20220123

Kebaktian Umum, Minggu 23 Januari 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 12:13-14

12:13  Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.

12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Naga yang sudah dicampakkan ke bumi memburu perempuan yang telah melahirkan anak. Ini menunjukan antikristus sudah sangat dekat. Istilah memburu menunjukan suatu kecepatan, jadi jangan santai dalam perkara yang rohani. Kalau kita santai dalam perkara yang rohani, maka akan disergap oleh antikristus yang kejam dan ganas. Pada antikristus itu ada sayap kekejian, itu menunjukan suatu kecepatan.

Daniel 9:27

9:27 Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."

 

Ada 7 masa atau 7 tahun terakhir bagi gereja Tuhan di bumi ini sebelum nanti terangkat ke awan-awan menyambut kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga. Pada pertengahan 7 tahun itu antikristus akan muncul menguasai dunia. Jadi 7 tahun dibagi 2:

1.      3,5 tahun pertama merupakan masa penyucian terakhir bagi gereja Tuhan sekaligus masa praaniaya. Yang bertahan akan masuk penyingkiran gereja Tuhan, yang tidak tahan akan ketinggalan.

2.      3,5 tahun kedua adalah masa penyingkiran gereja Tuhan.

 

Kita tidak tahu kapan waktunya, itu suatu rahasia, hanya Tuhan yang tahu. Karena kita tidak tahu kapan waktunya maka kita harus berjaga-jaga dengan gerak cepat untuk masuk pada penyucian. Kalau sekarang ini baper dengar Firman, kapan mengalami penyucian.

 

Ada 4 sarana penyucian yang harus kita manfaatkan dengan sungguh-sungguh dan dengan maksimal, jangan sampai kita terlambat.

1.      Firman Penyucian.

Yohanes 17:17

17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

 

Berarti Firman penyucian, sama dengan Firman pengajaran yang benar. Kita bersyukur kita sudah ada di dalam pengajaran, sarananya sudah tersedia, tinggal mau memanfaatkan atau tidak. Kalau tidak memanfaatkan nanti terbuang. Di luar sana banyak yang ingin mendengar seperti yang kita dengar, tetapi mereka belum mendapat alamat yang tepat. Kita sudah mendapatkan Firman pengajaran lalu tidak mau dimanfaatkan, itu rugi besar! Firman pengajaran yang benar itu menyatakan dosa dan menegur kehidupan kita. Menyatakan dosa itu sudah keras, ditegur itu lebih keras lagi. Untuk apa dinyatakan dosa dan ditegur? Supaya sadar akan dosa, kita menyesalinya, mengakuinya kepada Tuhan dan kepada sesama.

II Timotius 4:2

4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

 

Dinyatakan apa yang salah, diungkap kesalahan kita dan ditegur. Supaya sadar dan menyesal, mengaku kepada Tuhan dan kepada sesama. Kadang manusia ini sulit untuk sadar akan dosanya, maka Firman pengajaran yang benar itu perlu diberitakan secara berulang-ulang. Mungkin pertama kali disampaikan belum sadar, diulang lagi tetapi belum sadar juga, diulang-ulang terus sampai sadar. Sesudah sadar kadang belum menyesal, inilah kerasnya manusia itu! Dia ulang lagi dosanya, disampaikan lagi berulang-ulang sampai kita bisa menyesal dan mengaku kepada Tuhan dan sesama. Ini pentingnya Firman pengajaran di ulang-ulang. Jangan bosan mendengar Firman diulang-ulang. Mungkin kita sudah mengaku, sudah sadar, sudah menyesal, kenapa diulang lagi? Berarti masih ada di antara kita yang belum sadar, belum menyesal, belum mengaku. Jangan kita egois! Ada di antara kita yang belum sadar makanya perlu diulang-ulang.

Ulangan 6:6-9

6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 

6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,

6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

 

Dulu bangsa Israel disuruh mengajar ulang berulang Firman yang Tuhan ajarkan, sampai tulis di dahi, tulis di pintu rumah. Sekarang kita tidak sampai begitu, dalam penggembalaan Firman diulang-ulang. Firman pengajaran yang diulang-ulang itu disebut Firman penggembalaan. Jadi dalam penggembalaan kesempatan utama untuk kita disucikan oleh Firman pengajaran yang benar, dibandingkan kita hanya mendengar sewaktu-waktu. Hari ini kita dengar, mungkin rabu keluar lagi, disampaikan lagi, diulang lagi.

 

Firman penggembalaan ini juga digambarkan seperti kokok ayam. Tiap hari sama, waktunya sama, bunyinya sama. Kokok ayam yang sederhana bisa menyadarkan Petrus. Jadi jangan bosan diulang-ulang Firman pengajaran. Ini sarana pertama, sudah kita terima dan sudah ada pada kita, biar kita manfaatkan, cepat untuk mengaku, jangan ditunda-tunda. Dalam penyucian harus gerak cepat.

 

2.      Wahyu 3:19

3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

 

Sarana kedua adalah hajaran Tuhan. Hajaran datang ketika kita menolak teguran Firman pengajaran yang benar. Tetapi itu merupakan wujud kasih Tuhan kepada kita. Maksud dari hajaran adalah supaya kita bertobat, kita sadar akan dosa, menyesali dosa, mengaku kepada Tuhan dan mengaku kepada sesama. Kapan hajaran berhenti? Ketika kita bertobat. Tetapi jangan bersikap seperti orang Israel, sampai Tuhan bingung dan berkata di mana lagi harus Kuhajar dari kepala sampai kaki penuh bekas cambukan. Tetapi dasar orang Israel keras hati. Jangan tunggu dihajar, lebih baik sekarang terima penyucian Firman, segera sadar akui dosa-dosa kita. Dihajar itu tidak enak, tidak ada hajaran yang enak. Apakah ada cambuk yang enak? Tidak ada! Kalau masih keras hati yah dibiarkan oleh Tuhan, berarti siap untuk dihukum dan dibinasakan.

 

Ayo jangan tunggu dihajar, dengar Firman sungguh-sungguh, terima penyucian Firman Tuhan, jangan Cuma main handphone! Jangan sampai dihajar oleh Tuhan. Kadangkala sudah tidak dihajar Tuhan, lalu melihat orang lain dihajar malah berkata “memang orang itu berdosa!”. Hati-hati, kalau sudah tidak dihajar Tuhan, itu berarti sudah dibiarkan dan siap dibinasakan. Jangan malah berkata “saya tidak salah, buktinya saya tidak dihajar Tuhan, Firman itu hanya mengada-ada saja” padahal itu sudah dibiarkan!

 

3.      I Yohanes 1:7-9

1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

 

Sarana ketiga adalah darah Yesus. Firman pengajaran dan hajaran Tuhan menjadi mubasir kalau tidak ada darah Yesus. Koq bisa? Kalau kita mengaku dosa lalu tidak ada darah Yesus yang menghapus dosa tidak ada gunanya. Ketika kita kena Firman atau hajaran Tuhan lalu kita sadar, menyesal dan mengaku, saat itu darah Yesus aktif bekerja untuk mengampuni, menghapus dosa kita sampai tidak berbekas lagi, seakan-akan kita tidak pernah berbuat dosa itu dan untuk mencabut akar dosa supaya kita tidak mengulangi lagi. Dengan kata lain darah Yesus aktif membenarkan kita.

 

Kalau tidak ada darah Yesus pengajaran menjadi sia-sia, sebab apa yang bisa mencabut dosa kita, hajaran juga menjadi sia-sia. Jadi 3 sarana ini sampai yang keempat tidak dapat terpisah. Keempat sarana ini sangat kita butuhkan, tidak bisa kita hanya memilih satu atau dua.

Roma 3:23-24

3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

 

Ada 3 tingkatan kebenaran, sekarang kita berada pada tingkatan yang mana.

a)      Kebenaran dari hasil pengampunan. Artinya kita dibenarkan oleh darah Yesus karena kita mengaku dosa kita. Tingkatan ini masih sangat rawan. Kenapa? Rasul Petrus mengatakan ada orang yang sudah diampuni tetapi lupa akan pengampunan yang telah dia terima.

II Petrus 1:9

1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

 

Buta dan picik artinya pikiran, pandangan rohaninya dan pengenalannya akan Yesus tidak luas. Dia lupa akan dosanya yang sudah diampuni. Manusia ini mudah lupa. Sebab itu jangan berhenti pada kebenaran tingkat ini. Bahkan baru saja diampuni sudah bisa lupa, tidak usah tunggu lama-lama! Apa buktinya bahwa dia lupa akan pengampunan dosa? Begitu diampuni langsung merasa lebih benar dari orang lain sampai menghakimi orang lain.

 

Pengikutan kita kepada Yesus tidak sama, ada yang lebih dahulu ada yang masih baru. Yang lebih dahulu jangan merasa lebih benar dari yang baru. Saya sebagai gembala harus tahu melayani mana yang baru, masa yang baru langsung dikerasi. Ingat waktu bapa ibu masih baru dalam pengajaran, tidak langsung dikerasi. Orang baru merangkak sudah langsung disuruh lari. Dia masih baru belajar, nanti digiring sama-sama masuk finish. Jangan lupa dulu kita juga orang berdosa sekarang sudah diampuni.

 

Ingat perumpamaan hamba yang berhutang. Baru saja dia diampuni saat itu, lalu ketemu temannya yang berutang padanya, langsung dia cekik, dia lupa pengampunan dosa. Jangan sampai setelah kita diampuni merasa paling benar sampai menyalahkan orang lain. Dalam gereja dan dalam organisasi gereja main pecat, itu berarti lupa bahwa sudah diampuni dosanya. Kadangkala kita lupa bahwa dulu kita dibenarkan oleh Tuhan, tidak benar dari asalnya. Kita dikandung dalam dosa, tidak ada yang benar dari asalnya. Setelah kita dibenarkan Tuhan jangan kita lupakan itu, jangan kita malah salah-salahkan orang lain.

 

Seharusnya kalau kita sudah dibenarkan oleh darah Yesus, lalu kita lihat ada orang yang tidak benar, tolonglah dia, bawa kepada Yesus, bawa kepada Firman supaya dia juga dibenarkan oleh kuasa darah Yesus. Sehingga tidak ada kecenderungan menyalahkan dan menghakimi orang.

 

Kita periksa kebenaran kita tingkat yang mana. Kalau masih mempersalahkan orang lain itu berarti kebenaran tingkat pertama. Saya sudah berhenti merokok, kenapa dia itu masih merokok. Padahal dulu kamu juga sama seperti dia, dia ini masih baru mengenal pengajaran, baru belajar! Bukan berarti saya setuju orang baru yang merokok, tetapi pelan-pelan di ajar.

 

b)      Kebenaran karena kelepasan dari dosa.

I Yohanes 3:9

3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

 

Ini kebenaran yang dihasilkan dari lahir dari Firman Allah.

I Petrus 1:23-25

1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

1:24 Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, 

1:25 tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.

 

Kebenaran tingkat ini sudah sama dengan tingkat kesucian. Apa buktinya kita sudah ada pada tingkat ini? Buktinya kita membenci dosa. Jangankan dibuat, lihat saja tidak mau. Berbeda dengan orang yang diampuni tadi, orang yang diampuni baru meninggalkan dosa. Tetapi satu saat bila dia lupa akan pengampunan dosa, dia bisa melakukan dosa itu lagi. Kalau sudah sampai pada tingkat kedua ini betul-betul dia sudah benci dosa, tidak mau lagi, biar diapa-apakan dia tidak mau lagi berbuat dosa. Ayo biar kita sudah mencapai kebenaran tingkat ini.

 

Yang sangat disayangkan kalau orang yang sudah lama dalam pengajaran lalu melihat yang baru dalam pengajaran masih berbuat ini dan itu kemudian dia juga ingin melakukan seperti itu. Ah saya juga mau berbuat ini itu, dia bisa lakukan, pak gembala tidak marah, kalau saya langsung dikerasi! Itu karena dia masih baru, nanti satu saat dia akan sadar sendiri “saya masih begini, mereka sudah tidak” akhirnya sadar dan tidak mau lagi lakukan. Perempuan baru datang ibadah pakai celana panjang, masa langsung saya teriaki “pakai rok!”. Nanti dengan sendirinya dia lihat tidak ada perempuan yang pakai celana panjang, semua pakai rok. Lama-lama dia lepaskan sendiri.

 

Memang ada yang dilihat oleh gembala bisa langsung ditegur, itulah karunia menimbang roh. Saya tidak bisa meniru pakaian papa, pakaian saya lain lagi tetapi tidak keluar dari koridor Firman. Saya pernah coba tegur bapak yang berkumis supaya dicukur tetapi malah dijawab saya merasa masih orang berdosa. Mau bilang apa, masa saya mau suruh keluar. Saya sampaikan saja Firman, tetapi setiap saya ngobrol dengan dia yang saya lihat kumisnya. Eh minggu berikutnya serempak cukur kumis. Tidak bisa langsung dikerasi jangan begini, jangan begitu. Kita yang sudah lama jangan malah tiru-tiru yang masih baru, jangan! Ikut Tuhan itu bukan dipaksa, bukan memaksa, semua terjadi secara wajar, seiring waktu Firman disampaikan. Nanti cara Tuhan mengajar kehidupan itu.

 

Kalau sudah dilepaskan dari dosa, sudah membenci dosa maka kita sudah menjadi orang pilihan Tuhan. Diampuni itu sama dengan dipanggil oleh Tuhan. Manusia berdosa itu jauh dari Tuhan, terpisah. Dia sadar akan dosanya, dia mengaku, dia datang. Berhenti itu sama dengan dipanggil tetapi jangan berhenti di situ saja, sebab banyak dipanggil sedikit yang dipilih. Harus gerak cepat sekarang ini, masuk dalam pilihan Tuhan. Sudah harus membenci dosa supaya kita jangan disesatkan.

 

Tetapi iblis itu tidak pernah berhenti, dia bergerak terus mau menyesatkan orang-orang pilihan. Sudah dipilih Tuhan, iblis masih berusaha menyesatkan.

Matius 24:24

24:24 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.

 

Sudah bertobat, sudah tidak berbuat dosa, sudah benci dosa, tidak mau merokok, tidak mau minum minuman keras. Kalau yang sudah lama dalam pengajaran ditanya “masih minum?” lalu dijawab “masih minum sedikit” aduh jangan seperti itu, harusnya “tidak, saya benci minuman keras!”. Kalau masih baru masih dimaklumi.

 

c)      Tingkatan terakhir benar seperti Yesus benar, ini tingkatan paling tinggi.

I Yohanes 3:7

3:7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;

 

Kalau kebenaran sudah sampai level ini tidak bisa lagi disesatkan. Bagaimana untuk bisa mencapai level ini?

Amsal 12:26

12:26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.

Supaya bisa mencapai benar seperti Yesus benar maka harus masuk kandang penggembalaan, harus tergembala. Tetapi jangan asal tergembala. Tergembala di mana? Tergembala pada Firman pengajaran yang benar. Jadi bukan pada organisasi, bukan pada manusianya. Kalau tergembala pada manusia lalu besok-besok manusianya sesat maka dia ikut sesat. Kalau tergembala pada organisasi lalu besok-besok organisasi aturannya sudah bertentangan dengan Firman, dia bisa salah! Tetapi kalau tergembala pada Firman pengajaran yang benar, tidak bisa disesatkan. Ini tugas kami gembala, hadirkan pengajaran yang sehat di dalam setiap ibadah sehingga jemaat merasakan ada tudung perlindungan dari angin ribut dan ajaran palsu.

Yesaya 32:1-2

32:1 Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan,

32:2 dan mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.

 

Angin itulah angin pengajaran palsu, gembala menjadi tempat perlindungan. Di dalam Tabernakel yang ditudungi hanya ruangan suci dan ruangan maha suci, halaman tidak ada tudung. Ruangan suci itu sudah ditutup dengan papan jenang, ditambah 5 kayu lintangnya, ditutupi lagi dengan 4 tudung sehingga angin tidak bisa masuk. Tudung yang bisa terlihat dari dalam adalah tudung Tabernakel. Itu menunjukan gembala di dunia dan Gembala Agung di sorga yang hanya bisa dilihat dengan mata rohani. Kalau gembalanya salah ajaran maka tidak ada perlindungan dari Gembala Agung sehingga tudungnya dilepas. Kalau tudung Tabernakel dilepas maka 3 tudung di atasnya juga dilepas. 3 tudung di atas menunjuk perlindungan dari Allah Tritunggal. Jadi gembala ini adalah perlindungan dari angin pengajaran palsu bagi sidang jemaat sehingga kesucian terjaga.

 

Orang yang tergembala Tuhan berikan urapan Roh Kudus sehingga bisa peka membenarkan ajaran benar dan ajaran palsu.

Imamat 21:12

21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

 

Dalam ruangan suci, dalam penggembalaan ada pengurapan. Dalam ruangan suci itu ada 3 macam alat, bukan cuma 1 alat. Ini menunjukan 3 macam ibadah pokok, jangan cuma 1 ibadah kita tekuni, tetapi harus 3 macam ibadah pokok.

v  Meja roti sajian menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.

v  Pelita emas menunjuk ketekunan dalam ibadah raya.

v  Mezbah dupa emas menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.

Ini harus ditekuni maka urapan Roh Kudus dicurahkan kepada kita. Urapan Roh Kudus ini yang membuat kita peka.

I Yohanes 2:27

2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

 

Bagaimana supaya tetap ada dalam pengurapan? Yah harus masuk ruangan suci, kalau keluar dari ruangan suci urapan berkurang. Kalau tinggalkan maka urapan hilang. Kalau tetap ada di situ maka urapan juga tetap pada kita. Yang dimaksud tidak perlu diajar orang lain disini adalah ajaran lain, nabi palsu. Roh Kudus bisa membuat kita peka. Bahkan sangking kuatnya urapan Roh Kudus belum kita dengar orang itu berbicara, baru berpapasan saja kita sudah tahu orang itu membawa ajaran sesat. Itu pentingnya tergembala, kesucian terjaga untuk diarahkan kepada kesempurnaan.

 

Dari 3 tingkatan ini sudah di mana kita berada. Kalau sudah tergembala dengan benar berarti sudah ada pada tingkatan benar seperti Yesus benar, sempurna seperti Yesus sempurna. Mulai dari saya gembala harus tergembala sungguh-sungguh. Jemaat juga ayo tergembala sungguh-sungguh.

 

4.      Imamat 16:14-17

16:14 Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

16:15 Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.

16:16 Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.

16:17 Seorang pun tidak boleh hadir di dalam Kemah Pertemuan, bila Harun masuk untuk mengadakan pendamaian di tempat kudus, sampai ia keluar, setelah mengadakan pendamaian baginya sendiri, bagi keluarganya dan bagi seluruh jemaah orang Israel.

 

Yang keempat penyucian lewat percikan darah, mau tidak mau ini harus kita terima. Ini penyucian terakhir untuk mencapai kesempurnaan. Dulu Imam Besar Harun setahun sekali masuk ke ruangan maha suci dengan membawa darah dan dupa ukupan. Darah itu dipercikan 7 kali di atas tutup pendamaian dan 7 kali di depan tabut Perjanjian. Untuk apa? Untuk memperdamaikan dosanya sendiri, dosa keluarganya dan dosa seluruh jemaat Israel. Berarti penyucian tuntas, tidak ada yang terlewatkan. Ini harus kita alami. Percikan darah itu adalah sengsara daging bersama Yesus, karena pengajaran yang benar, karena ibadah, itu sudah betul. Kita mengalami penyucian tuntas terutama dari dosa yang tersembunyi, yang kalau orang lain lihat wah sudah suci, sudah baik, sudah luar luar biasa. Tetapi begitu sudah kena percikan darah ternyata ada dosa yang tersembunyi yang tidak dilihat orang lain, antara lain:

a)      Ragu-ragu atau bimbang seperti Yohanes Pembaptis yang ragu terhadap Yesus ketika dia dipenjarakan. Waktu dia dipenjara dia kirim murid-muridnya “coba tanya betulkah Dia itu Mesias atau kami harus menanti yang lain?” Yohanes dipenjara karena dia menegur Herodes, dia sampaikan pengajaran yang keras. Resikonya dia harus tanggung, dipenjara sampai akhirnya dia dipenggal. Tetapi sayang waktu dia dipenjarakan kelihatan ada dosa yang tersembunyi selama ini.

Matius 11:2-6

11:2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,

11:3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"

11:4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:

11:5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.

11:6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

 

Kadangkala ketika kita diperhadapkan dengan sengsara percikan darah di situ muncul keraguan terhadap Yesus, terhadap pengajaran yang benar “betulkah yang saya pegang ini, benarkah yang saya yakini dan terima ini, atau masih adakah ajaran lain yang lebih benar dari ini?”. Orang bimbang tidak mendapatkan apa-apa dari Tuhan kalau tidak segera ditolong. Makanya perlu percikan darah supaya kita mengalami penyucian dari dosa ragu dan bimbang.

 

Kalau membaca Yohanes pasal 1 Yohanes Pembaptis ini luar biasa. Di depan orang banyak dia tunjuk Yesus “lihat Anak Domba Allah yang menghapus dosa seluruh dunia!” Yesus sebagai Juruselamat Penebus. Di ayat-ayat selanjutnya dia tunjuk lagi Yesus “lihat Anak Domba Allah!” Yesus sebagai Mempelai. Dia kenal Yesus luar biasa, tetapi dalam percikan darah dia ragu dan bimbang terhadap Firman pengajaran.

 

Jangan ragu dan bimbang terhadap Firman pengajaran, pegang teguh. Kalau kita diperhadapkan dengan percikan darah itu sudah betul. berarti sudah betul. Kita sudah masuk dalam proses penyucian terakhir untuk mencapai kesempurnaan. Sudah tidak lama, ayo bertahan!

 

b)      Dosa kebenaran diri sendiri seperti Ayub.

Ayub 32:1-2

32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.

32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,

 

Coba bandingkan dengan pasal 1, luar biasa Ayub ini, siapa yang sangka di dalam dirinya ternyata ada dosa kebenaran diri sendiri.

Ayub 1:1

1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

 

Luar biasa, berarti Ayub sudah menerima 3 sarana penyucian di atas tadi. Sudah terima Firman, hajaran Tuhan dan darah Yesus, sebab dia saleh dan menjauhi kejahatan. Begitu kena percikan darah ketahuan ternyata Ayub ada dosa kebenaran diri sendiri. Membenarkan diri dengan menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan, menyalahkan Firman, sampai menyalahkan setan. Itu kebenaran diri sendiri yang ada pada Ayub. Syukur percikan darah dia alami dan dia disucikan.

 

Siang ini mungkin kita datang dengan pengalaman ada percikan darah, itu maksudnya supaya kita mengalami penyucian terakhir. Jangan ragu akan Firman pengajaran yang benar dan jangan ada kebenaran diri sendiri pada kita!

 

Imamat 23:37

23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.

 

Percikan darah yang dikerjakan oleh Imam Besar Harun, dilakukan pada hari raya Pendamaian tanggal 10 bulan 7. Setelah hari raya pendamaian maka ada hari raya pondok daun pada bulan yang sama tanggal 15.

Imamat 23:34

23:34 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.

 

Pada hari raya pondok daun itu bangsa Israel tidak boleh tinggal di rumahnya. Mereka harus membuat pondok dari daun-daunan yang diambil dari 7 jenis pohon dan mereka harus tinggal di situ selama 7 hari. Ini menubuatkan penyingkiran gereja Tuhan di padang gurun jauh dari antikristus.

 

Jadi, percikan darah merupakan penyucian terakhir supaya kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan untuk disingkirkan dari antikristus. Mau tidak mau harus kita terima, jangan ditolak. Saya sudah tergembala dengan baik, sudah hidup benar, mau disucikan, kenapa saya menderita, kenapa saya sengsara? Itu sudah betul, supaya kita bisa masuk penyingkiran dan jauh dari mata antikristus.

 

Sebagai manusia daging yang ditandai dengan kedagingan ini, menghadapi percikan darah kita tidak kuat, tidak mampu. Di awal-awal kita mampu, lama-lama percikan darah semakin hebat mulai memberontak. “Di mana Tuhan ini, tidak adil Tuhan, pengajaran ini benar atau tidak” mulai ragu seperti Yohanes Pembaptis. “Itu dia tidak setia ibadah, aman-aman saja hidupnya, sedangkan saya menderita” mulai kebenaran diri sendiri seperti Ayub. Supaya kita kuat menghadapi percikan darah maka Tuhan kasih solusi jalan keluar. Tadi Imam Besar Harun selain membawa darah dia juga membawa dupa.

Imamat 16:12-13

16:12 Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling sampai halus, lalu membawanya masuk ke belakang tabir.

16:13 Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.

 

Harus bawa dupa artinya bertekun dalam doa penyembahan, tambah doa puasa, tambah doa semalaman, kita tekuni itu supaya kuat. Banyak pengalaman saya hadapi dalam pelayanan, betul-betul sengsara, betul-betul menderita, perasaan batin seperti disayat-sayat. Tinggal menyembah Tuhan saja, mau apa? Mau bertengkar, mau melawan, mau ajak ribut? Rugi saya! Tinggal menyembah, curhat sama Tuhan, bukan sama facebook atau whatsapp. Sama seperti Yesus, menghadapi kayu salib, di taman Getsemani Dia menyembah berdoa semalaman. Ayo banyak menyembah hari-hari terakhir ini. Saat tidak mampu lipat lutut di bawah kaki Yesus. Mungkin sangking beratnya percikan darah dan sengsara itu sampai tidak bisa lagi berkata-kata dan tinggal menyebut Yesus, tinggal air mata. Menyebut Yesuspun tidak bisa lantang lagi, tinggal lirih seperti suara erangan merpati. Begitu dalam percikan darah dan kita menyembah, kita seperti dicash, kuat lagi melayani Tuhan. Dan ingat, di mana ada percikan darah, di situ ada kasih karunia Tuhan. Kalau saya masih bisa melayani hingga saat ini dengan banyaknya pergumulan dan tantangan itu hanya karena kasih karunia Tuhan.

I Petrus 2:19

2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

 

Yusuf berhasil menjadi penguasa di Mesir karena hikmat Tuhan dan kasih karunia Tuhan. 13 tahun dia harus sengsar untuk menjadi penguasa di Mesir. Jadi jangan takut, kita hidup dari kasih karunia Tuhan, lebih dari apapun di dunia ini, lebih dari milliaran uang. Sulit saya terangkan teorinya, tetapi biarlah menjadi praktek hidup kita.

 

Kita belajar dari Yusuf, dia menjadi penguasa karena hikmat Tuhan itulah pembukaan rahasia Firman dan kasih karunia Tuhan. Harus sengsara dulu baru jadi penguasa.

Kisah Para Rasul 7:9-10

7:9 Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,

7:10 dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.

 

Di mana ada percikan darah, di situ ada kasih karunia Tuhan. Ini yang membuat kita akan berhasil seperti Yusuf. Bukan dikuasai Mesir tetapi menguasai Mesir, bukan dikuasai dunia tetapi berkuasa atas dunia, kita mengalami kelepasan dari dunia terangkat ke awan-awan bertemu Yesus. Yusuf lahir di masa tuanya Yakub. Yakub gambaran Allah Roh Kudus. Jadi Yusuf gambaran sidang Mempelai yang lahir di zaman Allah Roh Kudus. Sidang mempelai terbentuk di penghujung zaman Roh Kudus ini, semoga kita adalah orangnya.

 

Jika kita menerima percikan darah maka ada hasilnya di situ:

a)      Ibrani 4:16

4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

 

Ada pertolongan Tuhan tepat pada waktunya, jangan putus asa dalam percikan darah sebentar lagi ada pertolongan Tuhan pada waktunya. Kita mungkin menghadapi masalah nikah, kita mungkin tidak salah tetapi dipersalahkan, kita dibenci karena pengajaran yang kita pegang, karena mau hidup benar-hidup suci. Tunggu saja waktunya Tuhan, Tuhan pasti menolong tepat pada waktunya. Suami yang tadinya benci bisa satu saat berkata “kapan mama mau pigi ibadah, nanti saya antar”. Lama-lama suaminya bertanya “boleh saya ikut?”. Sabar, jangan langsung berkata “sudah tidak tahan saya, pisah saja torang, cerai! Biar saya nyaman beribadah”. Itu bukan jalan keluar yang tepat! Tunggu saja waktunya Tuhan, kasih karunia Tuhan dapat menolong tepat pada waktunya.

 

b)      Hasil kedua kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang siap sedia menanti kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga. Kalau tidak dipercik oleh darah lalu Yesus datang ternyata kita seperti Yohanes, ada perasaan ragu di hati, atau seperti Ayub ternyata ada kebenaran diri sendiri, maka pasti ketinggalan. Oleh sebab itu lewat percikan darah kita siap sedia menyambut kedatangan Yesus.

Wahyu 22:20-21

22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

22:21 Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

 

Ayat 20 Yesus siap sedia untuk datang, Mempelai WanitaNya menjawab amin datanglah Tuhan Yesus, berarti siap sedia menyambut kedatangan Yesus. Apa bukti kesiapan? Hidup dalam kasih karunia, mau menerima percikan darah. Percikan darah itu sama dengan ujian. Harus melewat ujian. Kadangkala ketika kita mengalami percikan darah, muncul bahasa “Tuhan tidak perhatian sama saya, Tuhan tidak peduli saya”. Justru wujud perhatian Tuhan kepada kita adalah percikan darah, adalah ujian itu, itu peduli Tuhan kepada kita.

Mazmur 11:4

11:4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

 

Itulah bentuk perhatian dari Tuhan. Jangan bilang Tuhan tidak perhatian sama saya, salah kita! Kalau kita mengalami ujian, mungkin sakit atau diizinkan merosot yang jasmani, diizinkan gagal, dikucilkan, dibenci orang, itu perhatian Tuhan kepada kita, supaya kita hidup di dalam kasih karunia Tuhan. Ujian apapun yang kita hadapi biarlah kita selalu ingat itu perhatian Tuhan, itu kasih karunia Tuhan kepada kita. Begitu kita rela menerima percikan darah, kita sudah hidup di dalam kasih karunia Tuhan. Nanti mendapat pertolongan tepat pada waktunya dan kita disiapkan menjadi Mempelai Wanita Tuhan untuk menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga di awan-awan yang permai.

 

Mazmur 26:2-3

26:2 Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.

26:3 Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

Daud bukan menantang Tuhan, dia sadar sangat membutuhkan kasih karunia Tuhan. Apa gunanya takhta dan kekayaan kalau tidak dalam kasih karunia Tuhan. Makanya dia sangat rindu mendapatkan kasih karunia Tuhan. Ujian itu adalah salah satu bentuk kasih karunia Tuhan kepada kita.

 

Tuhan Memberkati.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar