20210728

Kebaktian PA Imamat, Rabu 28 Juli 2021 Pdt. Handri Legontu

 

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Selamat kita memandang pribadi Tuhan lewat FirmanNya supaya kehidupan kita semakin disucikan dan diubahkan sehingga kelak kita bisa memandang Dia muka dengan muka saat Dia datang kedua kali. Kita sudah menikmati puji-pujian, selanjutnya kita akan menikmati kebaktian ini sampai doa penutup. Biarlah kita dipuaskan lewat FirmanNya sehingga kita tidak kembali dengan hati yang kosong, mungkin sore ini kita datang dengan hati yang susah, kita kembali ada penghiburan dari Tuhan. Yang datang dalam pencobaan kita kembali mendapatkan jawaban dalam pergumulan lewat Firman. Mungkin datang dalam keadaan sakit, kembali sebagai kehidupan yang disembuhkan oleh Tuhan. Semoga kita mengalami semuanya dan senantiasa Tuhan berserta dengan kehidupan kita. Mari kita pusatkan hati kita kepada perkataan Tuhan Yesus.

Imamat 25:8-13

25:8 Selanjutnya engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun; sehingga masa tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun.

25:9 Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.

25:10 Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.

25:11 Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.

25:12 Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang.

25:13 Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya.

 

Kita masuk pada pembahasan tahun Yobel, tahun yang kelima puluh, sama dengan tahun pembebasan. Biarlah kehidupan kita juga senantiasa mengalami pembebasan atau kelepasan. Mulai lepas dari dosa, kemudian kita lepas dari daging kita dengan segala keinginan dan tabiatnya, serta lepas dari dunia ini dengan segala ikatan pengaruhnya. Pembebasan terakhir adalah gereja Tuhan yang sempurna terangkat dari dunia ini ke awan-awan menyambut kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga dan kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah. Ini yang kita rindukan terjadi dalam kehidupan kita sekalian.

Tahun Yobel dikaitkan dengan 2 hal:

1.      Hari raya pendamaian

2.      Bunyi sangkakala

 

Kalau kita mau mengalami pembebasan atau kelepasan dari dosa, daging dan dunia ini, maka 2 hal ini harus kita perhatikan. Sore ini kita perhatikan poin pertama yaitu hari raya pendamaian. Dulu secara hurufiah masih ada hari raya pendamaian. Saat itu dibunyikan sangkakala yang menunjukan dimulainya hari pembebasan, tetapi kita sekarang secara rohani. itu dimulai dengan meniup sangkakala. Saya hanya mengulangi, apa yang menjadi kerinduan hati Tuhan kepada kita, biar kita mau buka hati menerimanya.

Imamat 23:28

23:28 Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.

 

Pada hari pendamaian bangsa Israel tidak boleh melakukan suatu pekerjaan. Ini menunjukan bahwa aktivitas daging tidak ada lagi. Sama dengan terjadi penyucian secara tuntas. Yang dimaksud aktivitas daging ini suara-suara daging, keinginan daging, hawa nafsunya, tabiat daging tidak ada lagi, kita mengalami penyucian secara tuntas. Ini menandakan kita mengalami pembebasan kalau mengalami penyucian secara tuntas.

 

Yang memegang peranan penting pada hari raya pendamaian adalah Imam Besar. Pada hari itu Imam Besar mengadakan pelayanan pendamaian baginya, bagi keluarga dan bagi seluruh jemaah Israel, dengan membawa dupa dan darah yang dipercikan 7 kali di depan tabut perjanjian dan 7 kali di atas tutup pendamaian. Jadi tuntas semuanya.

Imamat 16:14-17

16:14 Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

16:15 Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.

16:16 Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.

16:17 Seorang pun tidak boleh hadir di dalam Kemah Pertemuan, bila Harun masuk untuk mengadakan pendamaian di tempat kudus, sampai ia keluar, setelah mengadakan pendamaian baginya sendiri, bagi keluarganya dan bagi seluruh jemaah orang Israel.

 

Dulu Imam Besar dari keturunan Harun. Sekarang Imam Besar kita adalah Yesus yang sudah mengadakan pelayanan pendamaian bagi seluruh bangsa lewat darahNya sendiri yang dicurah di kayu salib.

Ibrani 9:12

9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.

 

Nubuatan di kitab Imamat itu sudah digenapi waktu Yesus mati di kayu salib. Sekarang digenapi lagi waktu kita masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Pelayanan pendamaian itu dipercayakan kepada kita. Itulah yang disebut pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.

II Korintus 5:18-21

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

 

Kalau disimpulkan, supaya mengalami pembebasan atau kelepasan, maka kita harus masuk dalam pelayanan pendamaian yaitu pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Tidak bisa kita katakan tidak usah, saya tidak mau masuk, saya nganggur saja. Kalau seperti itu tidak akan pernah mengalami kelepasan dan pembebasan. Tetapi ada syaratnya, tidak gampang-gampang. Pelayanan pendamaian berarti ada pendamaian dulu, ada penyucian dulu baru terlibat dalam pelayanan. Sekarang malah digampangkan, tidak bertobat tetapi boleh melayani.

 

Kita pelajari syarat supaya dipercaya pelayanan pendamaian, kita lihat dari syarat Imam Besar. Dulu yang mengerjakan pelayanan pendamaian adalah Imam Besar Harun dan diteruskan anaknya yang menggantikan dia.

1.      Imamat 21:10

21:10 Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.

 

Rambutnya tidak boleh terurai dan pakaiannya tidak boleh cabik-cabik. Rambutnya menggunakan serban dan ada patam bertuliskan kudus bagi Tuhan. Jika melayani dengan rambut terurai dan pakaian cabik-cabik maka dia mati!

 

2.      Imamat 21:11

21:11 Janganlah ia dekat kepada semua mayat, bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.

 

Jangan bersentuhan dengan mayat, bahkan dengan mayat ayah dan ibunya.

 

Sekarang kita pelajari secara rohani.

Imamat 21:10

21:10 Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.

 

Rambutnya tidak boleh terurai dan pakaiannya tidak boleh cabik-cabik. Artinya bagi kita jangan sakit kusta rohani. Orang kusta dalam Imamat pasal 13 rambutnya dibiarkan terurai, pakaiannya cabik-cabik dan dia berteriak “najis-najis”. Itu tanda dia orang kusta supaya jangan orang bersentuhan dengannya. Siapa bersentuhan dengannya menjadi najis dan harus tinggal di luar perkemahan.

Imamat 13:45-46

13:45 Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis!

13:46 Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.

 

Jangan ada kusta rohani dalam diri kita supaya Tuhan percaya pelayanan pendamaian. Bukan bentuk pelayanannya yang kita pusingkan tetapi kepercayaannya, jangan sampai kepercayaan Tuhan diambil. Mungkin seperti saya khotbah, hebat di mata manusia, berdiri di hadapan jemaat melayani, tetapi Tuhan tidak percaya, hanya seperti tukang obat di pasar. Jadi yang kita cari kepercayaan Tuhan, mungkin di mata manusia kecil hanya pembersih gereja, tetapi kepercayaan itu yang harus kita pegang. Kalau Tuhan tidak percaya kita nanti ada setan yang pakai kita nanti. Jadi kepercayaan ini yang harus kita pertahankan, jangan ada kusta rohani.

 

Kita lihat pengertian kusta rohani. Kusta itu adalah penyakit yang mulanya tidak kelihatan tetapi akhirnya kelihatan. Waktu kena masa inkubasinya 8 tahun, selama itu tidak kelihatan. Tetapi setelah itu kelihatan. Ini menunjukan dosa yang mulanya dilakukan sembunyi-sembunyi, kemudian pada akhirnya secara terang-terangan. Inilah keadaan di akhir zaman ini. Kalau sekarang ini bukan sembunyi-sembunyi, tetapi apa yang dia lakukan tidak malu-malu dia ceritakan secara terang-terangan pada orang lain.

Yesaya 3:9

3:9 Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka, dan seperti orang Sodom, mereka dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosanya, tidak lagi disembunyikannya. Celakalah orang-orang itu! Sebab mereka mendatangkan malapetaka kepada dirinya sendiri.

 

Kalau kusta ini ada, tidak mungkin Tuhan percaya. Coba sekarang kalau kita masuk rumah makan, lalu yang melayani orang sakit kusta. Orang kudis saja siapa yang mau, apalagi kalau yang menyodorkan ada kusta, tidak mungkin ada yang mau. Begitu juga Tuhan, Tuhan tidak akan percayakan pelayanan pendamaian kepada kita kalau ada dosa dalam diri kita.  

Ada 3 macam kusta:

1.      Kusta putih. Ini dosa kebenaran diri sendiri yaitu membenarkan diri dengan menyalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan bahkan menyalahkan setan. Saya sebenarnya tidak mau lakukan ini, tetapi setan bisik sama saya akhirnya saya lakukan. Contohnya Adam dan Hawa, sudah makan buah terlarang, seharusnya tinggal mengaku supaya ditolong Tuhan, eh malah ada kusta, ada kebenaran diri sendiri. Adam apa yang kau lakukan? Adam menjawab “perempuan yang kau tempatkan di sisiku” dia salahkan orang lain, salahkan Tuhan, salahkan Firman. Tuhan tanya sama Hawa “apa yang kau lakukan?” dijawab Hawa “ular yang memperdayakan aku” dia salahkan setan. Begitu juga Ayub sampai merasa dirinya lebih benar dari sesama dan dari Tuhan.

Ayub 32:1-2

32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.

32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,

 

Orang seperti ini sulit untuk bertobat, cenderung untuk menghakimi orang lain sebab dia merasa benar. Bagaimana cara menolong orang yang ada kebenaran diri sendiri? Kusta putih, disorot oleh Firman yang adalah putih, putih dengan putih tidak kelihatan. Supaya kelihatan harus dikasih darah, ujian seperti yang dialami Ayub, baru kelihatan ada kebenaran diri sendiri, baru ketahuan di situ. Ayub pada pasal satu dikatakan suci, saleh, menjauhi kejahatan. Pasal 2 ketika dia mulai diuji dia masih benar. Sampai waktu isterinya berkata “masih bertekunkah engkau kepada Tuhan Allahmu? Kutukilah Tuhanmu dan matilah!”  dia marah isterinya “kau perempuan gila!” hebat dia masih bertahan. Tetapi seiring ujian makin berat terasa, pasal 32 ketahuan Ayub merasa benar sendiri. Lewat Firman dia merasa benar, sebab itu dia harus ditolong lewat ujian.

 

2.      Lukas 17:14-19

17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.

17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,

17:16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.

17:17 Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?

17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"

17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."

 

Ada 10 orang kusta, tetapi yang tahu mengucap syukur hanya 1, 9 tidak datang. Jadi kusta kedua adalah dosa tidak tahu mengucap syukur kepada Tuhan dan tidak tahu berterima kasih kepada sesama, terutama orang yang melayani dia, itulah gembala. Gembala malah dilawan, dikata-katai, ini kusta! Tuhan tolong ini jangan terjadi dalam hidup kita. Dari 10, 1 yang kembali. Satu dari sepuluh itulah sepersepuluh. Wujud ucapan syukur kita kembalikan perpuluhan.

 

3.      Kusta ketiga adalah dosa kenajisan. Dimulai dari berpakaian, sekarang pakaian seperti orang kusta berpakaian cabik-cabik. Terutama kaum Hawa pakaiannya bolong sana, bolong sini, pendek dan sebagainya. Akhirnya kerepotan sendiri. Siapa suruh pakai yang pendek-pendek! Fungsi pakaian itu menutupi ketelanjangan, menutupi daging, bukan mengumbar daging! mulai dari berpakaian, apalagi hamba Tuhan, pelayan Tuhan, pakaiannya yang sopan jangan cabik-cabik. Tetapi kalau dinasihati malah dijawab “itu dank ibu pendeta saja!”. Kenapa tiru yang jelek-jeleknya? Coba tiru puasanya, tiru doanya, bukan tiru pakaiannya! Sampai dijawab sedangkan Petrus saja begitu, sedangkan Yohanes pakai pakaian tipis, dia lari dengan telanjang. Kenapa ditiru yang jeleknya! Heran! Itulah manusia suka tiru yang jelek-jelek, tiru yang baiknya.

 

Tanda-tanda kena kusta

1.      Pakaiannya cabik-cabik, artinya:

a)      Dagingnya kelihatan, hanya menonjolkan perkara daging, mulai dari cara berpakaian dalam arti sesungguhnya. Kenapa begitu? Sebab mau menonjol sendiri, cari perhatian, supaya orang lihat. Sampai warna rambut lain sendiri, kan itu mau cari perhatian. Rambutnya lurus jatuh malah dikasih berdiri-berdiri seperti landak.

b)      Pakaian menunjukan pelayanan, cabik-cabik berarti bolong. Jadi artinya bolong-bolong dalam pelayanan, kadang melayani, kadang tidak. Lama-lama tidak, tidak, tidak, desember melayani lagi. Tidak setia, tidak berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, itu kusta, bagaimana Tuhan mau percaya. Coba kerja sama orang lalu kita bolong-bolong kerjanya, pasti kita dipecat. Kalau tidak setia, pasti tidak dipakai Tuhan.

 

2.      Rambutnya terurai. Tuhan melalui rasul Paulus menasihatkan bahwa seorang perempuan harus menudungi kepalanya, tanda wibawa, jangan dibiarkan terurai.

I Korintus 11:3,15,10

11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

11:15 tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.

11:10 Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.

 

I Korintus 11:10 (Terjemahan Lama)

11:10 Sebab itulah perempuan itu wajib memakai di kepalanya suatu tanda ia takluk, oleh sebab segala malaekat.

 

Jadi rambut ini tanda wibawa, tanda penundukan, takluk kepada Tuhan. Jadi rambut terurai itu adalah tanda tidak tunduk, tidak dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Itu kusta, jangan kita anggap biasa. Kali ini saya belum bisa taat, nanti baru taat, itu sudah kusta! Kalau Tuhan datang ketinggalan orang itu. Belajar taat tunduk pada Firman. Sakit memang bagi daging kalau mau taat tunduk pada Firman, tetapi harus ada tanda wibawa di atas kepala kita. Kalau kita tunduk dan taat, maka Tuhan menjadi kepala dalam nikah dan hidup kita. Dia kepala yang bertanggung jawab, sudah Dia buktikan mati di bukit Golgota, bukit tengkorak.

 

Tidak perlu secara hurufiahnya kita pakai kerudung. Biar pakai kerudung tetapi tidak tunduk buat apa!

 

3.      Berseru najis, najis. Artinya perkataannya najis dan kotor, termasuk dusta, gosip, fitnah, sungut-sungut dan sebagainya, itu kusta! Jadi Tuhan periksa kehidupan kita mulai pakaian tampak luar, hati penundukan, sampai mulut, semua disorot oleh Firman Tuhan, oleh surya kebenaran itu. Biarlah kita belajar untuk bisa taat dengar-dengaran, menjaga perkataan, menjaga pelayanan, menjaga penampilan kita sekalian.

 

Imamat 13:46

13:46 Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.

 

Orang kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan. Artinya tidak bisa masuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Pembangunan atau persekutuan Tubuh Kristus dimulai dari dalam nikah.

 

Kalau sudah ada kusta pasti dia mulai merasa terasing dalam nikah, sampai akhirnya dia tinggalkan, tidak betah dalam nikah yang berujung pada perceraian. Secara diam-diam seperti Yusuf mau menceraikan Maria secara diam-diam, perceraian hati. Masih satu tempat tidur tetapi sudah tidak satu hati.

 

Kemudian persekutuan Tubuh Kristus lebih besar adalah penggembalaan. Orang kusta merasa terasing dalam penggembalaan, tidak betah dalam penggembalaan. Kelihatan saat pemberitaan Firman, orang yang merasa terasing ini yang sebenarnya tidak ada sesuatu yang mendesak tetapi dia keluar. Pura-pura batuk padahal tidak batuk, lalu mau buang lendir padahal tidak ada, itu karena memang dia tidak betah dalam penggembalaan, merasa terasing. Hanya karena ada tugas pelayanan maka dia datang ibadah karena mau melayani. Pelayanannya hanya show saja, padahal dia tidak betah, gelisah dengar Firman. Jangan sampai anak itu jadi penghalang mendengar Firman. Saya selalu berdoa dan bergumul kepada Tuhan untuk anak-anak saya. Jangan sampai menjadi penghalang kami suami isteri untuk beribadah melayani Tuhan. Ini berkat dari Tuhan, jangan jadi halangan. Kalau memang dia rewel, gumuli. Kalau sengaja dibuat rewel itu kusta! Dia tidak betah dalam penggembalaan, merasa terasing dalam penggembalaan, akhirnya terpisah dari Tubuh Kristus dan terpisah dari Yesus sebagai Kepala untuk selama-lamanya, binasa selama-lamanya. Jadi kusta secara rohani itu menceraiberaikan Tubuh Kristus.

 

Tetapi masih ada harapan bagi orang kusta untuk ditahirkan. Tuhan begitu murah hatiNya menyediakan kita sarana untuk kita ditahirkan, untuk kita sembuh, tinggal kita mau manfaatkan atau tidak. Kalau mau tetap bertahan kustanya kekal sampai binasa, tidak usah manfaatkan sarana itu. Tetapi kalau mau tahir, manfaatkan sarana dari Tuhan.

a)      Imamat 14:3

14:3 dan imam harus pergi ke luar perkemahan; kalau menurut pemeriksaan imam penyakit kusta itu telah sembuh dari padanya,

 

Untuk menentukan bahwa orang itu masih kusta atau sudah tahir, orang sakit kusta itu harus diperiksa di luar perkemahan. Apa artinya ini?

Ibrani 13:12-13

13:12 Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.

13:13 Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.

 

Sarana pertama di sini kalau kita baca, Yesus telah mati di luar perkemahan, di luar pintu gerbang. Jadi sarana pertama untuk tahir dari kusta rohani adalah Korban Kristus sebagai Korban Pendamaian. Di depan kita ada perjamuan suci, ini sarana bagi kita. Ini masih berlaku, ayo manfaatkan. Pemanfaatannya bagaimana? Korban Kristus adalah korban pendamaian. Jadi cara pemanfaatannya yah berdamai! Perdamaikan dosa, mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama! Dosa yang sudah dilakukan sembunyi-sembunyi, diselesaikan dan diperdamaikan. Orang tua kira dia baik-baik padahal tidak. Kadang orang tua salah, anak dipikir baik sekali, dia tidak mungkin begitu padahal dia berbuat sesuatu yang salah dan kita bela mati-matian. Justru anak itu harus kita arahkan “ayo bertobat, minta ampun, mama kecewa, papa kecewa kamu seperti itu ayo kita berdoa minta ampun”. Pukul diri dulu baru ajak anak bertobat.

 

Ayo kita manfaatkan korban Kristus, berdamai lewat mengaku dosa pada Tuhan dan sesama. Kalau kita mau berdamai maka kita mengalami kuasa darah Yesus, yaitu:

I Yohanes 1:7,9

1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

 

1)      Mengampuni segala dosa, sama dengan menghapus segala dosa sampai tidak berbekas. Seakan-akan kita tidak pernah melakukan dosa itu. Seperti dulu saya merokok, sekarang mencium bau rokok saya tidak tahan. Inilah kuasa darah Yesus, menghapus sampai tidak berbekas lagi.

 

2)      Menyucikan kita dari segala dosa. Sama dengan mencabut akar dosa sehingga kita tidak akan melakukannya lagi. Inilah Yobel, kelepasan, lepas dari dosa. Akar dosa itu dicabut sampai kita tidak bisa melakukannya lagi. Begitu juga soal pengampunan, kalau kita bisa mengampuni darah Yesus menghapus dosa itu sampai tidak ada bekas sehingga kita tidak ingat-ingat lagi. Sesakit apapun diperlakukan oleh suami atau isteri kemudian dia mau mengaku oleh dorongan Firman dan kita juga bisa mengampuni oleh dorangan Firman, itu betul-betul terlepas dan terhilang dari ingatan kita, betul-betul kita tidak akan pernah mengungkit-ungkit lagi, ada kelepasan, ada pembebasan. Coba kalau saya dengan isteri masih saling ungkit-ungkit sudah lama kami pisah dan cerai. Ada kesalahannya ada juga kesalahanku, tetapi saling mengampuni dan melupakan.

 

b)      Imamat 14:8-9

14:8 Orang yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur seluruh rambutnya dan membasuh tubuhnya dengan air, maka ia menjadi tahir. Sesudah itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar kemahnya sendiri tujuh hari lamanya.

14:9 Maka pada hari yang ketujuh ia harus mencukur seluruh rambutnya: rambut kepala, janggut, alis, bahkan segala bulunya harus dicukur, pakaiannya dicuci, dan tubuhnya dibasuh dengan air; maka ia menjadi tahir.

 

Sarana kedua dari Tuhan adalah air. Dulu orang kusta harus membasuh dirinya 2 kali, mandi 2 kali. Untuk kita sekarang menunjuk baptisan air dan air Firman pengajaran yang benar.

Efesus 5:25-27

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

 

Manfaatkan sarana yang kedua ini lewat mandi dua kali yaitu:

1)      Masuk baptisan air yang benar. Benar di sini bukan benar menurut organisasi, tetapi benar menurut Firman Tuhan. Periksa baptisan air kita bagaimana, kalau belum sesuai Firman berarti belum dibaptis namanya. Kalau sudah sesuai Firman itu berarti sudah dibaptis. Untuk kita bisa masuk di dalam baptisan air dibutuhkan kerendahan hati dan penyerahan diri kepada Tuhan, bukan disuruh, bukan dipaksa.

 

Dalam penataran beberapa orang yang mau dibaptis saya tanya itu. Kamu mau dibaptis karena mau untuk menikah atau dari hatimu ada kerinduan untuk menguburkan hidup lama. Kalau hanya untuk menikah saya tidak mau layani. Kalau betul-betul dari hati ada kerendahan hati, ada penyerahan diri kepada Tuhan mau hidup sesuai Firman Tuhan dengan sepenuhnya mau saya layani. Tetapi kalau hanya untuk yang lain-lain, saya tidak mau. Sudah pernah saya salah, membaptis orang hanya untuk menikah. Akhirnya dia tidak setia. Memang sudah di dalam airpun masih saya tanya apa-apa yang dia lakukan dan harus bertobat. Tetapi sayang motivasinya waktu itu mau dibaptis karena mau menikah, itu yang saya salah terlalu cepat. Makanya sekarang ditatar baik-baik, betulkah dengan kerendahan hati dan dengan penyerahan diri kepada Tuhan. Kalau tidak kasian, dosanya belum dimatikan sudah dikubur.

 

Syarat dibaptis adalah mati terhadap dosa atau bertobat.

Roma 6:2

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

 

Harus mati dulu baru dikubur. Terutama ada 5 dosa yang harus kita matikan. Seperti Yesus sudah mati dengan 4 luka dan masih mau menerima luka kelima di lambung. Kalau diibaratkan pohon mulai dari akar sampai buah, harus dimatikan semuanya. Harus dimatikan supaya baptisannya itu betul-betul kita menguburkan hidup lama untuk bangkit dalam hidup yang baru bersama dengan Yesus.

 

I Petrus 2:1

2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

 

Kejahatan ini akar dosa, akar kejahatan ialah cinta uang. Dimatikan dulu akar dosa ini yang membuat kita kikir dan serakah, tidak bisa memberi bahkan merampok milik Tuhan. Akar ini di dalam hati, tidak nampak. Matikan ini, selesaikan semuanya, supaya baptisan kita benar sesuai Firman. Tipu muslihat, kemunafikan dan dengki ini pohon dosa. Kalau akarnya tidak dimatikan, tumbuh pohonnya. Fitnah, ini buah dosa di mulut. 5 dosa ini harus kita matikan, pohonnya dimatikan sampai ke akar-akarnya, jangan ada lagi.

 

Pelaksanaan baptisan air, orang yang mati terhadap dosa harus dikubur bersama Yesus untuk bangkit bersama Yesus. Seperti Yesus dibaptis begitu juga kita dibaptis. Yesus dibaptis Dia masuk ke dalam air dan dia keluar dari air.

Matius 3:16

3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,

 

Airnya sedalam apa? Sedalam kuburan. Jadi pelaksanaannya yah dikubur. Bagaimana caranya menguburkan. Namanya orang dikubur yah dibaringkan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Kalau ba mudung sandiri memang masuk di air semuanya tetapi tidak dibaringkan. Pada umumnya orang dikuburkan itu dibaringkan. Kita dikuburkan dalam baptisan air dengan meterai nama yang jelas “dalam nama Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus yaitu Tuhan, Yesus, Kristus”.

 

Harus betul-betul dikubur dengan meterai nama yang jelas. Maka kita akan bangkit dalam hidup yang baru seperti bayi yang baru lahir. Jadi kita bisa raba baptisan air kita benar atau tidak. Apakah hanya karena ikut-ikutan, karena dipaksa atau hanya karena sesuatu, ada urusan sehingga harus dibaptis. Kalau baptisannya benar, pelaksanaannya benar, syaratnya benar, maka dia akan tampil seperti bayi yang baru lahir. Bayi baru lahir itu menunjukan hidup sorga. Tanda bayi baru lahir:

Ø  Bayi tidak tahu berbuat dosa. Memang manusia dikandung di dalam dosa tetapi dia belum tahu berbuat dosa. Jadi tanda bayi yang baru lahir adalah hidup dalam kebenaran. Tidak tahu dia mau menyakiti, tidak tahu fitnah, tidak tahu dengki, tidak tahu iri. Hidup benar itu selamat. Itulah hidup sorga, sorga itu tempat kebenaran. Periksa, buktikan bahwa baptisan air kita benar sesuai Firman, hidup sehari-hari harus belajar benar, semua benar, upayakan harus benar.

II Petrus 3:13

3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

 

Ø  Selalu rindu air susu yang murni dan yang rohani.

I Petrus 2:2

2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

 

Ibu menunjukan gembala. Bukan diartikan perempuan atau ibu bisa jadi gembala. Maksudnya gembala itu seperti itu yang mengasuh dan merawat anaknya.

I Tesalonika 2:7

2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

 

Jadi tanda bayi baru lahir selalu rindu untuk tergembala, menikmati Firman penggembalaan. Air susu yang murni dan rohani itu adalah Firman penggembalaan. Kita periksa, kalau setelah dibaptis tidak suka dengar Firman, dipertanyakan baptisannya. Yang kebanyakan pelaksanaannya sudah benar, tetapi syaratnya belum benar. Itu juga tidak lepas kesalahan kami hamba Tuhan, belum ditatar baik-baik sudah langsung dicemplungkan di air. Akhirnya begitu sudah dibaptis dia tidak tergembala, hilang, liar. Kalau dia dibaptis benar, syarat dan pelaksanaannya benar, pasti menjadi kehidupan yang sungguh-sungguh tergembala, mau menikmati Firman penggembalaan.

Disebut murni, murni itu tidak dicampur-campur. Firman penggembalaan itu adalah Firman yang tertulis di Alkitab yang Tuhan bukakan rahasianya, ayat menerangkan ayat di dalam Alkitab. Tidak dicampur-campur dengan pengetahuan, logika manusia dan sebagainya, itu murni. Murni itu juga diberitakan dengan maksud yang murni. Kadang kala Firmannya sudah betul, ayat menerangkan ayat, dibuka rahasianya oleh Tuhan, tetapi maksudnya tidak murni, mau tembak-tembak orang atau ada keinginan dan motivasi yang lain.

II Korintus 2:17

2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

 

Kalau disampaikan dengan maksud murni, tidak akan bisa terbantahkan. Sekalipun tajam dan keras, bisa diterima kalau yang menerima hatinya juga murni. Yang memberitakan dengan maksud murni supaya jemaat selamat, yang menerima juga dengan hati murni rindu selamat.

 

Rohani itu dalam urapan Roh Kudus. Sampaikan Firman harus dalam urapan, bukan urakan. Mendengar Firman juga harus dalam urapan. Urapan inilah yang membuat kita bisa melembut menerima Firman. Kalau menyampaikan Firman tidak dalam urapan, itu pedang tumpul, orang lari karena tidak tahan sakit. Tetapi kalau ada urapan, pedang tajam, tidak terasa sudah terpotong kupingnya dan tangannya yang berdosa dan ditumbuhkan yang baru yang rohani.

 

Jadi bisa dilihat kalau baptisan airnya benar, maka kehidupan itu pasti menjadi kehidupan yang mantap tergembala dalam binaan Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Firman itu menjadi kebutuhan pokok, tidak mau diganti dan ditukar oleh apapun. Bayi yang dia butuhkan hanya air susu ibunya, biar ditukar apapun dia tidak mau. Tetap Firman itu menjadi kebutuhan pokok sehingga rohani akan bertumbuh menuju kesempurnaan.  

 

2)      Mandi air Firman pengajaran yang benar. Setelah kita menyelam dalam baptisan, lanjutkan menyelam dalam air firman pengajaran yang benar. Terutama dalam ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab seperti saat ini, kita menyelami air Firman pengajaran yang benar.

Ulangan 32:1-2

32:1 "Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi mendengarkan ucapan mulutku.

32:2 Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.

 

Kita mau menyelam dalam air Firman pengajaran yang benar. Menyelam berarti masuk ke dalam, maka Firman itu juga akan menyucikan sampai ke dalam hati dan pikiran. Sumber dosa di situ, gudangnya dosa. Perlu penyucian yang mendalam, penyucian tuntas, supaya betul-betul mengalami kelepasan, mengalami tahun yobel. Orang Kristen banyak tidak suka dengar Firman, lama sedikit sudah ngomel. Malah sudah dijatah sekian menit berkhotbah, jangan lewat dari itu, kalau kurang dari itu lebih bagus.

 

Mari kita menyelami Firman pengajaran untuk mengalami penyucian hati dan pikiran. Hati ini tempatnya dosa, ada 7 dosa yang selalu bersembunyi dalam hati dan pikiran. 7 itu angka sabat, angka ketenangan dan damai sejahtera. Kalau 7 dosa ini tidak disucikan, tidak damai kita, tidak akan sejahtera, tidak tenang, apalagi mau sempurna, 7 ini angka sempurna.

Matius 15:19

15:19 Karena dari hati timbul segala 1pikiran jahat, 2pembunuhan, 3perzinahan, 4percabulan, 5pencurian, 6sumpah palsu dan 7hujat.

 

Ini 7 dosa jahat najis di dalam hati dan pikiran yang harus disucikan supaya kita mengalami perhentian, sabat dan kita diarahkan untuk mencapai kesempurnaan, 7 itu angka sempurna. Kembali lagi menjadi seperti bayi tadi. Kesempurnaan itu diukur dari perkataan.

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

 

Kalau tidak salah dalam perkataan itu adalah orang sempurna. Biarlah sore ini kita belajar menjadi bayi, bayi baru lahir tidak pernah salah dengan perkataan. Dia hanya suka asi, itulah kehidupan yang menikmati Firman penggembalaan dan menjadikannya sebagai kebutuhan pokok. Kemudian di mulut ini tidak salah dalam perkataan, yang bisa dilakukan bayi hanya bisa menangis.

Matius 21:16

21:16 lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"

 

Saat dia lapar “oee” saat dia buang kotoran “oee” dia butuh sesuatu gatal mau digaruk “oee”. Tidak ada begitu mamanya lambat kasih asi dia ngomel-ngomel. Bayikan tidak tahu ngomel, hanya oee. Ini lidah bayi. Biarlah lewat mandi baptisan air tadi kita tampil sebagai bayi yang baru lahir, kehidupan yang sungguh-sungguh tergembala. Kemudian kita mandi air Firman pengajaran, kita tampil juga seperti bayi yang baru lahir yang mulutnya hanya mengeluarkan tangisan. Artinya hanya bersaksi memuliakan Tuhan, menyembah Tuhan. Tidak ngomel, tidak berdusta. Bayi mau buat susunya sendiri saja tidak bisa. Biar susu paling mahal ditaruh di depannya, kasih air panas, kasih botol susu, tidak mungkin dia buat sendiri. Tinggal berharap belas kasih ibunya. Sekarang kita hanya berharap belas kasih anugerah Tuhan.

 

Ayo gunakan mulut kita hanya untuk menyembah, bersaksi memuliakan Tuhan. Kita bisa menyembah, kita bisa bersaksi, maka ada pertolongan Tuhan yang semakin meningkat. Ingat bayi Musa, dengan menangis ada pertolongan, dia menangis dihanyutkan supaya tidak ditemukan orang Mesir lalu dibunuh. Didapat puteri Firaun dia menangis lagi untuk diselamatkan dan seterusnya. Hanya itu yang bisa kita lakukan. Di tengah-tengah pandemi ini mau maki-maki pemerintah malah ditangkap. Mau marah-marah satpol PP, mau marah-marah TNI Polri nanti kena tangkap. Yah menangis saja. Orang mengomel bagaimana bisa makan 20 menit! Buat apa, habis energi kita ngomel-ngomel. Menangis saja, berharap belas kasih Tuhan maka pertolongan Tuhan semakin meningkat.

 

Sebaliknya tidak mau menyembah, tidak mau bersaksi, pertolongan Tuhan berhenti, malah kita berhutang darah. Dengan kesaksian kita mungkin orang lain tertolong tetapi kita tidak mau bersaksi. Dengan doa penyembahan kita mungkin Tuhan bisa menjamah orang lain untuk menolong dia, kita tidak mau menyembah dan mendoakan orang itu. Tetapi sekali lagi, kita mau menyembah, kita mau bersaksi maka pertolongan Tuhan semakin meningkat.

 

Mari kita belajar dari bayi Musa yang hanya menangis.

Keluaran 2:6

2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."

 

Hati dulu disucikan maka mulut hanya menangis, menyembah, bersaksi memuliakan Tuhan. Kalau hati kotor mulutnya juga pasti kotor. Hatinya baik, mulutnya pasti baik. Hasilnya kalau mulut hanya dipakai untuk menangis menyembah, bersaksi, memuliakan Tuhan.

Ø  Ada kuasa pemeliharaan dan perlindungan secara ajaib. Bayi Ibrani yang seharusnya mati, tetapi begitu dia dihanyutkan, bayi Musa hanya menangis tetapi bisa ditolong, bisa mendapat pemeliharaan dan perlindungan Tuhan secara ajaib. Mungkin malam ini keadaan kita secara manusia sudah tidak bisa ditolong, seharusnya mati, ekonomi hancur, masa depan hancur. Tetapi lewat penyembahan kita dari dasar hati yang suci, itu menarik belas kasih Tuhan untuk memelihara dan melindungi kehidupan kita secara ajaib.

 

Ø  Ada kuasa menghapus kemustahilan. Bayi dihanyutkan ke sungai Nil, mustahil untuk hidup. Di sungai Nil ada buaya, ada kuda nil di situ. Apalagi sudah ada di tangan puteri Firaun, dimana ayahnya yang memberi perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki Ibrani. Dan tadi dikatakan tentulah ini bayi orang Ibrani. Ketahuan ini bayi orang Ibrani, sudah seharusnya mati, tidak ada lagi kesempatan untuk hidup, semua mustahil. Tetapi dengan menyembah belas kasihan Tuhan itulah hidup kita, menghapus kemustahilan. Jangan takut kaum muda, masa depan mustahil di tengah pandemi ini. Belas kasih anugerah Tuhan itulah hidup kita. Yang bisa kita lakukan hanya menangis dan menyembah Tuhan, berkata-kata yang memuliakan Tuhan. Jangan sudah dalam masalah yang mustahil malah menghujat Tuhan, bersungut, maki-maki orang, jangan! Dalam hadapi masalah pukul diri, hati mau disucikan sehingga mulut hanya untuk bersaksi dan menyembah Tuhan dan Tuhan pasti menolong tepat pada waktunya.

 

Ø  Musa artinya diangkat dari air. Ada kuasa pengangkatan dari bayi budak yang seharusnya mati diangkat menjadi anak puteri Firaun. Secara jasmani Tuhan mampu mengangkat kita. Apa yang sudah merosot, tenggelam, sudah tidak bisa diandalkan lagi, Tuhan mampu angkat semuanya pada waktunya. Tuhan mampu berikan masa depan yang indah dan berhasil. Perjodohan yang terbaik, satu Firman pengajaran yang benar. Hanya menangis menyembah Tuhan. Secara rohani kita juga semakin diangkat, artinya semakin disucikan. Seiring penyucian berjalan semakin jelas pemakaian Tuhan, semakin luar biasa dipakai oleh Tuhan. Sampai nanti kita disempurnakan, diangkat ke awan-awan, menyambut kedatangan Yesus, Mempelai Pria Sorga. Kita masuk Pesta nikah Anak Domba, masuk kerajaan 1000 tahun damai, masuk kerajaan Sorga yang kekal, Yerusalem Baru.

 

Di depan ada Perjamuan suci, ini jaminan belas kasih anugerah Tuhan. Dia sudah rela mati di kayu salib menjamin memberikan belas kasih karunia kepada kita untuk memelihara dan melindungi secara ajaib, untuk menghapus kemustahilan, untuk mengangkat kita sampai diangkat ke awan-awan yang permai.

 

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar