20230128

Kebaktian Doa, Sabtu 28 Januari 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 10:24-25 (Perikop: Yesus ditolak oleh orang Yahudi)

10:24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."

10:25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,

 

Dari Yohanes 10:22-39 ada 2 penyebab orang Yahudi menolak Yesus:

1.      Karena Yesus mengaku sebagai Mesias (ayat 24-25).

2.      Karena Yesus mengaku sebagai Anak Allah (ayat 29-39).

 

Kita bahas poin pertama. Pekerjaan yang Yesus lakukan di dalam nama Bapa, itu yang memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Mesias. Apa pekerjaan Mesias? Ada 2 pekerjaan Mesias.

1.      Memperbaiki nikah

Yohanes 4:15-18,25-26

4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

4:16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."

4:17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,

4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."

4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."

 

Waktu Yesus menyatakan bahwa kalau dia mau memberi Yesus minum, maka akan diberikan air kehidupan, perempuan ini mengakui bahwa dia haus. Kehausannya ini ternyata dalam hal nikah, sampai 5 kali kawin cerai dan yang keenam bukan suami yang sah. Pekerjaan Mesias yang pertama ini membenahi nikah. Jadi kalau kita beribadah melayani Tuhan kemudian mendengar Firman pengajaran menyatakan kesalahan-kesalahan yang ada di dalam nikah kita, itu berarti Mesias hadir di tengah-tengah ibadah pelayanan kita.

2.      Memperbaiki ibadah.

Yohanes 4:20-24

4:20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."

4:21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.

4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

 

Ibadah kita harus memuncak pada doa penyembahan. Dari ayat yang kita baca ini ada 2 bentuk ibadah yang salah yang harus dibenahi.

a)      Menyembah di atas gunung.

b)      Menyembah di Yerusalem.

 

Apa artinya menyembah di gunung?

a)      Gunung yang dimaksud perempuan ini adalah gunung Gerizim tempat bangsa Israel mengucapkan berkat.

Ulangan 27:12

27:12 "Sesudah kamu menyeberangi sungai Yordan, maka mereka inilah yang harus berdiri di gunung Gerizim untuk memberkati bangsa itu, yakni suku Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Yusuf dan Benyamin.

 

Jadi menyembah di gunung artinya tujuan beribadah melayani Tuhan hanya untuk mendapat berkat-berkat jasmani. Banyak orang Kristen seperti itu, datang beribadah supaya dapat berkat. Kalau tidak dapat akhirnya kecewa. Apalagi kalau dalam penyajian Firman hanya diberikan penekanan soal berkat-berkat jasmani. Jadi dipicu emosinya untuk datang beribadah cuma untuk mengejar yang berkat jasmani. Allah itu dahsyat luar biasa, memberkati. Betul Tuhan memberkati kita, tetapi kalau ikut Tuhan dan melayani hanya untuk mengejar berkat-berkat yang jasmani, nanti kita tampil seperti Bartimeus yang buta, berpakaian compang camping meminta-minta. Kaum muda beribadah melayani mengejar apa? Jodoh! Datang cuma karena ada yang dia suka disitu. Ini yang harus diperbaiki dan dibenahi oleh Tuhan supaya jangan meneruskan yang salah.

 

b)      Beribadah dan menyembah Tuhan dengan roh kesombongan. Contohnya orang Farisi dia datang ke Bait Allah, beribadah, tetapi dengan roh kesombongan sehingga Yesus katakan orang itu pulang tidak dibenarkan, tidak mengalami pembenaran, tidak mengalami penyucian.

Lukas 18:9-12

18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:

18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.

18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;

18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

 

Ini orang farisi yang beribadah dan menyembah tetapi dengan roh kesombongan. Kita periksa selama ini kita beribadah apakah seperti orang Farisi. Mari kita periksa prakteknya.

1)      Merasa dirinya benar, tidak ada dosa. Tidak pernah mengaku dosa, malah menyalahkan orang lain sampai menyalahkan Firman “masa Firman seperti itu, tidak logis, tidak masuk akal” atau “oh firman ini bukan untuk saya, ini untuk dia, untuk pendeta yang khotbah”. Padahal Tuhan mengirimkan roti manna kepada orang Israel supaya rendah hati. Sekarang untuk kita menunjuk Firman penggembalan itu tujuannya supaya kita rendah hati, mau menyadari dan mengakui dosa kita. Bukan malah berpikir saya tidak salah, saya tidak pernah berbuat dosa, dia itu yang salah, Firman yang salah. Itu seperti Yudas, Tuhan Yesus sudah berkata “siapa yang mencelupkan rotinya bersama Aku di dalam pinggan, dialah yang menyerahkan Aku, lebih baik bagi orang itu bila tidak dilahirkan”. Yudas malah berkata bukan aku. Sudah jelas teguran Firman malah berkata “bukan saya!” berarti dia tuduh yang lain yang menyerahkan Yesus, dia tuduh Yesus salah. Inilah ibadah seperti orang Farisi, naik gunung, sombong.

 

2)      Merasa berjasa kepada Tuhan juga kepada sesama. Aku begini, aku begitu, aku puasa, kalau bukan saya yang korban, kalau bukan saya yang sumbang. Itu selalu merasa berjasa, sehingga kalau harga dirinya disentuh Firman dia mengamuk dan tidak bisa menerima, mengancam “saya tidak mau kasih perpuluhan lagi, saya tidak mau korban lagi, saya tidak mau begini begitu”. Janganlah begitu, kenapa kita berani mengancam-ancam! Mari kita kerja untuk ibadah persekutuan, jangan merasa berjasa. Segala sesuatu adalah dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan saja, semua dari Tuhan, kita persembahkan untuk Tuhan, bukan dari kita! Jangan merasa karena saya, begitu usulannya tidak didengar, tersinggung, mengamuk. Itu merasa berjasa. Kalau usulan kita tidak diterima karena ada yang lebih baik, terimalah dengan legowo. Dan berikanlah usulan yang baik.

 

3)      Membanggakan sesuatu. Apa yang kita mau banggakan. Misalkan kalau nanti ibadah persekutuan banyak yang datang, kita mau bangga apa, semua Tuhan yang gerakan. Kadangkala kita juga membanggakan gembala. Menghormati gembala 2 kali lipat itu memang harus, tetapi jangan membangga-banggakan sampai membanding-bandingkan dengan hamba Tuhan yang lain. Dikatakan firmannya pak gembala. Saya tidak punya Firman, yang punya Firman itu Tuhan. Kami hamba Tuhan hanya penyambung lidah. Kita bangga gedung besar, bangga ini, bangga itu. Selalu guru kami katakan parkiran mall itu lebih besar dari gereja.

 

4)      Munafik, kelihatan orang farisi itu benar tetapi coba lanjutkan membaca ayat itu.

Lukas 18:14

18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

 

Munafik, tidak cocok antara yang di hati dengan yang di luar yaitu perkataan dan perbuatan. Ini yang perlu dibenahi dan diperbaiki. Akibatnya tidak dibenarkan oleh Tuhan = tidak mengalami pengampunan dosa, tidak disucikan, tidak berubah. Datang beribadah melayani kelihatan hebat, korban waktu, tenaga, harta dan lain sebagainya, kelihatan hebat tetapi tidak pernah berubah, tetap manusia darah dan daging dengan segala tabiat daging, tetap hidup dalam dosa. Dosa itu kutukan, hidup dalam dosa itu bersuasana kutukan. Begitu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dia dikutuk. Jadi orang yang merasa benar, merasa hebat, merasa berjasa, membanggakan sesuatu, munafik, sebenarnya dia hidup dalam kutukan, beban berat, letih lesu, air mata. Kalau tidak dibenahi dan diperbaiki ibadahnya, dia akan menangis dan direndahkan Tuhan selama-lamanya di neraka.

 

Kita semua terlibat di dalam pelayanan. Kalau ada yang kurang dan ada yang katakan “tidak benar ini, tidak bagus itu” jangan panas hati, jangan ngomel, jangan bersungut. Kalau masih marah, mengomel, bersungut berarti kita merasa berjasa dan membanggakan sesuatu. Kalau ada kritikan, terima! Kalau hebat lalu ada yang puji, jangan sombong. Sebab akibatnya kita tidak akan pernah berubah!

 

Lukas 18:13-14

18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

 

Ibadah pelayanan yang benar itu seperti pemungut cukai ini yaitu dengan merendahkan diri serendah-rendahnya kepada Tuhan. Praktek merendahkan diri serendah-rendahnya:

a)      Lukas 18:13 (Terjemahan Lama)

18:13 Akan tetapi orang pemungut cukai itu berdiri dari jauh, tiada berani ia menengadah ke langit, melainkan menepuk dadanya sahaja, serta berkata: Ya Allah, kasihankanlah hamba, orang berdosa ini!

 

Merendahkan diri dengan menepuk dada, memukul diri. Di dada itu ada hati, ada jantung, berarti dengan rendah hati, dengan hancur hati. Tidak merasa hebat, berjasa dan sebagainya. Siapa saya, kalau kita semua bisa dipakai hanya karena kemurahan Tuhan, kita bisa melayani, kita diberkati itu semua hanya karena kemurahan Tuhan.

 

b)      Tidak berani menengadah ke langit, berarti tunduk melihat ke tanah. Artinya mengaku hanya tanah liat. Hebat melayani dan sebagainya itu hanya tanah liat. Apa artinya mengaku hanya tanah liat?

1)      Mengaku tidak layak, banyak kelemahan, banyak kekurangan, banyak dosa, sehingga tidak akan pernah menghakimi orang lain. Saya yang tidak baik, saya juga banyak kekurangan. Kalau tunjuk orang dengan 1 jari, 3 jari mengarah pada kita. Kalau ada orang dalam keadaan berdosa, marilah saling mengingatkan, saling menegur, saling mendoakan. Bukan untuk dihakimi, dihukum dan sebagainya. Pdt. Pong Dongalemba mengatakan kalau saya mau pecat orang seharusnya yang saya pecat itu adalah diri saya, saya banyak kekurangan, banyak kelemahan. Kalau kita biasanya berkata “pokoknya dia harus keluar, dia tidak boleh ada di sini! Itu menghakimi orang. Padahal tidak melihat diri sendiri banyak kekurangan dan kelemahan. Namun bukan berarti ada orang berdosa kita setujui dosa tetapi kita tegur, ingatkan, nasihati dan doakan. Itu tanda kasih. Tegoran yang nyata itu kasih.

 

2)      Merasa tidak mampu, tidak bisa berbuat apa-apa. Tanah liat tidak mampu membentuk dirinya menjadi bejana tanpa tangan penjunan. Merasa tidak mampu berbuat apa-apa tanpa Tuhan. Kalau semua bisa kita kerjakan itu karena Tuhan, bukan karena diri kita.

 

3)      Merasa tidak berharga, pantas diinjak-injak. Sehingga diam ketika diapa-apakan. Itu tanah liat! Ketika digosipkan, ketika difitnah, diam saja. Kalau diinjak kemudian bereaksi melawan itu namanya ular! Mungkin usulan tidak diterima bahkan dicibir, kalau kita selalu bereaksi daging itu ular. Biar orang apa-apakan diam saja! Kalau selalu meletup-letup daging kita tidak akan bisa dipakai! Bisa gara-gara bawang merah, gara-gara undangan, soal akomodasi, transportasi, bisa iblis cari celah untuk masuk mengganggu. Tetapi memang seizin Tuhan sesama menajamkan sesama. Di tempat penggalian itu batu dikasih baku gesek, yang pecah yah tidak dibawa. Yang utuh yang dibawa ke Yerusalem dibangun menjadi Bait Allah. Yang pecah-pecah ini pecah hatinya, lama-lama karena hatinya sudah emosi ada bibir yang pecah dia tinju. Itu benar-benar tidak dipakai. Kalau ada pergesekan satu dengan yang lain itu seizin Tuhan. Kita jaga, ingat saya tanah liat, tidak usah berkomentar macam-macam, kita diam saja, pasti dipakai oleh Tuhan dan pelayanan kita berkenan kepada Tuhan.

 

4)      Kasihanilah aku Tuhan, artinya hanya bergantung pada belas kasihan Tuhan. Mungkin dari segi biaya kita bisa, kita mampu, tetapi tidak bergantung pada itu, kita bergantung pada belas kasihan Tuhan.

 

Kalau kita bisa merendahkan diri serendah-rendahnya dalam melayani Tuhan maka ada hasilnya.

a)      Lukas 18:14a

18:14a  Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.

 

Kita dibenarkan oleh Tuhan = mengalami pengampunan dosa, mengalami penyucian. Jadi tidak sia-sia kita datang beribadah, kita pulang sebagai orang yang dibenarkan. Kalau datang ibadah pulang dongkol, ngomel, tidak senang, rugi kita. Jauh-jauh datang ibadah lalu karena lihat salah orang, merasa berjasa, merasa ini merasa itu, akibatnya pulang tidak ada hasil apa-apa. Ayolah setiap kita pulang beribadah menjadi kehidupan yang dibenarkan. Datang lagi beribadah kita dibenarkan, sampai suatu saat kita benar seperti Yesus benar, suci seperti Yesus suci, sempurna seperti Yesus sempurna, jadi tidak sia-sia ibadah kita. Ayo kita raba kehidupan kita, orang benar itu tidak ada lagi yang menuduh di hatinya. Jadi pulang damai.

 

Kalau sudah damai dan tenang maka Yesus katakan semua menjadi enak dan ringan. Kalau melayani dengan hati damai dan tenang kita menjadi enak dan ringan. Orang lain bilang koq mau kamu tinggalkan pekerjaan untuk melayani, rugi kamu. Orang lain bilang rugi tetapi kita untung besar.

 

b)      Kejadian 2:7

2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

 

Tanah liat ada di dalam tangan Tuhan Sang Pencipta, artinya kita mengalami kuasa penciptaan Tuhan baik yang jasmani terutama secara rohani. Secara jasmani tangan Tuhan mampu menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil. Ada masalah nikah dan buah nikah, tenang dulu, nanti Tuhan ciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil. Masalah pelayanan, masalah ekonomi, masalah kesehatan, tenang dulu, damai dulu. Seperti Elia berkata kepada bujangnya “lihat apa yang ada di atas laut?” dia melihat di langit ada awan sebesar telapak tangan. Pengkhotbah mengatakan segenggam ketenangan lebih baik. Jadi tenang dulu, maka dari awan sebesar telapak tangan tiba-tiba awan gelap melingkupi dan turun hujan yang lebat. Tadinya 3,5 tahun Israel kekeringan, sekejap mata hujan turun menghapus kekeringan.

 

Secara rohani kita diciptakan kembali oleh Tuhan segambar dengan Allah Tritunggal menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Duduk diam dulu kita di tangan Tuhan, Tuhan Penjunan, kita tanah liat. Biar Dia kerjakan seturut dengan mauNya. Kita diubahkan untuk menjadi segambar dengan Allah Tritunggal.  

 

Untuk menjadi segambar dengan Allah Tritunggal kita mengalami proses yang namanya keubahan hidup. Karena kita sudah berpacu dengan waktu, kedatangan Yesus sudah di ambang pintu maka proses keubahan hidup itu dipercepat yaitu percikan darah, sengsara daging tanpa dosa karena Yesus, karena ibadah pelayanan. Kita melayani lalu ada yang komentar negatif, itu batin kita diperciki darah. Kita tidak salah tetapi dikomentari macam-macam, itu proses mempercepat keubahan hidup.

II Korintu 4:16-18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Saya sudah tergembala, sudah melayani, saya ikut ibadah online sungguh-sungguh, kenapa begini, kenapa begitu. Kalau diizinkan sengsara segera periksa diri apakah tidak ada dosa. Kalau ada dosa selesaikan. Ini proses mempercepat keubahan hidup, itu karena Tuhan sayang kita. Sekarang ini kita berpacu dengan waktu, Yesus segera akan datang, kedatanganNya sudah di ambang pintu, tidak ada lagi waktu kita mau santai. Kalau diizinkan sengsara, ingat itu adalah penderitaan ringan. Kenapa penderitaan ringan? Ada Roh Kudus, ada roh kemuliaan yang menguatkan.

I Petrus 4:14

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Roh Kudus mencurahkan kasih Allah, sehingga hati kita tidak kecewa, punya pengharapan kepada Yesus, pengharapan menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Tinggal duduk diam di kaki Tuhan, mengaku hanya tanah liat. Biar Tuhan yang bekerja, tangan Tuhan sanggup menciptakan kita seturut kehendaknya. Bukan maunya kita tetapi maunya Tuhan. Kalau Tuhan izinkan harus melewati seperti ini, harus melewati seperti itu, harus sengsara tanpa dosa, itu seturut maunya Tuhan. Kita lewati semuanya, ada Roh Kudus yang memberikan kekuatan. Itu penderitaan ringan, mengerjakan bagi kita kemuliaan yang jauh lebih besar dari penderitaan kita. Ada kemuliaan kekal Tuhan sediakan bagi kita sebagai Mempelai WanitaNya, masuk Yerusalem yang Baru.

 

Tuhan Memberkati

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar