20211205

Kebaktian Umum, Minggu 5 Desember 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Kita membutuhkan Firman Tuhan hari-hari terakhir ini di tengah-tengah dunia yang semakin tidak menentu bahkan semakin jahat dan najis. Tanpa kekuatan Firman kita akan terbawa arus kejahatan dan kenjisan dan akan hancur bersama dunia ini. Firman itu kekal, maka kehidupan kita yang terisi Firman akan mencapai kekekalan bersama Yesus.

 

Wahyu 12:12

12:12 Karena itu bersukacitalah,  hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya,  celakalah kamu, hai bumi dan laut!  karena Iblis telah turun kepadamu,  dalam geramnya yang dahsyat,  karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."

 

Sesudah peperangan di sorga terjadi 2 hal yang bertentangan:

1.      Sorga bersukacita karena setan sudah dikalahkan dan dilemparkan ke bumi dan tidak mendapat tempat lagi di sorga.

2.      Bumi dan laut menghadapi kegeraman setan yang dahsyat karena dia tahu waktunya sudah singkat.

 

Kita pelajari poin pertama yaitu sukacita di sorga yang dialami orang-orang di dalamnya karena setan sudah dikalahkan dan tidak mendapat tempat lagi di sorga.

Wahyu 12:8

12:8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.

 

Sukacita sorga akan kita rasakan jika kita tidak memberikan tempat bagi setan dalam hidup kita. Setan ini selalu berupaya untuk bertakhta dalam hidup manusia, terutama di hati dan pikiran manusia. Hati dan pikiran ini merupakan meja kehidupan kita, seharusnya menjadi tempat dari roti sajian.

Imamat 24:5-9

24:5 "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;

24:6 engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

24:8 Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.

24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."

 

Tentu mejanya itu harus bersih. Mau ditaruh roti kalau meja kotor tidak akan bisa. Ini menunjukan hati pikiran kita harus bersih untuk menjadi tempat disusunnya meja roti sajian. Bicara roti itu menunjuk Firman, menunjuk pribadi Yesus sendiri.

Yohanes 1:14

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

Kalau hati dan pikiran kita suci maka akan menjadi takhta Yesus. Jangan berikan kesempatan iblis bertakhta di hati pikiran kita. Kita harus hati-hati, jangan lengah, begitu kita lengah iblis bisa bertakhta di situ. Iblis ini berupaya dan terus mencari cela. Kalau papa bilang, begitu ada cela dia kasih masuk jarinya, lama-lama dia kasih tambah lebar, dia kasih masuk kepalanya, sampai seluruh badannya masuk di situ. Jangan berikan kesempatan, jangan kasih keuntungan sedikitpun kepada setan supaya jangan dia bertakhta dalam hati pikiran kita.

 

Dalam Wahyu pasal 2 ada sidang jemaat yang malah menjadi takhta iblis.

Wahyu 2:12-13

2:12 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:

2:13 Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.

 

Takhta iblis sama dengan takhta kegelapan. Ada 2 macam takhta kegelapan yang harus kita jaga jangan sampai ada dalam hati kita.

1.      Kejahatan. Hati-hati, hati jangan diisi kejahatan. Akar kejahatan adalah cinta uang. Kalau sudah cinta uang, terikat akan uang berarti iblis sudah bertakhta di situ. Cinta uang membuat kikir, tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan tidak bisa memberi untuk sesama yang membutuhkan. Tetapi kalau memberi untuk pamer dia bisa, ini sudah menjadi takhta iblis. Cinta uang itu juga serakah, serakah ini mengambil hak orang lain, terutama hak Tuhan dirampas yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.

 

Takhta kejahatan itu juga menunjukan kepahitan. Begitu kita sudah pahit hati sama seseorang maka iblis sudah ada di situ. Kepahitan hati akan meningkat pada kebencian sampai nanti kebencian tanpa alasan. Orang tidak salah apa-apa tetapi dibenci. Sekarang ini kita hadapi kebencian-kebencian, tetapi jangan sampai kita yang membenci. Memang kita akan menghadapi kebencian-kebencian sampai kebencian tanpa alasan. Dikatakan kita akan dianiaya lalu dibunuh dan orang yang melakukannya menganggap dia beribadah.

Yohanes 15:25-27; 16:1-2

15:25 Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan.

15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

16:1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.

16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.

 

Kebencian itu sebenarnya ada di dunia tetapi sekarang sudah masuk dalam gereja. Seharusnya gereja membawa terang keluar, tetapi malah kegelapan masuk dalam gereja.

 

2.      Kenajisan. Kenajisan ini begitu hebat hari-hari terakhir ini, ini puncaknya dosa yaitu dosa makan minum, mabuk, merokok, narkoba dan itu dianggap biasa. Sekarang ini pendeta merokok dan mabuk dianggap biasa. Kemudian dosa kawin mengawinkan, dosa seks dengan berbagai macam bentuknya. Kejatuhan-kejatuhan di awal nikah sudah dianggap biasa! Kaum muda harus jaga benar-benar.

 

Saya dalam pelayanan pemberkatan nikah lebih dahulu ditatar dan ditanya-tanya, sampai pertanyaan terakhir apakah masih suci? Kalau jujur diakui maka didoakan dan diampuni supaya dilayani lagi. Kalau tidak jujur nanti waktu penumpangan tangan berkat yang dia terima berubah menjadi kutuk karena dia tidak jujur.

 

Ada juga pernah orang datang bertanya “bagaimana ini om sudah ada isinya, gembala tidak mau tangani”. Saya bilang memang betul itu, berdoa minta ampun dulu supaya dosanya diselesaikan. Setelah melahirkan baru dilayani, masa dilayani sementara berbadan dua. Dosanya ini yang mau diselesaikan dulu baru dilayani. Kalau dilayani tanpa mengalami pelayanan pendamaian nanti dosanya kekal.

 

Ayo kaum muda yang mau menikah, ayo jaga kesucian. Kalau sempat jatuh diakui dengan jujur kepada Tuhan dan kepada orang tua, supaya iblis jangan bertakhta terus di situ, hancur kita kalau iblis bertakhta.

 

Kejahatan dan kenajisan itulah yang mau terus bertakhta di dalam hati dan pikiran manusia.

Markus 7:21-23

7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, 1percabulan, 2pencurian, 3pembunuhan,

7:22 4perzinahan, 5keserakahan, 6kejahatan, 7kelicikan, 8hawa nafsu, 9iri hati, 10hujat, 11kesombongan, 12kebebalan.

7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

 

Kalau dilihat dari sudut pandang anak domba paskah maka pikiran jahat dihitung, masuk juga dengan kemunafikan di ayat yang keenam, jadi 14 dosa. Sebab Anak Domba Paskah dikurung pada tanggal 10 dan disembelih pada tanggal 14.

 

Kita lihat dari sudut pandang meja roti sajian. Dalam terang Tabernakel Markus pasal 7 ini kena meja roti sajian, rotinya ada 12. Hati dan pikiran itukan meja hidup kita, jadi dihitung mulai dari percabulan, semuanya ada 12. Jadi tidak salah itu yah, jangan dipolemikan. Ada 12 macam kejahatan dan kenajisan di dalam hati.

 

Mungkin iblis sudah berhasil bertakhta dalam hidup kita, ada kejahatan, kepahitan dan kenajisan sudah ada dalam hati pikiran kita. Caranya bagaimana menghadapi takhta iblis?

Wahyu 2:12

2:12 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:

 

Yesus tampil dengan pedang tajam bermata 2. Yesus sebagai Imam Besar tampil dengan Firman pengajaran yang lebih tajam dari pada pedang bermata dua. Tajam menyucikan, menusuk sampai ke dalam hati dan pikiran, berarti takhta setan di singkirkan.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Pedang Firman menyucikan sampai kepikiran dan hati yaitu meja kehidupan kita, kita butuh ini. Jadi dalam gereja bukan Firman yang lembek-lembek lagi, sudah harus meningkat pada Firman yang keras dan tajam. Untuk apa? Supaya takhta iblis disingkirkan dan Yesus bertakhta dalam hati kita. Bukan cuma menyanyikan natal di hatiku tetapi nakal di hatnya yang ada. Sucikan itu dengan pedang Firman pengajaran. Orang menggelar ibadah natal tetapi isinya pesta pora dan mabuk-mabukan, itu berarti iblis bertakhta dan beranjang sana di situ, dia menari-nari menari-nari di sana. Ayo singirkan dengan pedang Firman pengajaran.

 

Kalau hati pikiran sudah disucikan dari 12 kejahatan dan kenajisan, meja sudah bersih, maka hati pikiran diisi dengan 12 roti sajian yang disusun menjadi 2 susun, masing-masing 6 roti. Ini menunjukan Firman pengajaran yang murni, pribadi Yesus sendiri, kita menjadi takhtanya Yesus. Di sepanjang tahun mungkin setan sudah bertakhta menguasai kita, di penghujung tahun ini ayo kita singkirkan takhta setan!

 

Iman itu timbul dari mendengar Firman. Hamba Tuhan pelayan Tuhan, anak Tuhan yang menjadi takhta Yesus, pasti memiliki iman yang kuat, iman yang teguh. Praktek iman yang teguh:

1.      Tetap hidup benar dan suci apapun resikonya. Menghadapi dosa yang menggoda, memaksa, mengancam, tetap hidup benar dan suci apapun resikonya. Untuk hidup benar itu butuh perjuangan. Mengapa butuh perjuangan? Karena kita tinggal di tengah dunia yang sudah cemar oleh dosa. Sama dengan Lot tinggal di tengah-tengah orang Sodom dan Gomora. Tiap hari dia mendengar dan melihat dosa. Begitu juga kita, setiap hari melihat dan mendengar dosa. Buka hape, stel tivi, setiap hari melihat dan mendengar dosa sampai batin ini tersiksa. Kalau kita tidak menjadi takhta Yesus, gampang sekali terjungkal dan jatuh dalam dosa. Tetapi kalau dia menjadi takhta Yesus, imannya teguh maka dia tetap hidup benar dan suci apapun resikonya.

 

2.      Tetap pegang teguh Firman pengajaran yang benar dan taat apapun resiknya. Ini juga butuh perjuangan. Kenapa? Sebab kita diterpa gelombang pencobaan. Akhir zaman ini gelombang pencobaan itu luar biasa. Solusi dari dunia itu berbuat dosa. Orang mau berbuat benar dan lulus, bagi dunia tidak bisa, pasti hancur dan habis. Sudah diperhadapkan dengan gelombang pencobaan, kita diperhadapkan lagi dengan angin pengajaran palsu yang menawarkan keuntungan dan kesenangan daging. Manusia menghadapi gelombang kesusahan dan hidupnya berat, waktu dengar ajaran palsu yang oh boleh begitni boleh begitu yang membuat dia untung dan senang, akhirnya tinggalkan pengajaran yang benar dan tidak bisa hidup benar.

 

3.      Tetap menyembah Tuhan, percaya Tuhan, menyeru nama Yesus. Mau berbuat apa lagi, mau menyeru kepada pemerintah, mungkin sesaat bisa menolong. Kita diberi kesempatan menghampiri takhta kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan Tuhan pada waktunya.

Ibrani 4:16

4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

 

Ayo milikilah hati dan pikiran yang suci untuk menjadi takhtanya Yesus, kuat dan teguh, iman yang teguh. Hati dan pikiran yang suci yang menjadi takhtanya Tuhan, itu adalah landasan yang kuat untuk menerima berkat-berkat Tuhan. Kalau hatinya tidak kuat, hatinya najis, hatinya kotor, pikirannya kotor, landasannya rapuh, landasannya tidak kuat. Begitu diturunkan landasannya hancur berkatnya, hancur landasannya, hancur orangnya.

 

Ada 3 berkat yang bisa kita terima jika hati dan pikiran kita suci. Semoga ini semua bisa kita nikmati mengunci tahun 2021. Masuk tahun 2022 berkatnya semakin melimpah, sampai berkat hidup kekal tentunya, bukan hanya berkat jasmani.

1.      Imamat 24:28

24:8 Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.

 

Di atas meja yang sudah bersih itu, setiap hari sabat ditaruh roti yang baru. Ini berkat pertama, selalu ada roti yang baru setiap hari sabat. Artinya:

a)      Gembala selalu mendapat pembukaan rahasia Firman yang baru untuk dipraktekan lebih dahulu kemudian diberitakan kepada sidang jemaat menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat. Firman diulang tetapi ada pembukaan yang baru, melangkah lebih maju lagi. Saya sendiri terkagum-kagum, Firman ini sudah diterangkan tetapi ada lagi yang baru Tuhan kasih.

 

b)      Sidang jemaat selalu bisa menikmati Firman pengajaran. Bisa menikmati ini berarti bersukacita mendengar Firman pengajaran. Bersukacita untuk mengerti Firman, percaya pada Firman sampai praktek Firman. Dulu mungkin sudah mendengar tetapi lupa dipraktekan. Sekarang didengar kembali, harus dipraktekan, diberikan kesempatan untuk praktek.

 

Ini pentingnya hati pikiran yang suci sehingga tidak bosan mendengar Firman yang diulang. Minggu lalu Wahyu 12:10-12, minggu ini Wahyu 12:10-12, entah sampai kapan Wahyu 12:10-12, tetapi ada yang baru dan bisa dinikmati. Minggu lalu tentang takhta Tuhan harus menempati hidup kita, miliki hati rendah, seperti air, seperti tanah datar bisa menampung pribadi Tuhan. Sekarang lain lagi, ayat yang sama tetapi ada pembukaan yang baru. Entah minggu depan apa lagi, saya serahkan saja kepada Tuhan.

 

Kalau ada roti yang baru setiap saat maka hasilnya:

Imamat 24:9

24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."

 

Hasilnya Harun dan anak-anak harus memakan roti itu. Roti baru ditaru dan roti lama mereka makan, lumayan besar roti itu. Artinya:

a)      Ada jaminan kepastian dari Tuhan untuk memelihara hidup kita secara jasmani di tengah-tengah dunia yang sudah dilanda krisis diberbagai bidang. Jadi kita hidup bukan dari ijazah, bukan dari toko, bukan dari kebun, tetapi kita hidup dari Firman yang kita makan, kita dengar dan kita praktekan. Itu hidup kita dan Tuhan sudah jamin pasti secara langsung dari sorga, sampai di zaman antikristus kita dipelihara oleh Tuhan. Nanti di padang gurun kita dipelihara langsung oleh Tuhan lewat Firman dan Perjamuan Suci. Betapa nikmat dan senang kita ikut Tuhan, ada pembukaan baru ada pemeliharaan. Makanya selalu om Wi ajarkan kepada kami berdoa minta pembukaan Firman sebagai pembuka jalan seala sesuatu. Kalau ada pembukaan Firman maka segalanya ada. Firman Tuhan itu roti sorga, maka roti jasmani juga ada Tuhan sediakan, sari roti ada.

 

b)      Ada jaminan kepastian dari Tuhan untuk memelihara rohani. Jasmani dipelihara, rohani juga dipelihara. Yakin kaum muda pasti terpelihara yang penting makan Firman. Jangan bangga kalau punya ijazah, jangan pesimis kalau tidak punya ijazah. Ini adilnya Tuhan, kalau pemeliharaan dari ijazah, kasihan yang tidak punya ijazah. Tetapi kalau pemeliharaan dari roti Firman, mau punya ijazah atau tidak punya ijazah, mau S1, S2, S3 atau tidak punya S sama sekali, Tuhan pelihara secara ajaib, rohani dipelihara.

 

Apa bukti rohani kita dipelihara? Coba kita raba. Tadi setiap hari sabat roti itu diambil dan dimakan. Jadi pemeliharaan rohani itu kita mengalami sabat, sabat itu perhentian dalam Roh Kudus, ada ketenangan, ada damai sejahtera, itu dipelihara. Harga naik, minyak naik, semua naik, cuma satu yang tidak naik, kolekte, tetapi Tuhan pelihara. Kami alami 5.000 persembahan jemaat, Tuhan pelihara, 50.000 persembahan jemaat Tuhan pelihara, berarti bukan dari 5.000 atau 50.000. semua harga naik tetapi kita tidak galau, tidak bingung, tetap tenang. Jasmani dipelihara, rohani dipelihara, mau apa lagi. Semua menjadi enak dan ringan.

 

c)      Meja roti itu letaknya di sebelah utara.

Keluaran 26:35

26:35 Meja itu haruslah kautaruh di depan tabir itu, dan kandil itu berhadapan dengan meja itu pada sisi selatan dari Kemah Suci, dan meja itu haruslah kautempatkan pada sisi utara.

 

Mazmur 48:3

48:3 Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.

 

Jadi arti ketiga ada jaminan dari Tuhan untuk masuk kota Yerusalem Baru. Bukan sekedar kita menyanyi Yerusalem Baru tetapi pasti ke sana. Makanya kita tidak ragu orang meninggal dalam Tuhan kita katakan selamat jalan ke Yerusalem Baru. Jangan kasih krans bunga kepada orang mati karena berbuat dosa “selamat jalan ke Yerusalem Baru” Yerusalem yang mana! Orang mati gantung diri diucapkan “sampai jumpa di Yerusalem Baru” jangan begitu! Itu cuma mau menyenangkan hati keluarga. Lebih baik dari pada bingung, ucapannya doa penghiburan bagi keluarga. Tidak usah muluk-muluk, dia tidak tahu Firman, tidak bertobat lalu mau ucapkan sampai jumpa di Yerusalem Baru, apakah sudah yakin dia di Yerusalem Baru! Kalau dia makan Firman, hidupnya sesuai Firman, kita yakin dia ke Yerusalem Baru.

 

2.      Imamat 24:6

24:6 engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

 

12 roti ini disusun rapi-rapi di hadaan Tuhan. Disusun menjadi 2 susun, masing-masing 6 roti. Angka 6 menunjukan manusia daging. 6 roti pertama menunjukan suami manusia daging yang mau menerima Firman, 6 kedua menunjuk isteri manusia daging yang mau menerima Firman. Lebih besar lagi persekutuannya, 6 pertama menunjuk gembala yang berisi Firman, 6 kedua menunjuk jemaat yang berisi Firman. Lebih besar lagi persekutuannya, 6 pertama itu hamba Tuhan yang berisi Firman, 6 kedua hamba Tuhan lain yang berisi Firman disusun pada satu meja sehingga terjadi persekutuan. Ini berkat kedua, ada persekutuan, ada kesatuan Tubuh Kristus. Mulai dari nikah, suami ada Firman isteri ada Firman maka menyatu, tidak usah dipaksa-paksa bisa menyatu. Kecuali satu punya Firman dan yang lain kosong dari Firman, mau diapa-apakan tidak bisa menyatu. Apalagi sama-sama kosong tidak ada Firman. Persatuan tanpa Firman itu disebut persekongkolan, bukan persekutuan.

 

Dalam penggembalaan juga, gembala dipercaya pembukaan Firman, jemaat menikmati Firman, pasti satu. Gembala tidak dipercaya pembukaan Firman, jemaat tidak menkmati, biar mau diapakan tidak bisa jadi satu, pecah terus, ribut terus, tengkar lagi. Hamba Tuhan satu tidak punya Firman, hamba Tuhan yang lain tidak punya Firman, tidak mungkin fellowship, kalau dipaksakan hanya persekongkolan. Kalau sama-sama punya Firman bisa satu. Musa mendengar Firman, Harun mendengar Firman, mereka bertemu menjadi satu dan dipakai Tuhan. Petrus punya Firman Tuhan, Paulus juga ada Firman Tuhan, dia bertemu dengan Petrus di Yerusalem dan bersalam-salaman, bisa satu.

 

Jadi mau menyatu, mau bersekutu, baik dalam nikah, penggembalaan, antara penggembalaan, harus berisi Firman, harus ada Firman pengajaran yang benar. Kalau tidak ada tidak akan bisa, sulit. Jadi jangan paksa-paksa gembala kenapa tidak mau bersekutu di situ. Kalau tidak satu pengajaran tidak akan bisa bersekutu, harus satu Firman pengajaran. Ayo biar hidup kita diisi dengan Firman sehingga tidak kelihatan lagi dagingnya. Yang tampak dari perkataan kita dan terlihat dalam perilaku kita adalah Firman. Si A ada Firman berarti ada Yesus, si B ada Firman berarti ada Yesus, sama-sama bisa menjadi satu, maka akan tercipta nanti kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna.

 

Ayo kita bergumul, orang tua ayo doakan anak. Kalau anak malas dengar Firman dia daging, orang tua mau apa-apakan, mau dikerasi, mau dipaksa, tidak bisa menyatu, karena dia daging. Makanya arahkan dengar Firman. Bagi yang sudah kuliah jauh dari orang tua harus diingatkan terus. Kalau orang tua berisi Firman, anak berisi Firman, bisa satu. Kelihatan sekali kalau dia sudah mulai liar, tidak ada Firman, begitu pulang tidak betah di rumah mau kembali ke kos. Karena kalau di kos dia bebas.  Kalau di rumah nanti orang tuanya suruh menyembah, orang tuanya ajak ibadah. Kalau di kos mau ibadah atau tidak ibadah dia bebas! Orang tuanya lihat “oh ada komentarnya di facebook ada like” padahal belum tentu ibadah. Ayo kita isi hidup kita dengan Firman Tuhan.

 

Inilah syarat bersekutu, harus satu jenis roti artinya satu Firman pengajaran yang benar. Jangan dipaksakan kalau tidak satu jenir roti. Masuk nikah walaupun dia cantik atau ganteng kalau tidak ada Firman pengajaran tidak bisa menyatu! Jangan paksa gembala merestui dan mendoakan, tidak akan bisa, karena tidak satu pengajaran! Harus satu jenis roti, satu Firman pengajaran yang benar.

 

Ditambah lagi, untuk semakin erat persekutuannya, sudah satu pengajaran harus ditambah ada di dalam terang.

I Yohanes 1:7

1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

 

Kalau terang dengan terang bisa bersekutu menjadi satu. Dihubungkan dengan penyucian dosa. Bagaimana supaya bisa terang? Saling mengaku, saling mengampuni, saling melupakan dosa baru bisa saling melayani.

 

Saya mau tekankan lagi kepada kaum muda, kalau tidak betah lagi di rumah sudah ada gelapnya itu. Omong kosong kalau bilang tidak ada apa-apa, sudah ada yang gelap dalam dirinya itu, makanya tidak betah. Ayo mengaku jujur kepada Tuhan dan kepada sesama. Begitu juga suami dan isteri, kalau sudah ada gelapnya disembunyikan, biar satu tempat tidur, tidak mungkin bisa menyatu. Ayo dibuang semua kegelapan supaya sama-sama terang. Sudah satu Firman pengajaran, harus sama-sama terang. Manfaatkan Firman pengajaran itu untuk menyucikan kehidupan kita dari segala dosa sehingga kita sama-sama terang dan semakin terang persekutuannya. Dan kalau persekutuannya terang maka ada hasil.

 

Saya alami dulu, saa tidak betah di rumah karena saya gelap. Ketemu papa terang, mama terang, saya gelap, jadi saya tidak tenang. Lihat sorot matanya papa saja sudah takut. Satu ketika papa bilang biar ngana belum bilang, ngana belum mengaku papa so tahu, papa dapat penglihatan, papa lihat semua anak-anaknya papa, cuma ngana pe muka yang muram, yang lain cerah! Ditambah lagi papa bilang, sementara papa penyembahan papa lihat ngana berdiri di tebing terikat pada sebuah tiang. Kemudian tebing itu hampir ambruk, papa segera lompat, tangkap ngana, lepas ikatanmu dan ngana selamat! Itu pengalaman dengan papa, bagaimana papa melihat apa yang saya lakukan, biar saya sembunyikan papa sudah tahu. Akhirnya kena Firman Tuhan dan saya akui semua. Saya telpon dari Malang akui ini semua yang saya buat. Dijawab “Firman sudah sampai sama ngana anakku, mari torang berdoa”. Kembali terang, sama-sama terang bisa menyatu, kalau gelap tetap daging.

 

Kalau persekutuannya sama-sama terang maka ada hasilnya:

Mazmur 133:1

133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

 

Tinggal bersama-sama dengan rukun berarti satu pengajaran, sama-sama terang.

 

Mazmur 133:2-3

133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.

133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

 

a)      Hasil pertama Tuhan perintahkan berkat yang tidak bisa dihalangi oleh siapapun, bahkan berkat hidup kekal. Kalau sudah sama-sama terang, satu pengajaran, pasti rukun. Yang dimaksud dengan rukun itu satu hati, satu suara penyembahan. Maka semua menjadi baik dan indah pada waktunya. Ini hasilnya, ada berkat diperintahkan sampai berkat hidup kekal, kita diberkati sampai anak cucu, menjadi berkat bagi orang lain dan mendapat berkat hidup kekal. Kalau tidak satu, berkat malah habis. Apalagi kalau ada kegelapan. Suami nipu isteri, isteri nipu suami, sama-sama nipu, berkat habis semuanya.

 

Suami terang, isteri terang, gembala terang, jemaat terang, hamba Tuhan satu terang, hamba Tuhan lain terang, menjadi satu berkumpul di awan-awan menyambut Tuhan Yesus dengan satu suara penyembahan “haleluya”.

 

b)      Matius 18:19

18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

 

Permintaan dikabulkan oleh Bapa di Sorga, artinya menjadi rumah doa. Jadi tidak akan sulit diajak menyembah karena sama-sama terang maka sama-sama satu menjadi rumah doa.

 

3.      Imamat 24:7

24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

 

Ada kemenyan tulun dibubuhkan di atas roti. Artinya dengan hati yang suci kita bisa menyembah Tuhan, memandang wajah Tuhan dalam kemuliaan. Nanti ketika Yesus datang akan memandang Dia dalam kemuliaan. Tetapi mulai sekarang kita belajar memandang wajah Tuhan dalam kemuliaan. Sekarang masih samar-samar, nanti memandang muka dengan muka.

 

Sekarang kita periksa, apakah kita sudah memandang wajah Tuhan di dalam kemuliaan atau belum. Jangan-jangan malah memandang wajah Tuhan. Praktek memandang wajah Tuhan dalam kemuliaan:

a)      Bisa melihat diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelemahannya, bukan untuk dipertahankan tetapi supaya diakui sehingga diubahkan oleh Tuhan. Kekuranganku tempramen, ayo akui sama Tuhan supaya diubahkan. Lihat diri dulu, kalau melihat diri pasti tidak akan menghakimi orang lain, merasa lebih benar dari orang lain, karena dia sadar dirinya banyak kekurangan dan kelemahan.

 

b)      Mazmur 17:15

17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

 

Mengalami kepuasan rohani sehingga tidak mencari kepuasan di dunia, apalagi kepuasan dengan berbuat dosa. Kalau orang puas dia pasti punya penyerahan sepenuh kepada Tuhan. Saya puas dengan wajahmu Tuhan, apapun yang Kau kerjakan semua baik bagiku. Jadi sekalipu dalam penderitaan dia bahagia, Tuhan mau melakukan yang terbaik bagiku. Menderita sedikit sudah mengomel dan bersungut, itu tanda tidak puas “Tuhan tidak adil, kenapa cuma dia yang ditolong, saya tidak!

 

c)      Matius 17:2-3

17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

17:3 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.

 

Praktek ketiga mengalami keubahan hidup dari manusia daging dengan segala tabiatnya menjadi manusia rohani yang bertabiat Allah Tritunggal. Kita periksa, sudah mau di penghujung akhir tahun, adakah keubahan hidup atau tidak. Mulai dari saya juga, melayani bertahun-tahun ada keubahan hidup atau tidak. Di mulai dari apa keubahan hidup itu? Dimulai dari wajah, yang beruba wajah Yesus. Wajah itu cermin dari hati. Hati takut wajah pucat, hati marah wajah merah. Tuhan sudah mau datang, kita harus ada tanda-tanda keubahan hidup mulai dari hati.

 

Mari kita pelajari keubahan hati mulai dari Musa dan Elia:

1)      Musa

Keluaran 6:8-11

6:8 Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu.

6:9 Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa:

6:10 "Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya."

6:11 Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN: "Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!"

 

Musa sempat putus asa. Orang Israel putus asa, Musa juga putus asa. Seharusnya gembala makin kuat, bukan ikut putus asa. kecewa karena masalah-masalah, terutama masalah dalam pelayanan. Ini kami hamba Tuhan, ketika diperhadapkan masalah dalam pelayanan, kadang putus asa, kadang kecewa. Cari pembukaan Firman, dapat pembukaan rahasia Firman, pas berdiri dilihat jemaat yang datang satu dua, yang lain mana! Bisa kecewa.

 

Juga kecewa menghadapi masalah-masalah yang lain atau masalah yang semakin berat, seperti bangsa Israel diperbudak semakin berat, bahkan mungkin sudah mustahil. Kecewa dan putus asa dengan kekurangan dan kelemahannya sendiri, seperti Musa “saya tidak petah lidah”. Yang mau diubahkan oleh Tuhan hati yang putus asa dan kecewa.

 

2)      Elia juga sempat putus asa

I Raja-raja 3:3-4

19:3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.

19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

 

Elia putus asa kecewa menghadapi ajaran Izebel. Sekarang untuk kita putus asa kecewa menghadapi ajaran palsu dan ibadah palsu. Bisa kecewa “saya ajarkan ajaran yang benar tetapi tidak bertambah-tembah jemaatnya. Di sana ajaran lain, bertambah terus jemaatnya, malah jemaat dari sini pindah ke sana. Ini ajaran apa!” Sudah mulai dia ragu. Padahal dulu di Lempinel berteriak “lebih baik ditolak bersama ajaran yang benar dari pada diterima tanpa ajaran yang benar!”. Begitu diperhadapkan praktek di lapangan malah kecewa, putus asa karena melihat “itu sudah menyimpang dari pengajaran, saya pertahankan pengajaran tetapi jiwa-jiwa tekor”.

 

Menghadapi apa lagi? Ancaman. Elia diancam Izebel “besok keadaannya sama dengan salah satu nabi-nabi Baal”. Menghadapi ancaman organisasi jangan putus asa, jangan kecewa. Menghadapi sengsara daging karena Tuhan seperti Elia yang sudah beribadah melayani Tuhan dengan gigih tetapi diancam. Mungkin kita sudah beribadah melayani dengan giat dan sungguh-sungguh tetapi diperhadapkan sengsara daging, himpitan, tekanan, sampai seperti Elia mau minta mati. Kadangkala kita juga begitu. Saya dua kali minta mati, isteri saya bilang “ayah egois, cuma mementingkan diri, tidak ingat jemaat, tidak ingat keluarga”. Oh saya minta ampun.

 

Lewat doa penyembahan hati yang putus asa dan kecewa diubahkan menjadi kuat dan teguh hati. Kaum muda menghadapi keadaan “saya lahir di keluarga ini, kenapa saya dilahirkan di keluarga ini!” kenapa saya tidak dilahirkan di keluarga Jokowi! Iya kaya tetapi tidak kenal Yesus! Kenapa saya tidak lahir dalam keluarga Kim Jong Il. Kita dilahirkan di keluarga kita itu semua ada maksud Tuhan.

 

Dengan kuat dan teguh hati Musa dan Elia bisa memandang Yesus dan bercakap-cakap dengan Yesus. Bagi kita, dengan kuat dan teguh hati maka kita akan memandang pertolongan Tuhan dari segala masalah sampai yang mustahil sekalipun tepat pada waktunya. Menghadapi masalah nikah, masalah pelayanan, masalah ekonomi, masalah apa saja kita akan memandang pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Ayo kuat dan teguh hati. Hati bersih, hati suci, Yesus bertakhta, ada berkat-berkat Dia berikan. Ada pembukaan Firman selalu baru, ada persekutuan dan kesatuan dalam nikah, penggembalaan dan antara penggembalaan dan bisa melihat Tuhan dalam kemuliaan. Sampai nanti ketika Tuhan Yesus datang kedua kali, kita bisa memandang Yesus muka dengan muka, bisa menyambut kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga dan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.

 

Mazmur 27:14

27:14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

 

Dengan kuat teguh hati kita bisa menanti kedatangan Tuhan di awan-awan yang permai dan kita mandang muka dengan muka. Sekarang kita memandang pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Kata raja Daud aku senantiasa memandang Tuhan di sebelah kananku, membuat hati kuat tidak goyah, tangan kananNya memberikan kemenangan.

 

Jangan takut, Tuhan pasti menolong pada waktuNya. Jangan putus asa, jangan kecewa. Kalau sudah pernah minta mati ayo cabut dan minta ampun sama Tuhan. Kita sekarang masih bisa hidup karena Tuhan mau pakai. Paulus mengatakan kalau aku hidup untuk menghasilkan buah-buah bagi Tuhan. Mari kita mau datang kepada Tuhan, kita akan melihat pertolongan Tuhan, Dia mampu menolong tepat pada waktunya. Tidak tersembunyi kuasa Tuhan, jangan kecewa, jangan putus asa, lihat Tuhan, lihat kemuliaan Tuhan.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar