20230126

Kebaktian Doa Semalaman Sesi 2, Kamis 26 Januari 2023 Pdt. Handri Legontu  

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Waktu terus berputar, daging kita semakin lemah. Tetapi di saat kita lemah di situ kita kuat karena ada Firman, Roh dan kasih Tuhan yang menguatkan kita.

Keluaran 27:1

27:1 "Haruslah engkau membuat mezbah dari kayu penaga, lima hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya, sehingga mezbah itu empat persegi, tetapi tiga hasta tingginya.

 

Mezbah korban bakaran itu kaitannya dengan Korban Kristus yang menjadi dasar ibadah pelayanan kita. Ibadah pelayanan kita harus memuncak pada doa penyembahan. Kita beribadah kalau tidak menyembah tidak akan kuat beribadah melayani sampai garis akhir. Sebab itu kita harus menyembah sampai daging tidak bersuara lagi. Doa semalaman ini, termasuk doa puasa adalah proses mempercepat perobekan daging.

 

Mezbah korban bakaran sudah dimulai dari zaman Kain dan Habel, kemudian dilanjutkan oleh Abraham, Ishak dan Yakub. Setiap mereka mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban, selalu diawali dengan mendengar Firman.

Kejadian 12:7-8

12:7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.

12:8 Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN.

 

Ini tentang Abraham, kemudian kita lihat Ishak yang juga mendirikan mezbah diawali dengan mendengar Firman.

Kejadian 26:24-25

26:24 Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu."

26:25 Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.

 

Yakub juga demikian.

Kejadian 35:1

35:1 Allah berfirman kepada Yakub: "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu."

 

Ini menunjuk kepada kita bahwa ibadah yang benar itu dikomando oleh Firman. Kita menggelar ibadah persekutuan komandonya adalah Firman. Kalau komandonya manusia bisa ada ketidakcocokan satu dengan yang lain. Kalau komandonya Firman, kita tidak boleh melawan Firman. Jadi yang utama di dalam ibadah adalah pemberitaan Firman. Ibadah pelayanan kita harus memuncak pada doa penyembahan. Jadi doa penyembahan kita, penyembahan yang berkenan kepada Tuhan dan berbau harum kepada Tuhan, itu didorong oleh Firman pengajaran yang benar. Jangan karena emosi dan lain sebagainya, tetapi biarlah oleh dorongan Firman.

 

Ada 3 syarat mezbah. Ini harus kita perhatikan supaya ibadah pelayanan kita tidak salah.

Keluaran 20:24-26

20:24 Kaubuatlah bagi-Ku mezbah dari tanah dan persembahkanlah di atasnya korban bakaranmu dan korban keselamatanmu, kambing dombamu dan lembu sapimu. Pada setiap tempat yang Kutentukan menjadi tempat peringatan bagi nama-Ku, Aku akan datang kepadamu dan memberkati engkau.

20:25 Tetapi jika engkau membuat bagi-Ku mezbah dari batu, maka jangan engkau mendirikannya dari batu pahat, sebab apabila engkau mengerjakannya dengan beliung, maka engkau melanggar kekudusannya.

20:26 Juga jangan engkau naik tangga ke atas ke mezbah-Ku, supaya auratmu jangan kelihatan di atasnya."

 

1.      Mezbah dari batu. Batu menunjukan manusia yang keras hati, banyak ditandai dengan kejahatan, kenajisan dan kepahitan hati. Tetapi diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beribadah melayani Tuhan dan menyembah Tuhan asal datang apa adanya. Malam ini kita datang apa adanya, tidak usah dibagus-baguskan, nanti Firman yang kerjakan. Bukan berarti apa adanya datang dengan penampilan sesuka hati apa adanya, bukan berpenampilan bebas. Maksudnya apa adanya jangan ditutup-tutupi keadaan kita, dosa-dosa kita atau memperindah diri dengan cara menyalahkan orang lain atau pura-pura berbuat baik. Akui saja segala kekurangan dan kelemahan kita maka Tuhan yang akan memahat kita dengan palu Firman pengajaran untuk dibentuk menjadi kehidupan yang lembut hati.

Yeremia 23:29

23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

 

Begitu juga dalam menyembah Tuhan, tidak usah kita memperindah diri. Kalau air mata mengalir biarkan saja. Biarlah Roh Kudus dicurahkan kepada kita malam hari ini. Kadang kita sungkan, malu, nanti terhapus make upnya, orang lihat cengeng, yah sudah biarkan saja, memang kita banyak kelemahan di hadapan Tuhan.

2.      Jangan naik tangga ke atas mezbah.  Artinya dalam beribadah melayani Tuhan yang memuncak pada doa penyembahan, jangan sombong atau tinggi hati. Letak kesombongan manusia di dalam ibadah adalah bosan mendengar Firman, muak terhadap Firman, tidak sungguh-sungguh tidak serius mendengar Firman. Itu sama dengan beribadah naik tangga ke atas mezbah, Tuhan tidak berkenan!

Ulangan 8:16

8:16 dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya.

 

Manna itu Firman penggembalaan. Tujuan Firman penggembalaan supaya kita memiliki kerendahan hati. Kalau bosan dan tidak serius mendengar Firman, merasa tidak butuh Firman, jangan harap Tuhan menjawab doanya karena dia tidak butuh Firman, tidak butuh Tuhan. Makanya ketika berdoa tidak dijawab, tidak didengar Tuhan. Sebab itu periksa dulu bagaimana waktu mendengar Firman. Kalau merasa malas, cuma diulang-ulang, pendeta cuma tembak-tembak, itu pandangan-pandangan miring terhadap Firman, akhirnya begitu berdoa Tuhan tidak mau dengar, tidak menjawab doanya. Tujuan Firman untuk merendahkan hatinya. Semakin bisa menikmati Firman, semakin diisi Firman semakin rendah hati. Kalau sombong tidak mau mendengar Firman maka semakin tinggi hati.

 

Akibat kalau sombong, kalau naik tangga kelihatan aurat. Artinya:

a)      Direndahkan Tuhan serendah-rendahnya atau dipermalukan oleh Tuhan. Secara jasmani dipermalukan, terutama nanti saat Yesus datang dia dipermalukan. Yang lain terangkat dia malah menangis dan meratap, tidak bisa masuk dalam pertemuan di udara. Karena dikatakan semua mata akan memandang Yesus. Tetapi ada 2 perbandingan, ada yang menyambut Yesus ada yang malu, hanya meratap saja tidak bisa menyambut Yesus.

I Yohanes 2:28

2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

 

Jangan sampai kita mengalami seperti itu. Berkata “Tuhan saya sudah melayani Engkau” tetapi Tuhan menjawab “Aku tidak mengenal engkau!” betapa malunya kehidupan itu. Karena apa? Tidak mau menghargai Firman, sombong saat ibadah.

 

b)      Jatuh dalam dosa seks dan dosa makan minum. Mulai pikirannya mulai memikirkan yang najis-najis, matanya suka melihat yang najis. Kalau dibiarkan, tidak berubah akan meledak pada perbuatan yang najis, tidak tertahankan nafsunya sehingga terjadilah kejatuhan-kejatuhan. Hati-hati, ini yang dimaksud kelihatan aurat, jangan terjadi dalam kehidupan kita. Sudah terlalu banyak hamba Tuhan yang jatuh, kenapa bisa jatuh? Periksa sikapnya terhadap Firman. Biarpun dia khotbah itu hanya sekedar khotbah dan tidak praktek, akhirnya mulai masuk yang najis-najis sampai meledak dalam bentuk perbuatan, terjadi kejatuhan-kejatuhan. Hari-hari terakhir ini ngeri sekali, terjadi kejatuhan-kejatuhan, tidak pandang senior, yunior, hamba Tuhan besar atau kecil bisa jatuh. Ini koreksi Tuhan kepada kita.

 

Jadi beribadah melayani Tuhan serta menyembah Tuhan harus dengan sikap merendahkan diri serendah-rendahnya, maka Tuhan akan meninggikan kita setinggi-tingginya, sampai diangkat ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga. Secara jasmani juga akan ditinggikan pada waktunya. Saya belajar untuk tidak meninggi-ninggikan diri, biarlah Tuhan yang meninggikan pada waktunya. Kalau Tuhan yang meninggikan tidak ada yang bisa merendahkan.

 

3.      Mezbah dari tanah liat. Artinya kita beribadah melayani Tuhan dan menyembah Tuhan dengan mengaku hanya tanah liat, yaitu:

a)      Mengaku tidak layak, sehingga tidak gampang sombong dan bangga kalau dipakai oleh Tuhan. Mengaku tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa. Kalau ada orang yang cibir dan rendahkan kita tidak mengamuk, tidak marah, sebab hanya tanah liat hanya untuk diinjak-injak orang. Kalau kita balas berarti merasa batu, merasa emas. Terserah kalau orang hina, kalau orang bilang tidak ada pembukaan Firman, biar jemaat yang menilai. Untuk melihat hamba Tuhan itu dipakai Tuhan atau tidak bisa dilihat dari buah pelayanannya. Kalaupun tidak ada buah pelayanannya tidak usah dihina, ayo kita doakan supaya bisa berhasil. Kalau sudah berbuah jangan sombong, ingat buah itu bisa rontok.

 

Kita akui kita ini hanya tanah liat, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa. Kalau ada jiwa datang beribadah itu karena Tuhan yang gerakan, bukan karena kita.  

 

b)      Kita mengaku bahwa kita hidup dari tangan belas kasihan Tuhan, dari anugerah Tuhan yang besar. Saya bisa main musik hanya karena belas kasihan Tuhan, saya bisa khotbah hanya karena belas kasihan Tuhan, saya bisa berkorban hanya karena belas kasihan Tuhan, bukan karena banyak duit! Saya bisa melibatkan diri dalam KKR itu hanya belas kasihan Tuhan anugerah Tuhan. Puji Tuhan kalau kita masih dipercaya sebagai tuan rumah, kalau kita tidak sungguh-sungguh nanti kepercayaan itu bisa diambil dan diberikan kepada orang lain. Jangan pikir karena kita di Tentena maka bisa KKR terus menerus, bisa saja Tuhan pindahkan kepercayaanNya KKR di tempat lain. Lihat saja Yohanes Pembaptis, KKRnya di padang gurun. Kalau Tuhan percayakan ini hanya belas kasihan Tuhan anugerah Tuhan, mari kita kerjakan dengan sungguh-sungguh dan bahu membahu untuk kemuliaan Tuhan. Jangan sampai kepercayaan itu dicabut dan diserahkan kepada orang lain.

 

c)      Beribadah melayani dan menyembah Tuhan dengan selalu mengucap syukur. Terutama saat menderita. Saat sulit dan susah bisa menyembah, itulah mezbah dari tanah liat.

 

Kalau disimpulkan mezbah dari tanah liat adalah ibadah pelayanan dan penyembahan dengan hancur hati. Tanah liat itu gumpalan-gumpalan yang harus dilembutkan dulu baru dijadikan mezbah. Sesi kedua ini kita mau menyembah Tuhan dengan hancur hati. Kita akui bahwa kita ini batu keras, banyak kelemahan dan kekurangan. Dan jangan sombong, saat dengar Firman terima Firman dan akui kita hanya tanah liat, hidup dari tangan belas kasihan Tuhan, mengucap syukur selalu. Doa penyembahan dengan hancur hati maka asap penyembahan kita naik ke hadirat Tuhan, berbau harum bagi Tuhan. Kalau Tuhan cium asap penyembahan kita itu menggerakan hati Tuhan untuk turun di tengah-tengah kita. Untuk apa Dia turun di tengah-tengah? Untuk mengulurkan tangan belas kasihanNya kepada kita. Kita tidak bisa melihat dengan mata jasmani tetapi bisa kita lihat dengan mata iman kita, ada Yesus yang mengulurkan tangan belas kasihanNya kepada kita. Hasilnya:

a)      Tangan belas kasih anugerah Tuhan memberkati. Kita semua butuh berkat. Untuk sekolah butuh berkat, kerja butuh berkat. Tangan Tuhan memberkati = memelihara dan melindungi kita yang kecil tidak berdaya, yang hanya seonggok tanah liat, sebuah batu yang tidak berdaya di tengah-tengah dunia yang semakin krisis. Nanti di zaman antikristus semua milik kita diambil oleh antikristus. Kalau mau melanjutkan usaha harus dicap 666. Jangan kita pikir dunia akan semakin bagus, semakin krisis dunia ini. Tetapi tangan belas kasih Yesus terulur kepada kita, memelihara dan melindungi kita yang kecil tidak berdaya ini.

 

b)      Yeremia 18:3-4

18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.

18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

 

Tangan belas kasihan anugerah Tuhan membentuk kita menjadi bejana kemuliaan. Artinya menyucikan, mengubahkan dan memakai kita dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Mau dipakai Tuhan syaratnya suci. Saat-saat kita dipakai oleh Tuhan kadangkala kita lengah sehingga bejana itu rusak, jatuh dalam dosa, terjerumus dalam jeratnya setan. Tetapi kalau masih bisa mendengar Firman pengajaran yang benar masih ada tangan Tuhan untuk membentuk kembali kita yang sudah rusak kembali menjadi bejana kemuliaan. Tadi sudah melayani bertahun-tahun tetapi jatuh, tetapi kalau masih mendengar Firman masih ada tangan belas kasih Tuhan untuk diperbaiki, masih ada harapan. Kalau sudah tidak mendengar Firman, sudah keluar, sudah tidak ada harapan.

 

Jangan tolak tangan anugerah Tuhan. Masih ada harapan untuk kita dibentuk oleh Tuhan. Begitu menolak tangan anugerah Tuhan, tidak mau beribadah, maka yang orang itu akan menerima tangan yang teracung untuk menghukum. Pilih mana, tangan anugerah Tuhan atau tangan yang teracung untuk menghukum. Kalau bisa diubahkan itu mujizat rohani. Yakin tahun ini tahun mujizat. Lihat keluarga kita masih banyak belum berubah, atau mungkin kita sendiri yang belum berubah. Yakin kalau kita ada dalam ibadah, dengar Firman, tangan Tuhan mampu mengerjakan mujizat rohani, kita diubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani, dari manusia yang rusak menjadi manusia yang benar dan suci.

 

TanganNya juga mampu mengadakan mujizat yang jasmani, apa yang sudah rusak dan hancur secara jasmani, Tuhan mampu menjadikannya menjadi baik kembali. Ekonomi hancur, nikah hancur, masa depan hancur, baik karena ulah sendiri atau karena ulah orang lain, Tuhan mampu menjadikan baik. Lain kali ulah orang tua menghancurkan masa depan anaknya sendiri. Kalau masih bisa dengar Firman masih bisa diperbaiki. Sampai mujizat terakhir tanganNya terulur untuk mengangkat kita ke awan-awan permai untuk menyambut Dia masuk pesta nikah Anak Domba Allah dengan satu suara penyembahan “Haleluya”. Mujizat Tuhan masih ada, mujizat Tuhan masih terjadi kalau serahkan hidup kita kepada Tuhan. Akui kelemahan dan kekurangan kita “saya ini batu, banyak kekurangan kelemahan, saya tanah liat tidak mampu berbuat apa-apa, saya kotor, saya hina” Tuhan mengulurkan tanganNya memperbaiki semuanya.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar