20230326

Kebaktian Umum, Minggu 26 Maret 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Siang ini adalah penataran imam dan calon imam yang kedua. Dengan penataran ini kita melayani dan bertanggung jawab kepada Tuhan. Jabatan pelayanan itu Tuhan yang berikan, kami hamba Tuhan diberikan kepercayaan memberikan penumpangan tangan tetapi tanggung jawab kepada Tuhan. Tuhan ada di mana saja, kita melayani Tuhan dengan setia tekun sampai garis akhir.

 

Wahyu 13:3-4

13:3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

13:4 Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

             
Antikristus tampil dengan kematian, kebangkitan serta kemuliaan yang palsu. Luka yang membahayakan hidupnya itu kematian yang palsu. Tetapi sembuh, itu kebangkitan palsu. Naga memberikan takhta dan kuasanya kepada antikristus, itu kemuliaan palsu. Semuanya hanya diukur dengan perkara-perkara yang jasmani. Kalau susah itu kematian. Kalau sudah diberkati itu kebangkitan. Semua berhasil itu kemuliaan. Jangan diukur dengan yang jasmani! Jika ikut Tuhan hanya karena melihat mujizat-mujizat yang jasmani maka akan masuk pada penyembahan palsu, penyembahan pada antikristus. Sepertinya menyeru nama Yesus, menyebut haleluya, tetapi karena semua diukur dengan berkat-berkat jasmani akhirnya penyembahannya diselewengkan kepada antikristus. Hanya Yesus yang patut disembah. Memang antikristus itu mau menyelewengkan penyembahan, dia mau disembah sebagai Allah.

II Tesalonika 2:4

2:4 yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.

 

Penyembahan itu adalah puncak pelayanan. Jangan sampai kita melayani, memuncak pada penyembahan padahal salah sasaran. Kita pikir melayani dan menyembah Yesus padahal menyembah antikristus.

Supaya penyembahan tidak salah sasaran maka kita harus masuk pada pengalaman kematian yang benar, pengalaman kebangkitan yang benar dan pengalaman kemuliaan yang benar yaitu bersama Yesus.

 

Kita baca dulu nubuatannya.

Markus 8:34-38; 9:1

8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

8:35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.

8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.

8:37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."

9:1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."

 

Ini pengalaman kemuliaan, tidak mati di sini artinya tidak dikuasai maut.

 

Kita sudah mempelajari tentang pengalaman kematian yang benar yaitu menyangkal diri dan memikul salib. Menyangkal diri itu berani berkata tidak untuk dosa atau untuk sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan, mati terhadap dosa, bertobat sungguh-sungguh. Kemudian pikul salib, rela sengsara daging bersama Yesus dalam kita melayani Tuhan. Menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan kenginannya sehingga kita berkenan kepada Tuhan.

 

Siang ini kita lanjut pengalaman kebangkitan bersama Yesus. Di sini gambarkan dengan rela kehilangan nyawa untuk Tuhan. Artinya kebangkitan yang benar itu rela mengorbankan segala sesuatu, bahkan sampai korban nyawa untuk melayani Tuhan. Jadi kebangkitan itu bukan untuk mendapatkan yang jasmani. Yang kita pikirkan dan cari hanya satu yaitu perkara yang di atas, perkara yang rohani.

Kolose 3:1-2

3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

 

Karena mencari perkara yang di bumi kita bisa mengorbankan segala sesuatu untuk mendapatkan yang rohani. Inilah yang disebut pelayanan kasih. Kita melayani bidang apa saja sebagai imam dan raja, baik sebagai paduan suara, pemain musik, pembersih gereja, khotbah dan lain-lain, kita harus melayani dengan kasih, bukan dengan kekuatan daging kita, dengan emosi daging kita, tetapi dengan kasih.

 

Saya ingatkan semua yang melayani apalagi yang tampil di depan, jangan nanti tugas baru kelihatan beribadah, kalau bukan tugasnya tidak datang. Jangan alasan ini itu lalu ikut ibadah online. Ibadah online itu bukan suatu keharusan tetapi karena keadaan. Dan berdoa supaya Tuhan tunjukan penggembalaan yang benar. Jangan dijadikan alasan untuk menghindar tidak datang beribadah padahal bisa datang beribadah di gereja. Jangan ada kesibukan sedikit sudah ditinggal ibadah dan online saja. Semua harus kita korbankan, kalau bisa ibadah tatap muka langsung mari datang, ini prioritas utama. Kecuali karena keadaan memang tidak bisa yah tidak apa-apa, tetapi kita upaya supaya bisa dan tidak terhalang.

 

Kalau saya sebagai gembala mau gampang-gampangan saya siaran online saja dari Tonusu, jemaat di sini ikut secara online. Saya bisa jalan-jalan, saya ke Malang dulu nanti ibadah online dari sana. Dulu saya ke Malang membawa isteri berobat sampai harus memimpin ibadah secara online. Itupun sudah tidak nyaman, lebih nyaman ibadah tatap muka langsung. Tetapi kalau sudah tidak bisa mau diapa lagi.

 

Cari perkara di atas, rela korbankan segala sesuatu sampai korbankan nyawa, itu pelayanan kasih. Apapun pelayanan kita harus mengarah pada pelayanan kasih kepada Tuhan. Praktek pelayanan kasih kepada Tuhan:

1.      Lukas 17:7-10

17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

 

Ini praktek pelayanan kasih, hanya melakukan kewajiban tanpa menuntut hak.

Lukas 17:10 (Terjemahan Lama)

17:10 Demikianlah juga kamu, apabila kamu sudah berbuat segala perkara yang diperintahkan atasmu itu, berkatalah: Bahwa kami ini hamba yang tiada berguna; kami hanya berbuat barang yang wajib atas kami."

 

Pelayanan itu dimulai dari dalam nikah. Jangan dulu mau tampil melayani keluar kalau dalam nikah belum bisa melayani. Lakukan dulu kewajiban kita baru menerima hak. Kalau kita melakukan kewajiban maka hak kita terjamin di tangan Tuhan.

Yesaya 49:3-4

49:3 Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

49:4 Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."

 

Ayo melayani Tuhan, lakukan kewajiban. Kewajiban kita sebagai hamba Tuhan adalah menyatakan kemuliaan Tuhan, memuliakan Tuhan di dalam segala hal. Sekalipun harus berkorban apapun, sampai berkorban nyawa, Tuhan sudah menjamin hak itu ada di tangan Tuhan. Seorang imam dan raja adalah orang yang melayani Tuhan, dimulai dari melayani di dalam nikah. Kita perhatikan pelayanan kita di dalam nikah, pelayanan berdasarkan apa? Pelayanan kasih atau ada motivasi yang lain, motivasi yang jasmani. Pelayanan kasih di dalam nikah adalah melakukan kewajiban utama dalam nikah baru dapat hak.

I Korintus 7:3-4

7:3 Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.

7:4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.

 

Mana yang lebih dahulu di sini, hak atau kewajiban? Ayat 3 itu kewajiban, ayat 4 baru hak. Kadangkala kita melayani banyak menuntut. Di rumah sudah menuntut, di gereja juga sudah menuntut. Apa yang dituntut? Hak! Mau ini mau itu tetapi kewajibannya tidak dilakukan. Ayo dalam nikah dulu melayani, nanti membesar dalam penggembalaan. Kewajiban utama suami apa? Menafkahi isteri dan anak? Bukan itu yang utama. Saya bicara yang rohani, yang jasmani nanti menyusul. Ada orang bisa melakukan kewajiban yang jasmani, tetapi tidak bisa yang rohani, bukan itu yang Tuhan cari! Kebangkitan itu mencari yang rohani. Mulai dari dalam nikah, biarlah nikah kita semua mengalami kebangkitan.

Efesus 5:25-29

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.

5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

 

a)      Kewajiban utama suami adalah mengasihi isteri seperti diri sendiri dan jangan berlaku kasar terhadap isteri.

Kolose 3:16

3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

 

Mau jadi hamba Tuhan, pelayan Tuhan, seorang imam tetapi di rumah tidak mau melayani. Misalnya pendeta di gereja khotbah, tetapi di rumah pukul isteri, bentak isteri kasar sama isterinya. Di rumah saja tidak bisa melayani masa mau melayani di gereja. Akhirnya pelayanannya hanya menonjolkan emosi daging untuk mendapatkan keuntungan daging, dihormati dan lain sebagainya. Di rumah dulu mengasihi isteri seperti diri sendiri, jangan kasar, maka akan menerima hak. Apa haknya? Menerima penundukan dari isteri dan anak-anak. Kadangkala suami itu kasar, memukul, lalu mau minta hak padahal kewajibannya tidak dilakukan. Pemuda kalau masih kasar jangan dulu menikah. Mengasihi isteri ini kewajiban utama, baru nanti menerima hak, isteri bisa tunduk dan anak-anak bisa hormat kepada bapaknya.

 

b)      Kewajiban utama isteri:

Efesus 5:22-24

5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

 

Kewajiban isteri tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan. Bukan berarti suami kita jadikan Tuhan. Tuhan itu tidak pernah mengajak umatNya berbuat dosa. Jadi tunduk kepada Tuhan, kalau suami ajak berbuat dosa, isteri berdoa mohon hikmat kepada Tuhan supaya tidak berbuat dosa seperti Abigael. Setelah itu baru dapat hak. Apa hak isteri? Dikasihi suami. Minta disayang tetapi isteri tidak tunduk pada suami! “Saya sudah tunduk pak gembala, tetapi suami kasar terus”. Hak itu terjamin di tangan Tuhan, jadi lapor kepada Tuhan, nanti Tuhan yang kasih haknya. Tuhan yang bisa stel hati suami untuk mengasihi isteri. Kalau masih keras kepala, Tuhan yang jewer telinga suami.

 

Pengalaman kebangkitan itu rela kehilangan nyawa. Mau lakukan kewajibannya sampai rela kehilangan semuanya. “Saya suami sudah korban harga diri, korban perasaan tetapi isteri tidak tunduk-tunduk juga!” yah korban semua sampai korban nyawa. Belum ada di sini suami mengasihi isteri sampai rela mati atau isteri tunduk pada suami sampai rela mati. Jadi lakukan kewajiban sampai korban semua, sampai rela mati maka hak kita di tangan Tuhan. Tuhan tidak pernah menipu!

 

c)      Kewajiban orang tua:

Efesus 6:4

6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Kewajiban orang tua mendidik anak di dalam ajaran dan nasihat Tuhan maka orang tua memperoleh hak yaitu dihormati oleh anak-anaknya. Anak dididik di dalam Firman pengajaran yang benar. Bukan dengan emosi daging, anak tidak turut langsung dihajar, bukan begitu.

Kolose 3:21

3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

 

Boleh marah tetapi sesuai Firman pengajaran yang benar, marah dengan kasih untuk menolong anak. Jangan sudah memaki dan lain sebagainya. Jangan disakit hati anak sampai tawar hatinya. Dia keras daging, bukan keras Fiman. Kita mohon kepada Tuhan bagaimana menasihati anak sesuai dengan nasihat dan didikan Firman pengajaran yang benar. Dinasihati sesuai Firman pengajaran, bukan sesuai ajaran-ajaran nenek moyang. Anak mau menikah harus dinasihati sesuai Firrman pengajaran, bukan sesuai aturan nenek moyang.

 

d)      Kewajiban anak:

Efesus 6:1-2

6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.

6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:

6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

 

Kewajiban anak adalah hormat dan mentaati orang tua dan meringankan beban orang tua. Maka akan memperoleh hak yaitu kasih sayang orang tua serta didikan dari orang tua. Kadangkala anak sebenarnya bukan hormat tetapi takut, karena gerak sedikit dipukul. Begitu orang tua tidak ada, kucing pergi tikus menari-nari. Begitu jauh dari jangkauan orang tua dia lakukan semua yang dilarang.

 

Kadang kita orang tua salah mendidik, dengan mendidik keras kita pikir dia takut. Memang mereka takut waktu kita ada, tetapi begitu tidak ada mereka merasa bebas, merdeka mau bikin apa saja.

 

Kewajiban utama kita lakukan baru hak kita dapatkan. Melayani dulu dalam nikah baru melayani dalam penggembalaan. Jika hak dan upah kita ada di tangan Tuhan, berarti hidup dan nikah kita ada di dalam tangan Tuhan. Suami lakukan kewajiban, dia ada di dalam tangan Tuhan, nanti isterinya ditolong, begitu juga sebaliknya. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, lakukan dulu kewajiban maka hak kita ada di tangan Tuhan. Urusan rumah tangga kita Tuhan yang atur semua.

 

Mungkin anak terlanjur dididik dengan kasar, sekarang sudah jadi berandalan. Lakukan saja dulu kewajiban utama maka hak kita di tangan Tuhan dan Tuhan pasti menolong. Contoh saya dulu kasar, saya maki-maki orang tua. Tetapi setelah orang tua berdamai dengan Tuhan, saya juga berdamai dengan Tuhan bisa Tuhan pulihkan. Anak yang berandalan bisa dijamah oleh Tuhan bahkan menjadi hamba Tuhan meneruskan pelayanan orang tua. Tidak ada perkara yang mustahil.

 

Hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang ada di tangan Tuhan adalah bintang yang ada di tangan kanan Tuhan.

Wahyu 1:16

1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

 

Tetap waspada, ada bintang yang gugur. Apa penyebab hamba Tuhan pelayan Tuhan bisa gugur, kenapa bisa gugur?

a)      Karena seperti anak yang bungsu yang menuntut warisan, menuntut hak.

Lukas 15:12,15

15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.

15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.

 

Ayo melayani jangan menuntut, nanti akibatnya bukan di ladang Bapa lagi tetapi masuk di ladang babi. Bukan duduk di bawah kaki Tuhan tetapi duduk di pinggir jalan, duduk di tepi sungai Babel. Jangan menuntut ini itu, kewajibannya saja dulu kita lakukan. Babi itu simbol kenajisan. Ke ladang babi berarti hidup dalam dosa, menjadi hamba dosa. Dari hamba Tuhan jadi hamba dosa, dari bintang jadi binatang. Itu kalau menuntut. Dalam nikah menuntut terus tidak pernah melakukan kewajiban malah jadi hamba dosa. Karena tidak dapat hak dari isteri tidak dihormati isterinya karena dia juga tidak lakukan kewajibannya, maka ketemu dengan lawan jenis yang hormat tunduk mulai lirik “lebih baik dia dari isteriku” akhirnya jatuh! Atau isteri tidak mendapat hak dari suami karena dia tidak tunduk, ketemu dengan teman pria yang baik “ini lebih baik dari suamiku” akhirnya jatuh, melayani dosa! Kaum muda kalau di rumah tangga tidak pernah melayani, malah menuntut belikan ini itu padahal tidak pernah hormat pada orang tua, nanti hidupnya berakhir di ladang babi, jatuh dalam dosa kenajisan. Saya juga gembala selalu menuntut dihormati tetapi tidak pernah lakukan kewajiban melayani jemaat dengan sungguh-sungguh, nanti berakhir ke ladang babi.

 

Syukur waktu si bungsu di ladang babi dia ingat 1 hal, dia ingat makanan di rumah bapanya.

Lukas 15:16-17

15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.

15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.

Kalau sekarang untuk kita adalah makanan Firman Tuhan. Siang ini mungkin sudah di ladang babi, karena banyak menuntut akhirnya kecemplung dalam dosa kenajisan, hidup dalam kenajisan, ingat kembali Firman itulah makanan di rumah Bapa. Kembali pada Firman, itu yang akan memperdamaikan kita dengan Bapa di Sorga, mendorong kita kembali ke ladang Bapa, kembali melayani Tuhan dengan melakukan kewajiban.

 

Lukas 15:18

15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,

 

Akhirnya dia kembali kepada Bapa dan diberikan pakaian pesta, disembelih lembu tambun dan masuk dalam pesta. Sekarang menunjuk pesta nikah Anak Domba Allah, kita akan dibawa ke sana.

 

Menuntut hak ini menjadi penyebab bintang gugur, hamba Tuhan pelayan Tuhan gugur karena menuntut, menuntut dihargai dan dihormati. Gembala menuntut dihormati dan dihargai oleh pendeta lain akhirnya gugur. Jangan menuntut-menuntut, nantinya bukan dapat berkat malah ke ladang babi.

 

b)      Seperti Esau yang menjual hak sulung untuk sesuatu yang remeh. Esau menjual hak sulung untuk sepiring kacang merah Yakub, padahal dia punya banyak pembantu yang bisa berikan itu. Jangan kita menjual hak kesulungan karena sesuatu yang bisa kita dapatkan, yang sebenarnya tidak memberikan keselamatan kepada kita. Contohnya diajak rekreasi, kita korbankan ibadah demi rekreasi. Kalau ini kita teruskan nanti gugur seperti Esau. Esau tidak mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya sekalipun mencucurkan air mata selamanya.

Ibrani 12:16-17

12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.

12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

 

Mau kembali pada pelayanan sudah tidak bisa, jubahnya sudah diambil Yakub, Yakub yang memperoleh berkat sulung, Esau tidak mendapatkannya. Berkat sulung itu hak untuk menikah, hak untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, mewarisi kerajaan sorga. Esau tidak mendapatkan itu, hidupnya dalam air mata sampai menangis selamanya di neraka. Jangan terjadi dalam kehidupan kita sekalian. Tetapi yang gugur itu pasti diganti dengan yang lain, bintang gugur diganti dengan yang lain. Lucifer bintang timur yang gugur, diganti dengan Yesus bintang timur yang gilang gemilang. Wasti gugur di ganti Ester. Yudas gugur diganti Matias. Jadi kalau sudah gugur, ada penggantinya, dia tidak bisa kembali lagi. Yang sudah melayani lalu sudah hilang dalam pelayanan, maka ada penggantinya sebab Tuhan tidak pernah membiarkan kerajaan sorga itu kosong. Kalau sudah ada penggantinya tidak bisa kembali. Ayo kembali aktif melayani, jangan gugur, tetap berada di tangan kanan Tuhan.

 

2.      Yohanes 12:25-26

12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

 

Menjadi pelayan Tuhan yang mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu bahkan lebih dari nyawanya. Jangan karena masalah yang jasmani, terutama masalah fisik sehingga kita sudah tidak melayani Tuhan lagi. Ayo layani Tuhan bahkan sampai tidak menghiraukan nyawa. Dan pelayan seperti ini dihormati oleh Tuhan. Tuhan tidak hanya mau dihormati tetapi Tuhan juga mau menghormati kita asalkan kita melayani dengan mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu sampai lebih dari nyawa kita. Penyakit tidak menjadi halangan untuk melayani Tuhan, usia tua tidak menjadi halangan untuk melayani Tuhan. Yang masih muda-muda ayo layani Tuhan sungguh-sungguh. Dalam keadaan fisiknya lemah, tetap bisa melayani, bisa menyembah Tuhan. Tetap mengasihi Tuhan lebih dari segala-galanya, tidak mudah terhalang oleh apapun.

 

Yohanes 14:15

14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

 

Bukti kita mengasihi Tuhan kita menuruti segala perintah Tuhan, taat pada segala Firman Tuhan sekalipun harus korban segalanya. Memang sakit bagi daging, korban waktu, tenaga, harta, korban seluruh hidup demi taat pada Firman Tuhan. Tuhan tidak pernah menipu.

 

Petrus rasul yang hebat, dipakai Tuhan luar biasa, sempat melayani tanpa kasih. Sempat gugur, tetapi dapat kesempatan untuk kembali. Dari batu karang yang teguh menjadi batu sandungan. Tanda melayani tanpa kasih seperti Petrus:

a)      Matius 16:23

16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

 

Bandingkan dengan ayat sebelumnya:

Matius 16:18

16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

 

Petrus sempat menjadi batu sandunggan bagi sesama. Menjadi batu sandungan dan tersandung itu sama-sama tanpa kasih. Yang menjadi sandungan dan yang tersandung itu sama saja.

 

Dikatakan Petrus bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah tetapi yang dipikirkan manusia. Ini pelayanan yang hanya menjadi sandungan, pikirannya hanya memikirkan yang daging, hanya mencari yang daging, semua daging, kesenangan daging. Pikiran tertuju pada yang jasmani, kalau melayani dapat apa. Ikut KKR mau dapat apa? Semua diukur dengan daging. Kaum muda melayani Tuhan jangan berpikir hanya untuk menyenangkan daging.

 

Kalau orang yang pikirannya hanya mencari yang daging akan seperti ini:

Matius 16:22

16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

 

Petrus menarik Yesus ke samping. Yesus adalah gembala, seorang gembala seharusnya berjalan di depan tetapi Petrus tidak mau mengikuti Yesus di depan malah dia tarik ke samping. Jadi artinya kalau sudah berpikiran daging pasti sulit untuk tergembala. Sebagai gembala juga seperti itu, kalau mau khotbah 3 macam ibadah di 3 tempat, waktu untuk keluarga bagaimana, untuk kesehatan bagaimana, sehingga sulit untuk tergembala. Tetapi jangan seperti itu, harus mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu, jangan jadi sandungan apalagi mudah tersandung.

 

b)      Markus 14:27-29

14:27 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai.

14:28 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."

14:29 Kata Petrus kepada-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak."

 

Ini artinya merasa lebih hebat dari orang lain. Banyak bicara tetapi tanpa praktek. Seperti Petrus, begitu Yesus ditangkap di taman Getsemani yang potong telinga orang yah Petrus, yang menyangkal juga Petrus. Inilah akibatnya kalau merasa lebih hebat dari yang lain. Jangan terjadi dalam kehidupan kita. Selagi Tuhan masih berikan kekuatan layani Tuhan, bahkan dalam keadaan sudah terbataspun Tuhan berikan kemampuan kepada kita kalau mengasihi Tuhan lebih dari apapun.

 

Lewat 3 kali pertanyaan Yesus didapatilah ternyata Petrus melayani tanpa kasih.

Yohanes 21:15-17

21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

 

3 kali pertanyaan Yesus memulihkan kasihnya Petrus. 3 kali ini menunjuk Firman penggembalaan dalam 3 macam ibadah pokok. Lewat Firman penggembalaan dalam 3 macam ibadah pokok, kasih kita kepada Tuhan dipulihkan. Firman penggembalaan ini sumber dari kasih. Jangan tinggalkan penggembalaan. Kalau tinggalkan penggembalaan kasih merosot, yang meningkat malah kedurhakaan. Mendurhaka dalam nikah, mendurhaka dalam penggembalaan, mendurhaka terhadap pengajaran. Jangan kita seperti itu. Tekuni, nikmati Firman dalam 3 macam ibadah pokok maka kita bisa melayani Tuhan dengan kasih.

 

Praktek melayani Tuhan dengan kasih.

Yohanes 21:18

21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

 

Praktek melayani Tuhan dengan kasih adalah banyak mengulurkan tangan kepada Tuhan. Petrus sempat ulurkan tangan untuk memotong telinga orang. Sekarang harus ulurkan tangan kepada Tuhan. Artinya:

a)      Harus taat kepada kehendak Tuhan sekalipun tidak sesuai kehendak kita. Kehendak kita A, tetapi kehendak Firman Tuhan B, yah lakukan B turuti kehendak Tuhan.

   

b)      I Timotius 2:8

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

 

Bertekun dalam doa penyembahan kepada Tuhan. Disebut orang laki-laki berdoa. Laki-laki itu simbol kekuatan. Artinya kalau kita bisa berdoa menyembah dengan sungguh-sungguh maka Tuhan menguatkan kita untuk taat. Seperti yang ditunjukan oleh Yesus, Dia menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh, malaikat datang itu gambaran Roh Kudus yang menguatkan Yesus untuk melakukan kehendak Bapa sampai mati di kayu salib. Mari kita banyak menyembah Tuhan hari-hari terakhir ini.

 

Kita ulurkan tangan kepada Tuhan, mau taat pada Firman apapun resikonya dan mau menyembah Tuhan dalam situasi kondisi apapun maka Tuhan menguatkan kita untuk bisa taat. Hasilnya:

Mazmur 95:6-7

95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.

95:7 Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!

 

Hasilnya tangan kasih Tuhan menuntun kita semua. Artinya:

a)      Tangan kasih setia Yesus Gembala memberikan daya tahan menghadapi segala tantangan dan himpitan. Sehebat apapun keadaan kita, pandai, punya ijazah, punya kekayaan, punya kedudukan, di hadapan Tuhan kita hanya domba sembelihan. Seperti domba yang sudah diikat keempat kakinya dan sebentar lagi disembelih. Tetapi tangan kasih setia Tuhan Yesus Gembala memberikan daya tahan dan memberikan kemenangan bahkan menjadikan kita lebih dari pemenang.

Roma 8:35-37

8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? 1Penindasan atau 2kesesakan atau 3penganiayaan, atau 4kelaparan atau 5ketelanjangan, atau 6bahaya, atau 7pedang?

8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." 

8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Ada 7 senjata iblis yang kita hadapi hari-hari terakhir ini, krisis di berbagai bidang. Kita tidak mampu berbuat apa-apa tetapi bisa menang.

 

b)      Wahyu 7:17

7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

 

Tangan kasih setia Yesus Gembala Agung menuntun kita sampai ke mata air kehidupan= menuntun kita ke masa depan yang indah dan berhasil, sampai menuntun kita ke takhta Sorga, Yerusalem Baru, di mana tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi ratap tangis, hanya bahagia bersama Yesus selamanya. Dituntun di sini berarti disucikan, dibaharui, sampai disempurnakan.

Wahyu 22:7

22:7 "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"

 

Biarlah kita tergembala, layani Tuhan dengan kasih. Pertanyaan siang ini apakah kita melayani Tuhan dengan kasih atau tanpa kasih. Apapun yang kita kerjakan kalau tanpa kasih tidak ada gunanya. Hebat melayani tetapi kalau jadi sandungan dan gampang tersandung tidak ada gunanya. Apalagi kalau kita merasa lebih dari yang lain, tidak ada gunanya! Biarlah kita mau belajar melayani seperti Petrus, lewat koreksi Firman penggembalaan dalam 3 macam ibadah Petrus dipulihkan kasihnya. Dia bisa taat, bisa mengulurkan tangan dan hanya menyembah Tuhan dalam segala situasi kondisi. Maka tangan kasih setia Tuhan diulurkan kepada kita, menuntun kita, menjadikan lebih dari pemenang, sampai berhasil menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar