20220118

Kebaktian Doa, Selasa 18 Januari 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 9:35-41

9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"

9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."

9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"

9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.

9:39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."

9:40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"

9:41 Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

 

Ini menunjukan pengenalan terhadap Yesus sudah mendalam yang dibuktikan dengan doa penyembahan. Tadinya orang itu buta, setelah dicelikkan dia belum mengenal Yesus, dia baru mengenal dari kata orang. Sesudah itu dia harus melewati proses ujian atau sengsara menderita karena Yesus. Karena kebenaran dia diusir, dia dikucilkan dan saat itu dia bisa mengenal Yesus lebih dalam dan bisa menyembah Tuhan. Jangan heran kalau kita mau mempertahankan kebenaran, kita bersaksi tentang kebenaran, kita diperhadapkan sengsara daging tanpa dosa, percikan darah. Seperti orang buta ini diizinkan harus diusir dan dikucilkan serta ditolak, sampai dia harus tinggal sendiri. Saat kita merasa ditinggal sendirian, saat itu justru kita bertemu dengan Yesus yang juga pernah ditinggalkan sendirian di kayu salib. Jadi kalau kita merasa pernah ditinggal sendiri, dibandingkan sengsara Yesus, itu belum apa-apa. Yesus ditinggalkan sendiri dan mati di kayu salib. Murid-murid di taman Getsemani lari meninggalkan Dia. Sampai di kayu salib Allah Bapa juga meninggalkan Yesus.

 

Jadi jangan heran jika kita juga diperhadapkan seperti itu. Kita ditinggal sendiri karena kebenaran, ingat Yesus juga pernah ditinggal sendiri sampai mati di kayu salib sehingga ada hubungan pribadi dengan Yesus yang semakin erat. Kita bisa memandang pribadi Yesus dan berkata-kata dengan Yesus di dalam doa penyembahan. Kesempatan bagi kita saat ditinggal sendiri, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak ada jalan keluar menghadapi masalah pergumulan karena kebenaran, itu kesempatan bagi kita untuk bisa memandang pribadi Yesus secara pribadi, berkata-kata dengan Yesus di dalam doa penyembahan. Jadi doa penyembahan itu kita memandang pribadi Tuhan, bukan yang lain. Ketika kita sengsara lalu tidak mau menyembah maka akan memandang yang lain, saat sengsara malah memandang kesalahan orang lain “dia lebih jahat dari saya, dia tidak sungguh-sungguh beribadah koq dia enak! Saya ini sengsara!”. Apalagi kalau memandang dunia, dunia itu bagaikan laut yang bergelora, kalau memandang dunia pasti goyah sampai akhirnya tenggelam dan binasa selamanya.

 

Lewat doa puasa kita memandang pribadi Tuhan dan berkata-kata dengan pribadi Tuhan. Kita bisa curhat dan menyeru nama Tuhan Yesus. Apapun keadaan kita kalau karena kebenaran kita menderita, itu saatnya memandang Yesus, curhat kepada Yesus, menyeru nama Yesus, maka hasilnya:

1.      Mazmur 16:8

16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

 

Hasil pertama tidak goyah dalam menghadapi segala sesuatu. Segala sesuatu ini bisa dalam bentuk penderitaan. Bisa juga dalam bentuk godaan yang mau menenggelamkan kerohanian kita. Godaan kerja atau godaan jodoh. Kami hamba Tuhan digoda dengan pelayanan yang lebih besar tetapi sebenarnya hanya mau menenggelamkan kerohanian kita. Jika kita menyembah memandang Tuhan, maka hasilnya tidak goyah menghadapi segala sesuatu, tidak goyah itu = kuat teguh hati, itu modal utama menanti kedatangan Yesus.

Mazmur 27:14

27:14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

 

Pengertian kuat dan teguh hati:

a)      Berpegang teguh pada satu pengajaran yang benar dan sehat. Ada ajaran yang benar, ada yang tidak benar. Ajaran yang benar itu ajaran dari Yesus. Ajaran tidak benar itu dari manusia, sekalipun kelihatannya diambil dari Firman tetapi hasil dari logika manusia. Ajaran yang sehat itu dari Yesus, Firman yang dibuka rahasianya, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain di dalam Alkitab. Ajaran sehat itu tidak akan pernah bertentangan satu dengan yang lainnya. Si A mengajarkan ajaran sehat, si B mengajarkan ajaran sehat pasti bertemu, sebab sumbernya satu yaitu Yesus.

 

Ayo kita pegang teguh ajaran yang sehat yang selama ini sudah menjadi pengalaman hidup kita. Makanya Firman itu kita dengar dan praktekkan supaya menjadi pengalaman hidup. Kalau sudah jadi pengalaman hidup pasti dipegang teguh, tidak akan mudah dilepaskan. Dengar sampai praktek, banyak kali kita mendengar hanya sampai sebatas mengerti. Atau sebatas percaya yakin, tetapi untuk prakteknya masih pilih-pilih dulu, kalau tidak merugikan dipraktekkan. Kalau merugikan secara daging tidak dipraktekan sebab dia berpikir nanti begini nanti begitu.

 

b)      Tetap hidup benar dan suci sekalipun diperhadapkan dengan godaan dosa, paksaan untuk berbuat dosa, ancaman harus berbuat dosa. Tetap tidak mau berbuat dosa biar digoda, dipaksa, diancam, itu kuat teguh hati.

 

c)      Tidak kecewa, tidak putus asa apalagi tinggalkan Tuhan saat dalam pencobaan. Ketika diizinkan mengalami masalah tidak kecewa, tidak putus asa, tidak meninggalkan Tuhan, tetap percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan. Pencobaan memang akan dihadapi, bahkan Alkitab katakan pencobaan yang luar biasa. Jangan heran akan nyala api siksaan seolah-olah terjadi sesuatu yang luar biasa. Kita akan hadapi semua itu, jangan kecewa, jangan putus asa, jangan tinggalkan Yesus.

 

d)      Tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan apapun yang terjadi.

 

Hasilnya kalau kuat teguh hati:

Yohanes 16:23

16:23 Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.

 

Dalam dunia kita mengalami penderitaan batin dan fisik, hasilnya kita mengalami kuasa kemenangan dari Tuhan untuk mengalahkan dunia. Jangan takut, tantangannya hebat, pencobaannya hebat, dengan kuat dan teguh hati kita mengalami kuasa kemenangan dari Tuhan untuk bisa mengalahkan dunia.

 

Dunia ini bagaikan air laut bergelora. Tidak ada laut yang tenang, pasti ada angin dan gelombang. Jangan heran bila kita diperhadapkan dengan angin dan gelombang. Anginnya semakin kencang, gelombangnya semakin besar, tetapi kalau kuat teguh hati kita menang. Angin menunjukan angin pengajaran palsu yang semakin gencar ditiupkan oleh setan. Sepertinya benar tetapi sebenarnya tidak karena sudah ditambah sedikit dan dikurangi sedikit.

 

Kita juga diperhadapkan dengan angin godaan. Angin godaan begitu kencang hari-hari terakhir ini. Godaan dari laki-laki di luar keyakinan atau beda pengajaran, perempuan yang beda keyakinan atau beda pengajaran.

 

Dan gelombang dosa, semakin luar biasa dosa ini. Anak muda, orang tua, tidak pandang usia, semua dihantam gelombang dosa. Dan gelombang pencobaan yang begitu bertambah-tambah hari-hari terakhir ini. Tetapi kalau kuat teguh hati, kuasa kemenangan dari Tuhan meneduhkan semuanya. Semua diteduhkan, kita mengalami ketenangan, damai sejahtera, semua menjadi enak dan ringan.

 

Banyak perjuangan kita di dunia ini. Sekolah berjuang, waktu bekerja berjuang juga, mau menikah juga berjuang, sudah menikah berjuang. Karena memang Ayub katakan hidup di dunia ini seperti orang perang. Artinya banyak perjuangan.

Ayub 7:1

7:1 "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?

 

Ayub 7:1 (Terjemahan Lama)

7:1 Bahwasanya hal manusia di atas bumi ini seperti orang perang adanya dan hari hidupnyapun seperti hari orang upahan.

 

Banyak perjuangan kita di dunia ini, tetapi perjuangan yang utama adalah kuat dan teguh hati. Berjuang untuk pekerjaan, kalau tidak kuat teguh hati bisa tidak benar. Berjuang untuk sekolah, kalau tidak kuat teguh hati bisa juga tidak benar, bisa jatuh di dalam dosa. Berjuang untuk ibadah, kalau tidak kuat teguh hati, bisa kena angin pengajaran palsu. Sebab itu perjuangan kita yang utama adalah kuat teguh hati. Itu yang dipesankan oleh Tuhan kepada Yosua dalam perjalanan memasuki Kanaan. Sampai 4 kali dikatakan kuatkan dan teguhkan hatimu. 4 itu menunjuk 4 penjuru bumi, jadi di mana-mana harus kuat teguh hati.

 

2.      Yohanes 9:39-41

9:39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."

9:40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"

9:41 Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

 

Hasil yang kedua mengalami kuasa keubahan hidup. Ini adalah mujizat yang rohani. Kenapa bisa? Tadi Tuhan bilang supaya yang buta bisa melihat, ini pembaharuan, keubahan hidup.

 

Tanda keubahan hidup:

a)      Selalu merasa buta dalam artian yang positif. Artinya tidak melihat kesalahan orang lain tetapi selalu melihat kesalahan diri sendiri. Bukan lihat orang lain “coba lihat itu pak gembala begitu, ibu gembala begini” tidak usah kesalahan orang lain! Selalu melihat kesalahan sendiri artinya selalu mengoreksi diri lewat Firman pengajaran yang benar, sehingga tidak ada kesempatan menghakimi orang lain. Kalau temukan dosa segera akui kepada Tuhan dan akui kepada sesama. Orang yang selalu merasa buta, dia akan selalu berhati-hati dalam perjalanan hidupnya. Jangan sampai saya tersandung, jangan sampai saya terjatuh. Orang seperti ini pasti berhasil tembus sampai di Yerusalem Baru.

 

Kalau merasa tidak buta maka tidak hati-hati dalam perjalanan rohani tahu-tahu sudah jatuh dan cenderung menghakimi orang. Dalam mengendarai motor saja kalau suka lihat sana lihat sini, tidak melihat ke depan. Begitu lihat ke depan sudah tikungan, terlambat banting stir, jatuh! Kalau hati-hati, tidak usah lihat orang, lihat saja jalan supaya sampai ditujuan, begitu!

 

Dengan kata lain orang yang merasa melihat adalah orang yang memiliki kebenaran diri sendiri. Dia merasa saya benar, saya bicara begini tidak salah, tidak apa-apa! Akibatnya:

Yohanes 9:41

9:41 Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

 

Akibatnya dosanya tetap, sulit untuk bertobat. Dia merasa tidak berdosa, karena merasa tidak ada dosa maka dia pertahankan, tidak diakui, sulit bertobat, hanya untuk dihukum. Ini jangan terjadi dalam diri kita.

 

Dari pada menoleh kanan kiri, lebih baik mata tertuju kepada Yesus. Pandang Firman, bercermin kepada Firman, ternyata masih ada kotoran di wajahku, di tanganku, di badanku, untuk kita selesaikan semuanya.

 

b)      Kalau selalu merasa buta, selalu mengoreksi diri, maka dia akan tahu kelemahannya sehingga dia selalu merasa kecil, merasa tidak mampu, tidak berdaya sehingga selalu membutuhkan Tuhan, selalu menyerah sepenuh kepada Tuhan. Begitu lihat kelemahannya berdoa saya tidak berdaya, saya tidak mampu Tuhan, saya tidak layak, saya butuh Engkau Tuhan. Saya dipanggil Tuhan melayani betul-betul merasa tidak mampu. Saya tidak bisa menyusun kata-kata untuk berdoa. Dan kalau sudah gugup di depan orang pipi saya naik turun.

 

Merasa kecil, merasa tidak mampu, merasa tidak berdaya, hanya menyerah kepada Tuhan, selalu membutuhkan Tuhan, seperti orang buta yang selalu membutuhkan tuntunan sesama. Kalau tidak dituntun setengah mati dia ke mana-mana. Merasa kecil di sini bukan minder. Minder dengan sombong itu sama sebenarnya.

 

Kalau merasa buta secara positif, merasa kecil, mujizat jasmani pasti terjadi. Tuhan mampu menghapus segala kemustahilan. Dari yang mustahil menjadi tidak mustahil. Sampai kita berkata kok bisa, mujizat dari Tuhan. Ayo selalu merasa buta, cenderung melihat diri yang banyak kekurangan dan kesalahan, koreksi diri lewat Firman untuk diakui kepada Tuhan dan kepada sesama. Merasa kecil tidak berdaya, tidak mampu, hanya berharap, bersandar sepenuh kepada Tuhan maka mujizat jasmani juga terjadi.

 

Orang yang mengalami keubahan hidup itu disertai Tuhan sehingga langkah-langkah hidupnya langkah-langkah mujizat bersama dengan Tuhan. Kita tidak mampu, ada Tuhan menyertai dan menggendong kita. Jalan lagi lalu ada rintangan yang luar biasa, kita tidak mampu, Tuhan gendong lagi sampai tembus ke Yerusalem Baru, oh luar biasa bahagianya.

 

Mari banyak memandang Tuhan hari-hari terakhir ini, hanya memandang Yesus saja lewat doa penyembahan. Mujizat terakhir kita diubahkan sempurna seperti Yesus, menjadi Mempelai WanitaNya, kita bisa memandang Yesus muka dengan muka saat Dia datang kembali sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dan mulut kita hanya menyeru Haleluya. Sekarang banyak menyembah Tuhan, menyeru Tuhan Haleluya maka nanti kita bisa memandang Tuhan muka dengan muka, kita menyeru haleluya menyambut kedatanganNya.

Wahyu 19:6-9; 22:3-4

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

 

Kalau kita bisa memandang Yesus dan berkata-kata dengan Dia di dalam doa penyembahan, itu merupakan jaminan bahwa kita dimeterai oleh Tuhan dan dimiliki oleh Tuhan, tidak bisa diganggu-gugat oleh siapapun. Yang coba ganggu gugat berhadapan dengan Tuhan. Milik kita saja kita jaga, jangan ada yang coba ambil, apalagi milik Tuhan, Dia akan jaga dengan sungguh-sungguh.

 

Setiap manusia punya masalah, tidak ada yang tidak punya masalah. Tetapi jangan pandang masalahnya, jangan berharap manusia, jangan pandang dunia, jangan pandang salah orang lain, pandang saja Yesus. Menyeru kepada Yesus, curhat kepada Yesus, bukan kepada manusia. Yesus Raja kita, Dia Mempelai Pria Sorga kita yang pasti bertanggung jawab atas hidup kita. Menyembah Tuhan sampai kita yakin bahwa mujizat pasti terjadi.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tuhan Memberkati.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar