20220713

Kebaktian PA Imamat, Rabu 13 Juli 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 25:32-34

25:32 Mengenai rumah-rumah di kota-kota orang Lewi, hak menebus rumah-rumah itu ada pada orang-orang Lewi untuk selama-lamanya.

25:33 Sekalipun dari antara orang Lewi yang melakukan penebusan, tetapi rumah yang terjual di kota miliknya itu haruslah bebas dalam tahun Yobel, karena segala rumah di kota-kota orang Lewi adalah milik mereka masing-masing di tengah-tengah orang Israel.

25:34 Dan padang penggembalaan sekitar kota-kota mereka janganlah dijual, karena itu milik mereka untuk selama-lamanya."

 

Ini penebusan rumah orang Lewi. Rumah orang Lewi dijual menunjukan nikah hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang bermasalah. Sebagai contoh nikah hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang bermasalah adalah nikah dan buah nikah janda nabi.

II Raja-raja 4:1

4:1 Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya."

 

Ada 2 penyebab nikah bermasalah:

1.      Suami mati, itu menunjukkan putus hubungan dengan Yesus sebagai suami, sebagai kepala, dengan praktek meninggalkan pengajaran yang benar. Dan juga tidak ada penyembahan, atau penyembahan ada tetapi tidak tepat sasaran, bahkan tidak mencapai ukuran penyembahan.

2.      Ada hutang.

 

Roma 13:8-9

13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!

 

Ini yang dimaksud dengan ada hutang yaitu tidak bisa mengasihi sesama yaitu ada hutang dosa yang tidak diselesaikan. Seharusnya hutang dosa itu kita harus segera selesaikan supaya surat hutang kita dipaku di kayu salib. Praktek hutang dosa tidak diselesaikan:

1.      Tidak mau mengaku dosa kepada sesama. Kalau dalam nikah ada kesalahan lalu dosa tidak diselesaikan maka itu menimbulkan masalah. Selama dosa tidak diselesaikan masalah timbul, setelah dosa diselesaikan maka masalah selesai. Ketika Yesus di kayu salib, ketika Dia hendak menyerahkan nyawaNya Yesus berseru “sudah selesai”. Dosa itu adalah beban terberat yang membebani manusia mulai dari di bumi ini sampai di neraka. Sebab itu kalau kita berdosa harus mengaku kepada sesama kita.

2.      Tidak mau mengampuni dan melupakan dosa sesama. Itu hutang dosa harus diselesaikan.

 

Ingat perumpamaan tentang hamba yang berhutang, tidak bisa melunaskan karena begitu banyak hutangnya. Lalu raja berbelas kasihan menghapus hutangnya. Lalu ada hamba yang lain berhutang tidak seberapa kepadanya, dia tidak bisa ampuni, dia cekik, dia penjarakan. Akhirnya raja murka dan menyerahkan hamba yang jahat itu kepada algojo-algojo sampai dia melunaskan hutang dosa. Sudah cukup darah Yesus tercurah di kayu salib untuk menyelesaikan hutang dosa kita. Kalau sekarang kita tidak mau menyelesaikan hutang dosa masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan hutang dosa tetapi lewat darah sendiri yang dicurahkan ketika antikristus menganiaya. Kalau bisa tahan 3,5 tahun dianiaya maka hutang dosanya terhapus dan dia dibangkitkan masuk kerajaan 1000 tahun damai. Tetapi siapa yang bisa tahan dengan aniaya yang begitu hebat yang belum pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi lagi. Lebih baik sekarang kita memanfaatkan darah Yesus untuk menyelesaikan hutang dosa kita.

 

Sebenarnya cara dari Tuhan untuk menyelesaikan hutang dosa kita sederhana yaitu manfaatkan Korban Kristus untuk berdamai dengan sesama kita, yang salah mengaku, yang benar mengampuni, sederhana, tidak rumit. Tetapi daging inilah yang memperumit masalah. Mulai harga dirinya dan gengsinya dikedepankan. Yang mau mengampuni, dagingnya juga yang memperumit masalah. Padahal sederhana saja tinggal datang mengaku dan yang benar mengampuni, selesai, tidak ribet sebenarnya. Cuma daging kita yang selalu memperumit keadaan. Dengan kita mengaku maka surat hutang dosa kita sudah dipaku di kayu salib, sudah lunas. Sudah diberikan kesempatan, tinggal kita mau memanfaatkan Korban Kristus atau tidak.

 

Kolose 2:13-14

2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, 

2:14 dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:

 

Kalau kita menyelesaikan dosa, mengaku dosa dan mengampuni maka darah Yesus menghapus semua hutang dosa kita.

 

Berdamai merupakan bagian dari tahbisan. Dulu imam besar dan imam-imam yang akan ditahbiskan harus membawa seekor lembu jantan muda sebagai korban pendamaian, kemudian ada domba jantan pertama sebagai korban penyerahan hidup dan domba jantan kedua sebagai korban tahbisan.

 

Keluaran 29:10-14

29:10 Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu.

29:11 Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan.

29:12 Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah.

29:13 Kemudian kauambillah segala lemak yang menutupi isi perut, umbai hati, kedua buah pinggang dan segala lemak yang melekat padanya, dan kaubakarlah di atas mezbah.

29:14 Tetapi daging lembu jantan itu, kulitnya dan kotorannya haruslah kaubakar habis dengan api di luar perkemahan, itulah korban penghapus dosa.

 

Jadi berdamai itu merupakan bagian dari tahbisan. Jika kita paham, kita ini adalah imam, hamba Tuhan, pelayan Tuhan, maka kita harus menjaga tahbisan kita yaitu suka berdamai, cinta perdamaian. Kalau kita pertahankan dosa maka tahbisan kita taruhannya. Dosa tidak diselesaikan tahbisannya rusak. Apa artinya kita melayani tanpa tahbisan yang benar? Pelayanannya tidak akan diterima oleh Tuhan! Salah satu tahbisan adalah berdamai. Bukan malah menjadi hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang menambah terus hutang dosa, berbuat dosa tidak diakui malah dilakukan lagi, bertambah terus hutang dosanya. Ingat Niniwe, dosa bertambah-tambah maka hukuman segera dijatuhkan, ini jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita.

 

Sebelum melayani Tuhan harus berdamai sehingga kita mengalami kelepasan dari dosa-dosa. Jika engkau mempersembahkan korban, lalu ingat ada salah pada sesamamu, tinggalkan korban itu berdamai dulu kepada sesamamu itu baru kembali mempersembahkan korban.

Matius 5:23-24

5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,

5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

 

Jadi kalau kita simpan-simpan dosa, ingat tahbisan kita taruhannya! Kita mau melayani bagaimana kalau tahbisannya tidak benar, Tuhan tidak akan terima! Biarlah kita selesaikan. saya juga hamba Tuhan tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, tetapi saya tidak mau bertahan pada kelemahan itu. Kalau saya salah saya minta ampun atau kalau ada orang datang minta ampun maka saya ampuni dan melupakan.

Lembu jantan muda itu menunjukan pribadi Yesus sebagai kurban pendamaian.

I Yohanes 4:10

4:10  Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

 

Yesus sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Hari-hari terakhir ini manfaatkan Korban Kristus untuk berdamai. Kita berdamai kepada Tuhan dan berdamai kepada sesama supaya tahbisan kita terjaga dan pelayanan kita berkenan kepada Tuhan.

 

Proses berdamai kita pelajari dari perlakuan terhadap korban lembu jantan muda sebagai korban pendamaian.

1.      Keluaran 29:10

29:10  Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu.

 

Lembu jantan dibawa ke depan pintu kemah, kemudian Harun dan anak-anaknya harus meletakan tangan mereka ke atas kepala lembu itu. Dulu secara hurufiah, sekarang untuk kita secara rohani. Artinya:

a)      Tangan Harun dan anak-anaknya bersentuhan dengan korban lembu jantan itu. Artinya harus selalu ada persekutuan dengan Korban Kristus. Biarlah hidup kita setiap hari, setiap detik ada persekutuan dengan korban Kristus.

b)      Tangan diletakan di atas kepala korban lembu itu. Artinya harus ada penghargaan, junjung tinggi korban Kristus.

 

Prakteknya bersekutu dengan Korban Kristus dan menjunjung tinggi Korban Kristus adalah menyelesaikan dosa secara tuntas. Jangan masih ada sisanya, masih ada akarnya. Itu bukti kita bersekutu dengan Korban Kristus, menjunjung tinggi Korban Kristus. Ingat salib, salib itu ada garis vertikal, ada garis horisontal. Vertikal ke atas, horisontal mendatar. Jadi pengakuan dosa secara tuntas adalah mengaku dosa ke atas kepada Tuhan, lewat doa kita minta ampun kepada Tuhan. Tetapi jangan lupa ada garis horisontal, pengakuan dosa kepada sesama. Itu tuntas, akui kepada sesama, akui kepada Tuhan, setelah diampuni jangan diulangi lagi dosanya. Demikian kalau kita pihak yang benar maka kita ampuni dosa sesama dan melupakan.

 

Penyelesaian dosa secara tuntas yang benar didorong oleh pekerjaan Firman dalam urapan Roh Kudus, Firman yang lebih keras dari pada pedang bermata dua. Kita mendengar Firman ditusuk hati pikiran kita, gudangnya dosa, untuk menyelesaikan dosa. Kalau penyelesaikan dosa karena dorongan manusia, karena terpaksa, karena sudah terpojok, itu tidak tuntas. Kadangkala begitu, dari pada ribut “iya saya salah!” padahal hanya karena sudah terpojok, terpaksa, oleh dorongan manusia disudutkan, nanti bisa terulang lagi.

 

Proses penyelesaikan dosa secara tuntas oleh dorongan Firman.

a)      Mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus sampai hati terharu.

Kisah Para Rasul 2:36-39

2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

2:39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."

 

Artinya kita dengar Firman sampai tersentuh Firman sehingga kita sadar dan menyesali dosa. Bagaimana mau mengaku kalau tidak sadar atau tidak menyesal. Seperti Petrus pengakuannya tuntas karena dorongan Firman. Ketika dia menyangkal terdengar kokok ayam, dia ingat perkataan Yesus, lalu dia sadar dan menyesal, maka dia bisa dipakai lagi oleh Tuhan. Pengakuan tuntas itu dimulai dari kita mendengar Firman dengan sungguh-sungguh, sampai kena Firman, dosa-dosa kita dinyatakan oleh Firman, sehingga kita bisa sadar dan menyesal.

 

b)      Mengaku dosa. Ini diulang-ulang terus karena kita setiap hari tidak terlepas dari dosa, banyak dikepung oleh dosa. Kita masih manusia darah daging yang tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Mari kita akui dosa kepada Tuhan dan sesama. Setelah diampuni jangan diulangi lagi. Kalau diulangi lagi maka pengampunan batal, tidak ada gunanya. Semua ini pekerjaan Firman.

 

c)      Mengampuni dan melupakan dosa sesama oleh dorongan Firman, bukan karena perasaan daging.

 

Kalau bisa melakukan 3 hal ini maka dosa diselesaikan secara tuntas dan tercabut sampai ke akar-akarnya. Sebaliknya kalau mengaku dosa karena terpaksa, sudah terpojok, hanya karena dorongan manusia, maka pengakuan dosa itu tidak tuntas dan tidak ada gunanya, hanya hukuman yang dia terima. Contoh dalam Alkitab ada orang mengaku dosa karena sudah terpojok, karena didorong oleh manusia. Dia mengaku dosa tetapi tidak diampuni malah dihukum, sekeluarga mati.

Yosua 7:1,16-21

7:1 Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel.

7:16 Keesokan harinya bangunlah Yosua pagi-pagi, lalu menyuruh orang Israel tampil ke muka suku demi suku, maka didapatilah suku Yehuda.

7:17 Ketika disuruhnya tampil ke muka kaum-kaum Yehuda, maka didapatinya kaum Zerah. Ketika disuruhnya tampil ke muka kaum Zerah, seorang demi seorang, maka didapatilah Zabdi.

7:18 Ketika disuruhnya keluarga orang itu tampil ke muka, seorang demi seorang, maka didapatilah Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda.

7:19 Berkatalah Yosua kepada Akhan: "Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah di hadapan-Nya; katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan kepadaku."

7:20 Lalu Akhan menjawab Yosua, katanya: "Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku:

7:21 aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali."

 

Akhan mengaku dosa tetapi karena sudah terpojok, sudah ketahuan, tidak bisa lagi mengelak. Pengakuannya tidak ada lagi gunanya. Kita lihat ayat 19, mengaku dosa secara tuntas itu sama dengan menghormati Tuhan. Kalau kita menghormati Tuhan maka Tuhanpun menghormati kita. Sebaliknya kalau tidak menghormati Tuhan, Tuhanpun tidak menghormati kita. Akhan tidak menghormati Tuhan, akhirnya dia binasa. Seharusnya waktu dibuang undi dan didapati suku Yehuda seharusnya Akhan sudah sadar dan menyesal, tetapi dia tidak mau mengaku dosanya. Pada ayat 18 didapati Akhan yang berbuat dosa, tetapi masih tidak mengaku. Di ayat 19 sampai 20 dia sudah didorong oleh Yosua, dia mengaku tetapi pengakuannya oleh dorongan manusia, dorongan orang lain, bukan dorongan Firman.

 

Hati-hati, peristiwa Akhan ini terjadi ketika bangsa Israel sedang merebut tanah Kanaan dan telah menang terhadap Yerikho. Secara rohani ini menunjuk kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Hati-hati, saat dipakai Tuhan, saat diberkati oleh Tuhan, jangan ada dosa Akhan! Itu menghambat kegerakan Roh Kudus dalam dirinya sendiri. Kegerakan Roh Kudus tetap berjalan, tetapi terhambat pada diri orang itu sendiri.

 

Apa dosa Akhan? Mencuri barang-barang yang dikhususkan untuk Tuhan.

Yosua 6:24

6:24 Tetapi kota itu dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dibakar mereka dengan api; hanya emas dan perak, barang-barang tembaga dan besi ditaruh mereka di dalam perbendaharaan rumah TUHAN.

 

Ingat dalam Maleakhi, perpuluhan milik Tuhan itu dibawa di dalam perbendaharaan rumah Tuhan. Jadi dosa Akhan ini adalah mencuri miliknya Tuhan. Hati-hati saat dipakai Tuhan, saat menang atas segala masalah, saat diberkati oleh Tuhan jangan kita mengambil apa yang menjadi miliknya Tuhan. Milik Tuhan itu bukan hanya perpuluhan dan persembahan khusus, itu milik Tuhan yang terkecil, tetapi milik Tuhan itu juga doa penyembahan. Waktu masalahnya belum selesai, belum disuruh menyembah sudah menyembah. Sampai di gereja baru diangkat intro sudah menangis menyembah Tuhan. Begitu masalah selesai, milik Tuhan yaitu penyembahan itu dicuri, sudah tidak menyembah. Kalau ditanya dijawab karena sudah aman hidupnya, sudah selesai semua. Hamba Tuhan waktu masih merintis jujur dengan milik Tuhan, dihitung semua dengan rinci sampai 1 sen. Begitu pelayanan maju dan diberkati sudah lupa milik Tuhan.

 

Perpuluhan dan persembahan khusus itu mengenai uang. Uang itu adalah perkara kecil, tetapi sekarang ini di dalam gereja dan juga di dalam nikah uang itu menjadi perkara besar yang menimbulkan keributan besar. Dulu waktu masih susah senang semua suami isteri anak-anak, akur, rukun. Begitu diberkati melimpah, uang banyak, keributan besar terjadi karena masalah uang. Malulah kita kalau karena perkara kecil menimbulkan keributan yang besar di dalam nikah dan di dalam penggembalaan. Saya malu kalau harta dunia mau diributkan.

 

Ini terjadi kalau ada dosa Akhan. Apa itu dosa Akhan? Karena ada keinginan, keinginan jahat, keinginan akan uang! Sudah dapat berkat masih ingin lagi. Kalau ingin itu tidak akan pernah puas. Saya pukul diri, dulu 5000 bisa mencukupi hidup selama sebulan, sekarang bagaimana? Setelah terima 50.000 ingin lagi 500.000. dapat 500.000 ingin lagi 5 juta, tidak pernah puas! Persoalan uang inilah yang menimbulkan keributan besar dalam nikah dan dalam sidang jemaat. Semakin banyak jemaatnya korban semakin banyak masuk untuk pembangunan, itu bisa menimbulkan keributan besar kalau tidak hati-hati soal keinginan jahat ini, keinginan akan uang.

 

Akibatnya:

Yosua 7:24-25

7:24 Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor.

7:25 Berkatalah Yosua: "Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini." Lalu seluruh Israel melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan dilempari dengan batu.

 

Padahal sudah mengaku, tetapi tetap dihukum. Akibatnya Akhan dan keluarga bersama bersama harta bendanya dibawa ke lembah Akhor, dilempari batu sampai mati lalu dibakar. Lembah Akhor itu lembah kesukaran. Jadi kalau milik Tuhan telah dicuri dan masalah uang selalu diributkan maka hanya akan membawa hidup kita kepada kesukaran. Dapat banyak uang tetapi sukar!

 

Saya tidak menembak jemaat, nomor satu saya. Dulu waktu baru perintisan tidak ada uang bahagia. Setelah sudah diberkati ada uang malah ribut! Ini bahaya, ini dosa Akhan. Hanya mengakibatkan kesukaran, beban berat, susah payah, air mata, sampai binasa selamanya di neraka. Dulu makan dabu-dabu tarasi aman, tidak ribut. Setelah diberkati, bisa beli segala macam, makan nasi dengan sayur rebus malah ribut. Jangan sampai Tuhan sudah bawa pada posisi seperti ini lalu masalah uang selalu ribut. Buat apa saya melayani! Cuma membawa jemaat pada kebinasaan karena tahbisan sudah tidak benar.

 

Pengakuan dosa Akhan tidak tuntas, nanti disudutkan, dipaksa oleh Yosua, dipaksa oleh orang lain. Kalau pengakuan karena terpaksa nanti berbuat dosa lagi. Beda kalau karena pekerjaan Firman itu dari dalam hati, sehingga tidak akan diulangi lagi. Akhan tidak diampuni malah binasa.

 

Kita belajar lagi dari satu pribadi yang dosanya sangat besar, harusnya diganjar dengan hukuman mati. Tetapi karena dorongan Firman dia mau mengaku dosa maka dosanya diampuni. Contohnya raja Daud, mengambil isteri orang dan menggunakan trik membunuh suaminya supaya bisa mengambil isterinya. Seharusnya Daud dihukum mati karena menurut hukum Taurat siapa yang berzinah harus dihukum mati! Dibandingkan Daud dengan Akhan, lebih besar dosanya Daud. Tetapi raja Daud mau menerima teguran Firman lewat nabi Natan. Dia sadar dan menyesali dosanya, dia mengakuinya sehingga masih ada pengampunan.

Mazmur 51:1-4,19

51:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,

51:2 ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.

51:3 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! 

51:4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!

51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

 

Mengaku dosa itu menghormati Tuhan dan ini Daud lakukan. Dia menghormati Tuhan dan dia tidak dipermalukan tetapi dipermuliakan. Ini pengakuan tuntas. Memang sering timbul dalam pikiran kita, gembala mau mengaku pada jemaat, suami mau mengaku kepada isteri, apa kata dunia. Padahal kalau kita mau mengaku karena dorongan Firman maka Tuhan katakan hati yang patah dan remuk tidak akan dipandang hina, berarti dipermuliakan, dihormati oleh Tuhan.

 

Jangan malu, kalau kita sudah salah, mengakulah oleh dorongan Firman, kenapa mau malu! Datang pada sesama “maafkan saya, ampuni saya” kita tidak dipermalukan, tidak dipandang hina, tetapi dipermuliakan oleh Tuhan. Dan saat itu darah Yesus aktif bekerja untuk melakukan 2 hal:

I Yohanes 1:7,9

1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

 

a)      Mengampuni segala dosa kita, menghapus segala dosa kita sampai tidak berbekas. Kalau kita mengaku dosa secara tuntas maka Tuhan melihat kita seperti tidak pernah berbuat dosa itu. Dulu kita merokok, sekarang mengaku dan diampuni sehingga tidak ada bekasnya, seakan-akan kita tidak pernah berbuat dosa itu. Itulah dahsyatnya darah Yesus!

 

Kutukan dosa yang seharusnya jatuh atas kita Tuhan cabut dan diganti dengan berkat. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, itu kata pemazmur. Tuhan sudah tanggung segala kutukan dan hukuman dosa kita. Inilah keuntungan kalau kita hidup di dalam Yesus dan mengenal Yesus. Orang di luar Yesus tahu kalau salah mengaku dosa tetapi tidak mengalami kuasa darah Yesus karena mereka tidak mengenal Yesus, mereka tidak percaya Yesus. Sekalipun mereka mengaku bolak balik, bertobat bolak balik tetapi tanpa Yesus, tidak ada gunanya. Kita berbahagia sebab ada di dalam Yesus. Saat kita berdosa dan kita mengaku dosa maka ada darah Yesus yang menghapus dosa sampai tidak berbekas. Kutuk dosa sudah ditanggung Yesus dikayu salib, Dia ganti dengan berkat, Tuhan curahkan berkat kepada kita.

 

Poin pertama ini masih ada kelemahannya. Sesudah mengaku dan diampuni, tidak dihukum, kadang masih diulangi lagi. Berarti pengampunannya batal dan hanya mendatangkan hukuman. Makanya darah Yesus aktif melakukan 2 hal, bukan hanya 1 hal. Yesus bekerja tidak separuh jalan, korbanNya bekerja sampai selesai.

 

b)      Aktivitas darah Yesus menyucikan dari segala kejahatan dan dosa. Sama dengan mencabut akar dosa sehingga kita tidak mengulanginya lagi, kita bisa hidup dalam kebenaran dan kesucian. Semoga kuasa darah Yesus bisa kita alami sore hari ini. Apapun dosa kita, senajis apapun seperti Daud masih mendapat pengampunan dan pemulihan.

 

Kalau melihat hidup kita lampau, kita muak melihat dosa kita lampau, betapa jahat dan najisnya kita. Kalau sekarang kita ada di hadapan Tuhan, bisa beribadah dan melayani, perhatikan tahbisan. Kalau ada dosa segera selesaikan, gunakan waktu untuk berdamai.

 

Ini kekuatan darah Yesus, makanya kita harus selalu bersekutu dengan Korban Kristus, menjunjung tinggi Korban Kristus.

 

Manusia mana yang berani mengaku dari lahir sampai sekarang ini tidak pernah berbuat dosa? Nabi sehebat apapun masih ada dosanya. Rasul sehebat apapun masih ada dosanya. Dosa lewat angan-angan, lewat pikiran dan sebagainya, banyak dosa. Dan kita hidup di dunia dikelilingi dan dikepung dengan dosa. Dengan kecanggihan teknologi dosa semakin mengepung kehidupan kita. Dulu hal-hal yang berbau pornografi sulit diakses. Sekarang anak kecilpun bisa buka. betapa banyak dosa mengepung kehidupan kita sekalian. Sebab itu perlu Korban Kristus, perlu darah pendamaian untuk kita bisa mengaku dosa dan diampuni. Tadi bangun tidur, sampai sore ini kita beribadah. Apa yang kita pikirkan, apa yang kita lihat, apa yang timbul dihati? Ada dosa atau tidak? Kalau kita jujur pasti ada. Mulai tidak suka orang, menghina orang itu dosa! Masih dalam pikiran dan di hati sudah ada dosa. Tetapi syukur kepada Tuhan sore ini Tuhan sediakan korban pendamaian bagi kita. Sarana untuk menyelesaikan segala dosa. Kita mengalami pengampunan dosa oleh darah Yesus, dosa itu dicabut sampai ke akar-akarnya dan kita diampuni oleh Tuhan.

 

I Yohanes 1:8,10

1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

 

Akibatnya kalau sudah berbuat dosa dan tidak mau mengaku dosa, tidak mau menyelesaikan, tidak mau berdamai:

1.      Menipu diri sendiri, ini manusia paling jahat! Menipu orang lain itu sudah jahat, menipu diri sendiri itu paling jahat. Lebih-lebih lagi kalau itu hamba Tuhan lalu sampaikan Firman tetapi dia sendiri tidak praktekan, dia pertahankan dosa, itu penipu ulung, paling jahat. Iblis itu bapa penipu, jadi kalau menipu diri sendiri berarti bapaknya setan dan dia anaknya setan. Saya tidak mau jadi anaknya setan, biarlah kita menjadi anak terang semuanya, tanggalkan semua kegelapan dan biarlah kita hidup di dalam terang.

 

Mari jujurlah, kalau salah mengaku, selesai. Yang benar mengampuni, selesai semua, aman. Kadang kita yang bikin ribet, bikin rumit, karena malu mau mengaku maka bikin konsep lagi, ditambah lagi ceritanya membenarkan diri. Istilahnya playing victim pura-pura jadi korban.“saya diginikan padahal saya cuma begini!” Itu menipu diri sendiri.

 

2.      Menuduh Tuhan pendusta bahwa Firman Tuhan itu tidak benar. Dia merasa tidak ada penghukuman. Mungkin ada musibah sedikit pada orang yang benar, orang yang salah malah berkata “buktinya saya sehat, coba lihat itu yang mengaku benar dia yang sakit. Saya sehat-sehat, saya baku dekat dengan orang covid saya tidak kena. Dia yang hanya baku lewat orang covid sudah kena! Dia yang salah!”.

 

3.      Kosong dari Firman, Firman tidak ada dalam dirinya. Berarti hidupnya kosong dari pribadi Tuhan. Kalau sudah kosong maka keadaannya seperti sekam yang ditiup angin ke sana kemari. Buktinya apa dia kosong dari pribadi Tuhan? Ditiup angin ke sana kemari = tidak tergembala, tidak jelas di mana penggembalaannya. Datang di sini lihat kekurangan gembala “eh gembala salah!” dia pindah ke gembala lain. Datang di sana lihat lagi gembala salah, dia pindah lagi ke tempat lain. “eh Firmannya yang salah” akhirnya dia tinggalkan Yesus. Sekam itu untuk apa? Hanya untuk dikumpul dan dibakar. Jadi kalau ada suatu persekutuan di situ dosa tidak disucikan dan malah dosa bertambah-tambah maka itu persekutuan sekam, jadi abu gilingan, tidak masuk di karung. Kalaupun masuk di karung jadi konga makanan babi.

 

Pelajaran sore ini sederhana, biarlah kita berdamai. Kalau tidak maka hanya jadi sekam. Biarpun dia kaya, punya kedudukan kalau tidak berdamai dia sekam! Ditiup ke sana kemari, tidak jelas penggembalaannya, liar tidak tergembala dan akhirnya hanya untuk dibakar. Atau jadi seperti Yudas. Kelihatan beribadan melayani hebat tetapi kosong dari pribadi Tuhan, hatinya busuk! Yudas itu bendahara, dia dipercaya, kalau dia tidak pegang kas keuangan saat Yesus lapar mau makan tidak ada uang. apa yang terjadi waktu dia mati? Perutnya pecah, isi perutnya keluar semua. Seisi kebusukannya dibuka semua oleh Tuhan tetapi tidak ada kesempatan diperbaiki. Tertulis dalam Alkitab dan dibaca seisi dunia, seisi dunia tahu kebusukan Yudas. Tuhan tolong jangan terjadi dalam kehidupan kita sekalian.

 

Mari bapak ibu kekasih dalam Tuhan, kita mau terima Firman. Itu yang menjadi dorongan untuk kita berdamai. Terima Firman pengajaran yang benar yang menyatakan dosa sampai yang tersembunyi di dalam hati dan pikiran kita, untuk kita selesaikan secara tuntas. Orang yang mengaku dosa itu berbahagia, disayang oleh Tuhan.

Mazmur 32:1-2; 28:13

32:1 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!

32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!

 

Kita disayang, kita berbahagia, kenapa kita tidak mau! Lucu juga, kadang manusia suka disayang, suka bahagia. Tetapi tidak mau melewati proses untuk disayang dan bahagia yaitu berdamai. Ayo berdamai supaya kita disayang Tuhan, kita mendapat kebahagiaan sorga. Hidup kita menjadi enak dan ringan, melayani enak dan ringan, karena beban dosa sudah diselesaikan semuanya.

 

2.      Keluaran 29:11

29:11 Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan.

 

Harus disembelih untuk mendapatkan darah yang paling banyak. Dan ada 3 saksi di sini yang melihat penyembelihan lembu jantan:

a)      Di hadapan Tuhan berarti di hadapan Allah Bapa. Jadi kita berdamai dengan sesama saksinya Allah Bapa, jangan main-main kalau menyembunyikan dosa. Kalau di dunia saksinya di pengadilan masih bisa kita menyembunyikan diri, masih bisa mengelak. Tetapi kalau Allah Bapa menjadi saksi mau mengelak bagaimana.

b)      Musa dengan tongkatnya, ini menunjuk Yesus Anak Allah dengan salibNya.

c)      Di depan pintu kemah pertemuan. Pintu kemah berbicara Allah Roh Kudus. Jadi Allah Roh Kudus menjadi saksi.

 

Jadi kalau kita berdamai, menyelesaikan dosa secara tuntas maka Allah Tritunggal menjadi saksi. Karena Allah Tritunggal yang menjadi saksinya maka:

a)      Jangan bermain-main atau dibuat-buat saat mengaku dosa! Kalau salah mengaku dengan tulus dan hancur hati. Jangan main-main kalau mengaku dosa, serius! Ini bukan guyonan, mengaku dosa, berbuat lagi, mengaku lagi, jangan seperti itu!

 

b)      Jangan mengeraskan hati untuk tidak mengampuni dosa orang lain! “Kali ini saya tidak ampuni kamu, kamu sudah keterlaluan!” jangan seperti itu Allah Tritunggal menjadi saksi. Senajis apapun kita, di kayu salib Yesus sudah mengampuni kita, dia korban pendamaian bagi kita. Lalu kita begitu banyak dosanya tetapi tidak bisa mengampuni orang lain.

 

c)      Jangan mengejek orang yang mengaku dosa kepada kita. Allah Tritunggal jadi saksi, jangan diejek. Orang berbuat dosa itu sebenarnya tertindas, dosa menindas dia. Dia datang supaya dia dilepaskan dari penindasan dosa, lalu kita ejek, itu berarti kita tambah menindas dia! Firman Tuhan mengatakan Allah mendengar suara orang yang tertindas!

 

d)      Jangan mengungkit-ungkit dosa orang yang lain yang sudah kita ampuni. Ada Allah Tritunggal yang menjadi saksi. Kalau kita permainkan soal pendamaian ini maka kita berhadapan dengan Allah Tritunggal yang akan menghukum. Tuhan saja tidak pernah mengingat-ingat dosa yang sudah kita selesaikan, kenapa kita masih mau mengungkit-ungkit dosa orang lain!

Mazmur 130:3

130:3 Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?

 

Coba kalau Tuhan ingat-ingat kesalahan kita dari awal, dari masa kanak-kanak sampai sekarang. Apalagi yang sudah lanjut usia, orang bilang sudah berapa puluh karung dosa dia buat. Lalu Tuhan mau ingat-ingat itu, siapa yang dapat tahan?

 

Yesaya 43:25

43:25 Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.

 

Tuhan tidak ingat dosa kita, Dia hapuskan semua. Sebab itu kita harus berbuat demikian. Jangan mengingat-ingat dan mengungkit-ungkit dosa yang sudah diselesaikan. Apalagi saya sebagai gembala. Pengakuan dosa jemaat di belakang mimbar ini isteri sayapun tidak saya beritahukan. Kalau ada yang mengaku pakai kertas, pengakuannya itu saya robek-robek lalu saya buang.

 

Kalau dosa dipertahankan ada akibat. Kalau dosa diperdamaikan ada hasilnya:

1.      Yakobus 5:16

5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

 

Bisa saling mendoakan. Tadinya berseteru, saling baku lihatpun tidak mau karena ada dosa yang dipertahankan. Setelah diselesaikan dan diperdamaikan bisa saling mendoakan. Berarti hubungan dengan sesama menjadi baik dan kita bisa dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus bagaikan papan-papan jenang yang bersambung rapat. Papan jenang itu dari kayu penaga, menunjuk kita manusia daging. Setelah menyelesaikan dosa, bagaikan kayu yang dipotong dari akarnya, dibentuk jadi papan, disalut dengan emas menunjuk kesucian Ilahi maka sudah bisa bersambung rapat.

 

2.      Yakobus 5:16

5:16  Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

 

Kalau ada dosa dipertahankan maka tambah sakit, tambah kronis. Penyakit itu berarti ada yang tidak beres, sakit maag berarti lambungnya tidak beres, sakit gigi berarti giginya tidak beres. Kalau dosa diselesaikan maka penyakit sembuh, sama dengan segala yang tidak beres diselesaikan oleh Tuhan. Mulai dari segala yang tidak beres di dalam nikah diselesaikan oleh Tuhan. Ini hasilnya kalau mau berdamai, selesai semuanya. Jaminannya perjamuan suci di depan kita, di kayu salib Yesus berseru “sudah selesai”. Semoga malam ini kita kembali sebagai kehidupan yang mau berdamai, dosa selesai maka segala yang tidak berespun diselesaikan oleh Tuhan. 

 

3.      Yakobus 5:17

5:17  Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.

 

Ada waktu yang disebutkan di sini yaitu 3,5 tahun, itu menunjuk zaman antikristus. Jadi hasilnya Tuhan memelihara kita sampai di zaman antikristus. Selama dosa dipertahankan kita terputus dari Tuhan dan tidak mendapat pemeliharaan dari Tuhan. Mungkin berkata “saya terpelihara koq” mungkin karena ada kekayaan, ada kedudukan, tetapi sampai kapan. Oke sekarang tetap terpelihara. Bagaimana di zaman antikristus berkuasa 3,5 tahun, itu semua tidak bisa memelihara hidup kita. Pada hari kemurkaan harta tidak berguna. Jangan mengandalkan itu semua, tidak ada artinya. Biarlah kita mau berdamai sehingga kita dipelihara sampai di zaman antikristus.

4.      Yakobus 5:18

5:18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.

 

Ada buah-buah manis yang bisa dihasilkan, mulai dari dalam nikah rumah tangga kita ada buah yang dihasilkan. Berbuah artinya bermanfaat bagi orang lain. Orang yang berdamai itu menjadi berkat bagi orang lain, dipakai Tuhan, bermanfaat, nikahnya mengeluarkan buah-buah. Saya merindu nikah dan buah nikah saya menghasilkan buah-buah yang berkenan kepada Tuhan. Juga ada buah-buah di dalam pelayanan, ada jiwa-jiwa yang bisa kita bawa kepada Tuhan. Bagaimana mau membawa jiwa kalau kita sendiri dalam keadaan berdosa, tidak berdamai. Sementara yang Tuhan percayakan kepada kita adalah berita pendamaian.

 

Sampai buah yang terakhir, buah kesempurnaan akan kita hasilkan, menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, yang siap menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga di awan-awan yang permai, kita bisa duduk bersanding dengan Dia di Yerusalem Baru, tidak terpisah selama-lamanya.

 

Betapa banyak dosa kita tetapi Tuhan sudah sediakan korban pendamaian. Ada perjamuan suci di depan yang bisa kita manfaatkan. Biar kita selesaikan apa yang mengganjal di hati dengan sesama, dengan suami, dengan isteri, kepada anak-anak, orang tua, kakak, adik. Berdamai, selesaikan semuanya. Setelah diselesaikan jangan diingat-ingat, jangan diungkit-ungkit lagi, sebagaimana Yesus tidak pernah mengingat-ingat segala dosa kita yang sudah kita perdamaikan.

 

Tuhan memberkati

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar