20220730

Kebaktian Doa, Sabtu 30 Juli 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 10:11,14-15

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

10:14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

10:15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.

 

Yesus tampil sebagai Gembala yang baik untuk memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Siapa domba-dombanya Yesus?

Matius 15:24

15:24  Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

 

Domba-dombaNya Yesus jelas sekali adalah bangsa Israel asli. Jadi bagaimana dengan kita bangsa kafir? Matius pasal 15 ini menceritakan pertemuan Yesus dengan perempuan Kanaan, bangsa kafir. Di hadapan Yesus bangsa kafir itu hanya disejajarkan dengan anjing. Jadi sebenarnya kita bukan domba-dombanya Yesus. Gembala baik menyerahkan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Yesus menyerahkan nyawaNya bagi bangsa Israel. Waktu Yesus di salib Dia menyerahkan nyawaNya kepada Bapa di Sorga, Yesus sudah mati dengan 4 luka utama, 2 di tangan dan 2 di kaki, untuk menyelamatkan bangsa Israel yang terhilang. Sebenarnya tidak ada kena mengena dengan kita bangsa kafir. Tetapi syukur kepada Tuhan, dalam keadaan sudah mati Yesus masih menerima lagi luka di lambung, itulah luka yang kelima. Ini untuk menyelamatkan kita bangsa kafir untuk mengangkat kita menjadi domba-dombanya Yesus. Tadi dikatakan ada lagi padaKu domba-domba yang lain, itulah kita bangsa kafir yang diselamatkan oleh Yesus.

 

Kalau Yesus Gembala yang baik sudah memberikan nyawaNya supaya kita bisa tergembala maka sebagai timbal baliknya kita harus tergembala dengan baik. Bagaimana supaya bisa tergembala dengan baik? Harus memiliki hati nurani yang baik. Penggembalaan ini soal hati, kalau hatinya baik pasti bisa tergembala dengan baik, kalau hatinya jahat sulit untuk tergembala. Kenyataannya manusia berdosa itu hatinya cenderung jahat. Lalu bagaimana bisa mendapatkan hati nurani yang baik supaya bisa tergembala dengan baik?

I Petrus 3:20-21

3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 

3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,

 

Jawabannya harus masuk baptisan air yang benar. Benar sesuai Firman, bukan sesuai organisasi. Seperti Yesus dibaptis seperti itulah kita dibaptis, maka kita mendapatkan hati nurani yang baik.

 

Dulu bangsa Israel diperintahkan oleh Tuhan untuk merayakan 7 pesta Tuhan. Tergembala dengan baik digambarkan dengan pesta timang-timangan atau unjuk-unjukan.

Imamat 23:9-11

23:9 TUHAN berfirman kepada Musa:

23:10 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam,

23:11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.

 

Bangsa kafir dan bangsa Israel yang sudah ditebus dan diselamatkan, di hadapan Tuhan adalah seperti seberkas buah sulung, jemaat anak-anak sulung harus ditangani oleh imam. Sekarang dalam wujud gembala, harus digembalakan dengan baik, berada di tangan hamba Tuhan yang benar tahbisannya. Sebelum pesta timang-timangan ini ada pesta Paskah dan ada pesta roti fatir atau roti tidak beragi. Kita tidak lagi merayakan secara hurufiah tetapi secara rohani. Paskah artinya lepas dari dosa atau bertobat. Bertobat ini adalah syarat masuk baptisan air yang benar.

Roma 6:2,4

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

 

Sesudah Paskah ada pesta roti fatir. Secara rohani bagi kita menunjukan baptisan air yang benar. Yaitu orang yang telah mati terhadap dosa dikuburkan di dalam baptisan air yang benar bersama Yesus, untuk bangkit bersama Yesus di dalam hidup yang baru. Inilah yang menentukan nanti kita bisa masuk dalam pesta timang-timangan, tergembala dengan baik. Nanti 7 pesta ini di akhiri dengan pesta pondok daun-daunan yaitu kelepasan gereja dari dunia dan kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Pesta roti fatir atau roti tidak beragi dirayakan hari ke-15 bulan pertama.

Imamat 23:6-8

23:6 Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi. 

23:7 Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.

23:8 Kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN tujuh hari lamanya; pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat."

 

Angka 15 secara rohani menunjukan kelimpahan kemurahan Tuhan. Ada hubungan angka 15 dengan baptisan air.

1.       Kejadian 7:19-20

7:19 Dan air itu sangat hebatnya bertambah-tambah meliputi bumi, dan ditutupinyalah segala gunung tinggi di seluruh kolong langit,

7:20 sampai lima belas hasta di atasnya bertambah-tambah air itu, sehingga gunung-gunung ditutupinya.

 

Bahtera Nuh berada di atas air bah yang tingginya 15 hasta dari gunung-gunung. Bahtera Nuh menunjukan baptisan air yang benar.

 

Roti tidak beragi atau roti fatir menunjukan pribadi Yesus sendiri. Jadi merayakan roti tidak beragi adalah dengan kita masuk, menyatu dengan pribadi Yesus lewat praktek menyatu di dalam kematianNya dan menyatu di dalam kebangkitanNya. Itulah yang diwujudkan dengan baptisan air, kita diselamkan itu menyatu dengan kematianNya dan keluar dari air kita menyatu dengan kebangkitan Yesus.

 

Hanya ada 1 bahtera Nuh, hanya ada 1 roti fatir itulah Yesus, berarti hanya ada 1 baptisan air yang benar. Seperti Yesus dibaptis itulah yang kita lakukan. Kalau kita bisa masuk di dalam baptisan air yang benar itu hanya karena kelimpahan kemurahan Tuhan. Tidak semua orang tahu, bahkan pendetapun tidak tahu. Ada pendeta yang tahu mana baptisan yang benar dan masuk baptisan air yang benar seperti Yesus dibaptis tetapi tidak berani mengajar sidang jemaat karena terbentur aturan organisasi.

 

Kita sudah melewati baptisan air yang benar, sekarang tanda-tandanya harus ada pada kita.

 

2.      Yesaya 38:1-5

38:1 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."

38:2 Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN.

38:3 Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.

38:4 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya:

38:5 "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi,

 

Raja Hizkia jatuh sakit dan divonis akan mati, tetapi disembuhkan dan hidup kembali serta mendapatkan perpanjangan umur 15 tahun lagi. Berarti dia mendapatkan hidup yang baru. Itulah baptisan air, bukan sekedar dikubur bersama Yesus tetapi kita harus memiliki hidup yang baru. Apa itu hidup yang baru? Kita kembali pada hari raya roti fatir, dalam hari raya roti fatir tidak boleh ada ragi. Bicara ragi menunjuk dosa. Berarti hidup yang baru itu mengalami kelepasan dari dosa = hidup benar di dalam segala hal mulai dari perkara-perkara yang kecil.

I Korintus 5:7-8

5:7 Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.

5:8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

 

Kita tinggal di dunia yang semakin gelap, kita tinggal di antara orang-orang yang bengkok hatinya, orang-orang cemar, jahat dan najis. Kalau kita bisa hidup benar itu merupakan kelimpahan kemurahan Tuhan. Inilah yang menggiring kita bisa memiliki hati nurani yang baik.

 

Sebagai manusia daging kita tidak luput dari kekurangan dan dosa. Sudah berusaha hidup benar, eh masih jatuh lagi dalam dosa. Sebab itu kita butuh poin yang ketiga ini.

 

3.      Hosea 3:1-5

3:1 Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."

3:2 Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.

3:3 Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau."

3:4 Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim.

3:5 Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.

 

Hosea menebus isterinya yang bersundal kembali. Isteri Hosea ini memang perempuan sundal, ditebus dan menjadi isterinya. Eh ternyata bersundal kembali, jadi ditebus Hosea dengan 15 syikal. Ini pelajaran bagi kita. Seringkali kita yang sudah lahir baru, sudah dibaptis, kembali berbuat dosa, kembali mengulangi dosa. Di sinilah pentingnya peranan seorang hamba Tuhan. Hosea gambaran hamba Tuhan, untuk menuntun dan membawa kehidupan kita betul-betul mengalami kelepasan dari dosa dan diarahkan untuk tetap berada pada jalur yang benar. Jadi poin ketiga ini kena mengena dengan penggembalaan. Setelah dibaptis jangan berpuas diri, berikan hidup kita ditangani hamba Tuhan yang benar tahbisannya supaya kita dituntun pada jalur kebenaran. Ketika kita jatuh dalam dosa dan dilayani hamba Tuhan yang benar tahbisannya maka masih ada harapan ditebus kembali. Tetapi kalau tidak tergembala, begitu jatuh dalam dosa tidak ada yang mengangkat, tetap dalam dosa sampai binasa selamanya.

 

Mari kita akui dengan jujur, sudah dibaptis masih kembali berbuat dosa. Terutama dosa lewat mulut, dosa perkataan. Kalau mau jujur setelah dibaptis apakah masih ada kesalahan dalam perkataan? Banyak! Makanya penting penggembalaan, perlu dituntun oleh hamba Tuhan pada jalur yang benar. Kalau masih ada hamba Tuhan yang menggembalakan dan berdoa syafaat untuk keselamatan kita itu adalah kelimpahan kemurahan Tuhan.

 

4.      Galatia 1:18

1:18  Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.

 

Aku di sini menunjuk Paulus, setelah dibaptis dia ke Yerusalem dan tinggal di rumah Petrus selama 15 hari. Untuk apa dia menumpang di rumah Petrus? Tentu untuk menerima pengajaran yang sehat dari Petrus tentang Yesus. Petrus ini telah diangkat oleh Yesus menjadi gembala di Yerusalem. Sesudah kita masuk baptisan air yang benar kita harus tergembala di dalam binaan Firman pengajaran yang benar. Jangan asal tergembala! Banyak orang setelah dibaptis dia anggap sudah selesai, sudah masuk kerajaan sorga. Iya kalau setelah dibaptis saat itu dia meninggal dunia, sudah jelas arahnya ke kerajaan sorga. Tetapi kita masih hidup di dunia yang dikuasai roh jahat. Kita masih manusia daging, dunia ini sudah dikuasai si jahat, kita tidak mampu bertahan dalam hidup yang benar kalau tidak ada pengajaran yang benar.

 

Jadi setelah dibaptis lanjutkan tergembala di dalam binaan Firman pengajaran yang benar untuk mempertahankan kebenaran kita dan meningkat pada kesucian. Kesucian itu buah dari kebenaran yang telah teruji. Bukan cuma kebenaran tetapi kelak sampai pada kesempurnaan.

 

Kalau kita ada dalam binaan Firman pengajaran yang benar itu merupakan kelimpahan kemurahan Tuhan. Orang yang lain sudah disaksikan pengajaran kepada mereka tetapi mereka menolak, kalau kita bisa menerima itu adalah kelimpahan kemurahan Tuhan.

 

Sudah tergembala dalam binaan Firman pengajaran yang benar, apa tujuannya? Roti fatir itu 1 itulah Yesus. Jadi tujuannya adalah supaya kita bisa menjadi satu dengan Yesus, berada di dalam Yesus.

II Korintus 5:17

5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

 

Baptisan air itu pintu kita menjadi ciptaan baru supaya kita berada di dalam Yesus, bisa menyatu dengan Yesus, Yesus berada di dalam kita. Jadi bukan lagi daging kita yang kelihatan tetapi hidup Yesus sudah nyata dalam kehidupan kita. Ketika Dia datang kita bisa menyatu dengan Dia selama-lamanya.

 

Memang untuk bisa menyatu dengan Yesus itu sakit bagi daging. Itu sebabnya roti fatir disebut juga roti penderitaan. Tidak enak memang bagi daging, sakit bagi daging, bagaimana kita harus menanggalkan kebiasaan-kebiasaan lama kita yang selama ini menjadi kesenangan daging kita, tetapi tidak sesuai kehendak Tuhan. Untuk menerima Yesus di dalam kita dan kita ada di dalam Yesus maka buang semua itu walaupun sakit bagi daging.

Ulangan 16:3

16:3 Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir.

 

Mau masuk baptisan air yang benar saja itu suatu penderitaan bagi daging. Apalagi kalau berasal dari keluarga yang baptisannya tidak sesuai Alkitab, lalu kita mau ikuti seperti yang diajarkan oleh Yesus, itu suatu penderitaan. Banyak yang sampai tidak diakui sebagai anak, tidak diakui sebagai keluarga, dibenci dan dikucilkan, dikatakan menghujat Roh Kudus dan lain sebagainya. Itu sudah kita lewati. Sekarang mau tergembala dalam binaan Firman pengajaran yang benar, itu juga sakit bagi daging. Sesudah tergembala, sesudah disucikan dan dibaharui, kita masih diperhadapkan lagi dengan sengsara daging tanpa dosa, betul-betul roti penderitaan! Kalau pikiran daging, yah sudah mundur saja dari pada ikut Yesus sengsara. Yang enak-enak saja, urusan neraka belakangan! Jangan seperti itu! Sekarang kita menderita sengsara, tetapi tersedia kebahagiaan kekal untuk kita di kerajaan Sorga.

 

Apa tujuan mengalami penderitaan bersama Yesus?

Ulangan 16:3

16:3 Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir.

 

Dulu bangsa Israel makan roti fatir, roti tidak beragi, supaya mengalami kelepasan dari daging. Sekarang untuk kita sengsara bersama Yesus supaya kita terlepas dari dunia, terangkat di awan-awan. Kalau hanya mau yang enak bagi daging maka ketika Yesus datang dia tertinggal dan tidak akan terangkat. Semoga kita tidak kecewa dan putus asa. Saya sengsara karena Yesus, tetapi ketika Yesus datang saya pasti terangkat. Saya menderita, kenapa harus datang jauh-jauh, kenapa tergembala secara online, kenapa harus cepat-cepat pulang kerja untuk datang ibadah, tetapi itu semua supaya saya terangkat ke awan-awan bertemu Yesus, maka kita akan kuat, tidak akan patah semangat karena kita menanti pertemuan di udara, pertemuan bersama dengan Yesus.

 

Apa penderitaan daging yang paling benar? Menekan hawa nafsu daging kita, itu yang paling berat! Ada orang maki dan caci maki kita, hawa nafsu daging kita mau sparing “kamu jual saya beli!”. Bukan caci makinya itu yang berat tetapi menekan hawa nafsu daging kita itu yang paling berat. Makanya kita diarahkan untuk berdoa menyembah Tuhan. Hawa nafsu yang kuat ini kita tekan lewat doa penyembahan sampai mati suara daging kita, hawa nafsu daging tidak ada lagi.

 

Makanya dalam pesta roti tidak beragi tadi 2 kali disebutkan jangan melakukan pekerjaan berat. Artinya hawa nafsu daging ini harus ditekan. Jika hawa nafsu daging ini tidak ditekan maka akan membengkak dan menghasilkan 15 jenis perbuatan daging.

Galatia 5:19-21

5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: 1percabulan, 2kecemaran, 3hawa nafsu,

5:20 4penyembahan berhala, 5sihir, 6perseteruan, 7perselisihan, 8iri hati, 9amarah, 10kepentingan diri sendiri, 11percideraan, 12roh pemecah,

5:21 13kedengkian, 14kemabukan, 15pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu — seperti yang telah kubuat dahulu — bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

 

Tadi 15 itu angka kelimpahan kemurahan Tuhan. Kalau  kita tidak mau masuk baptisan air yang benar, kemudian tidak mau tergembala dengan benar, tidak mau mengekang daging kita ini, maka akan muncul 15 yang negatif, 15 jenis perbuatan daging. Ini harus kita tekan, jangan kita umbar. Apalagi kaum muda, masa kuatnya daging, tekan hawa nafsu daging ini, jangan dituruti.

 

Caranya bagaimana? Harus mengadakan pertemuan kudus. Jadi kita harus menggalakan persekutuan dengan Tuhan lewat doa penyembahan dalam tanda kesucian. Kalau daging ditekan akan menghasilkan buah-buah roh.

Galatia 5:22-23

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

9 buah roh ini menunjukkan gambar Allah Tritunggal atau tabiat Allah Tritunggal. Daging kita tekan maka gambar Allah semakin nyata, tabiat Allah Tritunggal semakin nyata dalam kita. Sampai daging tidak bersuara berarti gambar Allah sudah nyata seutuhnya dalam hidup kita, kita kembali segambar dengan Allah Tritunggal, kita layak untuk menjadi mempelai wanita Tuhan yang sempurna.

 

Yesus Gembala yang baik sudah menyerahkan nyawaNya bagi kita. Sebagai timbal balik ayo tergembala dengan baik. Bagaimana supaya bisa tergembala dengan baik? Miliki hati nurani yang baik. Caranya bagaimana? Masuk baptisan air yang benar. Lanjutkan tergembala dengan benar dalam binaan Firman pengajaran yang benar. Di situ daging kita tekan serta dimatikan dan menghasilkan buah-buah roh. Kita menjadi segambar dengan Allah yang layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.

 

Inilah kelimpahan kemurahan Tuhan kepada kita. Kita bisa masuk baptisan air, ada hamba Tuhan yang menangani kita, digembalakan dalam binaan Firman pengajaran yang benar, ini semua hanyalah kelimpahan kemurahan Tuhan kepada kita sekalian.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar