan satu dengan yang lain. Berarti di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna kita harus bisa bekerja sama dan yang mengomando adalah Firman. Kadangkala mau bekerja tetapi komandonya banyak, ajarannya banyak, akhirnya bingung juga, akhirnya gontok-gontokan. Tetapi kalau komandonya satu, kerja samanya mantap.

 

Praktek bekerja sama di dalam pelayanan:

1.      Bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Kalau ada orang lain punya kekurangan, kita doa, bukan malah kita umbar, kita tertawakan, jelek-jelekan. Apalagi kami seorang gembala, kalau jemaat ada kekurangannya justru menjadi pergumulan seorang gembala. Bukan malah cerita ke mana-mana, ketemu pendeta lain malah dicerita “tidak tahu dia itu?” berarti sama saja dia mempermalukan dirinya sendiri. Kalau ada pendeta A bercerita kekurangan jemaatnya pada saya, maka saya bisa menilai jadi bagaimana pelayananmu, jemaat kamu rawat baik-baik atau tidak. Jadi lebih baik kalau ada kekurangan jemaat kita doakan, pukul diri saya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Misalnya jemaatnya 5 orang lalu saya ceritakan semua kekurangannya 5 orang itu, berarti saya gagal total. Itu harus menjadi pergumulan! Kalau dalam ibadah yang maju ke depan bukannya malah saya bangga “oh hebat, ini gara-gara Firman yang saya sampaikan, semua maju datang berdoa”. Justru jadi pergumulan, pukul diri saya masih banyak kekurangan, masih ada yang salah dalam pelayananku, masih banyak yang kurang.

 

Begitu juga dalam nikah, isteri pasti ada kekurangan, suami juga pasti ada kekurangan. Tetapi bukan untuk dicerita ke mana-mana “suamiku begini” atau “isteriku begitu” jangan seperti itu! Kalau ada kekurangan kita harus doakan, ada kelebihan kita teladani dan dukung. Begitu yang baik dalam nikah dan dalam pelayanan. Maka pasti maju, Tabut Perjanjian bisa dipikul menyeberang sungai Yordan dan masuk tanah Kanaan.

 

2.      Saling menolong dan saling mendoakan, saling melengkapi dalam ibadah pelayanan lewat jabatan dan karunia masing-masing. Mulai dari dalam nikah saling menolong dan saling melengkapi lewat jabatan dan karunia masing-masing. Misalnya saya tidak butuh yang lain, saya tangani semua, saya kerepotan juga. Seperti awal pelayanan di Tonusu, saya pimpin pujian, saya pemain musik, saya pelayan perjamuan suci, saya yang khotbah. Karena mereka semangat memuji Tuhan, saya yang kewalahan. Habis main gitar saya ngos-ngosan. Akhirnya seiring waktu ada yang bisa handle pelayanan yang lain. Biarlah kita saling menolong, saling mendoakan, saling melengkapi dalam ibadah pelayanan.

 

Contoh kehidupan yang merasa batu kecil, ini yang perlu kita teladani supaya pelayanan kita berhasil, kelak menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

Kejadian 28:11-12, 17-22

28:11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu.

28:12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.

28:17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."

28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.

28:19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.

28:20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,

28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.

28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."

 

Sebuah batu yang diambil oleh Yakub itu menunjukan pribadinya sendiri yang dipakai oleh Tuhan. Dia bagaikan batu yang dituang dengan minyak, ini menunjukan kehidupan berdosa, yang keras, manusia daging yang mati karena dosa, tetapi karena diurapi oleh Roh Kudus, dipenuhi oleh Roh Kudus, bisa menjadi batu hidup untuk dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Tadi Yakub berkata “batu ini akan dipakai menjadi rumah Tuhan. Yakub dulu masih dalam bentuk nubuatan, sekarang kita dalam penggenapan nubuatan itu. Kita ini hanya batu, manusia berdoa yang keras, tetapi karena ada urapan Roh Kudus, kita bisa dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus. Betel artinya rumah Tuhan.

 

Tetapi tidak semua batu yang dituang minyak, yang bisa dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus. Yang dituangi minyak hanya sebuah batu yang dipakai Yakub sebagai bantal di mana dia bermimpi tentang malaikat. Artinya bagi kita tidak semua mendapat urapan Roh Kudus, tidak semua dipakai Tuhan, hanya kehidupan yang ada kaitannya dengan mimpi tentang malaikat. Yakub melihat banyak malaikat, berarti dia masuk dalam pergaulan malaikat. Awalnya Yakub bergaul dengan Esau, tetapi dia tinggalkan. Artinya hanya kehidupan yang mau melepaskan diri dari pergaulan daging untuk masuk dalam penggembalaan, itu yang mendapat urapan dan itu yang dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Kalau selama kita masih masuk dalam pergaulan daging, ikuti hawa nafsu dagingnya, keinginan daging, tabiat daging, tidak bisa dipakai!

 

Roh Kudus dengan daging itu bertolak belakang. Kalau kita ikuti keinginan daging kita mati, berarti batu mati, tidak dipakai. Tetapi kalau kita mengikuti keinginan Roh kita hidup, dipakai Tuhan. Roh Kudus yang mematikan tabiat daging kita.

Roma 8:13

8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

 

Di ruangan suci kita mendapat urapan, sekarang ini di dalam 3 macam ibadah pokok kita mendapat urapan Roh Kudus.

Imamat 21:12

21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

 

Jadi sangat jelas di sini, tidak semua batu dituangi minyak, tidak semua orang mendapat urapan dan dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, hanya yang mau meninggalkan pergaulan daging, yang mau masuk dalam pergaulan malaikat, artinya yang mau tergembala dan tekun 3 macam ibadah pokok. Dia mendapat urapan Roh Kudus dan dia pasti dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Jadi kalau kita lihat di sini, urapan Roh Kudus itu lebih tinggi nilainya dari apapun di dunia ini. Lebih tinggi dari kemampuan, uang, kepandaian. Dalam pelayanan kita tidak bisa mengandalkan uang, kepandaian dan kemampuan daging. Urapan itu yang memampukan kita bisa melayani dalam ketaatan dan dipakai Tuhan sampai garis akhir.

 

Orang yang merasa kecil yang merasa hanya seperti sebuah batu pasti tergembala. Yakub mimpi tentang malaikat, jadi orang yang merasa kecil selalu memimpikan soal penggembalaan dan bukan hanya sekedar mimpi tetapi rindu untuk selalu diwujudkannya. Sehingga kalau tidak bisa beribadah dia sedih, menangis, bukan malah senang. Sebaliknya kalau merasa hebat, mampu, sombong, dia sulit untuk tergembala. Biar dipaksa atau bahkan sudah dihajarpun dia sulit tergembala, paling dia salahkan Tuhan.

 

Tuhan tidak menipu, orang yang tergembala, yang diurapi Roh Kudus, yang dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, akan menikmati hasilnya. Jadi tidak sia-sia kita bertekun dalam 3 macam ibadah, baik yang tatap muka langsung maupun yang mengikuti secara online.

1.      Hasil dari Tuhan

Kejadian 28:20-21

28:20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,

28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.

 

Ada pakaian, ada makanan, ada rumah (kembali ke rumah ayah). Sandang, pangan, papan, Tuhan sudah sediakan, kenapa kita mau ragu! Kami gembala kalau melayani dalam tahbisan yang benar, maka sudah tersedia sandang, pangan, papan, inikan yang dicari orang. Apa gunanya ada sandang, pangan, papan kalau poin keempat tidak ada. Keempat adalah penyertaan dan perlindungan Tuhan. Jadi semua sudah tersedia, di dalam penggembalaan kita mendapatkan segala-galanya. Semua yang dicari oleh orang dunia, tersedia di dalam penggembalaan. Apa artinya ada sandang, pangan, papan tetapi Tuhan tidak lindungi. Kita dalam penggembalaan komplit, tetapi kadangkala pandangan kita hanya pada yang dekat, tidak memandang jauh ke depan.

 

2.      Hasil untuk Tuhan.

Orang yang tergembala pasti bisa memberi hasil untuk Tuhan. Apa itu?

Kejadian 28:22

28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."

 

Hanya orang yang tergembala sungguh-sungguh dan bisa makan Firman yang bisa mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus. Dengan kita mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus, jangan kita berpikir itu untuk memperkaya pendeta, bukan! Sebenarnya keuntungannya itu untuk kita yaitu kita dibebaskan dari suasana kutuk. Berarti ada harapan besar untuk masuk Yerusalem Baru di mana di sana tidak ada lagi kutuk.

Maleakhi 3:8-9

3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!

3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!

 

Wahyu 22:3

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

 

Mulai dari sekarang hidup kita bersuasana takhta sorga. Kalau tidak ada kutuk berarti yang ada di situ adalah takhta sorga. Salah satu wujud takhta sorga itulah takhta kasih karunia, di situlah kita mendapat pertolongan tepat pada waktunya. Kenapa susah hidupnya, jawaban dari doa sepertinya tidak ada, karena makan kutuk. Makan perpuluhan itu makan kutuk. Tetapi kalau kita kembalikan itu bersuasana takhta sorga, di bumi seperti di Sorga.

Ibrani 4:16

4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

 

Waktu Tuhan itu waktu yang terbaik, tidak terlalu cepat dan tidak terlambat. Kita akan mendapatkan itu.

 

Sebaliknya kalau tidak mengembalikan perpuluhan itu suasana kutuk, suasana sengsara, suasana air mata, suasana keluh kesah. Kehidupan seperti itu adalah kehidupan merasa besar, merasa mampu, semua yang dia dapat dia rasa dari kekuatannya sendiri, sehingga ketika mau mengembalikan perpuluhan dia rasa rugi.

 

Ada 2 kali Yakub berangkat ke Betel. Ini menunjukan hal-hal yang yang akan kita alami jika kita masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.

1.      Yakub ke Betel dikaitkan mimpi malaikat dan ada penuangan minyak ke atas batu. Kesimpulannya ini menunjukan kehidupan yang tergembala sungguh-sungguh sehingga diurapi Roh Kudus dan dipakai Tuhan di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Semakin sungguh-sungguh tergembala, semakin luar biasa urapannya, semakin dipakai Tuhan.

 

2.      Kejadian 35:1-4,10-15

35:1 Allah berfirman kepada Yakub: "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu."

35:2 Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.

35:3 Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh."

35:4 Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem.

35:10 Firman Allah kepadanya: "Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu." Maka Allah menamai dia Israel.

35:11 Lagi firman Allah kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu.

35:12 Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu."

35:13 Lalu naiklah Allah meninggalkan Yakub dari tempat Ia berfirman kepadanya.

35:14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya.

35:15 Yakub menamai tempat di mana Allah telah berfirman kepadanya "Betel".

 

Kedua kali Yakub ke Betel dikaitkan dengan:

a)      Penyucian dari berhala. Artinya kehidupan yang tergembala sungguh-sungguh akan mengalami penyucian terus menerus sampai tuntas, tidak ada lagi berhala. Berhala itu yang disembah selain dari pada Tuhan, itu laki-laki yang lain. Berarti tidak ada lagi laki-laki lain, hanya Yesus satu-satunya yang ada di hati. Dia tidak mau lepas dari pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga. Laki-laki lain itu wujudnya macam-macam, bisa menunjukan ajaran palsu, juga bisa dunia dengan segala pengaruhnya, kita tidak terikat dan tergoda lagi dengan itu. Betul-betul hanya Yesus satu-satunya yang ada di hati, hanya Yesus yang dicintai dan dikasihi. Tidak mengasihi yang lain, tidak mengasihi dunia dan apapun yang ada di dunia. Dalam kitab Yeremia dikatakan ada orang yang cinta pada ajaran asing. Biar kita cinta kepada Tuhan, bukan cinta pada ajaran lain, pada ajaran asing. Dalam I Yohanes ada orang mengasihi dunia, biar kita mengasihi Tuhan, bukan mengasihi dunia.

 

Yeremia 2:25

2:25 Jagalah, supaya kakimu jangan tak bersepatu dan supaya kerongkonganmu jangan haus! Tetapi engkau berkata: Percuma saja! Percuma! Sebab aku cinta kepada orang-orang asing, jadi aku mau mengikuti mereka.

 

Kehidupan yang tidak tergembala yah seperti ini, padanya masih ada laki-laki lain, masih cinta pada orang asing. Biar cinta kita hanya kepada Tuhan Yesus. Praktek cinta pada laki-laki lain, cinta pada ajaran asing:

1)      Kakinya tidak bersepatu.

Efesus 6:15

6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;

 

Kalau kita cinta kepada Yesus kita punya kasut atau sepatu yang namanya kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera, kerelaan untuk melayani. Jadi praktek cinta laki-laki lain, kaki tidak bersepatu artinya melayani dengan terpaksa, tidak ada kerelaan hati. Harus disuruh, dibujuk-bujuk baru melayani. Tetapi kalau kita cinta kepada Yesus, kapanpun dibutuhkan selalu siap memberikan pelayanan dengan kerelaan hati.

 

2)      Kerongkongannya kering

Roma 3:13-14

3:13 Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.

3:14 Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,

 

Kerongkongan kering ini artinya perkataannya perkataan dosa yang hanya membuat orang lain mati rohani! Perkataannya seperti kubur, perkataannya mengandung bisa. Ini jangan ada dalam kehidupan kita. Sebab itu penting sekali masuk dalam penggembalaan seperti Yakub yang 2 kali ke Betel. Ayo masuk dan tekun dalam penggembalaan, di situ kita mengalami penyucian secara tuntas dari berhala, dari laki-laki yang lain, hanya Yesus satu-satunya yang ada di hati, kita siap memberikan pelayanan dan mulut kita mulut yang mengandung berkat, bukan mengandung bisa. Perkataannya menguatkan sesama, mulutnya meneteskan air anggur yang manis.

Kidung Agung 4:11;7:9

4:11 Bibirmu meneteskan madu murni, pengantinku, madu dan susu ada di bawah lidahmu, dan bau pakaianmu seperti bau gunung Libanon.

7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!

 

Madu untuk kekuatan, susu untuk pertumbuhan, anggur itu kemanisan. Jadi perkataannya betul-betul menguatkan orang, membuat orang lain mengalami pertumbuhan rohani. Perkataannya perkataan-perkataan yang manis menjadi berkat bagi sesama, bukan yang pahit menyakiti di hati.

 

b)      Keubahan hidup, keubahan nama, dari nama Yakub menjadi nama Israel. Artinya dalam penggembalaan kita mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani. Tanda manusia daging itulah Yakub artinya penipu, manusia daging itu banyak dusta. Orang yang diubahkan dimulai dari membuang dusta, kalau masih ada dusta berarti tidak berubah.

Efesus 4:24-25

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

 

Dusta ini adalah dosa otomatis, tidak sadar sudah berdusta. Yakub diubahkan menjadi Israel, Israel itu artinya laskar atau pahlawan Allah. Ini tanda manusia rohani yaitu kehidupan yang kuat teguh hati. Kuat teguh hati dalam menghadapi tantangan apapun. Menghadapi dosa tetap hidup benar dan suci. Menghadapi ajaran palsu tetap pegang teguh Firman pengajaran yang benar. Menghadapi pergumulan dan permasalahan tetap bersandar dan berharap kepada Tuhan. Kita bisa nikmati semua di dalam penggembalaan, kita disucikan dan kita diubahkan.

 

c)      Mewarisi negeri perjanjian.

Kejadian 35:12

35:12 Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu."

 

Dalam penggembalaan kita ada harapan atau kesempatan yang besar untuk mewarisi negeri perjanjian, itulah Yerusalem yang Baru. Tuhan sudah jamin hanya orang dalam penggembalaan yang bisa mewarisi. Makanya dikatakan Anak Domba itu akan menggembalakan dan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Mata air kehidupan itulah takhta sorga, takhta Yerusalem Baru. Itu sudah terjamin dalam penggembalaan. Tetapi begitu keluar dari penggembalaan maka kehilangan hak waris, tidak bisa mencapai Yerusalem Baru.

Wahyu 7:17; 22:1

7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

 

Jadi, mata air kehidupan itu adalah takhta sorga, kita dibawa ke sana. Sudah dijamin di sana, kalau kita bisa mewarisi kerajaan sorga, Yerusalem Baru maka segala air mata kita dihapuskan. Tandanya bahwa kita adalah pewaris Yerusalem Baru adalah Tuhan selalu menghapus air mata kita, menyelesaikan segala pergumulan kita. Banyak pergumulan, banyak tangisan yang kita alami hari-hari ini, tetapi dalam penggembalaan, disitulah jawaban dari semua pergumulan kita. Ada Firman, itu tangan Tuhan yang menghapus segala air mata kita, menyelesaikan segala masalah dan pergumulan kita, terjawab satu persatu. Semua kita dapatkan hanya di dalam penggembalaan, di luar itu tidak ada. Jadikan penggembalaan itu suatu kebutuhan utama kita.

 

Salah satu contoh bahwa dalam penggembalaan air mata di hapuskan adalah seorang janda yang mengusung anaknya yang mati dari kota Nain. Anaknya itu anak tunggal, sudah janda tapi anak satu-satunya mati. Sudah tidak punya suami, anak lagi dipanggil Tuhan. Untung belum sempat keluar, baru di pintu gerbang dia sudah berpapasan dengan Yesus. Anak itu tidak sempat dibawa ke pekuburan, Yesus menjamah anak tunggal itu dan bangkit lalu kembali ke kota Nain. Nain itu daerah penggembalaan. Hanya di penggembalaan kita mendapatkan jamahan tangan Tuhan untuk menghapus segala air mata kita.

 

Mungkin sore ini keadaan kita seperti janda yang ditinggal oleh anak tunggal, kehilangan sesuatu yang sangat diandalkan, yang sangat dibanggakan dan sangat dikasihi. Pergumulan begitu berat, tetapi kalau kita masih ada dalam penggembalaan, di situ ada jamahan tangan Tuhan untuk menghapus segala air mata dan membangkitkan apa yang sudah mati.

Lukas 7:11-14

7:11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.

7:12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.

7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"

7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"

 

Menyentuh berarti menggunakan tangan. Dalam penggembalaan kita mengalami kuasa uluran tangan Tuhan.

Lukas 7:15-17

7:15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.

7:16 Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya."

7:17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.

 

Ayo jangan keluar dari penggembalaan. Keluar dari penggembalaan itu berarti suasana kematian. Tetapi kalau kita ada dalam penggembalaan, kita bersuasana kebangkitan. Tuhan mampu memulihkan segala sesuatu, membangkitkan apa yang sudah mati, dia menghapus segala air mata kita.

 

Jadi Betel itu dikaitkan mewarisi negeri perjanjian, Yerusalem Baru. Tidak ada lagi air mata, kita dituntun sampai ke Yerusalem Baru sampai tidak ada air mata di sana.

 

d)      Dikaitkan dengan penuangan minyak secara double. Artinya kehidupan yang tergembala akan mengalami minyak urapan Roh Kudus yang meluap-luap. Untuk mendapatkan minyak Roh Kudus yang meluap-luap harus mengalami pemerasan daging, sengsara daging tanpa dosa. Jangan heran kalau kita sudah tergembala tetapi kenapa masih sengsara, kenapa susah, sakit dan sebagainya. Maksudnya itu supaya minyak urapan Roh Kudus bukan cuma memenuhi tetapi sampai meluap-luap di dalam kehidupan kita. Ini minyak persediaan, kita butuh minyak persediaan sebab kita menanti Yesus Mempelai Pria Sorga. Kita punya pengajaran, pelita yang menyala tetapi harus bawa minyak cadangan, itulah Roh Kudus yang meluap-luap. Untuk mendapatkannya lewat proses pemerasan daging dalam bentuk sengsara daging tanpa dosa, percikan darah. Mau tidak mau ini harus kita alami supaya memiliki minyak persediaan.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Ini sengsara daging tanpa dosa dan harus kita alami. Kami lebih dahulu sebagai gembala yang memberikan teladan kepada jemaat bahwa kami mampu menghadapinya. Kadang sudah bergumul persiapan Firman, sudah ada pembukaan Firman, harus doa puasa, kemudian begitu diberitakan malah ada perlawanan balik. Bukannya kami malah gulung lengan atau doa kutuk untuk jemaat itu.

 

Dulu karena saya tidak tahan sebab jemaat itu mengganggu dalam penggembalaan akhirnya saya berdoa “singkirkan dia Tuhan!”. Doa gembala itu Tuhan jawab dan betul-betul Tuhan singkirkan dari penggembalaan. Bukan hanya disingkirkan dari penggembalaan tetapi dari bumi ini, dia meninggal. Setelah itu saya minta-minta ampun kepada Tuhan dan takut berdoa seperti itu lagi. Waktu saya ke Malang dan begitu ibadah di sana saya dengar om Wi berdoa “jiwa-jiwa yang sudah undur tarik kembali Tuhan”. Ini jiwa yang sudah ada malah suruh disingkirkan. Jadi jangan main-main dengan hamba Tuhan.

 

Lewat sengsara daging tanpa dosa, kita mendapatkan minyak persediaan yang meluap-luap untuk siap menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga, kita masuk pesta kawin Anak Domba Allah.

Matius 25:1-10

25:1 “Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

25:7 Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

 

Kalau kita punya minyak persediaan, maka ketika pesta nikah Anak Domba Allah digelar kita bisa masuk ke sana, menjadi Mempelai Wanitanya Tuhan.

 

Ayo bawa hidup kita untuk tergembala sungguh-sungguh, itulah kehidupan yang merasa kecil. Di dalam penggembalaan kita menanggalkan segala tabiat daging, egois, kebencian dan kesombongan. Praktekan sebagai sebuah batu yang kecil yang saling membutuhkan satu dengan yang lain. Tidak bisa kita menjadi Tubuh Kristus seorang diri. Ayo merasa kecil seperti Yakub, maka kita akan mendapatkan segala-galanya di dalam penggembalaan. Ada penyucian secara terus menerus, ada pembaharuan, ada hak untuk mewarisi Yerusalem Baru,  ada minyak yang meluap-luap kita dapatkan di dalam kandang penggembalaan.

 

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar