20220727

Kebaktian PA Imamat, Rabu 27 Juli 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Imamat 25:32-34

25:32 Mengenai rumah-rumah di kota-kota orang Lewi, hak menebus rumah-rumah itu ada pada orang-orang Lewi untuk selama-lamanya.

25:33 Sekalipun dari antara orang Lewi yang melakukan penebusan, tetapi rumah yang terjual di kota miliknya itu haruslah bebas dalam tahun Yobel, karena segala rumah di kota-kota orang Lewi adalah milik mereka masing-masing di tengah-tengah orang Israel.

25:34 Dan padang penggembalaan sekitar kota-kota mereka janganlah dijual, karena itu milik mereka untuk selama-lamanya."

 

Rumah orang Lewi bisa terjual tetapi padang penggembalaan mereka tidak boleh dijual karena itu milik mereka selama-lamanya. Pengertian rohaninya bagi kita:

1.      Sekalipun diperhadapkan masalah nikah, jangan lepas dari penggembalaan, tetap tergembala sebab segala sesuatu kita temukan di dalam penggembalaan.

2.      Penggembalaan yang benar membawa kita pada hidup kekal yaitu menjadi pengantin Anak Domba, Mempelai Wanita Tuhan. Kalau membaca Wahyu pasal 19 dan 21 Mempelai Wanita itu disebut Pengantin Anak Domba. Dikaitkan dengan Domba karena berkaitan dengan penggembalaan.

Wahyu 21:9

21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

 

Jadi, penggembalaan ini adalah sesuatu yang sangat penting karena ini yang menentukan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan atau binasa. Kalau kita tekun tergembala arah kita jelas menjadi pengantin perempuan mempelai Anak Domba Allah.

 

Kita belajar satu contoh pelayan Tuhan yang menghadapi masalah nikah dan buah nikah tetapi tidak mau lepas dari penggembalaan yaitu Yairus, kepala rumah ibadah. Dia menghadapi anak yang sakit dan hampir mati, tetapi yang dia cari adalah Yesus Gembala Baik. Dia tidak mencari kesembuhan dari tabib-tabib atau segala sesuatu yang ada di dunia ini, tetapi dia mencari Yesus.

Markus 5:21-24

5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,

5:22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya

5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."

5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

 

Dalam cerita ini ada 3 pribadi yang ditonjolkan yaitu Yairus, perempuan pendarahan 12 tahun dan anak Yairus yang mati. Jadi kita tidak bisa mempelajari 1 pribadi saja sebab ini sudah menjadi 1 paket untuk kita pelajari. Ketika pribadi ini menunjukan 3 hal.

1.      Rumah tangga yang bermasalah yaitu:

Markus 5:25,42

5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.

 

Nikah atau rumah tangga yang bermasalah di sini ditunjukan dengan perempuan pendarahan 12 tahun dan anak yang berumur 12 tahun yang mati! Angka 12 itu angka persekutuan. Bicara pendarahan itu berarti ada pembuluh darah yang pecah. Jadi masalah rumah tangga yang terbanyak adalah persekutuan yang tercerai berai dan mati. Dimulai dari adanya kepahitan hati yang tidak pernah diselesaikan. Entah karena dia gengsi atau karena merasa dia tidak salah, merasa dia benar, sehingga dosanya dipertahankan dan terjadilah perceraian. Mungkin secara surat tidak bercerai, tetapi secara hati suami isteri sudah tercerai. Tercerai itu berarti kepala dan tubuh terpisah, berarti mati. Inilah masalah yang banyak terjadi di dalam nikah. Kalau sudah tercerai dan mati maka nikah itu kehilangan air anggur, kehilangan kebahagiaan, sudah tidak ada lagi kemanisan di dalamnya. Kita raba nikah kita mulai dari hubungan suami dan isteri, selesaikan segala kepahitan, kalau tidak nanti tercerai dan mati.

 

Bagaimana supaya nikah yang mati itu tertolong?

a)      Yairus harus datang kepada Yesus sebagai Gembala Agung Kepala nikah yang tidak nampak tetapi bisa kita lihat dengan mata iman kita. Artinya bagi kita sekarang, kepala rumah tangga atau suami yang harus lebih dahulu membenahi hubungannya dengan Tuhan. Kalau lihat nikahnya bahaya, nikah mulai tercerai, nikah di ambang kematian, maka suami harus lebih dahulu datang kepada Tuhan, datang tersungkur di bawah kaki Yesus, menyembah dan mengundang Yesus datang ke dalam nikah kita. Ini tanggung jawab kita sebagai suami di sini, kita undang Yesus masuk dalam nikah kita. Dengan kata lain suami harus lebih dahulu setia kepada Tuhan, namun kenyataannya yang lebih banyak di dalam gereja itu kaum wanita, isteri lebih banyak aktif dalam gereja dari pada suami. Suami dikoreksi, sesibuk-sibuknya suami, kita yang harus lebih dahulu datang kepada Yesus tersungkur menyembah, undang Yesus masuk dalam nikah rumah tangga kita.

b)       Yohanes 2:1-2

2:1 Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;

2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.

 

Selain suami, semua anggota keluarga yaitu isteri dan anak-anak harus mengundang Yesus di dalam nikah. Jadi jangan putus asa, mungkin suami belum setia, suami beda keyakinan, beda pengajaran, ayo undang Yesus masuk dalam nikah. Prakteknya mengundang Yesus masuk dalam nikah adalah setia dan tekun di dalam penggembalaan. Tergembala dengan benar dan baik, jangan lepas dari penggembalaan.

Yohanes 10:11

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

 

Hasilnya kalau tergembala dengan benar dan baik maka Yesus Gembala yang baik memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Yesus rela tubuhNya terpecah dan hancur, dagingNya seakan-akan tercerai berai dan mati di kayu salib untuk memulihkan nikah yang pecah, tercerai dan mati. Mari datang dalam penggembalaan, di situ ada Yesus yang mampu memulihkan nikah rumah tangga kita. Ingat waktu Yesus mau mati di kayu salib dia berseru “Aku haus”. Apa yang disodorkan kepada Yesus? Air anggur asam bercampur empedu. Itulah segala dosa dan masalah kita yang membuat nikah itu menjadi asam dan pahit. Di kayu salib telah Yesus teguk dan minum, lalu Dia berikan kita air anggur yang manis, kebahagiaan sorga dan nikah kita dipulihkan.

 

Mari datang kepada Yesus Gembala yang baik, jangan datang kepada yang lain. Kalau datang kepada yang lain tidak ada jalan keluar, malah didorong berbuat dosa. Dia sudah teguk segala masalah yang membuat nikah kita menjadi asam, pahit dan Dia ganti dengan air anggur yang manis.

 

Orang yang tergembala dengan benar dan baik tidak akan sulit mengakui segala dosa dan keadaannya kepada Tuhan, juga mengakui dosanya kepada sesama sebab dorongan Firman pengajaran. Bukan karena terpaksa atau tersudutkan tetapi karena dorongan Firman penggembalaan. Tadi sebelum ibadah mungkin ada kles dengan isteri dan seisi rumah tangga, sekarang kita dengar Firman, Firman tunjuk “ini tadi yang kamu buat!”. Firman mendorong kita untuk bisa mengaku kepada Tuhan, kepada sesama, kepada saudara. Maka saat itu semua yang pahit dan asam Dia teguk dan Dia berikan kepada kita air anggur yang manis.

 

Jadi kita tergembala demi keselamatan nikah kita. Saya yakin 1 saja yang digembalakan dengan benar dan baik maka nikah itu ada harapan diselamatkan.

Contohnya dalam Alkitab ada Nuh mewakili bapak. Dikatakan Nuh mendapat kasih karunia, tidak disebutkan isteri dan anak-anaknya mendapat kasih karunia, hanya Nuh seorang diri mendapat kasih karunia. Tetapi dengan dia tergembala dengan benar dan baik, seorang diri mendapat kasih karunia, maka isteri dan anak-anaknya terselamatkan bahkan juga ketiga anak mantunya.

 

Contoh kedua adalah Rahab, bukan perempuan baik-baik, dia perempuan pelacur. Tetapi dia mengambil sikap mau sungguh-sungguh dengan Tuhan. Dengan dia menggantung tali kirmizi di jendela rumahnya menandakan dia sudah perdamaikan segala dosanya kepada Tuhan. Dia sungguh-sungguh seorang diri maka keluarganya terselamatkan. Yerikho habis tetapi dia dan keluarganya terselamatkan. Jadi 1 saja bisa tergembala dengan benar dan baik ada harapan seluruh keluarga terselamatkan. Apalagi kalau suami isteri tergembala dengan benar dan baik, ditambah dengan anak-anak tergembala dengan benar dan baik, maka segala masalah asam, pahit nikah itu Tuhan selesaikan. Dia Gembala Baik, Dia teguk semuanya itu dan Dia berikan anggur yang manis kepada kita.

 

2.      Penggembalaan yang bermasalah, yaitu:

a)      Yairus menggambarkan pribadi gembala. Apa masalahnya? Dia kepala rumah ibadat, tugas kepala rumah ibadat di Sinagoge adalah mengurusi perkara-perkara yang jasmani di dalam rumah ibadat untuk keperluan ibadah. Jadi tugas utamanya adalah mengatur ketertiban dalam ibadah dan umat yang berkumpul di situ serta mengawasi jalannya ibadah. Jadi tugasnya ini lebih fokus kepada perkara yang jasmani. Jadi masalah gembala di sini adalah lebih banyak mengurusi perkara-perkara yang jasmani sehingga mengalami kemerosotan rohani. Kalau gembala terlalu sibuk perkara jasmani pasti merosot yang rohani dan berdampak pada keluarganya dan kepada seluruh sidang jemaat. Kita yang ada di sini doakan gembala supaya dia bisa lebih fokus pada perkara rohani. Jangan sibuk mengurusi perkara jasmani sehingga mengalami kemerosotan rohani, kasihan nanti sidang jemaat.

 

b)      Perempuan pendarahan itu menggambarkan ibu gembala. Apa masalahnya?

Markus 5:26

5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

 

Mengalami kehancuran rohani karena hanya berharap pada manusia, mengandalkan manusia. Biasanya ibu gembala itu yang menjadi bendahara dalam penggembalaan, dia yang menghitung persembahan dan perpuluhan dari jemaat. Dia hitung “ah aman, bulan ini perpuluhan banyak, bulan depan pasti banyak. Yang penting suami khotbah perpuluhan pasti masuk, bisa beli ini dan beli itu”. Ini mengandalkan manusia, hanya berharap kepada manusia. Terutama mengandalkan manusia dengan kedudukannya yaitu mengandalkan suaminya dengan kedudukan sebagai gembala. Suamiku gembala, pasti saya diperhatikan jemaat, pasti masuk perpuluhan, masuk korban, untuk urusan dapur gampang. Sampai mengandalkan manusia dengan kekayaannya. Ini koreksi untuk kami gembala dan ibu gembala!

 

c)      Anak Yairus mati. Kalau gembala merosot rohani, ibu gembala hancur rohani maka jemaat mati rohani! Anak Yairus menunjuk jemaat terutama kaum muda. Mati rohani ini = hidup di dalam dosa!

Efesus 2:1

2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

 

Tuhan tolong kami semua, nomor 1 gembala, nomor 2 ibu gembala. Banyak yang seperti itu, isteri gembala mau tampil mewah, baju, sepatu, rok, tas sama warna setiap ibadah. sendiri. Ibadah berikutnya ganti baju, ganti tasnya, ganti sepatunya, aksesorisnya terlalu banyak. Jadi kami gembala dan isteri bertanggung jawab! Kalau gembala sudah merosot rohani dan isterinya hancur rohani, nasib jemaat mati, hidup di dalam dosa!

 

Menghadapi masalah dalam penggembalaan, peran gembala sangat penting demi keselamatan dirinya, keselamatan keluarganya dan keselamatan sidang jemaat. Apa peran gembala? Seperti Yairus datang tersungkur di depan kaki Yesus lewat doa pergumulan, doa penyembahan, supaya Yesus mau datang ke rumah. Artinya:

a)      Supaya ada pembukaan rahasia Firman di dalam penggembalaan.

b)      Supaya sidang jemaat bisa masuk kegerakan rohani atau kegerakan Firman. Di sini digambarkan dengan perjalanan Yesus ke rumah Yairus bersama orang banyak. Itu menunjukan suatu kegerakan. Yairus yang memanggil Yesus ke rumah, orang banyak ikut serta. Kalau gembala pasif soal rohani, yang penting perkara jasmani terpenuhi, ekonomi tercukupi, Yesus tidak datang ke rumahnya, tidak ada kegerakan.

 

Doakan kami gembala-gembala supaya banyak bergumul, menyembah di bawah kaki Yesus, supaya ada pembukaan rahasia Firman dalam penggembalaan, supaya jemaat bisa masuk kegerakan rohani, kegerakan Firman. Salah satu pesta dari 7 pesta Israel adalah pesta timang-timangan, imam itu menimang-nimang berkas buah sulung. Itu menunjuk jemaat ditimang-timang di hadapan Tuhan. Gembala yang gerakan, unjuk-unjukan di hadapan Tuhan. Gembala harus lebih sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Jadi tugas gembala adalah membawa sidang jemaat masuk dalam kegerakan rohani yang dipimpin oleh Yesus yaitu Firman pengajaran yang benar, bukan kegerakan oleh dorongan daging. Kita beribadah sore ini apa yang memimpin kita? Kalau hanya manusia, salah! Biarlah Firman pengajaran yang benar itu yang memimpin kita, biarlah itulah yang ditampilkan di dalam ibadah. Kita mau menggelar ibadah persekutuan, apa yang memimpin? Harus Firman pengajaran yang benar.

 

Kalau kegerakan rohani itu dipimpin pengajaran yang benar pasti terjadi pemulihan di dalam penggembalaan. Pemulihan ini bukan hanya secara jasmani tetapi pemulihan yang utama adalah rohani yang sudah merosot diangkat, rohani yang hancur dipulihkan dan rohani yang mati dibangkitkan. Itulah pemulihan di dalam penggembalaan.

 

Dari sini kita menarik kesimpulan sidang jemaat tidak bisa lepas dari pelayanan seorang gembala, sebab gembala ini menentukan. Kalau Yairus tidak tersungkur tidak ada penyembuhan perempuan pendarahan dan anaknya tidak akan sembuh, malah mati. Begitu dia bisa tersungkur, mulai terjadi pemulihan. Dalam perjalanan ke rumahnya, perempuan pendarahan tertolong. Sampai di rumah anaknya yang mati dibangkitkan. Jangan berkata saya bisa selamat dan sempurna tanpa gembala, tidak bisa! Gembala berperan penting dalam hidup sidang jemaat. Begitu lepas dari penggembalaan berarti sedang menuju kematian rohani. Sebaliknya kalau ada dalam penggembalaan maka yang mati bisa dibangkitkan.

 

3.      Tubuh, jiwa, roh yang bermasalah, yaitu:

a)      Yairus menunjukan tubuh yang lemah karena menanggung beban yang berat.  Anaknya sakit hampir mati, itu beban yang berat!

b)      Perempuan pendarahan menunjukan jiwa yang merana, tidak ada perhentian. Jiwa atau nyawa itu ada dalam darah, sedangkan darahnya meleleh terus. Ini jiwa merana, tidak ada perhentian, tidak ada ketenangan.

c)      Anak yang mati menunjukan roh yang mati, yang putus hubungan dengan Tuhan. Kalau baca penciptaan manusia, setelah dibentuk dari tanah liat, masih seperti patung tidak ada nafas hidup. Maka Tuhan hembuskan nafas hidup, Roh Tuhan masuk ke dalam manusia sehingga manusia menjadi makhluk yang hidup. Roh yang ada pada kita adalah dari Tuhan dan roh manusia ini selalu rindu untuk kembali kepada Tuhan. Jadi bisa diraba gejala rohnya mulai mati adalah lebih mengutamakan perkara yang jasmani dari pada yang rohani. Lebih senang perkara yang jasmani dari pada perkara yang rohani. Jangan dianggap biasa sebab kalau diteruskan menuju kematian kedua, neraka! Ah saya pilih ini, ibadahkan minggu depan masih ada. “Untuk Tuhan nanti dulu, ini lebih penting”. Itu berarti rohnya sudah mati!

 

3 masalah ini yang dihadapi gereja Tuhan. Banyak rumah tangga dan penggembalaan yang bermasalah. Makanya dalam Wahyu pasal 2 dan 3 Tuhan surati malaikat sidang jemaat. Karena ternyata ditemukan dari 7 sidang jemaat hanya 2 yang rohaninya baik, yang 5 hancur penggembalaan bermasalah, apalagi sidang jemaat Laodekia, rohaninya benar-benar hancur. Untuk mengatasi semua masalah ini kita tidak bisa lepas dari penggembalaan, harus tergembala dengan benar dan baik. Padang penggembalan orang Lewi tidak boleh dijual, itu milik mereka selama-lamanya. Itu solusi yang jitu untuk menghadapi semua masalah yang ada yaitu tergembala dengan benar dan baik. Menjual padang penggembalaan artinya mengorbankan penggembalaan untuk mendapatkan keuntungan yang jasmani. Sudah tidak ada harapan tertolong kalau seperti itu.

 

Ayo secepatnya kembali ke dalam kandang penggembalaan. Sore ini saya tidak tahu bagaimana keadaan nikah bapak ibu? Aman akur, puji Tuhan. Penggembalaan bagaimana? Oh baik-baik saja, puji Tuhan. Tubuh, jiwa roh bagaimana?, Firman ini datang karena Tuhan sudah tahu semuanya. Tidak bisa kita tutupi, kita datang dalam penggembalaan untuk ditolong.

 

Untuk tergembala dengan benar dan baik dibutuhkan ketekunan iman. Kalau tidak bertekun tidak akan tertolong. Seperti Yairus yang datang kepada Yesus dan sabar menunggu sampai Yesus datang di rumahNya. Yairus datang kepada Yesus sudah merupakan langkah iman, tetapi masih perlu ditambah ketekunan iman. Kita belajar ketekunan iman dari 3 pribadi ini.

1.      Ketekunan iman Yairus:

a)      Iman yang disertai penderitaan atau pengorbanan.

Filipi 1:29

1:29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,

 

Iman itu memang harus disertai penderitaan dan pengorbanan. “Saya percaya Yesus tetapi tidak mau menderita, tidak mau berkorban” iman bagaimana ini? Yairus bisa datang kepada Yesus tentu karena dia sudah mendengar tentang Yesus. Jadi ini menunjukan iman yang benar, iman yang timbul dari mendengar Firman, bukan karena melihat. Tetapi masih perlu disertai pengorbanan. Kita sudah mendengar Firman dan kita percaya serta yakin “puji Tuhan, ini Firman yang saya cari selama ini, saya dikuatkan, saya yakin”. Untuk mempraktekannya harus disertai pengorbanan.

 

Pengorbanan Yairus:

1)      Pengorbanan kedudukan. Yairus ini kepala rumah ibadah. Kepala rumah ibadat itu sekutu atau bagian dari ahli-ahli Taurat yang tidak suka, benci dan tidak mau bergaul kepada Yesus. Dengan dia undang Yesus datang ke rumahNya beresiko dia kehilangan kedudukan. Dia bisa dipecat, dikucilkan atau bisa saja dia dibunuh karena ahli-ahli Taurat ingin sekali membunuh Yesus jadi bisa saja dia dibunuh.

 

Sekarang untuk kita, untuk melakukan Firman ayo kita korban kedudukan, korban waktu, korban tenaga, korban harta, korban pikiran dan perasaan sampai berkorban seluruh hidup.

 

2)      Korban harga diri, seorang kepala, seorang pemimpin mau tersungkur di bawah kaki Yesus. Sementara di mata ahli Taurat, Yesus bukan siapa-siapa, hanya anak tukang kayu. Ini korban harga diri. Dalam mendengar Firman, Firman itu kadang seperti menghina, seperti merendahkan. Sudah datang dengan masalah berat, masalah nikah dan buah nikah, dengar Firman malah dikatakan anjing, babi. Itu korban harga diri sehingga kita bisa menerima Firman. Sekalipun dihina kita bisa menerima Firman karena memiliki iman disertai pengorbanan. Sebab kita rindu masalah-masalah yang kita hadapi selesai. Terutama kita rindu menyambut Dia ketika Dia datang kedua kali. Semua pengorbanan kita tidak akan sia-sia.

 

b)      Iman disertai kesabaran. Yairus menghadapi hal yang genting, anak sakit mau mati, seharusnya dia mendesak Yesus “ayo Yesus cepat-cepat!”. Tetapi dalam perjalanan menuju ke rumahnya, Tuhan Yesus masih sempat menolong perempuan yang pendarahan. Jadi Yairus betul-betul memiliki iman disertai kesabaran, sabar menunggu waktu Tuhan. Kita sudah beribadah tetapi belum ditolong, ayo sabar. Sudah tergembala jarak jauh kenapa belum ditolong? Mari tetap sabar menunggu waktu Tuhan. Seperti Yairus sabar menunggu pertolongan Tuhan, Yesus masih sibuk menolong perempuan pendarahan. Biasanya kalau kita menghadapi masalah yang genting lalu ada yang menghambat, kita sudah gelisah, maunya cepat-cepat. Kita harus sabar menunggu waktunya Tuhan. Iman disertai kesabaran menghasilkan pengharapan.

Yakobus 5:8-11

5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!

5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.

5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

 

Kalau sabar pasti punya pengharapan. Saya belum ditolong tetapi saya punya pengharapan Tuhan pasti tolong. Dan pengharapan itu = kesucian. Jadi kalau iman disertai kesabaran pasti menimbulkan kesucian.

I Yohanes 3:3

3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

 

Terutama kesucian lidah. Dalam Yakobus pasal 5 tadi dikatakan jangan bersungut, jangan saling mempersalahkan. Belum ditolongpun harus mengucap syukur. Kesabaran ini yang masih kurang dari kita.

c)      Iman dan keberanian percaya.

Markus 5:35-37

5:35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"

5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"

5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.

 

Iman dan keberanian percaya itu menghasilkan kasih. Kalau dia tidak punya kasih pasti dia marah kepada Yesus “kenapa berlambat-lambat anakku sudah mati!”. Dan tentu juga marah kepada perempuan pendarahan “kamu memperlambat pergerakannya Yesus!”. Tetapi Yairus memiliki kasih. Dia bisa mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan. Waktu Yesus katakan “jangan takut, percaya saja” dia mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan. Apa yang terjadi dengan anakku saya tahu Tuhan pasti melakukan yang terbaik. Apa yang terjadi dalam hidup kita, kita tetap percaya Tuhan pasti melakukan yang terbaik bagi kita. Ini iman disertai keberanian percaya. Tidak ada ketakutan, sekalipun menghadapi sesuatu yang mustahil sebab anaknya sudah mati.

 

I Yohanes 4:17-18

4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

 

Menghadapi masalah yang mustahil jangan kita takut, kalau ada kasih tidak takut. Kita banyak diperhadapkan masalah, kenapa tidak kunjung selesai, malah semakin bertambah berat dan sudah mustahil di mata manusia. Di situlah perannya kasih, kasih melenyapkan ketakutan, kita bisa percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan. Yang penting kita undang Yesus maka tidak ada yang mustahil. Yesus membangkitkan orang mati hanya seperti membangunkan orang tidur.

 

Dari pengalaman Yairus ini kita tarik pelajaran menghadapi masalah apapun bahkan mungkin sudah mustahil, kita harus memiliki iman, pengharapan dan kasih yang semuanya itu kita temukan lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

a)      Meja roti sajian, itu ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci. Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah dalam Firman dan perjamuan suci, kita memiliki iman yang bertambah-tambah.

b)      Pelita emas, itu ketekunan dalam ibadah Raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-karuniaNya, kita memiliki pengharapan yang bertambah-tambah.

c)      Mezbah dupa emas, itu ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasih, kita memiliki kasih yang bertambah-tambah.

 

Masalah apapun bisa selesai dengan iman, pengharapan dan kasih lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Jadi ladang penggembalaan tidak boleh dijual, itu yang menentukan kita memiliki iman, pengharapan dan kasih. Itu sebabnya ketika Yesus membangkitkan anak Yairus, Yesus hanya mengajak 3 murid, Yakobus, Petrus dan Yohanes. Yakobus bicara iman, Petrus bicara pengharapan dan Yohanes bicara kasih.

 

2.      Ketekunan iman dari perempuan yang pendarahan.

Markus 5:27

5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

Sekali lagi dari mendengar, iman itu timbul dari mendengar Firman.

 

Markus 5:28-29

5:28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

 

Ini ketekunan imannya perempuan pendarahan, dia menerobos orang banyak untuk menjamah ujung jubah Yesus. Seorang perempuan yang pendarahan 12 tahun, darah meleleh terus, secara fisik pasti sangat lemah. Menghadapi orang banyak dia mau menerobos dan tersungkur menjamah ujung jubah Yesus. Resikonya kalau dia jatuh bisa terinjak-injak dan mati. Dia tidak melihat situasi keadaan yang tidak memungkinkan, yang penting imannya “asal saja kujamah ujung jubah Yesus aku akan sembuh”.

 

Apa pengertian rohaninya buat kita? Kita lihat dulu pengertian jubah Yesus?

Wahyu 19:11-13,16,6-7

19:11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

19:12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.

19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

19:16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Dari sini kita bisa mempelajari pengertian jubah Yesus. Yesus = Firman. Pada jubahnya tertulis Raja segala raja. Raja itu = Mempelai Pria Sorga. Jadi jubah Yesus adalah Firman yang menampilkan tentang Yesus sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga yang akan datang kembali untuk menjemput Mempelai WanitaNya, itulah gereja yang mau disucikan, diubahkan dan disempurnakan. Karena bicara Mempelai maka jubah Yesus ini menunjuk Kabar Mempelai.

 

Perempuan pendarahan tadi tersungkur untuk menjamah ujung jubah Yesus. Menghadapi masalah apapun ayo kita tersungkur menjamah ujung jubah Yesus. Tersungkur itu berarti merendahkan diri. jadi artinya buat kita merendahkan diri untuk mempraktekan Kabar Mempelai. Sudah terlalu banyak pengajaran yang benar ini kita dengar, prakteknya yang Tuhan tuntut. Untuk praktek Firman itu dibutuhkan suatu kerendahan hati. Contohnya mau mengaku dosa itu dibutuhkan kerendahan hati. Suami salah mau mengaku kepada isteri, itu bagaikan tersungkur memegang ujung jubah Yesus. Mau tergembala itu juga suatu kerendahan hati. Mau fellowship dibutuhkan kerendahan hati. Mari kita banyak merendahkan diri untuk mempraktekkan Kabar Mempelai hari-hari terakhir ini, bukan hanya sekedar mendengar. Ini suatu perjuangan, makanya disebutkan harus ada ketekunan. Mungkin awal kita dengar kemudian mau praktek masih gengsi. Dengar lagi, sudah mau praktek tetapi belum sepenuhnya dipraktekkan. Dengar lagi akhirnya sadar harus dipraktekkan, tanggalkan semua, merendahkan diri, saya mau praktek apapun resikonya. Kendati mau ditabrak orang, mau diinjak-injak, yang penting asal kujamah ujung jubah Yesus ada kesembuhan, ada kesehatan rohani, ada pemulihan.

 

3.      Ketekunan iman anak Yairus

Markus 5:43

5:43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

 

Ini ketekunannya, mau makan. Sudah dibangkitkan kalau tidak mau makan yah mati lagi. Bagi kita sekarang ayo mau makan Firman, mau menerima pembukaan rahasia Firman. Di sinilah dibutuhkan Roh Kudus. Untuk bisa makan Firman, bisa menerima pembukaan rahasia Firman, butuh Roh Kudus. Sebab tanpa Roh Kudus yang akan menonjol nanti daging. Sehingga ketika Firman datang pikiran daging muncul “masa begitu!” kemudian muncul tabiat daging mulai melawan.

I Korintus 2:10-15

2:10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.

2:11 Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.

2:12 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.

2:13 Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.

2:14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

2:15 Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.

 

Daging tidak bisa menerima, hanya oleh Roh Kudus kita bisa menerima Firman. Secara logika di sekolah diajar otak manusia hanya mampu menerima 45 menit pelajaran. Lalu di gereja kita menerima Firman 1 jam, 1,5 bahkan kadang 2 jam. Daging ini tidak mampu! Kalau ditanya tergembala di mana? Lalu dijawab tergembala di Tentena. Banyak sekali gereja dilewati kalau ke Tentena! Manusia daging tidak mampu menerima, tetapi karena mencari Firman, Roh Kudus yang memampukan. Ada yang dari seberang pulau, orang bisa berpikir “kamu ini aneh-aneh!”.

 

Jadi mau makan Firman itu = berjuang untuk dipenuhkan dan dikuasai Roh Kudus. Mau makan Firman berjuang minta Roh Kudus, berdoa “Tuhan berikan RohMu”. Saya mau khotbah “Tuhan berikan urapanMu”. Berjuang supaya bisa memberi makan. Beda dengan menyampaikan pidato, harus betul-betul bisa dimakan oleh sidang jemaat. Kalau sudah diurapi Roh Kudus, dipenuhkan Roh Kudus apalagi sampai meluap-luap, kita bisa menikmati makan Firman. Terserah mau berapa lama atau jam berapapun kita bisa menikmati makan Firman. Apalagi dalam doa semalam suntuk, dengar Firman pada sesi 2 itu yang paling berat. Kalau tidak ada Roh Kudus bapak gembala baru bilang selamat malam sudah tidur semua. Baru ayat pertama sudah tidur, jangankan ayat terakhir. Makanya kalau kita lihat seorang hamba Tuhan yang menyampaikan Firman dalam keadaan sakitpun, mungkin sudah diinfus masih bisa khotbah itu bukan kekuatan dagingnya, itu Roh Kudus yang bekerja untuk kita bisa menerima.

 

Kalau kosong dari Roh Kudus, daging yang menonjol. Sulit dia untuk menerima Firman, semua dikelola dengan pikirannya.

 

Hasil ketekunan iman:

Markus 5:39-42

5:39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"

5:40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.

5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"

5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.

 

1.      Kalau ada ketekunan iman dari kita maka tangan Yesus Gembala yang baik, Imam Besar, diulurkan untuk memegang kita, menyelesaikan segala masalah bahkan yang sudah mustahil sekalipun. Orang mati bisa hidup dan bangkit. Bagi Yesus persoalan membangkitkan orang mati itu seperti membangunkan orang tidur. TanganNya mampu mengerjakan untuk kita sekalian, tanganNya diulurkan. Semoga malam ini kita juga mau bertekun dalam iman dan kita mengalami uluran tangan Yesus Gembala Baik Imam Besar menyelesaikan masalah sampai masalah yang mustahil sekalipun. Masalah yang paling berat itu masalah nikah. Bagi yang belum menikah belum tahu. Kalau sudah menikah waktumu bukan lagi waktumu sendiri, sudah waktu untuk keluarga. Kamu sudah tidak bisa lagi seenaknya ke mana-mana, semua untuk isteri dan anak-anak. Jadi masuk nikah itu masuk dalam masalah. Tetapi semua itu teratasi kalau kita punya ketekunan iman. Kalau ada masalah jangan lari pada yang lain, lari di dalam penggembalaan. Kalau keluar kandang ketemu serigala, ketemu singa, daging semakin terbongkar. Di dalam kandang penggembalaan ketemu Yesus, tanganNya diulurkan untuk menyelesaikan semuanya.

 

2.      Tangan Yesus Gembala Baik Imam Besar Mempelai Pria Sorga mampu menjadikan semua baik. Tadi perempuan pendarahan disembuhkan jadi baik, anak yang mati dibangkitkan jadi baik. Semua jadi baik sampai sungguh amat baik, kita disempurnakan menjadi Mempelai Wanita Tuhan. TanganNya diulurkan malam ini, di depan buktinya ada perjamuan suci. Di kayu salib Dia sudah ulurkan tanganNya, Dia rela hancur untuk menjadikan kita yang sudah hancur-hancuran menjadi baik.

 

Apapun masalah kita, ayo yakin Firman dan Perjamuan suci adalah uluran tangan Tuhan kepada kita saat ini untuk memulihkan. Dia Gembala Baik mengulurkan tanganNya, Dia Imam Besar Mempelai Pria Sorga, mengulurkan tanganNya kepada kita untuk mengatasi semuanya, menjadikan semua baik sampai sungguh amat baik, kita dijadikan Mempelai WanitaNya yang sempurna. Yang kita imani masalah yang kita hadapi sudah mustahil, tetapi saya yakin bagi Tuhan bagaikan membangunkan orang yang tidur. Jangan takut, jangan putus asa, siapa tahu malam hari ini giliran bagi kita untuk ditolong oleh Tuhan, tanganNya terulur bagi kita sekalian.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan memberkati

 

 

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar