20231126

Kebaktian Kaum Muda, Minggu 26 November 2023 Pdt. Handri Legontu


Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Keluaran 14:26-31

14:26 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda."

14:27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut.

14:28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka.

14:29 Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut.

14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.

 

Pasal ini dalam Tabernakel kena pada bejana pembasuhan, bejana pembasuhan artinya masuk baptisan air yang benar. Apa itu baptisan air yang benar? Ayat-ayat yang kita baca tadi bicara hidup atau mati. Orang Israel hidup di darat dan orang Mesir mati di laut. Orang Israel adalah orang yang diperbudak oleh Mesir, kemudian mereka bebas, orang Mesir malah binasa. Jadi baptisan air yang benar adalah menguburkan hidup lama yang diperbudak oleh dosa untuk bangkit dalam hidup baru, hidup yang terlepas dari dosa. Kita periksa hidup kita, sebelum masuk dalam baptisan air bagaimana hidup kita? Setelah dibaptis hidup kita harusnya merdeka dari dosa, lepas dari dosa, bukan mengulang-ulang dosa. Sudah dibaptis tetapi keadaannya sama saja seperti belum dibaptis, berdusta tetap berdusta dan lain-lain.

 

Di sini penentunya adalah hati kita. Banyak orang baptisan airnya hanya ikut-ikutan, hanya didorong orang tua atau syarat untuk menikah dan lain sebagainya. Baptisan air itu membersihkan hati nurani.

Ibrani 10:22

10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

 

Air yang murni menunjukan baptisan air. Baptisan air itu membersihkan hati yang jahat yang diperbudak oleh dosa maka kita memiliki hati nurani yang baik.

I Petrus 3:20-21

3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 

3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,

 

Hati itu adalah bagian dalam. Kalau istilah Petrus itu manusia batiniah yang tersembunyi dalam perhiasan rohani.

I Petrus 3:3-5

3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,

3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

 

Apa itu praktek hati nurani yang baik?

1.      Tunduk atau taat pada Firman Tuhan apapun resikonya yang dihadapi sampai daging tidak bersuara lagi. Kadangkala kita tunduk pada Firman ketika enak bagi daging. Ketika Firman tidak cocok pada keinginan kita mulai tidak taat dan protes “masak tidak boleh begitu?”. Tunduk itu mulai dari praktek sehari-hari, sebagai anak tunduk pada orang tua. Dalam penggembalaan jemaat tunduk pada gembala, mau diatur. Jadi pesuruh Tuhan bukan jadi perusuh. Dalam masyarakat tunduk pada pemerintah yang adalah wakil Allah di dunia ini.

 

2.      Lemah lembut. Bukan diukur dari kata-kata lembut dan halus, itu lemah lembut. Tidak seperti itu. Arti lemah lembut:

a)      Yakobus 1:21

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 

Bisa menerima Firman sekeras apapun demi keselamatan jiwa kita. Buat apa kami hamba Tuhan menyampaikan Firman keras kalau cuma mau cari gara-gara mau singgung jemaat. Tujuannya bukan itu, tetapi demi keselamatan sidang jemaat yang mendengar dan juga saya. Jadi kalau menerima Firman yang keras kita selamat, kalau menolak Firman yang keras tidak selamat. Bukti kita menerima Firman dengan lemah lembut, begitu Firman menunjuk kesalahan dan dosa kita langsung ada tindak lanjutnya, langsung kita mengakuinya kepada Tuhan dan sesama dengan rendah hati. Kadang ada yang mengakui dosa tetapi malah salahkan orang lain.

 

b)      Bisa mengampuni dosa orang lain dan melupakan. Rugi kita mau bawa-bawa dosa orang lain lebih baik lupakan. Orang yang berbuat dosa sudah mengaku, sudah tenang hatinya, kita malah ungkit-ungkit dosanya, ingat terus, sampai dibawa mimpi, kita yang rugi.

 

3.      Tenteram atau diam. Artinya tidak berkomentar negatif terhadap Tuhan dan terhadap Firman saat menghadapi ujian. Kalau ketika diperhadapkan ujian lalu berpikir Tuhan kenapa saya begini, lalu mengomel, itu berarti belum diam. Kalau ada salah dosa kita segera selesaikan, kalau tidak ada, diam dan sabar. Tenteram itu pasangannya sabar menunggu waktu Tuhan pada waktunya.

 

Ketiga praktek ini merupakan tabiat Kristus. Jadi baptisan air bukan sekedar kita diselamkan lalu keluar dari dalam air dan diberikan surat baptisannya, tetapi baptisan air itu merupakan penyalutan manusia batiniah kita dengan tabiat Kristus. Tidak kelihatan lagi dagingnya, yang kelihatan tabiat Kristus. Orang melihat kita menjadi surat Kristus.

Galatia 3:26-27

3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.

3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.

 

Puncak penyalutan kita tampil sebagai Tabut Perjanjian yang menyatu dengan tutupnya sehingga terjadi Shekina Glory, sinar kemuliaan. Dulu Tuhan menyuruh Musa membuat tabut dari kayu penaga, kayu itu menggambarkan kita manusia daging. Tetapi disalut dengan emas. Salutnya dari dalam baru keluar. Manusia batiniah duluan disalut, kemudian bagian luarnya disalut dengan emas, tidak kelihatan lagi dagingnya, sudah bersalutkan Kristus. Itulah tujuan baptisan air. Makanya orang Mesir harus mati semua dan orang Israel keluar menuju Kanaan. 1 saja orang Mesir hidup itu berbahaya, berarti masih bertabiat daging. Makanya harus mati semua tabiat daging kita dan kita menuju Kanaan Samawi, Yerusalem yang baru.

 

Hati nurani yang baik itu adalah landasan yang kuat untuk menerima berkat-berkat dari Tuhan. Seperti bangsa Israel ketika sudah keluar dari Mesir lalu menyeberangi laut Teberau, di padang gurun mereka diberkati, ada manna, ada perlindungan, ada tiang awan, ada tiang api. Di padang gurun yang panas, mereka dinaungi Tuhan. Siang hari dinaungi tiang awan, tidak kepanasan. Malam hari dingin, dinaungi dengan tiang api supaya tidak kedinginan.

 

I Petrus 3:22

3:22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.

 

Yesus naik ke sorga, kelak kita juga akan ke sana duduk bersanding dengan Yesus. Yesus naik ke sorga sementara memberkati, jadi hati nurani yang baik adalah landasan yang kuat untuk menerima berkat. Secara jasmani Tuhan berkati. Kami hamba Tuhan kalau tidak kuat hatinya, begitu diberkati secara jasmani banyak yang sombong. Landasannya tidak kuat, berkatnya hancur, hidup juga hancur. Tetapi kalau hati nurani kuat maka berkat-berkat dicurahkan, berkat dari sorga, berkat pemeliharaan dan perlindungan, berkat masa depan yang indah dan berhasil.

 

Bangsa Israel begitu keluar dari laut Teberau, sampai di padang gurrun mereka menerima hujan manna dicurahkan. Itu berkat secara rohani yaitu pembukaan rahasia Firman. Sebagai hamba Tuhan, Tuhan semakin membukakan rahasia Firman Tuhan. Sidang jemaat bisa menerima pembukaan rahasia Firman dan dipraktekan. Sehingga pembukaan rahasia Firman bukan untuk menjadi kebanggaan, bukan disombongkan tetapi untuk dipraktekan.

 

Berkat secara juga jabatan pelayanan dari Tuhan, semakin dipakai Tuhan. Jadi tidak bangga, tidak sombong. Buat apa iri melihat orang lain dipakai oleh Tuhan. Kalau lihat orang lain dipakai mulai iri “masa cuma dia yang dipakai, saya juga bisa!”. Banyak yang melayani dengan roh persaingan. Memang pelayanan rohani, tetapi bukan untuk bersaing ‘saya paling menonjol’. Sama seperti murid-murid Yesus, Yakobus dan Yohanes meminta tempatkanlah aku di sebelah kanan dan kiri Tuhan Yesus, lalu yang lain di mana tempatnya? Mereka mau jadi yang terbesar. Tetapi Yesus katakan kalau kamu mau jadi yang terbesar, jadilah yang terkecil, melayani.

 

Kalau landasannya kuat maka itu juga sebagai landasan yang kuat mengangkat kita sampai ke takhta Allah. Artinya kita semakin dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Semakin dipakai semakin rendah hati, semakin dipakai tambah rendah hati, rohani semakin terangkat. Sampai kita tidak melihat dan tidak memusingkan lagi yang jasmani, tidak terikat dengan perkara yang dunia. Sampai ketika Yesus datang kita terangkat di awan-awan, masuk pesta nikah Anak Domba Allah, kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan, kita layak duduk bersanding dengan Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Kaum muda silahkan sekolah setinggi-tingginya, silahkan kerja segiat-giatnya, tetapi pandangan kita jangan melihat perkara di dunia ini. Ini tergantung baptisannya benar atau tidak. Kalau baptisannya benar, pandangannya bukan kepada dunia, pandangannya kepada Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Pandang pelayanan, pandang yang rohani. Dunia ini hanya tempat persinggahan kita sementara. Kalau diberkati dengan mobil 10 roda itu cuma sementara, tidak akan dibawa ke sorga. Jadi bukan itu yang kita lihat.

 

Jadi penyalutan tabiat Kristus tidak hanya separuh jalan tetapi sampai kayu tidak terlihat lagi, berarti sampai daging kita tidak terlihat lagi. Sesudah masuk baptisan air tidak berhenti sampai di situ, penyalutan masih berlanjut, di mana tempat penyalutan? Di dalam penggembalaan. Orang yang sudah dibaptis harus tergembala. Bangsa Israel setelah keluar dari laut Taberau mereka menikmati roti manna, itu menunjuk Firman penggembalaan. Di dalam penggembalaan kita disalut dengan pribadi Tuhan Yesus Kristus. Istilah rasul Paulus mengenakan perlengkapan senjata terang.

Roma 13:12-14

13:12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!

13:13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.

13:14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

 

Mesir itu artinya hitam, kegelapan! Semua kegelapan kita buang, tenggelamkan di laut Teberau.

 

Di dalam penggembalaan di situ kita disalut dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang. Ketekun dalam 3 macam ibadah:

1.      Pelita emas, menunjuk ketekunan dalam Ibadah raya, kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dengan urapan dan karunia-karuniaNya. Di situ kita bersalut dengan terang Roh Kudus. Mempelai wanita Tuhan bermahkotakan 12 bintang, berarti pikirannya terang, tidak kotor lagi.

 

2.      Meja roti sajian, menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah dalam Firman pengajaran dan dalam KorbanNya. Di situ kita bersalut dengan terang penebusan. Itu menunjukan terang bulan di bawah kaki, artinya langkah hidupnya terang, perjalanan hidupnya terang. Perjalanan hidup yang gelap itu tidak cinta damai.

Roma 3:15-17

3:15 kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.

3:16 Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,

3:17 dan jalan damai tidak mereka kenal;

 

Benci orang, rugikan orang, itu berarti tidak punya terang penebusan.

 

3.      Mezbah dupa emas, menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihnya, kita bersalut dengan terang kasih Allah. Kasih Allah itu terang matahari, hatinya tidak ada lagi yang gelap, hati yang penuh kasih.

 

Daging yang bagaimana yang harus dibungkus dengan terang Roh Kudus, terang penebusan dan terang kasih Allah?

1.      Iri hati dan perselisihan. Kalau sudah ada iri hati dan perselisihan pasti timbul kebencian sampai kebencian tanpa alasan. Pokoknya apapun yang diperbuat mau baik atau tidak, tetap jahat di matanya.

 

Dalam suatu perselisihan bisa kita lihat dan bisa kita nilai siapa yang benar dan siapa yang salah. Seumpama dalam rumah tangga ada perselisihan, apalagi yang jumlah saudaranya banyak, bisa dilihat siapa yang benar siapa yang salah. Orang yang benar pasti diam. Dia tidak usah bela diri karena dia tahu Tuhan yang bela. Seperti Yesus difitnah, diserahkan untuk disalibkan, dalam sidang Yesus dituduh macam-macam, dia ini penghasut, pemberontak, pemecah bela dan macam-macam, tetapi Yesus diam. Ketika Yesus dicaci maki, Dia tidak membalas dengan caci maki. Sebaliknya orang yang salah akan cari banyak dukungan, banyak bergosip, banyak memfitnah, banyak menghasut dan sebagainya, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya. Dari situ kelihatan siapa yang sudah bersalut dan yang masih daging. Kalau orang memfitnah saya belajar diam saja.

 

Iri dan perselisihan kalau tidak diselesaikan, menambah dosa-dosa lain masuk. Iri hati dan perselisihan bagaikan membuka keran yang dibuka sehingga dosa-dosa yang lain masuk.

II Korintus 12:20-21

12:20 Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya 1perselisihan, 2iri hati, 3amarah, 4kepentingan diri sendiri, 5fitnah, 6bisik-bisikan, 7keangkuhan, dan 8kerusuhan.

12:21 Aku kuatir, bahwa apabila aku datang lagi, Allahku akan merendahkan aku di depan kamu, dan bahwa aku akan berdukacita terhadap banyak orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat dari 9kecemaran, 10percabulan dan 11ketidaksopanan yang mereka lakukan.

 

Kalau ditotal ada 11, 11 itu angka penghambat persekutuan Tubuh Kristus. Angka 12 itu angka persekutuan. Dari 12 anak laki-laki Yakub, Yusuf dijual ke Mesir dan yang 11 ada di tanah Kanaan. Tuhan tidak mau jumlahnya tetap 11, Tuhan mau genap 12. Terjadilah pendamaian di Mesir sehingga mereka lengkap 12. Kemudian ada 12 murid Yesus, Yudas si pengkhianat mati gantung diri, diganti 1 yaitu Matius sehingga kembali menjadi 12.

 

2.      Pesta pora, kemabukan, percabulan dan hawa nafsu = dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Sekarang ini luar biasa dosa ini. Anak muda, anak remaja, anak kecil, orang tua, orang lansia, orang sehat, orang sakit, tetap dosa ini begitu luar biasa mau menghancurkan.

 

Semuanya adalah perbuatan kegelapan. Kita buang dan kita kenakan terang Yesus Kristus. Jangan keluar dari penggembalaan, terus bertekun dalam penggembalaan maka terang itu akan semakin besar. Semakin besar terangnya ada bonus semakin besar sayap kita. Mempelai Wanita Tuhan itu bersalut terang, ada terang bintang itulah Roh Kudus, terang bulan itu terang penebusan dan terang matahari itu terang kasih Allah. Lalu dikaruniakan 2 sayap burung nazar yang besar. Terangnya semakin besar sampai kita menjadi terang dunia sama seperti Yesus terang dunia, maka Tuhan berikan kita 2 sayap burung nazar yang besar untuk menyingkirkan kita jauh dari antikristus.

 

Penyalutan terakhir adalah penyalutan kasih Yesus. Sebab dari imam, pengharapan dan kasih, yang terbesar adalah kasih. Kasih itu yang menyatukan dan menyempurnakan.

Kolose 3:14

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Kasih dari Yesus itu kasih dari kayu salib. Mengapa kita harus bersalut kasih Yesus?

1.      Orang yang tergembala itu seperti domba sembelihan, tidak berdaya dan menghadapi bahaya maut. Kalau begitu tidak mau tergembala? Kalau tidak mau tergembala itu sudah binasa!

Roma 8:35-37

8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." 

8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

 

Jadi mengapa kita harus bersalut kasih Yesus? Karena orang yang sudah tergembala, dia bagaikan domba sembelihan yang tidak berdaya, banyak pergumulan kita hadapi. Terutama kita menghadapi bahaya maut, maut secara tubuh, kecelakaan, wabah penyakit, virus dan lain-lain. Kita juga menghadapi maut secara rohani, dosa-dosa dan ajaran palsu sekarang ini begitu luar biasa menghantam siapa saja. Orang yang dipakai luar biasa bisa tiba-tiba hilang kena maut dosa dan maut ajaran palsu. Sampai menghadapi aut yang kekal itulah neraka. Jarak kita dengan maut hanya 1 langkah, 1 denyut jantung. Sebab itu perlu penyalutan kasih Allah. Tetap tergembala supaya kita disalut dengan Firman, Roh dan Kasih Allah.

 

2.      Supaya kita tidak terpisah dari Yesus. Jangan mau terpisah dari Yesus 1 detikpun. Kita butuh kasih Yesus, kasih yang sekuat maut. Saat mau kuliah, mau kerja, ambil motor, berdoa dulu. Bisa saja begitu keluar dari halaman rumah ada maut di situ. Di kampus, di tempat kerja ada maut di situ. Baik maut secara tubuh, maupun maut secara rohani yaitu dosa, dosa ajaran palsu. Kita hadapi banyak tantangan, kita butuh kasih sekuat maut.

 

3.      Supaya kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai bisa mengasihi musuh. Bukan kita yang memusuhi, tetapi orang yang memusuhi kita. Kalau sudah seperti itu berarti kita sudah berpindah dari maut kepada terang.

Matius 5:43-45

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

 

Ini kasih Allah, kasih yang sempurna, kasih matahari. Kita tidak lagi membenci, tidak ada lagi kebencian. Sesakit apapun tetapi kita tidak mau lagi membenci, kita memandang orang itu dengan pandangan belas kasihan. Dia sudah menyakiti saya dengan luar biasa, kita bisa doakan dengan sungguh-sungguh, kita tangisi di bawah kaki Tuhan. Apalagi kalau yang menyakiti kita itu orang yang terdekat dalam keluarga. Mungkin orang tua, kakak, adik, yang sudah menikah mungkin isteri, mungkin suami. Bukan mau kita usir, putus tali silahturahmi, putus kekeluargaan, tidak! Kita doakan dia, berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Koq enak, kalau didoakan lalu dia sehat dan diberkati tambah dia aniaya saya? Bukan seperti itu, Tuhan yang akan membela, Tuhan tahu bagaimana caranya merubah orang itu atau menghukum orang itu kalau tidak berubah. Tugas kita berdoa, kalau perlu puasa, kita bawa di bawah kaki Tuhan, kita berpindah dari kebencian, dari maut ke dalam terang

I Yohenas 3:14-15

3:14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.

3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

 

Pindah dari maut kepada hidup, dari gelap kepada terang. Yakinlah kalau ada terang Roh Kudus, terang penebusan, terang kasih Allah, mampu menembusi kegelapan di dunia ini. Kaum muda mungkin menghadapi masa depan yang gelap, tidak tahu mau bagaimana. Saya sudah lulus tetapi tidak tahu mau kerja di mana, sudah mau kuliah tetapi tidak ada biaya dan lain sebagainya. Banyak kegelapan kita hadapi, tetapi kalau ada terang Roh Kudus, terang penebusan dan terang kasih Allah, semua kegelapan bisa ditembusi. Ada masa depan yang terang, masa depan yang baik dan berhasil pada waktunya.

 

Teruslah tergembala, menghadapi tantangan dan pergumulan tetap tergembala, kita hanya domba sembelihan. Yang kita butuh kasih Tuhan, kasih Yesus kasih yang sempurna.

 

 

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar