20230329

Kebaktian PA Imamat, Rabu 29 Maret 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Penataran Imam ke 3

Imamat 26:1-3

26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.

26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.

26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,

 

Di sini orang Israel diperhadapkan dengan 2 pilihan, berkat atau kutuk, ini juga diperhadapkan bagi kita. Untuk menerima berkat dari Tuhan kita harus, tidak bisa ditawar, harus melakukan ketetapan Tuhan, harus taat pada Firman pengajaran yang benar.

 

Imamat pasal 25 dikunci dengan orang Israel menjadi hamba Tuhan.

Imamat 25:55

25:55 Karena pada-Kulah orang Israel menjadi hamba; mereka itu adalah hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu."

 

Pasal 26 dibuka dengan ketaatan. Jadi seorang hamba Tuhan/pelayan Tuhan harus taat pada Firman pengajaran yang benar sebab Firman pengajaran yang benar adalah komando pelayanan kita. Kalau pengajarannya satu maka pelayanannya akan baik sebab komandonya satu. Tetapi kalau pengajarannya campur, komandonya pasti lebih dari satu, pelayanan pasti akan kacau.

 

Kalau kita taat pada Firman maka pasti dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Orang yang taat itu dipakai untuk membangun rumah di atas batu, di atas Yesus batu karang yang teguh.

Matius 7:24-25

7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Orang yang taat itu bagaikan perempuan yang bijak yang mendirikan rumahnya.

Amsal 14:1

14:1 Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.

 

Kegerakan ini akan terus membesar sampai nanti mengarah pada Israel asli. Jika mereka sudah menerima Kabar Mempelai maka pintu kemurahan akan tertutup bagi kita bangsa kafir sebab Tuhan sudah beralih pada bangsa Israel dan terjadi penyatuan Tubuh Kristus yang sempurna.

 

Ketaatan itu adalah penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Dibilang A yah lakukan A apapun resikonya, seperti Yesus taat sampai mati. Ketaatan ini bagian dari tahbisan. Seorang hamba Tuhan, pelayan Tuhan, harus memiliki tahbisan yang besar untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Pelayan Tuhan digambarkan seperti angin, angin ditiupkan ke mana di situ dia berhembus.

 

Dulu dalam pentahbisan imam besar dan imam-imam ada korban lembu jantan muda sebagai korban pendamaian. Ada korban domba jantan pertama sebagai korban penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Juga ada korban domba jantan kedua sebagai korban tahbisan. Kalau tidak ada korban-korban itu, tidak bisa ditahbiskan. Sekarang kita juga harus memiliki itu dalam bentuk yang rohani. Semua korban itu telah digenapkan dalam satu korban yang sempurna, itulah Korban Kristus.

 

Jadi seorang pelayan Tuhan hamba Tuhan harus berdamai dengan Tuhan dan sesama, selesaikan dosa. Lalu harus ada ketaatan, penyerahan sepenuh. Baru ditahbiskan untuk melayani Tuhan.

 

Kita belajar tentang ketaatan dan penyerahan diri sepenuh dari korban domba jantan pertama.

Keluaran 29:15-18

29:15 Kemudian haruslah kauambil domba jantan yang satu, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu.

29:16 Haruslah kausembelih domba jantan itu dan kauambillah darahnya dan kausiramkan pada mezbah sekelilingnya.

29:17 Haruslah kaupotong-potong domba jantan itu menurut bagian-bagian tertentu, kaubasuhlah isi perutnya dan betis-betisnya dan kautaruh itu di atas potongan-potongannya dan di atas kepalanya.

29:18 Kemudian haruslah kaubakar seluruh domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu persembahan yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

 

Dari sini kita akan belajar proses penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan supaya pelayanan kita berkenan kepada Tuhan, diterima oleh Tuhan.

1.      Meletakan tangan di atas kepala domba jantan. Domba ini menubuatkan pribadi Yesus. Dulu Harun dan anak-anaknya meletakan tangannya di atas kepala domba jantan. Bagi kita artinya yakin dengan sungguh bahwa jaminan hidup kita adalah Yesus sebagai Kepala = hidup oleh iman kepada Yesus. Jadi kita tidak perlu ragu dan tidak perlu takut apa yang mau kita makan dan kita pakai, Tuhan sudah menjamin hidup imam-imam dan pelayan-pelayanNya.

II Korintus 5:7

5:7 — sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —

 

Kalau hidup dari melihat maka ketika melihat dunia goncang, ibadahnya bisa dikurangi demi mencari penghidupan di dunia. Tetapi kalau hidup oleh iman, biarpun semua goncang, kita tetap bertekun dalam penggembalaan, tetap beribadah melayani sampai garis akhir. Tuhan tidak pernah menipu, pasti Tuhan pelihara. Mulai dari kami gembala, melayani Tuhan dengan penyerahan sepenuh kepada Tuhan. Tidak ada pekerjaan sampingan, betul-betul bergantung sepenuh kepada Tuhan. Seperti waktu Yesus memanggil murid-murid yang pertama, Petrus, Yohanes, Yakobus, Andreas. Mereka sedang membereskan jala, berarti sudah menangkap ikan, mereka hidup dari apa yang diciptakan Tuhan. Kemudian Yesus memanggil mereka, langsung mereka meninggalkan jala dan mau mengikuti Yesus. Mereka bukan lagi hidup dari yang diciptakan tetapi hidup dari Sang Pencipta. Itu lebih dari apa yang diciptakan. Itu harus kita yakini, hamba Tuhan pelayan Tuhan melayani Tuhan sungguh-sungguh dalam tahbisan benar, ada penyerahan hidup sepenuh kepada Tuhan, Tuhan pasti pelihara.

 

Suatu saat semuanya akan full timer, semua akan melayani Tuhan sepenuhnya waktu masuk penyingkiran gereja di padang gurun 3,5 tahun dan dipelihara oleh Tuhan secara ajaib.

 

II Korintus 5:6-8

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

5:7 — sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —

5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

 

Ayat 7 hidup oleh iman. Ayat 6 dan ayat 8 mengapit ayat 7, bicara tentang tabah = kuat teguh hati. Jadi hidup oleh iman itu adalah kuat teguh hati. Apapun yang terjadi kuat teguh hati. Artinya dalam segala hal hanya bersandar sepenuh kepada Tuhan sebagai kepala. Dia kepala yang menjamin hidup kita, jangan kita ragukan. Dia adalah jaminan yang kuat! Kalau manusia yang menjamin kita, suatu saat dia tidak bisa lagi menjamin, tidak selamanya. Tetapi kalau Tuhan yang menjamin, Dia menjamin terus sampai kita masuk penyingkiran gereja, tetap Tuhan pelihara.

Ibrani 7:22

7:22 demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.

 

Pertama diterjunkan melayani di Tonusu Tuhan memelihara, kemudian ditambah pelayanan di Diora Tuhan pelihara, sampai di sini dipelihara. Berarti pemeliharaan itu bukan dari jemaat tetapi dari penyerahan sepenuh kita kepada Tuhan.

 

2.      Dombanya disembelih. Artinya hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala harus dalam tanda darah. Artinya kita jangan mengelak dari ketajaman pedang Firman pengajaran yang benar yang menyucikan kehidupan kita supaya hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala tetap baik, tetap harmonis. Memang sakit bagi daging. Kita datang dengan segala keadaan kita, secara daging kita butuh hiburan yang menyenangkan daging, nasihat yang menyenangkan telinga. Begitu datang dalam ibadah, dengar Firman yang keras, jangan kita mengelak. Seperti perempuan Siro Fenesia, menghadapi anaknya yang kerasukan setan, dia datang kepada Yesus “kasihanilah anakku” tetapi dia dikatai anjing. Namun dia tidak mengelak dari ketajaman Firman “benar Tuhan, tetapi anjing mau menerima remah-remah roti” dia membenarkan Firman.

 

Ibrani 4:9-13

4:9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.

4:10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.

4:11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

 

Kita tidak boleh mengelak dari ketajaman dari pedang Firman. Tujuan dari penyucian ini apa? Supaya kita bisa masuk dalam hari perhentian atau sabat dalam hidup kita. Melayani Tuhan harus ada perhentian, ada sabat, kalau tidak kita tidak akan kuat dan tidak akan mampu melayani Tuhan.

 

Ada 3 macam sabat:

a)      Sabat kecil yaitu perhentian dalam Roh Kudus. Kalau tidak ada perhentian dalam Roh Kudus, begitu mendengar omongan orang yang menyakiti langsung terpancing emosi, melihat kelakuan orang lain jadi tersandung, akhirnya melayani jadi berat.

Yesaya 63:14

63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.

 

Selama ini mungkin kita melayani tidak tenang, tidak ada perhentian, periksa hubungan dengan Yesus sebagai kepala apakah baik-baik saja atau tidak. Kalau hubungannya baik-baik saja berarti mau menerima penyucian oleh pedang Firman. Kalau tidak mau menerima penyucian hidupnya tidak akan baik-baik saja, tidak aan tenang dalam melayani, tidak ada perhentian. Makanya tidak sedikit hamba Tuhan pelayan Tuhan yang meletakan pelayanan karena tidak ada perhentian, tidak ada damai sejahtera. Kekudusan dan damai itu berkaitan erat.

Ibrani 12:14

12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.

 

Damai dan suci itu berkaitan, kita disucikan oleh pedang Firman pengajaran maka ada damai ketenangan, perhentian dalam Roh Kudus sehingga enak melayani. Tetapi coba kalau tidak disucikan, tidak akan damai. Kalau kita disucikan, hidup damai maka yang kita lihat dalam pelayanan hanya Tuhan, bagaimana menyenangkan hati Tuhan. Tidak lagi mau melihat orang dengan kekurangan dan kelemahannya. Kalau cuma mau lihat-lihat orang nanti tersandung. Itulah kalau tidak disucikan, cuma lihat kelemahan orang, akhirnya tidak tenang, tersandung dan jatuh. Biarlah pedang Firman menyucikan dan membaharui kita sehingga ada sabat kecil, Roh Kudus memberikan ketenangan.

 

b)      Sabat besar itulah kerajaan 1000 tahun damai. Kalau sekarang melayani dengan kesucian, dalam perhentian dan damai, pasti nanti masuk di sana.

 

c)      Sabat kekal itulah kerajaan sorga.

 

Biarlah kita mau disucikan oleh pedang Firman yang keras dan tajam sehingga Roh Kudus mengurapi dan memenuhi kita, kita merasakan damai sejahtera. Dalam nikah damai dan tenang, dalam penggembalaan damai dan tenang.

 

Di dunia ini untuk menciptakan ketenangan, berapa banyak uang sudah dikeluarkan. Lewat dewan keamanan PBB untuk memperdamaikan negara-negara di dunia ini sudah berapa banyak uang dikeluarkan. Kita tidak perlu mengeluarkan uang banyak-banyak, cukup menerima Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus, pasti damai. Supaya tenang healing time dulu, ke Singapura, ke Malaysia atau ke pinggir danau. Tidak ada ketenangan dan kedamaian di dunia ini. Kalaupun ada itu hanya bersifat semu, sementara. Ketenangan yang sejati itu hanya ada di dalam Tuhan lewat penyucian.

 

3.      Darahnya disiram pada sekeliling Mezbah Korban Bakaran. Mezbah itu bicara ibadah pelayanan. Darah itu menunjukan sengsara daging bersama Yesus. Darah disiram pada sekeliling mezbah artinya rela menderita sengsara daging untuk beribadah melayani Tuhan.

II Timotius 3:12

3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

Mau hidup beribadah, berarti bukan sekedar beribadah. Biarlah ibadah itu menjadi kebutuhan hidup kita sehingga tidak mau terhalang oleh apapun. Dan dalam beribadah itu memang akan menderita aniaya atau sengsara. Orang yang hidup beribadah itu mengalami sengsara daging bersama dengan Yesus. Mau datang ibadah malah hujan tetapi tetap datang beribadah. Kalau mau ikuti daging kita, mau enak-enak saja, yah tidak usah datang ibadah. Tidak usah online kalau hujan begini, nanti ikuti tunda kalau hujan sudah reda. Tetapi tidak seperti itu, harus mematikan daging. Sengsara bagi daging kita, tetapi dibalik salib ada kemuliaan yang Tuhan sediakan bagi kita.

 

Kenyataannya sekarang ibadah itu dikemas hanya untuk menyenangkan daging. Ini ibadah yang marak di dalam gereja, hanya dominan pujian penyembahan. Musiknya yang diperbagus. Semuanya hanya untuk menyenangkan daging. Bagaimana dikemas ibadah itu menjadi suatu hiburan tanpa penyucian, tanpa pedang Firman pengajaran. Ibadah seperti ini tanpa darah!

Ibrani 9:22

9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

 

Apa jadinya kalau ibadah tanpa tanda darah? Tidak ada pengampunan dosa, malah dosa semakin bertambah.

Yesaya 30:1

30:1  Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah,

 

Hosea 8:11-12

8:11 Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.

8:12 Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.

Ini beribadah tetapi malah berdosa, karena tidak ada penumpahan darah. Pedang Firman pengajaran ditolak, dianggap sesuatu yang asing.

 

Jangan menghindar dari pedang Firman. Kalau merasa sengsara datang beribadah dan saat beribadah itu sudah benar! Yang utama kita cari dalam ibadah pelayanan bukan perkara yang jasmani. Lalu apa yang kita cari?

I Korintus 2:2

2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.

 

Yang kita cari Yesus yang disalib =  tanda darah. Jauh-jauh datang beribadah di sini apa yang dicari? Kalau cari yang enak bagi daging itu salah, yang dicari adalah tanda darah! Iblis takut kalau ada darah Yesus, iblis coba mau ganggu tidak bisa, kita menang kalau ada darah Yesus! Ibadah dalam tanda darah itu adalah ibadah dalam sistem penggembalaan, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, jangan dikurangi salah satu. Ada 3 macam alat dalam ruangan suci:

a)      Ada meja roti sajian, itu ketekunan dalalm ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci. Tekuni itu sekalipun lama pemberitaan Firman, lebih lama dari ibadah yang lain. Kita bersekutu dengan Anak Allah lewat Firman pengajaran dan kurbanNya, kita mendapatkan makanan rohani.

b)      Ada pelita emas, itu ketekunan dalam ibadah raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan karunia-karuniaNya. Kita diberi minum. Karena dalam ibadah raya ada paduan suaranya, latihanlah dengan baik.

c)      Mezbah dupa emas, ketekuan dalam ibadah doa. Kita bersekutu dengan Allah Bapa dalam kasihnya, kita menerima udara segar, bernafas.

Mari tekuni 3 macam ibadah, memang sakit bagi daging, tetapi di situ ada tanda darah sehingga iblis dikalahkan.

 

Dari poin 2 dan 3 kalau digabungkan, yang kita cari dalam ibadah pelayanan adalah tanda darah, yaitu penyucian oleh pedang Firman pengajaran yang benar, ditambah sengsara daging tanpa dosa. Bukan yang enak bagi daging! Kena pedang Firman sudah sengsara, kena hujan dingin lagi, itu sengsara tanpa dosa kita terima.

 

Ditinjau dari ibadah, gereja dibagi menjadi 2.

Mazmur 102:22

102:22 supaya nama TUHAN diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem,

 

a)      Di Sion nama Tuhan diceritakan. Apa itu nama Tuhan?

Wahyu 19:13

19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

 

Jadi di Sion adalah gereja yang mengutamakan Firman pengajaran. Bukan berarti pujian dan musiknya sembarang saja biar saja tidak karu-karuan, bukan! Tetap ada puji-pujian juga. Pujian itu ibaratnya untuk menggemburkan tanah hati untuk menerima benih Firman.

 

b)      Dia dipuji-puji di Yerusalem. Ini gereja yang hanya mengutamakan puji-pujian. Bukan berarti puji-pujian tidak penting. Silahkan memuji Tuhan dengan sukacita, tetapi harus ada kontrolnya yaitu Firman pengajaran yang benar. Kalau tidak ada Firman pengajaran yang benar nanti pujiannya sudah ngawur, bukan lagi sukacita Roh Kudus tetapi sukacita daging.

 

Mazmur 149:6

149:6 Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,

Jangan lupa ada pujian tetapi yang menjadi kontrol adalah pedang Firman Tuhan. Seringkali ayat ini yang diangkat:

Mazmur 22:4

22:4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.

 

Betul Tuhan bertakhta di atas puji-pujian. Tetapi jangan lupa bukti Tuhan bertakhta di atas pujian ada pedang Firman pengajaran yang benar, ada pembukaan rahasia Firman. Saat pujian semangat, ketika mendengar Firman lebih semangat lagi, lebih bersukacita lagi.

Yeremia 15:16

15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

 

Yohanes 3:29

3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

 

Tanpa pedang Firman pengajaran, puji-pujian itu arahnya hanya menyenangkan daging, akhirnya kemuliaan Tuhan dirampas.

 

Jadi kita beribadah melayani Tuhan, yang kita utamakan adalah Firman pengajaran yang benar, ini yang mengarahkan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

Wahyu 19:16,13,6-7

19:16  Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

19:13  Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Dia Raja, Dia Mempelai Pria Sorga. Jadi dengan adanya Firman pengajaran yang benar dalam ibadah menyucikan kita, kita sedang diarahkan menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang siap bersanding dengan Yesus Mempelai Pria Sorga. Jangan marah kalau pedang Firman menyucikan kita.

 

Nanti di penghujung akhir zaman ada 2 pesta yang besar yang disebut perjamuan Tuhan. Yang satu positif, yang satunya negatif, kita sedang mengarah ke mana. Jika ibadah kita mengutamakan penyucian oleh Firman pengajaran yang benar maka kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah.

Wahyu 19:9

19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

 

Tetapi kalau ibadah tanpa pedang Firman pengajaran yang benar, hanya menyenangkan daging, maka akan masuk pada pesta pembantaian daging.

Wahyu 19:17-18,21

19:17 Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,

19:18 supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."

19:21 Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.

 

Pedang Firman ditolak, berubah menjadi pedang penghukuman, jangan terjadi pada kita. Kita sedang diperhadapkan dengan 2 pilihan, berkat atau kutuk, pesta nikah Anak Domba Allah atau pesta pembantaian daging. Kalau mencari yang enak bagi daging arahnya ke pesta pembantaian daging. Kalau mencari tanda darah dalam ibadah kita mengarah pada pesta nikah Anak Domba Allah. Saya merindu bersama isteri anak, keluarga saya dan seluruh jemaat serta keluarga jemaat, kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Sudah tidak lama lagi, tidak menunggu lama sudah akan digelar.

 

4.      Dipotong-potong menurut bagian-bagiannya. Artinya menerima penyucian lebih mendalam. Apa yang disucikan?

Keluaran 29:17

29:17 Haruslah kaupotong-potong domba jantan itu menurut bagian-bagian tertentu, kaubasuhlah isi perutnya dan betis-betisnya dan kautaruh itu di atas potongan-potongannya dan di atas kepalanya.

 

Jadi yang disucikan adalah perut dan betis. Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan isi perutnya yaitu hatinya harus disucikan dan juga betisnya yaitu pendiriannya harus disucikan.

a)      Perut hati disucikan

Yehezkiel 2:8; 3:2-4

2:8 Dan engkau, anak manusia, dengarlah apa yang Kufirmankan kepadamu; janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu."

3:2 Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu kumakan.

3:3 Lalu firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah perutmu dengan itu." Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.

3:4 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, mari, pergilah dan temuilah kaum Israel dan sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada mereka.

 

a)      Setelah disucikan baru bisa dipakai. Apa yang ada pada perut hati kita. Apakah seperti Yehezkiel yang berisi Firman atau seperti Yudas Iskariot yang berisi keinginan-keinginan dosa! Dalam hati ini ada 3 macam keinginan yaitu keinginan jahat, keinginan najis dan keinginan pahit atau kepahitan hati, itu yang harus ditusuk dengan pedang Firman pengajaran. Eglon perutnya harus ditusuk dengan pedang bermata 2, ternyata perutnya berisi lemak. Banyak kali kita hamba Tuhan dan pelayan Tuhan mengkonsumsi lemak, artinya milik Tuhan dia ambil karena keinginan. Kegerakan Roh Kudus terhalang oleh Akhan, dosa keinginan. Akhirnya dia mengarah pada lembah Akhor. Tetapi kalau disucikan maka lembah Akhor menjadi lembah pujian, diubahkan oleh Tuhan.

 

Ini keinginan yang ada dalam hati:

Matius 15:19-20

15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

 

Ini hati yang berisi 7 keinginan jahat, keinginan najis dan keinginan pahit yaitu kepahitan hati. Keinginan jahat mengarah pada cinta uang yang menyebabkan kikir dan serakah. Kikir itu tidak mau memberi untuk pekerjaan Tuhan dan kepada sesama anggota Tubuh Kristus yang membutuhkan. Serakah itu merampas milik Tuhan dan milik sesama. Sekarang yang dirampas adalah kepercayaan Tuhan atas perpuluhan kepada hamba Tuhan. Perpuluhan itu di mana kita makan Firman, di situ kita kembalikan milik Tuhan.

 

Keinginan najis mengarah pada dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan. Banyak yang hancur karena keinginan ini! Hofni dan Pinehas hancur karena keinginan jahat dan keinginan najis. Yudas hancur karena keingian jahat. Juga banyak yang hancur karena kepahitan hati. Bintang gugur karena kepahitan hati, apsintus itu bintang gugur karena kepahitan. Kepahitan-kepahitan ini harus ditusuk oleh pedang Firman. Jangan ada akar jahat, akar najis, akar pahit, sebab kalau 3 ini ada mengarah ada akar busuk, berarti menghina pengajaran, sudah menolak Firman pengajaran yang benar. Kalau hati tidak disucikan arahnya ke Babel, kejahatan, kenajisan, kepahitan itu mengarah ke Babel. 7 itu angka sempurna, Babel itu sempurna dalam kenajisan, sempurna dalam kejahatan, sempurna dalam kepahitan.

 

b)      Betis disucikan artinya pendirian disucikan. Sebagai hamba Tuhan dan pelayan Tuhan kita harus memiliki pendirian yang kuat dan teguh yaitu:

1)      Berdiri teguh di atas Korban Kristus. Artinya tetap hidup benar dan suci, tidak mau dicemari oleh dosa-dosa. Korban Kristus yang melepaskan kita dari dosa. Sekarang dosa sudah begitu luar biasa, dunia ini sudah gelap, kegelapan dosa sudah begitu pekat. Dosa kenajisan dan kejahatan ada di mana-mana, ada di handphone, di televisi, di mana saja. Roh jahat dan roh najis itu di udara, udara ada di mana saja, di mana ada udara di situ ada dosa. Makanya kita perlu waspada, perlu penyucian betis, penyucian pendirian kita. Sekalipun digoda, dipaksa, diancam, kita tidak mau, tetap hidup suci apapun resikonya.

 

2)      Berdiri teguh di atas Firman pengajaran yang benar.

Efesus 2:20

2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

 

Dasar tempat kita berdiri adalah rasul dan nabi. Rasul bicara pengajaran, nabi kaitannya dengan nubuatan. Pengajaran dan nubuatan tidak bisa dipisah, itulah Kabar Mempelai. Pengajaran yang benar dan murni, di situlah kita berdiri teguh. Pengajaran ini sudah murni, Alkitab katakan sudah 7 kali dimurnikan, kita tidak perlu meragukan keabsahannya. Sekarang orangnya yang dimurnikan, berdiri teguh di atas pengajaran yang benar atau goyah, bimbang.

 

5.      Dibakar sampai habis, berarti menjadi asap. Artinya bisa mengosongkan diri, menghampakan diri kita. Tidak ada lagi pikiran daging, perasaan daging, kehendak daging, kekuatan daging. Tetapi menerima pikiran Yesus, perasaan Yesus, kehendak Yesus dan kekuatan Yesus. Kalau ikut pikiran daging, kami hamba Tuhan lebih enak melayani 1 kali dalam seminggu, tidak usah capek-capek pergi melayani sana-sini, cukup dari satu tempat lalu yang lain ikuti secara online. Tetapi tidak boleh seperti itu, tanggalkan semua itu. Kosongkan semua itu! Biarlah pikiran, perasaan, kehendak Yesus yang ada pada kita.

Filipi 2:5-8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Kosongkan semua kedagingan, jangan dituruti. Kadangkala kedagingan kita yang terlalu menonjol. Saat melayani lalu tidak dihargai langsung muncul perasaan daging sehingga tersinggung. Pikiran daging muncul, mulai berpikiran yang aneh-aneh. Gembala juga mulai berpikir "jangan-jangan jemaat ini begini dan begitu” padahal tidak. Atau melayani dengan kekuatan daging “saya bisa!”. Sekalipun kita bisa, tetapi kosongkan semua itu. Petrus merasa bisa, waktu Yesus berkata semua akan tergoncang imannya dia berkata “biar semua tergoncang imannya, aku tidak”. Begitu di taman Getsemani yang potong telinga malah Petrus, yang menyangkal malah Petrus.

 

Pakai pikiran, perasaan, kehendak, kekuatan yang ada pada Yesus. Apa itu? Merendahkan diri dan taat sampai mati. Dalam melayani Tuhan harus dengan sikap merendahkan diri dan taat sampai daging tidak bersuara. Kita bisa merendahkan diri dan direndahkan, sekalipun direndahkan orang tidak marah. Saul sebelum kehilangan urapan, waktu dia masih taat, dia dihina “bisakah orang ini membebaskan kami?” tetapi dia pura-pura tuli. Waktu Saul sudah menang, orang yang membela Saul berkata “mana itu yang tadi menghina supaya dibunuh”. Saul katakan tidak usah. Ini merendahkan diri, biar dikata-katai orang terserah, orang mau ngomong apa terserah.

 

Hamba Tuhan itu hanya keset. Keset itu tempat orang bersihkan kaki, diinjak-injak. Belajar dari guru-guru kami, hikmat yang Tuhan berikan kepada mereka, istilah-istilahnya sederhana-sederhana saja tetapi mantap menusuk di dalam hati dan pikiran. Memang kami hanya keset, mau orang bilang apa terserah. Rendahkan diri dan taat sampai daging tidak bersuara lagi, pasti Tuhan pakai. Ketaatan kita harus ditingkatkan. Daging masih bersuara mungkin 50%, terus taat. Berkurang 40% terus taat, sampai suara daging habis sama sekali, seperti Yesus sampai mati di kayu salib.

 

Kalau semua proses ini bisa kita lakukan, kita bisa menyerahkan diri kepada Tuhan maka kita menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan seperti Yesus.

Efesus 5:1-2

5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

 

Mari belajar untuk menyerah sepenuh sekalipun memang sakit bagi daging kita. Yesus menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Kita juga kalau mau menyerah sepenuh maka kita menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Berarti dengan penyerahan sepenuh kita dibawa menjadi sama mulia dengan Yesus, menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Makanya ditampilkan dalam Wahyu 12:1 Mempelai Wanita itu dalam tanda hamil. Hamil itu penyerahan sepenuh isteri kepada suami. Bukan diperkosa suami tetapi penyerahannya kepada suami.

 

Korban dibakar, asapnya naik berbau harum. Jangan lupa abunya turun, itu berkat yang turun untuk kita. Yang penting menyerah sepenuh kepada Tuhan maka berkat dicurahkan bagi kita, Tuhan tidak pernah menipu. Kesalahan banyak orang Kristen, bahkan kami hamba Tuhan, pelayan Tuhan, mau menerima berkatnya bahkan terkesan memaksa Tuhan tetapi tidak mau menyerah sepenuh kepada Tuhan, tidak mau menjadi asap berbau harum bagi Tuhan. Tidak mau penyucian, hidup beribadah sekalipun menderita tidak mau, penyucian lebih dalam apalagi, tidak mau. Berdiri teguh, tidak mau juga, tetapi maunya berkat-berkat. Tuhan tidak menipu, Tuhan tahu kebutuhan kita. Asalkan berbau harum bagi Tuhan maka berkat itu urusan Tuhan, Tuhan berikan kepada kita. Jadilah asap yang berbau harum bagi Tuhan, penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan, Tuhan tidak pernah menipu.

 

Kalau ada persembahan berbau harum, berkat dicurahkan.

Kejadian 8:20-22

8:20 Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.

8:21 Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.

8:22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."

 

Tuhan memberkati dengan tidak putus-putusnya. Saat kita butuh, Tuhan sediakan. Sampai berkat terbesar yang Tuhan berikan kepada kita adalah pribadiNya sendiri. Tuhan menjadi kepunyaan kita dan kita menjadi kepunyaanNya, menjadi Mempelai WanitaNya. Di depan kita ada perjamuan suci, jaminan yang pasti, jaminan yang kuat bagi kita. Kita menyerah sepenuh seperti Yesus, kita tidak kehilangan segalanya, justru kita menerima segalanya dari Tuhan. Tuhan tidak pernah menipu kita sekalian.

Kidung Agung 2:16

2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.

 

Dalam pengalaman kami melayani Tuhan, yang penting mau menyerah sepenuh Tuhan tidak pernah menipu, Tuhan menyediakan berkat bagi kita. Yang kita cari bukan berkatnya, yang kita cari Yesus yang disalib, tanda darah, mau menyenangkan hati Tuhan, mau menyerah sepenuh kepada Tuhan. Berkat yang mencari kita, Tuhan perintahkan datang kepada kita.

 

Tuhan memberkati

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar