20220723

Kebaktian Doa, Sabtu 23 Juli 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 10:11-13

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

10:13 Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.

 

Ini musuh kedua dalam penggembalaan yaitu serigala, menunjuk roh antikristus. Serigala atau antikristus ini membongkar daging sehingga penggembalaan itu menjadi penggembalaan yang kedagingan, gembala mempertahankan daging, jemaat juga mempertahankan daging. Itu yang perlu kita waspadai, kalau kita beribadah melayani Tuhan malah daging makin bertumbuh subur dan bukan makin dirobek, kita perlu bertanya-tanya apa yang ada di dalam penggembalaan. Kalau Firman pengajaran yang benar yang ditampilkan dan kita sungguh-sungguh mencari itu maka daging itu pasti dirobek, dimatikan, sampai tidak bersuara lagi. Tetapi kalau dalam penggembalaan yang kita cari hanya perkara yang jasmani, terutama perkara uang yang digembar gemborkan di situ, maka daging yang akan muncul di situ, perbuatan daging, hawa nafsu daging, tabiat daging, bukannya mengalami penyucian malah semakin kedagingan.

 

Untuk menghadapi serigala atau antikristus ini yang mau merusak penggembalaan, Yesus tampil sebagai gembala yang baik. Langsung terlihat perbedaan mencolok di sini dari gembala upahan yang lari ketika serigala datang, Yesus tampil sebagai gembala yang baik. Dia tidak lari tetapi justru memberikan nyawa bagi domba-dombaNya. Dia tidak takut, tidak menyayangkan nyawaNya sendiri, justru Dia berikan untuk domba-dombanya. Ini yang harus kita perhatikan, dalam menghadapi serigala, kita tidak mampu berbuat apa-apa selain bersandar pada Yesus gembala yang baik. Kebutuhan utama domba adalah gembala. Kalau ada gembala, makanan, perlindungan, semuanya pasti ada. Kita butuh Yesus sebagai Gembala yang baik. Istilah yang baik berarti mengajarkan kita untuk tergembala dengan baik. Jangan main-main di dalam penggembalaan. Mulai dari gembala menggembala dengan baik, domba-domba tergembala dengan baik.

 

Ada 3 penampilan Tuhan Yesus demi kita domba-dombaNya.

1.      Sebagai Gembala yang baik Yesus rela menderita sampai memberikan nyawaNya untuk domba-dombaNya. Apa manfaatnya untuk kita, mengapa Dia harus memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya?

I Petrus 2:21

2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

 

Dia Gembala Baik menyerahkan nyawaNya bagi domba-dombaNya untuk meninggalkan teladan jejak bagi kita untuk kita ikuti. Kita sekarang berada di tengah-tengah dunia akhir zaman yang digambarkan seperti tengah malam, gelap. Dan dunia ini bagaikan padang gurun, kita tidak tahu arah mana yang kita harus ikuti. Makanya Yesus tampil sebagai Gembala yang baik, Dia menyerahkan nyawaNya untuk meninggalkan teladan jejak kepada kita. Jejak apa? Jejak kematian dan jejak kebangkitan. Ini yang harus kita ikuti sebagai domba yang tergembala dengan baik dan benar.

 

Kidung Agung 1:8

1:8 — Jika engkau tak tahu, hai jelita di antara wanita, ikutilah jejak-jejak domba, dan gembalakanlah anak-anak kambingmu dekat perkemahan para gembala.

 

Jejaknya banyak, dombanya satu itulah Yesus Gembala yang baik.

 

Praktek mengikuti jejak Yesus:

a)      Mengikuti jejak kematian.

I Petrus 2:22-24

2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.

2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 

Praktek mengikuti jejak kematian adalah mati terhadap dosa. Dimulai dari tidak berbuat dosa, tidak berdusta, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi dengan kebaikan. Ketika Yesus dicaci maki, Dia tidak membalas dengan caci maki. Ketika Dia menderita Dia tidak mengancam. Kita mau berhenti berbuat dosa yang selama ini kita lakukan bahkan sudah menjadi hobi, sudah menjadi sumber keuntungan, itu sakit bagi daging. Berhenti berdusta sakit bagi daging. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan itu sakit bagi daging. Apalagi mau membalas dengan kebaikan, itu kematian! Orang mati itu dagingnya tidak merasa apa-apa lagi.

 

b)      Mengikuti jejak kebangkitan yaitu hidup untuk kebenaran. Segala sesuatu yang kita lakukan untuk kebenaran, yang benar-benar saja, yang lurus-lurus saja, tidak usah yang bengkok-bengkok. Mau hidup untuk kebenaran tidak gampang, sengsara bagi daging, tetapi harus. Itulah teladan jejak yang Yesus tinggalkan bagi kita. Mau benar, nikah benar, pelayanan benar, study benar, pekerjaan benar, semuanya benar, memang merupakan suatu proses, tidak instan. Dulu saja masalah helm saja suatu proses, tidak gampang, harus berdebat dulu dengan bapak gembala. Padahal itu juga untuk keselamatan. Hidup untuk kebenaran itu memang suatu proses, tidak instan.

 

Hasilnya mau hidup untuk kebenaran:

1)      Oleh bilur-bilurNya kamu sembuh, artinya sehat secara jasmani terutama secara rohani. Jadi ketika diperhadapkan dengan sakit penyakit yang lebih dahulu kita cari apa? Dokter, obat? Seharusnya yang duluan kita cari penyebab di dalamnya, dosa apa yang kita buat. Karena kalau kita benar pasti sehat, terutama sehat secara rohani. Jadi kenapa ada orang meninggal karena sakit? Berarti dia tidak benar? Yang utama rohani sehat, jasmani itu urusannya Tuhan, Tuhan yang kasih sehat. Tetap kita jaga kesehatan juga. Jangan berpikir Tuhan yang kasih sehat, biar saya kolesterol saya tetap mau makan daging. Sudah tahu itu musuhnya tetap dimakan, itu sudah tidak benar! Ada lagi yang bilang yang penting sudah didoakan, itu mencobai Tuhan namanya.

 

Apa buktinya sehat rohani? Bisa beribadah melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh sekalipun sakit. Kalau rohaninya sakit biar sehat badannya dia tidak beribadah. Tidak bisa datang tatap muka langsung, bisa secara online. Tidak bisa mengikuti secara langsung, bisa ikuti tunda. Tidak mau terlewatkan satukalipun persekutuan dengan Tuhan di dalam ibadah, tidak mau menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, itu orang yang sehat rohaninya. Kita lihat teladan bapak gembala, sekalipun sakit tetap beribadah melayani. Sudah detik-detik mau dipanggil Tuhan masih tetap melakukan pelayanan pendamaian, berdoa syafaat bagi sidang jemaat. Sampai perkataan beliau “sudah diperdamaikan semuanya”. Itu sehat rohani. Bukan nanti sudah sehat tubuh kita baru beribadah. Sekalipun terbaring dia bisa tetap beribadah melayani Tuhan, minimal bisa menaikkan doa penyembahan kepada Tuhan.

 

2)      I Petrus 2:25

2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

 

Gembala itu pemelihara jiwa, kalau jiwa dipelihara maka tubuh dan roh juga pasti dipelihara. Yesus Gembala yang baik memelihara tubuh, jiwa dan roh kita sampai sempurna, tidak pernah tersandung.

 

2.      Yesus sebagai Gembala Agung.

Ibrani 13:20-21

13:20 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita,

13:21 kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

 

Sebagai Gembala Agung yang baik Yesus memperlengkapi kita dengan segala yang baik. Apa perlengkapan dari Gembala Agung?

a)      Hati nurani yang baik. Agung ini bahasa Yunaninya adalah Rosh artinya yang diatas. Untuk bisa menerima perlengkapan yang baik dari Gembala Agung maka tempatkanlah penggembalaan itu pada tempat yang paling atas. Kita akan menerima hati nurani yang baik. Hati nurani yang baik itu taat pada Firman penggembalaan. Tidak usah berdebat, tidak usah menentang.

 

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Tadi jejak dari Gembala Baik harus kita ikuti yaitu jejak kematian dan jejak kebangkitan sampai kita bisa hidup di dalam kebenaran. Sudah hidup benar, belum cukup. Lanjutkan, Dia tampil sebagai Gembala Agung memperlengkapi kita dengan segala yang baik yaitu hati nurni yang baik, hati yang taat sehingga menghasilkan kesucian. Kesucian adalah buah dari kebenaran yang telah diuji. Katanya dia hidup untuk kebenaran, mau menjadi pelayanan Tuhan yang benar, mau menjadi siswa yang benar, maka ada ujiannya. Ujian menghasilkan kesucian.

 

b)      Yesus Gembala Agung memperlengkapi kita dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

Efesus 4:11

4:11  Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

 

Jadi perlengkapan dari Tuhan itu berurutan. Dikasih dulu hati nurani yang baik, yang taat. Asal kita tergembala dengan benar dan baik, mengutamakan penggembalaan maka Tuhan berikan hati yang taat, hati nurani yang baik.

Hati manusia itu cenderung jahat.

Kejadian 6:5

6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

 

Kalau kita tergembala di situ menggembleng hati kita supaya taat. Ketaatan itu menghasilkan kesucian, kalau sudah suci Tuhan berikan jabatan pelayanan. Jadi jabatan itu dari kesucian. Kesucian merosot pelayanannya pasti merosot, suatu saat dia tinggalkan jabatan pelayanan. Kalau kesucian meningkat pelayanannya semakin luar biasa, semakin meningkat juga. Jabatannya semakin permanent dan tidak akan dilepaskan lagi.

 

c)      Roh Kudus

Lukas 24:49

24:49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."

 

Ini berurutan, kalau suci dapat jabatan. Setelah dapat jabatan diberikan Roh Kudus. Roh Kudus itu kuasa dari Sorga. Untuk apa? Untuk kita bisa melayani dengan setia dan berkobar-kobar. Sudah dapat jabatan pelayanan lalu melayani asal-asalan, buat apa! Coba dapat jabatan di dunia, lalu kerjanya asal-asalan, masuk tidak masuk. Kira-kira dapat kenaikan jabatan? Yang ada surat peringatan, lama-lama dapat surat pemecatan.

 

Bapak ibu yang isi formulir itu sesuai dengan dorongan Firman, bukan dipaksakan. Di situ ada jabatan, tetapi saya memantau yang isi jabatan ini, jabatan itu tidak pernah lakukan, sudah mulai bolong-bolong. Roh Kudus ini kita butuh, kekuatan dari tempat yang Maha Tinggi supaya kita bisa setia berkobar-kobar dalam melayani Tuhan dan makin teguh dalam pilihan panggilan Tuhan sehingga tidak gampang tersandung bahkan tidak pernah tersandung.

II Petrus 1:10

1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

 

Lewat kuasa Roh Kudus kita bisa makin teguh dalam panggilan dan pilihan.

I Petrus 1:11

1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

 

Jabatan pelayanan yang kita terima dari Tuhan dan kita kerjakan dengan sungguh-sungguh itu adalah hak penuh untuk masuk kerajaan sorga. Kalau tidak dikerjakan sungguh-sungguh haknya berkurang. Tinggalkan pelayanan maka haknya tidak ada lagi untuk masuk kerajaan Sorga. Hati-hati jangan sampai jubahnya terkoyak, kalau jubah terkoyak maka hilang hak untuk masuk kerajaan sorga.

 

3.      I Petrus 5:4 (Terjemahan Lama)

5:4 Dan apabila kelihatan kelak Penghulu gembala itu, maka kamu akan beroleh makota kemuliaan yang tiada akan layu.

 

Sebagai Penghulu Gembala Dia memberikan mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu. Ayo tergembala dengan benar dan baik kita bisa mengikuti jejak Yesus Gembala baik, ikuti jejak kematian dan kebangkitan. Mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Lanjutkan, penggembalaan itu tempatkan pada tempat yang atas maka Gembala yang Agung akan memberikan yang terbaik bagi kita yaitu hati yang baik, jabatan pelayanan serta kuasa Roh Kudus. Dan yang ketiga Penghulu Gembala, ini adalah hasil dari semuanya. Kalau kita tergembala dengan baik, mengutamakan penggembalaan maka ada mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu sudah tersedia bagi kita. Itulah mahkota Mempelai Dia mau berikan bagi kita. Tetapi ada syaratnya.

I Petrus 5:1-3

5:1 Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.

5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

5:3 Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.

 

Ini syaratnya untuk memperoleh mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu, mahkota mempelai.

a)      Beribadah melayani dengan sukarela, jangan dengan terpaksa dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Sekarang ini kita beribadah melayani dengan sukarela atau terpaksa. Terutama kami yang tinggal di pastori, sukarela atau terpaksa. Saya juga dikoreksi oleh Tuhan, melayani sukarela atau terpaksa. Kalau disimpulkan ada kerelaan hati untuk menderita daging bersama Yesus. Menderita karena ibadah pelayanan. Apalagi yang naik motor dari jauh. Makanya jauh-jauh hari sebelum minta digembalakan saya sudah katakan harus bayar harga, dijawab siap om. Saya juga melayani di Diora bolak balik kena hujan, sudah pakai mantel masih tembus juga karena kencangnya hujan dan angin. Sampai pernah sudah tidak lihat jalan, tinggal isteri yang tuntun. Kalau kacamata punya wipernya bagus. Mau tutup dengan kaca helm tambah tidak kelihatan itu jalan. Rela menderita karena ibadah pelayanan baru ada mahkota diberikan. Kena panas, kena dingin, kena apa saja tidak layu. Kita berjuang melayani Tuhan sampai garis akhir.

 

b)      Melayani bukan untuk mencari keuntungan jasmani tetapi pengabdian diri. Kalau di dunia saja orang tahu mengabdi untuk negara. Gajinya tidak keluar demo, padahal katanya mengabdi untuk negara! Kalau untuk Tuhan masa mau demo. Pelayanan itu pengabdian diri bukan mencari keuntungan, rela berkorban apapun, melayani tanpa pamrih, dengan tulus hati.

 

c)      Melayani itu menjadi teladan, artinya ada kesaksian keubahan hidup. Mulai dari saya sebagai gembala, mau khotbah apa kalau tidak ada keubahan hidup. Kita pelajari keubahan hidup dari Petrus, dia tulis karena dia sudah jadi teladan.

1)      Yesus dia tarik ke samping, berarti dia mau sejajar dengan Yesus sampai menolak salib, Petrus sombong. Waktu diingatkan “kamu semua akan tergoncang imannya” Petrus dengan kesombongannya berkata “biar mereka semua tergoncang imannya aku tidak”. Eh Petrus kamu akan menyangkal. Dijawab lagi oleh Petrus “oh aku rela mati untuk Engkau”. Ternyata apa? Dia menyangkal. Kesombongan Petrus diubahkan menjadi rendah hati.

I Petrus 5:5-6

5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

 

Ini teladan keubahan hidup yang bisa kita pelajari dari Petrus. Dalam penggembalaan harga diri, kedudukan, gengsi, itu semua mulai ditebas oleh pedang Firman sampai kita bisa merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kita tidak lagi mengedepankan kemanusiaan kita yang hebat itu. Apalagi kalau memang tidak ada kehebatannya secara jasmani, itu kesempatan merendahkan diri di hadapan Tuhan.

 

2)      Petrus takut dan kuatir. Dia menyangkal Yesus karena takut, dia kuatir mau ditangkap dan dibunuh. Lewat penggembalaan diubahkan bisa berserah dan berharap sepenuh kepada Tuhan.

I Petrus 5:7

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

 

Petrus bisa menulis ini karena dia sudah lakukan. Tadinya dia takut, dia menyangkal Yesus sampai mengutuk. Lewat penggembalaan dia diubahkan sampai dia bisa menyerahkan kekuatiran, dia bisa berserah sepenuh, berharap sepenuh kepada Tuhan.

 

Jadi rendah hati dan berserah sepenuh kepada Tuhan, itu adalah sikap penyembahan yang benar. Penyembahan itu bukan hanya sebatas mulut kita berseru haleluya, yang Tuhan mau sikap penyembahan yang benar. Menyembah itu 1 jam dalam sehari, sikap penyembahan itu 24 jam dalam sehari. Kita rendah hati dan berharap sepenuh kepada Tuhan, maka posisi kita ada di bawah tangan Tuhan yang kuat. Ini posisi tangan Yesus memberkati. Waktu Yesus naik ke sorga, Dia memberkati murid-murid. Kalau berada di bawah tangan Tuhan yang kuat maka hasilnya:

1)      Kita diberkati oleh Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Tempatkan selalu diri kita di bawah tangan Tuhan. Begitu keluar dari penggembalaan itu berarti keluar dari tangan Tuhan maka akibatnya bukan berkat yang dia dapat tetapi kutuk yang dia dapatkan. Di dalam penggembalaan ada tangan Tuhan selalu diulurkan memberkati kita.

 

2)      Ditinggikan Tuhan pada waktunya, secara jasmani juga secara rohani.

v  Secara jasmani merosot. Merosot secara ekonomi penghasilan yang tadinya juta-juta jadi ratus ribu. Nikah merosot, hubungan yang tadinya harmonis mulai renggang. Suami mulai kasar, isteri mulai melawan, anak-anak sudah mulai tidak bisa diatur. Tuhan mampu mengangkat dan meninggikan pada waktunya.

 

v  Secara rohani juga demikian, kita ditinggikan pada waktunya, artinya semakin disucikan dan semakin dipakai oleh Tuhan. Tunggu waktunya pemakaian Tuhan itu akan semakin nyata. Saya boleh mengalami itu bagaimana Tuhan semakin mengangkat dan meninggikan. Bukan aji mumpung, oh karena anaknya pak gembala makanya ditempatkan di sini. Jujur kalau ikuti daging saya, saya tidak mau di sini. Cukup saya di Tonusu tidak usah ditambah-tambah lagi. Secara fisik capek sekali, belum capek hati! Kalau Tuhan yang tempatkan saya tidak bisa melawan. Berarti sudah waktunya ditinggikan, sampai nanti kita ditinggikan di awan-awan sebagai Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, menjadi milik Tuhan untuk selama-lamanya.

 

Ayo jadilah domba yang tergembala dengan benar dan baik maka kita berada di bawah tangan Tuhan yang kuat, kita ditinggikan pada waktunya, kita semakin dipakai oleh Tuhan. Betul-betul jadi kenyataan bahwa gereja kita menjadi soko guru di Tentena ini sesuai penyataan bapak gembala, bukan hanya sebatas penyataan yang kita dengar tetapi tidak menjadi kenyataan dalam hidup kita. Ada warna perbedaan yang nyata bahwa kita sungguh-sungguh dalam penggembalaan yang benar dan di dalam pengajaran yang benar, berbeda dengan gereja pada umumnya.

 

Kemarin saya ditelpon ada jiwa dari tempat yang jauh merindu juga untuk ikut beribadah dari agama lain. Mata orang-orang mulai melirik tertuju pada pengajaran yang benar. Mari kita yang sudah di dalam menjadi teladan,  menjadi terang kesaksian di mana-mana.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar